PE Kelompok 2 4B
PE Kelompok 2 4B
PEREKONOMIAN
INDONESIA Anggota Kelompok
7.2 Masa Presiden Abdurrahman Wahid/Gus Dur (20 Oktober 1999 s/d 23 Juli 2001)
Perekonomian kala itu butuh perhatian serius dalam penanganannya, salah satunya sektor monoter. Menyadari betapa beratnya mengelola sektor
moneter, maka untuk mengatasi krisis moneter dan memperbaiki ekonomi Indonesia, dibentuk Dewan Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk
memecahkan perbaikan ekonomi Indonesia yang belum pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan.
7.3 Masa Presiden Megawati Soekarnoputri (23 Juli 2001 s/d 20 Oktober 2004)
Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi perekonomian Indonesia yang jauh lebih buruk dari pada masa pemerintahan Gus Dur. Hal itu ditunjukkan
dengan adanya inflasi dan rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri maupun swasta.
Selain itu, nilai tukar rupiah yang masih fluktuatif, dan indeks harga saham gabungan yang cenderung menurun.
Untuk mengatasi masalah ini, kebijakan yang dilakukan adalah meminta penundaan utang pada pertemuan paris Club ke-3 dan mengalokasikan
pembayaran utang luar negeri. Megawati juga berhasil memperbaiki kinerja ekspor. Untuk mengatasi krisis moneter, Megawati berhasil menaikkan
pendapatan perkapita sebesar US$930, dan menurunkan kurs mata uang rupiah menjadi Rp8.500. Untuk mengatasi korupsi, dibentuk Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
7.4 Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004 s/d20 Oktober 2014)
Pada masa jabatannya, Indonesia mengalami sejumlah bencana alam seperti gelombang tsunami, gempa bumi, banjir, dan tanah
longsor. Semua ini merupakan tantangan tambahan bagi presiden yang masih bergelut dengan upaya dengan memulihkan
kehidupan ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat. Kebijakan yang diambil Presiden SBY justru kebijakan yang tidak populer.
Terdapat dua kebijakan yang dianggap kontroversial, yaitu: 1). Kebijakan mengurangi subsidi BBM, 2). Kebijakan bantuan
langsung tunai (BLT).
Kebijakan yang lain yang ditempuh adalah untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Masih ada kebijakan-kebijakan lain dalam
bidang ekonomi, seperti: pembayaran utang secara bertahap kepada PBB, pembelian kembali saham BUMN, pelayanan Usaha
Kecil Menengah (UKM) bagi rakyat kecil, memudahkan sektor pariwisata dengan mencanangkan Visit Indonesia 2008, pemberian
bibit unggul pada petani.