Anda di halaman 1dari 14

ELEMEN-ELEMEN DALAM MODEL KOMUNIKASI,

PUBLIK DAN OPINI PUBLIK


Ringkasan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen
hubungan layanan publik program studi manajemen pendidikan islam fakultas
tarbiayah dan ilmu keguruan

IAIN PALOPO

Oleh :
Kelompok IV
Karbiana 1902060042
Rahma Sarita 1902060049
Lutfia Ilham 1902060039
Nur Alfiah Has 1902060036
Laelatul Qomari Farma 1902060053
Abdurrasyid 1902060058
Isra 1902060060

Dosen pengampu:

Firman Patawari, S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan
kepada saya sehingga saat ini saya masih bisa menyelesiakan makalah yang diberikan
oleh dosen . Sholawat dan salam selalu saya curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Sebagai suri tauladan bagi setiap insan.

Adapun materi dalam makalah ini di ambil dari beberapa dari internet dimana
berkaitan dengan materi yang akan saya bahas. Materi yang akan saya bahas tidak
lain adalah tentang “motivasi kerja”. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
saya ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun tetap kami nantikan dari teman-teman sekalian sekaligus kepada dosen
kita.

Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan nilai tambah kepada para
pembacanya.

Palopo,02 November 2021

Penyusun
PEMBAHASAN

A. ELEMEN-ELEMEN DALAM KOMUNIKASI


a. Pengertian

Elemen

Elemen merupakan sesuatu yang menjadi bagian dalam suatu unsur yang
mana dalam hal ini merupkan sesuatu yang penting dalam suatu perkara.

Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses bagaimana individu dalam bekerjasama


dan berhubungan dengan seseorang. Setiap individu memiliki pengalaman
yang berbeda. Apabila seseorang menyampaikan pengalamannya kepada
orang lain, itu dinamakan komunikasi(Rezki Perdani Sawai & Sapora Sipon
2010).

Istilah "komunikasi" berasal dari bahasa Latin "komunis," yang artinya


"biasa”. Oleh karena itu , "untuk berkomunikasi" bermaksud "untuk membuat
persamaan" atau "untuk diketahui", "untuk bekerjasama " dan termasuk lisan,
interaksi manusia tanpa lisan dan elektronik. Ia adalah pertukaran informasi
yang bermakna antara dua atau sekumpulan orang. Selain itu, definisi
komunikasi juga adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dalam
memberi atau menerima informasi dari orang lain tentang keperluan,
keinginan, persepsi, pengetahuan, atau keadaan afektif. Komunikasi mungkin
disengajakan atau tidak disengajakan, mungkin melibatkan isyarat
konvensional atau tidak konvensional, boleh mengambil bentuk linguistik
atau bukan linguistik, dan mungkin berlaku melalui cara berbicara atau lain-
lain. Pertukaran idea dan pendapat boleh berasal dari gerak isyarat, tanda,
isyarat, ucapan atau tulisan (John Velentzas dan Georgia Broni 2014).
Komunikasi dalam pengertian Islam mempunyai nilai yang dikaitkan dengan
baik dan buruk, diperintah oleh Allah SWT seperti mana melalui beberapa
prinsip yang mempunyai hubungan ber kaitan dengan akhlak, dan, bercakap
besar dan sebagainya (Hashim Fauzy Yaacob 2001).

Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dari seseorang


kepada orang lain. Sehingga terjadinya pertukaran informasi antar pihak satu
dengan pihak lainnya.

b. Elemen-elemen komunikasi

Secara linear proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat elemen atau


komponen sbb:

1. Sumber /pengirim pesan/komunikator , adalah seseorang atau sekelompok


orang atau suatu organisasi/institusi yang mengambil insiatif
menyampaikan pesan.
2. Pesan, adalah berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau
secara lisan, gambar,angka, gestura/gerakan.
3. Saluran, adalah sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian
/pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat,surat kabar, majalah,
TV, gelombang udara dalam konteks komunikasi antara pribadi secara
tatap muka)
4. Peneriman/komunikan, adalah seseorang atau sekelompok orang atau
organisasi/institusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.

Selain keempat elemen diatas ( sering disebut sebagai model S-C-M-R atau
Source-Message- Channel-Recceiver) ada 3 elemen atau faktor lainnya yang
juga penting dalam proses komunikasi yakni:

1. Efek /akibat/dampak/hasil yang terjadi pada pihak penerima/ komunikan


2. Umpan balik /feedback, yakni tanggapan balik dari pihak penerima
/komunikan atas pesan yang diterima.
3. Gangguan /noise yakni faktor-faktor fisik atau psikologis yang dapat
mengganggu atau menghambat kelancaran proses komunikasi.

Adapun elemen-elemen lainnya dari proses komunikasi

1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang menggunakan kata-
kata,baik itu secara lisan maupun secara tulisan. Komunikasi verbal
meupakan komunikasi yang paling banyak digunakan antar manusia,
untuk mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan,fakta,data,
dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan
pemikiran,saling berdebat dan bertengkar.

Kata dan bahasa merupakan unsur yang sangat penting dalamkomunikasi


verbal.
Beberapa jenis komunikasi verbal, yakni:
1. Berbicara dan menulis
Berbicara merupakan komunikasi verbal vocal seperti presentasi
dalam ruang kelas, sedangkan menulis merupakan komunikasi verbal
non vocal seperti surat menyurat.
2. Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal disebut juga isyarat atau bahasa diam.melalui
komunikasi verbal kita dapat mengetahui suasana emosional
seseorang apakah ia sedang bahagia,sedih, marah ataupun bingung.
Kesan awal kita mengenal seseorag didasarkan pada nonverbalnya,
yang mendorong kita untuk mengenal lebih jauh. Komunikasi
nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan-pesan
nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau
symbol-simbol nonverbalsangat sulit untuk ditafsirkan daripada
symbol verbal. Bahasa verbal sealur dengan bahasa nonverbal seperti
ketika kita mengatakan “iya” pasti kepala kita mengangguk.
Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal-hal yang mau
diungkapkan secara spontan.

Jenis-jenis komunikasi nonverbal yakni:


1. Sentuhan
Sentuhan atau tactile message, merupakan pesan
nonverbal,nonvisual, dan nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah
kulit, yang mampu menerima dan membedakan berbagai emosi
yang disampaikan orang melalui sentuhan.
2. Komunikasi objek
Penggunakan komunikasi objek yang sering digunakan adalah
pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang
digunakannya, walaupun ini merupakan bentuk penilaian terhadap
seseorang hanya berdasarkan persepsi.
3. Kronemik
Kronemik merupakan bagaimana komunikasi non verbal yang
dilakukan ketika menggunakan waktu, yang berkaitan dengan
peranan budaya dalam konteks tertentu.
4. Gerakan tubuh
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk mengantikan suatu kata
atau frasa. Beberapa bentuk dari kinestetik biasanya dilakukan
secara sengaja.
5. Proxemik
Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang digunakan ketika
berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau
lokasi posisi berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa dekat
tingkat keakraban seseorang dengan orang lain. Jarak dapat
mengartikan hubungan seseoarang.

Richard West dan Lynn H. Turner pada introducing


communication theory (2007) membagi zona proxemik pada
berbagai macam pembagian,yaitu:
a. Jarak intim, ajarknya dari 0-45 cm. jarak komunikasi ini
dianggap terlalu dekat sehingga jarang digunakan didepan
umum.
b. Jarak personal, jaraknya 45-120 cm. jarak ini menentukan
batas kendali fisik atas orang lain. Yang bisa dilihat rambut,
pakaian, gigi, muka. Bila ruang ini diganggu , kita sering
merasa tidak nyaman.
c. Jarak sosial , jaraknya 120-360 cm.
d. Jarak public , jaraknya 360-750 cm.
6. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunkan untuk menyampaikan pesan-
pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang,
jarak,temperatur, penerangan dan warna.
7. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah
ucapan,yaitu cara berbicara. Misalnya nada berbicara,kualitas
suara,intonasi dan lain-lain.
B. PUBLIK DAN OPINI PUBLIK
a. pengertian public

Istilah publik mempunyai arti sempit yang mewakili kelompok atau khalayak
tertentu/terbatas sebagai objek sasarannya. Publik adalah sekelompok orang yang
menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan
yang sama. Publik melakukan interaksi secara tidak langsung melalui alat-alat
komunikasi, pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio,
televisi dan film. Alat-alat penghubung ini memungkinkan publik mempunyai
pengikut yang lebih luas

dan lebih besar jumlahnya (dalam Olii, 2011: 21). Publik dapat merupakan
group kecil, terdiri atas orang-orang dengan jumlah sedikit, juga dapat merupakan
kelompok besar. Biasanya individu-individu yang termasuk dalam kelompok itu
mempunyai rasa solidaritas terhadap kelompoknya, walaupun tidak terikat oleh
struktur yang nyata, tidak berada pada suatu tempat atau ruangan dan tidak
mempunyai hubungan langsung. Istilah publik atau “public” dalam bahasa Inggris
tidak mempunyai arti yang sama dengan istilah “masyarakat” atau “society” dalam
bahasa Inggris. Masyarakat atau “society” menurut J.B.A.F. Mayor Polak (dalam
Abdurrachman, 2001: 28) adalah wadah seluruh antar hubungan sosial dengan
seluruh jaringannya dalam arti umum, tanpa menentukan suatu batas tertentu.

b. Opini Publik

Noelle-Neumann mendefenisikan opini publik adalah sikap atau tingkah laku


yang ditunjukkan seseorang kepada khalayak jika ia tidak ingin dirinya terisolasi;
dalam hal kontroversial, opini publik adalah sikap yang ditunjukkan seseorang
kepada khalayak tanpa harus membahayakan dirinya sendiri yaitu berupa pengucilan
(dalam Morissan, 2008: 72). Untuk mengembangkan opini publik yang positif
terhadap suatu badan publik harus diberi peneranganpenerangan yang lengkap dan
objektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga
dengan demikian akan timbul pengertian daripadanya. Selain dari pendapat-pendapat
dan saran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan
dihargai.

Menurut Emory Begardus opini publik adalah hasil pengintegrasian pendapat


berdasarkan diskusi yang dilakukan didalam masyarakat demokratis. Opini publik
bukan merupakan seluruh jumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan,
dengan demikian berarti:

a. Opini publik itu bukanmerupakan kata sepakat (senstemimig, unanimous)

b. Tidak merupakan jumlah pendapat yang dihitung secara “numerical” yakni berapa
jumlah orang terdapat dimasing-masing pihak, sehingga mayoritas opini dapat
disebut opini publik.

c. Opini publik hanya dapat berkembang dinegara-negara demokratis dimana terdapat


kebebasan bagi tiap individu untuk menyatakan pendapatnya dengan lisan, tertulis,
gambar-gambar, isyarat dan lambang-lambang lainnya yang dapat dimengerti (dalam
Abdurrachman, 2001: 51-52).

Kebebasan menyatakan opini pengembangannya dimasyarakat tidak akan


lepas dari sistem pers yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Dinegaranegara
demokratis terdapat “freedom of the pers”, sehingga opini yang dinyatakan publik
dapat dikembangkan atau disebarluaskan dengan melalui pers (termasuk radio, film
dan televisi bahkan fotografi). William Albig mengemukakan bahwa opini publik
adalah hasi daripada interaksi antara individu-individu dalam kelompok apa saja. Ini
berarti bahwa opini publik itu timbul karena adanya interaksi antara individu-individu
yang menyatakan pendapatnya (dalam Abdurrachman, 2001: 51)

c. Ruang lingkup opini public

Opini publik adalah pengumpulan citra yang diciptakan oleh proses


komunikasi. Gambaran tentang sesuatu akan menimbulkan banyak tafsir bagi para
peserta komunikasi. Sesuatu akan berbentuk abstrak atau konkret dan selalu bermuka
banyak atau berdimensi jamak karena adanya berbagai perbedaan penafsiran
(persepsi) yang terjadi di antara peserta komunikasi. Pergeseran citra pada opini
publik ini tergantung pada siapa saja yang terlibat dalam proses komunikasi. Setiap
kali jaringan komunikasi berubah, opini publik juga berubah. Perubahan opini publik
merupakan “dinamika komunikasi”, sedangkan substansi opini publik tidak berubah.
Substansi tidak berubah karena ketika proses pembentukan opini publik berlangsung,
pengalaman dari peserta komunikasi itu telah terjadi.

Redi Panuju (2002) menegaskan pergeseran yang terjadi dalam opini publik
disebabkan oleh beberapa faktor:
1.Fakto Psikologis
Tidak ada kesamaan antara individu yang satu dengan lainnya, yang ada hanya
kemiripan yang memiliki banyak perbedaan. Perbedaanmas antar individu yang
meliputi hobi, kepentingan, pengalaman, selera, dan kerangka berpikir menjadikan
setiap individu berbeda bentuk dan cara merespon stimulus atau rangsangan yang
menghampirinya. Perbedaan faktor psikologis menyebabkan pemaknaan terhadap
kenyataan yang sama bisa menghasilkan penyandian yang berbeda-beda. Bisa saja
output komunikasi tidak sama dengan input komunikasi karena perbedaan beberapa
unsur yang bekerja dalam seleksi internal yang meliputi dimensi pemikiran (kognisi)
dan dimensi emosi (afeksi).
Sebagian masalah mampu mengundang opini publik, sebagian lain tidak. Setiap
masalah mempunyai bobot yang berbeda-beda. Masalah bisa hilang begitu saja
karena publik tidak tertarik pada isu tertentu. Masalah bisa menyempit, bisa juga
melebar karena ada kecenderungan “hiper-realitas” dalam komunikasi. Hiper-realitas
adalah kecenderungan membesarkan sebagian fakta dan sekaligus menyembunyikan
fakta yang lain. Proses psikologis bisa menghasilkan pergeseran makna atas realitas
tertentu. Itulah sebabnya, dalam opini publik sering simbol verbal tidak berhubungan
sama sekali dengan kenyataan. Hal ini terjadi karena opini publik semata-mata
merupakan hasil penyandian individu-individu.

2.Faktor Sosiologi Politik

Opini publik terlibat dalam interaksi sosial.

a. Opini publik menunjukkan citra superioritas


b. Siapa yang menguasai opini publik, maka ia akan mengendalikan orang
lain. “Menguasai” bersifat dinamis dan relatif. Artinya, publik akan
cenderung berpihak pada kelompok atau individu yang paling memiliki
kedekatan hubungan.

b. Opini publik menunjukkan keikutsertaan individu ke kejadian


tertentu
Melalui keikutsertaan ke dalam opini publik, individu merasa terwakili
keberadaannya. Melalui opini publik, individu juga merasa sebagai bagian
dari masyarakatnya.

c. Opini publik berhubungan dengan citra, rencana, dan operasi


(action)
Kenneth R. Boulding (1969) menyatakan citra, rencana, dan operasi
merupakan matriks dari tahap-tahap kegiatan dalam situasi yang selalu
berubah. Matriks perilaku sangat tergantung pada citra. Opini publik
memberi inspirasi bagaimana individu dalam kelompok bertindak agar
terhindar dari pencitraan yang buruk.

d. Opini publik sesuai dengan kemauan banyak orang

Opini publik cenderung sesuai dengan kemauan banyak orang. Karena itu,
banyak orang berlomba memanfaatkan opini publik sebagai argumentasi
atas berbagai keputusan. Dalam alam demokrasi, kebenaran normatif
dapat digeser oleh kebenaran menurut “banyak orang”. Keputusan yang
didasarkan pada dominasi opini publik belum tentu selaras dengan norma
dan etika sosial yang berlaku.

3. Faktor Budaya
Budaya mempunyai pengertian yang beragam. Budaya adalah seperangkat nilai yang
digunakan mengelola, memelihara hidupnya, menjaga dari gangguan internal maupun
eksternal, dan mengembangkan kehidupan manusia. Nilai-nilai yang terhimpun
dalam sistem budaya itu oleh individu dijadikan identitas sosialnya atau dijadikan
ciri-ciri keanggotanya di komunitas budaya tertentu.

Para budayawan di Indonesia pernah menggagas nilai-nilai yang seharusnya


dikembangkan bangsa Indonesia ke depan. Misalnya, mereka membedakan budaya
Indonesia dari budaya Jawa dan Batak. Untungnya, dalam masyarakat kita masing-
masing kelompok budaya sudah dibekali nilai-nilai toleransi sehingga perbedaan-
perbedaan hanya terkumpul dalam opini publik, tetapi tidak meledak ke dalam
konflik terbuka.

Selanjutnya dalam buku Redi Panuju (2002), James Lull menerangkan teori “meme”
atau memetics yang dikembangkan sebelumnya oleh Richard Brodie (1996). Menurut
Brodie, meme adalah suatu unit informasi yang tersimpan di benak seseorang, yang
memengaruhi kejadian di lingkungannya sedemikian rupa sehingga tertular ke benak
orang lain. Kebebasan menggunjingkan orang lain (ngerumpi) menyebabkan
informasi cepat tersebar luas dan inilah bagian yang kurang baik bagi meme.

Masyarakat kita adalah masyarakat tradisional yang didasari semangat gotong royong
dan kekeluargaan. Ciri masyarakat tersebut menyebabkan jaringan sosial makin besar
peranannya dalam menyebarluaskan informasi. Masyarakat kita juga menyenangi
gosip, isu, atau rumor (desas-desus), sehingga gejala “meme” cepat menjadi kelipatan
reproduksi yang menembus jaringan-jaringan sosial yang terisolir. Kerja reproduksi
meme menyebabkan terjadinya interaksi antara tradisi dan etika. Interaksi itu
bermuara ke tataran opini publik.

4. Faktor Media Massa


Menurut Meyer, yang dikutip Redi Panuju, interaksi antara media dan institusi
masyarakat menghasilkan produk berupa isi media (media content). Audiens
menyebabkan isi media diubah menjadi gugusan-gugusan makna. Apakah yang
dihasilkan dari proses penyandian pesan itu, menurut Meyer, sangat ditentukan oleh
norma yang berlaku dalam masyarakatnya, pengalaman individu yang lalu,
kepribadian individu, dan selektivitas penafsiran.

d. Jenis jenis opini public

Perilaku seseorang dengan sikapnya sangat erat kaitannya. Artinya perilaku


seseorang yang banyak memiliki pengaruh dari kehidupan seharihari. Menurut
Effendy, untuk memperoleh kejelasan mengenai opini publik perlu dikemukakan
tentang jenis-jenis opini lainnya yang berkaitan dengan opini publik :

1. Opini Individu Opini individu merupakan pendapat seseorang secara


perorangan mengenai sesuatu yang terjadi dimasyarakat. Pendapat itu bisa setuju atau
tidak setuju.

2. Opini Pribadi Merupakan pendapat asli seseorang mengenai suatu masalah


sosial. Pendapat seseorang belum tentu merupakan opininya pribadi, mungkin ia
ambil alih opini orang lain disebabkan ia menyetujuinya. Lalu dalam suatu
pergunjingan dikomunikasikannya kepada orang lain sebagai opininya sendiri tetapi
bukan opini pribadinya.

3. Opini Kelompok Pendapat kelompok mengenai masalah sosial yang


menyangkut kepentingan banyak orang termasuk sekelompok orang tadi.

4. Opini Mayoritas Pendapat orang-orang terbanyak dari mereka yang


berkaitan dengan suatu masalah yang pro atau kontra. Mungkin yang punya penilaian
lain. Biasanya berada disuatu forum terbuka dalam bentuk lembaga, misalnya
parlemen sehingga bisa dihitung berapa jumlah yang pro dan kontra.
5. Opini Minoritas Kebalikan dari opini mayoritas. Opini minoritas adalah
pendapat orangorang relative dalam jumlahnya sedikit dibandingkan jumlah mereka
terkait dengan suatu masalah sosial.

6. Opini Massa Merupakan tahap kelanjutan dari opini publik. Opini yang
bersifat massa ini beralih bentuk menjadi tindakan fisik.

7. Opini Umum Pendapat umum merupakan pendapat yang sama dari semua
orang dalam suatu masyarakat mengenai masalah yang menyangkut kepentingan
umum (dalam Soemirat dan Ardianto, 2012: 107-108).

Anda mungkin juga menyukai