Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dewi Sri Rahayu

Nim : 1902010108
Prodi/ Kelas : Manajemen C’19
Mata Kuliah `: M. Kualitas
Tugas Pertemuan 11

Six Sigma berasal dari dua kata, six yang artinya enam (6) dan sigma yang merupakan satuan
standar deviasi (σ), sehingga Six Sigma bisa disimbolkan dengan 6σ. Six Sigma sendiri merupakan
metode dalam manajemen produksi yang berfokus pada peningkatan kualitas produksi.
Peningkatan kualitas yang dimaksud adalah dengan memperbaiki proses serta mengidentifikasi
dan meminimalisasi cacat produk. Selain itu, upaya lainnya juga dilakukan dengan mengurangi
pemborosan agar menghasilkan produk dan layanan yang lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat.
Metode Six Sigma dibuat untuk menggantikan metode TQM (Total Quality Management) yang
sudah lebih dulu dikenal. Namun secara konsep, Six Sigma bisa dikatakan sebagai penggabungan
antara konsep TQM dengan SPC (Statistical Process Control). Kesuksesan pelaksanaan Six Sigma
sendiri akan tergantung pada kemampuan dasar untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
Penggunaan Six Sigma Pada Perusahaan Manufaktur
Perusahaan Elektronik menyatakan bahwa penerapan metodologi DMAIC memiliki
dampak yang efektif terhadap tingkat produksi menjadi First Run Yield (FRY) 99,03% dari 98,4%
sebelum penerapan. Ini adalah perbaikan dari 3,65 menjadi 3,85 pada periode penilaian Sigma
dengan dampak penghematan sebesar £ 98k per tahun. Implementasi Six Sigma dapat menurunkan
proses cacat pada proses Engine Assembly dari 198 unit menjadi 2 unit, penurunan nilai PPM dari
rata-rata 7243 PPM to 687 PPM perbulan. peningkatan nilai sigma 3,9 menjadi 4,7 dan biaya
kualitas buruk (COPQ) telah berkurang secara signifikan dari $ 30.000 sampai $ 9.000 per tahun
(Shrivastava, Ahmad, & Desai, 2008).
Mesin Flexo telah menjadi bagian yang sangat penting dalam proses produksi pada
Perusahaan Kertas. Mesin Flexo adalah mesin yang berfungsi untuk memproses corrugated carton
sheet. Proses produksinya meliputi mencetak, membuat tekukan, dan membuat potongan, sehingga
membentuk box. Berdasarkan data selama 12 bulan proses produksi dijumpai cacat produk. Bila
hal ini tidak diminimalkan akan membuat biaya proses produksi menjadi naik.
Penelitian ini mencoba menambah referensi mengenai perbaikan sistem produksi pada Mesin
Flexo dengan pendekatan Six Sigma. Perumusan penelitian ini adalah :
 Mengidentifikasi berapa kapabilitas nilai sigma pada proses produksi di Mesin Flexo?
 Indikator apa saja yang menyebabkan terjadinya cacat produksi pada Mesin Flexo?
 Bagaimana kapabilitas dan nilai sigma setelah dilakukan perbaikan?
Adapun tujuan penelitian ini adalah
 Mengetahui kapabilitas nilai sigma pada proses produksi di Mesin Flexo.
 Mencari penyebab terjadinya cacat produksi pada Mesin Flexo.
 Mengetahui kapabilitas nilai sigma setelah dilakukan perbaikan.
Penelitian ini bermanfaat sebagai implementasi penggunaan Six Sigma dalam dunia kerja.
Bagi perusahaan penelitian ini bertujuan agar perusahaan lebih memperhatikan kualitas produk
yang dihasilkan, membuat perbaikan untuk mengurangi kecacatan dan standarisasi agar tidak
terulang kembali dikemudian hari. Lingkup permasalahan penelitian adalah proses produksi
Converting mesin flexo selama bulan Maret 2014 sampai Mei 2015 untuk Carton Box dengan
menggunakan metode Six Sigma.
Penelitian dilakukan pada proses pembuatan carton box pada mesin flexo. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara mengumpulkan data teoritis dan historis. Data teoritis berisi kajian
mengenai langkah penerapan Six Sigma. Data historis yang digunakan adalah data kuantitatif
jumlah produksi carton box dan jumlah cacat selama setahun dengan karakteristik ukuran berat
dalam satuan ton. Penelitian pembuatan carton box menggunakan tahapan Six Sigma. Tahapan
Implementasi Six Sigma yaitu Define, Measure, Analyze, Improve dan Control.
Penggunaan Six Sigma Pada Perusahaan Jasa
Laporan resmi “Jet Engines and Sales: How Six Sigma Brings Breakthrough Results to the
Service Sector” memberikan bukti bahwa metode Six Sigma dapat menguntungkan industri
apapun.
Salah satu perusahaan jasa keuangan yang disebutkan di laporan tersebut prihatin atas pengeluaran
mereka yang tinggi untuk customer service mereka. Meskipun mereka telah membuat platform
berbasis web untuk layanan pelanggan, para pelanggan masih tetap menggunakan call center untuk
informasi mengenai akun mereka.
Bagaimana cara memberikan layanan pelanggan yang tinggi namun dengan cara yang lebih
murah? perusahaan pun menerapkan proyek Six Sigma. Akhirnya menemukan cara untuk
mengkonfigurasi ulang situs web yang akan menurunkan biaya namun meningkatkan tingkat
layanan pelanggan. Hasilnya adalah perpindahan pelanggan yang tadinya menghubungi via
telepon, menjadi via website.
Perusahaan asuransi besar, yang memiliki waktu 41 hari untuk klaim, di mana waktu
selama itu dianggap 3x lebih lama dari ekspektasi. Setelah menerapkan Six Sigma, dalam waktu
kurang dari lima bulan tim proyek berhasil menilai kekurangan tersebut dan mengidentifikasi
faktor kunci yang ada. Mereka juga mengurangi 70% kekurangan lainnya, yang hasilnya, kepuasan
pelanggan meningkat dan penghematan lebih dari $250.000.
Karena Six Sigma semakin dikenal sebagai metodologi yang tidak hanya untuk perusahaan
manufaktur tetapi juga bagi perusahaan penyedia layanan, semakin banyak pula perusahaan yang
menerapkannya dan berhasil meningkatkan efisiensi, layanan pelanggan, dan keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai