Anda di halaman 1dari 3

Nama: Tasnim Aufia Hanifa

NIM: 1193040081

Kelas : PMH V B

Matkul: Hukum Perkawinan di Indonesia

Dosen Pengampu: Drs. Aliyudin, M.Ag

1. Jelaskan pengertian khitbah secara bahasa maupun istilah para ulama

Jawab: Menurut bahasa, meminang atau melamar artinya antara lain adalah meminta wanita dijadikan
istri (bagi diri sendiri atau orang lain). Menurut istilah, peminangan ialah kegiatan atau upaya kearah
terjadinyahubungan perjodohan antara seorang pria dengan seorang wanita. Atau, seorang laki-laki
meminta kepada seorang perempuan untuk menjadi istrinya, dengan cara-cara yang umum berlaku
ditengah-tengah masyarakat.

2. Jelaskan pengertian peminangan menurut Hukum Perkawinan Islam berikut syarat-syarat wanita yang
dipinang

Jawab: Pasal 1 Bab I Kompilasi Hukum Islam memberi pengertian bahwa peminangan adalah kegiatan
upaya kearah terjadinya hubungan perjodohan antara seorang pria dan seorang wanita dengan cara
yang baik (ma’ruf). Peminangan dapat langsung dilakukan oleh orang yang berkehendak mencari
pasangan jodoh tapi dapat pula dilakukan oleh perantara yang dapat dipercaya. Peminangan dapat
dilakukan secara terang-terangan (sharih) atau dengan sindiran (kinayah). Selain itu untuk syarat-syarat
wanita yang boleh dipinang terdapat pada pasal 12 Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang berbunyi:

a. Peminangan dapat dilakukan terhadap seorang wanita yang masih perawan atau terhadap janda yang
telah habis masa iddahnya.

b. Wanita yang ditalak suami yang masih berada dalam masa iddah raj’iyyah, haram dan dilarang untuk
dipinang.

c. dilarang juga meminang seorang wanita yang sedang dipinang orang lain selama pinangan pria
tersebut belum putus atau belum ada penolakan dari pihak wanita.

d. Putusnya pinangan untuk pria, karena adanya pernyataan tentang putusnya hubungan pinangan atau
secara diam-diam. Pria yang telah meminang telah menjauhi dan meninggalkan wanita yang dipinang.

3. Jelaskan beberapa ayat al Qur’an maupun hadits yang berkaitan dengan larangan khitbah

Jawab: Melamar wanita yang diketahui olehnya telah dilamar oleh laki-laki serta lamarannya diterima.
Sabda Nabi Muhammad Saw :
ْ ْ
َٔ ‫شكَ ا ْىخَاطِ ةُ قَث‬
َٔ ََ َُ‫يَُ اََ َْ ٌََ أ ِر‬
َُ‫ى‬ ِ َ‫ح أ‬
ُ ‫خَ ََْ َِ َحتَى ٌََ ْت‬ ْ ِ‫ع َيى خ‬
ِ َ ‫طث‬ ُ ُ٘ ‫ط‬
َ َْ ٌَ‫ث َْا أ َ َحذُ ُم‬ ُ ‫ا َل ٌََ ْخ‬

Artinya :” Janganlah salah seorang diantara kamu melamar kepada wanita yang dilamar oleh saudaranya
(orang lain), kecuali jika pelamar yang sebelum kamu itu telah meninggalkannya atau mengizinkannya
untuk melamarnya”(Muttafaqun alaih).

4. Jelaskan masalah khitbah terhadap wanita yang sedang dalam keadaan iddah

Jawab: Berdasarkan ketentuan syara' bahwa seorang laki-laki dilarang meminang seorang wanita
yang masih dalam iddah talak raj'i, karena wanita itu sebenarnya masih memiliki ikatan perkawinan
dengan mantan suaminya, dan keduanya boleh ruju' setiap saat. Sedangkan kepada wanita yang
beriddah karena kematian atau talak ba'in dibolehkan, hanya saja harus dengan kata-kata sindiran, tidak
dengan cara terus terang, sebagaimana firman Allah SWT mengatakan:

ْ ِ‫مِن خ‬
َ ‫ط َب ِة ال َّن‬
. ِ‫سآء‬ ْ ‫ضتُ ْم ِب ِه‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم فِ ْي َما‬
ْ ‫ع َّر‬ َ ‫الَ ُجنَا َح‬

Tidaklah kamu berdosa meminang wanita (yang dalam keadaan iddah) itu dengan kata-kata
sindiran.

5. Jelaskan pengertian dan kedudukan mahar dalam perkawinan

Jawab: Mahar adalah pemberian dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, baik
berbentuk barang, uang, atau jasa yang tidak bertentangan dengan kukum Islam (Ps. 1 huruf d KHI).
Hukumnya wajib, yang menurut kesepakatan para ulama merupakan salah satu syarat sahnya nikah."
Referensinya adalah perintah Allah seperti pada ayat tersebut di atas. Kompilasi Hukum Islam di
bdonesia merumuskannya pada Pasal 30 yang berbunyi: "Calon mempelai pria wajib membayar mahar
kepada calon mempelai wanita yang jumlah, bentuk, dan jenisnya disepakati oleh kedua belah pihak".
Penentuan besarnya mahar adasarkan atas kesederhanaan dan kemudahan yang dianjurkan oleh ajaran
Islam (Ps. 31 KHI), atau dalam bahasa agama, disebut dengan patut (ma’ruf).

a. Mahar merupakan kewajiban yang harus di berikan oleh calon mempelai laki-laki kepada mempelai
wanita. Mahar yang diberikan sendiri merupakan persetujuan dari pihak mempelai wanita. Bahkan
Rasulullah SAW selalu menjadikan mahar sebagai pertanyaan yang beliau utrakan pada setiap keinginan
seorang umat yang ingin menikah.

b. Bersifat Tidak Memberatkan Ahmad meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

َ ‫ِإ َّن مِ ْن َي ْم ِن ْال َم ْرأَةِ تَ ْي ِسي ُْر‬


.‫صدَاقُ َها َوتَ ْي ِسي ُْر َرحِ ُم َها‬

“Di antara kebaikan wanita ialah memudahkan maharnya dan memudahkan rahimnya.”

c. Meskipun pada umumnya mahar berbentuk benda, namun islam tidak mensyaratkan ketentuan yang
mengharuskan hal ini. Bahkan jika anda tidak memiliki harta benda sama sekali untu dijadikan sebagai
mahar. Maka hafalan satu surah dari Al-Quran juga dapat digunakan sebagai mahar. Tentunya hal ini
harus dikonsultasikan dengan calon mempelai perempuan. Agar tidak terjadi kesalah pahaman yang
dapat merusak esensi dari sakralnya momen pernikahan.

d. Mahar sendiri merupakan permintaan yang diajukan oleh mempelai wanita. Namun, tentu sifatnya
tidak mutlak sebab, tergantung pada kemampuan mempelai pria serta negosiasi dari kedua belah pihak
keluarga.

e. Mahar Harus Didapatkan Dengan Jalan yang Halal

f. Kepemilikan Atas Mahar Merupakan Hak Mutlak Istri

Anda mungkin juga menyukai