Anda di halaman 1dari 3

TUGAS UAS MATA KULIAH

HIV KEBIDANAN

Oleh:

Ketut Sri Dewi Martayanti

19089015009

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

TAHUN AJARAN 2021


Kasus HIV/AIDS tak kunjung reda, semakin lama angka HIV semakin naik
sebagaimana fenomena gunung es. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya agar
menurunnya kasus HIV, tak hanya itu pemerintah juga bertindak agar pengidap HIV/AIDS
juga mendapatkan perlindungan yang layak sebagaimana mestinya. Namun, kenyataan tidak
demikian. Banyak hambatan yang ditemukan dalam berbagai upaya untuk mengurangi kasus
HIV, salah satu penyebab terbesarnya adalah karena stigma dan diskriminasi oleh masyarakat
terhadap ODHA itu sendiri. Pengaruh stigma dan masyarakat tentunya merupakan faktor
yang beresiko. Stigma merupakan cap yang dilabelkan oleh masyarakat itu sendiri terhadap
ODHA sehingga cenderung dianggap negative dan menakutkan. Sedangkan diskriminasi
adalah perlakuan yang berbeda terhadap ODHA baik didapat dalam lingkungan individu,
keluarga, masyarakat, pekerjaan, organisasi, kebijakan dan lain-lain.

Kasus stigma dan diskriminasi membuat ODHA merasa menjadi kelompok


masyarakat yang termarjinalkan. Akibat banyaknya perlakuan diskriminasi terhadap ODHA,
mereka yang merasa memiliki atau kelompok beresiko terkena HIV jadi enggan untuk
memeriksakan dirinya dalam melakukan test HIV sebab takut akan adanya perlakuan yang
buruk oleh lingkungan. Tertundanya dalam melakukan test HIV secara dini menyebabkan
terlambatnya penanganan terhadap virus yang ada pada tubuh, kekurangan suplemen/obat
yang seharusnya di konsumsi pada pengidap HIV menjadi tidak terlaksana. Sehingga, orang
tersebut masih mendapat kemungkinan besar untuk menyebarkan virusnya ke orang lain dan
menyebabkan meningkatnya kasus HIV. Perlakuan stigma dan diskriminasi pada ODHA
terjadi karena beberapa faktor, salah satu yang paling berpengaruh adalah ketakutan yang
berlebihan terhadap virus, sehingga menyebabkan seseorang enggan untuk dekat bahkan
hanya sekedar berjabat tangan. Tak jarang ditemukan ODHA sangat terpojokan dalam
lingkungannya yang membuat seolah-olah tidak memanusiakan manusia. Seperti misalnya
dalam mencari lapangan pekerjaan yang serta merta harus menyertakan riwayat penyakit,
tidak sedikit perusahaan yang tidak mau mempekerjakan ODHA alasannya agar tidak
terjadinya penyebaran virus dalam lingkungan kerja, tak hanya itu. Pada lingkungan sekolah
juga demikian, banyak sekolah yang tidak menerima murid dengan penyakit HIV. Hal itu
seolah-olah pengidap HIV tidak mendapat kesempatan untuk berdiri, untuk bangkit bahkan
untuk hidup normal juga susah. Dampak dari hal tersebut, ODHA yang masih terlihat sehat
tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana biasanya sehingga penghasilan juga terhambat
dan kekurangan biaya dalam melakukan pengobatan. Hal itu tentunya bukan hal yang mudah
bagi mereka, selain harus melawan penyakitnya, mereka juga dihantamkan oleh cibiran
negative di masyarakat.

Namun, pada era yang semakin maju, banyak pula generasi-generasi penerus yang
mulai membuka pikiran dan memiliki toleransi yang tinggi. Sehingga membuat kasus stigma
dan diskriminasi tersisihkan, anak-anak muda kian banyak membuat organisasi, kelompok,
serta membuat hari peringatan terhadap ODHA. Salah satu contohnya adalah ekstrakulikuler
yang terdapat pada sekolah atau institusi pendidikan yaitu biasa disebut KSPAN ( kelompok
siswa peduli AIDS dan Narkoba) dimana kegiatan mereka adalah menggali informasi serta
menyebar seluas-luasnya mengenai penyakit HIV serta penularannya sehingga dapat
membuka pola fikir masyarakat dan menambah wawasan terhadap masyarakat bahwa
penularan HIV tidak mudah seperti yang mereka bayangkan. Selain itu, menteri kesehatan
sedunia juga menerapkan Hari AIDS sedunia atau World AIDS Day yang jatuh setiap tanggal
1 Desember. Hal ini tentunya menumbuhkan keasadaran terhadap wabah AIDS di seluruh
dunia dan membuat pengidap HIV merasa dilindungi dan dirangkul serta dapat hidup dengan
layak sama seperti masyarakat pada umumnya.

Sumber referensi :
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/02/pustaka_unpad_Stigma_diskriminasi_
Odha_Kota_bandungpdf.pdf

Anda mungkin juga menyukai