Cara - Cara Menetapkan Staff
Cara - Cara Menetapkan Staff
2. Pengukuran
Ini termasuk mengukur kinerja untuk menentukan apakah mereka memenuhi tujuan
mereka secara efektif dan ukuran apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Pemantauan
Ini terkait dengan pemantauan pengukuran. Dengan kata lain, pemantauan berkaitan
dengan pengawasan kinerja karyawan setiap hari.
4. Interaksi
Ini terdiri dari komunikasi antara manajer staf dan karyawan secara efektif dan seberapa
baik mereka bekerja satu sama lain. Ini juga termasuk menerima umpan balik dari
karyawan dan berinteraksi dengan mereka pada masalah sehari-hari.
5. Penghargaan
Anggota staf harus diberi penghargaan atas kinerja luar biasa mereka.
6. Disiplin
Ini termasuk menjaga disiplin di antara karyawan untuk mengikuti aturan & peraturan
organisasi, perilaku profesional. Ini juga termasuk tindakan disipliner jika tidak
mematuhi aturan disipliner.
Penetapan Staff
Penyusunan personalia atau staffing menurut Janet B. Parks (2007: 338) adalah
Recruiting, selecting, orienting, training, developing, and replacing employees to produce
goods and services in the most effective and efficient manner.
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha
agar setiap tenaga kerja memberikan daya guna yang maksimal bagi organisasi. Di dalam
menyusun sebuah organisasi, perlu sekali pembagian tugas yang sebaik-baiknya dan memberi
wewenangwewenang yang tepat, namun demikian yang lebih penting lagi ialah
menempatkan orang secara tepat pada tempat-tempat sesuai struktur organisasi yang telah
ditetapkan. Perlu disadari bahwa manusia adalah unsur terpenting dalam keberhasilan suatu
organisasi.
Sesuai namanya, fungsi ini bertujuan untuk menyaring, merekrut, melatih,
mengembangkan, mengevaluasi, dan mempertahankan tenaga kerja yang dinilai tepat untuk
perusahaan di tingkat manajerial ataupun nonmanajerial. Untuk mendapatkan tenaga kerja
yang sesuai dengan perusahaan, diperlukan pemahaman mendalam bahwa selain kompetensi
teknis, kompetensi operasional, psikologis, dan struktur sosiologis juga penting.
Susanto (1997 :13) mengatakan bahwa aset organisasi yang paling penting dan harus
diperhatikan oleh manajemen adalah manusia (sumber daya manusia atau human resources).
Hal ini bermuara pada kenyataan bahwa manusia merupakan elemen yang selalu ada dalam
setiap organisasi. Manusia membuat tujuantujuan, inovasi, dan mencapai tujuan organisasi.
Manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang dapat membuat sumber daya lainnya
bekerja dan berdampak langsung terhadap kesejahteraan organisasi.
Menurut Terry (1961: 112) menyebutkan bahwa staffing merupakan kegiatan merekrut,
memilih, mempromosikan, memindahkan dan pengunduran diri dari para staf organisasi. Dan
sumber daya manusia Indonesia (termasuk aparatur pemerintahan) yang dibutuhkan menurut
Tangkilisan (2005: 189) harus memiliki tiga kualifikasi, yaitu pertama, melekat sifat-sifat
loyalitas, dedikasi, dan motivasi kerja dalam mengemban tugastugasnya. Kedua, dimilikinya
kemampuan dan keahlian profesional. Ketiga, dilaksanakannya sikap-sikap mental yang
berorientasi pada etos kerja yang tertib, jujur, disiplin, produktif, dan bekerja tanpa pamrih.
lanjut Notoatmodjo (1998: 25) menyatakan bahwa dalam penyusunan pegawai perlu
melihat kepada dua aspek yaitu pendidikan yang merupakan faktor untuk menentukan
penempatan formasi atau jabatan dalam suatu organisasi, dan keterampilan (ability) berkaitan
dengan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan secara efisien, tepat dan
efektif. Staffing (penyusunan pegawai) biasanya dalam melaksanakannya organisasi yang
membidangi kepegawaian akan memberikan bantuan teknis dan menunjang keinginan serta
wewenang pimpinan di semua tingkatan yang mempunyai tugas-tugas tertentu.
Perkembangan dalam organisasi di bidang kepegawaian tidak hanya sebagai unit yang
bersifat administrasi dalam penyusunan pegawai tetapi juga pengembangan sumber daya
manusia (Rachbini, 2001: 113). Penambahan fungsi tersebut, diharapkan dapat mengkaji
kebutuhan pegawai masa sekarang dan yang akan datang sehingga penyusunan pegawai
bukan dianggap sekedar pekerjaan rutinitas dan upaya menyesuaikan keinginan dan selera
pimpinan, tetapi lebih kepada kesiapan untuk menjamin keberlangsungan organisasi dalam
menghadapi tantangan perubahan lingkungan eksternal organisasi yang seringkali berubah
drastis, ekstrim dan tak terkendali.
Staffing atau penataan staf merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang
berhubungan dengan pengadaan atau rekrutmen, penataan, pelatihan dan pengembangan para
karyawan. Fungsi staffing sebenarnya hampir sama dengan fungsi organizing dalam
manajemen SDM.
Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal yang menampung berbagai kegiatan
yang harus dilakukan pada suatu organisasi. Sedangkan staffing berhubungan dengan
penerapan orang-orang yang memangku masing-masing jabatan yang terdapat di dalam
organisasi. Jika diibaratkan sebuah kendaraan, pengorganisasian menyiapkan kendaraan,
sedangkan staffing mengisi pengemudinya.
Ketika manajer melaksanakan fungsi staffing, hal itu akan sangat berpengaruh
terhadap tingkat pencapaian tujuan (kinerja organisasi). Prinsip Staffing “mengarahkan
karyawan yang tepat untuk berkontribusi terhadap pencapaian tujuan dalam sistem
manajemen” (The Right Man on The Right Place).
Menurut Janet B. Parks (2007: 339) dalam penempatan berlaku prinsip utama yaitu :
“The right man in the right place and time” yang berarti bahwa setiap personel ditempatkan
pada unit kerja yang sesuai dengan keahlian dan kecakapannya, dengan demikian suatu
perkerjaan/tugas dalam unit kerja dilakukan oleh orang yang tepat dan mendapat hasil
pekerjaan yang optimal. Jika prinsip ini tidak diterapkan, dan menempatkan personel pada
tugas dan jenis pekerjaan yang bukan keahliannya, maka akan menghambat upaya
pencapaian tujuan administrasi itu sendiri, sebab hasil dari pekerjaan tersebut cenderung
kurang berdaya guna bagi organisasi.
Hal ini sering terjadi pada unit kerja yang kekurangan karyawan, sehingga memaksa
seorang karyawan membawahi dan mengerjakan beberapa jenis pekerjaan yang bukan pada
bidang keahliannya, atau bisa terjadi karena menempatkan seseorang atas pendekatan
nepotisme tanpa memperhatikan keahlian orang tersebut, tindakan nepotisme ini tentu akan
membuka peluang kolusi dan korupsi yang berakibat buruk terhadap kemajuan unit
organisasi kerja itu sendiri.
Penyusunan Personalia
Penyusunan personalia adalah yang berkenaan dengan penarikan, fungsi manajemen
penetapan, pemberitahuan latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Dalam
bab ini akan dibahas bagaimana organisasi menentukan kebutuhan sumber daya manusia
sekarang dan di waktu yang akan datang. Kegiatan-kegiatan penyusunan personalia sangat
erat hubungannya dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga
pembahasannya sering ditempatkan sebagai bagian dari fungsi pengarahan.
Konsep Staffing
Menurut R. Duane dan J. Clifton (1989;p. 239) staffing merupakan proses formal dari
memastikan bahwa organisasi mempunyai sumber daya berijazah atau memenuhi syarat
untuk mendekati tujuan, dan mewakili sumber hidup dari setiap perusahaan.
Menurut Jhon (1984) staffing dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengisi
pekerjaan dengan orang yang tepat. Hal inimerupakan bagian daritugas manajer organisasi.
Dan ini merupakan seni dari penempatan orang-orang yang berijazah atau memenuhi syarat
dan antusias ke dalam posisi jabatanpekerjaan yang ditawarkan.
1. Menghasilkan sumber daya manusia yang terampil, memiliki motivasi yang tinggi,
dan dapat dipercaya untuk menjalankan tugas yang dibebankan
2. Memastikan jumlah SDM sesuai kebutuhan, tidak berlebihan (overstaffed) atau
kekurangan (understaffed)
3. Melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara berkala melalui sistem
kerja yang efektif
4. Mewujudkan dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan untuk mendukung
produktivitas kinerja karyawan
5. Menyeimbangkan kepentingan tenaga kerja dan perusahaan
6. Memberikan penghargaan atas semua prestasi dan pencapaian kerja
7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara jasmani dan rohani
8. Melakukan pengelolaan karyawan atas dasar keadilan, transparan, dan perhatian
9. Memberikan kesempatan yang sama bagi karyawan untuk bekerja dan menyelesaikan
pekerjaannya
10. Mengakomodir kebutuhan setiap karyawan dalam mengeluarkan pendapat
Tidak hanya untuk karyawan baru saja, yang bisa mengikuti pelatihan dan
pengembangan sebagai fungsi staffing adalah diperuntukkan bagi semua karyawan.
Artinya, karyawan lama juga harus selalu bisa mengikuti perkembangan teknologi
dan profesionalisme yang terus berubah.
Penentuan spesifikasi jabatan yaitu hasil dari proses analisa jabatan (job analisys) yang
terdiri dari penentuan keahlian dan keterampilan yang dipunyai, tanggung jawab,
pengetahuan mengenai pekerjaannya, wewenang yang dimiliki serta hubungan yang ada
dalam setiap jabatan dalam suatu organisasi. Proses analisa jabatan juga menghasilkan
deskripsi jabatan.
Sumber ekstern penawaran tenaga kerja dapat diperoleh antara lain dari lamaran pribadi yang
masuk, organisasi karyawan, kantor penempatan tenaga kerja, sekolah-sekolah, para pesaing,
immigrasi dan migarasi.
2. Penarikan
Penarikan ( recruitment ) berkenaan dengan pencarian dan penarikan tenaga kerja potensial
dalam jumlah yang tepat dan dengan kemampuan untuk mengisi suatu jabatan tertentu yang
akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Penarikan menyangkut usaha untuk
memperoleh karyawan dalam jumlah yang tepat dengan kemampuan-kemampuan yang
dibutuhkan untuk mengisi jabatan-jabatan yang tersedia.
Metode yang digunakan untuk penarikan tenaga kerja bisa dilakukan dengan melalui iklan,
leasing (penggunaan tenaga honorer), rekomendasi dari karyawan yang sedang bekerja,
lamaran pribadi, lembaga-lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, serikat buruh
dan penggunaan komputer.
3. Seleksi
Seleksi yaitu pemilihan tenaga kerja potensial untuk menduduki suatu jabatan tertentu dari
lamaran yang masuk. Adapun langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang dapat digunakan
yaitu :
Wawancara pendahuluan
Pengumpulan data-data pribadi ( biografis )
Pengujian ( testing )
Wawancara yang lebih mendalam
Pemeriksanaan referensi-referensi prestasi
Pemeriksaan kesehatan
Keputusan pribadi
Orientasi jabatan
Ada beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi prestasi karyawan. Beberapa faktor lain
mungkin juga berpengaruh dalam kondisi-kondisi tertentu, tetapi tidak mungkin untuk
menyatakan secara tepat semua faktor yang dicari dalam diri karyawan potensial. Bebarapa
factor tersebut adalah :
Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan dan pengalaman kerja, untuk menunjuk
apa yang telah dilakukan seseorang di waktu lalu
Bakat dan minat ( aptitude dan interest ), untuk memperkirakan minat dan kapasitas
atau kemampuan seseorang
Sikap dan kebutuhan ( attitudes dan needs ), untuk meramalkan tanggug jawab dan
wewenang seseorang
Kemampuan-kemampuan analistis dan manipulative, untuk mempelajari kemampuan
pemikiran dan penganalisaan
Ketrampilan dan kemampuan teknik, untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan
aspek-aspek teknik pekerjaan
Kesehatan, tenaga dan stamina, untuk melihat kemampuan phisik seseorang dalam
pelaksanaan pekerjaan
Kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebagai balas
jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di
waktu yang akan datang. Dalam pemberian kompensasi ini harus memperhatikan prinsip
keadilan, yaitu pada bagaimana mereka melihat nilai relatif dibandingkan yang lain yang
berdasarkan pada tanggung jawab yang diemban, kemampuan yang dimiliki, produktivitas
dan kegiatan-kegiatan manajerial.
Penentuan Kompensasi
Kebijakan-kebijakan dan praktek-praktek manajeman ditentukan oleh interaksi dari tiga
factor yaitu :
Bentuk-bentuk Pembayaran
Banyak karyawan dibayar (dalam Kas) pada setiap akhir hari kerja berdasarkan jumlah jam
kerja. Namun dipihak lain banyak juga yang dibayar berdasarkan jam kerja yang diterima
pada akhir minggu. Bentuk pembayaran ini disebut dengan upah harian. Disamping itu ada
bentuk upah insentif (seperti bonus dan komisi) banyak dipakai pada karyawan bagian
produksi dan penjualan. Banyak juga perusahaan mempunyai rencana pembagian laba (profit
sharing plan), dimana karyawan menerima sejumlah prosentase tertentu dari laba perusahaan
sebagai pendapatan ekstra.