Anda di halaman 1dari 53

UU 13 Tahun 2003 Ps 150 s/d Ps 172

UU 13 TAHUN 2003
UU 11 Tahun 2020 PHK
PHK ”ps 150 s/d ps 172”
PP 35/2021 Ps 36 s.d 59

1. PHK diupayakan dihindari, apabila harus


terjadi maksud PHK diberitahukan Pengusaha
kepada Pekerja, bila Pekerja menolak PHK,
wajib bipartite, bipartit tidak tercapai
kesepakatan, PHK dilakukan melalui tahap
berikutnya sesaui mekanisme penyelesaian
perselisihan hub industrial
2. Pemberitahuan tidak perlu : Pekerja resign,
habis masa PKWT, Pekerja meninggal, Pekerja
Pensiun
UU 13 Tahun 2003 Ps 150 s/d Ps 172
UU 11 Tahun 2020 PHK
PHK
PP 35/2021 Ps 36 s.d 59
• PHK dilarang :
a) berhalangan masuk kerja krn sakit berdasar surat dokter selama tdk melebihi
12 bln terus menerus,
b) berhalangan masuk kerja krn menjalankan kewajiban Negara, menjalankan
perintah agama, menikah, hamil, melahirkan, gugur kandungan, menyusui
bayinya, mempunyai pertalian darah dan/atau perkawinan dg Pekerja lainya
dlm satu persh, mendirikan/menjadi anggota dan/atau pengurus SP,
menjalankan kegiatan SP diluar jam kerja atau dlm jam kerja atas
kesepakatan Pengusaha (diatur dlm PK/PP),
c) mengadukan Pengusaha kepada pihak berwajib atas tindak pidana kejahatan
yg dilakukan Pengusaha, berbeda paham
politik/agama/suku/golongan/warna kulit/jenis kelamin/kondisi phisik atau
status perkamwinan, cacat tetap akibat kecelakaan kerja berdasar surat
keterangan dokter , = batal demi hukum dan wajib dipekerjakan kembali
UU 13 Tahun 2003 Ps 150 s/d Ps 172
UU 11 Tahun 2020 PHK
PP 35/2021 Ps 36 s.d 59

• PHK dpt terjadi : perusahaan melakukan penggabungan, peleburan,


pengambilalihan, pemisahan, efisiensi, tutup krn rugi, tutup krn
keadaan memaksa, persh pkpu, pailit, persh merugikan Pekerja
mundur atas mau sendiri, Pekerja mangkir, Pekerja melanggar
PK/PP, Pekerja ditahan berwajib, Pekerja pensiun, Pekerja
meninggal, Pekerja sakit lebih dari 12 bln berturut, dpt ditetapkan
alasan PHK lain dlm PK/PP,
• Persyaratan dan tata cara PHK diatur dg Peraturan Pemerintah
• Terjadi PHK kewajiban Pengusaha : Pesangon (maks 9 bln)
dan/atau Penghargaan Masa Kerja (maks 10 bln) dan Penggantian
Hak (sisa cuti, ongkos plg, hal lain yg diatur dlm PK/PP)
UU 13 Tahun 2003 Ps 150 s/d Ps 172
UU 11 Tahun 2020 PHK
PP 35/2021 Ps 36 s.d 59
• Ketentuan pemberian uang pesangon, penghargaan masa kerja
dan penggantian hak diatur dlm Peraturan Pemerintah
• Upah sebulan utk byr Pekerja : pokok dan tunjangan tetap, harian
x30, hasil rata2 12 bln terakhir, lebih rendah dari upah minimum
maka upah minimum yg berlaku di lokasi perusahaan
• Selama proses PHI wajib menjalankan kewajiban, persh menskorsing
wajib bayar upah dll seperti biasa, dilakukan sampai proses selesai
sesuai tingkatan proses
• Pekerja ditahan pihak berwajib, tdk byr upah, memberi bantuan kpd
klg tanggungan 1=25%, 2 =35%, 3=45%, 4 atau lebih=50%
maksimal 6 bulan, lebih 6 bln dpt di PHK, kurang 6 bln selesai tdk
bersalah dipekerjakan kembali, salah dpt di phk
PHK YANG DILARANG
PASAL 53
(1) Selama 12 (dua belas) Bulan Pekerja Sakit
(2) Pekerja Tidak Bekerja Karena Menjalankan Tugas Negara
(3) Pekerja Menjalankan Ibadah Agamanya
(4) Pekerja Menikah
(5) Pekerja Wanita Hamil, Melahirkan, Gugur Kandungan, Menyusui Bayi
(6) Pekerja Memiliki Pertalian Darah/Ikatan Perkawinan
(7) Pekerja Mendirikan, Menjadi Anggota, dan Melakukan Aktivitas SP
(8) Pekerja Mengadukan Tindak Pidana oleh Pengusaha Ke Pihak
Berwajib
(9) Karena Alasan SARA, Gender, Kondisi Fisik, atau Status Perkawinan
(10) Pekerja Sakit/Cacat Akibat Kecelakaan Kerja dan Jangka
Penyembuhannya Belum Dapat Dipastikan
KOMPONEN BIAYA PHK

1.Pesangon (pasal 156:2, Lihat Tabel)


2.Penghargaan Masa Kerja (pasal 156:3, Lihat
Tabel)
3. Uang Penggantian Hak (pasal 156:4)
a) Cuti Tahunan yg belum diambil/belum gugur
b) Biaya pulang Pekerja & Keluarganya ke tempat
diterima bekerja
c) Hal-hal lain yang diatur di PK, PP, dan PKB
PERBEDAAN UU 13/2003 & UU Cipta Kerja dgn PP 35/2021
PHK & PESANGON

PERIHAL UU No.13/2003 UU Cipta Kerja & PP 35/2021


ALASAN PHK 1.Perusahaan bangkrut 5 Alasan Tambahan :
2.Perusahaan tutup karena merugi 1.Perusahaan melakukan efisiensi
3.Perubahan status perusahaan 2.Perusahaan melakukan penggabungan,
4.Pekerja/buruh melanggar perjanjian kerja peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan
5.Pekerja/buruh melakukan kesalahan berat perusahaan
6.Pekerja/buruh memasuki usia pensiun 3.Perusahaan dalam keadaan penundaan
7.Pekerja/buruh mengundurkan diri kewajiban pembayaran utang
8.Pekerja/buruh meninggal dunia 4.Perusahaan melakukan perbuatan yang
9.Pekerja/buruh mangkir merugikan pekerja/buruh
5.Pekerja/buruh mengalami sakit
berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan
kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya
setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan.
JAMINAN KEHILANGAN Tidak diatur Satu paket dalam BPJS Ketenagakerjaan
PEKERJA (JKP)
PERBEDAAN UU 13/2003 & UU Cipta Kerja dgn PP 35/2021
PHK & PESANGON

PERIHAL UU No.13/2003 UU Cipta Kerja & PP 35/2021


UANG PESANGON Pasal156 ayat 2; ….perhitungan pesangon pada ayat 1 Pasal 40 ayat 2 : ….uang pesangon pada
paling sedikit ….. ayat 1 diberikan dgn ketentuan ……..
UANG a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; Hanya point a,b dan c
PENGGANTIAN HAK b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan
PEKERJA keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh
diterima bekerja;
c. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama.
d. Penggantian perumahan serta pengobatan dan
perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus)
dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan
masa kerja bagi yang memenuhi syarat
PERBEDAAN UU 13/2003 & UU Cipta Kerja dgn PP 35/2021
PHK & PESANGON
PERIHAL UU No.13/2003 UU Cipta Kerja & PP 35/2021
KEPUTU Lebih fokus pada PHI. Lebih fokus pada Kesepakatan para pihak,
SAN PHK Pasal 151 UU Ketenagakerjaan yang menyebutkan Pasal 36 Perusahaan dapat melakukan PHK bila :
PHK dilaksanakan berdasarkan kesepakatan antara 1. Penggabungan, peleburan, pemisahan….
pengusaha dengan pekerja/buruh. Jika kesepakatan 2. Efisiensi berlanjut penutupan perusahaan
tidak tercapai, penyelesaian PHK melalui prosedur 3. Tutup karena kerugian atau force majeur
yang diatur UU No. 2 Tahun 2004 tentang 4. Penundaan Kewajiban Pembayaran utang / Pailit
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU 5. Permohonan dari Pekerja karena perusahaan
PPHI). Namun tdk perlu kesepakatan bila : menganiaya, menghina, menyuruh melanggar hukum,
1.pekerja/buruh masih dalam masa percobaan. tidak bayar upah tepat wkt, pekerjaan membahayakan,
2.pekerja melanggar ketentuan yang diatur dalam 6. Keputusan PHI bahwa perusahaan tidak melakukan point
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau 5 dan perusahaan memutuskan utk PHK Pekerja tsb,
perjanjian kerja bersama dan telah diberikan surat 7. Pekerja mengundurkan diri
peringatan pertama, kedua, dan ketiga berturut- 8. Mangkir selama 5 (lima) hari atau lebih berturut-turut
turut 9. Melanggar ketentuan Peraturan Perusahaan
3.pekerja mengundurkan diri atas kemauan sendiri. 10. Tidak bekerja selama 6 bln ditahan karena pidana
4.pekerja dan pengusaha berakhir hubungan kerjanya 11. Sakit berkepanjangan setelah lewat 12 bulan
sesuai perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT). 12. Pekerja memasuki masa pension
5.pekerja mencapai usia pensiun sesuai perjanjian 13. Pekerja meninggal dunia
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja Jika pemberitahuan PHK ditolak pekerja, maka perundingan
bersama. Bipartit, jika tidak mencapai kesepakatan lanjut ke PHI
6.pekerja/buruh meninggal dunia.
PHK KONDISI NORMAL PHK KONDISI TERTENTU SESUAI PP 35/2021 (Ps 41 s.d 59)
SESUAI UU 13/2003
1.Besaran Uang Pesangon Sesuai 1. Pekerja berhak atas uang pesangon 1 kali ketentuan uang
Masa Kerja, dan atau
2.Uang Penghargaan Masa Kerja pesangon, UPMK 1 kali ketentuan UPMK, dan UPH, apabila di-PHK
(UPMK) sesuai masa kerja, dan dengan alasan:
3.Uang Pengganti Hak (UPH) yg a) Perusahaan melakukan penggabungan, peleburan atau pemisahan perusahaan
seharusnya diterima sesuai dan pekerja tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja atau pengusaha tidak
bersedia menerima pekerja.
b) Pengambilalihan perusahaan
c) Perusahaan melakukan efisiensi untuk mencegah kerugian. Perusahaan tutup
bukan karena mengalami kerugian.
d) Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang bukan
karena mengalami kerugian.
e) adanya permohonan PHK yang diajukan oleh pekerja dengan alasan Pengusaha
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf g PP
35/2021.
PHK KONDISI NORMAL PHK KONDISI TERTENTU SESUAI PP 35/2021 (Ps 41 s.d 59)
SESUAI UU 13/2003
1.Besaran Uang Pesangon Sesuai 2. Pekerja berhak atas uang pesangon 0,5 kali ketentuan uang
Masa Kerja, dan atau
2.Uang Penghargaan Masa Kerja pesangon, UPMK 1 kali ketentuan UPMK, dan UPH, apabila di-PHK
(UPMK) sesuai masa kerja, dan dengan alasan:
3.Uang Pengganti Hak (UPH) yg a) Pengambilalihan perusahaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan syarat
seharusnya diterima sesuai kerja dan pekerja tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja.
b) Perusahaan melakukan efisiensi yang disebabkan perusahaan mengalami
kerugian.
c) Perusahaan tutup akibat mengalami kerugian secara terus menerus selama 2
tahun atau tidak secara terus menerus selama 2 tahun.
d) Perusahaan tutup disebabkan keadaan memaksa (“force majeure”). erusahaan
dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang yang disebabkan
perusahaan mengalami kerugian.
e) Perusahaan pailit.
f) Pekerja melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan ("PP"), atau Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”) dan
sebelumnya telah diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara
berturut-turut
PHK KONDISI NORMAL PHK KONDISI TERTENTU SESUAI PP 35/2021 (Ps 41 s.d 59)
SESUAI UU 13/2003
1.Besaran Uang Pesangon Sesuai 3. Pekerja berhak atas uang pesangon 0,75 kali ketentuan uang
Masa Kerja, dan atau
2.Uang Penghargaan Masa Kerja pesangon, UPMK 1 kali ketentuan UPMK, dan UPH, apabila
(UPMK) sesuai masa kerja, dan perusahaan mengalami keadaan memaksa (“force majeure”) yang
3.Uang Pengganti Hak (UPH) yg tidak menyebabkan perusahaan tutup.
seharusnya diterima sesuai

4. Pekerja berhak atas uang pesangon 1,75 kali ketentuan uang


pesangon, UPMK 1 kali ketentuan UPMK, dan UPH, apabila
memasuki usia pensiun.

5. Pekerja berhak atas uang pesangon 2 kali ketentuan uang


pesangon, UPMK 1 kali ketentuan UPMK, dan UPH, apabila:
a) Pekerja meninggal dunia.
b) Pekerja sakit berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12 bulan.
PHK KONDISI NORMAL PHK KONDISI TERTENTU SESUAI PP 35/2021 (Ps 41 s.d 59)
SESUAI UU 13/2003
1.Besaran Uang Pesangon Sesuai 6. Pekerja berhak atas UPH dan uang pisah yang besarannya diatur
Masa Kerja, dan atau
2.Uang Penghargaan Masa Kerja dalam perjanjian kerja, PP, atau PKB apabila di-PHK dengan alasan:
(UPMK) sesuai masa kerja, dan a) Adanya putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang
3.Uang Pengganti Hak (UPH) yg menyatakan pengusaha tidak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
seharusnya diterima sesuai dalam Pasal 36 huruf g PP 35/51 terhadap permohonan yang diajukan oleh
pekerja.
b) Mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan memenuhi syarat.
c) Pekerja mangkir selama 5 hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan
secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh
Pengusaha 2 kali secara patut dan tertulis.
d) Pekerja melakukan pelanggaran bersifat mendesak yang diatur dalam perjanjian
kerja, PP, atau PKB.
e) Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 bulan akibat ditahan pihak
yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana.
f) Pekerja dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan
pengadilan.
Hak Pekerja yang Mengundurkan Diri atas
kemauan sendiri harus memenuhi syarat ;
1.mengajukan permohonan pengunduran diri
secara tertulis selambat-lambatnya 30 hari
sebelum tanggal mulai pengunduran diri;
2.tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
3.tetap melaksanakan kewajibannya sampai
tanggal mulai pengunduran diri.

Sehingga, pekerja yang mengundurkan diri


atas kemauan sendiri setelah bekerja selama
3 tahun berhak mendapatkan:
1.Uang pisah yang besarannya diatur dalam
perjanjian kerja, PP, atau PKB di
perusahaan tempat ia bekerja; dan
2.UPH yang diatur menurut Pasal 81 angka
44 UU Cipta Kerja yang mengubah Pasal
156 UU Ketenagakerjaan.
Pengusaha yang
mengikutsertakan pekerja dalam
program pensiun sesuai ketentuan
iuran yang dibayar oleh pengusaha
dapat diperhitungkan sebagai
bagian dari pemenuhan kewajiban
Pengusaha atas uang
pesangon dan UPH serta uang
pisah.

Jika perhitungan manfaat dari


program pensiun tersebut lebih
kecil daripada uang pesangon,
UPMK, serta uang pisah, maka
selisihnya dibayar oleh
pengusaha.
KOMPONEN BIAYA PHK : PESANGON

Masa Kerja Pesangon


kurang dari 1 tahun 1 X Upah Sebulan
1 tahun s/d kurang dari 2 tahun 2 X Upah Sebulan
2 tahun s/d kurang dari 3 tahun 3 X Upah Sebulan
3 tahun s/d kurang dari 4 tahun 4 X Upah Sebulan
4 tahun s/d kurang dari 5 tahun 5 X Upah Sebulan
5 tahun s/d kurang dari 6 tahun 6 X Upah Sebulan
6 tahun s/d kurang dari 7 tahun 7 X Upah Sebulan
7 tahun s/d kurang dari 8 tahun 8 X Upah Sebulan
8 tahun dst. 9 X Upah Sebulan
KOMPONEN BIAYA PHK : PENGHARGAAN MASA KERJA

Masa Kerja Penghargaan Masa Kerja

3 tahun s/d kurang dari 6 tahun 2 X Upah Sebulan


6 tahun s/d kurang dari 9 tahun 3 X Upah Sebulan
9 tahun s/d kurang dari 12 tahun 4 X Upah Sebulan
12 tahun s/d kurang dari 15 tahun 5 X Upah Sebulan
15 tahun s/d kurang dari 18 tahun 6 X Upah Sebulan
18 tahun s/d kurang dari 21 tahun 7 X Upah Sebulan
21 tahun s/d kurang dari 24 tahun 8 X Upah Sebulan
24 tahun dst. 10 X Upah Sebulan
RAGAM PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PS 154A

(1) Perusahaan melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan,


atau pemisahan perusahaan dan P/B tidak bersedia melanjutkan hub
kerja atau Pengusaha tdk bersedia menerima P/B (ps 154A/41, 1P/1PMK/PH)
(2) Pengambilalihan Perusahaan (ps 154A/42, 1P/1PMK/PH)
(3) Pengambilalihan perusahaan terjadi perubahan syarat kerja, P/B tidak
bersedia melanjutkan hubungan kerja (ps 154A/42, 0,5P/1PMK/PH)
(4) Perusahaan melakukan efisiensi krn mengalami keru(pgsia15n4A/43-1,0,5P/1PMK/PH)
(5) Perusahaan melakukan efisiensi utk mencegah kerugi(apns154A/43-2, 1P/1PMK/PH)
(6) Perusahaan tutup yg disebabkan krn mengalami kerugian terus
menerus atau tdk terus menerus selama 2 tahun (ps 154A/44-1, 0,5P/1PMK/PH)
(7) Perusahaan tutup bukan disebabkan krn mengalami k(pesr1u5g4Aia/4n4-2,1P/1PMK/PH)
(8) Perusahaan tutup yg disebabkan karena keadaan memaksa (force
majeur) (ps 154A/45-1, 0,5P/1PMK/PH) (ps 154A/45-2, 0,75P/1PMK/PH)
(9) Perusahaan mengalami keadaan memaksa (force majeur), tidak tutup
(10) Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang,
krn mengalami kerugian (ps 154A/46-1, 0,5P/1PMK/PH)
(11) Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang,
bukan krn mengalami kerugian (ps 154A/46-2, 1P/1PMK/PH)
RAGAM PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PS 154A

11) Perusahaan pailit (ps 154A/47, 0,5P/1PMK/PH)


12) Adanya permohonan PHK yg diajukan P/B dengan alasan Pengusaha
melakukan perbuatan melanggar. (ps 154A/48, 1P/1PMK/PH) (ps 154A/49, PH/UP)
13) Adanya putusan LPPHI yg menyatakan Pengusaha tdk melakukan
perbuatan yg dituduhkan dan Pengusaha memutuskan utk PHK
(8) P/B mengundurkan diri atas kemauan sendiri (ps 154A/50, PH/UP)
(ps 154A/51, PH/UP)
(9) PHK Akibat Pekerja Mangkir 5 hari berturutan, telah dipanggil 2 kali
(10) P/B melakukan pelanggaran yg diatur dlm PK/PP/PKB dan telah
diberikan Surat Peringatan 1/2/3 (ps 154A/52-1, 0,5P/1PMK/PH)
(ps 154A/52-2, PH/UP)
(11) P/B melakukan pelanggaran mendesak yg diatur dlm PK/PP/PKB
(12) Pekerja tdk bisa melakukan pekerjaan selama 6 bulan, karena ditahan
Pihak Berwajib diduga melakukan tindak pidana, berdampak kerugian
perusahaan (ps 154A/54-1, PH/UP)
(13) Pekerja tdk bisa melakukan pekerjaan selama 6 bulan, karena ditahan
Pihak Berwajib diduga melakukan tindak pidana, tidak berdampak
kerugian perusahaan (ps 154A/54-2, 1PMK/PH)
RAGAM PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PS 154A

14) Pekerja dlm perkara pidana, berdampak kerugian persh, diputus


bersalah sebelum 6 bulan. (ps 154A/54-4, PH/UP)
15) Pekerja dlm perkara pidana, tidak berdampak kerugian persh, diputus
bersalah sebelum 6 bulan.(ps 154A/54-5, 1PMK/PH)
16) Pekerja Sakit Menahun, Cacat Kecelakaan Kerja, dan ‘Medically Unfit’,
(inisiatif Pengusaha/Pekerja) (ps 154A/55, 2P/1PMK/PH)
17) P/B memasuki usia pensiun (ps 154A/56, 1.75P/1PMK/PH)
18) P/B meninggal dunia (ps 154A/57, 2P/1PMK/PH)

Pasal-59 PP 35 Tahun 2021


“Pesangon, PMK, Penggantian Hak, dan/atau Uang Pisah , usaha mikro dan
usaha kecil, WAJIB dibayarkan Pengusaha berdasar KESEPAKATAN”
Pasal-58 PP 35 Tahun 2021
“ Pengusaha yg mengikutkan P?B pada program Pensiun sesuai UU Pensiun,
premi dan manfaat Pensiun yg dibayar Pengusaha dapat diperhitungkan
sebagai pemenuhan kewajiban Penguasaha atas Pesangon dan PMK, serta
Uang Pisah ”
hal-hal yg bisa dituangkan dlm PK/PP/PKB

ALASAN MENDESAK

Pasal – 1603 KUH PERDATA


“ Bagi si majikan dianggap sebagai alasan-alasan yang
mendesak dalam arti, pasal yang lalu perbuatan-perbuatan,
sifat-sifat atau tingkah laku si pekerja / buruh yang demikian
hingga karenanya dari pihaknya si majikan tidak sepatutnya
dapat diminta untuk meneruskan perhubungan kerjanya”
Alasan mendesak : pasal 1603 kuh perdata
Buruh waktu menutup perjanjian telah menyesatkan majikan dengan memperlihatkan surat
1
pernyataan palsu, memberikan keterangan palsu
2 Ternyata amat terlalu kurang mempunyai kecakapan atau kesanggupan

3 Meskipun telah diperingatkan, masih gemar mabuk, madat, berbuat tingkah laku yang buruk
Telah melakukan pencurian, penggelapan, penipuan atau lain-lain, menyebabkan tidak patut lagi
4
mendapat kepercayaan
Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam sungguh-sungguh majikan, sanak keluarga
5
atau teman serumah majikan atau teman sekerja
Membujuk, mencoba mengajak majikan, sanak keluarga atau teman serumah si majikan atau teman
6
sekerja untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan UU atau kesusilaan
Dengan sengaja atau meskipun telah diperingatkan, secara sembrono merusak milik majikan atau
7
menerbitkan bahaya yang sungguh-sungguh mengancam milik itu
Dengan sengaja atau meskipun telah diperingatkan, menerbitkan bahaya yang sungguh-sungguh
8
mengancam pada diri sendiri atau lain-lain orang
Mengumumkan hak-hak istimewa mengenai rumah tangga atau perusahaan si majikan yang ia
9
diwajibkan merahasiakan
Berkeras kepala menolak atau memenuhi perintah yang patut diberikan kepadanya oleh atau atas
10
nama majikan.
11 Dengan cara lain sangat melalaikan yang oleh perjanjian dibebankan kepadanya
12 Dengan sengaja atau sembrono telah menjadi tidak mampu melakukan pekerjaan
1.Apabila karyawan diberikan skorsing, 2.Di PHK karena BPR melakukan efisiensi,
kemudian di PHK, apakah tetap dpt pesangon? apa saja Hak Karyawan ?
• Pasal 81 angka 46 UU Cipta Kerja yang
mengubah Pasal 157A ayat (2) UU Efisiensi yang dilakukan perusahaan
Ketenagakerjaan menyebutkan: Pengusaha dibedakan menjadi efisiensi karena
dapat melakukan tindakan skorsing kepada mengalami kerugian dan untuk mencegah
pekerja/buruh yang sedang dalam proses kerugian.
pemutusan hubungan kerja dengan tetap
membayar upah beserta hak lainnya yang Bila di-PHK dengan alasan perusahaan
biasa diterima pekerja/buruh. melakukan efisiensi karena mengalami
• Jika Pelanggaran Sesuai PP 35/2021 pasal 52 kerugian, pekerja berhak atas uang
ayat 1, pesangon 0,5 kali beserta yg lainnya pesangon 0,5 kali, UPMK 1 kali, dan UPH.
• Jika Pelanggaran Bersifat mendesak ayat 2
(Penjelasan hal 54) tidak dpt pesangon. Tapi, jika di-PHK dengan alasan perusahaan
Pelanggaran2 tsb tidak memerlukan melakukan efisiensi untuk mencegah
keputusan pengadilan kerugian, pekerja berhak atas uang
pesangon 1 kali, UPMK 1 kali, dan UPH.
PHK SEBAGAI VARIABLE PROSES BISNIS

LEPASKAN AMBIL
Penentu :
(1) Biaya
(2) Kompetensi Organisasi
(3) Fleksibilitas Organisasi KEUNGGULAN
(4) Stabilitas BERSAING YG
(5) Legal Compliance
BERKELANJUTAN
(SCA) GUNAKAN
KEMBANGKAN

IMBALAN
PHK SEBAGAI VARIABLE PROSES BISNIS
Flow Process…
Strategi Strategi PHK
Bisnis

Strategi Alasan Penentuan Teknik


Budget Evaluasi
Bisnis PHK Kandidat PHK

Aspek Hukum Legal-Formal

• Cost- 15 Ragam • Potensi • UU • Bipartit


Leadership
PHK • Perilaku • Perjanjian
• Differentiation • Tripartit
• Focus • Kompetensi • Keadilan
• Integrated • Perfomance • Kebiasaan
Cost/Diffentiat
ion • Usia
PROSES BIPARTIT :
DENGAN INDIVIDU ATAU KELOMPOK KECIL
(1) Hasil Akhirnya adalah PB (Persetujuan Bersama)
(2) Dilakukan Langsung dengan Pekerja Ybs
(3) Melalui Pembicaraan untuk Mencapai Persetujuan
(a) Dalam hal pelanggaran, tunjukkan peraturan mana yang dilanggar
(b) Tunjukkan SAKSI, BUKTI, dan SANKSI yang memberatkan untuk
menarik PENGAKUAN-nya
(c) Sampaikan implikasi bagi Ybs jika masalah tsb disampaikan
kpd pihak ke-3 (pidana, perdata, nama baik, waktu, materi dll).
(d) Sampaikan jalan tengah terbaik dan dorong Ybs agar mengambilnya
secara sukarela
(1) Semua Hasil Pembicaraan Ditulis dalam RISALAH
(2) Minimalkan Peran Serikat Pekerja jika Anda tidak memiliki
hubungan yang baik dengan mereka.
PROSES BIPARTIT : PHK MASAL
(1) Hasil Akhirnya adalah PB (Persetujuan Bersama)
(2) Lakukan Melalui Serikat Pekerja & Lembaga Bipartit
(3) Diperlukan Kemampuan Negosiasi yang Baik
(a) Sampaikan Tujuan dan Alasan PHK Masal
(b) Sampaikan Dasar Hukumnya
(c) Sampaikan implikasi bagi Pekerja jika masalah tsb
disampaikan kpd pihak ke-3 (waktu, materi, nama baik dll).
(d) Sampaikan jalan tengah terbaik dan dorong agar mereka
mengambilnya secara sukarela
(e) Ajak Serikat Pekerja untuk Mensosialisasikan kpd Pekerja
(4) Semua Hasil Pembicaraan Ditulis dalam RISALAH
(5) Hindari Menyebarnya Berita PHK
PROSES BIPARTIT : PHK MASAL
Khusus PHK karena Perampingan Organisasi atau Efisiensi,
dimana biasanya perusahaan masih berjalan dengan baik:

(1) Proses PHK Masal bisa dibuat sebagai ‘Berkah’ dan bukan
‘Bencana’ bagi Karyawan beserta keluarganya

(2) Dengan cara diberikan kompensasi yang menarik diatas


ketentuan Normatif

(3) Bisa juga diberikan program ‘Career Transition


Assistance’ atau Entrepreneurship’ sebelum dilakukan
PHK
RISALAH PERUNDINGAN BIPARTIT : ISI
(1) Hari/Tanggal, Jam, Tempat, dan Jumlah/Nama-2 yang
Hadir
(2) Pokok Permasalahan
(3) Pendirian Pihak-1 (Pengusaha)
(4) Pendirian Pihak-2 (Pekerja)
(5) Pendirian Serikat Pekerja
(6) Pendirian Lembaga Bipartit
(7) Kesimpulan Perundingan
(8) Tanda Tangan Semua Pihak yang Terlibat
PERSETUJUAN BERSAMA (PB) : ISI
(1) Hari/Tanggal, Jam, Tempat, dan Jumlah/Nama-2 yg Terikat PB
(2) Posisi Masing-Masing Pihak yang Mengikatkan Diri
(3) Deklarasi: “dengan kesadaran penuh”, “tanpa paksaan dan
tekanan”, “mengerti”, “memahami”, “menyetujui”,
“menyepakati”
(4) Daftar butir-butir yang disepakati dan disetujui
(5) Deklarasi “pelepasan hak” apabila diperlukan
(6) Deklarasi “menerima”, “tidak akan MENUNTUT dan
MENGGUGAT lagi secara pidana maupun perdata di kemudian
hari, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik atas
nama pribadi maupun ahli warisnya”
(8) Tanda Tangan Semua Pihak yang Terikat diatas Meterai cukup.
(9) Tanda Tangan Saksi-Saksi (minimal 2 orang). SP sebagai saksi
lebih baik.
(10) Disahkan oleh Pihak Disnakertrans
PHK : Peran Para Manager
• Harus mampu memahami “SUASANA KOMUNIKASI”
• Emosi Manager harus mengkristal dg emosi pekerja
• Menyadari PHK karena ada peran gagal Manajemen
1. Kegagalan seleksi
2. Kegagalan pembinaan
3. Kegagalan pelatihan dan pengembangan
4. Kegagalan dlm penciptaan komunikasi harmonis
dan efektif
UU 40 TAHUN 2004 Jamsos UU 24 TAHUN 2011

• Tambahan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP), Pekerja


terkena PHK berhak mendapatkan JKP
• JKP : uang tunai, akses informasi pasar kerja dan pelatihan
kerja
• JKP diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan
Pemerintah Pusat, diatur lebih lanjut melalui Peraturan
Pemerintah, secara nasional dg prinsip asuransi social
• Peserta adalah setiap orang yg membayar Iuran, iuran dibayar
Pemerintah Pusat, manfaat setelah memiliki masa kepesertaan
tertentu maks 6 bulan upah, diatur dlm Peraturan Pemerintah
• Sumber dana : modal awal Pemerintah, rekomposisi iuran,
operasioal BPJS Ketenagakerjaan, diatur dlm Peraturan
Pemerintah
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PENGUSAHA/ PEKERJA/
GABUNGAN BERBEDA PENDAPAT BURUH ATAU
PENGUSAHA SP/SB

EMPAT JENIS PERSELISIHAN BERIKUT:

1 PERSELISIHAN HAK 3 PERSELISIHAN PHK


2 PERSELISIHAN KEPENTINGAN 4 PERSELISIHAN ANTAR SP/SB
DALAM SATU PERUSAHAAN
PHI : FLOWCHART PPHI UU NO.02/2004
MAHKAMAH AGUNG
30 HARI
(KASASI)
Ps 115
PK P. HAK P. PHK

PUTUSAN
FINAL
PENGADILAN PHI 50 HARI
Ps. 103

PB PB
30 HARI 140
ARBITER KONSILIASI MEDIASI Ps 15, HARI
Ps 25,
SEPAKAT 2 PIHAK Ps 40
(1)

DISNAKER

PB BIPARTIT 30 HARI
Ps. 3 (2)

KEPENTINGAN SP/SB HAK PHK


PERSELISIHAN
JENIS PERSELISIHAN : PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

1 2
PERBEDAAN PENGAKHIRAN
KETENTUAN YANG PENDAPAT HUBUNGAN KERJA
TELAH DITETAPKAN
OLEH SALAH SATU
DALAM PK/PP/PKB 3 PIHAK

CONTOH:
•PEMBAYARAN UPAH
SELAMA SKORSING
4
AKIBAT:
TIMBUL PERSELISIHAN PHK
penyelesaian perselisihan hubungan industrial

DILUAR MELALUI
PENGADILAN PENGADILAN
NEGERI NEGERI

1 2

(1) BIPARTIT
PENGADILAN
(2) MEDIASI
HUBUNGAN
(3) KONSILIASI
INDUSTRIAL
(4) ARBITRASE
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DILUAR PENGADILAN NEGERI :

Penyelesaian
Melalui Bipartit
PENYELESAIAN BIPARTIT : JENIS PERSELISIHAN

1 HAK
2 KEPENTINGAN
3 PHK
4 ANTAR SP/SB

➔ PENYELESAIAN BIPARTIT WAJIB DILAKUKAN

➔ BATAS WAKTU BIPARTIT: 30 HARI


PENYELESAIAN BIPARTIT : ALUR PROSES

PERUNDINGAN
(RISALAH RAPAT)
1 2

MENOLAK BERUNDING PARA PIHAK SEPAKAT


ATAU TIDAK SEPAKAT

SALAH SATU ATAU


PARA PIHAK BUAT PERJANJIAN PB MENJADI
MENCATATKAN BERSAMA (PB) HUKUM YANG
PERSELISIHAN KE AKTA BUKTI MENGIKAT DAN
DISNAKER SETEMPAT
PENDAFTARAN WAJIB
PB DIDAFTARKAN OLEH DILAKSANAKAN
DISERTAI RISALAH PARA PIHAK KE PHI DI
RAPAT PN SETEMPAT

AJUKAN
PERMOHONAN N DILAKSANAKAN Y
DENGAN BAIK? SELESAI
EKSEKUSI KE PHI

PENETAPAN
EKSEKUSI MELALUI
PHI DI PN
PENYELESAIAN BIPARTIT : ALUR PROSES TINDAK LANJUT

1 2
DISNAKER DISNAKER BUKTI
SETEMPAT MENELITI BIPARTIT
MENERIMA PERSELISIHAN LENGKAP
PERSELISIHAN & BUKTI ?

4
KOALISI/
ARBITRASE SEPAKAT
MEMILIH
TAWARKAN: DIKEMBALIKAN
YA TIDAK DAN DALAM 7
KONSILIASI/
ARBITRASE/ HARI HARUS
TIDAK SEPAKAT 3 DILENGKAPI
MEMILIH DALAM MEDIASI
5 7 HARI KERJA
MEDIATOR
PENYELESAIAN BIPARTIT : ALUR PROSES TINDAK LANJUT

1 KONSILIASI 2 ARBITRASE
JENIS PERSELISIHAN: JENIS PERSELISIHAN:
(1) KEPENTINGAN (1) KEPENTINGAN
(2) PHK (2) ANTAR SP/SB
(3) ANTAR SP/SB

TIDAK SALAH SATU PIHAK


SEPAKAT DAPAT MENGGUGAT

KASASI PK
PHI MA FINAL
PHK
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DILUAR PENGADILAN NEGERI :

Penyelesaian
Melalui MEDIASI
PENYELESAIAN MEDIASI : JENIS PERSELISIHAN

1 HAK
2 KEPENTINGAN
3 PHK
4 ANTAR SP

➔ BATAS WAKTU MEDIASI: 30 HARI


PENYELESAIAN MEDIASI : ALUR PROSES

Anjuran Dijawab dalam 10 hari


2 Tertulis setelah menerima Ditolak
dapat Anjuran
panggil dalam 10 hari
Tidak Saksi Gugatan
Sepakat Akta Bukti
Pendaftaran
1 PHI

Para Pihak Setuju Anjuran,


Penerimaan maksimum Tidak dilaksanakan
Sepakat
Pelimpahan dalam 3 hari / merugikan pihak lain,
ajukan Permohonan
Eksekusi di PHI

Persetujuan
Bersama Didaftarkan para
Penelitian
mengikat, pihak ke PHI di
Perselisihan
menjadi hukum PN diwilayah PENETAPAN
Maks. Dalam dan wajib mengadakan PB EKSEKUSI
7 hari kerja dilaksanakan
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DILUAR PENGADILAN NEGERI :

Penyelesaian
Melalui konsiliasi
PENYELESAIAN konsiliasi : JENIS PERSELISIHAN

1 KEPENTINGAN
2 PHK
3- ANTAR SP

➔ BATAS WAKTU KONSILIASI: 30 HARI


PENYELESAIAN konsiliasi : alur proses
TERTULIS TERTULIS
DALAM 10 HARI DALAM 10 HARI

AKTA BUKTI ANJURAN ANJURAN DIJAWAB DITOLAK


PENDAFTARAN
GUGATAN

TIDAK DITERIMA PHI


SEPAKAT MAKSIMUM
KONSILIATOR DALAM 3 HARI
MENERIMA
PELIMPAHAN TIDAK
PARA AJUKAN DILAKSANAKAN
PERMOHONAN /RUGIKAN
PENELITIAN PIHAK EKSEKUSI DI PHI PIHAK LAIN
PERSELISIHAN
MAKS 7 HARI
1 SEPAKAT ?
KERJA DAN
PB DIDAFTARKAN
DAPAT
MEMANGGIL MENGIKAT; OLEH PARA PIHAK
SAKSI MENJADI HUKUM PENETAPAN
KE PHI
DAN WAJIB EKSEKUSI
DI PN SETEMPAT
DILAKSANAKAN
PENYELESAIAN PERSELISIHAN MELALUI PENGADILAN NEGERI :

PeNGADILAN
HUBUNGAN
INDUSTRIAL (PHI)
PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL : PENGERTIAN

ADALAH PENGADILAN KHUSUS YANG DIBENTUK DI


LINGKUNGAN PENGADILAN NEGERI DAN BERWENANG:

1 2 3

Memberi
Memeriksa Mengadili
Putusan
PHI : TUGAS DAN WEWENANG MENGADILI

PERTAMA PERTAMA &


TERAKHIR
PERSELISIHAN PERSELISIHAN
HAK KEPENTINGAN
& &
PERSELISIHAN PERSELISIHAN
PHK ANTAR SP/SB
KUNCI SUKSES HUBUNGAN INDUSTRIAL

Kompetensi HR-Officer
Inter-Personal & Networking Skill
Negotiation Skill
Intelligent Skill
Sense of Urgency & Crisis
Lembaga Bipartit
Pasal 106: Wajib dibentuk jika jumlah Pekerja >50
orang Berfungsi sebagai Forum Komunikasi
dan Coaching-Counseling ketenagakerjaan.
Early Detection Terhadap Keluhan
Survey, Kotak Saran, Coaching-Counseling, dll

Anda mungkin juga menyukai