UU 13 TAHUN 2003
UU 11 Tahun 2020 PHK
PHK ”ps 150 s/d ps 172”
PP 35/2021 Ps 36 s.d 59
ALASAN MENDESAK
3 Meskipun telah diperingatkan, masih gemar mabuk, madat, berbuat tingkah laku yang buruk
Telah melakukan pencurian, penggelapan, penipuan atau lain-lain, menyebabkan tidak patut lagi
4
mendapat kepercayaan
Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam sungguh-sungguh majikan, sanak keluarga
5
atau teman serumah majikan atau teman sekerja
Membujuk, mencoba mengajak majikan, sanak keluarga atau teman serumah si majikan atau teman
6
sekerja untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan UU atau kesusilaan
Dengan sengaja atau meskipun telah diperingatkan, secara sembrono merusak milik majikan atau
7
menerbitkan bahaya yang sungguh-sungguh mengancam milik itu
Dengan sengaja atau meskipun telah diperingatkan, menerbitkan bahaya yang sungguh-sungguh
8
mengancam pada diri sendiri atau lain-lain orang
Mengumumkan hak-hak istimewa mengenai rumah tangga atau perusahaan si majikan yang ia
9
diwajibkan merahasiakan
Berkeras kepala menolak atau memenuhi perintah yang patut diberikan kepadanya oleh atau atas
10
nama majikan.
11 Dengan cara lain sangat melalaikan yang oleh perjanjian dibebankan kepadanya
12 Dengan sengaja atau sembrono telah menjadi tidak mampu melakukan pekerjaan
1.Apabila karyawan diberikan skorsing, 2.Di PHK karena BPR melakukan efisiensi,
kemudian di PHK, apakah tetap dpt pesangon? apa saja Hak Karyawan ?
• Pasal 81 angka 46 UU Cipta Kerja yang
mengubah Pasal 157A ayat (2) UU Efisiensi yang dilakukan perusahaan
Ketenagakerjaan menyebutkan: Pengusaha dibedakan menjadi efisiensi karena
dapat melakukan tindakan skorsing kepada mengalami kerugian dan untuk mencegah
pekerja/buruh yang sedang dalam proses kerugian.
pemutusan hubungan kerja dengan tetap
membayar upah beserta hak lainnya yang Bila di-PHK dengan alasan perusahaan
biasa diterima pekerja/buruh. melakukan efisiensi karena mengalami
• Jika Pelanggaran Sesuai PP 35/2021 pasal 52 kerugian, pekerja berhak atas uang
ayat 1, pesangon 0,5 kali beserta yg lainnya pesangon 0,5 kali, UPMK 1 kali, dan UPH.
• Jika Pelanggaran Bersifat mendesak ayat 2
(Penjelasan hal 54) tidak dpt pesangon. Tapi, jika di-PHK dengan alasan perusahaan
Pelanggaran2 tsb tidak memerlukan melakukan efisiensi untuk mencegah
keputusan pengadilan kerugian, pekerja berhak atas uang
pesangon 1 kali, UPMK 1 kali, dan UPH.
PHK SEBAGAI VARIABLE PROSES BISNIS
LEPASKAN AMBIL
Penentu :
(1) Biaya
(2) Kompetensi Organisasi
(3) Fleksibilitas Organisasi KEUNGGULAN
(4) Stabilitas BERSAING YG
(5) Legal Compliance
BERKELANJUTAN
(SCA) GUNAKAN
KEMBANGKAN
IMBALAN
PHK SEBAGAI VARIABLE PROSES BISNIS
Flow Process…
Strategi Strategi PHK
Bisnis
(1) Proses PHK Masal bisa dibuat sebagai ‘Berkah’ dan bukan
‘Bencana’ bagi Karyawan beserta keluarganya
PENGUSAHA/ PEKERJA/
GABUNGAN BERBEDA PENDAPAT BURUH ATAU
PENGUSAHA SP/SB
PUTUSAN
FINAL
PENGADILAN PHI 50 HARI
Ps. 103
PB PB
30 HARI 140
ARBITER KONSILIASI MEDIASI Ps 15, HARI
Ps 25,
SEPAKAT 2 PIHAK Ps 40
(1)
DISNAKER
PB BIPARTIT 30 HARI
Ps. 3 (2)
1 2
PERBEDAAN PENGAKHIRAN
KETENTUAN YANG PENDAPAT HUBUNGAN KERJA
TELAH DITETAPKAN
OLEH SALAH SATU
DALAM PK/PP/PKB 3 PIHAK
CONTOH:
•PEMBAYARAN UPAH
SELAMA SKORSING
4
AKIBAT:
TIMBUL PERSELISIHAN PHK
penyelesaian perselisihan hubungan industrial
DILUAR MELALUI
PENGADILAN PENGADILAN
NEGERI NEGERI
1 2
(1) BIPARTIT
PENGADILAN
(2) MEDIASI
HUBUNGAN
(3) KONSILIASI
INDUSTRIAL
(4) ARBITRASE
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DILUAR PENGADILAN NEGERI :
Penyelesaian
Melalui Bipartit
PENYELESAIAN BIPARTIT : JENIS PERSELISIHAN
1 HAK
2 KEPENTINGAN
3 PHK
4 ANTAR SP/SB
PERUNDINGAN
(RISALAH RAPAT)
1 2
AJUKAN
PERMOHONAN N DILAKSANAKAN Y
DENGAN BAIK? SELESAI
EKSEKUSI KE PHI
PENETAPAN
EKSEKUSI MELALUI
PHI DI PN
PENYELESAIAN BIPARTIT : ALUR PROSES TINDAK LANJUT
1 2
DISNAKER DISNAKER BUKTI
SETEMPAT MENELITI BIPARTIT
MENERIMA PERSELISIHAN LENGKAP
PERSELISIHAN & BUKTI ?
4
KOALISI/
ARBITRASE SEPAKAT
MEMILIH
TAWARKAN: DIKEMBALIKAN
YA TIDAK DAN DALAM 7
KONSILIASI/
ARBITRASE/ HARI HARUS
TIDAK SEPAKAT 3 DILENGKAPI
MEMILIH DALAM MEDIASI
5 7 HARI KERJA
MEDIATOR
PENYELESAIAN BIPARTIT : ALUR PROSES TINDAK LANJUT
1 KONSILIASI 2 ARBITRASE
JENIS PERSELISIHAN: JENIS PERSELISIHAN:
(1) KEPENTINGAN (1) KEPENTINGAN
(2) PHK (2) ANTAR SP/SB
(3) ANTAR SP/SB
KASASI PK
PHI MA FINAL
PHK
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DILUAR PENGADILAN NEGERI :
Penyelesaian
Melalui MEDIASI
PENYELESAIAN MEDIASI : JENIS PERSELISIHAN
1 HAK
2 KEPENTINGAN
3 PHK
4 ANTAR SP
Persetujuan
Bersama Didaftarkan para
Penelitian
mengikat, pihak ke PHI di
Perselisihan
menjadi hukum PN diwilayah PENETAPAN
Maks. Dalam dan wajib mengadakan PB EKSEKUSI
7 hari kerja dilaksanakan
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DILUAR PENGADILAN NEGERI :
Penyelesaian
Melalui konsiliasi
PENYELESAIAN konsiliasi : JENIS PERSELISIHAN
1 KEPENTINGAN
2 PHK
3- ANTAR SP
PeNGADILAN
HUBUNGAN
INDUSTRIAL (PHI)
PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL : PENGERTIAN
1 2 3
Memberi
Memeriksa Mengadili
Putusan
PHI : TUGAS DAN WEWENANG MENGADILI
Kompetensi HR-Officer
Inter-Personal & Networking Skill
Negotiation Skill
Intelligent Skill
Sense of Urgency & Crisis
Lembaga Bipartit
Pasal 106: Wajib dibentuk jika jumlah Pekerja >50
orang Berfungsi sebagai Forum Komunikasi
dan Coaching-Counseling ketenagakerjaan.
Early Detection Terhadap Keluhan
Survey, Kotak Saran, Coaching-Counseling, dll