REFERAT
Preseptor :
OLEH :
ANNISA MUJAHIDAH
LISTYA DINI PUTRI
NUR ALAM FIRDAUS
A. LATAR BELAKANG
Alergi merupakan suatu reaksi abnormal yang terjadi di tubuh akibat
masuknya suatu zat asing. Zat asing yang dinamakan alergen tersebut masuk
ke dalam tubuh melalui saluran nafas (inhalan) seperti debu, tungau, serbuk
bunga, dan debu. Alergen juga dapat masuk melalui saluran percernaan
(ingestan) seperti susu, telur, kacang-kacangan dan seafood. Di samping itu
juga dikenal alergen kontaktan yang menempel pada kulit seperti komestik
dan perhiasan. Saat alergen masuk ke dalam tubuh, sistem imunitas atau
kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan dengan membuat antibodi yang
disebut Imunoglobulin E. Imunoglobulin E tersebut kemudian menempel pada
sel mast.
Sering kali kita mengalami alergi, misal alergi kulit yang menjadi merah,
gatal dan bengkak sampai alergi yang membuat sesak nafas. Ketika jari kita
tertusuk jarum atau kita terluka, kita langsung merasakan sakit atau nyeri.
Nyeri ini terasa juga saat kita sakit gigi atau penyebab-penyebab lain.
Penyebab demikian adanya senyawa/zat dalam tubuh kita (senyawa
endogen) yang disebut dengan autokoid. Autokoid adalah zat yang dihasilkan
oleh sel tertentu dalam tubuh yang dapat menimbulkan suatu efek fisiologis
baik dalam keadaan normal maupun patologik. Adapun jenis-jenis autokoid
antara lain Histamin dan serotonin.
Histamin adalah senyawa yang terlibat dalam respon imunitas lokal,
selain itu senyawa ini juga berperan sebagai neurotransmitter di susunan saraf
pusat dan mengatur fungsi fisiologis di lambung. Sebenarnya histamin sendiri
terdapat di hampir semua jaringan tubuh manusia dalam jumlah kecil .
Konsentrasi terbesar terdapat di kulit,, paru-paru dan mukosa gastrointestinal.
Histamin dibentuk oleh histidin dengan bantuan enzim histidine
decarboxylase (HDC). Selanjutnya histamin yang terbentuk akan diinaktivasi
dan disimpan dalam granul mast cell dan basofil (sel darah putih).
Sesungguhnya pemakaian obat antihistamin hanya menghilangkan gejala
alergi dan menghindari serangan yang lebih besar di masa mendatang, tidak
menyembuhkan alergi. Jika penderita kontak lagi dengan alergen, maka alergi
akan muncul kembali. Oleh karena itu, yang terbaik untuk mengatasi alergi
adalah dengan menghindari kontak dengan alergen, menjaga kebersihan diri
dan lingkungan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta menjauhi stress.
Efek samping dari antihistamin secara umum adalah mengantuk, mulut kering,
gangguan saluran cerna, gangguan urin dan terkadang iritasi. Banyak sekali
obat yang dapat meyebabkan efek mengantuk karena obat tersebut menekan
susunan saraf pusat. Maka sering kita melihat pada kemasan obat bahwa kita
dilarang mengendalikan kendaraan setelah minum obat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
I. HISTAMIN
A. Pengertian Histamin
Histamin adalah zat kimia yang terdapat secara alami dalam
jaringan tubuh yang dengan dosis kecil dan memiliki kerja yang nyata dan
bergam pada otot, kapiler darah serta sekresi lambung. (Sue Hinchliff,
Kamus keperawatan edisi 17 , hal. 209).
Ada juga menyebutkan Histamin adalah amina biogenik terlibat
dalam respon imun lokal serta mengatur fungsi fisiologis di usus dan
bertindak sebagai neurotransmiter.
Histamin sendiri merupakan senyawa yang terlibat dalam respon
imunitas lokal, selain itu senyawa ini juga berperan sebagai
neurotransmitter di susunan saraf pusat dan mengatur fungsi fisiologis di
lambung.
Ada juga berpendapat Histamin merupakan mediator kimia turunan
asam amino histidin, banyak terdapat di paru-paru, kulit dan saluran cerna.
Zat ini disekresikan saat terjadi luka, saat alergi yang dipengaruhi antibody
IgE atau tanpa IgE. Efek yang ditimbulkan antara lain dilatasi (pelebaran)
pembuluh darah, tekanan darah turun, meningkatnya permeabilitas kapiler,
efek gatal, konstriksi bronkus dan peningkatan asam lambung.
Histamin berperan terhadap berbagai proses fisiologis yaitu
mediator kimia yang dikeluarkan pada alergi seperti asma, urtikaria dan
anafilaksis. Penderita yang sensitif terhadap histamin atau yang mudah
terkena alergi karena jumlah enzim yang dapat merusak histamin ditubuh
lebih rendah dari normal. Histamin dibentuk oleh histidin dengan bantuan
enzim histidine decarboxylase (HDC). Selanjutnya histamin yang
terbentuk akan diinaktivasi dan disimpan dalam granul mast cell dan
basofil (sel darah putih).
B. Pelepasan histamine terjadi akibat :
1. Rusaknya sel
Histamine banyak dibentuk di jaringan yang sedang berkembang
dengan cepat atau sedang dalam proses perbaikan, misalnya luka
2. Senyawa kimia
Banyak obat atau zat kimia bersifat antigenic,sehingga akan
melepaskan histamine dari sel mast dan basofil. Contohnya adalah
enzim kemotripsin, fosfolipase, dan tripsin.
3. Reaksi hipersensitivitas
Pada orang normal, histamine yang keluar dirusak oleh enzim histamin
dan diamin oksidase sehingga histamine tidak mencapai reseptor
Histamin. Sedangkan pada penderita yang sensitif terhadap histamine
atau mudah terkena alergi jumlah enzim- enzim tersebut lebih rendah
daripada keadaan normal.
4. Sebab lain
Proses fisik seperti mekanik, thermal, atau radiasi cukup untuk
merusak sel terutama sel mast yang akan melepaskan histamin.
C. Reseptor Histamin
a. Reseptor H1
Paling banyak berperan dalam alergi namun bisa juga vasodilatasi dan
bronkokonstriksi (asma) sedangkan lokasinya terdapat di otak,
bronkus, gastrointestinal tract, genitourinary system, sistem
kardiovaskuler, adrenal medula, sel endothelial.
b. Reseptor H2
Berlokasi di sel parietal lambung yang berperan dalam sekresi asam
lambung Cara kerjanya adalah dengan mengikat reseptor H2 pada
membran sel parietal dan mencegah histamin menstimulasi sekresi
asam lambung.
Obat antagonis H2: cimetidine, ranitidine, famotidine
c. Reseptor H3
Terdapat di sistem syaraf, mengatur produksi dan pelepasan histamin
pada susunan saraf pusat. Tidak seperti antagonis H1 yang
menimbulkan efek sedatif, antagonis H3 menyebabkan efek stimulant
dan nootropic dan sedang diteliti sebagai obat Alzheimer.
Obat: Imetit, Immepip, clobenpropit, lodoproxyfan
d. Reseptor H4
Dijumpai pada sel-sel inflammatory (eusinofil, neutrofil,
mononukleosit). diduga terlibat dalam alergi bersinergi dengan
reseptor H1 Masih merupakan target baru obat anti inflamasi alergi
karena dengan penghambatan reseptor H4 maka dapat mengobati
alergi dan asma (sama dengan reseptor H1).
D. Fungsi Histamin Secara Umum
1. Sebagai neurotransmitter
2. Kontrol neuroendokrin
3. Regulasi kardiovaskuler (terkait kemampuan vasodilatator)
4. Pengaturan suhu
5. Berperan pada sekresi asam lambung
6. Berperan dalam reaksi alergi / anafilaksis
3. Kerja antikolinoreseptor
Banyak agen dari generasi pertama mempunyai efek seperti atropin
yang bermakna pada muskarinik perifer.
6. Efek parkinsonisme
Hal ini karena kemampuan agen antagonis H-1 generasi pertama
mempunyai efek antikolinergik.
Contoh obat antagonis H-1 generasi pertama dan mekanismenya
adalah :
a. Doxylamine
Doxylamine berkompetisi dengan histamin untuk menempati
reseptor histamin 1, mengeblok kemoreseptor, mengurangi
stimulasi vestibular dan menekan fungsi labyrinthine melalui
aktivitas kolinergik pusatnya.
b. Clemastine
Clemastine berkompetisi dengan histamin untuk menempati
reseptor histamin 1 pada efektor di saluran pencernaan, pembuluh
darah, dan saluran pernapasan.
b. Fexofenadine
Fexofenadine HCl (paten: Allegra dan Telfast) adalah suatu obat
antihistamin yang digunakan untuk pengobatan demam dan gejala
alergi yang mirip lainnya. Obat ini merupakan obat alternatif dari
terfenadine yang memiliki kontra indikasi yang serius. Fexofenadine
seperti antagonis H1 generasi 2 dan 3 lainnya, tidak dapat melewati
blood brain barrier dan kurang menyebabkan efek sedative
dibandingkan dengan obat generasi 1. kerja dari obat ini adalah sebagai
antagonis dari reseptor H1.
Kesimpulan
Histamin adalah zat kimia yang terdapat secara alami dalam jaringan
tubuh yang dengan dosis kecil dan memiliki kerja yang nyata dan bergam
pada otot, kapiler darah serta sekresi lambung. (Sue Hinchliff, Kamus
keperawatan edisi 17 , hal. 209). Reseptor histamin dalam tubuh ada
H1,H2,H3 dan H4. H1 dalam sel-sel otot brankhial , H2 di dalam sel lambung
yang mengsekresikan asam lambung.
Antihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan
kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada
reseptor H-1, H-2 dan H-3. Efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen
antibodi karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek histamin yang
sudah terjadi.
DAFTAR PUSTAKA