Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN;

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN, PERKEMBANGAN

MANAJEMEN

CHAPTER REPORT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

Dosen pengampu: Dr. Umi Zulfa, M.Pd

Oleh:

Fatmah

NIM. 214120500001

PROGRAM PASCA SARJANA

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2021
SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN; ADMINISTRASI DAN

MANAJEMEN, PERKEMBANGAN MANAJEMEN

A. Pendahuluan

Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu

manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata

cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah

yang berkaitan dengan manajer.

Mempelajari sejarah manajemen sangat penting bagi kita untuk dapat

memperoleh gambaran tentang bagaimana manajemen itu telah berlangsung pada

masa lalu, bagaimana kemudian manajemen tersebut berkembang, prinsip-prinsip

apa yang dikembangkan pada masa lalu dan bagaimana manajemen tersebut

berlangsung dewasa ini.

Demikian halnya dengan administrasi juga sudah ada sejak zaman dahulu

kala, yaitu sejak adanya dua orang manusia yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan yang mereka sepakati, namun belumlah berarti bahwa administrasi pada

zaman itu sudah merupkan ilmu. Administrasi dan manajemen lahir pertama kali

sebagai seni yang kemudian berkembang menjadi ilmu.

B. Perkembangan Administrasi dan Manajemen sebagai Seni

Perkembangan administrasi dan manajemen sebagai seni menurut Siagian

(1977) dapat dibagi menjadi 3 fase utama yaitu :

2
1. Fase Pra Sejarah yang berakhir pada tahun 1 masehi.

Banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip administrasi

telah dilaksanakan pada fase sejarah ini, meskipun mungkin masyarakat purba

pada masa itu tidak secara sadar melaksanakannya.

Beberapa peradaban yang dapat digunakan untuk melacak fenomena-

fenomena administrasi dan manajemen serta prinsip-prinsip yang telah dijalankan

sebagai bukti perkembangan administrasi dan manajemen dalam kurun waktu fase

pra sejarah adalah sebagai berikut :

a. Peradaban Mesopotamia

Pada zaman Mesopotamia ini telah dijalankan prinsip-prinsip administrasi

dan manajemen terutama di bidang pertanian, perdagangan, komunikasi,

pengangkutan terutama pengangkutan sungai, bahkan masyarakat Mesopotamia

telah menggunakan logam sebagai alat tukar menukar yang memperlancar

jalannya perdagangan.

b. Peradaban Babilonia

Peradaban Babilonia telah berhasil pula membina suatu sistem

administrasi dan manajemen dibidang teknologi, yaitu dengan adanya taman

gantung yang sampai saat ini belum dapat ditandingi oleh teknologi manusia

modern.

c. Mesir kuno

Analisis terhadap peninggalan-peninggalan zaman pra sejarah,

membuktikan bahwa di Mesir kuno aspek administrasi dan manajemen yang

3
sangat berkembang ialah penataan usaha kerja sama di bidang pemerintahan,

militer, perpajakan dan pertanian (termasuk irigasi). Piramida di Mesir juga

merupakan pembuktian bahwa dalam pembangunan peninggalan sejarah itu telah

melibatkan ratusan ribu orang yang bekerjasama, dan tentunya didasari dengan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pengerahan tenaga, dan

pengawasan yang sifatnya formal. Di Mesir juga ditemukan bukti-bukti bahwa

orang-orang Mesir telah menerapkan system desentralisasi dan penggunaan staf

penasehat 2000 tahun sebelum masehi.

d. Tingkok kuno

Yang paling menonjol dan merupakan perkembangan yang belum pernah

terjadi sebelumnya ialah bahwa masyarakat dan pemerintahan Tiongkok Kuno

telah berhasil menciptakan suatu sistem Administrasi kepegawaian yang sangat

baik. Demikian baiknya ciptaan itu sehingga banyak prinsip-prinsip administrasi

kepegawaian modern yang terkenal dengan istilah “Merit System” itu dipinjam

dari prinsip-prinsip Administrasi kepegawaian Tiongkok Kuno.

e. Yunani kuno

Sumbangan terkenal dari Yunani Kuno yang mempengaruhi jalannya

proses administrasi ialah pengembangan konsep demokrasi. Meskipun konsep

demokrasi pada zaman Yunani Kuno berbeda dengan konsep yang kini umum

belaku di dunia. Sebagaimana diketahui, demokrasi dalam bahasa Yunani terdiri

dari 2 kata yaitu “demos” yang berarti rakyat dan “krato” yang berarti kekuasaan.

4
Jadi kekuasaan rakyat. Letak perbedaan konsep demokrasi di kala itu dan

sekarang ialah terletak pada perbedaan interpretasi tentang “rakyat”.

f. Romawi kuno

Pekembangan Administrasi pada zaman Romawi Kuno dibuktikan dengan

adanya ahli filsafat terkenal yaitu CICERO, terutama dalam 2 bukunya yang

masing-masing berjudul “ De Office ” dan “ De Legibus (The Low)”. Dalam buku

tersebut dijelaskan bahwa pemerintah Romawi Kuno telah berhasil memerintah

daerah yang sangat luas dengan penggunaan apa yang dikenal sekarang dengan

istilah “System Approach”.

Tugas-tugas pemerintah dibagi dalam departemen-departemen yang

disebut “Magistrates” yang dipimpin oleh seorang magistrator. Disamping itu,

pemerintah Romawi Kuno telah berhasil pula mengembangkan Administrasi

Militer, Administrasi Pajak, Administrasi Perhubungan lebih dari zaman-zaman

sebelumnya.

2. Fase Sejarah yang berakhir pada tahun 1886

Dalam fase ini timbul di daerah Eropa tiga kelompok sarjana yang terdapat

pada 3 negara yang berbeda-beda dan mempunyai pandangan yang garis besarnya

sama yaitu :

1. Kaum Kameralisten yang terdapat di Jerman dan Australia.

2. Kaum Merkantilizen di Inggris, dan

3. Kaum Fisiokraten di Perancis.( Siagian, 1977)

5
Mereka ini sebenarnya adalah pelopor-pelopor Administrasi ilmiah, karena

inti dari teori-teori mereka ialah bahwa perekonomian dari pada suatu negara

hanya bisa akan kuat apabila kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen

dilaksanakan sebaik-baiknya, akan tetapi administrasi dan manajemen belum

diketemukan pada waktu itu, maka mereka digolongkan sebagai ahli ekonomi.

3. Fase Modern yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih berlangsung

hingga sekarang ini.

Fase modern ini dimulai sejak lahirnya gerakan manajemen ilmiah

(Scientific Management) pada tahun 1886, yang dipelopori oleh Frederick

Winslow Taylor (AS) sebagai seorang sarjana pertambangan. Perhatian Taylor

pada waktu itu lebih difokuskan pada pekerjaan (job centered) dari kaum buruh

dan manajemen tingkat bawah, yang dikenal dengan Time and Motion Study.

Hasil penelitian Taylor kemudian dicetuskan dalam bukunya The Principles of

Scientific Management, pada tahun 1911. Dan sejak itu Taylor dikenal sebagai The

Father of Scientific Management (Bapak Ilmu Management).

C. Perkembangan Administrasi dan Manajemen Sebagai Ilmu

Perkembangan administrasi dan manajemen sebagai ilmu sejak lahirnya

sampai sekarang dapat ditinjau dari empat tahap perkembangan menurut S.P.

Siagian (1977) sebagai berikut:

1. Tahap Survival ( 1886 -1930 )

6
Dalam waktu yang cukup lama ini para ahli yang melakukan spesialisasi

dalam bidang administrasi dan manajemen, memperjuangkan diterimanya

administrasi dan manajemen sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

berdiri sendiri yang setaraf dengan ilmu pengetahuan lainnya.

2. Tahap Konsolidasi dan Penyempurnaan ( 1930 - 1945 )

Tahap ini dikatakan tahap konsolidasi dan penyempurnaan karena pada

waktu itu prinsip-prinsip, dalil-dalil serta rumus-rumus dari ilmu Administrasi dan

manajemen lebih disempurnakan sehingga kebenarannya tidak dapat lagi

dibantah.

3. Tahap Human Relation ( 1945 - 1959 )

Pada tahun ini perhatian para ahli dibidang administrasi dan manajemen

mulai beralih pada faktor manusia serta hubungan-hubungan formal dan informal

yang mungkin perlu diciptakan, dibina serta dikembangkan oleh dan antar

manusia pada semua tingkatan organisasi demi terlaksananya kegiatan-kegiatan

yang harus dilaksanakan dalam suasana yan intim dan harmonis.

4.Tahap Behaviouralisme ( 1959 hingga sekarang )

Pada tahap ini yang disoroti bukan lagi hanya manusianya sendiri sebagai

mahluk hidup yang mempunyai martabat, kepribadian, tujuan, cita-cita, serta

keinginan yang khas, akan tetapi sudah meningkat kepada penyelidikan tentang

tindak tanduk manusia dalam kehidupan berorganisasi dan alasan-alasan mengapa

manusia itu melakukan tindakan-tindakan demikian, tindakan-tindakan manusia

yang merugikan organisasi diteliti dan di usahakan bagaimana cara agar tindakan

7
dapat dirubah sehingga merupakan tindakan yang menguntungkan organisasi.

Tindakan-tindakan yang sudah ada yang telah menguntungkan organisasi perlu

ditingkatkan guna mencapai tujuan yang lebih efektif, ekonomis, dan efisien.

D. Administrasi dan Manajemen sebagai Seni dan Ilmu

Sebagaimana dikemukakan pada uraian di atas, bahwa gerakan manajemen

ilmiah yang dipelopori F.W. Taylor tahun 1886 menandai berakhirnya status

administrasi dan manajemen sebagai seni semata-mata, dan mulai berdwistatus,

yaitu disamping sebagai seni juga sebagai ilmu.

Istilah “seni” atau art ini berasal dari bahasa Latin yang berarti “skill” atau

keahlian, kemahiran yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu. Dengan

demikian, administrasi dan manajemen yang dianggap seni adalah keahlian atau

kemampuan kerja untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan atau dengan kata

lain administrasi dan manajemen ditinjau dari segi praktisnya.

Disamping administrasi dan manajemen sebagai seni juga sebagai ilmu.

Administrasi sebagai ilmu melalui perjuangan yang cukup lama dan diawali

dengan praktek, ingat penyelidikan yang dilakukan oleh F.W. Taylor dan Henri

Fayol yang kemudian melahirkan teori-teori yang sangat diperlukan dalam usaha

meningkatkan efesiensi perusahaan. Kemudian perkembangan selanjutnya,

administrasi tergolong sebagai ilmu karena telah memenuhi syarat-syarat ilmu

pengetahuan. Adapun syarat-syarat yang dimaksud adalah : (1) tersusun secara

sistematis, (2) obyektif-rasionil sehingga dapt dipelajari, (3) menggunakan metode

ilmiah, (4) mempunyai prinsip-prinsip tertentu, (5) dapat dijadikan teori.

8
Selanjutnya sebagai bukti administrasi dan manajemen sebagai ilmu

pengetahuan ialah adanya lembaga-lembaga pendidikan yang membina ilmu

administrasi ini. Seperti AIA (Akademi Ilmu Administrasi), STAN (Sekolah

Tinggi Administrasi Negara), Jurusan Administrasi Niaga/Negara dari perguruan

tinggi baik yang berstatus negeri maupun swasta.

Siagian (1977) mengemukakan pula bahwa, ilmu pengetahuan

didefenisikan sebagai suatu obyek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil

dan rumus melalui percobaan-percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali

telah teruji kebenarannya, prinsip-prinsip, dalil-dalil dan rumus-rumus mana dapat

diajarkan dan dipelajari.

Administrasi adalah suatu obyek ilmiah, yang telah memiliki prinsip-

prinsip, rumus-rumus, dalil-dalil sehingga ia merupakan ilmu pengetahuan. Akan

tetapi harus diingat bahwa ilmu Administrasi yang tergolong kedalam ilmu-ilmu

sosial mempunyai karakterstik yang berbeda dengan karateristik ilmu-ilmu

eksakta. Ilmu-ilmu sosial mempunyai prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalil

yang bersifat universal. Akan tetapi didalam penerapannya harus di sesuaikan

dengan kondisi, tempat, waktu, dan manusia agar memberikan hasil yang

diharapkan. Satu-satunya rumus yang sungguh-sungguh berlaku bagi ilmu-ilmu

sosial ialah : Dalam ilmu-ilmu sosial satu-satunya kepastian adalah

ketidakpastian. Memperhitungkan faktor keadaan, tempat, waktu, dan manusia

dan ilmu Administrasi disebut memperhitungkan faktor-faktor ekologis

( lingkungan ).

9
Dengan demikian jelas sekali bahwa Administrasi di samping sebagai seni,

juga sebagai ilmu. Hal ini diakui oleh Siagian di mana beliau mengemukakan

sebagai berikut :

“Administrasi sekarang ini dikenal sebagai Artistic Science karena didalam


penerapannya seninya masih tetap memegang peranan yang menentukan,
sebaliknya seni Administrasi dikenal sebagai suatu Scientific Art, karena seni itu
sudah didasarkan atas sekelompok prinsip-prinsip yang telah teruji
kebenarannya“.

E. Tahapan perkembangan ilmu Manajemen

Menurut Daniel Wren, perkembangan ilmu manajemen dibagi ke dalam

empat tahapan. Dimulai dari tahap pemikiran awal. Lalu era manajemen sains.

Lalu fase manusia sosial. Dan yang terakhir: era modern

# Fase 1: Pemikiran Awal Manajemen

Pemikiran awal manajemen, menurut Wren, terjadi sebelum abad 20. Pada waktu

itu, ada 2 peristiwa penting.

Peristiwa pertama: Buku Adam Smith

Tahun 1776 saat Adam Smith memunculkan doktrin ekonomi klasic “The

Wealth of Nation” yang dalam buku yang ia terbitkan mengemukakan tentang

keunggulan ekonomis yang akan didapat oleh organisasi atas pembagian kerja.

Pembagian kerja atau division of labor ini oleh Adam Smith yaitu mengenai

perincian pekerjaan pekerjaan kepada tugas yang lebih spesifik serta berulang.

Adam Smith berkesimpulan bahwa suatu pembagian kerja bisa meningkatkan

tingkat produktifitas dengan:

1.Menghemat waktu

10
2.Meningkatkan ketrampilan para pekerja

3.Menciptakan mesin serta penemuan yang lain yang bisa menghemat tenaga

kerja

Peristiwa kedua: Revolusi industri di Inggris (Britania)

Akibat kejadian ini membuat para manajer kala itu memerlukan teori yang

bisa membantu dalam meramalkan permintaan, kecukupan bahan baku,

memberikan tugas tugas untuk bawahan, mengarahkan aktivitas sehari hari dan

yang lainnya sehingga menyebabkan ilmu Manajemen kemudian mulai

dikembangkan oleh ahli.

# Fase 2: Era Manajemen Sains

Manajemen sains atau manajemen ilmiah dipopulerkan oleh ahli

manajemen Frederick Winslow Taylor yang ditulis dalam bukunya yang berjudul

“Principles of Scientific Management” (1911).

Taylor memaparkan manajemen sains sebagai penggunaan metode yang ilmiah

dalam menentukan cara terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dalam perkembangannya, manajemen juga didukung oleh berbagai pemikiran

pemikiran yang baru dari Henry Gantt dan Gilberth.

Henry Gantt mengemukakan ide bahwa seorang mandor seharusnya mampu untuk

memberikan pendidikan kepada para pekerja atau karyawan untuk lebih bersifat

rajin dan kooperatif.

11
Kemudian dia mendesain sebuah grafik untuk berupaya membantu manajemen

yang bisa dipergunakan dalam merancang serta mengontrol pekerjaan yang

kemudian diberi nama Gantt Chart.

Sementara itu, Lillian Gilbreth dan Frank yang merupakan pasangan suami

istri menciptakan alat yang bisa mencatat gerakan yang dilakukan oleh pekerja

serta lama waktu yang mereka habiskan dalam gerakan tersebut. Alat ini dipakai

untuk mewujudkan sistem produksi yang efisien yang disebut sebagai

“micromotion”

Era manajemen sains juga diramaikan oleh teori administratif. Yaitu teori

tentang hal apa yang harus dilakukan oleh manajer serta bagaimana membentuk

sebuah praktek manajemen yang baik.

Henry Fayol, seorang industriawan dari Prancis mengemukakan gagasan tentang

lima fungsi manajemen yang utama.

Fungsi-fungsi manajemen menurut Henry Fayol tersebut antara lain

1.Merancang

2.Mengorganisasi

3.Memerintah

4.Mengkoordinasikan

5.Mengendalikan

12
# Fase 3: Era Manusia Sosial

Pada akhir era manajemen sains ditandai dengan adanya madzhab perilaku

dalam pemikiran tentang manajemen. Madzhab ini tidak memperoleh pengakuan

luas hingga tahun 1930-an.

Yang menjadi katalis utama atas kelahiran mahzab ini adalah studi

penelitian yang dikenal dengan eksperimen Hawthrone. Eksperimen ini

dilaksanakan pada tahun 1920 an hingga 1930 an yang bertempat di pabrik

Hawthrone yang dimiliki Western Electric Company.

Pada awalnya, kajian ini hanya bertujuan untuk mempelajari pengaruh

penerangan lampu terhadap produktifitas kerja. Dan hasil kajiannya

mengindikasikan insentif semisal jabatan, lama jam kerja, upah, periode istirahat

memiliki pengaruh yang sedikit terhadap output para pekerja dibandingkan

tekanan kelompok, rasa aman dan penerimaan kelompok. Peneliti kemudian

menyimpulkan bahwa norma sosial atau standar kelompok adalah penentu yang

utama perilaku kerja tiap individu

Ahli lainnya. Mary Parker Follet menerbitkan bukunya yang berjudul

“Creative Experience” – 1924 berisikan suatu filosofi bisnis yang lebih

mengutamakan integrasi sebagai sebuah cara dalam mengurangi konflik tanpa

dominasi maupun kompromi.

Follet berpendapat bahwa tugas pemimpin adalah menentukan tujuan

sasaran organisan serta mengintegrasikannya dengan tujuan kelompok dan tujuan

individu, organisasi harus berdasarkan pada etika kelompok daripada

13
individualisme. Jadi dengan demikian para manajer dan karyawan harusnya

menjadikan mereka sebagai mitra, bukan sebagai lawan.

Buku “The Functions of the Executive” yang diterbitkan pada tahun 1938

oleh Chester Barnard menggambarkan teori tentang organisasi dalam upayanya

merangsang orang lain untuk memeriksa sifat sistem koperasi. Menelaah

perbedaan antara motif pribadi dengan organisasi, Barnard kemudian menjelaskan

dikotomi “efektif – efisien”. Efektivitas menurut Barnard saling berkaitan dengan

pencapaian tujuan, dan efisiensi merupakan sejauh mana motif motif para individu

bisa terpuaskan. Barnard memandang organisasi formal sebagai suatu sistem yang

terpadu yang menjadikan kerjasama, tujuan, dan kominikasi sebagai elemen yang

universal. Sementara itu pada organisasi yang bersifat informal, kekompakan,

komunikasi dan pemeliharaan perasaan harga diri sangat diutamakan.

Barnard juga mengembankan teori “penerimaan otoritas” yang

berlandaskan pada gagasan ide bahwa atasan hanya mempunyai wewenang jika

bawahannya menerima otoritas.

# Fase 4: Era Modern

Dalam era modern manajemen ditandai dengan munculnya konsep

manajemen kualitas total pada abad ke 20 yang kenalkan oleh ahli manajemen W.

Edwards Deming dan Joseph Juran. Deming yang di Jepang dianggap sebagai

bapak kontrol kualitas berpendapat bahwa mayoritas permasalahan dalam hal

kualitas bukanlah berasal dari kesalahan para pekerja, tetapi pada sistemnya. Dia

14
menekankan akan pentingnya peningkatan kualitas dengan menyusun teori lima

langkah reaksi berantai. Apabila kualitas bisa ditingkatkan maka:

1. Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang, kesalahan yang

sedikit, minim terjadi penundaan serta pemanfaatan yang jauh lebih baik atas

waktu serta material

2. Produktifitas meningkat

3. Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan peningkatan terhadap

kualitas serta penurunan harga

4. Keuntungan meningkat sehingga bisa perusahaan bisa bertahan

5. Jumlah pekerjaan bertambah.

F. Penutup

Berdasarkan semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi dan

manajemen awalnya berkembang sebagai seni, kemudian sebagai ilmu dan

berkembang sebagai seni dan ilmu.

Adapun perkembangan ilmu Manajemen dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap

pemikiran awal. Lalu era manajemen sains. Lalu fase manusia sosial. Dan yang

terakhir: era modern.

15
Daftar Pustaka

Priyono. 2007. Pengantar Manajemen. Sidoarjo: Zifatama Publisher.

Adnan, Indra Muchlis dan Sufian Hamim. 2013. Administrasi, Organisasi dan
Manajemen. Yogyakarta: Trussmedia Grafika.

Rohman, Abdur. 2017. Dasar-dasar Manajemen. Malang: Intelegensia Media.


Aditama, Roni Angger. 2020. Pengantar Manajemen: Teori dan Aplikasi. Malang:
AE Publishing

Sukoco, Badri M. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta:


Erlangga

Dalimunthe, Ritha F. 2003. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen. USU


Digital Library.

Suci, Ni Made. 2019. The Evolution Of Management Thought. Jurnal Manajemen


dan Bisnis, 1 (1), 7-15.

16

Anda mungkin juga menyukai