KELOMPOK 5
NAMA KELOMPOK :
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… i
BAB VII SISTEM PENJUALAN KREDIT ……..……………………………... ……... 1
A. PENJUALAN KREDIT DENGAN KARTU KREDIT PERUSAHAAN………… 1
B. SISTEM PENJUALAN KREDIT…………………………………………………. 3
C. SISTEM RETUR PENJUALAN…………………………………………………... 7
D. KOMBINASI PROSEDUR ORDER PENGIRIMAN DAN PROSEDUR
PENAGIHAN ……………………………………………………………………... 10
BAB VIII SISTEM AKUNTANSI PIUTANG………………………………………….. 15
A. PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG ………………………………………... 15
B. PROSEDUR PERNYATAAN PITUANG………………………………………… 19
C. DISTRIBUSI PENJUALAN………………………………………………………. 20
D. METODE DISTRIBUSI PENJUALAN…………………………………………… 20
E. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM
PEMILIHAN METODE DISTRIBUSI…………………………………………… 24
i
BAB VII
SISTEM PENJUALAN KREDIT
A. PENJUALAN KREDIT DENGAN KARTU KREDIT PERUSAHAAN
Perusahaan dapat melakukan penjualan kredit dengan kartu kredit yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Sistem penjualan kredit dengan menggunakan kartu kredit ini biasanya digunakan
oleh toko pengecer (retailer). Kartu kredit perusahaan (company credit cards) ini diterbitkan oleh
perusahaan tertentu untuk para pelanggannya. Pelanggan akan diberi kartu kredit perusahaan
setelah melalui seleksi berdasarkan kemampuan membayar kredit dan karakternya. Pelanggan
dapat menggunakan kartu kredit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang
menerbitkan kartu kredit tersebut. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu, perusahaan
menagih jumlah harga barang yang dibeli oleh pemegang kartu kredit selama jangka waktu
tertentu yang telah lewat.
Fungsi yang Terkait :
Fungsi Kredit. Dalam transaksi penjualan kredit dengan kartu kredit, fungsi ini
bertanggung jawab atas pemberian kartu kredit kepada pelanggan terpilih. Fungsi kredit
melakukan pengumpulan informasi tentang kemampuan keuangan calon anggota dengan
meminta fotokopi rekening koran bank; keterangan gaji atau pendapatan calon anggota
dari perusahaan tempatnya bekerja, dan dari sumber-sumber lain. Dengan demikian
pelanggan yang diberi kartu kredit adalah pelanggan yang telah melewati tahap seleksi
yang dilakukan oleh fungsi kredit, sehingga kemungkinan tidak tertagihnya piutang
kepada pelanggan tersebut dapat dikurangi.
Fungsi Penjualan. Dalam sistem penjualan dengan kartu kredit, fungsi penjualan
bertanggung jawab melayani kebutuhan pelanggan atas barang. Fungsi penjualan mengisi
faktur penjualan kartu kredit untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungi pengiriman
melaksanakan penyerahan barang kepada pelanggan.
Fungsi Gudang. Dalam sistem penjualan ini, fungsi gudang menyediakan barang yang
diperlukan oleh pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
Fungsi Pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang
kuantitas, mutu, dan spesifkasinya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
Fungsi Akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi
bertambahnya piutang kepada pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi pengiriman. Di samping itu, fungsi
akuntansi bertanggung jawab atas Transaksi penjualan didalam jurnal penjualan.
Fungsi Penagihan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara
periodik kepada pemegang kartu kredit.
Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka
waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli.
1
5. Kuantitas produk yang dijual.
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.
Prosedur Order Penjualan. Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi
penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan mengirimkannya kepada
berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi
dalam melayani order dari pembeli.
Prosedur Pengiriman. Dalam prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang yang
diperlukan oleh pembeli dan fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli
sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan kartu kredit yang
diterima dari fungsi gudang.
Prosedur Pencatatan Piutang. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan
faktur penjualan kartu kredit ke dalam kartu piutang.
Prosedur Penagihan. Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan
kartu kredit dan mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodik, fungsi penagihan
membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada pemegang kartu kredit perusahaan,
dilampiri dengan faktur penjualan kartu kredit.
2
Prosedur Pencatatan Penjualan. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat
transaksi penjualan kartu kredit ke dalam jurnal penjualan.
3
Dokumen yang Digunakan
1. Surat order pengiriman dan tembusannya. Berbagai tembusan surat order pengiriman
terdiri dari :
Surat Order Pengiriman. Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order
pengiriman yang memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk
mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera di atas
dokumen tersebut.
Tembusan Kredit (Credit Copy). Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status
kredit pelanggan dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit.
Surat Pengakuan (Acknowledgement Copy). Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi
penjualan kepada pelanggan untuk memberi tahu bahwa ordernya telah diterima dan
dalam proses pengiriman.
Surat Muat (Bill of Lading). Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang
digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan
angkutan umum.
Slip Pembungkus (Packing-Slip). Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus
barang untuk memudahkan fungsi penerimaan di perusahaan pelanggan dalam
mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya.
Tembusan Gudang (Warehouse Copy). Merupakan tembusan surat order
pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan
jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar menyerahkan barang tersebut ke
fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual dalam kartu gudang.
Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up Copy). Merupakan
tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut
tanggal pengiriman yang dijanjikan.
Arsip Index Silang (Cross-index File Copy). Merupakan tembusan surat order
pengiriman yang diarsipkan secara abjad menurut nama pelanggan untuk
memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan mengenai status
pesanannya.
2. Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat
timbulnya piutang. Contoh faktur penjualan dan berbagai tembusannya terdiri dari :
Faktur Penjualan (Customer's Copies). Dokumen ini merupakan lembar pertama
yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada pelanggan.
Tembusan Piutang (Account Receivable Copy). Dokumen in merupakan tembusan
faktur penjualan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai
dasar untuk mencatat piutang dalam kartu piutang.
Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy). Dokumen ini merupakan
tembusan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar
mencatat transaksi penjualan dalam jurnal penjualan.
Tembusan Analisis (Analysis Copy). Dokumen ini merupakan tembusan yang
dikirim oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk menghitung
beban pokok penjualan yang dicatat dalam kartu persediaan, untuk analisis penjualan,
dan untuk perhitungan komisi wiraniaga (sales person).
4
Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy). Dokumen in dikirimkan oleh fungsi
penagihan kepada wiraniaga untuk memberi tahu bahwa order dari pelanggan yang
lewat di tangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung komisi
penjualan yang menjadi haknya.
3. Rekapitulasi beban pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan
untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
Data yang dicantumkan dalam rekapitulasi beban pokok penjualan berasal dari kartu
persediaan.
4. Bukti Memorial. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen
sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
5
7. Prosedur Pencatatan Beban Pokok Penjualan. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi
mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi
tertentu.
6
C. SISTEM RETUR PENJUALAN
Deskripsi Kegiatan
Transaksi retur penjualan terjadi jika perusahaan menerima pengembalian barang dari
pelanggan. Pengembalian barang oleh pelanggan harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dan
diterima oleh fungsi penerimaan.
Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari
transaksi retur penjualan adalah:
1. Jumlah rupiah dari retur penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama
jangka waktu tertentu
2. Jumlah piutang yang berkurang karena adanya retur penjualan.
3. Jumlah harga pokok produk dari persediaan yang dikembalikan oleh pembeli.
4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas produk yang dikembalikan oleh pembeli.
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang dikembalikan oleh pembeli.
7. Otorisasi dari pejabat yang berwenang.
7
oleh fungsi penerimaan sebagai laporan telah diterima dan diperiksanya barang yang
dikembalikan oleh pembeli.
8
Bagan Alir Dokumen Sistem Retur Penjualan
9
D. KOMBINASI PROSEDUR ORDER PENGIRIMAN DAN PROSEDUR
PENAGIHAN
Sistem penjualan kredit terdiri dari dua prosedur pokok: prosedur order pengiriman
dan prosedur penagihan. Dalam prosedur order pengiriman digunakan formulir surat
order pengiriman, dan dalam prosedur penagihan digunakan formulir faktur penjualan.
Kombinasi prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan dapat digolongkan
sebagai berikut:
1. Prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan terpisah
2. Prosedur order pengiriman satuan
3. Prosedur pra-penagihan lengkap
4. Prosedur penagihan tidak lengkap
10
Prosedur Order Pengiriman Satuan
Prosedur ini merupakan modifikasi dari prosedur order pengiriman dan prosedur
penagihan yang terpisah. Dalam prosedur ini, untuk setiap barang yang tercantum di dalam order
dari pelanggan, oleh fungsi penjualan dibuatkan satu surat order pengiriman. Jadi, jika pelanggan
memesan tiga jenis barang, fungsi penjualan membuat tiga lembar surat order pengiriman yang
dikirimkan kepada fungsi gudang. Setelah semua barang yang dipesan oleh pelanggan tersebut
dikirimkan oleh fungsi pengiriman, fungsi penagihan kemudian membuat faktur dan
tembusannya.
11
Prosedur Pra-Penagihan Tidak Lengkap
Prosedur ini hampir sama dengan prosedur pra-penagihan lengkap. Dalam prosedur ini,
faktur penjualan dan tembusannya dibuat oleh fungsi penjualan bersamaan dengan pembuatan
surat order pengiriman, namun faktur penjualan belum diisi dengan informasi yang lengkap oleh
fungsi tersebut.
12
Sistem Penjualan Dalam Lingkungan Pengolahan Data Elektronik
Dalam sistem penjualan dengan menggunakan komputer, dokumen pengiriman (surat
order pengiriman dan tembusannya) dan faktur beserta tembusannya dapat dihasilkan dengan
komputer. Arsip pengendalian pengiriman dan arsip indeks silang tidak berupa arsip hard copy,
namun dalam bentuk arsip dalam komputer yang dapat dipanggil dan ditayangkan dalam monitor
komputer setiap saat jika diperlukan.
13
14
BAB VIII
SISTEM AKUNTANSI PIUTANG
A. PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG
Bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang
disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan
penghapusan piutang.
Berikut adalah informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah :
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur
2. Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu
Dokumen Pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang
adalah:
1. Faktur Penjualan
Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri surat muat
dan suart order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi
penjualan kredit.
2. Bukti Kas Masuk
Digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan
piutang oleh debitur.
3. Memo Kredit
Digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan
4. Bukti Memorial
Adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum.
Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
penghapusan piutang.
Dalam mencatat transaksi yang terkait dengan piutang, berikut ada beberapa catatan
akuntansi yang digunakan adalah:
1. Jurnal Penjualan
Untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit
2. Jurnal Retur Penjualan
Untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan
3. Jurnal Umum
Digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang
yang tidak dapat ditagih lagi
4. Jurnal Penerimaan Kas
Digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas yang
berasal dari debitur
5. Kartu Piutang
Untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada setiap debitur.
Tugas Fungsi akuntansi terkait dengan pencatatan piutang adalah :
1. Menyelenggarakan catatan piutang untuk setiap debitur
15
2. Menghasilkan pernyataan piutang secara periodic dan mengirimkannya ke setiap
debitur
3. Menyelenggarakan catatan riwayat kredit setiap debitur
Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode ini :
Metode Konvensional
16
Metode Posting Langsung
Metode Posting Harian :
1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya
menunjukkan jumlah total harian aja (tidak rinci)\
17
Metode Posting Periodik :
1. Posting ditunda
2. Penagihan bersiklus
18
B. PROSEDUR PERNYATAAN PIUTANG
Pernyataan piutang adlah formulir yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pada tanggal
tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan
piutang dapat berbentuk berikut ini.
1) Pernyataan saldo akhir bulan
2) Pernyataan satuan
3) Pernyataan saldo berjalan dengan akun konvensional
4) Pernyataan faktur yang belum dilunasi
19
pengkreditan ke rekening debitur tersebut ke dalam pernyataan piutang tetepa
menggunakan kartu piutang yang dipakai bulan sebelumnya sebagai tembusannya.
Dengan demikian kartu piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi
informasi mutasi beberapa bulan sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk
pernytaan piutang satuan, yang catatan piutannya hanya berisi mutasi setiap bualan saja.
C. DISTRIBUSI PENJUALAN
Distribusi adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam media (faktur
penjualan misalnya) dan pengumpulan total ringkasan tersebut untuk keperluan pembuatan
laporan. Jika diterapkan dalam pemjualan, distribusi penjualan adalah prosedur peringkasan
rincian yang tercantum dalam faktur penjualan (misalnya hasil penjualan menurut daerah
pemasaran) dan pengumpulan total ringkasan penjualan menurut daerah pemasaran. Dengan
demikian, prosedur distribusi sangat dipengaruhi oleh isi laporan yang akan dihassilkan. Jika
misalnya laporan penjualan yang dikehendaki oleh manajer pemasaran harus manyajikan
informasi mengenai hasil penjulan menurut besarnya pemesanan per daerah pemasaran, prosedur
distribusi penjualan yang dilakukan tentu saja akan berbeda dengan jika laporan penjualan yang
dikehendiki hanya menyajikan hasil penjulan per daerah pemasaran saja. Oleh karena itu,
sebelum diuraikan berbagai prosedur distribusi penjulaan, lebih dahulu akan diuraikan berbagai
jenis laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan oelh manajemen pemasaran.
Hasil penjualan menurut produk;
Hasil penjualan menurut pelanggan;
Hasil penjualan menurut besarnya order;
Hasil penjualan menurut daerah pemasran;
Hasil penjualan menurut saluran distribusi;
Hasil penjualan menurut pramuniaga;
Metode Berkolom
Distribusi penjualan dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk setiap unsur dalam
klasifikasi, atau satu kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi. Metode distribusi ini
20
ditentukan oleh dua faktor yaitu jumlah unsur dalam klasifikasi dan frekuensi kegiatan setiap
unsur dalam klasifikasi tersebut. Metode berkolom ini terdiri dari: (a) metode jurnal berkolom
dengan tulis tangan, (b) metode worksheet, dan (c) jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan
mesin pembuktian.
a. Metode Jurnal Berkolom dengan Tulis Tangan
Dalam jurnal disediakan kolom-kolom dengan unsur klasifikasi yang diinginkan
tercantum dalam laporan penjualan. Setiap faktor penjualan akan dicatat dalam jurnal
penjualan, sesuai dengan produk yang bersangkutan dengan faktor tersebut. Secara periodic,
kolom-kolom dalam jurnal penjualan dijumlah, dan jumlah ini disajikan dalam laporan hasil
penjualan menurut jenis produk.
b. Metode Worksheet
Jumlah kolom yang disediakan sangat terbatas. Jika unsur yang terdapat dalam klasifikasi
banyak (misalkan 80 unsur), maka jurnal tidak lagi memadai untuk menapung data yang
banyak jenisnya tersebut. Worksheet akan mampu menambah banyak unsur dalam
klasifikasi, lebih banyak yang ditampung oleh jurnal berkolom.
21
Faktor penjualan dicatat ke dalam worksheet yang bersangkutan setiap hari, dan pada akhir
bulan setiap kolom dalam worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut disajikan dalam laporan
hasil penjualan menurut jenis produk.
22
berkolom. Setiap transaksi dapat diberi penjelasan banyak yang diperlukan. Hal ini tidak
dilakukan jika alat distribusi penjualan yang digunakan adalah worksheet. Secara periodic data
yang dikumpulkan dalam akun ini dijumlah, dan kemudian disajikan dalamm laporan hasil
penjualan seperti yang diinginkan oleh manajemen.
23
Media tunggal dapat diperoleh dengan berbagai cara berikut:
Membuat media asli sebagai media tunggal
Membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri
Membuat media tunggal sebagai produk sampingan dengan pembuatan faktur penjualan
Metode Register
Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan dengan alat register kas. Register
kas yang sederhana dilengkapi dengan dua register yang memungkinkan setiap hari register kas
ini menyajikan jumlah penjualan dua macam klasifikasi.
24
Jumlah unsur dalam klasifikasi menentukan metode distribusi yang akan digunakan. Apakah
klasifikasi terdiri dari 5 unsur, 100 unsur atau lebih dari 1.000, hal ini akan menentukan
jumlah kolom, akun, atau register yang harus disediakan dalam distribusi. Kegiatan setiap
unsur dalam periode tertentu juga menentukan metode distribusi yang akan dipilih.
Media yang dipakai sebagai sumber informasi
Jenis media menentukan metode distribusi yang dipakai. Jika media yang dipakai sebagai
dasar berupa media campuran, hal ini memerlukan pengubahan media tersebut menjadi
media tunggal untuk memudahkan pengurutan. Jika media berupa media tunggal, hal ini
akan mendorong orang untuk memilih metode distribusi yang berisi di dalamnya kegiatan
pengurutan dan penjumlahan.
25