Anda di halaman 1dari 27

TUGAS SISTEM AKUNTANSI

KELOMPOK 5

NAMA KELOMPOK :

ISNA DIVA NUR PRIARDHINA 21013010294


CLARISSA BELVA KUSUMA 21013010321
PARWANTI NURYOKO PUTRI 21013010323
MOCHAMMAD ROFIQ ALIEFFUDIN 21013010325
ADELIA DIVANDA AZWARDI 21013010326
ROVINO ACHMAD HIDAYAT 21013010329

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… i
BAB VII SISTEM PENJUALAN KREDIT ……..……………………………... ……... 1
A. PENJUALAN KREDIT DENGAN KARTU KREDIT PERUSAHAAN………… 1
B. SISTEM PENJUALAN KREDIT…………………………………………………. 3
C. SISTEM RETUR PENJUALAN…………………………………………………... 7
D. KOMBINASI PROSEDUR ORDER PENGIRIMAN DAN PROSEDUR
PENAGIHAN ……………………………………………………………………... 10
BAB VIII SISTEM AKUNTANSI PIUTANG………………………………………….. 15
A. PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG ………………………………………... 15
B. PROSEDUR PERNYATAAN PITUANG………………………………………… 19
C. DISTRIBUSI PENJUALAN………………………………………………………. 20
D. METODE DISTRIBUSI PENJUALAN…………………………………………… 20
E. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM
PEMILIHAN METODE DISTRIBUSI…………………………………………… 24

i
BAB VII
SISTEM PENJUALAN KREDIT
A. PENJUALAN KREDIT DENGAN KARTU KREDIT PERUSAHAAN
Perusahaan dapat melakukan penjualan kredit dengan kartu kredit yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Sistem penjualan kredit dengan menggunakan kartu kredit ini biasanya digunakan
oleh toko pengecer (retailer). Kartu kredit perusahaan (company credit cards) ini diterbitkan oleh
perusahaan tertentu untuk para pelanggannya. Pelanggan akan diberi kartu kredit perusahaan
setelah melalui seleksi berdasarkan kemampuan membayar kredit dan karakternya. Pelanggan
dapat menggunakan kartu kredit ini untuk membeli barang hanya ke perusahaan yang
menerbitkan kartu kredit tersebut. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu, perusahaan
menagih jumlah harga barang yang dibeli oleh pemegang kartu kredit selama jangka waktu
tertentu yang telah lewat.
Fungsi yang Terkait :
 Fungsi Kredit. Dalam transaksi penjualan kredit dengan kartu kredit, fungsi ini
bertanggung jawab atas pemberian kartu kredit kepada pelanggan terpilih. Fungsi kredit
melakukan pengumpulan informasi tentang kemampuan keuangan calon anggota dengan
meminta fotokopi rekening koran bank; keterangan gaji atau pendapatan calon anggota
dari perusahaan tempatnya bekerja, dan dari sumber-sumber lain. Dengan demikian
pelanggan yang diberi kartu kredit adalah pelanggan yang telah melewati tahap seleksi
yang dilakukan oleh fungsi kredit, sehingga kemungkinan tidak tertagihnya piutang
kepada pelanggan tersebut dapat dikurangi.
 Fungsi Penjualan. Dalam sistem penjualan dengan kartu kredit, fungsi penjualan
bertanggung jawab melayani kebutuhan pelanggan atas barang. Fungsi penjualan mengisi
faktur penjualan kartu kredit untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungi pengiriman
melaksanakan penyerahan barang kepada pelanggan.
 Fungsi Gudang. Dalam sistem penjualan ini, fungsi gudang menyediakan barang yang
diperlukan oleh pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
 Fungsi Pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang
kuantitas, mutu, dan spesifkasinya sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
 Fungsi Akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi
bertambahnya piutang kepada pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur
penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi pengiriman. Di samping itu, fungsi
akuntansi bertanggung jawab atas Transaksi penjualan didalam jurnal penjualan.
 Fungsi Penagihan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat surat tagihan secara
periodik kepada pemegang kartu kredit.
Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka
waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli.

1
5. Kuantitas produk yang dijual.
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.

Dokumen yang Digunakan


 Faktur Penjualan Kartu Kredit. Dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi
penjualan kredit dengan kartu kredit. Lembar ke-1 dan ke-2 berfungsi sebagai dasar
pembuatan surat tagihan yang secara periodik dibuat oleh fungi penagihan dan
dikirimkan kepada pelanggan. Lembar ke-3 berfungsi sebagai perintah kepada gudang
untuk menyiapkan barang yang dibutuhkan oleh pelanggan, dan lembar ke-4 berfungsi
sebagai perintah pengiriman barang kepada fungsi pengiriman.
 Surat Tagihan. Surat tagihan ini merupakan turnaround document yang isinya dibagi
menjadi dua bagian: bagian atas merupakan dokumen yang harus disobek dan
dikembalikan bersama ek oleh pelanggan ke perusahaan, sedangkan bagian bawah berisi
rincian transaksi pembelian yang dilakukan pelanggan dalam period tertentu.

Catatan Akuntansi yang Digunakan


 Jurnal Penjualan. Jika perusahaan menjual beberapa macam produk dan manajemen
memerlukan informasi penjualan menurut jenis produk, dalam jurnal penjualan dapat
disediakan kolom-kolom untuk mencatat penjualan menurut jenis produk tersebut.
 Kartu Piutang. Dalam metode pencatatan piutang tertentu (ledgerless bookkeeping),
buku pembantu piutang ini tidak diselenggarakan dan digantikan, fungsinya dengan arsip
faktur penjualan menurut abjad.
 Kartu Gudang. Catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam golongan catatan
akuntansi. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang dan hanya berisi data kuantitas
barang yang disimpan di gudang beserta mutasinya.

Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

 Prosedur Order Penjualan. Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi
penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan mengirimkannya kepada
berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi
dalam melayani order dari pembeli.
 Prosedur Pengiriman. Dalam prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang yang
diperlukan oleh pembeli dan fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli
sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan kartu kredit yang
diterima dari fungsi gudang.
 Prosedur Pencatatan Piutang. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan
faktur penjualan kartu kredit ke dalam kartu piutang.
 Prosedur Penagihan. Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan
kartu kredit dan mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodik, fungsi penagihan
membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada pemegang kartu kredit perusahaan,
dilampiri dengan faktur penjualan kartu kredit.

2
 Prosedur Pencatatan Penjualan. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat
transaksi penjualan kartu kredit ke dalam jurnal penjualan.

B. SISTEM PENJUALAN KREDIT


Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai
dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai
tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan
kredit yang pertama kali kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap
kelayakan pemberian kredit kepada pembeli tersebut.

Fungsi yang Terkait :


 Fungsi Penjualan. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan
informasi yang belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute
pengiriman), meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang
mana barang akan dikirimkan, serta mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga
bertanggung jawab, untuk membuat "back order" pada saat diketahui jumlah persediaan
tidak cukup untuk memenuhi order dari pelanggan.
 Fungsi Kredit. Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam transaksi
penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan
memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
 Fungsi Gudang. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi in bertanggung jawab untuk
menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta
menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
 Fungsi Pengiriman. Fungsi ini bertanggungjawab untuk menjamin bahwa tidak ada
barang yang keluar dari perusahaan tanpa adanya otorisasi dari yang berwenang.
 Fungsi Penagihan. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab
untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan
copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.
 Fungsi Akuntansi. fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul
dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang
kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan.

Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen


Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit adalah:
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka
waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas produk yang dijual.
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.

3
Dokumen yang Digunakan
1. Surat order pengiriman dan tembusannya. Berbagai tembusan surat order pengiriman
terdiri dari :
 Surat Order Pengiriman. Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order
pengiriman yang memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk
mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera di atas
dokumen tersebut.
 Tembusan Kredit (Credit Copy). Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status
kredit pelanggan dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit.
 Surat Pengakuan (Acknowledgement Copy). Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi
penjualan kepada pelanggan untuk memberi tahu bahwa ordernya telah diterima dan
dalam proses pengiriman.
 Surat Muat (Bill of Lading). Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang
digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan
angkutan umum.
 Slip Pembungkus (Packing-Slip). Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus
barang untuk memudahkan fungsi penerimaan di perusahaan pelanggan dalam
mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya.
 Tembusan Gudang (Warehouse Copy). Merupakan tembusan surat order
pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan
jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar menyerahkan barang tersebut ke
fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual dalam kartu gudang.
 Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up Copy). Merupakan
tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut
tanggal pengiriman yang dijanjikan.
 Arsip Index Silang (Cross-index File Copy). Merupakan tembusan surat order
pengiriman yang diarsipkan secara abjad menurut nama pelanggan untuk
memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan mengenai status
pesanannya.
2. Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat
timbulnya piutang. Contoh faktur penjualan dan berbagai tembusannya terdiri dari :
 Faktur Penjualan (Customer's Copies). Dokumen ini merupakan lembar pertama
yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada pelanggan.
 Tembusan Piutang (Account Receivable Copy). Dokumen in merupakan tembusan
faktur penjualan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai
dasar untuk mencatat piutang dalam kartu piutang.
 Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy). Dokumen ini merupakan
tembusan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar
mencatat transaksi penjualan dalam jurnal penjualan.
 Tembusan Analisis (Analysis Copy). Dokumen ini merupakan tembusan yang
dikirim oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk menghitung
beban pokok penjualan yang dicatat dalam kartu persediaan, untuk analisis penjualan,
dan untuk perhitungan komisi wiraniaga (sales person).

4
 Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy). Dokumen in dikirimkan oleh fungsi
penagihan kepada wiraniaga untuk memberi tahu bahwa order dari pelanggan yang
lewat di tangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung komisi
penjualan yang menjadi haknya.
3. Rekapitulasi beban pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan
untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.
Data yang dicantumkan dalam rekapitulasi beban pokok penjualan berasal dari kartu
persediaan.
4. Bukti Memorial. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen
sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

Catatan Akuntansi yang Digunakan


Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah:
1. Jurnal penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik
secara tunai maupun kredit.
2. Kartu Piutang. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi
piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
3. Kartu Persediaan. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian
mutasi setiap jenis persediaan.
4. Kartu Gudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.
5. Jurnal Umum. Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual selama periode akuntansi tertentu.

Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem


Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Order Penjualan. Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi
penjualan kemudian membuat arat order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai
fungsi yang lain untuk memungkinkan ng tersebut memberikan kontribusi dalam melayani
order dari pembeli.
2. Prosedur Persetujuan Kredit. Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan
penjualan dit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.
3. Prosedur Pengiriman. Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada
pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima
dari fungsi pengiriman.
4. Prosedur Penagihan. Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan
nengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi
penjualan sebagai tembusan pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman.
5. Prosedur Pencatatan Piutang. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan
faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan tertentu dan
mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.
6. Prosedur Distribusi Penjualan. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data
penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen,

5
7. Prosedur Pencatatan Beban Pokok Penjualan. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi
mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi
tertentu.

Unsur Pengendalian Internal


a. Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.
3. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas
4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi
pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit
yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.
b. Sistim Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan
formulir surat order pengiriman.
2. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda
tangan pada credit copy.
3. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara
menandatangani dan membubuhkan sudah dikirim pada copy surat order pengiriman.
4. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan
penjualan berada di tangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan
mengenal hal tersebut.
5. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan
pada faktur penjualan.
6. Pencatatan ke dalam kartu plutang dan ke dalam jumal penjualan, jurnal penerimaan kas,
dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan
pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit).
7. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung dengan
surat order pengiriman dan surat muat.

c. Praktik yang Sehat


1. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung
jawabkan oleh fungsi penjualan.
2. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penagihan.
3. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable
statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang
diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
4. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu plutang dengan akun kontrol piutang dalam
buku besar.

6
C. SISTEM RETUR PENJUALAN
Deskripsi Kegiatan
Transaksi retur penjualan terjadi jika perusahaan menerima pengembalian barang dari
pelanggan. Pengembalian barang oleh pelanggan harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dan
diterima oleh fungsi penerimaan.

Fungsi yang Terkait


Fungsi yang terkait dalam melaksanakan transaksi retur penjualan adalah:
1. Fungsi penjualan. Dalam transaksi retur penjualan, fungsi penjualan bertanggung jawab atas
penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli.
Otorisasi penerimaan kembali barang yang telah dijual tersebut dilakukan dengan cara
membuat memo kredit kepada fungsi penerimaan. yang dikirimkan kepada fungsi penerimaan.
2. Fungsi penerimaan. Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas
penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang diterima dari
fungsi penjualan.
3. Fungsi gudang. Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpan kembali barang yang diterima
dari retur penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan. Barang yang
diterima dari transaksi retur penjualan ini dicatat oleh fungsi gudang dalam kartu gudang.
4. Fungsi akuntansi. Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas
pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal umum (atau jurnal retur penjualan) dan
pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya persediaan akibat retur penjualan dalam
kartu piutang dan kartu persediaan. Di samping itu, fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
mengirimkan memo kredit kepada pembeli yang bersangkutan.

Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen

Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari
transaksi retur penjualan adalah:
1. Jumlah rupiah dari retur penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama
jangka waktu tertentu
2. Jumlah piutang yang berkurang karena adanya retur penjualan.
3. Jumlah harga pokok produk dari persediaan yang dikembalikan oleh pembeli.
4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas produk yang dikembalikan oleh pembeli.
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang dikembalikan oleh pembeli.
7. Otorisasi dari pejabat yang berwenang.

Dokumen yang Digunakan


Dua dokumen penting yang digunakan dalam transaksi retur penjualan adalah:
1. Memo Kredit. Dalam pencatatan transaksi retur penjualan, memo kredit merupakan
dokumen sumber (source document) sebagai dasar pencatatan transaksi tersebut dalam kartu
piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi
penjualan yang memberi perintah kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang yang
dikembalikan oleh pembeli.
2. Laporan Penerimaan Barang. Dalam transaksi retur penjualan, laporan penerimaan barang
merupakan dokumen pendukung yang melampiri memo kredit. Dokumen ini dikeluarkan

7
oleh fungsi penerimaan sebagai laporan telah diterima dan diperiksanya barang yang
dikembalikan oleh pembeli.

Catatan Akuntansi yang Digunakan


Catatan akuntansi yang digunakan dalam transaksi retur penjualan adalah:
1. Jurnal umum dan/atau jurnal retur penjualan. Berkurangnya pendapatan penjualan dan
piutang dagang akibat dari transaksi retur penjualan dicatat dalam jurnal umum, atau jika
perusahaan menggunakan jurnal khusus, dicatat dalam jurnal retur penjualan.Berkurangnya
beban pokok penjualan dan bertambahnya harga pokok persediaan produk jadi akibat
transaksi retur penjualan dicatat dalam jurnal umum.
2. Kartu Piutang. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu piutang yang dalam
transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang kepada debitur
tertentu akibat dari transaksi tersebut.
3. Kartu Persediaan. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu persediaan yang dalam
transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatat bertambahnya jenis persediaan produk
jadi tertentu akibat dari transaksi tersebut.
4. Kartu Gudang. Catatan ini diselenggarakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat
bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari transaksi retur penjualan.
Jaringan Prosedur dalam Sistem Retur Penjualan
Jaringan prosedur dalam sistem retur penjualan adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pembuatan memo kredit
Dalam prosedur ini fungsi penjualan membuat memo kredit yang memberikan perintah
kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang dari pembeli tersebut dan kepada fungsi
akuntansi untuk mencatat pengurangan piutang kepada pembeli yang bersangkutan.
2. Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan menerima dari dari pembeli berdasarkan perintah
dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan. Atas penerimaan barang tersebut,
fungsi penerimaan membuat laporan penerimaan barang untuk melampiri memo kredit yang
dikirim ke fungsi akuntansi.
3. Prosedur pencatatan retur penjualan
Dalam prosedur ini transaksi berkurangnya piutang dagang dan pendapatan penjualan
akibat dari transaksi retur penjualan dicatat oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum atau
jurnal retur penjualan dan ke dalam buku pembantu piutang. Dalam prosedur ini pula
berkurangnya beban pokok penjualan dan bertambahnya harga pokok persediaan dicatat oleh
fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum dan dalam buku pembantu persediaan.

Unsur Pengendalian Internal


Unsur-unsur pengendalian internal yang seharusnya ada dalam sistem penjualan
dirancang untuk mencapai tujuan pokok sistem pengendalian akuntansi berikut ini: menjaga aset
perusahaan (piutang dagang dan persediaan produk jadi) dan menjamin ketelitian dan keandalan
data akuntansi (piutang dagang dan pendapatan penjualan).

8
Bagan Alir Dokumen Sistem Retur Penjualan

9
D. KOMBINASI PROSEDUR ORDER PENGIRIMAN DAN PROSEDUR
PENAGIHAN
Sistem penjualan kredit terdiri dari dua prosedur pokok: prosedur order pengiriman
dan prosedur penagihan. Dalam prosedur order pengiriman digunakan formulir surat
order pengiriman, dan dalam prosedur penagihan digunakan formulir faktur penjualan.
Kombinasi prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan dapat digolongkan
sebagai berikut:
1. Prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan terpisah
2. Prosedur order pengiriman satuan
3. Prosedur pra-penagihan lengkap
4. Prosedur penagihan tidak lengkap

Prosedur Order Pengiriman dan Penagihan Terpisah


Dalam prosedur ini, pembuatan faktur penjualan dan tembusannya dilakukan secara
terpisah dari pembuatan surat order pengiriman dan tembusannya. Surat order pengiriman dan
tembusannya dibuat oleh fungsi penjualan. Faktur penjualan dan tembusannya dibuat oleh fungsi
penagihan setelah barang dikirim oleh fungsi pengiriman.

10
Prosedur Order Pengiriman Satuan
Prosedur ini merupakan modifikasi dari prosedur order pengiriman dan prosedur
penagihan yang terpisah. Dalam prosedur ini, untuk setiap barang yang tercantum di dalam order
dari pelanggan, oleh fungsi penjualan dibuatkan satu surat order pengiriman. Jadi, jika pelanggan
memesan tiga jenis barang, fungsi penjualan membuat tiga lembar surat order pengiriman yang
dikirimkan kepada fungsi gudang. Setelah semua barang yang dipesan oleh pelanggan tersebut
dikirimkan oleh fungsi pengiriman, fungsi penagihan kemudian membuat faktur dan
tembusannya.

Prosedur Pra-Penagihan Lengkap


Dalam prosedur ini, faktur penjualan dan tembusannya dibuat secara lengkap bersamaan
dengan pembuatan surat order pengiriman tembusannya. Fungsi penjualan membuat surat order
pengiriman beserta tembusannya dan faktur penjualan beserta tembusannya dalam sekali tulis.
Surat order pengiriman dan tembusannya kemudian didistribusikan ke berbagai fungsi yang
bersangkutan. Faktur penjualan dan tembusannya kemudian dikirimkan oleh fungsi penjualan ke
fungsi penagihan. Fungsi penagihan akan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan
setelah fungsi tersebut menerima pemberitahuan pelaksanaan pengiriman barang dari fungsi
pengiriman.

11
Prosedur Pra-Penagihan Tidak Lengkap
Prosedur ini hampir sama dengan prosedur pra-penagihan lengkap. Dalam prosedur ini,
faktur penjualan dan tembusannya dibuat oleh fungsi penjualan bersamaan dengan pembuatan
surat order pengiriman, namun faktur penjualan belum diisi dengan informasi yang lengkap oleh
fungsi tersebut.

12
Sistem Penjualan Dalam Lingkungan Pengolahan Data Elektronik
Dalam sistem penjualan dengan menggunakan komputer, dokumen pengiriman (surat
order pengiriman dan tembusannya) dan faktur beserta tembusannya dapat dihasilkan dengan
komputer. Arsip pengendalian pengiriman dan arsip indeks silang tidak berupa arsip hard copy,
namun dalam bentuk arsip dalam komputer yang dapat dipanggil dan ditayangkan dalam monitor
komputer setiap saat jika diperlukan.

13
14
BAB VIII
SISTEM AKUNTANSI PIUTANG
A. PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG
Bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang
disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan
penghapusan piutang.
 Berikut adalah informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah :
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur
2. Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu
 Dokumen Pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang
adalah:
1. Faktur Penjualan
Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri surat muat
dan suart order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi
penjualan kredit.
2. Bukti Kas Masuk
Digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan
piutang oleh debitur.
3. Memo Kredit
Digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan
4. Bukti Memorial
Adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum.
Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
penghapusan piutang.
 Dalam mencatat transaksi yang terkait dengan piutang, berikut ada beberapa catatan
akuntansi yang digunakan adalah:
1. Jurnal Penjualan
Untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit
2. Jurnal Retur Penjualan
Untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan
3. Jurnal Umum
Digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang
yang tidak dapat ditagih lagi
4. Jurnal Penerimaan Kas
Digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas yang
berasal dari debitur
5. Kartu Piutang
Untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada setiap debitur.
 Tugas Fungsi akuntansi terkait dengan pencatatan piutang adalah :
1. Menyelenggarakan catatan piutang untuk setiap debitur

15
2. Menghasilkan pernyataan piutang secara periodic dan mengirimkannya ke setiap
debitur
3. Menyelenggarakan catatan riwayat kredit setiap debitur
 Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode ini :
Metode Konvensional

Berbagai transaksi yang memengaruhi piutang adalah :


1. Transaksi Penjualan Kredit
2. Transaksi Retur Penjualan
3. Transaksi Penerimaan kas dari Piutang
4. Transaksi Penghapusan Piutang

16
Metode Posting Langsung
Metode Posting Harian :
1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya
menunjukkan jumlah total harian aja (tidak rinci)\

2. Posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang

17
Metode Posting Periodik :
1. Posting ditunda

2. Penagihan bersiklus

Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu


Dalam metode pencataan piutang ini, tidak digunakan buku pembantu piutang.

Metode Pencatatan Piutang dengan Komputer

18
B. PROSEDUR PERNYATAAN PIUTANG
Pernyataan piutang adlah formulir yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pada tanggal
tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan
piutang dapat berbentuk berikut ini.
1) Pernyataan saldo akhir bulan
2) Pernyataan satuan
3) Pernyataan saldo berjalan dengan akun konvensional
4) Pernyataan faktur yang belum dilunasi

Pernyataan Saldo Akhir Bulan


Pernyataan piutang ini hanya menyajikan saldo piutang kepada debitur pada akhiir bulan saja.
Cara pembuatan pernyataan saldo akhir bulan sangat sederhana, namun tidak memberikan
informasi apa pun kepada debitur untuk dasar rekonsilasi dengan catatannya.
 Pernyataan Satuan
Pernyataan piutang ini berisi: (1) saldo utang dagang debitur pada awal bulan, (2) mutasi
debit dan kredit selama sebulan berserta penjelasan rinci setiap transaksi, dan (3) saldo
utang dagang debitur pada akhir bulan.
 Prosedur pembuatan pernyataan pitang dilakukan sebagai berikut :
Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar; lembar pertama akan
berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai
catatan piutang (pengganti kartu piutang).
 Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip tembusan pernyataan
piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam formulir pernyataan piutang tersebut.
Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam
formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.
 Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari
lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar
pertama formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua disimpan
dalam arsip menurut nama debitur dan berfungsi sebagai pernyataan piutang (buku
pembantu piutang).
 Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2 lembar)
diambil dan diisi dengan saldo piutang kepada debitur yang bersangkutan pada akhir
bulan yang sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang).

Pernyataan Saldo Berjalan dengan Akun Konvensional


Isi pernyataan piutang bentuk ini tidak berbeda dengan pernyataan satuan. Perbedaan diantara
pernyataan satuan dengan pernytaaan saldo berjalan dengan akun konvensional adalah adalah
terletak pada cara posting dan isi catatan piutangnya.
 Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 1 lembar.
 Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam
formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusannya adalah kartu piutang.
 Pada akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan.
 Pada awal bulan berikutnya diambil formulir pernytaan piutang baru sebanyak 1 lembar
dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan

19
pengkreditan ke rekening debitur tersebut ke dalam pernyataan piutang tetepa
menggunakan kartu piutang yang dipakai bulan sebelumnya sebagai tembusannya.
Dengan demikian kartu piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi
informasi mutasi beberapa bulan sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk
pernytaan piutang satuan, yang catatan piutannya hanya berisi mutasi setiap bualan saja.

Pernyataan Faktur yang Belum Dibayar


Pernyataan piutang bentuk ini berisi daftar faktur faktur yang belum dilunasi oleh debitur
pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur dan jumlah rupiahnya. Penggunaan bentuk
pernyataan piutang ini dimungkingkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang
tercantum dalam faktur.

C. DISTRIBUSI PENJUALAN
Distribusi adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam media (faktur
penjualan misalnya) dan pengumpulan total ringkasan tersebut untuk keperluan pembuatan
laporan. Jika diterapkan dalam pemjualan, distribusi penjualan adalah prosedur peringkasan
rincian yang tercantum dalam faktur penjualan (misalnya hasil penjualan menurut daerah
pemasaran) dan pengumpulan total ringkasan penjualan menurut daerah pemasaran. Dengan
demikian, prosedur distribusi sangat dipengaruhi oleh isi laporan yang akan dihassilkan. Jika
misalnya laporan penjualan yang dikehendaki oleh manajer pemasaran harus manyajikan
informasi mengenai hasil penjulan menurut besarnya pemesanan per daerah pemasaran, prosedur
distribusi penjualan yang dilakukan tentu saja akan berbeda dengan jika laporan penjualan yang
dikehendiki hanya menyajikan hasil penjulan per daerah pemasaran saja. Oleh karena itu,
sebelum diuraikan berbagai prosedur distribusi penjulaan, lebih dahulu akan diuraikan berbagai
jenis laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan oelh manajemen pemasaran.
 Hasil penjualan menurut produk;
 Hasil penjualan menurut pelanggan;
 Hasil penjualan menurut besarnya order;
 Hasil penjualan menurut daerah pemasran;
 Hasil penjualan menurut saluran distribusi;
 Hasil penjualan menurut pramuniaga;

D. METODE DISTRIBUSI PENJUALAN


Pada distribusi penjualan terdapat empat metode distribusi yaitu:
 Metode berkolom (columnar methods)
 Metode akun tunggal dan akun berkolom (unit account and columnar account methods)
 Metode summary strip dan metode tiket tunggal (summary strip and unit ticket methods)
 Metode register (register method)
 Metode dengan computer

Metode Berkolom
Distribusi penjualan dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk setiap unsur dalam
klasifikasi, atau satu kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi. Metode distribusi ini

20
ditentukan oleh dua faktor yaitu jumlah unsur dalam klasifikasi dan frekuensi kegiatan setiap
unsur dalam klasifikasi tersebut. Metode berkolom ini terdiri dari: (a) metode jurnal berkolom
dengan tulis tangan, (b) metode worksheet, dan (c) jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan
mesin pembuktian.
a. Metode Jurnal Berkolom dengan Tulis Tangan
Dalam jurnal disediakan kolom-kolom dengan unsur klasifikasi yang diinginkan
tercantum dalam laporan penjualan. Setiap faktor penjualan akan dicatat dalam jurnal
penjualan, sesuai dengan produk yang bersangkutan dengan faktor tersebut. Secara periodic,
kolom-kolom dalam jurnal penjualan dijumlah, dan jumlah ini disajikan dalam laporan hasil
penjualan menurut jenis produk.

b. Metode Worksheet
Jumlah kolom yang disediakan sangat terbatas. Jika unsur yang terdapat dalam klasifikasi
banyak (misalkan 80 unsur), maka jurnal tidak lagi memadai untuk menapung data yang
banyak jenisnya tersebut. Worksheet akan mampu menambah banyak unsur dalam
klasifikasi, lebih banyak yang ditampung oleh jurnal berkolom.

21
Faktor penjualan dicatat ke dalam worksheet yang bersangkutan setiap hari, dan pada akhir
bulan setiap kolom dalam worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut disajikan dalam laporan
hasil penjualan menurut jenis produk.

c. Metode Jurnal Berkolom yang Diselenggarakan dengan mesin Pembukuan


Jika dalam metode jurnal berkolom dengan tulis tangan, jurnal penjualan diselenggarakan
dengan tulisan tangan, dalam metode distribusi ini, jurnal penjualan dihasilkan dari posting
transaksi penjualan ke dalam kartu piutang.

Metode Akun Tunggal dan Akun Berkolom


Jika jumlah unsur dalam klasifikasi sudah sedemikian banyak (misalnya perusahaan
menjual 150 jenis produk), baik jurnal berkolom maupun worksheet tidak lagi memadai sebgai
alat distribusi. Jadi suatu perusahaan harus menggunakan metode akun tunggal dan akun

22
berkolom. Setiap transaksi dapat diberi penjelasan banyak yang diperlukan. Hal ini tidak
dilakukan jika alat distribusi penjualan yang digunakan adalah worksheet. Secara periodic data
yang dikumpulkan dalam akun ini dijumlah, dan kemudian disajikan dalamm laporan hasil
penjualan seperti yang diinginkan oleh manajemen.

Metode Summary Strip dan Metode Tiket Tunggal


Faktur penjualan diurutkan menurut klasifikasi yang ditetapkan sebelumnya, jumlah
setiap unsur klasifikasi dihitung dan dicatat dalam summary strip. Untuk membuat laporan
periodic, misalnya mingguan, summary strip harian dijajarkan, dilakukan penjumlahan setiap
baris dalam summary strip secara mendatar, dan jumlahnya ditulis pada summary strip akhir
minggu.
Distribusi dengan metode tiket tunggal dilakukan dengan mengubah media yang dipakai sebagai
dasar distribusi menjadi media tunggal. Media tunggal adalah media yang berisi satu pendebitan
atau satu pengkreditian saja. Media campuran adalah media yang berisi lebih dari satu pendebitan
atau lebih dari satu pengkreditan. Tiket yang telah diisi kemudian diurutkan menurut klasifikasi
yang telah ditentukan, dihitung jumlahnya untuk kemudian dicatat dalam summary strip atau
akun, kemudia dibuat laporan penjualan.

23
Media tunggal dapat diperoleh dengan berbagai cara berikut:
 Membuat media asli sebagai media tunggal
 Membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri
 Membuat media tunggal sebagai produk sampingan dengan pembuatan faktur penjualan

Metode Register
Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan dengan alat register kas. Register
kas yang sederhana dilengkapi dengan dua register yang memungkinkan setiap hari register kas
ini menyajikan jumlah penjualan dua macam klasifikasi.

Metode Distribusi dengan Komputer


Jika manajemen pemasaran menginginkan laporan penjualan menurut jenis produk,
diberbagai daerah pemasaran, untuk berbagai tipe pelanggan, dengan berbagai besaran
pemasaran, hal ini dapat dilakukan dengan metode distribusi yang telah diuraikan sebelumnya,
namun memerlukan pekerjaan pengurutan yang lama. Dengan menggunakan computer, hanya
diperlukan memberi kode yang benar terhadap transaksi penjualan yang terjadi, seperti klasifikasi
informasi yang disedekahi tampak dalam laporan.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM


PEMILIHAN METODE DISTRIBUSI
Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
 Informasi yang akan dicantumkan dalam laporan
Hal ini sangat menentukan isi laporan yang akan dihasilkan oleh kegiatan distribusi. Jika
berbagai jenis klasifikasi perlu disajikan dalam laporan, metode distribuai dengan
menggunakan jurnal berkolom tidak dapat menghasilkan informasi tersebut. Oleh karena itu,
harus dipilih metode lain seperti metode worksheet.
 Jumlah unsur dalam klasifikasi

24
Jumlah unsur dalam klasifikasi menentukan metode distribusi yang akan digunakan. Apakah
klasifikasi terdiri dari 5 unsur, 100 unsur atau lebih dari 1.000, hal ini akan menentukan
jumlah kolom, akun, atau register yang harus disediakan dalam distribusi. Kegiatan setiap
unsur dalam periode tertentu juga menentukan metode distribusi yang akan dipilih.
 Media yang dipakai sebagai sumber informasi
Jenis media menentukan metode distribusi yang dipakai. Jika media yang dipakai sebagai
dasar berupa media campuran, hal ini memerlukan pengubahan media tersebut menjadi
media tunggal untuk memudahkan pengurutan. Jika media berupa media tunggal, hal ini
akan mendorong orang untuk memilih metode distribusi yang berisi di dalamnya kegiatan
pengurutan dan penjumlahan.

25

Anda mungkin juga menyukai