Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam


Dosen Pengampu : Nurul Fitri Habibah, ME.

Disusun Oleh :
1. Fina Fauziatun Nisa (143119007)
2. Muhammad Nur Amala (143119013)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA (IBN) TEGAL
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Kebijakan
Makroekonomi”. Makalah ini disusun secara khusus untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Makro Islam. Makalah yang berjudul “Kebijakan
Makroekonomi” diharapkan mampu menambah wawasan pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk
itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat positif demi
tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Drs. H. Badrodin, MSI., Rektor Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN)
Tegal.
2. H. Royani Anwari, Lc., LLM., Dekan Fakultas Ekonomi Syariah Institut
Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal.
3. Mursekha, S.Sy., M.E., Ketua Prodi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam
Bakti Negara (IBN) Tegal.
4. Nurul Fitri Habibah, ME., Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Makro
Islam.
5. Seluruh staf dan karyawan perpustakaan Institut Agama Islam Bakti Negara
(IBN) Tegal.
6. Semua rekan-rekan dan pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.

Tegal, 30 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..............................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kosep Dasar Kebijakan Makroekonomi..........................................3
B. Teori Kebijakan Ekonomi Makro dan Siklus Bisnis.......................5
C. Bentuk Kebijakan Makroekonomi....................................................7
D. Indikator Penting Ekonomi Makro...................................................9
BAB III : PENUTUP
A. Simpulan..............................................................................................14
B. Saran....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan makroekonomi adalah bentuk kebijakan yang diambil oleh
pemerintah suatu Negara yang pada prinsipnya bertujuan untuk menstabilkan
perekonomian dan menciptakan pertumbuhan ekonomi ke arah yang positif.
Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah
ekonomi yang dihadapi.
Bila anda sering membaca surat kabar ataupun menyaksikan berita,
setiap hari anda bisa membaca kondisi perekonomian nasional maupun dunia
seperti “Pertumbuhan Ekonomi Dunia melambat, Langkah-langkah Bank
Sentral di berbagai Negara menanggulangi Krisis Finansial Global Tahun
2008 dan Jatuhnya Harga Saham”. Masalah-masalah ekonomi makro tersebut
sangat mempengaruhi perekonomian suatu Negara dan Negara lain yang
saling berhubungan bahkan kehidupan setiap orang di dunia ini.
Karena kondisi perekonomian mempengaruhi setiap orang, maka isu-
isu ekonomi makro memegang peranan penting dalam kehidupan bahkan
dalam perdebatan politik sekalipun. Para pemilih sangat memperhatikan
kinerja perekonomian. Mereka sangat tahu bahwa kebijakan pemerintah akan
sangat mempengaruhi perekonomian. Seringkali kita melihat popularitas
seorang pemimpin suatu Negara pun akan terpuruk ketika perekonomian
memburuk ataupun sebaliknya.
Meskipun upaya membuat kebijakan ekonomi berada di tangan
pemerintah, namun tugas menjelaskan bagaimana perekonomian secara
menyeluruh bekerja, berada di tangan para ahli ekonomi makro. Untuk itu
para ahli ekonomi makro mengumpulkan data tentang variabel-variabel
makro seperti pendapatan, tingkat harga, pengangguran dan data lainnya dari
periode waktu yang berbeda untuk kemudian merumuskan teori umum yang
akan membantu menjelaskan fenomena perekonomian.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai konsep dasar makroekonomi,
teori kebijakan makro dan siklus bisnis, bentuk kebijakan makroekonomi, dan

1
indikator penting ekonomi makro, akan dibahas dalam makalah ini lebih
lanjut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kebijakan makroekonomi?
2. Apa saja teori kebijakan ekonomi makro dan siklus bisnis?
3. Apa saja bentuk kebijakan makroekonomi?
4. Bagaimana indikator penting ekonomi makro?

C. Tujuan
1. Menjelaskan konsep dasar kebijakan makroekonomi.
2. Menjelaskan teori kebijakan ekonomi makro dan siklus bisnis.
3. Menjelaskan bentuk kebijakan makroekonomi.
4. Menjelaskan indikator penting ekonomi makro.

D. Manfaat Penulisan
1. Melalui penjelasan mengenai konsep dasar kebijakan makroekonomi,
pembaca memahami bagaimana konsep dasar kebijakan makroekonomi.
2. Melalui penjelasan mengenai teori kebijakan ekonomi makro dan siklus
bisnis, pembaca memahami bagaimana teori kebijakan ekonomi makro
dan siklus bisnis.
3. Melalui penjelasan mengenai bentuk kebijakan makroekonomi, pembaca
memahami bagaimana bentuk kebijakan makroekonomi.
4. Melalui penjelasan mengenai indikator penting ekonomi makro, pembaca
memahami bagaimana indikator penting ekonomi makro.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Kebijakan Makroekonomi
Makroekonomi meliputi berbagai konsep dan variabel, tetapi selalu
ada tiga topik utama untuk penelitian makroekonomi. Teori-teori mengenai
makroekonomi biasanya terhubung dengan fenomena keluaran, pengangguran
dan inflasi. Di luar teori makroekonomi, topik-topik tersebut juga sangatlah
penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja, konsumen dan
produsen.
Pengeluaran dan Pendapatan
Keluaran nasional ialah total nilai seluruh produksi Negara pada masa
yang sudah ditentukan. Semua yang diproduksi dan dijual menghasilkan
pendapatan. Maka dari itu, keluaran dan pendapatan biasanya dianggap setara
dan dua istilah tersebut sering digunakan berganti-gantian. Keluaran bisa
diukur sebagai jumlah pendapatan, atau bisa dilihat dari sisi produksi dan
diukur sebagai jumlah nilai barang jadi dan jasa atau bisa juga dari
penjumlahan seluruh nilai tambah dalam Negeri.
Keluaran ekonomi makro biasanya diukur dengan Produk Domestik
Bruto (PDB) atau salah satu akun nasional. Ekonom yang tertarik dengan
kenaikan keluaran jangka panjang akan mempelajari pertumbuhan ekonomi.
Kemajuan teknologi, akumulasi mesin dan modal lainnya, serta pendidikan
yang lebih baik dan modal manusia semuanya akan berujung pada keluaran
ekonomi lebih besar selama berjalannya waktu. Tetapi, keluaran tidak selalu
naik secara konsisten. Siklus bisnis bisa menyebabkan penurunan jangka
pendek yang disebut resesi. Ekonom mencari kebijakan ekonomi makro yang
bisa mencegah ekonomi anjlok ke jurang resesi dan akhirnya bisa memacu
pertumbuhan jangka panjang dengan lebih cepat.
Pengangguran
Jumlah pengangguran disebuah ekonomi diukur dengan angka
pengangguran, yaitu persentase pekerja-pekerja tanpa pekerjaan yang ada di
dalam angkatan kerja. Angkatan kerja hanya memasukan pekerja yang aktif

3
mencari kerja. Orang-orang pensiunan, mengejar pendidikan atau yang tidak
mendapat dukungan mencari kerja karena ketiadaan prospek kerja, tidaklah
termasuk di dalam angkatan kerja.
Pengangguran sendiri bisa dibagi menjadi beberapa tipe yang
semuanya berkaitan dengan sebab-sebab yang berbeda pula. Pengangguran
klasikal terjadi ketika gaji karyawan terlalu tinggi sehingga pengusaha tidak
berani mempekerjakan karyawan lebih dari yang sudah ada. Gaji bisa menjadi
terlalu tinggi karena peraturan upah minimum atau adanya aktivitas serikat
pekerja. Sama halnya dengan pengangguran klasikal, pengangguran friksional
terjadi apabila ada lowongan pekerjaan untuk pekerja tetapi waktu untuk
mencarinya menyebabkan adanya periode di mana si pekerja tersebut menjadi
pengangguran.
Pengangguran struktural meliputi beberapa jenis penyebab
pengangguran termasuk ketidakcocokan antara kemampuan pekerja dan
kemampuan yang dicari oleh pekerjaan yang ada. Pengangguran besar-
besaran bisa terjadi ketika sebuah ekonomi mengalami masa transisi industri
dan kemampuan para pekerja menjadi tak terpakai. Pengangguran struktural
itu juga cukup mirip dengan pengangguran friksional karena dua-duanya
berkutat pada permasalahan ketidakcocokan kemampuan pekerja dengan
lowongan pekerjaan, tetapi pengangguran struktural berbeda karena meliputi
juga kebutuhan untuk menambah kemampuan diri, tidak hanya proses
pencarian jangka pendek.
Inflasi dan Deflasi
Kenaikan harga umum disebuah ekonomi disebut inflasi. Ketika harga
menurun, maka terjadi deflasi. Ekonom mengukur perubahan harga ini
menggunakan indeks harga. Inflasi bisa terjadi ketika suhu ekonomi menjadi
terlalu panas dan tumbuh terlalu cepat. Mirip dengan ini, ekonomi yang
merosot bisa mengakibatkan deflasi.
Bank sentral yang mengatur ketersediaan uang suatu Negara, selalu
mencoba menghindari adanya perubahan tingkat harga menggunakan
kebijakan moneter. Dengan menaikan tingkat suku bunga atau menurunkan

4
ketersediaan uang di dalam sebuah ekonomi akan menurunkan inflasi. Inflasi
bisa mengakibatkan bertambahnya ketidakpastian dan konsekuensi negatif
lainnya. Deflasi bisa menurunkan keluaran ekonomi. Bank sentral akan
mengusahakan stabilnya harga untuk melindungi ekonomi dari akibat negatif
atas fluktuasi harga.
Perubahan ditingkat harga bisa disebabkan oleh berbagai macam
faktor. Teori kuantitas uang menyatakan bahwa pergerakan tingkat harga itu
berhubungan langsung dengan penawaran uang. Fluktuasi jangka pendek bisa
juga berhubungan dengan faktor moneter, tetapi perubahan pada permintaan
agregat dan penawaran agregat bisa juga mempengaruhi tingkat harga.
Contohnya, penurunan dipermintaan karena adanya resesi bisa
mengakibatkan indeks harga yang rendah dan deflasi. Syok penawaran
negatif, seperti krisis minyak, akan menurunkan penawaran agregat dan
menyebabkan inflasi.1

B. Teori Kebijakan Ekonomi Makro dan Siklus Bisnis


Dasar teori tentang kebijakan pengelolaan siklus bisnis adalah sebagai
berikut:
1. Teori Klasik dan Pengikutnya.
Kaum klasik berpendapat bahwa kebijakan moneter lebih efektif
mempengaruhi kegiatan ekonomi terutama dalam upaya pengendalian
inflasi. Pendapat ini didasarkan pada anggapan bahwa dalam
perekonomian yang terus mencapai full employment, fungsi permintaan
uang hanya terbatas pada alat transaksi saja.
Teori klasik kemudian berkembang dan memiliki pengikut yang
disebut teori kuantitas modern. Pengikut aliran ini di juluki sebagai kaum
monetarist yang di pelopori oleh Prof. Milton Friedman dari Universitas
Chicago pada tahun 1956.
2. Teori Keynes dan Pengikutnya.

1
Wikipedia, Ekonomi Makro, 2020, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi
_makro, diakses 23 September 2020, pukul 20.10 WIB.

5
Keynes berpendapat tentang keharusan adanya peran pemerintah
dalam perekonomian. Pemerintah tidak saja berfungsi sebagai pemungut
pajak dan penjaga keamanan, tetapi lebih dari itu mereka memiliki fungsi
intervensi dan regulasi.
Dalam perkembangannya teori Keynes memiliki pengikut yang
disebut Teori Permintaan Uang. Pengikut aliran ini disebut kaum Fiscalist.
3. Teori Sintesis Klasik-Keynesian.
Teori sintesis Klasik-Keynesian merupakan gabungan antara teori
klasik dan teori Keynes yang dikembangkan oleh Jhon Hicks. Jhon Hicks
menjelaskan tentang tingkat bunga keseimbangan umum yang
menghubungkan antara pasar barang dan pasar uang.
Siklus bisnis dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun
aktivitas ekonomi. Siklus ini terdiri atas empat elemen (Dornbusch, et.al.,
2008), yaitu:
1) Gerakan menaik (Recovery).
2) Titik puncak (peak).
3) Gerakan Menurun (recession).
4) Titik terendah (trough)
Pada saat fase gerakan menaik, biasanya pertumbuhan ekonomi
meningkat dan menyebabkan daya beli masyarakat meningkat. Pada fase ini
inflasi bergerak naik sampai pada titik puncak dan inflasi mencapai titik
optimum pada satu siklus tersebut kemudian akan kembali menurun seiring
penurunan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Gerakan
menurun berimplikasi pada meningkatnya angka pengangguran dan deflasi
atau penurunan harga-harga barang dan jasa.2

C. Bentuk Kebijakan Makroekonomi

2
Docplayer, KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN SIKLUS BISNIS, tt, dalam
https://docplayer.info/amp/30164731-Kebijakan-ekonomi-makro-dan-siklus-
bisnis.html, diakses 23 September 2020, pukul 20.30 WIB.

6
Kebijakan makroekonomi dapat dibedakan menjadi tiga bentuk kebijakan:
1. Kebijakan Fiskal.
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah dalam
bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Menurut
pandangan Keynes, kebijakan fiskal adalah sangat penting untuk
mengatasi pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal
pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini akan menaikkan
pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Di bidang
perpajakan langkah yang perlu dilaksanakan adalah mengurangi pajak
perpajakan. Pengurangan pajak ini akan menambah kemampuan
masyarakat untuk membeli barang dan jasa dan akan meningkatkan
pengeluaran agregat. Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih
ditingkatkan lagi dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk
membeli barang dan jasa yang diperlukannya maupun untuk menambah
investasi pemerintah.
Dalam masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan kenaikan harga-harga sudah
semakin pesat, langkah sebaliknya harus dijalankan, yaitu pajak
dinaikkan dan pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah ini akan
menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi.
2. Kebijakan Moneter.
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang
dilakasanakan oleh Bank sentral (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi
(mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku
bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Salah satu komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman
modal (investasi) oleh perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi
akan mengurangi penanaman modal dan apabila suku bunga rendah lebih
banyak penawaran modal akan dilakukan. Dengan demikian salah satu
cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran

7
agregat ialah dengan mempengaruhi penanaman modal. Apabila
pengangguran berlaku dalam perekonomian, pengeluaran agregat perlu
ditambah untuk mengurangi pengangguran. Menurunkan suku bunga
untuk mengalakkan pertambahan penanaman modal adalah salah satu
cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini dapat dicapai pemerintah
dengan menjalankan kebijakan moneter.
Menurut pandangan Keynes suku bunga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran uang. Bank sentral dapat mempengaruhi
penawaran uang. Melalui alat-alat dalam kebijakan moneter pemerintah
dapat menambah penawaran uang. Ceteris Paribus, pertambahan ini akan
menurunkan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga tersebut
diharapkan penanaman modal akan bertambah dan ini akan
meningkatkan pengeluaran agregat. Sebagai implikasi dari perubahan ini
kegiatan ekonomi akan meningkat dan pengangguran menurun. Dalam
masa inflasi langkah sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran uang
dikurangi untuk menaikan suku bunga. Diharapkan langkah ini akan
menurunkan investasi dan seterusnya pengeluaran agregat akan menurun.
Hal ini akan mengurangi tekanan inflasi.
3. Kebijakan Segi Penawaran.
Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan
(incomes policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan
mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja. Tujuan ini
dilaksanakan dengan berusaha mencegah kenaikan pendapatan yang
berlebihan. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang
melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan seperti itu akan
menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan. Kebijakan segi
penawaran yang lain lebih menekankan kepada: (i) Meningkatkan
kegairahan tenaga kerja untuk bekerja, (ii) Meningkatkan usaha para
pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksinya.
Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (i) pajak
pendapatan rumah tangga akan dikurangi, terutama pajak pendapatan dari

8
golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi. Untuk mencapai tujuan
yang dinyatakan dalam (ii) pemerintah akan memberi insentif (misalnya
berupa pengurangan pajak atau pembebasan pajak) kepada perusahaan
yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi yang lebih canggih
atau menyediakan dana yang besar untuk membuat penyelidikan dan
pengembangan untuk memperbaiki mutu barang yang diproduksikan.
Disamping dengan meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk
pekerja dan memberi insentif kepada perusahaan, kebijakan segi
penawaran dapat dijalankan dengan cara (i) Mengembangkan
infrastruktur dan (ii) Peningkatan pelayanan pemerintah dalam
mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta. Infrastruktur yang lebih
baik dan peraturan pemerintah yang kondusif kepada pengembangan
sektor swasta sangat penting perananya dalam mengembangkan kegiatan
usaha swasta dan meningkatkan efisiensi kegiatan tersebut. 3

D. Indikator Penting Ekonomi Makro


Indikator makro ekonomi menunjukan status ekonomi sebuah Negara
tergantung pada area tertentu dari ekonomi (industri, pasar tenaga kerja,
perdagangan, dan lain-lain.)
Indikator makro ekonomi diterbitkan secara berkala pada waktu
tertentu. Setelah publikasi indikator antara lain yang mewakilinya:
Pengumuman suku bunga, Produk Domestik Bruto (PDB), Indeks Harga
Konsumen (IHK), Indikator Ketenagakerjaan, Penjualan Eceran, Neraca
Pembayaran, dan Kebijakan Fiskal dan Moneter Pemerintah.4
1. Pengumuman Suku Bunga

3
Sadono Sukirno, MAKROEKONOMI Teori Pengantar, (Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012), hal. 24-25.
4
Bagus Hadi10, indikator-indikator ekonomi makro ekonomi – SlideShare, tt,
dalam www.slideshare.net/mobile/BagusHadi10/indikator-indikator-ekonomi-
makro-ekonomi, diakses 24 September 2020, pukul 14.55 WIB.

9
Suku bunga memainkan peran penting dalam menggerakkan
harga mata uang di pasar valuta asing. Sebagai lembaga yang
menetapkan suku bunga, bank sentral merupakan aktor yang paling
berpengaruh. Suku bunga mendikte arus investasi. Karena mata uang
adalah representasi dari ekonomi suatu Negara, perbedaan suku bunga
memengaruhi nilai mata uang relatif dalam hubungannya dengan satu
sama lain.5
Faktor Faktor yang mempengaruhi suku bunga
Agar keuntungan yang diperoleh Bank dapat maksimal, maka pihak
manajemen Bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya komponen
suku bunga. Hal ini disebabkan apabila salah dalam menentukan besar
kecilnya komponen suku bunga maka akan merugikan Bank itu sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan suku bunga yaitu:
1) Kebutuhan dana.
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan yaitu,
seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila Bank
kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka
yang dilakukan oleh Bank agar cepat terpenuhi adalah dengan
meningkatkan suku bunga simpanan. Namun peningkatan suku bunga
simpanan juga akan meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya
apabila dana yang ada dalam simpanan di Bank banyak, sementara
permohonan pinjaman sedikit maka bunga simpanan akan turun.
2) Target laba yang diinginkan.
Faktor ini dikhusukan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan
target laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar
kecilnya suku bunga pinjaman. Jika laba yang diinginkan besar maka

5
A. Arif Christian S, Indikator-indikator Ekonomi Makro dan Pencapaian pada
Tahun 2015, tt, dalam www.academia.edu/28423921/Indikator_indikator_
Ekonomi_Makro_dan_Pencapaian_Indonesia_pada_Tahun_2015, diakses 25
September 2020, pukul 12.35 WIB.

10
bunga pinjaman juga besar dan demikian sebaliknya. Namun untuk
menghadapi pesaing, target laba dapat diturunkan seminimal mungkin.
3) Kualitas jaminan.
Kualitas jaminan juga diperuntukan untuk bunga. Semakin
liquid jaminan (mudah dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah
bunga kredit yang dibebankan dan demikian sebaliknya.
4) Kebijakan pemerintah.
Dalam menentukan bunga simpanan maupun pinjaman, Bank
tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
5) Jangka waktu.
Semakin jangka waktu pinjaman semakin panjang, maka
semaking tinggi bunganya. Hal ini disebabkan besarnya kemunginan
resiko macet di masa datang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman
waktu pendek, maka bunganya relatif rendah. Akan tetapi untuk bunga
simpanan berlaku sebaliknya, semakin panjang jangka waktu maka
bunga simpanan semakin rendah dan sebaliknya.
6) Reputasi perusahaan.
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit
sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya,
karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit
macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya perusahaan yang
kurang bonafit faktor resiko kredit macet cukup besar.
7) Produk yang kompetitif.
Kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai sangat laku
di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan
relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.
Hal ini disebebkan karena produk yang kompetitif tingkat perputaran
produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
8) Hubungan baik.
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan
kepada seseorang atau lembaga. Dalam prakteknya, Bank

11
menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan
nasabah biasa (sekunder).
9) Persaingan.
Dalam kondisi tidak stabil dan Bank kekurangan dana,
sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan
cukup ketat, maka Bank harus bersaing ketat dangan Bank lainnya.6
2. Produk Domestik Bruto (PDB).
PDB adalah ukuran terluas dari ekonomi suatu Negara, dan hal ini
mewakili total nilai pasar dari semua barang dan jasa yang akan
diproduksi di suatu Negara selama tahun tertentu.
3. Indeks Harga Konsumen (IHK).
Merupakan indikator inflasi yang paling penting. Indeks ini
mewakili perubahan tingkat harga eceran untuk keranjang konsumen
dasar. Inflasi terikat secara langsung dengan daya beli mata uang dalam
Negeri dan memengaruhi posisinya di pasar pengangguran.
4. Indikator Ketenagakerjaan.
Indikator ketenagakerjaan mencerminkan kesehatan ekonomi atau
siklus bisnis secara keseluruhan. Dalam rangka untuk memahami
bagaimana ekonomi berfungsi, penting untuk mengetahui berapa banyak
pekerjaan yang diciptakan atau dihancurkan, berapa persen tenaga kerja
yang aktif bekerja, dan berapa banyak orang-orang baru yang mengklaim
sebagai pengangguran.
5. Penjualan Eceran.
Indikator penjualan eceran (ritel) dirilis secara bulanan dan
penting bagi pedagang valuta asing karena menunjukan kekuatan
keseluruhan belanja konsumen dan keberhasilan toko eceran.
6. Neraca Pembayaran.

6
Dita Wahyu Permata, Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga, tt, dalam
https://ditawahyupermata.wordpress.com/ekonomi-moneter/tingkat-bunga/faktor-
yang-mempengaruhi-suku-bunga/, diakses 27 September 2020, pukul 15.45 WIB.

12
Neraca pembayaran (Balance of Peyments) mewakili rasio antara
jumlah pembayaran yang diterima dari luar Negeri dan jumlah
pembayaran ke luar Negeri. Dengan kata lain, hal ini menunjukan total
operasi perdagangan luar Negeri, neraca perdagangan, dan keseimbangan
antara ekspor, pembayaran transfer.
7. Kebijakan Fisikal dan Moneter Pemerintah.
Stabilisasi ekonomi (misalnya, kesempatan kerja penuh,
pengendalian inflasi, dan keseimbangan pembayaran yang adil)
merupakan salah satu tujuan yang berusaha untuk dicapai pemerintah
melalui manipulasi kebijkan fiskal dan moneter.7

7
A. Arif Christian S, Op. Cit., Indikator-indikator Ekonomi Makro dan
Pencapaian pada Tahun 2015, dalam www.academia.edu/28423921/Indikator
_indikator_Ekonomi_Makro_dan_Pencapaian_Indonesia_pada_Tahun_2015,
diakses 25 September 2020, pukul 12.35 WIB.

13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Konsep Dasar Kebijakan Makroekonomi meliputi terhubung dengan
fenomena keluaran, pengangguran dan inflasi. Teori Kebijakan Ekonomi
Makro dan Siklus Bisnis meliputi:
1. Teori Klasik dan Pengikutnya (Prof. Milton Friedman dari Universitas
Chicago pada tahun 1956).
2. Teori Keynes dan Pengikutnya.
3. Teori sintesis Klasik-Keynesian (Jhon Hicks).
Siklus bisnis terdiri atas empat elemen, yaitu: (1) Gerakan menaik
(Recovery), (2) Titik puncak (peak), (3) Gerakan Menurun (recession), (4)
Titik terendah (trough). Kebijakan makroekonomi dibedakan atas tiga bentuk
kebijakan, yaitu: Kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan segi
penawaran.
Indikator makro ekonomi menunjukan status ekonomi sebuah Negara
dari segi ekonomi, yang diterbitkan secara berkala pada waktu tertentu.
Indikator makroekonomi antara lain: Pengumuman suku bunga, Produk
Domestik Bruto (PDB), Indeks Harga Konsumen (IHK), Indikator
Ketenagakerjaan, Penjualan Eceran, Neraca Pembayaran, dan Kebijakan
Fiskal dan Moneter Pemerintah.

B. Saran
Dari uraian di atas, maka dalam kesempatan ini penulis memberikan
saran khususnya kepada saya sendiri dan umumnya kepada para pembaca
untuk dapat memahami mengenai apa saja yang terdapat dalam kebijakan
makroekonomi, sehingga kita tidak salah dalam memahami bagaimana
konsep dari kebijakan makroekonomi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Docplayer. Tt. KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN SIKLUS BISNIS. Dalam


https://docplayer.info/amp/30164731-Kebijakan-ekonomi-makro-dan-
siklus-bisnis.html. Diakses 23 September 2020. Pukul 20.30 WIB.
Hadi, Bagus. Tt. indikator-indikator ekonomi makro ekonomi – SlideShare.
Dalam www.slideshare.net/mobile/BagusHadi10/indikator-indikator-
ekonomi-makro-ekonomi. Diakses 24 September 2020. Pukul 14.55
WIB.
Permata, Dita Wayhu. Tt. Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga. Dalam
https://ditawahyupermata.wordpress.com/ekonomi-moneter/tingkat-
bunga/faktor-yang-mempengaruhi-suku-bunga/. Diakses 27 September
2020. Pukul 15.45 WIB.
S, A. Arif Christian. Tt. Indikator-indikator Ekonomi Makro dan Pencapaian
pada Tahun 2015. Dalam www.academia.edu/28423921/Indikator_
indikator_Ekonomi_Makro_dan_Pencapaian_Indonesia_pada_Tahun_20
15. Diakses 25 September 2020. Pukul 12.35 WIB.
Sukirno, Sadono. 2012. MAKROEKONOMI Teori Pengantar. Jakarta: PT
RAJAGRAFINDA PERSADA.
Wikipedia. 2020. Ekonomi Makro. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi
_makro. Diakses 23 September 2020. Pukul 20.10 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai