Anda di halaman 1dari 6

HUKUM KESEHATAN

“SUBJEK, OBJEK, DAN ASAS HUKUM KESEHATAN”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

1. Ridho Algumari (1910113098)


2. Hadiid Akram (1910112007)
3. Ravi Eka Firman (1910113039)
4. Alfahri Kurniawan (1910113054)
5. Aditya Cakra fajar (1910113064)
6. Devin arnouly putra (1910113001)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
A. Subjek Hukum Kesehatan

Subjek Hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan


kewajiban untuk bertindak dalam hukum.

Menurut R. Soeroso subjek hukum adalah :

1. Sesuatu yang menurut hukum berhak/ berwenang untuk melakukan


perbuatan hukum atau siapa yang mempunyai hak dan cakap untuk
bertindak dalam hukum.
2. Sesuatu pendukung hak yang menurut hukum yang berwenang/
berkuasa bertindak sebagai pendukung hak.
3. Segala sesuatu yang menurut hukum memiliki hak dan kewajiban.

Berdasarkan pengertian subjek hukum, maka dalam hukum kesehatan


yang menjadi subjek hukum kesehatan adalah Pasien dan tenaga kesehatan
termasuk institusi kesehatan

Definisi Pasien dalam Pasal 1 angka 4 UU No.44/2009 tentang Rumah


sakit “Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun
tidak langsung di Rumah Sakit.”

Tenaga Kesehatan maksudnya adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan (Pasal 1 angka 6 UU No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan).

Sedangkan di dalam UU lain Tenaga kesehatan mendefinisikan, Tenaga kesehatan


adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. (Pasal 1
angka 1 Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Tenaga kesehatan)

Kualifikasi dan pengelompokan tenaga kesehatan,Tenaga di bidang kesehatan terdiri


atas:

a. Tenaga Kesehatan; dan

b. Asisten Tenaga Kesehatan.

Tenaga kesehatan di kelompokan ke dalam :

a) Tenaga medis : dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis
b) Tenaga psikologi klinis : psikologi klinis
c) Tenaga keperawatan : terdiri atas berbagai jenis perawat
d) Tenaga kebidanan :  bidan
e) Tenaga kefarmasian : apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.
f) Tenaga kesehatan masyarakat : epidemiolog kesehatan, tenaga promosi
kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi
dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga
kesehatan reproduksi dan keluarga
g) Tenaga kesehatan lingkungan : tenaga sanitasi lingkungan, entomolog
kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan
h) Tenaga gizi : tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, dan
mikrobiolog kesehatan
i) Tenaga kerapian fisik : fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan
akupunktur
j) Tenaga keteknisian medis : perekam medis dan informasi kesehatan, teknik
kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi
gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis
k) Tenaga teknik biomedika : radiografer, elektromedis, ahli teknologi
laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik
l) Tenaga kesehatan tradisional : tenaga kesehatan tradisional ramuan dan
tenaga kesehatan tradisional keterampilan.
m) Tenaga kesehatan lain
B. Objek Hukum Kesehatan

Objek Hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum


(manusia atau badan hukum) dan dapat menjadi objek dalam suatu hubungan
hukum

Objek Hukum Kesehatan adalah perawatan/pemeliharaan kesehatan ( Zorg


voor de gezondheid). 

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan


gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Untuk terwujudnya
pemeliharaan kesehatan pemerintah memberikan jaminan kesehatan pada
masyarakat, Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan

Menurut PP No. 69 Th 1991 ttg Pemeliharaan Kesehatan PNS Penerima Pensiun,


Veteran, Perintis Kemerdekaan Beserta Keluarganya, bahwa pemeliharaan kesehatan
adalah upaya kesehatan yang meliputi : peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan kesehatan. 

C. Asas Hukum Kesehatan

Asas hukum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang
oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum.
Sedangkan menurut Eikema Hommes asas hukum tidak boleh dianggap sebagai norma
hukum yang konkret, akan tetapi perlu dipandang sebagai dasar hukum atau petunjuk
bagi hukum yang berlaku. Ada beberapa asas hukum di dalam ilmu kesehatan, yaitu:

a) “Sa science et sa conscience” artinya ya ilmunya dan ya hati nuraninya. Maksud dari
pernyataan ini adalah bahwa kepandaian seorang ahli kesehatan tidak boleh
bertentangan dengan hati nurani dan kemanusiaannya. Biasanya digunakan pada
pengaturan hak-hak dokter, dimana dokter berhak menolak dilakukannya tindakan
medis jika bertentangan dengan hati nuraninya.
b) “Agroti Salus Lex Suprema” artinya keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi.
c) “Deminimis noncurat lex” artinya hukum tidak mencampuri halhal yang sepele. Hal ini
berkaitan dengan kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Selama kelalaian
tersebut tidak berdampak merugikan pasien maka hukum tidak akan menuntut.
d) “Res Ipsa liquitur” artinya faktanya telah berbicara. Digunakan di dalam kasus-kasus
malpraktek dimana kelalaian yang terjadi tidak perlu pembuktian lebih lanjut karena
faktanya terlihat jelas.

Asas Hukum Kesehatan yang memberikan arah pembangunan kesehatan


(penjelasan Pasal 2 UU No.39 Tahun 2009 tentang Kesehatan) :

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan :

a) Asas Perikemanusiaan : yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa berarti


bahwa penyelenggaraan kesehatan harus dilandasi atas perikemanusiaan yang
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tidak membeda-bedakan
golongan, agama, dan bangsa.
b) Asas Keseimbangan : bahwa penyelenggaraan kesehatan harus dilaksanakan
seimbang antara kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan mental,
antara materiel dan spiritual.
c) Asas Manfaat : berarti memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kemanusiaan dan perikehidupan yang sehat bagi setiap warga negara.
d) Asas Pelindungan : bahwa pembangunan kesehatan harus dapat memberikan
perlindungan dan kepastian hukum kepada pemberi dan penerima pelayanan
kesehatan.
e) Asas Penghormatan terhadap hak dan kewajiban : berarti bahwa pembangunan
kesehatan dengan menghormati hak dan kewajiban masyarakat sebagai bentuk
kesamaan kedudukan hukum.
f) Asas Keadilan : bahwa penyelenggaraan kesehatan harus dapat memberikan
pelayanan yang adil dan merata kepada semua lapisan masyarakat dengan
pembiayaan yang terjangkau.
g) Gender dan Non diskriminatif : bahwa pembangunan kesehatan tidak
membedakan perlakuan terhadap perempuan dan laki – laki.
h) Asas norma agama : pembangunan kesehatan harus memerhatikan dan
menghormati serta tidak membedakan agama yang dianut masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai