Anda di halaman 1dari 19

METODE PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN DASAR

MENGAJAR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Tematik

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Ezi Rozalia (1930201161)
2. Amliya Hasanah (1930201163)
3. Ririn Amelia (1930201178)
4. Kharisma N.P (1930201181)
5. Rika Kurnia (1930201184)
6. Melna Utami (1930201196)

Kelas : PGMI 5 (2019)


Dosen Pengampu : Agra Dwi Saputra, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 3

A. Pengertian Metode Pembelajaran ............................................ 3


B. Jenis – Jenis Metode Pembelajaran ......................................... 3
C. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar ............................... 8
D. Jenis-Jenis Keterampilan Dasr Mengajar ............................. 11

BAB III PENUTUP ........................................................................ 16

A. Kesimpulan .......................................................................... 16
B. Saran .................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 17

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah proses interaksi dan pelatihan antara dua orang
atau lebih, antara guru dan peserta didik yang mana menghasilkan suatu
perubahan sikap atau tingkah laku kearah yang lebih baik. Masalah pendidikan
adalah suatu masalah yang menyangkut kehidupan bersama, baik kehidupan di
dalam keluarga maupun di dalam masyarakat, pendidikan itu merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting karena merupakan suatu kegiatan yang menentukan
bagi kehidupan manusia dan kebudayaannya. Oleh karena itu pendidikan yang
dilakukan oleh masyarakat sekarang ini, itulah yang akan menentukan kehidupan
bangsa di masa depan, sehingga sangatlah penting untuk memperhatikan masalah
pendidikan secara cermat sehingga kelemahan – kelemahan yang ada dalam dunia
pendidikan dapat di perbaiki agar kehidupan masayarakat dapat menjadi lebih
baik di masa yang akan datang, itulah sebebabmya dalam hal ini peranan
pendidikan sangat penting.

Dalam proses belajar mengajar pemilihan dan penggunaan metode yang tepat
dalam menyajikan suatu materi dapat membantu siswa dalam mengetahui serta
memahami segala sesuatu yang disajikan guru, sehingga melalui tes hasil belajar
dapat diketahui peningkatan prestasi belajar siswa.

Metode pembelajaran menurut Roigeluch (2015) adalah mempelajari sebauh


proses yang mudah diketahui, diaplikasikan dan diteorikan dalam membantu
pencapaian hasil belajar. Berbagai metode dilakukan untuk menjamin guru dan
siswa mempu mengembangkan proses belajar mengajar untuk menunjang
pencapaian hasil belajar dalam menunjang kualitas pendidikan.1

1 Ayu Wahyuni dkk, Metode Pembelajaran yang Digunakan Oleh Guru Sekolah Dasar, Jurnal

Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 2 No.1 (2020), h. 24

1
2

Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang di dalamnya mencakup


komponen – komponen yang saling berintegrasi. Komponen tersebut meliputi
pendidik (tenaga pengajar), metode, dan media pembelajaran. Di dalam
pembelajaran berarti ada yang mengajar dan ada yang diajar. Mengajar diartikan
sebagai kegiatan mentrasmisikan pengetahuan, mewariskan kebudayaan,
membimbing belajar, dan membantu siswa dalam menghadapi kehidupan sehari-
hari. 2

Berdasarkan uraian diatas, makalah ini akan mencoba mendeskripsikan


metode pembelajaran dan keterampilan dasar mengajar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?


2. Apa saja jenis – jenis metode pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar?
4. Apa saja jenis – jenis keterampilan dasar mengajar?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran


2. Mengetahui jenis – jenis metode pembelajaran
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan dasar mengajar
4. Mengetahui jenis – jenis keterampilan dasar mengajar

2
Dewi Dyah Widyastuti, Keterampilan Dasar Mengajar, Journal Universitas Suryadarma (2020),
h. 72
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Djamarah, SB. (2006:46) metode pembelajaran adalah suatu cara


yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru agar penggunanya bervariasi
sesuai yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.3

Metode dari bahasa Yunani (Methodos) yang artinya cara, jalan. Secara
umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam
memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan. Selain itu metode juga
merupakan berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses
pembelajaran pada diri pembelajar (Aqib,2013 :102)

Suyanto, dkk (2013 : 130) menyatakan bahwa metode pembelajaran


merupakan cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
yang sedang belajar.

B. Jenis – Jenis Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran banyak macamnya, tetapi ada sejumlah metode


pembelajaran yang mendasar, sedangkan selebihnya adalah kombinasi atau
modifikasi dari metode dasar tersebut. Berikut diuraikan jenis – jenis metode
pembelajaran :

1. Metode Ceramah

Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta, pada akhir
pembelajaran ditutup dengan tanya jawab.

3
Afandi Muhamad dkk, Model dan Metode Pembelajaran Di Sekolah, (Semarang:
UNISSULA PRESS, 2013), hal.16

3
4

Keunggulan Metode Ceramah


a. Dapat menguasai seluruh arah kelas.
b. Dapat menyampaikan materi yang banyak dalam waktu yang terbatas,
sedangkan jumlah siswa banyak.
c. Mudah dilaksanakan.
Kelemahan Metode Ceramah
a. Keberhasilan siswa tidak terukur.
b. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur.
c. Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah.
d. Materi kurang terfokus.
e. Pembicaraan sering melantur (Aqib,2013 :103)
2. Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk


mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti
kegiatan sesungguhnya (Aqib, 2013 : 104)

Eksperimen adalah suatu metode yang biasanya digunakan pada pelajaran


sains. Di dalam eksperimen, pengujian hipotesis melalui penyelidikan-
penyelidikan untuk menemukan konsep – konsep sains spesifik dan prinsip –
prinsip (Suryanto, dkk :2013: 146)

Keunggulan Metode Demonstrasi


a. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal yang dianggap penting,
sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya.
b. Dapat mengurangi kesalahan – kesalahan bila dibandingkan dengan
membaca buku, karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas
dari hasil pengamatannya.
c. Dengan bereksperimen, siswa akan memperoleh pengalaman praktek
untuk mengembangkan kecakapannya dan memperoleh penghargaan
dari teman-teman dan guru
5

Kelemahan Metode Demonstrasi


a. Demonstrasi bisa gagal, jika tidak diimbangi dengan persiapan yang
matang.
b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak, karena memerlukan peralatan,
bahan-bahan dan tempat yang memadai.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus,
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional (Sanjaya, 2007
:153)
3. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama adalah metode yang digunakan dalam proses


pembelajaran di mana siswa diberi memainkan peran seseorang dan menampilkan
peranannya di depan kelas (Suyanto, dkk.2013:149)
Keunggulan Metode Sosiodrama
a. Mengembangkan kreativitas siswa.
b. Memupuk kerja sama, mengembangkan bakat, dan memupuk
keberanian.
c. Siswa lebih memperhatikan pelajaran.
d. Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan
dalam waktu singkat.
Kelemahan Metode Sosiodrama
a. Kemungkinan siswa kurang sungguh-sungguh memainkan perannya,
sehingga menyebabkan tujuan yang diharapkan tidak tercapai.
b. Keslahan – kesalahan dalam berperan sering menjadi bahan tertawaan
sehingga menurunkan siswa untuk terlibat penuh dalam penggunaan
metode ini. (Suyanto, dkk.2013:149)
4. Metode Permainan (Game Method)

Metode ini mengurangi sifat kelas yang monoton dan membosankan.


Permainan juga menciptakan kesenangan, peningkatan daya tarik kelas secara
penuh dan membantu menyenangi minat pada pelajaran. Seperti permainan catur,
menanamkan kesabaran dan toleransi.
6

Keunggulan Metode Permainan


a. Melatih keberanian.
b. Siswa dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur.
c. Metode ini menarik perhatian siswa sehingga suasana kelas menjadi
hidup.

Kelemahan Metode Permainan


a. Tidak semua topik dapat disajikan melalui permainan.
b. Memerlukan banyak waktu.
c. Mengganggu ketenangan belajar di kelas-kelas lain.
5. Metode Drill

Metode drill merupakan metode mengajar dengan memberikan latihan –


latihan kepada siswa untuk memperoleh suatu keterampilan latihan (drill) ini
merupakan kegiatan yang selalu diulang-ulang, seperti melatih keterampilan
motorik melalui penggunaan alat-alat musik, olahraga, kesenian dan melatih
kecakapan mental, melalui kegiatan menghafal, mengalikanm , menjumlahkan
dan sebagainya.

Keunggulan Metode Drill


a. Pengertian siswa lebih luas mengenai latihan berulang-ulang
b. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan
Kelemahan Metode Drill
a. Siswa cenderung belajar secara mekanis
b. Dapat menyebabkan kebosanan
c. Menimbulkan verbalisme (mengetahui kata-kata tetapi tidak
mengetahui arti) 4
6. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui
berbagai bentuk pertanyaan yang akan dijawab siswa. Pada metode ini, dapat

4
Ni Made Sueni, Metode,,Modeldan Bentuk Model Pembelajaran, Ejournal UIN Susja, h.3-8
7

dikembangkan keterampilan atau kemampuan mengamati, menginterprestasikan,


mengklasifikasi, menarik kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan. 5

Sebagaimana diutarakan Popham dan Baker (1992:89) dalam Nur Hamiyah


dan Moj. Jauhar bahwa metode tanya jawab digunakan bersama dengan metode
ceramah, untuk merangsang kegiatan berpikir siswa dan mengetahui keefektifan
pengajarannya. 6

Keunggulan Metode Tanya Jawab


a. Suasana kelas menjadi hidup dan lebih bersemangat.
b. Dapat melatih siswa dalam berpendapat dan secara argumentatif.
c. Guru dapat mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
yang telah disampaikan.
d. Mengetahui perbedaan pendapat antara guru dengan siswa yang dapat
mengarahkan proses kepada diskusi yang positif.

Kelemahan Metode Tanya Jawab


a. Terjadinya perbedaan akan menyita banyak waktu.
b. Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan yang jauh dari pokok
persoalan.
c. Metode tanya jawab akan terasa membosankan jika tidak ada variasi
dari respon siswa.
d. Sulit untuk merangkum bahan pelajaran dari hasil diskusi yang telah
dilakukan.
7. Metode Ekspositori

Metode Ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan


terlebih dahulu memberikan keterangan definisi, prinsip dan konsep materi
pelajaran serta memberikan contoh – contoh latihan pemecahan masalah dalam
bentuk ceramah, demonstrasi tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola

5
Abdul Rahman Saleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 197
6
Nur Hamiyah & Muhamad Jauhar, Strategi Belajar Mengajar di Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2014), h.167
8

yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori


merupakan metode pembelajaran yang mengarah pola penyampaian isi pelajaran
kepada siswa secara langsung.

Metode ekspositori sebenarnya merupakan kombinasi dari metode ceramah,


tanya jawab dan penugasan metode ini cenderung memperlihatkan guru yang
lebih aktif dibandingkan siswa. Siswa dianggap tidak perlu lagi menenukan
fakata, konsep atau prinsip karena telah dijelaskan oleh guru. Metode ini sering
dianalogikan dengan metode ceramah karena sifatnya sama-sama memberikan
informasi.

Keunggulan Metode Ekspositori


a. Guru dapat mengontrol urutan materi pembelajaran dan dapat
mengetahui atau mengukur sejauh mana siswa menguasai pelajaran
yang disampaikan.
b. Metode ini dianggap efektif, apabila materi pelajaran cukup luas namun
waktu yang dimiliki untuk mengajar terbatas.
c. Metode ini dapat digunakan untuk ukuran kelas yang besar.

Kelemahan Metode Ekspositori


a. Metode ini hanya dapat diterima oleh siswa yang memiliki
kecenderungan belajar dengan mendengar dan menyimak
b. Metode ini tidak dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat dan bakat serta perbedaan
gaya belajar.
c. Metode ini didominasi melalui ceramah sehingga sulit untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi karena dalam
metodeini guru terlihat lebih berperan aktif dalam prosesnya.

C. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar


Istilah mengajar sering digandengkan dengan istilah belajar, atau sebaliknya
belajar selalu digandengkan dengan mengajar, sehingga sudah menjadi satu
9

kalimat majemuk “kegiatan belajar-mengajar (KBM), proses belajar mengajar


(PBM), dan untuk menyebut kedua istilah tersebut, saat ini disatukan menjadi
“pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berarti
menunjukkan proses kegiatan yang melibatkan dua unsur: 1) belajar; 2) mengajar.
Mengajar merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru, dosen,
instruktur, atau widyaiswara dalam mengatur dan mengelola lingkungan belajar
untuk mendorong aktivitas belajar siswa/pebelajar. Sedangkan belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh siswa/pebelajar merespon lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Fokus pembahasan dalam tulisan ini diarahkan
pada unsur mengajar, kalaupun ada unsur belajar yang dibahas semata
dimaksudkan untuk lebih mempertegas dan memperjelas pembahasan mengajar
itu sendiri.
Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang
sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer).
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara kepada
siswa/pebelajar. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar
adalah proses menyampaikan (transfer), atau memindahkan. Memang dalam
mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, instruktur, atau
widyaiswara kepada siswa/pebelajar. Akan tetapi pengertian transfer atau
memindahkan tersebut bukan seperti seseorang memindahkan air minum dari satu
cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir
yang lain, volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses
penguapan, maka volume air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang
(menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar yang diartikan
proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan,
memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi
siswa/pebelajar secara maksimal.
Makna lain dari pengertian mengajar sebagai proses menyampaikan, selain
upaya menyebarluaskan dan memperkaya pengalaman belajar siswa/pebelajar,
ialah “menanamkan” pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menanam satu pohon
10

mangga, maka kemudian akan menghasilkan beberapa cabang dan ranting dan
dari situlah keluar mangga yang banyak. Dari ilustrasi tersebut bahwa mengajar
sebagai proses “transfer” adalah menanamkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan, sehingga potensi berfikir (pengetahuan), sikap, keterampilan,
kebiasaan dan kecakapan yang dimiliki siswa/pebelajar akan berkembang secara
optimal (teaching is imparting knowledge or skill) Smith 1987.
Perkembangan berikutnya pengertian mengajar, yang kini banyak dianut yaitu
“suatu proses mengatur atau mengelola lingkungan belajar agar berinteraksi
dengan siswa/pebelajar untuk mencapai tujuan pembelajaran”. Inti pengertian
mengajar (tradisional maupun kontemporer), keduanya sama yaitu untuk merubah
perilaku siswa/pebelajar, yakni dimiliki dan terkembangkannya
pengetahuan/wawasan berfikir, sikap, kebiasaan, dan keterampilan atau
kecakapan, atau yang lebih populer perubahan berkenaan dengan: pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Perbedaannya terletak pada proses upaya merubah
tingkah laku tersebut. Pandangan lama melalui proses menyampaikan (transfer)
yang kadang-kadang sering diartikan sempit, hanya terbatas sebagai proses
menyampaikan atau memindahkan pengetahuan dan keterampilan saja; sedangkan
pada pengertian yang baru, bahwa perubahan perilaku tersebut dilakukan dengan
cara “mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan
siswa/pebelajar”.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh guru,
dosen, instruktur, atau widyaiswara, yaitu: 1) menguasai materi atau bahan ajar
yang akan diajarkan (what to teach), 2) menguasai metodologi atau cara untuk
membelajarkannya (haw to teach). Keterampilan dasar mengajar termasuk
kedalam aspek nomor 2 yaitu cara membelajarkan siswa. Keterampilan dasar
mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru, dosen, instruktur,
atau widyaiswara, kerena dengan keterampilan dasar mengajar bahwa mengajar
bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut
aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan,
dan nilai-nilai.
11

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau


keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang
harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As.
Glicman, 1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa kemamapuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan
melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur,
atau widyaiswara dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

D. Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar


Ada beberapa keterampilan mengajar yang harus dikuasi oleh guru atau
calobb guru dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Keterampilan membuka dan menutup (set of induction and closure)
Kegiatan membuka dan menutup pembelajaran adalah dua kegiatan yang
berbeda, pertama kegiatan membuka dan kedua kegiatan menutup pembelajaran.
Perbedaan tersebut bisa dilihat dari beberapa aspek, seperti dari segi pengertian,
fungsi, maupun penerapannya.
Pertama kegiatan membuka pembelajaran (set induction); adalah usaha yang
dilakukan oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara pada saat mengawali
pembelajaran (kegiatan pembuka) untuk menciptakan prakondisi belajar bagi
siswa agar mental, perhatian dan motivasinya terpusat dan bangkit untuk
melakukan aktivitas belajar yang akan diikutinya. Adapun tujuan membuka
pembelajaran antara lain yaitu: 1) menarik perhatian siswa; 2) menumbuhkan
motivasi belajara siswa; 3) memberikan acuan atau rambu-rambu tentang
pembelajaran yang akan dilakukan.
Kedua kegiatan menutup pembelajaran (closure) yaitu kegiatan yang
dilakukan guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara untuk mengakhiri
pembelajaran. Tujuan dari kegiatan menutup pembelajaran yaitu untuk
memberikan gambaran menyeluruh mengenai pengalaman belajar (hasil belajar)
yang telah dikuasainya. Kegiatan-kegiatan dalam menutup pembelajaran
misalnya: merangkum atau membuat garis besar permasalahan yang dibahas;
12

mengonsolidasikan siswa terhadap hal-hal yang dianggap pokok;


mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membuat pemahaman
baru; memberikan tindak lanjut, dll.
2. Keterampilan memberikan variasi stimulus (stimulus variation)

Variasi stimulus adalah memberikan respon yang bervariasi (berbeda atau


berganti-ganti). Melalui variasi stimulus ini dimaksudkan untuk menjaga agar
suasana pembelajaran selalu menarik, tidak membosankan, sehingga siswa selalu
menunjukkan sikap antusias, bergairah, penuh perhatian, dan selalu berpartisipasi
aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pada garis besarnya ada tiga jenis (bentuk) variasi stimulus yang dapat
dilakukan oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara, yaitu: 1) variasi dalam
pola interaksi pembelajaran; 2) variasi penggunaan media/alat bantu
pembelajaran; dan 3) variasi penggunaan metode serta gaya mengajar.

3. Keterampilan bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi,
termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Bertanya adalah penyampaian atau
mengungkapkan pertanyaan sebagai stimulus untuk memunculkan atau
menumbuhkan jawaban (respon) dari siswa terhadap yang ditanyakan. Dengan
bertanya dapat meningkatkan aktivitas belajar seperti: meningkatkan partisipasi
siswa, kemampuan berfikir, membangkiktkan rasa ingin tahu, memusatkan
perhatian siswa, dll.
Agar bertanya dapat meningkatkan aktivitas belajar, maka dalam
menyampaikan pertanyaan antara lain mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
antusiasme dan kehangatan, pemberian waktu secukupnya, pola lalulintas
pertanyaan, menghindari pertanyaan ganda, pertanyaan secara berjenjang, dan
menggunakan pertanyaan pelacak.
4. Keterampilan menggunakan isyarat (silence and non verbal clue)

Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu proses komunikasi, dalam


komunikasi terdapat beberapa jenis atau bentuk komunikasi yaitu: lisan, tulisan
13

dan isyarat. Fokus keterampilan menggunakan isyarat, merupakan penerapan dari


bentuk atau jenis komunikasi selain lisan dan tulisan. Tujuan dari penggunaan
bahasa isyarat ini terutama adalah untuk memusatkan perhatian dan motivasi
belajar siswa. Untuk memelihara perhatian dan motivasi belajar siswa, dalam
kondisi tertentu kadang-kadang tidak bisa dengan cara lisan atau tulisan. Oleh
karena itu perlu keterampilan lain, yaitu melalui keterampilan menggunakan
bahasa isyarat.

5. Keterampilan memberikan variasi stimulus (stimulus variation)

Tidak semua materi atau bahan ajar yang disajikan kepada siswa, baik melalui
penjelasan lisan, melalui bahasa tulisan atau isyarat dapat dengan cepat dan
mudah dipahami dan dikuasai oleh siswa. Dengan demikian untuk mempermudah
siswa menangkap, memahami dan menguasai materi ajar yang diberikan perlu
bantuan atau menggunakan contoh-contoh atau ilustrasi yang dapat memperjelas
terhadap bahan ajar atau penjelasan yang disampaikan.

Penggunaan contoh atau ilustrasi dalam pembelajaran harus disesuaikan


dengan karakteristik materi dan tingkat pengalaman siswa itu sendiri. Contoh dan
ilustrasi yang diberikan selalu diorientasikan untuk menjembatani siswa dalam
memahami terhadap materi yang sedang dipelajari, atau tercapainya kompetensi
pembelajaran.

6. Keterampilan memberikan balikan dan penguatan


(feed back andreinforcement)
Pemberian penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru, dosen, instruktur, atau
widyaiswara terhadap tingkah laku siswa. Tujuanya yaitu untuk memberikan
informasi atau umpan balik (feed back) sebagai suatu dorongan atau koreksi bagi
siswa atas perbuatan atau responsnya. Pada garis besarnya terdapat dua bentuk
atau teknik pemberian penguatan, yaitu: 1) penguatan verbal; yaitu bentuk
penguatan melalui kata-kata (lisan), seperti bagus, cantik, tampan, dll; 2)
14

penguatan nonverbal; yaitu pemberian penguatan dengan isyarat, seperti


dengan anggukan kepala, gelengan kepala, mengacungkan jempol, dll.

7. Keterampilan mengelola kelas


1) Menciptakan dan mempertahankan iklim belajar yang
optimal.Keterampilan ini membutuhkan kemampuan guru untuk
meninisiatifkan kegiatan pembelajaran yang optimal, efisien, dan
efektif. Oleh sebab itu guru harus : (a) Tanggap terhadap karakteristik
peserta didik, menguasai materi dan strategi pembelajaran; (b)
Menguasai cara membagi perhatian; (c) Menguasai cara memusatkan
perhatian individu, kelompok dan kelasikal; (d) Tepat memberikan
petunjuk kepada peserta didik; (e) Terampil memberikan penguatan.
2) Mengembalikan kondisi belajar yang optimal.Untuk hal ini guru harus:
(a) memiki penguasaan tentang cara memodifikasi tingkah laku yang
menyimpang; (b) terampil pengelolaan aktivitas belajar dalamkelompok
dan (c) mampu menemukan dan memecahkan tingkah laku yang
menimbulkan masalah.
8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Untuk memaksimalkan ktivitas peserta didik di dalam pembalajaran antara


lain dilakukan melalui diskusi dan perhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Rencanakan sebaik-baiknya masalah, sistematika diskusi, peran setiap


anggota kelompok, tujuan yang harus dicapai.

b. Pada saat diskusi berlangsung guru harus cermat memperhatikan


interaksi di dalam kelompok.

c. Lakukan pengendalian terhadap aktivitas kelompok jika terdapat


pergeseran atau penyimpangan dari pokok masalah diskusi di
kelompok.
15

d. Berikan arahan atau tuntunan sedemikian sehingga


kelompo bisa mengkonstruksi dan menemukan penyelesaian masalah
yang didiskusikan.

e. Jika terjadi bebedaan pandangan sehingga kelompok tidak sampai pada


suatu kesimpulan, maka guru harus memposisikan diri sebagai
penyeimbang.

f. Perjelas semua gagasan menuju kepada kesimpulan penyelesaian


masalah yang didiskusikan dengan mengungkap ide pokok dari
kelompok.

9. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Aktivitas mengajar kelompok kecil dan perorangan umumnya terjadi jika


guru melaksanakan pembelajaran secara kelasikal. Keterampilan mengajar
kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam
belajar berkelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 - 5 orang
setiap kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau
pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam pembelajaran dengan
memperhatikan tuntutan- tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta
didik.

Terkait dengan hal tersebut Putu Sutrisna (2011) memberikan menyebutkan


gunakan pendekatan perorangan dengan memperhatikan hal-hal berikut : (1) guru
harus menampilkan kehangatan kepada peserta didik, (2) guru harus peka
terhadap peserta didik dan kebutuhan peserta didik, (3) guru perlu mendengarkan
secara simpati dan merespon secara positif terhadap pikiran peserta didik dan
membuat hubungan yang saling percaya, (4) guru bisa membantu peserta didik
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode pembelajaran merupakan langkah – langkah strategis yang tepat dan


cepat yang ditemukan dan ditetapkan dalam penyampaian bahan pelajaran untuk
mencapai suatu tujuan belajar. Metode – metode pembelajaran ada yang bersifat
terpusat kepada siswa (Student Centered) dan yang berpusat pada guru ( Teacher
Centered ).

Adapun metode – metode yang kerap digunakan oleh seorang pendidik


diantaranya seperti metode ceramah, metode demonstrasi , metode sosiodrama,
metode permainan, metode drill, metode tanya jawab, dan metode ekspositori. Setiap
metode mempunyai sifat masing-masing baik mengenai keunggulan ataupun
kekurangannya.

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau


keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviours) yang harus
dimiliki oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara agar dapat melaksanakan
tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Glicman, 1991).

B. Saran

Makalah ini tidak luput dari kesalahan apabila terdapat kesalahan penulis
meminta saran,, kritik dari pembaca. Terima kasih atas pertisipasi dan mohon maaf
atas kesalahan penulis dalam membuat makalah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Wahyuni, dkk. 2020. Metode Pembelajaran yang Digunakan Oleh Guru

Sekolah dasar. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol.2 No.1

Dewi Dyah Widyatuti. 2020. Keterampilan Dasar Mengajar. Journal Universitas

Suryadarma.

Afandi Muhamad, dkk. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah.

Semarang: UNISSULA PRESS.

Ni Made Sueni. Metode,Model dan Bentuk Model Pembelajaran. Ejournal

UIN Susja.

Abdul Rahman.2005. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa.

Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Nur Hamiyah & Muhamad Jauhar. 2014. Strategi Belajar Mengajar di Kelas.

Jakarta:Prestasi Pustaka.

17

Anda mungkin juga menyukai