Anda di halaman 1dari 19

Materi Fluida Statis

Dalam bab ini anda akan mempelajari mekanika fluida yang dibagi
menjadi dua studi: Statika fluida dan dinamika fluida. Fluida adalah
zat yang dapat mengalir, sehingga yang termasuk fluida adalah zat cair
dan gas.
Dalam  statika fluida  anda mempelajari fluida yang ada dalam
keadaan diam (tidak bergerak). Fluida yang diam disebut fluida statis.
Jika yang diamati adalah zat cair disebut hidrostatis. Dalam dinamika
fluida anda akan mempelajari tentang fluida yang mengalir
(bergerak). Fluida yang mengalir disebut fluida dinamis. Jika yang
diamati adalah zat cair, disebut hidrodinamis.

A.    Fluida Statis
1.      Tekanan
Di SMP anda telah mempelajari tekanan, yang didefinisikan sebagai
gaya normal (tegak lurus) yang bekerja pada suatu bidang dibagi
dengan luas bidang tersbut.

 
Satuan SI untuk tekanan adalah Pascal (disingkat Pa) untuk memberi
penghargaan kepada Blaise Pascal, penemu hukum Pascal. Tentu
saja 1 Pa = 1 Nm-2.
Untuk keperluan cuaca digunakan satuan atmosfer (atm), cmHg atau
mmHg, dan milibar (mb).
1 mb = 0,001; 1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cmHg = 1, 01 x 105 Pa = 1, 01 bar
Untuk menghormati Torricelli, fisikawan italia penemu barometer,
ditetapkan satuan tekanan dalam torr,
1 torr = 1 mmHg

a.      Penurunan rumus tekanan Hidrostatis


Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu
tertarik ke bawah. Makin tinggi zat cair dalam wadah, makin berat zat
cair itu, sehingga makin besar juga tekanan zat cair pada dasar
wadahnya. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh beratnya
sendiri disebut tekanan hidrostatis.

Bayangkan luas penampang persegi panjang (luas yang diarsir), p


x l, yang terletak pada kedalaman h di bawah permukaan zat cair
(massa jenis = ), seperti tampak pada gambar di samping. Volume
zat cair di dalam balok = p x l x h, sehingga massa zat cair di dalam
balok adalah

 
Berat zat cair di dalam balok,

Tekanan zat cair di sembarang titik pada luas bidang yang diarsir
adalah

 
Jadi, tekanan hidrostatis zat cair (ph) dengan massa jenis  pada
ketinggian h dirumuskan dengan

b.      Tekanan Gauge
Tekanan gauge adalah selisih antara tekanan yang tidak diketahui
dengan tekanan atmosfer (tekanan udara luar). Nilai tekanan yang
diukur oleh alat pengukur tekanan adalah tekanan gauge. Adapun
tekanan sesungguhnya disebut denga tekanan mutlak.
Tekanan mutlak = tekanan gauge + tekanan atmosfer
p = pgauge + patm
Sebagai contoh, sebuah ban yang mengandung udara dengan tekanan
gauge 2 atm (diukur oleh alat ukur) memiliki tekanan mutlak kira-kira
3 atm. Ini karena tekanan atmosfer pada permukaan laut kira-kira 1
atm.

c.       Tekanan mutlak pada suatu kedalaman zat cair


Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada lapisan atas zat cair bekerja
tekanan atmosfer. Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti
bumi. Pada tiap bagian atmosfer bekerja gaya tarik gravitasi. Makin ke
bawah, makin berat lapisan udara yang diatasnya. Oleh karena itu,
makin rendah suatu tempat, makin tinggi tekanan atmosfernya. Di
permukaan laut, tekanan atmosfer bernilai kira-kira 1 atm atau 1,01 x
105 Pa.
CONTOH SOAL
2.      Hukum pokok Hidrostatika

Perhatikan gambar di atas. Gambar di atas memperlihatkan sebuah


bejana berhubungan yang didisi dengan fluida, misalnya air. Anda
dapat melihat bahwa tinggi permukaan air di setiap tabung adalah
sama, walaupun bentuk setiap tabung berbeda.
Bagaimanakah tekanan yang dialami oleh suatu titik di setiap
tabung? Samakah tekanan total di titik A, B, C dan D yang segaris?
Hukum pokok hidrostatika berbunyi:
Semua titik yang terletak pada bidang datar yang sama di dalam
zat cair yang sejenis memiliki tekanan (mutlak) yang sama.
Jadi, walaupun bentuk penampang tabung berbeda, besarnya tekanan
total di titik A, B, C, dan D adalah sama.
Persamaan hukum pokok hidrostatika dapat diturunkan dengan
memperhatikan gambar berikut.

Misalkan pada suatu bejana berhubungan dimasukan dua jenis fluida


yang massa jenisnya berbeda, yaitu 1 dan 2. Jika diukur dari bidang
batas terendah antara fluida 1 dan fluida 2, yaitu titik B dan titik A,
fluida 2 memiliki ketinggian h2 dan fluida 1 memiliki ketinggian h1.
Tekanan total di titik A dan di titik B adalah sama. Menurut
persamaan pokok hidrostatis, besarnya tekanan di titik A dan titik B
bergantung pada massa jenis fluida dan ketinggian fluida di dalam
tabung. Secara matematis, persamaannya dapat di tulis sebagai
berikut.

3. Hukum Pascal
Di SMP anda telah melakukan percobaan seperti yang ditunjukkan
pada gambar di samping. Ketika anda memeras ujung kantong plastik
berisi air yang memiliki banyak lubang, air memancar dari setiap
lubang dengan sama kuat. Hasil percobaan inilah yang diamati Blaise
Pascal yang kemudian menyimpulkannya dalam hukum Pascal yang
berbunyi:
Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala
arah.  Sebuah terapan sederhana dari prinsip hukum Pascal adalah
dongkrak hidrolik.

Skema dari prinsip kerja dongkrak hidrolik ditunjukkan seperti pada


gambar berikut:
Dongkrak hidrolik terdiri dari bejana dengan dua kaki (kaki 1 dan
kaki 2) yang masing-masing diberi penghisap. Penghisap 1 memiliki
luas penampang A1 (lebih besar) dan penghisap 2 memiliki luas
penampang A2 (lebih kecil). Bejana diisi dengan ciran (misalnya oli).
Jika penghisap 2 anda tekan dengan gaya F2, zat cair akan
menekan penghisap 2 ke atas dengan gaya pA2 sehingga terjadi
keseimbangan pada penghisap 2 dan berlaku

Sesuai hukum pascal bahwa tekanan pada zat cair dalam ruang
tertutup diteruskan sama besar ke segala arah, maka pada
penghisap 1 bekerja gaya ke atas pA1. Gaya yang seimbang dengan ini
adalah F1 yang bekerja pada penghisap 1 dengan arah ke bawah.

Dengan menyamakan ruas kanan (**) dan (*) kita peroleh

Persamaan di atas menyatakan bahwa perbandingan gaya sama


dengan perbandingan luas penghisap.
 

Penampang penghisap dongkrak hidrolik berbentuk silinder


dengan diameter (garis tengah) yang diketahui. Misalnya, penghisap 1 
berdiameter D1 dan penghisap 2 berdiameter D2, maka
Persamaan di atas menyatakan bahwa perbandingan gaya sama
dengan perbandingan kuadrat diameter. Ini berarti jika diameter
penghisap 2 adalah 10 x diameter penghisap 1, gaya tekan 100 N pada
penghisap 1 dapat mengangkat mobil yang memiliki berat (10) 2 x 100
N = 10.000 N pada penghisap 2.

4.      Hukum Archimedes

Jika kita celupkan batu ke dalam sebuah bejana berisi air,


permukaan air akan naik. Ini karena batu menggantikan volume air.
Jika batu kita celupkan pada bejana yang penuh berisi air, sebagian air
akan tumpah dari bejana. Volume air tumpah sama dengan volume
batu yang menggantikan air.
Jadi, suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dalam zat cair
selalu menggantikan volume zat cair yang sama dengan volume benda
itu sendiri.
Dengan pemahaman di atas, disertai dengan kaitan antara gaya
apung yang dirasakannya dengan volume zat cair yang dipindahkan
benda, Archimedes menemukan hukumnya, yaitu hukum
Archimedes yang berbunyi:
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan
sebagaian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan
berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.

a.      Penurunan Matematis Hukum Archimedes


Apakah penyebab munculnya gaya apung yang dikerjakan oleh suatu
fluida kepada benda yang tercelup dalam fluida?
Ternyata gaya apung ini muncul karena selisih antara gaya hidrostatis
yang dikerjakan fluida terhadap permukaan bawah dengan
permukaan atas benda. Kita akan menurunkan rumus gaya apung
Fa secara teoritis berdasarakan pemahaman tekanan hidrostatis yang
telah anda pelajari sebelumnya.
Seperti telah anda ketahui bahwa gaya apung terjadi akibat
konsekuensi dari tekanan hidrostatis yang makin meningkat dengan
kedalaman. Dengan kata lain, gaya apung terjadi karena makin dalam
zat cair, makin besar tekanan hidrostatisnya. Ini menyebabkan
tekanan pada bagian bawah benda lebih besar daripada tekanan pada
bagian atasnya.
b.      Mengapung, tenggelam, dan melayang
Masih ingatkah anda dengan peristiwa mengapung, tenggelam,
dan melayang ketika suatu benda dicelupkan dalam zat cair?
Untuk mengingatnya kembali, perhatikan ilustrasi pada gambar
berikut!

Ilustrasi pada gambar di atas menunjukkan bahwa apakah suatu


benda mengapung, tenggelam atau melayang hanya ditentukan
oleh massa jenis rata-rata benda dan massa jenis zat cair. Jika
massa jenis rata-rata benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair,
benda akan mengapung di permukaan zat cair. Jika massa jenis rata-
rata benda lebih besar daripada massa jenis zat cair, benda
akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis rata-rata
benda sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam
zat cair di antara permukaan dan dasar wadah zat cair. Jadi,

 
Peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang juga dapat
dijelaskan berdasarkan konsep gaya apung dan berat benda. Pada
suatu benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam zat cair,
bekerja gaya apung (Fa). Dengan demikian, pada benda yang tercelup
dalam zat cair bekerja dua buah gaya: gaya berat w dan gaya apung Fa,
gambar berikut.
CONTOH SOAL
B.     Tegangan Permukaan Zat Cair dan Viskositas Fluida
1.      Apakah Tegangan Permukaan Zat Cair Itu?
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat
cair untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh
suatu lapisan tipis.
2.      Mengapa Terjadi Tegangan Permukaan pada Zat Cair?

Di SMP anda telah mempelajari bahwa antara partikel-partikel sejenis


terjadi gaya tarik menarik yang disebut gaya kohesi. A mewakili
partikel di dalam zat cair, sedangkan B mewakili partikel di
permukaan zat cair (gambar). Partikel A ditarik oleh gaya yang sama
besar ke segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya. Sebagai
hasilnya, resultan gaya pada partikel-partikel di dalam zat cair
(diwakili oleh A) adalah sama dengan nol, dan di dalam zat cair tidak
ada tegangan permukaan.
Bagaimana dengan partikel-partikel di permukaan zat cair (diwakili
oleh B)?
Partikel B ditarik oleh partikel-partikel yang ada di samping dan di
bawahnya dengan gaya-gaya yang sama besar, tetapi B tidak ditarik
oleh partikel-pertikel di atasnya (karena di atas B tidak ada partikel
zat cair). Sebagai hasilnya, terdapat resultan gaya berarah ke bawah
yang bekrja pada permukaan zat cair. Resultan gaya ini menyebabkan
lapisan-lapisan atas seakan-akan tertutup oleh hamparan selaput
elastis yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin.
Oleh karena itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil
bentuk dengan permukaan sesempit mungkin. Inilah kita sebut
dengan tegangan permukaan. 
Akibat tegangan permukaan ini, setetes cairan cenderung berbentuk
bola. Karena dalam bentuk bola itu, cairan mendapatkan daerah
permukaan yang tersempit. Inilah yang menyebabkan tetes air yang
jatuh dari kran dan tetes-tetes embun yang jatuh pada sarang laba-
laba berbentuk bola. 

Tarikan pada permukaan cairan membentuk semacam kulit penutup


yang tipis. Nyamuk dapat berjalan di atas air karena berat nyamuk
dapat diatasi oleh kulit ini. Peristiwa yang sama terjadi pada klip
kertas yang perlahan-lahan kita letakkan di permukaan air. Ketika
anda menambahkan detergen atau larutan sabun ke dalam air, anda
menurunkan tegangan permukaan air. Sebagai hasilnya, berat klip
kertas tidak dapat lagi ditopang oleh tegangan permukaan air, dan klip
kertas akan tenggelam.
3.      Formulasi Tegangan Permukaan

Gambar di atas menunjukkan contoh lain dari tegangan permukaan.


Seutas kawat dibengkokan hingga berbentuk U, dan seutas kawat
kedua dapat meluncur pada kaki-kaki kawat U. Ketika alat ini
dicelupkan dalam larutan sabun dan dikeluarkan, kawat kedua (jika
beratnya tidak begitu besar) akan tertarik ke atas. Untuk menahan
kawat ini agar tidak meluncur ke atas, kita perlu mengerjakan gaya T
ke bawah. Total gaya ke bawah yang menahan kawat kedua adalah F =
T + w.
Kita misalkan panjang kawat kedua adalah l. Larutan sabun yang
menyentuh kawat kedua memiliki dua permukaan, sehingga gaya
tegangan permukaan bekerja sepanjang 2l panjang
permukaan. Tegangan permukaan () dalam larutan sabun
didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan
permukaan (F) dan panjang permukaan (d) di mana gaya itu
bekerja. Secara matematis kita tulis

 
Perhatikan bahwa tegangan permukaan bukanlah besaran gaya, tetapi
merupakan gaya dibagi dengan panjang, sehingga satuan tegangan
permukaan adalah N/m. Tabel berikut mendaftar tegangan
permukaan beberapa zat cair yang umum dijumpai dalam keseharian.
Zat Cair yang Kontak dengan Udara Suhu (0C) Tegangan Permukaan (x 10-3 N/m)

Air 0 75,6

Air 25 72,0

Air 80 62,6

Etil Alkohol 20 22,8

Aseton 20 23,7

Gliserin 20 63,4

Raksa 20 43,5

4.      Penerapan Tegangan Permukaan dalam Kehidupan Sehari-


hari
Tegangan permukaan air berhubungan dengan kemampuan air
membasahi benda. Makin kecil tegangan permukaan air, makin baik
kemampuan air untuk membasahi benda, dan ini berarti kotoran-
kotoran pada benda lebih mudah larut dalam air. Prinsip inilah yang
banyak dimanfaatkan dalam kehidupan fisika sehari-hari.
1.      Mengapa mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan
cucian yang lebih bersih?
Tegangan permukaan air dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu,
makin kecil tegangan permukaan air (lihat tabel di atas), dan ini
berarti makin baik kemampuan air untuk membasahi benda. Karena
itu, mencuci dengan air panas menyebabkan kotoran pada pakaian
lebih mudah larut dan cucian menjadi lebih bersih.
2.      Detergen sintesis modern
Banyak kotoran pakaian yang tidak larut di dalam air segar, tetapi
larut di dalam air yang diberi detergen. Detergen memperkecil
tegangan permukaan air sehingga air mampu mencuci dengan bersih.
3.      Itik dapat berenang di air
Itik dapat berenang di air karena bulu-bulunya tidak basah oleh air.
Jika air diberi detergen, tegangan permukaan air berkurang dan itik
yang berusaha berenang bulu-bulunya akan basah oleh air. Akibatnya,
itik akan tenggelam.
4.      Antiseptik
Antiseptik memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga
antiseptik dapat membasahi seluruh luka.
5.      Viskositas Fluida
a.      Hukum Stokes untuk Fluida Kental

    Dalam suatu fluida ideal (fluida tidak kental) tidak ada viskositas
(kekentalan) yang menghambat lapisan-lapisan fluida ketika lapisan-
lapisan tersebut menggeser satu di atas lainnya. Dalam suatu pipa
dengan luas penampang seragam (serbasama), setiap lapisan fluida
ideal bergerak dengan kecepatan yang sama; demikian juga lapisan
yang dekat dengan dinding pipa seperti pada gambar a di samping.
Ketika viskositas (kekentalan) hadir, kecepatan lapisan-lapisan fluida
tidak seluruhnya sama, seperti diilustrasikan pada gambar b di atas.
Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali
tidak bergerak (v = 0), sedangkan lapisan fluida pada pusat pipa
memiliki kecepatan terbesar.
Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja dengan gesekan
pada gerak benda padat. Untuk fluida ideal, viskositas  = 0, sehingga
kita selalu menganggap bahwa benda yang bergerak dalam fluida ideal
tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Akan tetapi,
bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida
kental, gerak benda tersebut akan dihambat oleh gaya gesekan fluida
pada benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida telah dirumuskan oleh

b.      Kecapatan Terminal

Perhatikan sebuah kelereng yang dilepaskan jatuh bebas dalam suatu


fluida kental. Jika hanya gaya gravitasi yang bekerja pada kelereng,
kelereng akan bergerak dipercepat dengan percepatan sama dengan
percepatan gravitasi g. Ini berarti, jarak antara dua kedudukan
kelereng dalam selang waktu yang sama haruslah makin besar. Hasil
eksperimen yang ditunjukkan pada gambar di atas menyatakan hal
yang berbeda. Mula-mula jarak antara kedua kelereng dalam selang
waktu yang sama makin besar, tetapi mulai saat tertentu, jarak antara
dua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang sama adalah sama
besar. Dari hasil eksperimen ini disimpulkan bahwa suatu benda yang
dijatuhkan bebas dalam suatu fluida kental, kecepatannya makin
membesar sampai mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap.
Kecepatan terbesar yang tetap ini dinamakan kecepatan terminal.
Pada suatu benda yang jatuh bebas dalam fluida kental, selama
geraknya, pada benda tersebut bekerja tiga buah gaya, yaitu gaya
berat, w = m.g, gaya ke atas yang dikerjakan fluida Fa, dan gesekan
yang dikerjakan fluida Ff .
Seperti telah dinyatakan, benda kan bergerak makin cepat sampai
mencapai kecepatan terminal konstan. Pada saat kecepatan
terminal vT tercapai, gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah
seimbang:

Anda mungkin juga menyukai