Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENGANALISIS TENTANG KEDUDUKAN STUDI ISLAM


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
TAFSIR TARBAWI

Disusun oleh
Natifah (202109648402)
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Alhamdulillah, Segala Puji Syukur senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT
atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga  makalah ini dapat terselesaikan dengan segala
kesalahan dan kekurangannya, Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita semua termasuk umatnya yang
kelak mendapatkan syafa’atnya kelak di hari qiamat. Āmīn.
Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan kami juga mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Meskipun kami sebagai penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari
kesalahan dan kekurangan. Namun, tentunya kami menyadari bahwa kami hanyalah
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan dan kesempurnaan itu
hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya laporan ini diwaktu mendatang.
Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini, sehingga dapat memberikan manfaat
kepada kita semua. Āmīn...
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Metodologi studi islam merupakan ilmu yang perlu dikaji secara mendalam oleh
kaum muslim khususnya di kalangan pelajar/mahasiswa. Tetapi terkadang banyak
mereka-mereka yang akan mempelajari ilmu bingung dan banyak timbul pertanyaan
dalam benak mereka, ini ilmu apa ? ,gunanya untuk apa ? , sasaran ilmu ini
apa ? .yang ironis ketidaktahuan mereka akan hal-hal tersebut justru tidak menjadi
pemacu adrenalin  mereka untuk  mencari tahu dan berusaha mendalami ilmu ini,
tetapi justru menjadikan mereka malas untuk mempelajari ilmu ini. Padahal ilmu ini
sangat penting dikaji khususnya oleh kaum muslim terutama dizaman yang semakin
maju ini yang disitu badai-badai besar semakin menerpa ajaran islam
Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas penulis berusaha menerbitkan makalah
untuk menjawab pertanyaan-pertanyan tadi dengan harapan mereka jadi
bersemangat,mau mengkaji secara mendalam Metodologi Setudi Islam dan akhirnya
mereka juga mampu mengekspresikannya
B.     Rumusan Masalah
1.            Pengertian studi (agama) Islam
2.            Apa tujuan studi Islam
3.            Bagaimana kedudukan Studi Islam dengan mata kuliah lain
4.            Apa yang dimaksud dengan Islam Sebagai Objek Kajian
5.            Aspek-aspek sasaran studi Islam. 
C.    Tujuan
1.      Mengetahui studi (agama) Islam
2.      Mengetahui tujuan studi Islam
3.      Mengetahui kedudukan Studi Islam dengan mata kuliah lain
4.      Mengetahui Islam Sebagai Objek Kajian
5.      Mengetahui Aspek-aspek sasaran studi Islam. 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Studi (Agama) Islam


Secara etimologi merupakan dari bahasa Arab Dirasah Islamiyah. Dalam kajian
Islam di Barat disebut Islamic Studies secara harfiyah adalah kajian tentang hal-hal
yang berkaitan dengan keislaman. Secara terminologis adalah kajian secara sistematis
dan terpadu untuk mengetahui, memakai dan menganalisis secara mendalam hal-hal
yang berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok ajaran Islam, sejarah Islam
maupun realit`s pelaksanaannya dalam kehidupan. Islamikatnya membawa ajaran
yang bukan hanya mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. sumber ajaran
yang mengambil berbagai aspek ialah Al-Qur'an dan Hadits. Kedua sumber ini
sebagai pijakan dan pegangan dalam mengakses wacana pemikiran dan membumikan
praktik penghambaan kepada Tuhan, baik bersifat teologis maupun humanistis.
Islam secara harfiyah berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti selamat,
sentosa dan damai. Arti pokok Islam adalah ketundukan, keselamatan dan kedamaian.
Maka studi Islam diarahkan pada kajian keislaman yang mengarah pada 3 hal :
1.      Islam yang bermuara pada ketundukan/berserah diri, berserah diri artinya
pengakuan yang tulus bahwa Tuhan satu-satunya sumber ntoritas yang serba mutlak.
Keadaan ini membawa timbulnya pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan
tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah dirinya sendiri.
2.      Islam dapat dimaknai yang mengarah kepada keselamatan dunia dan akhirat sebab
ajaran Islam pada hakekatnya membina dan membimbing manusia untuk berbuat
kebajikan dan menjauhi semua larangan dalam kehidupan di dunia termasuk
kehidupan akhirat.
3.      Islam bermuara pada kedamaian manusia harus hidup berdampingan dengan
makhluk hidup yang lain bahkan berdampingan dengan alam raya. Dengan demikian
kedamaian harus dilakukan secara utuh dan multi dimensi.
Dari 3 dimensi di atas studi Islam mencerminkan gagasan tentang pemikiran dan
praktis yang berrnuara pada kedudukan Tuhan, selamat di dunia dakhirat dan
berdamai dengan makhluk lain. Dengan demikian studi Islam tidak hanya bermuara
pada wacana pemikiran tetapi juga pada praktis kehidupan yang berdasarkan pada
perilaku baik dan benar dalam kehidupan.
B.     Tujuan Studi Islam
Bagi umat Islam, mempelajari Islam mungkin untuk memantapkan keimanan dan
mengamalkan ajaran Islam, sedangkan bagi non muslim hanya sekedar diskursus
ilmiah, bahkan mungkin mencari kelemahan umat Islam dengan demikian tujuan studi
Islam adalah sebagai berikut:
Pertama, untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam
agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkan secara benar, serta
menjadikannya sebagai pegangan dan pedoman hidup. Memahami dan mengkaji
Islam direfleksikan dalam konteks pemaknaan yang sebenarnya bahwa Islam adalah
agama yang mengarahkan pada pemeluknya sebagai hamba yang berdimensi teologis,
humanis, dan keselamatan di dunia dan akhirat. Dengan studi Islam, diharapkan
tujuan di atas dapat di tercapai.
Kedua, untuk menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai wacana ilmiah secara
transparan yang dapat diterima oleh berbagai kalangan. Dalam hal ini, seluk beluk
agama dan praktik-praktik keagamaan yang berlaku bagi umat Islam dijadikan dasar
ilmu pengetahuan. Dengan kerangka ini, dimensi-dimensi Islam tidak hanya sekedar
dogmentis, teologis. Tetapi ada aspek empirik sosiologis. Ajaran Islam yang diklaim
sebagai ajaran universal betul-betul mampu menjawab tantangan zaman, tidak
sebagaimana diasumsikan sebagian orientalis yang berasumsi bahwa Islam adalah
ajaran yang menghendaki ketidak majuan dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman.
C.     Kedudukan Studi Islam Dengan Mata Kuliah Lain
Seiring berkembangnya zaman, mempelajari metodologi studi islam diharapkan
dapat mengarahkan kita untuk untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dalam
pemikiran aiaran-ajaran islam yang merupakan warisan doktriner yang dianggap
sudah mapan dan sudah mandek serta ketinggalan zaman tersebut, agar mampu
beradaptasi serta menjawab tantangan serta tuntutan zaman dan modernisasi dunia
dengan tetap berpegang terhadap sunber agama islam yang asli, yaitu al-qur’an dan
as-sunnah. Mempelejari metodologi studi islam juga diharapkan mampu memberikan
pedoman dan pegangan hidup bagi umat islam agar tetap menjadi muslim yang sejati
yang mampu menjawab tantangan serta tuntutan zaman modern maupun era-
globalisasi sekarang ini
Maka dari itu kedudukan studi islam sangatlah penting peranannya dari semua
disiplin ilmu lain yang menyangkut tentang aspek islam, karena studi islam
merupakan disiplin ilmu yang menerangkan dasar seseorang dalam beragama. Oleh
karenanya diharapkan mata kuliah ini harus ada dalam setiap studi ilmu khususnya di
Indonesia.
Dengan mempelajari studi islam, Mahasiswa diharapkan mempunyai pegangan
hidup yang pada akhirnya dapat menjadi muslim sejati.
D.    Islam Sebagai Objek Kajian
Dari fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat, Islam memang menarik
untuk dijadikan sebagai objek kajian dan dalam mengkaji Islam, tentu kita harus
berpedoman pada dua sumber otentiknya yakni Alquran dan hadis.
Orang yang memeluk Agama Islam, yang disebut muslim adalah orang yang
bergerak menuju ketingkat eksistensi yang lebih tinggi. Demikian yang tergambar
dalam konotasi yang melekat dalam kata Islam apabila kita melakukan suatu kajian
tentang arti Islam itu sendiri.
Untuk memecahkan masalah yang timbul dalam masyarakat, maka seorang
muslim mengadakan suatu penafsiran terhadap Alquran dan hadis sehingga timbullah
pemikiran Islam, baik yang bersifat tekstual maupun kontekstual.
Islam sebagai agama, pemikiran atau penafsiran Alquran dan hadis, juga sebagai
objek kajian, sebuah sistem yang hidup dan dinamis. Sistem ini meliputi sebuah
matriks mengenai nilai dan konsep yang abadi. Hidup dan realistis sehingga
memberikan karakter yang unik bagi peradaban. Karena Islam merupakan suatu
sistem total, maka nilai dan konsep ini menyerap setiap aspek kehidupan manusia.
Islam sebagai agama teologis juga merupakan agama pengetahuan yang
melahirkan beragan pemikiran, lahirnya pemikiran ini memberi indiksi yang kuat
bahwa pada dataran pemahaman dan aktualisasi nilai Islam merupakan suatu wujud
keterlibatan manusia dalam Islam, dan bukan berarti mereduksi atau
mentransformasikan doktrin esensialnya. Bukankah dalam Islam telah memotivasi
pelibatan akal pikiran untuk dikenali, diketahui dan diimplementasikan ajarannya
(QS. 96;1). Ajarannya yang berbentuk universal hanya bisa ditangkap dalam bentuk
nilai, sehingga ketika ia turun dan jatuh ke tangan manusia, ia baru menjadi bentuk
(Muhammad Wahyudi Nafis, 7).
Jadi, ketika pemikiran hendak masuk dalam wilayah Islam untuk dikaji dengan
beragam intensi dan motif, sudut pandang atau perspektif, metodologi dan berbagai
aspeknya, maka dalam proses dan bentuknya kemudian, Islam dapat dipandang
sebagai pemikiran. Islam yang ditunjuk di sini tentu bukan saja apa yang terdapat
dalam Alquran dan hadis (tekstuan dan skriptual) tetapi mencakup juga Islam yang
berupa pemahaan dan pengejawantahan nilai-nilainya.
Islam berbentuk nilai-nilai, jika pemikiran (akal pikiran) dilibatkan dalam proses
memahami dan mengaktualisasikannya dalan senarai sejarah Pemikiran Islam
terpotret bagaimana pemikiran peminat studi Islam memberi andil kreatif dan
signifikan terhadap bangunan pemahaman ajaran Islam dalam berbagai dimensinya
yang melahirkan berbagai jenis pengetahuan Islam (ulumul Islam) seperti teologis,
filsafat Islam, ulumul Quran dan hadis, ilmu-ilmu syariah dan sebagainya.
Jadi, mengkaji Islam sebagai pemikiran berarti mempelajari apa yang dipahami
oleh pemikir-pemikir yang telah mengkaji ajaran-ajaran Islam yang melahirkan
bentuk pemahaman atau kajian tertentu.
E.     Aspek-aspek Sasaran Studi Islam
Antara agama dan ilmu pengetahuan masih dirasakan adanya hubungan yang
belum serasi. Dalam bidang agama terdapat sikap dogmatis, sedang dalam bidang
ilmiah terdapat sikap rasional dan terbuka. Oleh karena itu, aspek sasaran studi Islam
meliputi 2 hal yaitu:
1.      Aspek sasaran keagamaan
Kerangka ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits tetap dijadikan
sandaran sentral agar kajian keislaman tidak keluar dan tercabut dari teks dan konteks.
Dari aspek sasaran tersebut, wacana keagamaan dapat ditransformasikan secara baik
dan menajdikan landasan kehidupan dalam berperilaku tanpa melepaskan kerangka
normatif. Elemen dasar keislaman yang harus dijadikan pegangan: pertama, islam
sebagai dogma juga merupakan pengamalan universal dari kemanusiaan. Oleh karena
itu sasaran study Islam diarahkan pada aspek-aspek praktik dan emprik yang memuat
nilai-nilai keagamaan agar dijadikan pijakan. Kedua, Islam tidak hanya terbatas pada
kehidupan setelah mati, tapi orientasi utama adalah dunia sekarang. Dengan demikian
sasaran study Islam diarahkan pada pemahaman terhadap sumber-sumber ajaran
Islam, pokok-pokok ajaran Islam sejarah Islam dan aplikasinya dalam kehidupan.
Oleh karena itu studi Islam dapat mempertegas dan memperjelas wilayah agama yang
tidak bisa dianalisis dengan kajian empirik yang kebenarannya relatif.
2.      Aspek sasar`n keilmuwan
Studi keilmuwan memerlukan pendekatan kritis, analitis, metodologis, empiris,
dan historis. Dengan demikian studi Islam sebagai aspek sasaran keilmuwan
membutuhkan berbagai pendekatan. Selain itu, ilmu pengetahuan tidak kenal dan
tidak terikat kepada wahyu. Ilmu pengetahuan beranjak dan terikat pada pemikiran
rasional. Oleh karena itu kajian keislaman yang bernuansa ilmiah meliputi aspek
kepercayaan normatif dogmatik yang bersumber dari wahyu dan aspek perilaku
manusia yang lahir dari dorongan kepercayaan.
BAB III
KESIMPULAN

Dengan penjelasan yang singkat di atas dapat diambil kesimpulan :


1.      Pengertian metodologi setudi islam adalah kajian secara sistematis dan terpadu
untuk mengetahui, memakai dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang
berkaitan dengan agama Islam, pokok-pokok ajaran Islam, sejarah Islam maupun
realitas pelaksanaannya dalam kehidupan.
2.      Tujuan metodologi studi islam :
a.       untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka
dapat melaksanakan dan mengamalkan secara benar, serta menjadikannya sebagai
pegangan dan pedoman hidup.
b.      untuk menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai wacana ilmiah secara transparan yang
dapat diterima oleh berbagai kalangan.
3.      Sasaran studi islam
a.       Sasaran keagamaan
Kerangka ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits tetap dijadikan
sandaran sentral agar kajian keislaman tidak keluar dan tercabut dari teks dan konteks.
b.      Sasaran keilmuwan
Studi keilmuwan memerlukan pendekatan kritis, analitis, methodologis, empiris,
dan historis.
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Studi Islam, Surabaya : IAIN Sunan Ampel Surabaya


Manshur, Faiz, Manusia dan Kebutuhan Agama, tth.
Zada, Khamami, Orientasi Studi Islam di Indonesia, tth.
http://berlian90.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-ruang-lingkup-dan-objek.html

Anda mungkin juga menyukai