Anda di halaman 1dari 3

Nama : Karawita Triandini

NIM : 041911333023
Mata Kuliah / Kelas : Audit Forensik / L

Chapter Summary

What is fraud?
Fraud adalah pencurian dengan penipuan, berbeda dengan rampok karena rampok pencurian tanpa
tipuan. Ada tiga cara untuk mengambil kekayaan korban secara ilegal, yaitu secara paksa (force),
menipu (trickery), dan pencurian (larceny).
Larceny merupakan istilah hukum dari mencuri, yang didefinisikan sebagai “mencuri, mengambil,
membawa, memimpin, mengendarai, atau kabur dengan properti pribadi orang lain, dengan tujuan
untuk mengubah atau menghilangkan kepemilikannya”. Untuk membuktikan seseorang melakukan
larceny, kita harus membuktikan 4 elemen berikut :
1. ada yang mengambil atau membawa pergi
2. uang atau properti miliki orang lain
3. tanpa konsen dari pemilik
4. dengan tujuan untuk menghilangkan kepemilikannya
Ada 4 elemen fraud :
1. false statement (pernyataan salah)
2. knowledge that the statement was false (pengetahuan bahwa pernyataan itu salah)
3. reliance on the false statement by the victim (ketergantungan pada pernyataan salah oleh
korban)
4. damages (kerugian) → yang menghitung kerugian adalah audit forensik
Kategori besar fraud :
1. Penyalahgunaan aset : melibatkan pencurian atau penyalahgunaan aset perusahaan (ex :
mencuri persediaan, skimming kas dan cek)
2. Korupsi : penyalahgunaan yang melanggar hukum dalam transaksi bisnis untuk mendapatkan
keuntungan pribadi
3. Fraud laporan keuangan : melibatkan penyalah sajian secara sengaja pada informasi finansial
dan non finansial yang menyesatkan pengguna laporan keuangan yang menjadikannya
sebagai dasar pengambilan keputusan
Kategori fraud lainnya adalah fraud internal dan external.
What is forensic accounting?
Akuntansi forensik adalah penerapan prinsip finansial dan teori atas fakta yang dipermasalahkan pada
sengketa hukum dan terdiri dari dua fungsi :
1. litigation advisory services : mengenali peran akuntansi forensik profesional sebagai ahli aau
konsultan.
2. investigative services : memanfaatkan kemampuan akuntansi forensik profesional dan
mungkin atau tidak mengarah pada kesaksian di ruang sidang.
Forensic accounting may involve an attest or consulting engagement. Forensik dan layanan konsultasi
litigasi memerlukan interaksi dengan pengacara selama perjanjian.
The Professional’s Skill Set
Forensic accounting dan fraud examination memerlukan beberapa skill berikut :
1. Technical competence (accounting, auditing, finance, quantitative method, law and research)
2. Investigative (for collection, analysis, and valuation evidence)
3. Communication (mengkomunikasikan hasil pekerjaan secara oral dan tertulis)
The Role of Auditing, Fraud, Examination, and Forensic Accounting
- F/S Auditor : untuk memastikan laporan keuangan bebas dari salah saji yang material, laporan
keuangan adalah produk dari pengendalian internal diasumsikan jika pengendalian
internalnya bagus, maka laporan keuangannya bebas dari salah saji material (sistem
approach),
- Fraud examiner : untuk menyelesaikan tuduhan penipuan termasuk usaha pencegahan,
dipanggil saat ada dugaan terjadinya fraud dan seringkali membantu dalam upaya pencegahan
yang tidak melibatkan audit atas perusahaan non publik atau sistem hukum.
- Forensic accountant : menghitung kerusakan ekonomi, bisnis, atau penilaian aset, dan
menyediakan layanan konsultasi litigasi yang mungkin tidak melibatkan tuduhan penipuan.
Timing Recurring : waktunya sudah ditetapkan, pi kalo nonrecurring itu nunggu panggilan
Scope : general Tujuan : auditor opini
metode : masing-masing memiliki metode, fraud examiner untuk kasus yang mencurigakan
independen ga ada batasan-batasan
The Investigation
The mindset : critical thinking and professional skepticism (look for red flags and pull on loose
threads) Skeptisme profesional dapat dibagi menjadi tiga atribut :
1. pengakuan bahwa faud mungkin ada, pada arena akuntansi forensik, pengakuan bahwa
penggugat dan/atau terdakwa mungkin menutupi cerita yang sebenarnya, yang memerlukan
analisis bukti
2. sikap yang memuat mempertanyakan dan penilaian kritis terhadap bukti
3. komitmen pada bukti persuasif
Loose threads are indicated by the red flags or anomalies
red flags of fraud :
1. unexplained accounting anomalies
2. exploited internal control weakness
3. analytical anomalies
4. extravagant lifestyle
5. unusual behaviors
6. tis and complaints
Faktor risiko fraud :
1. motivated : motif bisa dari perusahaan atau diri sendiri (lifestyle)
2. situational : ada kesempatan, adanya kelemahan pengendalian internal
3. behavioral : perilaku pelaku fraud sudah ada motif dan kesempatan, teknik yang digunakan
pelaku
Evidence based decision making - 5W1H
Berpikir kritis memerlukan investigator untuk menyambungkan titik, mengambil bagian yang berbeda
dari beberaapa data finansial dan nonfinansial untuk memberitahu cerita lengkap atas 5W1H.
Limited scope of engagement
Centre on the elements of fraud - the act (tindakan), the concealment (menutupi), the conversion
(aliran keuntungan)
Analysis of competing hypotheses using fraud theory approach :
1. Gather data/evidence
2. Analysis data
3. Create hypotheses
4. Test the hypothesis
5. Refine and amend the hypotheses
6. Draw conclusions
Ada tiga alat untuk melakukan examinations and forensic accounting engagement :
1. Examination laporan keuangan, buku dan catatan, dan dokumen pendukung
2. Interview
3. Observasi (melihat orang bekerja)
Fraud Examination Methodology
1. Predication : totalitas keadaan yang menyebabkan individu profesional yang terlatih untuk
percaya bahwa fraud telah terjadi, sedang terjadi, atau akan terjadi.
2. Prevention and deterrence : fraud prevention mengacu pada penciptaan dan pemeliharaan
lingkungan dimana risiko pada aktivitas tertentu itu minim dan peluang dihilangkan, ketika
fraud dicegah, korban potensial dapat menghindari biaya terkait dengan pendeteksian dan
investigasi. Fraud deterrence mengacu pada penciptaan lingkungan dimana publik tidak
dianjurkan untuk melakukan penipuan.
3. Detection and investigation : proses menemukan kehadiran atau keberadaan fraud
4. Remediation : proses tiga cabang (1) pemulihan kerugian melalui asuransi, sistem legal (2)
mendukung proses hukum karena mencoba menyelesaikan masalah di lingkup hukum, (3)
modifikasi proses operasional, prosedur, dan internal control untuk mengurangi kemungkinan
penipuan serupa terulang.

Anda mungkin juga menyukai