PENGEMBANGAN MASYARAKAT
OLEH :
MUH. ASSY’ARY. G
F231 14 011
Ada beberapa prinsip dasar untuk mewujudkan masyarakat yang berdaya atau mandiri.
a) Penyadaran
Untuk dapat maju atau melakukan sesuatu, orang harus dibangunkan dari tidurnya.
Demikian masyarakat juga harus dibangunkan dari “tidur” keterbelakangannya, dari kehidupannya sehari-
hari yang tidak memikirkan Masa depannya. Orang yang pikirannya tertidur merasa tidak mempunyai
masalah, karena mereka tidak memiliki aspirasi dan tujuan-tujuanyang harus diperjuangkan.
Penyadaran berarti bahwa masyarakat secara keseluruhan menjadi sadar bahwa mereka mempunyai
tujuan-tujuan dan masalah-masalah. Masyarakat yang sadar juga mulai menemukan peluang-peluang dan
memanfaatkannya, menemukan sumberdaya-sumberdaya yang ada ditempat itu yang barangkali sampai
saat ini tak pernah dipikirkan orang.
Masyarakat yang sadar menjadi semakin tajam dalam mengetahui apa yang sedang terjadi baik di dalam
maupun diluar masyarakatnya. Masyarakat menjadi mampu merumuskan kebutuhan-kebutuhan dan
aspirasinya.
b) Pelatihan
Pendidikan disini bukan hanya belajar membaca,menulis dan berhitung, tetapi juga meningkatkan
ketrampilan-ketrampilan bertani, kerumahtanggaan, industri dan cara menggunakan pupuk. Juga belajar dari
sumber-sumber yang dapat diperoleh untuk mengetahui bagaimana memakai jasa bank, bagaimana
membuka rekening dan memperolehPinjaman. Belajar tidak hanya dapat dilakukan melalui sekolah, tapi juga
melalui pertemuan-pertemuan informal dan diskusi-diskusi kelompok tempat mereka membicarakan
masalah-masalah mereka.
Melalui pendidikan, kesadaran masyarakat akan terus berkembang. Perlu ditekankan bahwa setiap orang
dalam masyarakat harus mendapatkan pendidikan, termasuk orangtua dan kaum wanita. Ide besar yang
terkandung dibalik pendidikan kaum miskin adalah bahwa pengetahuan menganggarkan kekuatan.
c) Pengorganisasian
Agar menjadi kuat dan dapat menentukan nasibnya sendiri, suatu masyarakat tidak cukup hanya disadarkan
dan dilatih ketrampilan, tapi juga harus diorganisir. Organisasi berarti bahwa segala hal dikerjakan dengan
cara yang teratur, ada pembagian tugas diantara individu-individu yang akan bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan tugas masing-masing dan ada kepemimpinan yang tidak hanya terdiri dari beberapa gelintir
orang tapi kepemimpinan diberbagai tingkatan.
Masyarakat tidak mungkin diorganisir tanpa Pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan secara rutin untuk
mengambil keputusan-keputusan dan melihat apakah keputusan-keputusan tersebut dilaksanakan. Wakil-
wakil dari semua kelompok harus berpartisipasi dalam proses Pembuatan keputusan. Selain pertemuan-
pertemuan rutin, catatlah keputusan-keputusan yang telah diambil. Notulen itu akan dibacakan dalam
pertemuan berikutnya untuk mengetahui apakah orang-orang yang bertanggungjawab terhadap keputusan
tersebut sudah melaksanakan tugasnya atau belum.
Tugas-tugas harus dibagikan pada berbagai kelompok, termasuk kaum muda, kaum wanita, dan
orangtua. Pembukuan yang sehat juga sangat penting. Semua orang harus mengetahui penggunaan uang
dan berapa sisanya. Pembukuan harus dikontrol secara rutin misalnya setiap bulan untuk menghindari
adanya penyelewengan.
d) Pengembangan Kekuatan
Kekuasaan berarti kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Bila dalam suatu masyarakat tidak
ada Penyadaran, Latihan atau organisasi, orang-orangnya akan merasa tak berdaya dan tak berkekuatan.
Mereka berkata “kami tidak bisa, kami tidak punya kekuatan”.
Pada saat masyarakat merasa memiliki Potensi atau kekuatan, mereka tidak akan mengatakan lagi, “kami
tidak bisa”, tetapi mereka akan berkata “kami mampu!”. Masyarakat menjadi percaya diri. Nasib mereka
berada di tangan mereka sendiri. Pada kondisi seperti ini bantuan yang bersifat fisik, uang, teknologi dsb.
Hanya sebagai sarana perubahan sikap.
Bila masyarakat mempunyai kekuatan, setengah perjuangan untuk Pembangunan sudah dimenangkan.
Tetapi perlu ditekankan kekuatan itu benar-benar dari masyarakat bukan dari satu atau dua orang pemimpin
saja. Kekuatan masyarakat harus mengontrol kekuasaan para pemimpin.
e) Membangun Dinamika
Dinamika orang miskin berarti bahwa masyarakat itu sendiri yang memutuskan dan melaksanakan program-
programnya sesuai dengan rencana yang sudah digariskan dan diputuskan sendiri. Dalam konteks ini
keputusan-keputusan sedapat mungkin harus diambil di dalam masyarakat sendiri, bukan diluar masyarakat
tersebut.
Lebih jauh lagi, keputusan-keputusan harus diambil dari dalam masyarakar sendiri. Semakin
berkurangnya kontrol dari masyarakatterhadap keputusan-keputusan itu, semakin besarlah bahaya bahwa
orang-orang tidak mengetahui keputusan-keputusan tersebut atau bahkan keputusan-keputusan itu keliru.
Hal prinsip bahwa keputusan harus diambil sedekat mungkin dengan tempat pelaksanaan atau sasaran.
Dalam pengembangan masyarakat kita telah mengetahui prinsip-prinsip pengembangan masyarakat, namun
dari sekian puluh prinsip yang ada, pokok intinya adalah partisipasi, kemandirian dan keswadayaan.
Partisipasi diartikan bahwa setiap program melibatkan masyarakat, baik fisik, ide, dan materi. Keterlibatan
disini memiliki makna keikutsertaan masyarakat secara fisikal dan mentalitas. Program selalu berasal dan
untuk pemenuhan masyarakat, sehingga yang merencanakan adalah agen bersama masyarakat.
Kemandirian artinya tujuan utama dari program untuk mengentaskan masyarakat dengan dirinya sendiri, dan
agen hanya sekedar memberi stimulasi gagasan. Keswadayaan artinya bahwa setiap program harus
dilakukan dengan kemampuan diri sendiri, sehingga segala bentuk intervensi hanyalah sebagai insentif saja.
Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan berdasarkan beberapa langkah yang perlu diperhatikan,
baik dalam lingkup umum maupun khusus. Pertama, melakukan analisis kebutuhan. Seseorang agen harus
dapat mengenali apa sesungguhnya yang menjadi kebutuhan masyarakat. Ia harus melakukan need
assesment. Analisis kebutuhan dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan di dalam memetakan apa yang
mestinya diperbuat untuk pemberdayaan masyarakat.
Kedua, melakukan analisis situasi sosial atau social analysis, yaitu melakukan kajian terhadap berbagai
hambatan dan potensi, baik fisik maupun non-fisik yang mempengaruhi atas hidupnya masyarakat, dan
kemudian menempatkan hasil analisis kebutuhan tersebut di dalam peta hambatan dan potensi yang
dimaksud. Ketiga, menemukan berbagai program yang layak dijadikan sebagai basis pengembangan
masyarkat, mungkin akan ditemui sekian banyak program yang relevan dengan analisis kebutuhan dan
analisis situasi sosialnya.
Keempat, menentukan alternatif program yang diprioritaskan. Kelima, melakukan aksi pemberdayaan
masyarakat sesuai dengan program prioritaskan. Keenam, melakukan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan atau kegagalan program dan faktor-faktor penyebabnya. Melalui evaluasi ini akan
ditindaklanjuti program berikutnya.
Masyarakat merupakan obyek tetapi juga sekaligus subyek pembangunan, oleh karena itu kegiatan yang
dilakukan tenaga pengembang masyarakat (pekerja sosial) sejauh mungkin diarahkan kepada terwujudnya
masyarakat yang lebih mandiri, yakni masyarakat yang mampu merencanakan, mengambil keputusan,
melaksanakan dan menilai usaha dalam memenuhi kebutuhannya. Seseungguhnya pengembangan
swasembada masyarakat merupakan siklus kegiatan yang bertahap, untuk materi pelatihan yang disusun
mencakup:
Dalam persiapan sosial diperlukan adanya komunikasi antara pekerjaan sosial dan masyarakat. Hal ini
berkaitan dengan prosedur administratif di lokasi kegiatan. Informasi mengenai lokasi kegiatan perlu dimiliki,
oleh karena itu base line survey perlu diadakan. Setelah prosedur administrasi dan gambaran umum lokasi
didapat maka proses selanjutnya yaitu need assement itu merupakan dialog antara PSK dan anggota
masyarakat untuk memperoleh fakta (Fact Finding) antara lain kondisi fisik lokasi, sosial ekonomi, sumber
pendapatan dan lingkungan. Pada saat itu juga diungkapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
masyarakat dan lingkungannya. Selanjutnya dirumuskan alternatif pemecahan masalah secara serta
penentuan prioritas-prioritas pemecahan masalah. Explanation PRA mungkin dapat membantu untuk
memperlancar proses ini.
B. Perencanaan Program
Perencanaan program merupakan bagian dari pengembangan swadaya masyarakat yang membahas dan
memutuskan tentang tujuan, target, waktu, pembagian peran dan tanggungjawab, sumber dana, sistem
monitoring dan evaluasi yang semua dipahami oleh anggota masyarakat. Planning PRA bisa membantu
analisis partisipatif terhadap penyusunan program.
Kelompok sebagai sarana untuk menangani masalah masyarakat, dapat dibentuk berdasarkan beberapa
alternatif pendekatan, yaitu:
Dalam hal ini masyarakat didekati menurut kesamaan masalah yang dihadapi, misalnya masalah yang
dihadapi pedagang makanan kecil, pedagang buah-buahan, pengrajin bambu. Pendekatan ini memiliki
kekuatan antara lain memudahkan pendampingan karena masalahnya sama. Kelemahan dari
pendekatan ini adalah sulit melakukan pendampingan secara berkelompok karena mungkin tempatnya
berjauhan.
Masyarakat didekati berdasarkan tempat mereka berkumpul sehari-harinya, misalnya para pedagang
sektor informal di pasar, petani di pedesaan. Pendekatan ini menguntungkan dari segi pengelompokan
karena sudah berkumpul disuatu tempat tertentu.
Pembinaan dilakukan dilokasi pemukiman, pendekatan ini mempunyai kelebihan terutama mudah
diketahuinya latar belakang keluarga.
Koordinasi antara masyarakat dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka merealisasikan program
yang sudah ditentukan dengan sumber dana dan sumber daya yang ada.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau sejauh mana program dilaksanakan, apakah sesuai
dengan perencanaan atau tidak. Dengan demikian dapat mengetahui penyimpangan dan penyebabnya.
Monitoring adalah pemantauan kegiatan untuk melihat sejauh mana kemajuan pencapaian tujuan,
apakah ada penyimpangan-penyimpangan. Evaluasi adalah pemantauan untuk melihat sejauh mana
dampak yang diperoleh dalam kegiatan pengembangan masyarakat.
Apabila dalam monitoring dan evaluasi ditemukan penyimpangan maka dilakukan perbaikan-perbaikan
yang dituangkan dalam perencanaan tidak lanjut.
Wilson (Sumaryadi, 2004) mengemukakan bahwa kegitan pemberdayaan pada setiap individu dalam
suatu organisasi merupakan suatu siklus kegiatan yang terdiri atas:
o Menumbuhkan keinginan pada diri seseorang untuk berubah dan memperbaiki, yang merupakan
titik awal perlunya pemberdayaan. Tanpa adanya keinginan untuk berubah dan memperbaiki
maka semua upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan tidak akan memperoleh perhatian,
simpati, atau patisipasi masyarakat.
o Menumbuhkan kemauan dan keberanian untuk melepaskan diri dari kesenangan dan atau
hambatan-hambatan yang dirasakan, untuk kemudian mengambil keputusan mengikuti
pemberdayaan demi terwujudnya perubahan dan perbaikan yang diharapkan.
o Mengembangkan kemauan untuk mengikuti atau mengambil bagian dalam kegiatan
pemberdayaan yang memberikan manfaat atau perbaikan keadaan.
o Peningkatan peran atau partisipasi dalam kegiatan pemberdayaan yang telah dirasakan manfaat
/ perbaikannya.
o Peningkatan peran dan kesetiaan pada kegiatan pemberdayaan, yang ditunjukkan
berkembangnya motivasi-motivasi untuk melakukan perubahan.
o Peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan pemberdayaan.
o Peningkatan kompetensi untuk melakukan perubahan melalui kegiatan pemberdayaan baru.
Daftar Pustaka
Astuti widya. 2011. http://widyaastuti-agrittude.blogspot.co.id/2011/10/langkah-langkah-dalam
pengembangan.html. Di akses tanggal 18 Oktober 2011.
Bintan. 2010. http://www.bintan-s.web.id/2010/12/prinsip-prinsip-pemberdayaan-
masyarakat.html. Diakses tanggal 29 Desember 2010.