Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KLIPING VOC

(Sejarah Wajib)

Disusun Oleh :
Hasna Auliya Salsabila
Kelas : v

MI DAARU'ULUM SINAR MELATI


CANDIBINANGUN PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA
PENGERTIAN VOC, TUJUAN, LATAR BELAKANG DAN
SEJARAH BERDIRINYA

#1. Pengertian VOC Secara Singkat


VOC adalah kongsi dagang asal Belanda yang memonopoli aktivitas perdagangan
di Asia dan menyatukan perdagangan rempah-rempah dari wilayah timur.
Sebagai sebuah kongsi dagang, VOC memiliki beragam hak istimewa dan
kewenangan yang sangat luas. Walau hanya sebuah kongsi dagang saja, VOC
didukung penuh oleh negara (Belanda) dan difasilitasi secara istimewa.
Misalnya VOC boleh memiliki pasukan perang dan mengadakan perjanjian
dengan negara lain. Ini juga alasan mengapa VOC sering disebut sebagai negara
di dalam negara.
VOC oleh kalangan orang Indonesia sering juga disebut dengan Kumpeni atau
Kompeni. Mengapa ? Karena umumnya mayoritas orang Indonesia lebih mudah
dalam pengucapannya (diambil dari kata compagnie). Namun rakyat Nusantara
lebih mengenal Kompeni sebagai tentara Belanda bukan sebagai sebuah kongsi
dagang.
Itulah sedikit penjelasan singkat mengenai arti dari VOC, namun alangkah
baiknya jika sobat memahami VOC lebih luas lagi. Makin banyak wawasan,
makin baik bukan ?

#2. Latar Belakang Kelahiran/Berdirinya VOC


Latar belakang secara singkat :
 Keinginan untuk memonopoli perdagangan.
 Menghilangkan persaingan antar pedagang Belanda dan Eropa

Latar belakang secara kronologis


Pedagang dari bangsa Barat datang ke Indonesia dengan itikad baik dan mulai
membentuk kongsi dagang. Seiring berjalannya waktu, kongsi dagang di
Nusantara semakin banyak hingga timbul persaingan antara kongsi dagang satu
dengan lainnya. Persaingan tersebut semakin ketat hingga tidak mengenal kongsi
sesama bangsa. Hal ini menyebabkan kerugian terhadap pemerintah Belanda
karena para pedagang Belanda juga saling berseteru.
Sehubungan dengan hal itu, pada tahun 1598 pemerintah dan Parlemen Belanda
(Staten Generaal) khususnya Johan van Oldenbarneveldt mengusulkan untuk
membentuk kongsi dagang yang lebih besar dengan membentuk perusahaan
dagang, seperti yang telah dilakukan oleh Inggris (EIC) dan Perancis (French East
India Company pada tahun 1604).
Usulan tersebut mendapat sambutan baik, dan pada 20 Maret 1602 didirikanlah
kongsi dagang “Persekutuan Perusahaan Hindia Timur” atau lebih dikenal sebagai
VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie).

#3. Sejarah Singkat Berdirinya VOC


Perjalanan mengarungi jalur laut oleh penjelajah untuk mencari keuntungan dan
kekayaan pada akhirnya tercapai. Berbagai tujuan dapat dikatakan berhasil setelah
menemukan daerah penghasil rempah-rempah di wilayah Nusantara. Pada
awalnya, bangsa Eropa datang ke Asia Timur dan Tenggara (termasuk Nusantara)
adalah untuk berdagang, termasuk juga dengan bangsa Belanda.
Misi dagang tersebut kemudian dilanjutkan dengan membentuk kolonialisasi
(politik pemukiman) dengan kerajaan-kerajaan di Sumatera, Jawa, dan Maluku.
Hal tersebut lalu menjadi cikal bakal kolonialisasi di Indonesia.
Pada tahun 1591, Portugis melakukan kerjasama dengan Jerman, Spanyol dan
Italia menggunakan Kota Hamburg sebagai pelabuhan utama. Kota itu digunakan
untuk mendistribusikan barang dari Asia dan memindahkan jalur perdagangan
agar tidak melewati Belanda.
Hal ini justru membuat perdagangan Portugis tidak efisien dan tidak mampu
menyuplai permintaan yang tinggi, terutama lada. Lambat laun harga lada
melonjak drastis kala itu.
Karena beragam faktor tersebut, Belanda akhirnya memutuskan ikut masuk ke
perdagangan rempah-rempah dunia. Ekspedisi Belanda pun mulai dilakukan,
hingga akhirnya Jan Huygen van Linschoten dan Cornelis de Houtman
menemukan “jalur rahasia”. Penemuan jalur rahasia ini merupakan kesuksesan
bagi Belanda, terutama keberhasilan Cornelis de Houtman atas ekspedisinya.
Setelah penemuan jalur tersebut, Belanda mulai melakukan ekspedisi kembali
pada tahun 1596 dan singgah di Banten yang merupakan Pelabuhan utama di
Pulau Jawa (1595-1597).  Ekspedisi yang dipimpin Cornelis tersebut merupakan
kontak pertama antara Indonesia dengan Belanda.
Ketika sampai di Banten, Belanda mendapat perseteruan dari Portugis dan
penduduk lokal. Belanda mundur lalu melanjutkan perjalanannya ke arah timur
melalui pantai utara Jawa. Perjalanan tidak berjalan dengan mulus, Belanda
diserang penduduk lokal di Sedayu (12 awak meninggal) dan mendapat
perseteruan dari penduduk lokal Madura (pimpinan lokal terbunuh).
Karena banyak korban, akhirnya Belanda pulang ke negerinya dengan membawa
rempah-rempah sebagai keuntungan yang melimpah.
Kembalinya Cornelis ke negerinya menyebabkan bangsa Belanda berbondong-
bondong datang ke Nusantara untuk berdagang guna mencari untung. Semakin
ramainya pedagang Belanda di Nusantara menyebabkan persaingan dagang
semakin ketat.
Para pedagang Portugis bersaing dengan pedagang Spanyol, pedagang Spanyol
bersaing dengan Inggris, Inggris bersaing dengan Belanda, dan seterusnya hingga
antar bangsa pun saling bersaing.
Semakin banyaknya pedagang bangsa asing, tentu kurang baik untuk mencari
keuntungan. Hal ini akhirnya disiasati melalui kerjasama membentuk sebuah
kongsi dagang guna memperkuat kedudukan di “Dunia Timur”. Masing-masing
kongsi dagang dari suatu negara membentuk persekutuan dagang bersama.
Adapun Inggris yang membentuk perusahaan dagang Asia pada 31 Desember
1600 dan dinamai “The British East India Company “ (sering disebut EIC) yang
berpusat di Kalkuta, India. Dari Kalkuta, kekuatan dan kebijakan di “Dunia
Timur” dikendalikan. Bahkan pada tahun 1811, kedudukan Inggris begitu kuat
dan meluas bahkan pernah berhasil menempatkan kekuasaannya di Nusantara.
Ketatnya persaingan dagang juga berlaku antar pedagang Belanda. Antar kongsi
dagang ingin memperoleh keuntungan sebesar-besarnya walau pesaingnya adalah
pedagang dari negeri sendiri.
Hal ini mendapat tanggapan serius dari pemerintah Belanda, karena bukan tidak
mungkin Belanda akan sangat merugi.
Sehubungan kejadian itu,  pada tahun 1598 pemerintah dan Parlemen Belanda
(Staten Generaal), khususnya Johan van Oldenbarneveldt mengusulkan untuk
membentuk kongsi dagang yang lebih besar, dengan membentuk perusahaan
dagang seperti yang telah dilakukan oleh Inggris dan Perancis.
Usulan ini disambut dengan baik dan terlaksana 4 tahun kemudian tepatnya pada
tanggal 20 Maret 1602 dengan menghabiskan modal pertamanya sekitar 6,5 miliar
gulden. Kongsi dagang itu kemudian diberi nama VOC (Vereenidge Oostindische
Compagnie) dan dalam bahasa Indonesia berarti “Persekutuan Perusahaan Hindia
Timur”, yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda. Didirikannya VOC tentu
memiliki berbagai tujuan. Bukan asal-asal membuat.

#4. Lalu, Apa Tujuan didirikannya VOC ?


Tujuan pembentukan VOC seperti tertuang dalam perundingan 15 Januari 1602
adalah untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air”.
Maksud dari musuh kala itu adalah bangsa Spanyol dan Portugis yang bersekutu
untuk merebut dominasi kekuasaan di Asia pada kurun waktu antara Juni 1580 –
Desember 1640.
Adapun tujuan lainnya yaitu :
 Membantu dana pemerintahan Belanda.
 Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
 Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting di Indonesia.
 Menghindari persaingan curang yang akan merugikan para pedagang Belanda.
 Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan
Spanyol.
 Memperkuat kedudukan Belanda agar tidak tersaingi Portugis dan bangsa
Eropa lainnya.
 Agar dapat memonopoli perdagangan di Nusantara terutama memonopoli
rempah-rempah.

#5. Sistem Birokrasi Politik VOC


Awal mulanya, VOC dipimpin oleh Dewan Tujuh Belas. Seiring berjalannya
waktu, VOC mulai memperoleh kekuasaannya di berbagai daerah. Hingga pada
akhirnya kekuasaan VOC sangat luas dan tidak memungkinkan untuk dipimpin
oleh Dewan 17.
Untuk memerintah kekuasaan VOC yang sangat luas, tentunya diperlukan seorang
pemimpin yang dapat diandalkan. Sehubungan hal tersebut, maka diangkatlah
jabatan Gubernur Jenderal yang akan memimpin sistem monopoli VOC.
Tujuannya ? Tentu agar lebih efektif dan produktif.
Dalam memimpin, seorang Gubernur dibantu oleh empat orang anggota yang
disebut Raad van Indie (Dewan India).
Di bawah Gubernur Jenderal terdapat gubernur yang memimpin suatu daerah, di
bawahnya lagi ada residen yang dibantu asisten residen.
Pieter Both sebagai Gubernur pertama harus melakukan tugasnya dengan baik.
Pada tahun 1610, ia mendirikan pos perdagangan di Banten dan pada tahun itu
juga ia meninggalkan Banten untuk memasuki Jayakarta.
Pangeran Wijayakrama sebagai penguasa Jayakarta sangat terbuka dalam hal
perdagangan. Jadi pedagang asal manapun boleh berdagang di sana. Karena
keterbukaan itulah menjadikan Jayakarta sebagai kota yang sangat ramai.
Di tahun  1611, Pieter Both melakukan perjanjian dengan penguasa Jayakarta
untuk membeli tanah seluas 50x50 vadem (1 vadem =182 cm). Lokasinya di timur
Muara Ciliwung. Lokasi ini lalu didirikan bangunan sebagai basis administrasi
VOC di Nusantara.
Kesuksesan Pieter Both lainnya adalah mengadakan perjanjian dan menanamkan
pengaruhnya di Maluku kemudian berhasil mendirikan perdagangan di Ambon.
Setelah itu Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605-1611)
dan di Maluku (1621- 1623).

Kenapa Jayakarta dipilih sebagai pusat kedudukan VOC ? 


 Jayakarta lebih strategis dibandingkan dengan Ambon karena terletak di
tengah jalur perdagangan Asia.
 Jayakarta memudahkan VOC menyingkirkan Portugis di Selat Malaka.

Pada awalnya, orang Belanda bersikap baik dengan rakyat. Sikap baik dari rakyat
juga dimanfaatkan VOC untuk memperkuat kedudukannya di Nusantara. Seiring
berjalannya waktu, sikap orang Belanda berubah menjadi sombong, congkak dan
tamak. Karena merasakan nikmatnya tinggal di Nusantara, Belanda semakin
bernafsu untuk menguasai dan menghalalkan segala cara, seperti paksaan dan
kekerasan demi memperoleh keuntungan.
Sikap tersebut membuat kebencian rakyat, dan pada 1618 Sultan Banten dibantu
tentara Inggris di bawah laksamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari
Jayakarta. Setelah VOC tersingkir, selanjutnya rakyat mengusir Inggris dari
jayakarta pada 1619, dan akhirnya Jayakarta dikuasai oleh kesultanan Banten.
Saat JP. Coen dilantik sebagai Gubernur jenderal, ia mulai menjalankan aksinya.
Ia sangat kejam dan ambisius. Merasa bangsanya dipermalukan Banten dan
Inggris, ia mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta. 18 kapal
perangnya mengepung Jayakarta lalu membumihanguskannya pada 30 Mei 1619.
Setelah dihancurkan, Belanda mendirikan kota kembali bergaya kota dan
bangunan di Belanda. Jayakarta hilang, dan muncul kota baru yang dinamai
Batavia.
Gubernur Jenderal VOC yang dapat dikatakan berhasil lainnya dalam melakukan
pengembangan usaha perdagangan dan kolonialisme di Indonesia, diantaranya :
1. Jan Pieterszoon Coen : Pendiri Batavia dan pencetus kolonialisme dan
imperialisme Belanda di Indonesia.
2. Antonio van Diemen : Memperluas kekuasaan VOC ke Malaka tahun 1641
dan mengirim misi pelayaran ke Australia dan Selandia Baru.
3. Joan Maetsuycker : Memperluas kekuasaan ke Padang, Semarang, dan
Manado.
4. Cornelis Speelman : Mengalahkan perlawanan Sultan Hasanuddin dari
Makassar, meredakan pembrontakan Trunojoyo di mataram, dan mengalahkan
Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten.

Pelaksanaan sistem pemerintahan oleh VOC menerapkan sistem pemerintahan


tidak langsung dengan memanfaatkan sistem feodalisme yang sudah berkembang
di Nusantara.

#6. Gubernur VOC ( sejarah pergantian kepengurusan VOC)


Dalam mewujudkan tujuannya, VOC telah beberapa kali melakukan pergantian
pimpinan kepengurusan. Berikut beberapa nama Gubernur Jendral yang
memimpin VOC :
1610-1614 Pieter Both
1614-1615 Gerard Reynest
1616-1619 Laurens Reael
1619-1623 Jan Pieterszoon Coen
1623-1627 Pieter de Carpienter
1627-1629 Jan Pieterszoon Coen
1629-1632 Jacques Specx
1632-1636 Hendrik Brouwer
1636-1645 Antonio van Diemen
1645-1650 Cornelis van der Lijn
1650-1653 Carel Reyniersz
1653-1678 Joan Maetsuycker
1678-1681 Rijckloff van Goens
1681-1684 Cornelis Speelman
1684-1691 Johannes Camphuys
1691-1704 Willem van Outhoorn
1704-1709 Joan van Hoorn
1709-1713 Abraham van Riebereck
1713-1718 Christoffel van Swol
1718-1725 Hendrick Zwaardecroon
1725-1729 Mattheus de Haan
1729-1731 Diederik Durven
1731-1735 Dirk van Cloon
1735-1737 Abraham Patras
1737-1741 Adriaan Valckenier
1741-1743 Johannes Thedens
1743-1750 Gustaaf Willem baron van Imhoff
1750-1761 Jacob Mossel
1761-1775 Petrus Albertus van der Parra
1775-1777 Jeremias van Riemsdijk
1777-1780 Reinier de Klerk
1780-1796 Willem Arnold Alting
1798- Pieter Gerardus van Overstraten

#7. Istilah Penting dalam VOC


 Dewan Tujuh Belas (de Heeren XVII) : Parlemen yang memimpin VOC
pertama kali, yang beranggotakan 17 orang dan berkedudukan di
Amsterdam, Belanda.
 Pelayaran hongi : Pelayaran dengan menggunakan kapal kora-kora yang
dipersenjatai guna mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan
rempah-rempah di Maluku.
 Devide at Impera : Suatu politik yang dilakukan VOC untuk mengadu
domba kerajaan di Nusantara agar terpecah-belah sehingga mempermudah
memonopoli perdagangan.
 Gubernur Jenderal : Jabatan tertinggi yang mengurus dan
mengendalikan kekuasaan jajahan VOC.
 Dewan Hindia (Raad van Indie): Jabatan yang berperan sebagai
penasehat Gubernur Jenderal dan mengawasi kepemimpinannya.
 Dividen : Pembayaran keuntungan oleh pemilik saham.
 Gulden : Mata uang Belanda saat itu.
 Hak Octroi : Hak istimewa yang dimiliki VOC dan bersifat mutlak untuk
diakui dan dilaksanakan layaknya bertindak sebagai suatu negara di dalam
negara.

Anda mungkin juga menyukai