Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PENALARAN

Di bawah bimbingan:

Benny Saputro M.Pd.

Disusun oleh:

Annisa Amalia Pratiwi (2000419)

Diana Andriani (2005130)

Arla Nur Afiah (2004955)

Regita Amalia Harpani (2007276)

M. Daffa Mujahild Al-bara (2004881)

M. Syahrul Ramadhan (2007826)

Irsyaad Amrullah Tamam (2009738)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Jl. Dr. Setiabudi No.229, Isola, Kec. Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat 40154
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang "Penalaran" dengan sebaik-baiknya.

Penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang
berlimpah.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari pembaca sekalian. Akhir kata, saya berharap makalah ini
dapat menambah referensi keilmuan masyarakat.

Bandung, 21 Desember 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Penalaran?............................................................ 3
1.2.2 Apa saja jenis-jenis Penalaran? ......................................................................... 3
1.2.3 Apa saja ciri-ciri dari setiap jenis Penalaran? ................................................... 3
1.2.4 Apa manfaat dari Penalaran? ............................................................................ 3
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 3
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Penalaran ............................................................... 3
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis Penalaran ........................................................... 3
1.3.3 Untuk mengetahui karakterikstik dari setiap jenis Penalaran ........................... 3
1.3.4 Untuk mengetahui manfaat dari Penalaran ....................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5
2.1 Definisi Penalaran ................................................................................................... 5
2.2 Jenis-Jenis Penalaran ............................................................................................. 5
2.2.1 Penalaran Induktif .......................................................................................... 5
2.2.2 Penalaran Deduktif ......................................................................................... 7
BAB III KESIMPULAN......................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 9
3.2 Saran ........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10
LAMPIRAN........................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang sudah kita ketahui penalaran adalah cara (perihal) menggunakan
nalar; pemikiran atau cara berpikir logis, proses mental dalam mengembangkan
pikiran dari beberapa fakta atau prinsip. Sedangkan ada beberapa pendapat bahwa
penalaran merupakan cara berpikir spesifik untuk menarik kesimpulan dari
premis-premis yang ada. Sehingga tidak semua berpikir adalah bernalar. Kegiatan
berpikir yang bukan bernalar misalnya mengingat-ingat sesuatu dan melamun.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian dan
contoh contoh mengenai penalaran.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Penalaran?
1.2.2 Apa saja jenis-jenis Penalaran?
1.2.3 Apa saja ciri-ciri dari setiap jenis Penalaran?
1.2.4 Apa manfaat dari Penalaran?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Penalaran
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis Penalaran
1.3.3 Untuk mengetahui karakterikstik dari setiap jenis Penalaran
1.3.4 Untuk mengetahui manfaat dari Penalaran
1.4 Manfaat
Salah satu manfaat penalaran dalam pembelajaran adalah membantu seseorang
meningkatkan kemampuan dari yang hanya sekedar mengingat fakta, aturan, dan
prosedur kepada kemampuan pemahaman. Berdasarkan hal tersebut maka
penalaran merupakan kemampuan yang sangat penting dalam belajar. Selain itu,
Untuk mendapatkan kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan dari suatu
penelitian ilmiah, dibutuhkan banyak fakta yang dikumpulkan dan harus melalui

3
tahap pengujian untuk dicari tahu kebenaran dari fakta tersebut. Setelah semua
fakta dan data terkumpul dan teruji, maka peran penalaranpun dibutuhkan. Bisa
dengan metode induktif ataupun deduktif tergantung dari sifat data dan kebutuhan
sang peneliti. Oleh karena itu proses penalaran ilmiah tidak akan pernah terlepas
untuk mencari dan menghasilkan sebuah kesimpulan ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Didasari sejumlah proposisi (pernyataan/fakta) yang diketahui atau dianggap
benar (pengamatan), Proses seorang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui disebut menalar. Menurut Tim Balai Pustaka (dalam
Shofiah, 2007 :14), istilah penalaran mengandung tiga pengertian, di antaranya:

a) cara → menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis.


b) hal → mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan
bukan dengan perasaan atau pengalaman.
c) proses → proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan
pikiran dari beberapa fakta atau prinsip

Dua bagian dalam penalaran, yaitu:

a) proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis


(antesedens)
b) hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Penalaran


dikelompokkan menjadi dua yaitu penalaran induktif dan deduktif.

2.2 Jenis-Jenis Penalaran


2.2.1 Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari
pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Contoh:

Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.

5
Jika dipanaskan, emas memuai.

Jika dipanaskan, platina memuai.

∴ Jika dipanaskan, logam memuai.

Besi, tembaga, emas, dan platina termasuk kedalam jenis logam

Ada tiga macam penalaran Induktif antara lain:

a) Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari
sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi
yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena..singkatnya
generalisasi adalah penalaran yang bertolak dari peristiwa-
peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum. Dari
segi bentuknya dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: loncatan induktif
dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45).
Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif (Generalisasi tidak
sempurna) adalah sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang
diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat
peluang untuk menyerang kembali, Sedangkan generalisasi dengan
Loncatan Induktif (Generalisasi sempurna) adalah sebuah
generalisasi bila fakta-fakta yang digunakan tersebut dianggap
sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
b) Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan
berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu
ditarik suatu kesimpulan. kesimpulan yang diambil dengan analogi,
yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat
khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya. Tujuan
analogi adalah meramalkan kesamaan, menyingkap kekeliruan, dan
menyusun sebuah klasifikasi.

6
c) Kasual
Kasual adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta
khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang
menjadi akibat. Setiap kejadian memperoleh kepastian dan
keharusan serta merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan
tidak memerlukan sanggahan. Hubungan kausal yang berlangsung
dalam tiga pola, yaitu: sebab akibat, akibat-sebab, akibat-akibat.

2.2.2 Penalaran Deduktif


Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu
peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan
berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih
khusus. Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi
operasional, instrumen dan operasionalisasi. Jenis penalaran deduktif
antara lain:

a) Silogisme kategorial yaitu silogisme yang terjadi dari tiga proposisi


b) Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor
yang berproposisi konditional hipotesis.
c) Silogisme alternatif yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor
berupa proposisi alternatif. Contoh silogisme alternative:
Premis mayor : Kakak saya berada di Bandung atau Jakarta.
Premis Minor : Kakak saya berada di Bandung.
Kesimpulan : Jadi, Kakak saya tidak berada di Jakarta.
d) Entimen adalah silogisme yang diperpendek atau tidak memiliki
premis umum karena premis umum dianggap sudah diketahui
secara umum. Dengan kata lain, entimem hanya memuat premis
khusus dan simpulan. Contoh dari Entimen:
Premis Umum : Semua anggota OSIS sedang melakukan rapat.
Premis Khusus : Reza adalah anggota OSIS.
Kesimpulan : Reza sedang melakukan rapat.

7
Entimem : Reza sedang melakukan rapat, karena ia anggota OSIS
Penarikan kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan
langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung adalah
penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis, sedangkan
simpulan secara tidak langsung adalah penarikan simpulan dari dua
premis. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum
dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusu

8
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Penalaran dikelompokkan menjadi dua yaitu penalaran induktif dan penalaran
deduktif.

Penalaran Induktif memiliki tiga macam yaitu generalisasi, analogy, dan kausal.
Sedangkan untuk penalaran deduktif memiliki empat macam yaitu silogisme
kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif, dan entimen.

Peran penalaran dibutuhkan. Baik itu metode induktif ataupun deduktif tergantung
dari sifat data dan kebutuhan sang peneliti. Oleh karena itu proses penalaran ilmiah
tidak akan pernah terlepas untuk mencari dan menghasilkan sebuah kesimpulan
ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

3.2 Saran
3.2.1 Saran terhadap penulis
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Semoga untuk kedepannya penulis dapat lebih baik lagi dalam
pembuatan makalah dan terhindar dari kekeliruan baik dalam segi
penulisan atau kata Bahasa maupun dalam susunan kerangka makalah

3.2.2 Sarang Terhadap pembaca


Semoga Makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para
pembaca terutama dalam hal materi mengenai penalaran sehingga dapat
mempermudah. Mohon untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun

9
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Firman dkk. 2016. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV Maulana
Media Grafika

10
LAMPIRAN
Penanya : Salsabila Munigar (2001693)

Pertanyaan : Apakah penalaran induktif memiliki kelemahan?

Jawaban : Tedapat kelemahan pada penalaran induktif yaitu tidak semua hal bisa
dipercaya dengan melakukan indutif. karena fakta yg ada masih
memerlukn penafsiran yg dilakukan manusia dan kebanyakan
faktanya berbeda beda bagi setiap individu karena pendapat setiap
individu berbeda beda. Penalaran induktif itu dapat memprediksi masa
depan dengan mengamati masa lalu, tetap saja prediksi tersebut bisa
saja salah. karena mau bagaimanapun kita selalu dihadapkan dengan
ketidakpastian masa depan. dengan penalaran induktif kita hanya
sebatas memprediksi
Penanya : Tiara Rizqi Azzahra (2000288)
Pertanyaan : Menurut kelompok kalian penalaran dan logika itu memiliki kesamaan
atau tidak? Jika ya apa alasannya, dan jika tidak alasannya apa?
Jawaban : Untuk kesamaan antara penalaran dan logika itu tidak ada, yang ada
yaitu hubungan antara keduanya. Seseorang dalam melakukan
penalaran akan menggunakan logikanya sebagai dasar dalam
mengambil kesimpulan.

Penanya : Cici Asrifah (2008903)

Pertanyaan : Apakah penalaran induktif dan deduktif memiliki kelemahan dan


kelebihan? jika memiliki,apa saja?

Jawaban : Tedapat kelemahan pada penalaran induktif dan deduktif yaitu tidak
semua hal bisa dipercaya dengan melakukan indutif. karena fakta yg
ada masih memerlukn penafsiran yg dilakukan manusia dan
kebanyakan faktanya berbeda beda bagi setiap individu karena
pendapat setiap individu berbeda beda. Penalaran induktif itu dapat

11
memprediksi masa depan dengan mengamati masa lalu, tetap saja
prediksi tersebut bisa saja salah. karena mau bagaimanapun kita selalu
dihadapkan dengan ketidakpastian masa depan. dengan penalaran
induktif kita hanya sebatas memprediksi

12
13

Anda mungkin juga menyukai