Anda di halaman 1dari 124

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH

DI KECAMATAN SENYERANG KABUPATEN


TANJUNG JABUNG BARAT

SKRIPSI

BERNARD PRATAMA NAINGGOLAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH
DI KECAMATAN SENYERANG KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT

BERNARD PRATAMA NAINGGOLAN

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Usahatani Padi Sawah di

Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat” oleh Bernard

Pratama Nainggolan (RRD1B014001). Telah diuji dan dinyatakan lulus pada

tanggal 21 September 2021 dihadapan Tim Penguji yang terdiri atas :

Ketua : Ir. Emy Kernalis, M.P

Sekretaris : Dr. Ir. H. Yanuar Fitri, M.Si

Penguji Utama : Dr. Ir. Ira Wahyuni, MP

Penguji Anggota : 1. Dr. Ir. Saidin Nainggolan, M.Si

2. Dwi Nurul Amelia, SP, M.Si

Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Emy Kernalis, M.P Dr. Ir. H. Yanuar Fitri, M.Si


NIP. 195905201986032002 NIP. 196601231992031004

Mengetahui
Ketua Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Dr. Rozaina Ningsih, S.P., M.Si.


NIP. 197201071995122002
ABSTRAK

BERNARD PRATAMA NAINGGOLAN. Analisis Kelayakan Usahatani Padi


Sawah di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dibimbing
oleh Ibu Ir. Emy Kernalis M.P selaku dosen Pembimbing I dan Bapak Dr. Ir. H.
Yanuar Fitri M.Si selaku dosen Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimana gambaran umum
usahatani padi sawah di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2) Bagaimana gambaran penerimaan, pendapatan, dan keuntungan usahatani padi
sawah di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 3) Bagaimana
kelayakan usahatani padi sawah di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung
Jabung Barat. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Analisis
yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Senyerang dengan jumlah ukuran sampel
sebanyak 47 petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Daerah penelitian
merupakan salah satu sentra produksi padi terbesar di Provinsi Jambi. 2) Rata-rata
pendapatan yang diterima petani sebesar Rp 7.667.146/ha/MT dengan rata-rata
penerimaan sebesar Rp 14.794.500/ha/MT dan rata-rata total biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 7.127.354/ha/MT. 3) Hasil analisis R/C dengan rumus
penerimaan dibagi dengan total biaya yakni Rp 14.794.500/Rp 7.127.354 dengan
hasil 2,08. Hasil analisis π/C diperoleh sebesar 0,39. Dan hasil perhitungan BEP
pada usahatani padi sawah diperoleh BEP penerimaan sebesar Rp 6.350.100, BEP
produksi sebesar 1.916 kg, dan BEP harga sebesar Rp 2.649.

Kata Kunci : Usahatani Padi sawah, Analisis Kelayakan Usahatani


PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Bernard Pratama Nainggolan

NIM : RRD1B014001

Jurusan : Agribisnis

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan

dimanapun juga atau oleh siapapun juga.

2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari pihak yang diterima selama

penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada

bagian yang relevan dan skripsi ini bebas dari plagiatrisme.

3. Apabila kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam

proses pengajuan oleh pihak lain dan terdapat plagiatrisme di dalam skripsi ini

maka penulis bersedia menerima sanksi dengan pasal 12 ayat (1) butir (g)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang

pencegahan dan pengulangan plagiat di perguruan tinggi yakni pembatalan

ijazah.

Jambi, September 2021


Yang membuat pernyataan,

Bernard Pratama Nainggolan


RRD1B014001
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Muaro Sijunjung Sumatera Barat pada

tanggal 04 April 1996 dengan nama Bernard Pratama

Nainggolan. Penulis merupakan anak kedua dari empat

bersaudara dari pasangan Bapak M. Nainggolan dan (Almh)

Ibu N Siringo-ringo. Penulis menyelesaikan pendidikan

Sekolah Dasar di SDN 101854 Sei Mencirim, Deli Serdang, Medan Tahun 2008,

dan kemudian dilanjutkan dengan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMP Swasta RK Bintang Timur Rantauprapat Labuhanbatu, Medan

Tahun 2011 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Sekolah

Menengah Atas di SMAN 1 Muara Bungo dan lulus pada Tahun 2014.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Jambi Fakultas Pertanian Jurusan

Agribisnis melalui jalur SLM pada Tahun 2014. Penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Nyata (KUKERTA) pada semester genap tahun 2017/2018 di Kelurahan

Payo Lebar Kecamatan Jelutung Kota Jambi. Pada tanggal 21 September 2021

penulis melaksanakan ujian skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Usahatani

Padi Sawah di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat”

dihadapan Tim Penguji dan dinyatakan lulus dengan menyandang gelar Sarjana

Pertanian (SP).
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini.
2. Terima kasih kepada Keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara
materi maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Terima kasih kepada Ibu Ir. Emy Kernalis M.P selaku Dosen Pembimbing
Skripsi I dan Bapak Dr. Ir. H. Yanuar Fitri, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Skripsi II dan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak
meluangkan waktu dalam membimbing, memberikan arahan, semangat dan
motivasi kepada penulis sehingga dalam proses pembuatan skripsi ini dari awal
hingga akhir.
4. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Jambi, kepada Ibu Dr. Rozaina Ningsih, S.P. M.Si selaku
Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian.
5. Terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Ira Wahyuni, M.P, Bapak Dr. Ir. Saidin
Nainggolan, dan Ibu Dwi Nurul Amalia, S.P, M.Si selaku tim penguji skripsi
yang telah memberikan saran dan masukkan pada penulis untuk
penyempurnaan skripsi ini.
6. Terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan banyak
ilmu pengetahuan selama proses belajar dan para Staf Jurusan Agribsnis dan
para Staf Bagian Akademik Fakultas Pertanian yang telah banyak membantu
penulis.
7. Terima kasih teman-teman Agribisnis Angkatan 2014 Aris Munandar, S.P,
Alfiv Martiyansah Exwan, S.P, M. Anhar ahmadi, S.P, Delta Maskur Al-
rasyid, S.P, Aju Novrienza, S.P, Tabah Pebrisar, S.P, Andreas Roniasian, S.P
Fadil Arief, S.P, Mashuri, S.P, Habibullah, S.P, Teguh Haryadi, S.P, Eko
Ardianto, S.P, Rikardo Elfrans, S.P, Adam Sinatria, S.P, Roby Ilham Gunawan,
S.P Ferla Apriliani, S.P, Kristian Sari, S.P, Gusti Kenni Nabilla, S.P, Wasila,
S.P, Indri Hartinah, Dwa kita Hijra Pasarella, S.P yang telah membantu dan
memberi semangat serta memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
9. Terima kasih Lilis Permata Sari Baringbing beserta Keluarga yang telah
memberikan semangat, motivasi, serta meluangkan banyak waktu dan juga
dukungan baik secara materi maupun moril sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini hingga akhir.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Kelayakan Usahatani Padi Sawah Di Kecamatan
Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat”. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program Strata-1 di
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jambi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir.
Emy Kernalis, M.P. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I dan Bapak Dr. Ir.
Yanuar Fitri, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberi arahan dan bimbingan dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada orang tua, serta keluarga dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dan doanya selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini tidak luput dari kekurangan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari kesempatan dan
perbaikan di masa yang akan dating. Demikian yang dapat penulis sampaikan,
atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Jambi, September 2021.

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ........................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... v
I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
2.1. Konsep Usahatani ................................................................. 7
2.2. Faktor Produksi ..................................................................... 7
2.2.1. Tanah Usahatani ......................................................... 8
2.2.2. Tenaga Kerja .............................................................. 8
2.2.3. Modal ......................................................................... 9
2.2.4. Pengelolaan ................................................................ 9
2.3. Konsep Biaya Produksi ........................................................ 10
2.4. Harga..................................................................................... 12
2.5. Penerimaan Usahatani .......................................................... 12
2.6. Pendapatan Usahatani ........................................................... 13
2.7. Keuntungan Usahatani .......................................................... 14
2.8. Analisis Kelayakan Usahatani .............................................. 14
2.9. Penelitian Terdahulu ............................................................. 16
2.10. Kerangka Pemikiran ............................................................. 17
III. METODE PENELITIAN .............................................................. 20
3.1. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 20
3.2. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ..................... 20
3.3. Metode Penarikan Sampel .................................................... 21
3.4. Metode Analisis Data ........................................................... 21
3.4.1. Return Cost Ratio (R/C) ............................................ 21
3.4.2. Produktivitas Modal (π/C) ......................................... 22
3.4.3. Break Event Point (BEP) ........................................... 22
3.5. Konsepsi Pengukuran ........................................................... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 24
4.1. Gambaran Umum ................................................................. 24
4.1.1. Letak Batas Wilayah .................................................. 24
4.1.2. Keadaan Sosial Ekonomi ........................................... 24
4.1.3. Sarana dan Prasarana ................................................. 25
4.2. Identitas Petani ..................................................................... 26
4.2.1. Umur Petani ............................................................... 27

i
4.2.2. Tingkat Pendidikan .................................................... 28
4.2.3. Jumlah Anggota Keluarga ......................................... 29
4.3. Gambaran Umum Usahatani Padi Sawah ............................ 30
4.3.1. Penggunaan Input Produksi di Daerah Penelitian ..... 31
4.3.2. Produksi Usahatani .................................................... 33
4.4. Analisis Pendapatan ............................................................. 34
4.4.1. Biaya Produksi Usahatani .......................................... 34
4.4.2. Total Biaya Produksi .................................................. 40
4.4.3. Penerimaan Usahatani ............................................... 41
4.4.4. Pendapatan Usahatani ................................................ 42
4.4.5. Keuntungan Usahatani ............................................... 43
4.4.6. Analisis Kelayakan Usahatani ................................... 43
4.5. Implikasi Hasil Penelitian .................................................... 45
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 47
5.1. Kesimpulan.......................................................................... 47
5.2. Saran .................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 48
LAMPIRAN ............................................................................................ 49

ii
DAFTAR TABEL
Halaman

1. Luas panen, produksi dan produktivitas padi menurut


kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2019 .................................. 2
2. Luas panen, produksi dan produktivitas padi menurut kecamatan di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2017 ................................... 3
3. Distribusi petani sampel berdasarkan kelompok umur di daerah
penelitian tahun 2021 ........................................................................ 27
4. Distribusi petani sampel berdasarkan tingkat pendidikan di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 28
5. Distribusi petani sampel berdasarkan jumlah anggota keluarga di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 29
6. Rata-rata penggunaan input produksi usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 31
7. Distribusi petani sampel berdasarkan luas lahan di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 32
8. Distribusi petani sampel berdasarkan produksi padi di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 34
9. Rata-rata biaya penyusutan alat pada petani sampel di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 35
10. Rata-rata biaya penggunaan pupuk pada petani sampel di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 36
11. Rata-rata biaya pasca panen yang di keluarkan oleh petani sampel
di daerah penelitian tahun 2021 ......................................................... 37
12. Penggunaan jenis benih petani sampel di daerah penelitian tahun
2021 ................................................................................................... 38
13. Rata-rata penggunaan benih pada petani sampel di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 38
14. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga pada petani sampel di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 38
15. Biaya penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada petani sampel
di daerah penelitian tahun 2021 ......................................................... 39
16. Rata-rata biaya penggunaan obat-obatan pada petani sampel di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 39
17. Rata-rata total biaya yang diperhitungkan petani sampel di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 41
18. Rata-rata penerimaan usahatani padi sawah di daerah penelitian
satu kali musim tanam tahun 2021 .................................................... 42

iii
19. Rata-rata pendapatan usahatani berdasarkan total biaya di daerah
penelitian satu kali musim tanam tahun 2021.................................... 42
20. Rata-rata keuntungan usahatani padi sawah di daerah penelitian
satu kali musim tanam tahun 2021 .................................................... 43
21. Analisis R/C produksi usahatani padi sawah di daerah penelitian
tahun 2021 ......................................................................................... 43
22. Analisis produktivitas modal (π/C) pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 44
23. Analisis Break Event Point (BEP) pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 44

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Luas panen, produksi dan prodsuktivitas padi sawah per


desa/kelurahan di Kecamatan Senyerang tahun 2017 ....................... 49
2. Identitas petani sampel di daerah penelitian tahun 2021 ................... 50
3. Rincian produksi usahatani padi sawah di daerah penelitian tahun
2021 ................................................................................................... 52
4. Rincian biaya penyusutan alat pada usahatani padi sawah di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 54
5. Rincian biaya sewa lahan pada usahatani padi sawah di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 60
6. Rincian biaya penggunaan benih pada usahatani padi di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 62
7. Rincian biaya traktor pada usahatani padi sawah di daerah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 64
8. Biaya dan jumlah penggunaan pupuk pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 66
9. Biaya penggunaan mesin combine pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 69
10. Rincian biaya pasca panen pada usahatani padi sawah di daearah
penelitian tahun 2021 ......................................................................... 71
11. Rincian biaya penggunaan tenaga kerja luar keluarga pada
usahatani padi sawah di daerah penelitian tahun 2021 ...................... 74
12. Rincian biaya penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada
usahatani padi sawah di daerah penelitian tahun 2021 ...................... 83
13. Rincian biaya penggunaan obat-obatan pada usahatani padi sawah
di daerah penelitian tahun 2021 ......................................................... 92
14. Rincian biaya penggunaan karung pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 95
15. Rincian total biaya tetap dan biaya tidak tetap pada usahatani padi
sawah di daerah penelitian tahun 2021 .............................................. 97
16. Rincian Penerimaan petani sampel pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 103
17. Rincian pendapatan petani sampel pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 105
18. Rincian keuntungan petani sampel pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 107

v
19. Analisis Break Event Point (BEP) pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021 ............................................................. 109

vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena


sektor pertanian sampai saat ini masih memegang peranan penting dalam
menunjang perekonomian nasional. Sektor pertanian juga mempunyai peranan
penting dalam mengentaskan kemiskinan, pembangunan pertanian berkaitan baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan upaya peningkatan kesejahteraan
petani dan upaya menanggulangi kemiskinan khususnya di daerah perdesaan.
Upaya untuk meningkatkan hasil pertanian padi telah banyak dilakukan
baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi. Akan
tetapi di dalam pelaksanaannya diperoleh fakta bahwa hasil potensial produksi
padi berbeda dengan hasil nyata (riil) yang diperoleh petani. Pemecahan masalah
terhadap peningkatan produksi padi dilakukan melalui program intensifikasi dan
ekstensifikasi. Program tersebut dilakukan melalui penyediaan input, penyediaan
teknologi, sarana air, pemasaran hasil dan lain sebagainya yang memungkinkan
untuk lebih menggairahkan para petani berusahatani yang lebih optimal, sehingga
pada akhirnya akan terjadi peningkatan produksi dan produktivitas.
Provinsi Jambi adalah salah satu provinsi yang mengutamakan
pembangunan di sektor pertanian. Salah satu komoditas pertanian yang terus
dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah padi. Padi
merupakan komoditi pertanian yang mempunyai arti penting bagi penduduk,
khususnya padi sawah. Komoditi tanaman padi sawah mempunyai fungsi utama
sebagai pensuplai pangan nasional. Permintaan beras yang tinggi membuat
pemerintah harus lebih giat dalam usaha meningkatkan produksi dan
produktivitas beras, mengingat beras menjadi bahan makanan pokok bagi
sebagian besar penduduk di Indonesia.
Provinsi Jambi merupakan wilayah yang memiliki banyak lahan pertanian
yang produktif, baik persawahan maupun lahan pertanian lainnya. Lahan sawah
memberi manfaat yang sangat luas terutama dalam penyediaan komoditas pangan
untuk memenuhi kebutuhan pangan Provinsi Jambi. Di lain pihak terjadi

1
2

penurunan lahan sawah akibat alih fungsi untuk kepentingan non pertanian, dan
produksi sawah irigasi cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas panen, produksi dan produktivitas padi menurut kabupaten/kota di


Provinsi Jambi tahun 2019
Luas Panen Produksi Produktivitas
Kabupaten/Kota
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
Kerinci 18.597,95 98.685,68 53,06
Merangin 6.179,87 25.133,51 40,67
Sarolangun 5.472,67 20.617,11 37,67
Batanghari 4.656,71 15.583,81 33,47
Muaro Jambi 3.075,98 8.929,51 29,03
Tanjung Jabung Timur 8.015,17 34.357,79 42,87
Tanjung Jabung Barat 7.841,31 32.610,52 41,59
Tebo 4.944,76 18.928,84 38,28
Bungo 4.327,14 16.882,34 39,02
Kota Jambi 322,07 1.051,20 32,64
Sungai Penuh 6.102,43 37.152,37 60,88
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Tahun 2020.

Tabel 1 menunjukkan bahwa potensi produksi padi sawah di Kabupaten


Tanjung Jabung Barat masih bisa untuk dikembangkan dengan kontribusi luas
panen sebesar 7.841,31 Ha, diikuti dengan kontribusi produksi sebesar 32.610,52
Ton dan produktivitas sebesar 41,59 Ton/Ha serta menunjukkan bahwa di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan luas panen terbesar ke tiga maka
banyak lahan yang memiliki prospek untuk menjadi lahan pertanian dengan
berbagai sistem guna mendukung peningkatan produksi pertanian pangan.
Namun perlu disadari bahwa disamping memiliki prospek yang baik,
pengembangan lahan untuk pertanian juga mempunyai berbagai kendala, baik
aspek biofisik maupun sosial ekonomi dan kelembagaan. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 2.
3

Tabel 2. Luas panen, produksi dan produktivitas padi menurut kecamatan di


Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2017
Luas Panen Produksi Produktivitas
Kecamatan
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
Tungkal Ulu 75 322 4.28
Merlung 0 0 0
Batang Asam 1.929 10.533 5.46
Tebing Tinggi 255 1.028 4.03
Renah Mendaluh 80 320 3.99
Muara Papalik 0 0 0
Pengabuan 2.799 12.655 4.52
Senyerang 3.849 16.090 4.18
Tungkal Ilir 367 1.887 5.14
Bram Itam 532 2.160 4.06
Seberang Kota 109 444 4.07
Betara 230 851 3.70
Kuala Betara 121 345 2.85
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2018

Tabel 2 menjelaskan bahwa Kecamatan Senyerang merupakan kecamatan


yang memiliki luas lahan padi yang paling luas dengan produksi tertinggi di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan luas lahan sebesar 3.849 Ha atau dan
jumlah produksi sebesar 16.090 Ton dari total jumlah produksi yang ada di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sedangkan produktivitasnya masih rendah
sebesar 4.18 Ton/Ha. Rendahnya produktivitas ini disebabkan oleh penggunaan
lahan yang belum maksimal.
Menurut informasi awal Kecamatan Senyerang merupakan kecamatan
yang memberikan kontribusi pada tanaman pangan khususnya padi serta
menjadi sentra produksi padi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Ambo,
2018). Hal ini didasarkan pada luasnya lahan padi yang ada di Kecamatan
Senyerang serta banyaknya petani yang mengusahakan tanaman padi. Salah
satu inovasi teknologi yang diadopsi untuk meningkatkan pendapatan petani dan
untuk peningkatan produksi melalui usahatani padi adalah penggunaan sistem
tanam yang sesuai dengan kondisi lahan.
Penggunaan sistem yang baik akan menghasilkan produksi yang kualitas
dan kuantitasnya tinggi pula dengan meningkatnya produksi padi yang disertai
dengan kualitas yang baik akan mempengaruhi tingkat pendapatan petani.
4

Berdasarkan hal ini penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Analisis
Kelayakan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Senyerang Kabupaten
Tanjung Jabung Barat”.

1.2 Rumusan Masalah

Usahatani yang produktif berarti usahatani yang produktivitasnya tinggi.


Produktivitas ini sebenarnya merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi
usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Dalam pengelolaan usahatani pada dasarnya
selalu mengadakan perhitungan ekonomis dengan cara membandingkan antara
produktivitas yang diharapkan pada waktu panen dengan biaya yang dikeluarkan.
Usahatani yang bagus sebagai usahatani yang produktif dan efisien yang sudah
sering dibicarakan sehari-hari.
Tanaman padi sawah merupakan salah satu tanaman pertanian yang
memiliki arti ekonomi, dan juga merupakan sumber pendapatan bagi petani. Bagi
Indonesia, beras merupakan komoditas yang sangat strategis karena lebih dari
95% penduduknya menjadikan beras sebagai pangan karbohidrat paling utama
(pokok). Tingkat ketersediaan pangan beras dapat mempengaruhi kerawanan
pangan dan keamanan dalam negeri.
Usahatani padi sawah masih memegang peranan penting di sektor pertanian,
dengan tujuan yang diharapkan oleh petani adalah meningkatkan produksi dan
pendapatan agar tercapainya ketahanan pangan serta mencukupi kebutuhan
masyarakat. Usahatani padi sawah di Kecamatan Senyerang memiliki tujuan yang
sama dengan usahatani lainnya yaitu untuk memperoleh total penerimaan yang
lebih besar dari pada total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Pendapatan yang tinggi akan menjadi rangsangan yang dapat meningkatkan minat
petani untuk mengusahakan tanaman padi sawah.
Pendapatan usahatani padi dipengaruhi oleh tingkat produksi yang
dihasilkan selama satu kali musim tanam, harga produksi dan biaya produksi.
Faktor ini berperan dalam menentukan tingkat pendapatan yang diterima petani.
Tingkat produksi dipengaruhi oleh cara petani mengelola usahataninya, harga
dipengaruhi oleh kondisi pasar dan kualitas produksi, sedangkan biaya
dipengaruhi oleh jumlah produksi dan lama waktu produksi.
5

Berdasarkan data pada tabel 2 menjelaskan bahwa Kecamatan Senyerang


merupakan salah satu sentra produksi padi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dengan luas lahan tertinggi dari kecamatan yang lain dengan produktivitas yang
rendah. Rendahnya produktivitas ini disebabkan oleh penggunaan lahan yang
belum maksimal serta penerapan sistem tanam yang masih tradisional. Sebagian
besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Hasil yang diproduksi
biasanya untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan dan ada pula yang dijual dengan
tujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Tersedianya lahan yang luas,
maka diusahakan berbagai macam usahatani untuk meningkatkan berbagai
kebutuhan pangan dan meningkatkan pendapatan petani, tanpa harus mengabaikan
keberlanjutan lingkungan (menjaga kelestarian sumberdaya).
Suatu usahatani akan bertujuan menghasilkan produktivitas yang optimal
untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya. Hal ini dapat diartikan jika
petani dihadapkan pada beberapa usahatani maka petani akan memilih usahatani
yang memberikan pendapatan yang lebih besar.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana gambaran umum usahatani padi sawah di Kecamatan Senyerang
Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
2. Bagaimana gambaran penerimaan, pendapatan, dan keuntungan usahatani
padi sawah di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
3. Bagaimana kelayakan usahatani padi sawah di Kecamatan Senyerang
Kabupaten Tanjung Jabung Barat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran umum usahatani padi sawah di Kecamatan
Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Untuk mengetahui gambaran penerimaan, pendapatan, dan keuntungan
usahatani padi sawah di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
3. Untuk menganalisis kelayakan usahatani padi sawah di Kecamatan Senyerang
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
6

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dalam penilitian ini adalah:
1. Memberi gambaran tentang usahatani padi sawah yang dikembangkan di
Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Sebagai masukan untuk mendukung pengembangan usahatani padi sawah
yang dikembangkan di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
3. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh
selama kegiatan kuliah.
4. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Usahatani

Menurut Daniel (2009), ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari


bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi
berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat
yang sebaik-baiknya. Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara
petani mengkombinasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja
dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang
usahatani sehingga memberikan hasil yang maksimal.
Menurut Hertanto (1996) menyatakan usahatani merupakan suatu kegiatan
untuk memperoleh produksi dilapangan yang memperhitungkan biaya yang akan
dikeluarkan untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan produksi
usahataninya dan penerimaan yang diperoleh dari usahatani tersebut.
Ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari
bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu
usaha pertanian, perikanan atau peternakan (Prawirokusumo, 1990). Pengetahuan
terapan tentang cara-cara petani atau peternak dalam menentukan,
mengorganisasikan serta mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi
secara efektif dan efisien sehingga memberikan pendapatan maksimal
(Suratiyah, 2011).
Antara (2009) menyebutkan usahatani (on-farm agribusiness) yakni
kegiatan yang menggunakan barang - barang modal dan sumber daya alam untuk
menghasilkan komoditas pertanian primer. Termasuk dalam hal ini adalah usaha
tanaman pangan, hortikultura, usahatani peternakan, usaha perikanan dan usaha
kehutanan.
2.2 Faktor Produksi
Menurut Hernanto (1996) dalam usahatani terdapat empat unsur pokok
yang selalu ada yang dikenal dengan istilah faktor produksi yang terdiri dari
tanah, tenaga kerja, modal dan pengelolaan (management). Pengelolaan
merupakan faktor keempat yang secara tidak langsung digunakan oleh petani
yang sebenarnya melekat pada tenaga kerja.

7
8

2.2.1 Tanah Usahatani


Menurut Hernanto (1991) dalam kegiatan usahatani terdapat beberapa
status tanah yaitu tanah milik atau hak milik, tanah sewa, tanah sekap, tanah
gadai, dan tanah pinjaman. Status tanah merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pendapatan karena jika tanah tersebut merupakan tanah sewa
maka pendapatan petani akan berkurang sedangkan jika tanah milik sendiri maka
petani bebas untuk mengelolanya dan tidak perlu mengeluarkan biaya sewa
tanah.
Tanah yang dimaksud disini merupakan lahan pertanian yang dikelola oleh
petani. Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh faktor produksi
komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang
digarap/ditanami) semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan
tersebut.
2.2.2 Tenaga Kerja
Menurut Suratiyah (2011) tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu
terutama bagi usahatani yang sangat tergantung musim. Kelangkaan tenaga kerja
berakibat mundurnya penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman, produktivitas dan kualitas produk.
Tenaga kerja dalam hal ini merupakan faktor penting dan perlu
diperhitungkan dalam proses produksi komoditas pertanian. Tenaga kerja harus
mempunyai kualitas berfikir yang mampu mengadopsi inovasi-inovasi baru
terutama dalam menggunakan teknologi dalam pencapaian komoditas yang bagus
sehingga harga jual tinggi. Penggunaan tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai
curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif
yang dipakai.
Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam Hari Orang Kerja (HOK) atau
Hari Kerja Orang (HKO). Menurut Hernanto, untuk menganalisis ketenagakerjaan
maka diperlukan standarisasi satuan tenaga kerja yang disebut Hari Kerja Setara
Pria (HKSP). Pengukuran untuk satu orang dewasa pria sama dengan satu HKSP,
satu orang wanita dewasa setara dengan 0,7 HKSP, satu orang anak-anak setara
dengan 0,5 HKSP dan satu ternak setara dengan 2 HKSP. Petani secara aktif
bekerja selama 300 hari dalam setahun dimana rata-rata satu bulan bekerja selama
9

300 hari dalam setahun dimana rata-rata satu bulan bekerja selama 25 hari
sedangkan seluruh waktu diperlukan bekerja dilapangan pada siang hari tidak
lebih dari 7 jam.
2.2.3 Modal
Menurut Suratiyah (2011) modal dibagi menjadi dua yaitu land saving
capital dan labour saving capital. Modal dikatakan land saving capital jika
dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan, tetapi produksi dapat
dilipat gandakan tanpa harus memperluas areal. Modal dikatakan labour saving
capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan tenaga kerja.
Modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk memproduksi
kembali atau modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk
mempertahankan atau meningkatkan pendapatan. Berdasarkan pengertian tersebut
maka tanah bukan termasuk faktor produksi modal, tetapi masuk dalam faktor
alam yang memiliki nilai modal.
Setiap kegiatan dalam pencapaian tujuan membutuhkan modal apalagi
kegiatan proses pertanian. Dalam kegiatan proses pertanian tersebut modal dapat
dibagi menjadi modal tetap (Fixed cost) dan modal tidak tetap (variable cost).
modal tetap terdiri atas tanah, bangunan, mesin, dan peralatan pertanian di mana
biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tidak habis dalam sekali proses
produksi, sedangkan modal tidak tetap terdiri dari benih, pupuk, pestisida, dan
upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja.
Alat-alat pertanian seperti cangkul, parang, sabit, tajak, hand sprayer dan
sebagainya hanya diperhitungkan penyusutannya. Menurut Suratiyah (2011) untuk
memeperhitungkan penyusutan maka pada dasarnya bertitik tolak pada harga
pendekan (cost) sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat. Cara
menghitung penyusutan digunakan rumus sebagai berikut :
Penyusutan = Harga - Nilai sisa
Umur ekonomis
2.2.4 Pengelolaan (Manajement)
Menurut Hernanto (1996), pengelolaan (manajemen) usahatani adalah
kemampuan petani menentukan, mengorganisir, dan mengkombinasikan faktor-
faktor produksi yang dikuasainya sebaik-baiknya dan mampu memberikan
10

produksi petani sebagaimana yang diharapkan. Ukuran dari keberhasilan


pengelolaan itu adalah produktivitas dari setiap faktor maupun dari produktivitas
dari usahanya dengan demikian pengenalan secara utuh faktor yang dimiliki dan
faktor-faktor yang dapat dikuasai akan sangat menentukan keberhasilan
pengelolaan. Hal ini menunjukkan semakin tinggi peroduktivitas usahatani dan
produktivitas faktor produksi membuktikan bahwa keberhasilan dari pengelolaan
usahatani yang bersangkutan.
2.3 Konsep Biaya Produksi

Menurut Soekartawi (2002) biaya usahatani biasanya di klasifikasikan


menjadi dua, yaitu : (1) biaya tetap (fixed cost) dan (2) biaya tidak tetap (variabel
cost). Biaya tetap ini umumnya didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap
jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau
sedikit. Jadi besarnya biaya tetatp ini tidak tergantung pada besar kecilnya
produksi yang diperoleh.
Sedangkan menurut pengertian lain biaya produksi merupakan biaya yang
harus dikeluarkan produsen untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-
bahan penunjang lainnya yang digunakan agar produk-produk tertentu yang telah
direncanakan dapat terwujud dengan baik. Biaya Produksi dalam usahatani padi
sawah merupakan biaya produksi jangka pendek, biaya jangka pendek (short run
cost) berkaitan dengan penggunaan biaya itu dalam waktu atau situasi yang tidak
lama, jumlah beberapa masukan (faktor produksi) tidak dapat berubah-ubah.
Namun demikian masih bisa dibedakan adanya biaya variabel dan biaya tetap,
adapun biaya produksi jangka pendek adalah sebagai berikut :
a. Biaya Total (TC)
Biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan,
biaya ini didapat dari menjumlahkan biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel
total (TVC), rumusnya menjadi :
TC = TFC + TVC
b. Biaya Tetap Total (TFC)
Biaya Tetap Total merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
pengadaan faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya. Membeli mesin
11

disel, traktor atau mendirikan gedung penyimpanan produk merupakan contoh


faktor produksi yang dalam jangka pendek tidak mengalami perubahan.
c. Biaya Variabel Total (TVC)
Biasa juga disebut “biaya berubah total” merupakan keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk pengadaan faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya.
d. Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Biaya tetap rata-rata diperoleh dari biaya tetap total (TFC) dibagi dengan
jumlah produk (Y) yang dihasilkan secara keseluruhan, maka nilai yang diperoleh
adalah biaya tetap rata-rata, rumusnya adalah sebagai berikut :
AFC = TFC
Y
e. Biaya Variabel Rata-rata (AVC)
Biaya variabel (berubah) rata-rata diperoleh dari hasil pembagian biaya
variabel total (AVC) oleh sejumlah produk (Y) yang dihasilkan. Rumusnya adalah
sebagai berikut :
AVC = TVC
Y
f. Biaya Total Rata-rata (ATC)
Biaya total rata-rata diperoleh dari hasil pembagian biaya total (TC) oleh
jumlah produk yang dihasilkan dalam produksi tersebut. Nilainya dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :

ATC = IQ atau ATC = AFC + AVC Y

g. Biaya Marginal (MC)


Yang dimaksud dengan biaya marginal yaitu kenaikan biaya yang
dikeluarkan untuk menambah produk sebanyak 1 unit, yang dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut :
MCn = ATC AY

MC.l = biaya marginal produk ke n

ATC = pextambahan jumlah biaya total

AY = pertambahan jumlah produk


12

Keterangan:
- Biaya total variabel dan biaya total semuanya (TC= TVC + TFC) akan
meningkat dengan meningkatnya output, yang mula-mula dengan tingkatan yang
lambat dan selanjutnya dengan tingkatan yang cepat.
- Biaya tetap rata-rata (AFC) meningkat dengan meningkatnya Y (output), biaya
variabel rata-rata (AVC) dan biaya total rata-rata (ATC) akan turun dengan
bertambahnya Y (output), demikian pula biaya marginal (MC), yang memotong
ATC dan AVC„ pada titik minimum. Yc adalah kapasitas output, titik minimum
pada kurva ATC.
2.4 Harga
Menurut Mubyarto (1994) harga merupakan suatu ukuran nilai barang
barang dan jasa-jasa. Suatu barang mempunyai harga karena barang tersebut
berguna dan jumlahnya terbatas. Harga ditetapkan oleh interaksi kekuatan
permintaan dan penawaran didalam suatu pasar yang karakteristiknya persaingan
sempurma yaitu banyaknya konsumen dan produsen yang bersaing satu sama
lainnya didalam situasi di mana tidak satupun diantara mereka secara individual
cukup penting bisa mempengaruhi salah satu harga yang dibayar atau kuantitas
yang diminta dan ditawarkan. Dalam jangka pendek biasanya harga-harga produk
pertanian cenderung mengalami kenaikan dan penurunan yang relatif besar.
Artinya, pada suatu masa tertentu dapat mengalami peningkatan yang cukup
besar, dan pada masa berikutnya akan mengalami kemerosotan harga yang sangat
mengecilkan hati produsennya. Ketidakstabilan harga produk pertanian
dikarenakan permintaan dan penawaran atas produk yang bersifat tidak elastis
(inelastis) karena dalam jangka pendek kebanyakan produk pertanian merupakan
kebutuhan pokok yang harus dimanfaatkan setiap hari.
2.5 Penerimaan Usahatani
Jumlah penerimaan total didefinisikan sebagai penerimaan dan penjualan
barang tertentu dikalikan dengan harga jual satuan. Setelah petani menjual hasil
produksinya, maka petani akan menerima sejumlah uang. Hal tersebut juga di
dukung oleh Soekartawi (1995), yang menyatakan bahwa penerimaan usahatani
adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini
dapat dituliskan sebagai berikut :
13

TR = Y . Py
Dimana : TR = Total penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
Py = Harga Y
Rumus penerimaan di atas menunjukkan bahwa total penerimaan usahatani
dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan dan harga satuan produksi yang
dihasilkan. Semakin tinggi jumlah produksi dan harga satuan produksi yang
dihasilkan maka penerimaan usahatani semakin besar, dan sebaliknya semakin
rendah jumlah produksi dun harga satuan produksi yang dihasilkan maka
penerimaan usahatani semakin kecil.
2.6 Pendapatan Usahatani
Dalam suatu kegiatan usahatani, yang diharapkan petani adalah memperoleh
pendapatan maksimal, maka untuk mencapainya petani harus mengalokasikan
faktor-faktor produksi sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan produksi.
Namun petani juga harus mempertimbangkan besarnya biaya yang dikeluarkan.
Menurut Hemanto (1996), tujuan berusahatani untuk mencapai produksi yang
pada akhimya akan dinilai dengan uang yang diperhitungkan dari nilai produksi
setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang dikeluarkan, selanjutnya
pendapatan usahatani mendorong petani untuk dapat mengalokasikan dalam
berbagai kegiatan seperti biaya produksi periode selanjutnya dan pengeluaran lain
untuk kebutuhan keluarga. Selanjutnya, pendapatan ada 2 macam :
1. Pendapatan usahatani adalah pendapatan yang diperoleh dengan
mempertimbangkan biaya tenaga kerja keluarga.
2. Pendapatan keluarga adalah pendapatan yang diperoleh petani dan keluarga
tanpa dikurangi dengan biaya tenaga kerja.
Menurut Suratiyah (2011) pendapatan merupakan hasil penjumlahan dari
penerimaan dikurangi biaya total. Hal ini menandakan bahwa pendapatan yang
diterima petani dan hasil produksi adalah total penerimaan dikurangi dengan total
biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut :
I = TR - TC
Dimana : I = Income (Pendapatan Usahatani)
14

TR = Total Revenue (Penerimaan Total)


TC = Total Cost (Biaya Total)
2.7 Keuntungan Usahatani
Keuntungan ( ) pada dasarnya sama dengan pendapatan petani (I) namun
yang membedakannya adalah dalam pendapatan petani hanya memperhitungkan
biaya yang dikeluarkan secara langsung oleh petani saja tanpa mempertimbangkan
biaya yang dikeluarkan secara tidak langsung seperti upah tenaga kerja dalam
keluarga dan bunga modal sendiri. Sedangkan keuntungan memperhitungkan
semua biaya yang dikeluarkan dalam usahatani baik secara langsung maupun
tidak langsung seperti upah tenaga kerja dalam keluarga dan bunga modal sendiri.
Menurut Tohir dalam Rosvita (2012) menyatakan bahwa keuntungan
merupakan selisih antara pendapatan (penerimaan) kotor dan pengeluaran total
(biaya total). Secara matematis keuntungan dapat ditulis sebagai berikut :

= TR-TC
Dimana : = keuntungan
TR = total revenue (total penerimaan dari hasil penjualan inputnya
dikalikan harga jual)
TC = total cost (total biaya yang merupakan penjumlahan dari biaya tetap
dan biaya variabel)
2.8 Analisis Kelayakan Usahatani
Menurut Suratiyah (2011), suatu usahatani dikatakan layak jika memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. R/C > 1.
2. /C > tingkat suku bunga bank yang berlaku.
3. Produktivitas tenaga kerja (Rp/HKO) lebih besar dari tingkat upah yang
berlaku.
4. Pendapatan petani (Rp) > sewa lahan (Rp) per satuan waktu atau musim
tanam.
5. Produksi (Kg) > BEP produksi (Kg).
6. Penerimaan (Rp) > BEP penerimaan (Rp).
7. Harga (Rp/kg) > BEP harga (Rp/kg).
15

8. Jika terjadi penurunan harga produksi maupun peningkatan harga faktor


produksi sampai batas tertentu tidak menyebabkan kerugian.
Kelayakan suatu usahatani dapat diukur dari berbagai kriteria sebagai
formula perhitungan adalah sebagai berikut :
1. Return Cost Ratio (R/C Ratio)
Menurut Soekartawi, analisis R/C ratio merupakan salah satu analisis yang
digunakan untuk mengetahui apakah suatu unit usaha dalam melakukan
proses produksi mengalami kerugian, impas atau untung.
Analisis R/C ratio digunakan untuk menguji seberapa jauh nilai rupiah yang
dipakai dalam kegiatan cabang usahatani bersangkutan dapat memberikan
sejumlah nilai penerimaan. Semakin tinggi nilai R/C ratio semakin besar
penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dan semakin
layak suatu usahatani. Suatu usahatani di nilai layak apabila nilai R/C ratio
lebih besar dari satu atau sama dengan satu (Hernanto,l996).
2. Produktivitas Modal ( /C Ratio)
Menurut Suratiyah (2011) untuk mengetahui kelayakan dari suatu usahatani
maka digunakan analisis produktivitas modal atau /C Ratio. Produktivitas
modal merupakan perbandingan antara keuntungan yang diperoleh petani
dengan total biaya yang dikeluarkan per usahatani dikali seratus persen.
Suatu sahatani dikatakan layak, apabila usahatani tersebut memperoleh /C
Ratio lebih besar dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku.
Sedangkan jika /C Ratio lebih kecil dibandingkan dengan suku bunga bank
yang berlaku maka usahatani tersebut tidak layak.
3. Break Event Point (BEP)
Menurut Suratiyah (2011), menyatakan bahwa dengan analisis BEP ini
petani dapat merencanakan segala sesuatu karena sebagai berikut :
A. Dapat dihitung berapa produksi (kg) yang harus dicapai agar petani
memperoleh keuntungan Rp X atau keuntungan margin sebesar Rp
X%.
B. Dapat dihitung berapa harga jual (Rp/kg) agar petani mendapat
keuntungan sebesar Rp X atas total biaya produksi atau untung X%
dari total biaya produksi yang telah dikeluarkan petani.
16

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Gunardi Dwi Sulistyanto (2013) tentang


”Analisis Kelayakan Usahatani Padi di Kecamatan Sebangki Kabupaten Landak”
dengan kesimpulan bahwa keadaan finansial usahatani tanaman padi di
Kecamatan Sebangki menunjukkan besarnya total biaya sebesar Rp
1.621.618,57/tahun, penerimaan sebesar Rp 2.859.375,00/tahun, pendapatan
sebesar Rp 2.484.625,09/tahun dan keuntungan sebesar Rp 1.237.756,44/tahun
dan hasil perhitungan kelayakan usahatani padi, diperoleh nilai R/C Ratio sebesar
1,82 dan nilai B/C Ratio sebesar 1,58. Dari hasil analisis kelayakan tersebut,
menunjukkan bahwa usahatani tanaman padi di Kecamatan Sebangki Kabupaten
Landak layak diusahakan atau memberikan keuntungan dari aspek finansial.
Penelitian yang dilakukan oleh Rijalul Qadri (2017) tentang ”Analisis
Kelayakan Usahatani padi Melalui Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1 Di Desa
Lueng Kuli Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen” dengan
kesimpulan bahwa Usahatani padi Melalui Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1
memerlukan biaya produksi sebesar Rp. 20.592.083 per musim panen. Pendapatan
bersih dari usahatani padi sebesar Rp. 15.407.917 per musim panen dengan
pendapatan kotor sebesar Rp. 36.000.000 per musim panen. Hasil analisis
kelayakan usahatani padi sebesar 1.7 berarti setiap pengeluaran 1 maka akan
mendapat keuntungan 1.7 dengan demikian usahatani padi varietas IR 64 melalui
sistem tanam jajar legowo 4:1 dapat dijalankan dan menguntungkan. BEP harga
jual padi sebesar Rp. 2.574 dan BEP volume produksi 4.576 kg per musim panen.
Penelitian yang dilakukan oleh Ninis Widya Ningrum (2016) dengan judul
”Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Padi Sawah Di Desa Laantula
Jaya Kecamatan Witaponda Kabupaten Morowali” dengan kesimpulan bahwa
hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan usahatani padi sawah
untuk satu kali musim tanam (MT) di Desa Laantula Jaya Kecamatan Witaponda
Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah sebesar Rp.4.892.729,00
/1,19ha/MT atau Rp. 4.111.537,00 /ha/MT. Hasil analisis R/C menunjukkan
bahwa usahatani padi sawah di Desa Laantul Jaya Kecamatan Wita Ponda
Kabupaten Morowali layak untuk diusahakan. Hal ini dibuktikan dengan nilai R/C
17

yang diperoleh sebesar Rp. 1,69. Artinya bahwa setiap pengeluaran sebesar Rp. 1
akan menghasilkan penerimaan sebesar 1,69.
Penelitian yang dilakukan oleh Susmawati (2018) dengan judul ”Analisis
Usaha Tani Padi (Oriza Sativa L) Dengan Sistem Jajar Legowo 2:1 Di Kelurahan
Binuang Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan”
Besar biaya produksi usahatani padi adalah sebesar Rp. 11.901.250/Ha.
Pendapatan usahatani padi adalah sebesar Rp. 7.198.750/Ha/musim tanam.
Dengan menggunakan analisa B/C ratio diperoleh hasil B/C ratio 1,60 maka dapat
disimpulkan bahwa usahatani padi di daerah penelitian sudah efisien atau
menguntungkan.
2.10 Kerangka Pemikiran

Salah satu potensi pengembangan padi sawah ada pada Kecamatan


Senyerang. Kecamatan Senyerang merupakan salah satu sentra produksi padi
tertinggi khususnya untuk pengembangan tanaman padi sawah. Sebagian besar
penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Hasil yang diproduksi biasanya
untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan dan ada pula yang dijual dengan tujuan
untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Besar kecilnya pendapatan usahatani
padi sawah yang diterima oleh penduduk di Kecamatan Senyerang dipengaruhi
oleh penerimaan biaya produksi.
Usahatani padi sawah dikatakan berhasil apabila telah memberikan
keuntungan dan manfaat. Keuntungan tersebut dapat diperoleh kuantitas atau
produksi yang optimal dan harga jual tinggi yang dapat mempengaruhi
penerimaan dan penerimaan tersebut harus dikurangi dengan biaya produksi
sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang akan diperoleh petani dari
usahatani padi sawah tersebut.
Untuk mengetahui apakah usahatani padi sawah yang semakin berkembang
di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini telah
menguntungkan atau tidak maka perlu diuji kelayakan usahatani ini. Untuk
mengkaji kelayakan usahatani padi sawah ini maka dilakukan pengkajian melalui
analisis kelayakan usahatani dengan menggunakan alat ukur atau alat analisis
yaitu Return Cost Ratio (R/C Ratio) dan Produktivitas Modal ( /C Ratio) dan
Break Event Point (BEP). Jika usahatani padi sawah di daerah penelitian ternyata
18

layak untuk dikembangkan maka dapat meningkatkan pendapatan petani serta


mensejahterakan petani dan tuntunan bagi para petani untuk mengembangkan
usahatani padi sawah ini dalam skala yang lebih besar. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada gambar 1.
19

Usahatani Padi
Sawah

1. Tanah
2. Tenaga Kerja
Input Produksi
3. Modal
4. Pengelolaan

Biaya Tetap Harga

Biaya Penerimaan

Biaya Variabel Produksi

Keuntungan
Usahatani

Pendapatan
Usahatani

Kelayakan Usahatani :

1. Return Cost Ratio (R/C Ratio)


2. Produktivitas Modal (𝜋/C Ratio)
3. Break Event Point (BEP)

Layak Tidak Layak

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran


III. METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung


Jabung Barat yaitu Kelurahan Senyerang. Pemilihan lokasi penelitian ini
dilakukan dengan sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa desa tersebut
merupakan desa yang mengusahakan usahatani padi sawah di Kecamatan
Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 30 Juni sampai 13 Juli 2021.
Adapun data-data yang harus diperhatikan dalam penelitian ini antara lain :
1. Identitas petani meliputi, nama, umur, pendidikan, jumlah tanggungan, lama
pengalaman berusahatani, status kepemilikan lahan
2. Faktor produksi yang tersedia
3. Luas lahan yang menghasilkan ( ha )
4. Jumlah produksi ( kg )
5. Harga komoditi yang diterima petani (Rp)
6. Besarnya biaya usahatani meliputi : biaya tetap dan biaya variabel (Rp)
7. Besarnya penerimaan dalam usahatani padi sawah
8. Besarnya pendapatan dalam usahatani padi sawah
9. Permasalahan yang dihadapi petani
10. Data-data lain yang terkait dalam penelitian ini.

3.2. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan ke
lokasi dan wawancara langsung dengan petani dipandu dengan daftar pertanyaan
atau kuisioner yang telah disiapkan. Sedangkan data sekunder merupakan data
yang diperoleh dari berbagai laporan penelitian serta laporan dari dinas atau
instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Wetland dan lain
lain.
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari :

20
21

1. Interview, yaitu pengumpulan data yang berasal dari wawancara dengan


mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan (kuisioner)
secara langsung dengan petani yang mengusahakan usahatani padi sawah.
2. Observasi, yaitu dengan cara pengamatan langsung terhadap aktivitas petani
yang mengusahakan usahatani padi sawah.
3.3. Metode Penarikan Sampel

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung


Jabung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan
pertimbangan bahwa di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat
yang mengusahakan usahatani padi sawah. Desa/Kelurahan Senyerang memiliki
luas panen sebesar 263 ha, jumlah produksi 1.052 ton, dan populasi sebesar 932
petani.
Pengambilan sampel di Kelurahan Senyerang dilakukan dengan
menggunakan metode Simple Random Sampling dengan presisi sebesar 5% dari
populasi 932 petani, jadi sampel yang diperoleh sebanyak 47 sampel petani. Cara
pengambilan sampel dengan undian.
3.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif


kualitatif dan analisis kuantitatif. Metode analisis deskriptif kuantitatif digunakan
untuk menjelaskan gambaran usaha atau profil usahatani padi sawah, sedangkan
analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui kelayakan usahatani
padi sawah yaitu dengan menggunakan metode analisis kelayakan dengan kriteria
sebagai berikut :
3.4.1 Return Cost Ratio (R/C Ratio)

R/C ratio atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan
biaya. Menurut Soekartawi (1995) secara matematik hal ini dapat dituliskan
sebagai berikut :
=R/C Ratio, dimana TR- Py.Y, TC=TFC+TVC

atau : R/C =

Kriteria yang digunakan sebagai berikut :


R/C Ratio > 1, usahatani layak
22

R/C Ratio = 1, usahatani impas


R/C Ratio < l, usahatani tidak layak
Jika perhitungan R/C Ratio lebih besar dari satu, berarti usahatani padi
sawah mendapatkan keuntungan dan layak untuk diusahakan. Jika hasil
perhitungan R/C Ratio sama dengan satu maka usahatani padi sawah berada pada
titik impas maka tidak layak diusahakan. Apabila hasil perhitungan R/C Ratio
lebih kecil dari satu, berarti usahatani padi sawah tersebut mengalami kerugian
dan tidak layak untuk diusahakan.
3.4.2 Produktivitas Modal ( /C Ratio)

Menurut Suratiyah (2011), /C Ratio dapat dihitung dengan menggunakan


rumus sebagai berikut :
/C Ratio = x 100%

Dimana:
/C = Produktivitas modal
= Keuntungan
TC = Total cost (total biaya) .
Usahatani padi sawah dikatakan layak apabila produktivitas modal ( /C Ratio)
lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku.
3.4.3 Break Event Point (BEP)
Menurut Suratiyah (2011), meliputi BEP dalam penerimaan (Rp), BEP
kuantitas produksi (kg) dan BEP harga (Rp/kg) menghasilkan perhitungan sebagai
berikut:

1. BEP penerimaan (Rp) =

2. BEP produksi (kg) =

3. BEP harga (Rp/kg) =

Dimana :
FC = biaya tetap produksi usahatani (fixed cost)
VC = biaya variabel produksi usahatani (variabel cost)
S = penerimaan produksi usahatani (revenue)
P = harga produksi (Rp/kg)
23

AVC = biaya variabel rata-rata produksi usahatani (avarage variable cost)


TC = biaya total produksi usahatani (total cost)
Y = jumlah produksi usahatani
3.5. Konsepsi Pengukuran
1. Jumlah produksi (Y) adalah banyaknya kuantitas usahatani padi sawah yang
dihasilkan dalam satu musim tanam (Kg).
2. Harga (Py) adalah nilai atas suatu barang hasil produksi usahatani padi sawah
(RP/Kg).
3. Biaya tetap (FC) adalah biaya yang tidak habis dalam satu kali musim tanam
seperti sewa lahan, biaya bunga modal dan penyusutan per usahatani dengan
satuan Rp/MT.
4. Biaya tidak tetap (VC) adalah biaya yang habis dalam satu kali periode
produksi seperti biaya benih, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja luar keluarga
per usahatani dengan satuan Rp/MT.
5. Biaya variabel per unit (AVC) yaitu total biaya tidak tetap dibagi total
produksi dengan satuan Rp/Kg.
6. Biaya total (TC) adalah jumlah keseluruhan biaya yang di keluarkan dalam
kegiatan usahatani padi sawah atau penjumlahan antara biaya tetap dan biaya
tidak tetap dengan satuan rupiah (Rp/MT).
7. Penerimaan adalah hasil produksi usahatani padi sawah yang dihasilkan
petani dikalikan dengan harga pada saat dijual (Rp/MT).
8. Pendapatan usahatani (I) adalah selisih antara hasil yang diperoleh dari nilai
penerimaan (penjualan hasil produksi) dengan total biaya usahatani yang
dikeluarkan petani (Rp/MT).
9. Keuntungan ( ) yaitu selisih antara pendapatan usahatani dengan upah tenaga
kerja keluarga .
10. R/C ratio yaitu perbandingan antara penerimaan dengan total biaya usahatani.
11. Produktivitas modal atau /C ratio yaitu perbandingan antara keuntungan
dengan total biaya per usahtani.
12. Break Event Point (BEP) adalah suatu kondisi yang menggambarkan hasil
usahatani yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian


4.1.1 Letak dan Batas Wilayah
Kecamatan Senyerang adalah salah satu Kecamatan yang berada dalam
wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi dengan luas wilayah
426,63 Km2. Batas-batas Kecamatan Senyerang sebagai berikut:
a. Utara : Provinsi Riau
b. Timur : Kecamatan Pengabuan
c. Selatan : Kecamatan Tebing Tinggi
d. Barat : Provinsi Riau
Kecamatan Senyerang memiliki 9 Desa dan 1 Kelurahan. Kelurahan
Senyerang dan Desa Sungai Kepayang merupakan daerah yang diambil sebagai
daerah penelitian. Kelurahan Senyerang memiliki batas wilayah sebagai berikut :
a. Utara : Desa Sungai Kayu Aro
b. Timur : Kecamatan Pengabuan
c. Selatan : Kecamatan Tebing Tinggi
d. Barat : Desa Teluk Ketapang
sedangkan Desa Sungai Kepayang memiliki luas wilayah 2.310 Ha. Batas-batas
wilayahnya sebagai berikut:
a. Utara : Berbatasan dengan Desa Kampas Jaya
b. Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Senyerang
c. Selatan : Berbatasan dengan Desa Kayu Aro
d. Barat : Berbatasan dengan Desa Teluk Ketapang
4.1.2 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
A. Keadaan Penduduk
Penduduk Kecamatan Senyerang tahun 2017 tercatat sebanyak 23.509 jiwa
yang terdiri dari penduduk laki-laki 12.192 jiwa dan penduduk perempuan 11.317
jiwa. Perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan (sex ratio)
adalah 107 yang berarti bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk
perempuan atau dari 107 jiwa penduduk laki-laki terdapat 100 jiwa perempuan.
Persebaran penduduk di Kecamatan Senyerang tercatat 54,62 jiwa per Km2,
sedangkan rata-rata jumlah anggota rumah tangga tercatat sebesar 3,7 jiwa. Di
lokasi penelitian ini juga rasa keaktifan dan rasa tanggung jawab akan data

24
25

administrasi kependudukan masih sangat kental, artinya penduduk tersebut aktif


selalu melaporkan apabila ada bayi yang lahir dan bahkan apabila ada yang
meninggal dunia. Setiap ketua RT pun selalu mempertanggung jawabkan keadaan
penduduknya untuk setiap RT, berdasarkan hasil penelitian bahwa setiap ketua
RT memiliki daftar riwayat warganya, mulai dari yang lahir, meninggal dunia,
pindah tempat tinggal dan bahkan apabila ada warganya yang cerai juga ikut
terdaftar dalam administrasi penduduk ketua RT untuk setiap ketua RT.

B. Keadaan Mata Pencaharian


Jenis mata pencaharian akan sangat mempengaruhi perekonomian setiap
rumah tangga dan juga berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga. Pada
prinsipnya mata pencaharian penduduk ada dua macam yaitu mata pencaharian
utama dan mata pencaharian sampingan. Penduduk di Kecamatan Senyerang
sendiri sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani terutama petani padi
sawah sebagai mata pencaharian utama. Hal ini mencerminkan bahwa Kecamatan
ini merupakan daerah sentra pertanian yang mengusahakan komoditi padi sawah
pada umumnya.

4.1.3 Sarana dan Prasarana


A. Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang yang mutlak yang harus
di fasilitasi pemerintah sebagai wadah untuk tempat mencari ilmu, mencerdaskan
anak bangsa dan sebagai proses pembangunan sumberdaya manusia (SDM) yang
berkualitas. Di Kecamatan Senyerang terdapat 23 Sekolah Dasar, 2.663 siswa dan
198 guru, pada tingkat SLTP terdapat 6 buah, 528 siswa dan 88 orang guru,
sementara itu pada tingkat SMA/SMK tercatat sebanyak 4 buah, 211 orang siswa
dan 51 orang guru.

B. Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Senyerang antara lain 1
puskesmas dan 7 puskesmas pembantu dan 28 unit posyandu. Tenaga kesehatan
tercatat sebanyak 2 orang dokter dan 21 orang bidan. Hal ini juga menandakan
bahwa pelayanan kesehatan yang ada di Kecamatan Senyerang masih belum
memadai.
26

C. Agama
Pelayanan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk kehidupan
masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin dapat
menghambat kemajuan bangsa. Di Kecamatan Senyerang terdapat 52 Mesjid dan
61 Langgar. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas penduduk yang ada di
Kecamatan Senyerang memeluk agama Islam.

D. Transportasi
Sarana transportasi tidak kalah penting dalam mendukung proses
pembangunan pertanian di pedesaan dan juga sebagai pendorong dalam
memajukan perekonomian masayarakat. Transportasi diartikan disini untuk
pengangkutan barang-barang hasil pertanian petani ke pasaran untuk diperjual
belikan dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kendaraan yang digunakan
masyarakat Kecamatan Senyerang cukup modern di mulai dari sepeda dayung,
sepeda motor, dll. Kebanyakan petani menggunakan modal jasa ojek sebagai alat
pengangkut hasil pertanian dan untuk mengangkut gabah dari sawah petani serta
menggunakan teknologi Hand Tractor juga. Di Kecamatan Senyerang usaha
angkutan perorangan yang paling banyak adalah ojek motor sebanyak 110 usaha.
Jumlah kendaraan bermotor roda dua sebanyak 1.062 unit.

4.2 Identitas Petani Sampel


Identitas seseorang merupakan cermin status social dalam hidup
bermasyarakat. Status social mempengaruhi seseorang dalam pengambilan
keputusan terhadap apa yang dilakukannya. Identitas petani merupakan ciri
yang melekat pada petani. Ciri-ciri tersebut akan menggambarkan potensi
petani, potensi yang dimiliki oleh petani akan mempengaruhi dalam mengambil
suatu keputusan terhadap apa yang akan dikerjakan.
Petani sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan
tanaman padi sawah. Identitas petani dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu
usia petani, jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan, tingkat
pendidikan, pengalaman berusahatani, luas lahan yang dimiliki, dan keaktifan
petani dalam kelompok tani menjadi beberapa factor yang mempengaruhi
keputusan petani dalam mengelola usahatani yang dijalanakannya.
27

4.2.1 Umur Petani


Umur petani mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik dan cara
berfikir seseorang. Umur berkaitan juga dengan kemampuan seseorang dalam
beraktivitas yang pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas kerja,
kemampuan berfikir, bertindak dan mencoba. Umur juga menggambarkan
pengalaman seseorang sehingga terdapat keragaman perilakunya berdasarkan
usia yang dimilikinya, dimana umur petani yang lebih muda biasanya akan
lebih terbuka sehingga mudah mengadopsi inovasi.
Menurut Hernanto (1989), pada umumnya petani yang berumur dan
sehat mempunyai kemampuan fisik yang lebih cepat menerima hal-hal baru
yang dianjurkan, hal ini di sebabkan karena petani yang lebih muda berani
mengambil resiko. Begitu juga sebaliknya, petani yang umurnya lebih tua akan
lebih sulit menerima hal-hal yang baru dan dalam pengambilan keputusan
petani yang lebih tua akan lebih memikirkan resiko yang akan di temukan.
Namun petani yang muda cenderung dinamis sehingga ia cepat mendapatkan
pengalaman baru yang berharga bagi perkembangan hidupnya dimasa yang
akan datang.
Hasil penelitian terhadap umur petani sangat bervariasi, dimana umur
petani berkisar antara 26 tahun sampai dengan 61 tahun. Mengenai distribusi
petani berdasarkan kelompok umur di daerah penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi petani sampel berdasarkan kelompok umur di daerah
penelitian tahun 2021
Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Petani Persentase (%)
26-31 8 17,02
32-37 13 27,66
38-43 10 21,28
44-49 8 17,02
50-55 3 6,38
56-61 5 10,64
62-67 0 0
Jumlah 47 100
Sumber : Hasil Olahan Data Tahun 2021
28

Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat distribusi terbesar umur petani


sampel di daerah penelitian berada pada rentang usia 32 – 37 tahun yang
berjumlah 13 orang dengan persentase sebesar 27,66% dari total keselurahan
petani sampel.

4.2.2 Tingkat Pendidikan


Pendidikan merupakan factor yang penting dalam pembangunan, karena
kemampuan pengambilan keputusan dalam suatu kegiatan sangat ditentukan
oleh tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang. Pendidikan dapat
dijadikan salah satu faktor terjadinya perbedaan pola fikir petani. Hal ini
akhirnya berkaitan dengan perilaku mereka terhadap inovasi yang disampaikan
kepada petani. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani, maka pola fikir dapat
lebih maju sehingga lebih mudah terbuka terhadap suatu perubahan atau
inovasi yang diberikan kepada petani.
Menurut Hernanto (1998), keterbatasan tingkat pendidikan akan
mempengaruhi cara berfikir, menerima ataupun menolak hal-hal baru. Semakin
tinggi tingkat pendidikan petani, maka akan lebih bijaksana dalam mengelola
usahataninya yang dapat berpengaruh terhadap produksi usahataninya baik
kualitas maupun kuantitasnya. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan
formal yang pernah diikuti petani. Dalam bidang pertanian, pendidikan dapat
mempengaruhi kreativitas dan kemampuan petani dalam menerima inovasi
baru, serta berpengaruh terhadap perilaku petani dalam mengelola
usahataninya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi petani sampel berdasarkan tingkat pendidikan di daerah


penelitian tahun 2021
Tingakat Pendidikan Jumlah Petani Persentase (%)
SD 25 53,19
SMP 7 14,89
SMA 15 31,92
Jumlah 47 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021
Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani di daerah
penelitian bervariasi dari tingkat SD sampai tingkat SMA. Tingkat pendidikan
petani yang mengusahakan usahatani padi sawah adalah sebanyak 25 petani
29

dan tamatan SD sebesar 53,19%. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan


petani di daerah penelitian masih tergolong rendah.
4.2.3 Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga dapat mempengaruhi produktivitas seseorang,
apabila seseorang mempunyai jumlah anggota keluarga yang besar, maka tingkat
produktivitas yang akan diusahakan setinggi mungkin karena dengan demikian
berbagai bentuk imbalan akan berusaha diperolehnya. Besarnya jumlah anggota
keluarga menyebabkan banyaknya kebutuhan rumah tangga yang harus dipenuhi.
Di samping itu, banyaknya anggota keluarga juga merupakan sumber tenaga kerja
yang membantu dalam kegiatan usahatani, terutama anggota keluarga yang
berumur produktif. Jumlah anggota keluarga dalam penelitian ini adalah semua
orang yang tinggal dalam satu rumah dan menjadi tanggungan petani sebagai
kepala keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi petani sampel berdasarkan jumlah anggota keluarga di daerah


penelitian tahun 2021
Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Petani Persentase (%)
(Orang)
2-3 31 65,96
4-5 16 34,04
Jumlah 47 100
Sumber : Hasil Olahan Data Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anggota
keluarga patani di daerah penelitian bervariasi. Jumlah petani yang memiliki
anggota keluarga paling besar adalah 65,96% dengan jumlah anggota keluarga 2
dan 3 orang sebanyak 31 petani sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Hernanto
(1996) yang menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga sangat berpengaruh
dalam pengelolaan suatu kegiatan ekonomi, khususnya terhadap kegiatan
ekomoni pada usahatani petani tersebut. Namun di daerah penelitian ini pada
umumnya yang terlibat dalam proses usahatani padi sawah adalah kepala keluarga
dan istri sehingga ketersediaan tenaga kerja belum mencukupi sehingga pada
kegiatan-kegiatan tertentu seperti saat masa penanaman dan panen diperlukan
tambahan tenaga kerja dari luar keluarga.
30

4.3 Gambaran Umum Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lokasi penelitian, usahatani
padi sawah sebenarnya bukanlah hal baru bagi petani di daerah penelitian,
dikarenakan sudah dimulai sejak lama. Kelurahan Senyerang merupakan desa
yang menjadi daerah penelitian, dikarenakan desa tersebut merupakan sentra
produksi padi di Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Usahatani padi sawah di Kelurahan Senyerang menggunakan sistem tanam jajar
legowo yang sudah lama diterapkan oleh petani.
Kegiatan awal yang dilakukan petani sebelum melakukan kegiatan
penanaman padi adalah kegiatan persiapan lahan dimulai dari kegiatan
pembersihan gulma dan pengolahan lahan dengan menggunakan Hand Tractor.
Jarak tanam yang digunakan dalam sistem jajar legowo adalah 25 cm x 25 cm
dengan tipe pola tanam yang berbeda. Ada beberapa pola tanam yang digunakan
pada sistem jajar legowo yaitu pola tanam 2:1, 4:1, 6:1, dan 8:1. Menurut
informasi yang didapatkan dari petani, perbedaan penggunaan tipe pola tanam
adalah kurangnya pengetahuan petani mengenai pola tanam yang tepat untuk
lahan.
Musim tanam padi di daerah penelitian adalah dua kali musim tanam
dalam satu tahun yaitu musim tanam satu dimulai dari bulan Oktober hingga
Maret dan musim tanam kedua dimulai dari bulan April hingga bulan September.
Biasanya produksi pada musim tanam satu lebih tinggi dibandingkan musim
tanam kedua. Perbedaan hasil produksi dikarenakan pada musim tanam satu curah
hujan tinggi dan populasi serangan hama rendah, sementara pada musim tanam
kedua curah hujan rendah, kurangnya ketersediaan air dan populasi serangan
hama tinggi.
Sistem usahatani di daerah penelitian, dari segi penggunaan teknologi
yang ada dari tahhun ke tahun mengalami perkembangan terutama dari
penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang menjadi suatu program
pemberdaan dari pemerintah guna mencapai produksi yang maksimal. Beberapa
alsintan yang digunakan dalam usahatani padi sawah di Kelurahan Senyerang
yaitu Hand Tractor sebagai alat pembajak lahan sawah. Adanya alsintan ini dapat
menghemat waktu kerja, tenaga, dan biaya tenaga kerja.
31

Kegiatan budidaya tanaman padi sawah di Kelurahan Senyerang, yaitu


sebagai berikut : (1) pemilihan benih, (2) persiapan/pengolahan lahan, (3)
penyiangan gulma, (4) pemupukan, (5) penanaman, (6) pemeliharaan yang
meliputi : penyulaman, pemupukan susulan, dan pengendalian hama dan penyakit,
(7) pemanenan, dan (8) pasca panen.

4.3.1 Penggunaan Input Produksi pada Usahatani Padi Sawah di Daerah


Penelitian
Menurut Soekartawi (2002), faktor produksi adalah segala sesuatu yang
digunakan dalam menghasilkan suatu produk atau output, faktor produksi ini
dapat disebut sebagai sumberdaya atau input yang dibutuhkan dalam proses
produksi. Penggunaan input produksi dalam usahatani padi sawah untuk
penelitian ini hanya terdiri dari penggunaan benih, pupuk, obat-obatan, dan tenaga
kerja (luar dan dalam). Penggunaan input atau produksi pada usahatani padi
sawah dapat mengakibatkan produksi usahatani padi sawah meningkat atau
menurun. Penggunaan input produksi usahatani padi sawah petani sampel dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata penggunaan input produksi usahatani padi sawah di daerah
penelitian tahun 2021
Uraian Penggunaan Input
Luas Lahan (Ha) 1,1
Jumlah Benih (Kg/ha/MT) 25
Pupuk
Urea 200
SP36 145
NPK 121
Jumlah Pupuk (Kg/ha/MT) 466
Obat-obatan
Gramoxone 1,54
Regent 0,88
Jumlah Obat-obatan (L/ha/MT) 2,42
Jumlah Tenaga Kerja Luar Keluarga (HOK/ha/MT) 25,26
Jumlah Tenaga Kerja Dalam Keluarga (HOK/ha/MT) 7,68
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021.
A. Luas Lahan
Usahatani padi sawah di daerah penelitian umumnya dilakukan petani
pada lahan milik sendiri. Berdasarkan Lampiran 2, luas lahan petani sampel
berkisar antara 0,5 – 2,0 ha. Pada usahatani padi sawah di daerah penelitian
mempunyai luas lahan rata-rata 1,1 ha. Dalam hal ini luas lahan memiliki
32

hubungan yang positif dengan besarnya pendapatan total, artinya semakin luas
lahan semakin besar pula pendapatan yang diterima. Kondisi lahan sawah di
daerah penelitian adalah lahan yang datar dan sistem pengairannya merupakan
sistem tadah hujan.

Tabel 7. Distribusi petani sampel berdasarkan luas lahan di daerah penelitian


tahun 2021
Luas Lahan Jumlah Petani Persentase (%)
0,5-1 32 68,09
1,5-2 15 31,91
Jumlah 47 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021.
B. Benih
Salah satu sarana produksi yang sangat penting dalam memproduksi suatu
komoditas pertanian adalah benih. Benih padi yang unggul dan berkualitas
menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam budidaya tanaman padi. Benih yang
digunakan dalam usahatani padi di daerah penelitian adalah toba, IR 42, cisokan,
dan londo.
Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata penggunakan benih
padi pada usahatani sebanyak 25 kg/ha/MT. Berdasarkan anjuran Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jambi rekomendasi penggunaan benih atau kebutuhan
benih/ha adalah 25 kg. Petani di daerah penelitian sudah mulai menggunakan
benih berdasarkan anjuran sesuai dengan luas lahan yang diusahakan.
C. Pupuk
Pupuk merupakan sarana produksi yang sangat penting. Pemberian pupuk
dengan komposisi yang tepat dapat menghasilkan produksi yang tinggi. Manfaat
utama dari pupuk berkaitan dengan sifat tanah yaitu memperbaiki struktur tanah
dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk organic, terutama dapat
memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara
dan air. Selain penyedia unsur hara, pemupukan juga membantu memperbaiki
kemasaman tanah. Pupuk yang digunakan oleh petani di daerah penelitian adalah
urea, SP 36, dan NPK.
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa rata-rata penggunaan pupuk oleh
petani adalah 466 kg/ha/MT. Jenis pupuk yang dominan digunakan adalah pupuk
urea. Biasanya petani hanya menggunakan tiga jenis pupuk, apabila petani
33

menggunakan SP 36 maka pupuk NPK tidak digunakan lagi, begitu juga


sebaliknya.

D. Obat-obatan
Pestisida adalah suatu jenis racun yang digunakan untuk menanggulangi
suatu jenis penyakit atau hama pada tanaman. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
bahwa penggunaan obat-obatan pada usahatani di daerah penelitian sebanyak 2,42
Liter/ha/MT. Hal ini dapat disimpulkan bahwa petani di daerah penelitian
penggunaan obat-obatan masih sangat rendah dikarenakan salah satunya adalah
harga.

E. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan dalam
proses produksi. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani padi berasal dari
tenaga kerja dalam keluarga petani dan tenaga kerja luar keluarga. Beberapa hal
yang membedakan antara tenaga kerja keluarga dengan tenaga kerja luar keluarga,
antara lain : komposisi menurut umut, jenis kelamin dan prestasi kerja. Kegiatan
tenaga kerja luar keluarga sangat dipengaruhi sistem upah, lamanya waktu kerja,
kehidupan sehari-hari, kecakapan dan umur tenaga kerja dapat diketahui dengan
cara menghitung setiap kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan,
kemudian dijumlahkan untuk seluruh usahatani. Tenaga kerja dalam keluarga
terdiri dari suami, istri, dan anak, sedangkan tenaga kerja luar keluarga terdiri dari
tenaga kerja yang berasal dari daerah di sekitar tempat tinggal petani dan mesin
yang diukur setara dengan hari orang kerja (HOK).
Berdasarkan Tabel 6 penggunaan tenaga kerja luar keluarga sebesar 25,26
HOK/ha/MT dan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga sebesar 7,68
HOK/ha/MT.

4.3.2 Produksi Usahatani


Hasil produksi merupakan hasil akhir dari suatu proses budidaya usahatani
padi sawah. Distribusi petani sampel berdasarkan produksi padi pada Tabel 8.
34

Tabel 8. Distribusi petani sampel berdasarkan produksi padi di daerah penelitian


tahun 2021
Produksi (Kg) Jumlah Petani Persentase (%)
2.100 – 4.500 28 59,57
4.550 – 6.000 13 27,66
6.050 – 8.200 6 12,77
Jumlah 47 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa distribusi sampel berdasarkan
hasil produksi selama satu kali musim tanam, dengan jumlah produksi antara
2.100 kg GKP hingga 8,200 kg GKP. Pada usahatani padi sawah di daerah
penelitian jumlah tertinggi sebanyak 28 petani atau setara dengan 59,57% pada
interval 2.100 – 4.500 kg GKP.
4.4 Analisis Pendapatan
4.4.1 Biaya Produksi Usahatani
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi usahatani. Dalam penelitian ini
biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan petani pada satu kali musim
tanam. Biaya tersebut meliputi biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap adalah
biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu kali proses produksi atau biaya
yang relative jumlahnya walaupun produksi yang diperoleh jumlahnya banyak
atau sedikit. Biaya tetap berupa sewa lahan, biaya penyusutan alat, dan biaya
traktor, sedangkan biaya variable merupakan biaya yang habis dalam satu kali
produksi yang besarnya tergantung dari skala produksi seperti biaya pupuk, biaya
panen, biaya pasca panen, biaya benih, biaya tenaga kerja, biaya obat-obatan, dan
biaya pembelian karung.

A. Biaya Tetap
1. Biaya Sewa Lahan
Penggunaan lahan dalam usahatani adalah milik sendiri. Dalam penelitian
ini lahan yang digunakan oleh petani sampel diasumsikan lahan yang disewakan,
dimana biaya sewa lahan Rp 3.000.000 ha/MT. Rincian biaya sewa lahan pada
usahatani di daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5.
2. Biaya Penyusutan Alat
Biaya penyusutan alat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya
yang sudah habis dalam pengurangan nilai atau sejumlah uang yang dikeluarkan
35

petani untuk pengadaan alat-alat usahatani yang digunakan dalam waktu yang
relative lama (tidak habis dalam sekali pakai). Dalam penelitian ini komponen
alat-alat yang mengalami penyusutan adalah sabit, parang, cangkul, dan
handsprayer. Biaya penyusutan peralatan tersebut dihitung berdasarkan
penggunaan peralatan oleh petani sampel. Data penggunaan alat-alat pertanian
petani sampel dapat dilihat pada Tabel 9.

Tebel 9. Rata-rata biaya penyusutan alat pada petani sampel di daerah penelitian
tahun 2021
Nama Alat Penyusutan (Rp/ha/MT)
Sabit 7.128
Parang 21.870
Cangkul 16.956
Handsprayer 78.300
Jumlah 124.254
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui biaya tetap dalam usahatani padi


sawah meliputi biaya penyusutan alat pertanian. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani sampel adalah
sebesar Rp 124.254/ha/MT. Rincian biaya penyusutan alat pada usahatani padi
sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 4.

B. Biaya Variabel
Biaya variable adalah besar kecilnya biaya yang dikeluarkan akan
berpengaruh atau dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya
variable pada usahatani padi sawah dalam penelitian ini adalah semua biaya yang
habis dalam satu kali proses produksi yang dihitung selama satu kali musim
tanam. Biaya variabel yang dikeluarkan terdiri dari biaya pupuk, biaya panen,
biaya pasca panen, biaya benih, biaya tenaga kerja, biaya obat-obatan, dan biaya
pembelian karung.

1. Biaya Pupuk
Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam proses
kegiatan usahatani padi. Penggunaan pupuk yang optimal diharapkan mampu
membantu pertumbuhan tanaman dan juga meningkatkan produksi padi. Biaya
penggunaan pupuk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejumlah uang
yang dikeluarkan petani untuk membeli sejumlah pupuk yang digunakan dalam
36

kegiatan usahataninya selama satu kali musim tanam. Dalam penelitian ini petani
sampel menggunakan pupuk urea, SP 36, dan NPK. Rata-rata biaya penggunaan
pupuk dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata biaya penggunaan pupuk pada petani sampel di daerah
penelitian tahun 2021
Biaya Penggunaan Pupuk
Jenis Pupuk Persentase (%)
(Rp/ha/MT)
Urea 360.000 38,78
SP 36 290.000 31,24
NPK 278.300 29,98
Jumlah 928.300 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah biaya


penggunaan pupuk pada usahatani sebesar Rp 928.300/ha/MT. Pada usahatani
padi penggunaan faktor produksi pupuk harus benar-benar sesuai anjuran karena
akan mempengaruhi kualitas benih padi yang akan dihasilkan. Rincian biaya dan
penggunaan pupuk pada usahatani padi dapat dilihat pada Lampiran 8.

2. Biaya Panen
Panen merupakan tindakan akhir dari sebuah proses penanaman. Namun di
sisi lain, panen dapat dikatakan sebagai permulaan dari kegiatan pasca panen.
Pemanenan dapat dilakukan dengan teknik apa saja dengan bantuan alat apa saja,
yang penting adalah mengarah pada pencapaian hasil. Di daerah penelitian
pemanenan dilakukan dengan menggunakan mesin Combine. Mesin Combine ini
mampu memanen, merontokkan padi, dan membersihkan gabah. Penggunaan
Mesin Combine petani dikenakan biaya 20% dari produksi (GKP) dikalikan
dengan harga GKP. Jadi setiap petani membayar sesuai produksi yang dihasilkan
oleh lahan yang akan dikelola atau ditanami. Rata-rata penggunaan biaya Mesin
Combine pada petani dapat dilihat pada Lampiran 9. Berdasarkan Lampiran 9
dapat dilihat rata-rata penggunaan biaya Mesin Combine sebesar Rp
2.958.900/MT.
3. Biaya Pasca Panen
Biaya pasca panen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua biaya
yang dikeluarkan petani sebelum menjual hasil produksinya. Di daerah penelitian,
hasil produksi padi setelah dipanen langsung dijual ke gudang dalam bentuk GKP
37

(Gabah Kering Panen). Rata-rata biaya kegiatan pasca panen usahatani padi di
daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rata-rata biaya pasca panen yang di keluarkan oleh petani sampel di
daerah penelitian tahun 2021
Kegiatan Biaya Rata-rata Pasca Panen
Pengangkutan 64.000
Penjemuran 259.000
Pembersihan 376.000
Jumlah 699.000
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa kegiatan pasca panen pada
usahatani di daerah penelitian terdiri dari kegiatan pengangkutan, penjemuran, dan
pembersihan. Biaya yang dikeluarkan tiap kegiatan berbeda. Rata-rata biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 699.000/ha/MT. Rincian biaya pasca panen pada
usahatani di daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 10.

4. Biaya Benih
Salah satu sarana produksi yang sangat penting dalam memproduksi suatu
komoditas pertanian adalah benih. Benih padi yang unggul dan berkualitas
menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam usahatani padi sawah. Penggunaan
benih yang baik diharapkan akan mendapatkan hasil yang baik nantinya.
Berdasarkan hasil penelitian, benih padi yang digunakan di daerah penelitian
adalah varietas Toba, IR 42, Cisokan, dan Londo. Jenis benih yang digunakan
petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Penggunaan jenis benih petani sampel di daerah penelitian tahun 2021
Jenis Benih Jumlah Petani Persentase (%)
Toba 22 46,81
IR 42 11 23,40
Cisokan 10 21,28
Londo 4 8,51
Jumlah 47 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa semua petani yang
mengusahakan usahatani padi sawah lebih banyak menggunakan benih unggul
varietas Toba yaitu sebanyak 22 petani atau 46,81%. Jumlah penggunaan dan
biaya benih di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.
38

Tabel 13. Rata-rata penggunaan benih pada petani sampel di daerah penelitian
tahun 2021
Penggunaan Benih Rata-rata
Jumlah Penggunaan Benih (Kg/ha/MT) 25 Kg/ha/MT
Total Biaya (Rp/ha/MT) 223.750
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021.
Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan biaya rata-rata penggunaan benih
pada usahatani padi sawah sebesar Rp 223.750/ha/MT. Rincian biaya dan
penggunaan benih di daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6.
5. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
usahatani. Tenaga kerja yang berasal dari tenaga kerja manusia dapat berasal dari
luar maupun dalam keluarga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan biaya tenaga
kerja luar keluarga dihitung berdasarkan tingkat upah yang berlaku di daerah
penelitian. Rincian biaya penggunaan tenaga kerja luar keluarga dapat dilihat pada
Tabel 14.
Tabel 14. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga pada petani sampel di daerah
penelitian tahun 2021
Jenis Kegiatan Biaya TKLK (Rp/ha/MT) Persentase (%)
Pengolahan Lahan 204.000 13,44
Penyiangan 144.000 9,49
Penanaman 398.000 26,23
Penyemprotan 0 0
Pemanenan 771.400 50,84
Jumlah 1.517.400 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja luar
keluarga pada usahatani padi sawah di daerah penelitian sebesar Rp
1.517.400/ha/MT. Penggunaan tenaga kerja luar keluarga terbanyak pada kegiatan
pemanenan sebesar 50,84%. Rincian biaya dan penggunaan tenaga kerja luar
keluarga di daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 11. Biaya penggunaan
tenaga kerja dalam keluarga di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 15.
39

Tabel 15. Biaya penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada petani sampel di
daerah penelitian tahun 2021
Biaya Penggunaan TKDK
Jenis Kegiatan Persentase (%)
(Rp/ha/MT)
Pengolahan Lahan 70.800 14,02
Penyiangan 182.000 36,04
Penanaman 81.000 16,04
Penyemprotan 81.600 16,16
Pemanenan 89.600 17,74
Jumlah 505.000 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021.
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa rata-rata penggunaan tenaga
kerja dalam keluarga sebesar Rp 505.000/ha/MT. Biaya tenaga kerja dalam
keluarga merupakan biaya yang tidak dibayarkan, tetapi termasuk dalam biaya
yang diperhitungkan dalam kegiatan usahatani. Rincian biaya dan penggunaan
tenaga kerja dalam keluarga di daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 12.

6. Biaya Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan adalah salah satu cara yang digunakan untuk
memberantas hama dan penyakit serta pertumbuhan gulma yang akan menyerang
tanaman padi. Penggunaan obat-obatan yang sesuai seperti tepat sasaran, tepat
jenis, tepat waktu, dan tepat dosis diharapkan dapat memperkecil resiko kegagalan
panen. Biaya obat-obatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejumlah
uang yang dikeluarkan petani untuk membeli sejumlah obat-obatan yang
digunakan dalam kegiatan usahataninya selama satu kali musim tanam. Rata-rata
biaya penggunaan obat-obatan dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Rata-rata biaya penggunaan obat-obatan pada petani sampel di daerah
penelitian tahun 2021.
Biaya Penggunaan Obat-
Jenis Obat-obatan Persentase (%)
obatan (Rp/ha/MT)
Gramoxone 92.400 58,33
Regent 66.000 41,67
Jumlah 158.400 100
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021
40

Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat rata-rata penggunaan obat-obatan pada


usahatani sebesar Rp 158.400/ha/MT. Rincian biaya dan penggunaan obat-obatan
di daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 13.

7. Biaya Pembelian Karung


Biaya pembelian karung yang dimaksud adalah jumlah uang yang
dikeluarkan petani untuk membeli karung yang akan digunakan sebagai tempat
hasil produksi padi sebelum dijual. Ukuran dan jenis karung yang digunakan yaitu
karung berukuran 50 kg GKP dimana harga satu karung Rp 2.500. Banyaknya
jumlah karung yang digunakan sesuai dengan produksi padi yang dihasilkan.
Rincian biaya pembelian karung dapat dilihat pada Lampiran 14. Berdasarkan
Lampiran 14 rata-rata biaya pembelian karung sebesar Rp 211.350/ha/MT.

8. Biaya Traktor
Traktor digunakan sebagai alat pembajak lahan sawah. Traktor yang
digunakan merupakan traktor milik kelompok tani yang diperoleh dari bantuan
Dinas Pertanian. Tarif sewa traktor yaitu sebesar Rp 280.000/ha/MT. Jadi setiap
petani membayar sesuai luas lahan yang akan dikelola atau ditanami. Rata-rata
penggunaan biaya traktor pada usahatani padi sawah dapat dilihat pada Lampiran
7. Berdasarkan Lampiran 7 dapat dilihat rata-rata penggunaan biaya traktor pada
usahatani sebesar Rp 297.872/MT.
4.4.2 Total Biaya Produksi
Menurut Henanto (1996), biaya produksi merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi serta membawanya
menjadi sebuah produk, salah satu cara yang dilakukan adalah meminimumkan
biaya produksi dan meningkatkan hasil produksi. Dalam suatu proses produksi,
unsur biaya terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel
cost). Rata-rata total biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost)
di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 17.
41

Tabel 17. Rata-rata total biaya yang diperhitungkan petani sampel di daerah
penelitian tahun 2021
Uraian Rata-rata Biaya Usahatani (Rp/ha/MT)
Biaya Tetap
1. Biaya Penyusutan Alat 124.254
Total Biaya Tetap 124.254
Biaya Variabel
1. Biaya Pupuk 928.300
2. Biaya Panen 2.958.900
3. Biaya Pasca Panen 699.000
4. Biaya Benih 249.750
5. Biaya TKLK 1.517.400
6. Biaya Obat-obatan 158.400
7. Biaya Pembelian Karung 211.350
8. Biaya Traktor 280.000
Total Biaya Variabel 7.003.100
Jumlah 7.127.354
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021

Tabel 17 dapat dilihat bahwa total biaya yang dikeluarkan secara langsung
petani sampel selama satu kali musim tanam adalah Rp 7.127.354/ha/MT. Rincian
biaya produksi pada usahatani padi di daerah penelitia dapat dilihat pada
Lampiran 15.

Berdasarkan penelitian Gunardi Dwi Sulistyanto (2013) menyatakan


bahwa keadaan finansial usahatani tanaman padi di Kecamatan Sebangki
menunjukkan besarnya total biaya sebesar Rp 1.621.618/tahun.

4.4.3 Penerimaan Usahatani


Penerimaan merupakan salah satu komponen yang menentukan tingkat
pendapatan. Penerimaan dalam usahatani padi sawah dipengaruhi oleh jumlah
produksi yang dihasilkan serta harga jual persatuan produksi. Besarnya
penerimaan yang diterima oleh petani untuk setiap rupiah yang dikeluarkan dalam
kegiatan produksi usahatani dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan
dan harga jual persatuan produksi. Pada petani yang mengusahakan usahatani padi
sawah penerimaan diperoleh dari produksi padi sawah dalam bentuk GKP.
Adapun besarnya penerimaan petani dalam usahatani padi sawah dapat dilihat
pada Tabel 18.
42

Tabel 18. Rata-rata penerimaan usahatani padi sawah di daerah penelitian satu
kali musim tanam tahun 2021
Uraian Rata-rata
Produksi GKP (Kg/ha/MT) 4.227
Harga GKP (Rp/Kg) 3.500
Penerimaan (Rp/ha/MT) 14.794.500
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021

Tabel 18 dapat dilihat bahwa jumlah produksi yang dihasilkan petani


sampel sebesar 4.227 kg/ha/MT GKP. Rata-rata penerimaan petani sebesar Rp
14.794.500/ha/MT. Produksi dan penerimaan petani padi sawah di daerah
penelitian tergolong tinggi, hal ini dipengaruhi rata-rata luas lahan yang dimiliki
petani. Hal lain yang disebabkan oleh beberapa faktor lainnya diantaranya
penggunaan faktor produksi seperti penggunaan benih, pupuk, obat-obatan, tenaga
kerja, dan penggunaan Alsintan yang cukup memadai. Rincian produksi dan
peneriamaan petani di daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 16.

Berdasarkan penelitian Gunardi Dwi Sulistyanto (2013) menyatakan


bahwa rata-rata penerimaan usahatani di Kecamatan Sebangki sebesar Rp
2.859.375/tahun.

4.4.4 Pendapatan Usahatani


Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya
produksi yang dikeluarkan. Pendapatan yang diperoleh adalah jumlah produksi
dikalikan dengan harga kemudian dikurangi total biaya yang dikeluarkan selama
proses produksi. Pendapatan usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pendapatan yang diperoleh petani dari hasil usahataninya dalam satu kali musim
tanam. Besarnya pendapatan petani di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel
19.

Tabel 19. Rata-rata pendapatan usahatani berdasarkan total biaya di daerah


penelitian satu kali musim tanam tahun 2021
Uraian Rata-rata Pendapatan (Rp/ha/MT)
Penerimaan 14.794.500
Total Biaya 7.127.354
Pendapatan 7.667.146
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021
43

Tabel 19 dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan petani sebesar Rp


7.667.146/ha/MT. Rincian rata-rata pendapatan usahatani di daerah penelitian
dapat dilihat pada Lampiran 17.

Berdasarkan penelitian Ninis Widya Ningrum (2016) menyatakan bahwa


pendapatan usahatani padi sawah untuk satu kali musim tanam di Desa Laantula
Jaya Kecamatan Witaponda Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
sebesar Rp 4.892.729/1,19ha/MT.

4.4.5 Keuntungan Usahatani


Keuntungan memperhitungkan semua biaya yang dikeluarkan dalam
usahatani baik secara langsung maupun tidak langsung seperti upah tenaga kerja
dalam keluarga. Besarnya keuntungan usahatani padi sawah di daerah penelitian
dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Rata-rata keuntungan usahatani padi sawah di daerah penelitian satu
kali musim tanam tahun 2021
Uraian Rata-rata keuntungan (Rp/ha/MT)
Penerimaan 14.794.500
Total Biaya 7.127.354
Biaya Sewa Lahan 3.000.000
Biaya TKDK 505.000
Jumlah Total Biaya 10.632.354
Jumlah 4.162.146
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa rata-rata keuntungan usahatani
sebesar Rp 4.162.146/ha/MT. Rincian rata-rata keuntungan usahatani padi sawah
di daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 18.
4.4.6 Analisis Kelayakan Usahatani
4.4.6.1 Return Cost Ratio (R/C)
Pada usahatani padi sawah di daerah penelitian yang dilakukan didapat
nilai rata-rata R/C sebagai berikut :

Tabel 21. Analisis R/C produksi usahatani padi sawah di daerah penelitian tahun
2021
Uraian Jumlah (Rp) R/C
Penerimaan 14.794.500
2,08
Total Biaya 7.127.354
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021
44

Tabel 20 menunjukkan analisis R/C produksi pada usahatani padi sawah di


daerah penelitian dengan penerimaan sebesar Rp 14.794.500/ha/MT dan rata-rata
total biaya sebesar Rp 7.127.354/ha/MT sehingga didapatkan nilai R/C rationya
adalah sebesar 2,08. Hal ini menunjukkan bahwa angka tersebut lebih besar dari
1, maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa usahatani padi sawah di
daerah penelitian layak untuk diusahakan.

4.4.6.2 Produktivitas Modal (π/C)


Produktivitas modal (π/C) yaitu perbandingan antara keuntungan usahatani
dengan total biaya usahatani. Analisis produktivitas modal (π/C) terhadap
kegiatan usahatani padi sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Analisis produktivitas modal (π/C) pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021
Uraian Jumlah (Rp) π/C
Keuntungan 4.162.146
0,39
Total Biaya 10.632.354
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai π/C pada usahatani padi


sawah di daerah penelitian sebesar 0,39. Berarti bahwa setiap penambahan biaya
Rp 100 maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 39. Nilai π/C sebesar 0,39
(39%) berarti bahwa usahatani padi sawah di daerah penelitian menguntungkan
dan layak untuk diusahakan karena nilai π/C = 39%.

4.4.6.3 Break Event Point (BEP)

Analisis Break Event Point (BEP) atau analisis titik impas merupakan
sarana untuk menentukan kapasitas produksi yang harus dicapai dari suatu
usahatani agar memperoleh keuntungan.

Tabel 23. Analisis Break Event Point (BEP) pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian tahun 2021
Uraian Satuan Jumlah
BEP Penerimaan Rp 6.350.100
BEP Produksi Kg 1.916
BEP Harga Rp 2.649
Sumber : Hasil Olahan Data Primer Tahun 2021
45

Tabel 22 menunjukkan bahwa hasil perhitungan BEP penerimaan sebesar


Rp 6.350.100, artinya titik balik modal usahatani padi sawah akan tercapai pada
tingkat penerimaan Rp 6.350.100. Dari hasil hitungan BEP produksi diperoleh
sebanyak 1.916 kg, artinya titik balik modal usahatani padi sawah akan tercapai
pada tingkat produksi sebanyak 2.003,7 kg. Untuk BEP harga diperoleh sebesar
Rp 2.649,48, artinya titik balik modal usahatani padi sawah akan tercapai pada
tingkat harga Rp 2.649,48. Rincian analisis BEP pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 19.

4.5 Implikasi Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui gambaran
umum mengenai kegiatan usahatani padi sawah di daerah penelitian. Usahatani
padi sawah di daerah penelitian umumnya dilakukan petani pada lahan milik
sendiri dengan luas lahan rata-rata 1.1 ha. Kegiatan usahatani padi sawah di
Kecamatan Senyerang Kelurahan Senyerang umumnya menggunakan sistem jajar
legowo.
Dari hasil penelitian juga dapat dilihat gambaran mengenai besarnya
pendapatan usahatani padi sawah, dimana terlihat bahwa pendapatan yang
diterima petani dalam satu kali musim tanam adalah rata-rata sebesar Rp
4.162.146/ha/MT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani
padi sawah masih dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan faktor-faktor
produksi. Melihat kondisi lahan yang masih sangat luas diharapkan nantinya
daerah penelitian bisa meningkatkan produksi padi guna menunjang kebutuhan
pangan. Tujaun dari berusahatani tidak lain adalah untuk memperoleh pendapatan.
Pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga
serta untuk kegiatan pembiayaan di luar usahatani. Untuk memperoleh pendapatan
yang diinginkan, petani perlu dibekali dengan pendidikan untuk meningkatkan
keterampilan dalam mengelola usahatani padi sawah sehingga usahataninya dapat
lebih maju.
Untuk itu diperlukan peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang
bertindak sebagai pendamping petani dan bukan hanya sebagai pengajar. Pola
pendampingan yang dilakukan akan dapat menimbulkan hubungan yang dialogis
antara petani dengan petugas penyuluh sehingga permasalahan petani dalam
46

mengelola usahataninya dapat dipecahkan bersama-sama. Selanjutnya, akan dapat


diambil suatu keputusan yang berguna untuk pengembangan usahatani padi
sawah ke depannya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan penelitian serta bertitik tolak dari hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Daerah penelitian merupakan salah satu sentra produksi padi terbesar di
Provinsi Jambi. Proses usahatani padi sawah dalam satu tahun dapat
dilakukan dua kali musim tanam. Kegiatan usahatani padi sawah di daerah
penelitian terdiri dari pengolahan lahan, penyiangan, penanaman,
penyemprotan, dan pemanenan.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan yang diterima
petani sebesar Rp 7.667.146/ha/MT dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp
14.794.500/ha/MT dan rata-rata total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp
7.127.354/ha/MT.
3. Berdasarkan hasil analisis R/C yang dilakukan pada usahatani padi sawah di
daerah penelitian dengan rumus penerimaan dibagi dengan total biaya yakni
Rp 14.794.500 / Rp 7.127.354 dengan hasil 2,08. Hasil analisis π/C pada
usahatani padi sawah sebesar 0,39. Berarti bahwa setiap penambahan biaya
Rp 100 maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 39. Hasil perhitungan
BEP pada usahatani padi sawah di daerah penelitian diperoleh BEP
penerimaan sebesar Rp 6.350.100, BEP produksi sebesar 1.916 kg, dan BEP
harga sebesar Rp 2.649.

5.2 Saran
1. Perlu adanya pengembangan pada usahatani padi di daerah penelitian guna
meningkatkan pendapatan dengan mengoptimalkan faktor-faktor produksi
yang ada.
2. Kepada instansi terkait agar dapat mendorong pengembangan usahatani
melalui penyediaan sarana produksi dan membantu petani dalam budidaya
pengembangan berbagai sistem yang diterapkan bagi petani yang belum
mengetahui baik usahatani maupun sistemnya.

47
48

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2020. Provinsi Jambi Dalam Angka. Badan Pusat Statistik
Provinsi Jambi. Jambi
Daniel, Moeher. 2009. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura. 2018. Dinas Tanaman Pangan dan
Holtikultura Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Dwi, Gunardi Sulistyanto. 2013. Analisis Kelayakan Usahatani Padi di
Kecamatan Sebangki Kabupaten Landak. Sosial Ekonomi Pertanian
Universitas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.
Hermanto. 1996. Analisa Usahatani. Bina Aksara. Jakarta.
Hernanto, F. 1991. Ilmu Usaha Tani. Cetakan ke-2. Penebar Swadaya. Jakarta.
. 1996. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hertanto, Fadholi. 1996. Ilmu Usahatani. PT. Penebar Swadaya. Jakarta
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi III. LP3ES. Jakarta
Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usaha Tani. BPFE. Universitas Gadjah Mada.
Yokyakarta.
Qadri, Rijalul. 2017. Analisis Kelayakan Usahatani padi Melalui Sistem Tanam
Jajar Legowo 4:1 Di Desa Lueng Kuli Kecamatan Peusangan Selatan
Kabupaten Bireuen.Skripsi.Universitas Syiah Kuala.
Soekartawi. (1995). Analisis Usahatani. Jakarta: UI-PRESS.
. (2002). Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian
Teori dan Aplikasinya. Jakarta PT Raja Grafindo Persada. 134 hal.
Suratiyah, Ken. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Susmawati. 2018. Analisis Usaha Tani Padi (Oriza Sativa L) Dengan Sistem Jajar
Legowo 2:1 Di Kelurahan Binuang Kecamatan Binuang Kabupaten
Tapin Provinsi Kalimantan Selatan. Widyaiswara Balai Besar Pelatihan
Pertanian Binuang
Widya, Ninis Ningrum.2016. Analisis Pendapatan Dan Kelayakan Usahatani Padi
Sawah Di Desa Laantula Jaya Kecamatan Witaponda Kabupaten
Morowali. Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas
Tadulako.
49

Lampiran 1. Luas panen, produksi dan prodsuktivitas padi sawah per


desa/kelurahan di Kecamatan Senyerang tahun 2017.

Luas Panen Produksi Produktivitas


Desa
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
Marga Rukun 460 1.840 4
Sungai Rambai 255 1.350 5.29
Teluk Ketapang 377 1.508 4
Sungai Kayu Aro 570 2.280 4
Senyerang 263 1.052 4
Lumahan 190 760 4
Kampas Jaya 545 2.180 4
Sungsang 300 1.200 4
Sungai Kepayang 250 1.000 4
Sungai Landak 280 1.120 4
Jumlah 3.460 14.290 41.29
Sumber : Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Senyerang Tahun 2018
50

Lampiran 2. Identitas petani sampel di daerah penelitian tahun 2021.

Jumlah
No Umur Anggota Luas Lahan
Nama Pendidikan
Sampel (Tahun) Keluarga Padi (Ha)
(Orang)

1 Suyoto 26 SMA 2 0.5


2 Ali Sukiman 32 SMA 4 1.5
3 Samoto 35 SMA 3 2
4 Sutro 40 SD 4 0.5
5 Sutikno 60 SMA 2 1
6 Minarto 30 SMA 3 1
7 Soimun 34 SMA 3 0.5
8 Darsono 33 SD 2 1
9 Joko 31 SD 3 0.5
10 Jono 39 SD 4 1.5
11 Budiyanto 58 SD 5 0.5
12 Nuriyanto 28 SMA 2 1
13 Nuriyati 27 SMA 2 0.5
14 Amat 38 SD 3 1.5
15 Penan 58 SD 4 1
16 Bambang 55 SMA 4 0.5
17 Sutoyo 45 SD 3 1
18 Komarudin 56 SD 5 0.5
19 H. Jamari 45 SD 4 1
20 Sugiyanto 35 SD 3 1
21 Sutrimo 45 SD 4 0.5
22 Poniya 34 SMP 4 1.5
23 Katenni 29 SMA 2 0.5
24 Suki 36 SD 3 1
25 Muhayat 45 SD 3 1
26 Kaulan 39 SD 3 1
27 H. Bagong 26 SMA 2 2
28 Sujak 43 SMA 3 0.5
29 Ibam 44 SMA 3 2
30 Muhtahin 33 SD 2 1.5
31 Jainul Arifin 43 SMP 4 1.5
32 Sumanto 36 SD 3 1.5
33 Ahyar 44 SMA 3 1
34 Selamat 41 SMP 3 1
35 Sumrahi 54 SD 4 1.5
36 H. Sulaiman 40 SD 3 0.5
37 Ahmadi 46 SD 4 1.5
38 Bajang 39 SD 3 1
51

Lampiran 2. Lanjutan
39 M. Daud 29 SMP 2 2
40 Muhammadin 34 SMP 2 1
41 H. Ibung 32 SD 2 1.5
42 Syahri 37 SMA 3 1
43 Hasan 52 SD 5 2
44 Abdul 59 SD 4 0.5
45 Subli 35 SMP 5 1
46 Musman 41 SD 3 0.5
47 Roni 45 SMP 3 1
Jumlah 1886 150 50
Rata-rata 40.13 3.19 1.1
52

Lampiran 3. Rincian produksi usahatani padi sawah di daerah penelitian


tahun 2021.

Luas Lahan Total Produksi


No Sampel Produksi (Kg)
(Ha) (Kg/Ha/MT)

1 0.5 2,150 4,300


2 1.5 6,000 4,000
3 2 8,200 4,100
4 0.5 2,100 4,200
5 1 4,500 4,500
6 1 4,550 4,550
7 0.5 2,100 4,200
8 1 4,500 4,500
9 0.5 2,100 4,200
10 1.5 6,000 4,000
11 0.5 2,150 4,300
12 1 4,600 4,600
13 0.5 2,100 4,200
14 1.5 6,000 4,000
15 1 4,500 4,500
16 0.5 2,100 4,200
17 1 4,500 4,500
18 0.5 2,100 4,200
19 1 4,550 4,550
20 1 4,500 4,500
21 0.5 2,100 4,200
22 1.5 6,000 4,000
23 0.5 2,100 4,200
24 1 4,500 4,500
25 1 4,500 4,500
26 1 4,550 4,550
27 2 8,050 4,025
28 0.5 2,100 4,200
29 2 8,100 4,050
30 1.5 6,000 4,000
31 1.5 6,000 4,000
32 1.5 6,000 4,000
33 1 4,500 4,500
34 1 4,500 4,500
35 1.5 6,050 4,033
36 0.5 2,100 4,200
37 1.5 6,000 4,000
38 1 4,500 4,500
39 2 8,100 4,050
53

Lampiran 3. Lanjutan
40 1 4,500 4,500
41 1.5 6,000 4,000
42 1 4,500 4,500
43 2 8,050 4,025
44 0.5 2,100 4,200
45 1 4,500 4,500
46 0.5 2,150 4,300
47 1 4,500 4,500
Jumlah 50 211,350.00 200,633.33
Rata-rata 1.1 4,496.81 4,268.79
Rata-rata/Ha 4,227 4,013
54

Lampiran 4. Rincian biaya penyusutan alat pada usahatani padi sawah di daerah penelitian tahun 2021.
Sabit Parang
No Luas Penyusutan Penyusutan
Sampel Lahan (ha) Jumlah Nilai Sisa UE (Rp) Jumlah Nilai Sisa UE (Rp)
Harga Beli (Rp) Harga Beli (Rp)
(unit) (Rp) (Tahun) (unit) (Rp) (Tahun)

1 0.5 1 25,000 2,500 5 4,500 1 100,000 10,000 5 18,000


2 1.5 1 25,000 2,500 5 4,500 1 75,000 7,500 5 13,500
3 2 1 25,000 2,500 5 4,500 1 75,000 7,500 5 13,500
4 0.5 1 30,000 3,000 5 5,400 2 100,000 10,000 5 36,000
5 1 1 25,000 2,500 5 4,500 1 125,000 12,500 5 22,500
6 1 1 25,000 2,500 5 4,500 1 100,000 10,000 5 18,000
7 0.5 1 20,000 2,000 5 3,600 2 75,000 7,500 5 27,000
8 1 1 25,000 2,500 5 4,500 1 100,000 10,000 5 18,000
9 0.5 1 25,000 2,500 5 4,500 1 75,000 7,500 5 13,500
10 1.5 1 35,000 3,500 5 6,300 1 75,000 7,500 5 13,500
11 0.5 1 25,000 2,500 5 4,500 2 60,000 6,000 5 21,600
12 1 1 25,000 2,500 5 4,500 1 80,000 8,000 5 14,400
13 0.5 1 30,000 3,000 5 5,400 2 125,000 12,500 5 45,000
14 1.5 1 25,000 2,500 5 4,500 1 100,000 10,000 5 18,000
15 1 1 25,000 2,500 5 4,500 1 80,000 8,000 5 14,400
16 0.5 1 30,000 3,000 5 5,400 2 80,000 8,000 5 28,800
17 1 1 25,000 2,500 5 4,500 2 125,000 12,500 5 45,000
18 0.5 1 30,000 3,000 5 5,400 1 100,000 10,000 5 18,000
19 1 2 35,000 3,500 5 12,600 1 100,000 10,000 5 18,000
20 1 2 25,000 2,500 5 9,000 1 75,000 7,500 5 13,500
21 0.5 3 30,000 3,000 5 16,200 1 100,000 10,000 5 18,000
55

Lampiran 4. Lanjutan
22 1.5 1 30,000 3,000 5 5,400 2 75,000 7,500 5 27,000
23 0.5 2 25,000 2,500 5 9,000 2 100,000 10,000 5 36,000
24 1 1 30,000 3,000 5 5,400 1 75,000 7,500 5 13,500
25 1 2 30,000 3,000 5 10,800 1 80,000 8,000 5 14,400
26 1 2 35,000 3,500 5 12,600 1 75,000 7,500 5 13,500
27 2 3 30,000 3,000 5 16,200 1 80,000 8,000 5 14,400
28 0.5 3 30,000 3,000 5 16,200 1 100,000 10,000 5 18,000
29 2 1 30,000 3,000 5 5,400 2 75,000 7,500 5 27,000
30 1.5 2 35,000 3,500 5 12,600 1 75,000 7,500 5 13,500
31 1.5 1 35,000 3,500 5 6,300 1 80,000 8,000 5 14,400
32 1.5 1 30,000 3,000 5 5,400 2 75,000 7,500 5 27,000
33 1 1 30,000 3,000 5 5,400 1 125,000 12,500 5 22,500
34 1 1 30,000 3,000 5 5,400 1 100,000 10,000 5 18,000
35 1.5 1 35,000 3,500 5 6,300 1 130,000 13,000 5 23,400
36 0.5 2 35,000 3,500 5 12,600 2 100,000 10,000 5 36,000
37 1.5 3 30,000 3,000 5 16,200 2 100,000 10,000 5 36,000
38 1 1 30,000 3,000 5 5,400 2 90,000 9,000 5 32,400
39 2 2 35,000 3,500 5 12,600 3 125,000 12,500 5 67,500
40 1 2 30,000 3,000 5 10,800 1 70,000 7,000 5 12,600
41 1.5 1 30,000 3,000 5 5,400 2 70,000 7,000 5 25,200
42 1 2 35,000 3,500 5 12,600 2 75,000 7,500 5 27,000
43 2 1 25,000 2,500 5 4,500 1 125,000 12,500 5 22,500
44 0.5 1 35,000 3,500 5 6,300 1 100,000 10,000 5 18,000
45 1 1 30,000 3,000 5 5,400 2 100,000 10,000 5 36,000
56

Lampiran 4. Lanjutan
46 0.5 1 35,000 3,500 5 6,300 1 75,000 7,500 5 13,500
47 1 2 35,000 3,500 5 12,600 2 100,000 10,000 5 36,000
Jumlah 50 66.00 1,385,000.00 138,500.00 235.00 356,400.00 66.00 4,300,000.00 430,000.00 235.00 1,093,500.00
Rata-rata 1.1 1.40 29,468.09 2,946.81 5.00 7,582.98 1.40 91,489.36 9,148.94 5.00 23,265.96
Rata-
1 27,700 2,770 5 7,128 1 86,000 8,600 5 21,870
rata/Ha
57

Lampiran 4. Lanjutan
Cangkul Handsprayer
Total
No Penyusutan Nilai Penyusutan Total Penyusutan
Jumlah Harga Beli Nilai Sisa UE Jumlah Harga Beli UE Penyusutan
Sampel (Rp) Sekarang (Rp) (Rp/ha/MT)
(unit) (Rp) (Rp) (Tahun) (unit) (Rp) (Tahun) (Rp/MT)
(Rp)
1 2 50,000 5,000 5 18,000 1 430,000 43,000 5 77,400 117,900 235,800
2 2 75,000 7,500 5 27,000 1 450,000 45,000 5 81,000 126,000 84,000
3 2 50,000 5,000 5 18,000 1 400,000 40,000 5 72,000 108,000 54,000
4 2 50,000 5,000 5 18,000 1 390,000 39,000 5 70,200 129,600 259,200
5 2 60,000 6,000 5 21,600 1 420,000 42,000 5 75,600 124,200 124,200
6 2 75,000 7,500 5 27,000 1 450,000 45,000 5 81,000 130,500 130,500
7 1 75,000 7,500 5 13,500 1 450,000 45,000 5 81,000 125,100 250,200
8 2 50,000 5,000 5 18,000 1 450,000 45,000 5 81,000 121,500 121,500
9 2 50,000 5,000 5 18,000 1 450,000 45,000 5 81,000 117,000 234,000
10 2 75,000 7,500 5 27,000 1 400,000 40,000 5 72,000 118,800 79,200
11 2 80,000 8,000 5 28,800 1 450,000 45,000 5 81,000 135,900 271,800
12 2 50,000 5,000 5 18,000 1 430,000 43,000 5 77,400 114,300 114,300
13 2 50,000 5,000 5 18,000 1 380,000 38,000 5 68,400 136,800 273,600
14 1 50,000 5,000 5 9,000 1 350,000 35,000 5 63,000 94,500 63,000
15 1 65,000 6,500 5 11,700 1 450,000 45,000 5 81,000 111,600 111,600
16 1 75,000 7,500 5 13,500 1 430,000 43,000 5 77,400 125,100 250,200
17 1 75,000 7,500 5 13,500 1 450,000 45,000 5 81,000 144,000 144,000
18 2 75,000 7,500 5 27,000 1 390,000 39,000 5 70,200 120,600 241,200
19 1 50,000 5,000 5 9,000 1 350,000 35,000 5 63,000 102,600 102,600
20 2 65,000 6,500 5 23,400 1 390,000 39,000 5 70,200 116,100 116,100
21 2 65,000 6,500 5 23,400 1 350,000 35,000 5 63,000 120,600 241,200
58

Lampiran 4. Lanjutan
22 2 50,000 5,000 5 18,000 1 350,000 35,000 5 63,000 113,400 75,600
23 1 50,000 5,000 5 9,000 1 390,000 39,000 5 70,200 124,200 248,400
24 2 65,000 6,500 5 23,400 1 420,000 42,000 5 75,600 117,900 117,900
25 1 75,000 7,500 5 13,500 1 420,000 42,000 5 75,600 114,300 114,300
26 2 50,000 5,000 5 18,000 1 350,000 35,000 5 63,000 107,100 107,100
27 2 50,000 5,000 5 18,000 1 420,000 42,000 5 75,600 124,200 62,100
28 2 75,000 7,500 5 27,000 1 420,000 42,000 5 75,600 136,800 273,600
29 1 65,000 6,500 5 11,700 1 420,000 42,000 5 75,600 119,700 59,850
30 1 65,000 6,500 5 11,700 2 420,000 42,000 5 151,200 189,000 126,000
31 1 80,000 8,000 5 14,400 1 400,000 40,000 5 72,000 107,100 71,400
32 2 65,000 6,500 5 23,400 2 400,000 40,000 5 144,000 199,800 133,200
33 2 60,000 6,000 5 21,600 2 350,000 35,000 5 126,000 175,500 175,500
34 1 75,000 7,500 5 13,500 1 400,000 40,000 5 72,000 108,900 108,900
35 1 75,000 7,500 5 13,500 1 400,000 40,000 5 72,000 115,200 76,800
36 1 75,000 7,500 5 13,500 1 400,000 40,000 5 72,000 134,100 268,200
37 1 60,000 6,000 5 10,800 1 400,000 40,000 5 72,000 135,000 90,000
38 2 65,000 6,500 5 23,400 1 400,000 40,000 5 72,000 133,200 133,200
39 2 60,000 6,000 5 21,600 1 420,000 42,000 5 75,600 177,300 88,650
40 1 75,000 7,500 5 13,500 2 350,000 35,000 5 126,000 162,900 162,900
41 2 65,000 6,500 5 23,400 2 420,000 42,000 5 151,200 205,200 136,800
42 2 60,000 6,000 5 21,600 1 420,000 42,000 5 75,600 136,800 136,800
43 1 75,000 7,500 5 13,500 1 400,000 40,000 5 72,000 112,500 56,250
44 1 75,000 7,500 5 13,500 1 400,000 40,000 5 72,000 109,800 219,600
45 2 65,000 6,500 5 23,400 1 350,000 35,000 5 63,000 127,800 127,800
59

Lampiran 4. Lanjutan
46 1 75,000 7,500 5 13,500 2 390,000 39,000 5 140,400 173,700 347,400
47 2 50,000 5,000 5 18,000 2 400,000 40,000 5 144,000 210,600 210,600
Jumlah 75.00 3,010,000.00 301,000.00 235.00 847,800.00 54.00 19,020,000.00 1,902,000.00 235.00 3,915,000.00 6,212,700.00 7,231,050.00
Rata-
1.60 64,042.55 6,404.26 5.00 18,038.30 1.15 404,680.85 40,468.09 5.00 83,297.87 132,185.11 153,852.13
rata
Rata-
2 60,200 6,020 5 16,956 1 380,400 38,040 5 78,300 124,254 144,621
rata/Ha
60

Lampiran 5. Rincian biaya sewa lahan pada usahatani padi sawah di daerah
penelitian tahun 2021.
Luas Biaya Sewa Total Biaya Total Biaya
No Sampel Lahan Lahan Sewa Lahan Sewa Lahan
(Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha/MT) (Rp/MT)
1 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
2 1.5 3,000,000 4,500,000 3,000,000
3 2 3,000,000 6,000,000 3,000,000
4 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
5 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
6 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
7 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
8 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
9 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
10 1.5 3,000,000 4,500,000 3,000,000
11 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
12 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
13 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
14 1.5 3,000,000 4,500,000 3,000,000
15 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
16 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
17 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
18 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
19 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
20 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
21 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
22 1.5 3,000,000 4,500,000 3,000,000
23 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
24 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
25 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
26 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
27 2 3,000,000 6,000,000 3,000,000
28 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
29 2 3,000,000 6,000,000 3,000,000
30 1.5 3,000,000 4,500,000 3,000,000
31 1.5 3,000,000 4,500,000 3,000,000
32 1.5 3,000,000 4,500,000 3,000,000
33 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
34 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
35 1.5 3,000,000 4,500,000 3,000,000
36 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
37 1.5 3,000,000 4,500,000 3,000,000
38 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
39 2 3,000,000 6,000,000 3,000,000
61

Lampiran 5. Lanjutan
40 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
41 1.5 3,000,000 4,500,000 3,000,000
42 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
43 2 3,000,000 6,000,000 3,000,000
44 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
45 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
46 0.5 3,000,000 1,500,000 3,000,000
47 1 3,000,000 3,000,000 3,000,000
Jumlah 50 141,000,000.00 150,000,000.00 141,000,000.00
Rata-rata 1.1 3,000,000.00 3,191,489.36 3,000,000.00
Rata-
2,820,000 3,000,000 2,820,000
rata/Ha
62

Lampiran 6. Rincian biaya penggunaan benih pada usahatani padi di


daerah penelitian tahun 2021.
Luas Harga Beli Total Biaya Total Biaya
No Jenis Penggunaan
Lahan Benih Benih Benih
Sampel Benih Benih (Kg)
(Ha) (Rp/Kg) (Rp/MT) (Rp/ha/MT)
1 0.5 Toba 12 10,000 120,000 240,000
2 1.5 Toba 35 10,000 350,000 233,333
3 2 IR 42 50 10,000 500,000 250,000
4 0.5 Toba 13 10,000 130,000 260,000
5 1 Londo 25 8,500 212,500 212,500
6 1 Toba 25 10,000 250,000 250,000
7 0.5 Toba 12 10,000 120,000 240,000
8 1 IR 42 25 10,000 250,000 250,000
9 0.5 Cisokan 13 10,000 130,000 260,000
10 1.5 Cisokan 35 10,000 350,000 233,333
11 0.5 Londo 13 8,500 110,500 221,000
12 1 Toba 27 10,000 270,000 270,000
13 0.5 IR 42 13 10,000 130,000 260,000
14 1.5 IR 42 40 10,000 400,000 266,667
15 1 Toba 27 10,000 270,000 270,000
16 0.5 Londo 12 8,500 102,000 204,000
17 1 Cisokan 25 10,000 250,000 250,000
18 0.5 Toba 14 10,000 140,000 280,000
19 1 IR 42 27 10,000 270,000 270,000
20 1 IR 42 26 10,000 260,000 260,000
21 0.5 Toba 12 10,000 120,000 240,000
22 1.5 Toba 40 10,000 400,000 266,667
23 0.5 Toba 13 10,000 130,000 260,000
24 1 Cisokan 25 10,000 250,000 250,000
25 1 IR 42 25 10,000 250,000 250,000
26 1 IR 42 25 10,000 250,000 250,000
27 2 Toba 50 10,000 500,000 250,000
28 0.5 Cisokan 14 10,000 140,000 280,000
29 2 Toba 50 10,000 500,000 250,000
30 1.5 Cisokan 37 10,000 370,000 246,667
31 1.5 Toba 35 10,000 350,000 233,333
32 1.5 Toba 37 10,000 370,000 246,667
33 1 Londo 25 8,500 212,500 212,500
34 1 Toba 25 10,000 250,000 250,000
35 1.5 Cisokan 35 10,000 350,000 233,333
36 0.5 Toba 12 10,000 120,000 240,000
37 1.5 Cisokan 36 10,000 360,000 240,000
38 1 Toba 25 10,000 250,000 250,000
39 2 Toba 50 10,000 500,000 250,000
63

Lampiran 6. Lanjutan
40 1 IR 42 26 10,000 260,000 260,000
41 1.5 Cisokan 37 10,000 370,000 246,667
42 1 Cisokan 27 10,000 270,000 270,000
43 2 Toba 50 10,000 500,000 250,000
44 0.5 Toba 14 10,000 140,000 280,000
45 1 IR 42 26 10,000 260,000 260,000
46 0.5 Toba 15 10,000 150,000 300,000
47 1 IR 42 25 10,000 250,000 250,000
Jumlah 50 1,260.00 464,000.00 11,187,500.00 10,456,666.67
Rata-rata 1.1 26.81 9,872.34 266,369.05 248,968.25
Rata-
25 9,280 223,750 209,133
rata/Ha
64

Lampiran 7. Rincian biaya traktor pada usahatani padi sawah di daerah


penelitian tahun 2021.
Biaya Traktor Total Biaya Traktor
No Sampel Luas Lahan (Ha)
(Rp/Ha/MT) (Rp/MT)

1 0.5 280,000 140,000


2 1.5 280,000 420,000
3 2 280,000 560,000
4 0.5 280,000 140,000
5 1 280,000 280,000
6 1 280,000 280,000
7 0.5 280,000 140,000
8 1 280,000 280,000
9 0.5 280,000 140,000
10 1.5 280,000 420,000
11 0.5 280,000 140,000
12 1 280,000 280,000
13 0.5 280,000 140,000
14 1.5 280,000 420,000
15 1 280,000 280,000
16 0.5 280,000 140,000
17 1 280,000 280,000
18 0.5 280,000 140,000
19 1 280,000 280,000
20 1 280,000 280,000
21 0.5 280,000 140,000
22 1.5 280,000 420,000
23 0.5 280,000 140,000
24 1 280,000 280,000
25 1 280,000 280,000
26 1 280,000 280,000
27 2 280,000 560,000
28 0.5 280,000 140,000
29 2 280,000 560,000
30 1.5 280,000 420,000
31 1.5 280,000 420,000
32 1.5 280,000 420,000
33 1 280,000 280,000
34 1 280,000 280,000
35 1.5 280,000 420,000
65

Lampiran 7. Lanjutan
36 0.5 280,000 140,000

37 1.5 280,000 420,000

38 1 280,000 280,000

39 2 280,000 560,000

40 1 280,000 280,000

41 1.5 280,000 420,000

42 1 280,000 280,000

43 2 280,000 560,000

44 0.5 280,000 140,000

45 1 280,000 280,000

46 0.5 280,000 140,000

47 1 280,000 280,000

Jumlah 50 13,160,000.00 14,000,000.00

Rata-rata 1.1 280,000.00 297,872.34

Rata-rata/Ha 263,200 280,000


66

Lampiran 8. Biaya dan jumlah penggunaan pupuk pada usahatani padi sawah di daerah penelitian tahun 2021.
Urea SP36 NPK
No Luas Panen Total Biaya Total Biaya
Jumlah/ Harga/ Jumlah (Rp) Jumlah/ Harga/ Jumlah (Rp) Jumlah/ Harga/ Jumlah (Rp)
Sampel (Ha) (Rp/MT) (Rp/Ha/MT)
Kg Kg Kg Kg Kg Kg

1 0.5 100 1,800 180,000 100 2,000 200,000 0 0 0 380,000 760,000


2 1.5 300 1,800 540,000 300 2,000 600,000 225 2300 517500 1,657,500 1,105,000
3 2 400 1,800 720,000 400 2,000 800,000 300 2300 690000 2,210,000 1,105,000
4 0.5 100 1,800 180,000 0 0 0 75 2300 172500 352,500 705,000
5 1 200 1,800 360,000 0 0 0 150 2300 345000 705,000 705,000
6 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 150 2300 345000 1,105,000 1,105,000
7 0.5 100 1,800 180,000 100 2,000 200,000 0 0 0 380,000 760,000
8 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 150 2300 345000 1,105,000 1,105,000
9 0.5 100 1,800 180,000 0 0 0 75 2300 172500 352,500 705,000
10 1.5 300 1,800 540,000 300 2,000 600,000 225 2300 517500 1,657,500 1,105,000
11 0.5 100 1,800 180,000 100 2,000 200,000 0 0 0 380,000 760,000
12 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 150 2300 345000 1,105,000 1,105,000
13 0.5 100 1,800 180,000 0 0 0 0 0 0 180,000 360,000
14 1.5 300 1,800 540,000 300 2,000 600,000 225 2300 517500 1,657,500 1,105,000
15 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 150 2300 345000 1,105,000 1,105,000
16 0.5 100 1,800 180,000 0 0 0 0 0 0 180,000 360,000
17 1 200 1,800 360,000 0 0 0 150 2300 345000 705,000 705,000
18 0.5 100 1,800 180,000 100 2,000 200,000 75 2300 172500 552,500 1,105,000
19 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 0 0 0 760,000 760,000
20 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 150 2300 345000 1,105,000 1,105,000
21 0.5 100 1,800 180,000 0 0 0 75 2300 172500 352,500 705,000
67

Lampiran 8. Lanjutan
22 1.5 300 1,800 540,000 300 2,000 600,000 225 2300 517500 1,657,500 1,105,000
23 0.5 100 1,800 180,000 100 2,000 200,000 0 0 0 380,000 760,000
24 1 200 1,800 360,000 0 0 0 0 0 0 360,000 360,000
25 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 150 2300 345000 1,105,000 1,105,000
26 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 0 0 0 760,000 760,000
27 2 400 1,800 720,000 400 2,000 800,000 350 2300 805000 2,325,000 1,162,500
28 0.5 100 1,800 180,000 0 0 0 0 0 0 180,000 360,000
29 2 400 1,800 720,000 400 2,000 800,000 300 2300 690000 2,210,000 1,105,000
30 1.5 300 1,800 540,000 300 2,000 600,000 0 0 0 1,140,000 760,000
31 1.5 300 1,800 540,000 0 0 0 225 2300 517500 1,057,500 705,000
32 1.5 300 1,800 540,000 300 2,000 600,000 225 2300 517500 1,657,500 1,105,000
33 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 0 0 0 760,000 760,000
34 1 200 1,800 360,000 0 0 0 0 0 0 360,000 360,000
35 1.5 300 1,800 540,000 300 2,000 600,000 225 2300 517500 1,657,500 1,105,000
36 0.5 100 1,800 180,000 0 0 0 75 2300 172500 352,500 705,000
37 1.5 300 1,800 540,000 300 2,000 600,000 225 2300 517500 1,657,500 1,105,000
38 1 200 1,800 360,000 0 0 0 150 2300 345000 705,000 705,000
39 2 400 1,800 720,000 400 2,000 800,000 300 2300 690000 2,210,000 1,105,000
40 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 150 2300 345000 1,105,000 1,105,000
41 1.5 300 1,800 540,000 150 2,000 300,000 225 2300 517500 1,357,500 905,000
42 1 200 1,800 360,000 200 2,000 400,000 150 2300 345000 1,105,000 1,105,000
43 2 400 1,800 720,000 400 2,000 800,000 300 2300 690000 2,210,000 1,105,000
44 0.5 100 1,800 180,000 0 0 0 75 2300 172500 352,500 705,000
68

Lampiran 8. Lanjutan
45 1 200 1,800 360,000 0 0 0 150 2300 345000 705,000 705,000
46 0.5 100 1,800 180,000 0 0 0 75 2300 172500 352,500 705,000
47 1 200 1,800 360,000 0 0 0 150 2300 345000 705,000 705,000
Jumlah 50 10,000.00 84,600.00 18,000,000.00 7,250.00 60,000.00 14,500,000.00 6,050.00 78,200.00 13,915,000.00 46,415,000.00 40,507,500.00
Rata-
1.1 212.77 1,800.00 382,978.72 154.26 1,276.60 308,510.64 128.72 1,663.83 296,063.83 987,553.19 861,861.70
rata
Rata-
200 1,692 360,000 145 1,200 290,000 121 1,564 278,300 928,300 810,150
rata/Ha
69

Lampiran 9. Biaya penggunaan mesin combine pada usahatani padi sawah


di daerah penelitian tahun 2021.

Luas Harga Biaya


No Produksi Biaya Panen Total Biaya
Lahan GKP Penggunaan
Sampel (Kg) (Rp/Ha/MT) Panen (Rp/MT)
(Ha) (Rp) Mesin (%)

1 0.5 2,150 3,500 20 1,505,000 3,010,000


2 1.5 6,000 3,500 20 4,200,000 2,800,000
3 2 8,200 3,500 20 5,740,000 2,870,000
4 0.5 2,100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
5 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
6 1 4,550 3,500 20 3,185,000 3,185,000
7 0.5 2,100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
8 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
9 0.5 2,100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
10 1.5 6,000 3,500 20 4,200,000 2,800,000
11 0.5 2,150 3,500 20 1,505,000 3,010,000
12 1 4,600 3,500 20 3,220,000 3,220,000
13 0.5 2,100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
14 1.5 6,000 3,500 20 4,200,000 2,800,000
15 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
16 0.5 2,100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
17 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
18 0.5 2,100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
19 1 4,550 3,500 20 3,185,000 3,185,000
20 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
21 0.5 2,100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
22 1.5 6,000 3,500 20 4,200,000 2,800,000
23 0.5 2,100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
24 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
25 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
26 1 4,550 3,500 20 3,185,000 3,185,000
27 2 8,050 3,500 20 5,635,000 2,817,500
28 0.5 2,100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
29 2 8,100 3,500 20 5,670,000 2,835,000
30 1.5 6,000 3,500 20 4,200,000 2,800,000
31 1.5 6,000 3,500 20 4,200,000 2,800,000
32 1.5 6,000 3,500 20 4,200,000 2,800,000
33 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
34 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
35 1.5 6,050 3,500 20 4,235,000 2,823,333
70

Lampiran 9. Lanjutan
36 0.5 2,100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
37 1.5 6,000 3,500 20 4,200,000 2,800,000
38 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
39 2 8,100 3,500 20 5,670,000 2,835,000
40 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
41 1.5 6,000 3,500 20 4,200,000 2,800,000
42 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
43 2 8050 3,500 20 5,635,000 2,817,500
44 0.5 2100 3,500 20 1,470,000 2,940,000
45 1 4,500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
46 0.5 2,150 3,500 20 1,505,000 3,010,000
47 1 4500 3,500 20 3,150,000 3,150,000
Jumlah 50 211,350.00 164,500.00 940.00 147,945,000.00 140,443,333.33
Rata-
1.1 4,496.81 3,500.00 20.00 3,147,765.96 2,988,156.03
rata
Rata-
4,227 3,290 19 2,958,900 2,808,867
rata/Ha
71

Lampiran 10. Rincian biaya pasca panen pada usahatani padi sawah di daearah penelitian tahun 2021.
Pasca Panen
Total Biaya Pasca Panen Total Biaya Pasca Panen
No Sampel Luas Lahan (Ha) Pengangkutan Penjemuran Pembersihan (Rp/MT) (Rp/Ha/MT)
(Rp) (Rp) (Rp)
1 0.5 0 0 400,000 400,000 800,000
2 1.5 100,000 350,000 400,000 850,000 566,667
3 2 100,000 350,000 400,000 850,000 425,000
4 0.5 0 350,000 400,000 750,000 1,500,000
5 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
6 1 0 350,000 400,000 750,000 750,000
7 0.5 0 0 400,000 400,000 800,000
8 1 0 350,000 400,000 750,000 750,000
9 0.5 100,000 350,000 400,000 850,000 1,700,000
10 1.5 100,000 350,000 400,000 850,000 566,667
11 0.5 100,000 0 400,000 500,000 1,000,000
12 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
13 0.5 0 350,000 400,000 750,000 1,500,000
14 1.5 100,000 350,000 400,000 850,000 566,667
15 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
16 0.5 0 350,000 400,000 750,000 1,500,000
17 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
18 0.5 0 0 400,000 400,000 800,000
19 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
20 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
21 0.5 100,000 0 400,000 500,000 1,000,000
72

Lampiran 10. Lanjutan


22 1.5 100,000 350,000 400,000 850,000 566,667
23 0.5 0 0 400,000 400,000 800,000
24 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
25 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
26 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
27 2 100,000 350,000 400,000 850,000 425,000
28 0.5 0 0 400,000 400,000 800,000
29 2 100,000 350,000 400,000 850,000 425,000
30 1.5 100,000 350,000 400,000 850,000 566,667
31 1.5 100,000 350,000 400,000 850,000 566,667
32 1.5 100,000 350,000 400,000 850,000 566,667
33 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
34 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
35 1.5 100,000 350,000 400,000 850,000 566,667
36 0.5 0 0 400,000 400,000 800,000
37 1.5 100,000 350,000 400,000 850,000 566,667
38 1 0 350,000 400,000 750,000 750,000
39 2 100,000 350,000 400,000 850,000 425,000
40 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
41 1.5 100,000 350,000 400,000 850,000 566,667
42 1 0 350,000 400,000 750,000 750,000
43 2 100,000 350,000 400,000 850,000 425,000
44 0.5 0 0 400,000 400,000 800,000
73

Lampiran 10. Lanjutan


45 1 100,000 0 400,000 500,000 500,000
46 0.5 0 350,000 400,000 750,000 1,500,000
47 1 100,000 350,000 400,000 850,000 850,000
Jumlah 50 3,200,000.00 12,950,000.00 18,800,000.00 34,950,000.00 37,641,666.67
Rata-rata 1.1 68,085.11 275,531.91 400,000.00 743,617.02 800,886.52
Rata-
64,000 259,000 376,000 699,000 752,833
rata/Ha
74

Lampiran 11. Rincian biaya penggunaan tenaga kerja luar keluarga pada usahatani padi sawah di daerah penelitian tahun 2021.
Pengolahan lahan Penyiangan
No Luas Jumlah Total Upah Jumlah Total Upah
Sampel Lahan Tenaga Hari Kerja HOK Upah (Rp) (Rp) Tenaga Hari Kerja Upah (Rp) HOK (Rp)
Kerja Kerja
1 0.5 1 1 1.00 60,000 60,000 0 0 50,000 0 0
2 1.5 3 3 9.00 60,000 540,000 3 2 50,000 6 300,000
3 2 5 3 15.00 60,000 900,000 4 2 50,000 8 400,000
4 0.5 1 1 1.00 60,000 60,000 0 0 50,000 0 0
5 1 2 2 4.00 60,000 240,000 0 0 50,000 0 0
6 1 2 2 4.00 60,000 240,000 0 0 50,000 0 0
7 0.5 1 1 1.00 60,000 60,000 0 0 50,000 0 0
8 1 2 2 4.00 60,000 240,000 2 2 50,000 4 200,000
9 0.5 0 0 0.00 60,000 0 0 0 50,000 0 0
10 1.5 3 3 9.00 60,000 540,000 4 2 50,000 8 400,000
11 0.5 1 1 1.00 60,000 60,000 0 0 50,000 0 0
12 1 2 1 2.00 60,000 120,000 2 2 50,000 4 200,000
13 0.5 0 0 0.00 60,000 0 0 0 50,000 0 0
14 1.5 3 2 6.00 60,000 360,000 0 0 50,000 0 0
15 1 2 1 2.00 60,000 120,000 0 0 50,000 0 0
16 0.5 1 1 1.00 60,000 60,000 0 0 50,000 0 0
17 1 2 1 2.00 60,000 120,000 2 2 50,000 4 200,000
18 0.5 1 1 1.00 60,000 60,000 0 0 50,000 0 0
19 1 2 2 4.00 60,000 240,000 3 2 50,000 6 300,000
20 1 2 1 2.00 60,000 120,000 2 2 50,000 4 200,000
21 0.5 0 0 0.00 60,000 0 0 0 50,000 0 0
75

Lampiran 11. Lanjutan


22 1.5 3 2 6.00 60,000 360,000 3 2 50,000 6 300,000
23 0.5 1 1 1.00 60,000 60,000 0 0 50,000 0 0
24 1 2 1 2.00 60,000 120,000 0 0 50,000 0 0
25 1 2 1 2.00 60,000 120,000 3 2 50,000 6 300,000
26 1 2 2 4.00 60,000 240,000 0 0 50,000 0 0
27 2 4 3 12.00 60,000 720,000 5 2 50,000 10 500,000
28 0.5 0 0 0.00 60,000 0 0 0 50,000 0 0
29 2 5 2 10.00 60,000 600,000 5 2 50,000 10 500,000
30 1.5 3 2 6.00 60,000 360,000 4 2 50,000 8 400,000
31 1.5 3 2 6.00 60,000 360,000 3 2 50,000 6 300,000
32 1.5 4 1 4.00 60,000 240,000 4 2 50,000 8 400,000
33 1 2 1 2.00 60,000 120,000 2 2 50,000 4 200,000
34 1 2 1 2.00 60,000 120,000 0 0 50,000 0 0
35 1.5 3 1 3.00 60,000 180,000 3 2 50,000 6 300,000
36 0.5 1 1 1.00 60,000 60,000 0 0 50,000 0 0
37 1.5 3 2 6.00 60,000 360,000 4 2 50,000 8 400,000
38 1 2 1 2.00 60,000 120,000 0 0 50,000 0 0
39 2 5 2 10.00 60,000 600,000 5 2 50,000 10 500,000
40 1 2 1 2.00 60,000 120,000 0 0 50,000 0 0
41 1.5 3 1 3.00 60,000 180,000 3 2 50,000 6 300,000
42 1 2 1 2.00 60,000 120,000 0 0 50,000 0 0
43 2 4 2 8.00 60,000 480,000 4 2 50,000 8 400,000
44 0.5 0 0 0.00 60,000 0 0 0 50,000 0 0
76

Lampiran 11. Lanjutan


45 1 3 1 3.00 60,000 180,000 0 0 50,000 0 0
46 0.5 2 1 2.00 60,000 120,000 0 0 50,000 0 0
47 1 2 1 2.00 60,000 120,000 2 2 50,000 4 200,000
Jumlah 50 101.00 63.00 170.00 2,820,000.00 10,200,000.00 72.00 44.00 2,350,000.00 144.00 7,200,000.00
Rata-
1.1 2.15 1.34 3.62 60,000.00 217,021.28 1.53 0.94 50,000.00 3.06 153,191.49
rata
Rata-
2.02 1.26 3.40 56,400.00 204,000.00 1.44 0.88 47,000.00 2.88 144,000.00
rata/Ha
77

Lampiran 11. Lanjutan


Penanaman Penyemprotan
No Jumlah Total Upah Jumlah Total Upah
Sampel Hari (Rp) Hari (Rp)
Tenaga Upah (Rp) HOK Tenaga Upah (Rp) HOK
Kerja Kerja
Kerja Kerja
1 3 1 50,000 3 150,000 0 0 0 0 0
2 10 1 50,000 10 500,000 0 0 0 0 0
3 12 2 50,000 24 1,200,000 0 0 0 0 0
4 4 1 50,000 4 200,000 0 0 0 0 0
5 6 1 50,000 6 300,000 0 0 0 0 0
6 6 1 50,000 6 300,000 0 0 0 0 0
7 3 1 50,000 3 150,000 0 0 0 0 0
8 5 1 50,000 5 250,000 0 0 0 0 0
9 4 2 50,000 8 400,000 0 0 0 0 0
10 10 2 50,000 20 1,000,000 0 0 0 0 0
11 4 1 50,000 4 200,000 0 0 0 0 0
12 7 1 50,000 7 350,000 0 0 0 0 0
13 4 1 50,000 4 200,000 0 0 0 0 0
14 9 1 50,000 9 450,000 0 0 0 0 0
15 7 1 50,000 7 350,000 0 0 0 0 0
16 3 1 50,000 3 150,000 0 0 0 0 0
17 8 1 50,000 8 400,000 0 0 0 0 0
18 5 1 50,000 5 250,000 0 0 0 0 0
19 8 1 50,000 8 400,000 0 0 0 0 0
20 7 1 50,000 7 350,000 0 0 0 0 0
21 4 1 50,000 4 200,000 0 0 0 0 0
78

Lampiran 11. Lanjutan


22 10 1 50,000 10 500,000 0 0 0 0 0
23 4 1 50,000 4 200,000 0 0 0 0 0
24 8 1 50,000 8 400,000 0 0 0 0 0
25 7 1 50,000 7 350,000 0 0 0 0 0
26 8 1 50,000 8 400,000 0 0 0 0 0
27 12 2 50,000 24 1,200,000 0 0 0 0 0
28 4 1 50,000 4 200,000 0 0 0 0 0
29 13 1 50,000 13 650,000 0 0 0 0 0
30 9 1 50,000 9 450,000 0 0 0 0 0
31 11 1 50,000 11 550,000 0 0 0 0 0
32 9 1 50,000 9 450,000 0 0 0 0 0
33 8 1 50,000 8 400,000 0 0 0 0 0
34 9 1 50,000 9 450,000 0 0 0 0 0
35 12 1 50,000 12 600,000 0 0 0 0 0
36 5 1 50,000 5 250,000 0 0 0 0 0
37 10 1 50,000 10 500,000 0 0 0 0 0
38 7 1 50,000 7 350,000 0 0 0 0 0
39 12 2 50,000 24 1,200,000 0 0 0 0 0
40 8 1 50,000 8 400,000 0 0 0 0 0
41 11 1 50,000 11 550,000 0 0 0 0 0
42 6 1 50,000 6 300,000 0 0 0 0 0
43 12 1 50,000 12 600,000 0 0 0 0 0
44 4 1 50,000 4 200,000 0 0 0 0 0
79

Lampiran 11. Lanjutan


45 8 1 50,000 8 400,000 0 0 0 0 0
46 5 1 50,000 5 250,000 0 0 0 0 0
47 7 1 50,000 7 350,000 0 0 0 0 0
Jumlah 348.00 52.00 2.350.000.00 398.00 19,900,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Rata-rata 7.40 1.11 50,000.00 8.47 423,404.26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Rata-
6.96 1.04 47,000.00 7.96 398,000.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
rata/Ha
80

Lampiran 11. Lanjutan


Pemanenan
Total Biaya Tenaga Total Biaya Tenaga
No
Jumlah Tenaga Total Upah (Rp) Kerja Luar Kerja Luar
Sampel Hari Kerja HOK Upah (Rp)
Kerja Keluarga(Rp/MT) Keluarga(Rp/Ha/MT)

1 2 2 4 70,000 280,000 490,000 980,000


2 5 4 20 70,000 1,400,000 2,740,000 1,826,667
3 5 4 20 70,000 1,400,000 3,900,000 1,950,000
4 2 2 4 70,000 280,000 540,000 1,080,000
5 3 3 9 70,000 630,000 1,170,000 1,170,000
6 3 3 9 70,000 630,000 1,170,000 1,170,000
7 2 2 4 70,000 280,000 490,000 980,000
8 4 3 12 70,000 840,000 1,530,000 1,530,000
9 2 2 4 70,000 280,000 680,000 1,360,000
10 6 4 24 70,000 1,680,000 3,620,000 2,413,333
11 2 2 4 70,000 280,000 540,000 1,080,000
12 3 3 9 70,000 630,000 1,300,000 1,300,000
13 2 2 4 70,000 280,000 480,000 960,000
14 5 4 20 70,000 1,400,000 2,210,000 1,473,333
15 3 3 9 70,000 630,000 1,100,000 1,100,000
16 2 2 4 70,000 280,000 490,000 980,000
17 3 3 9 70,000 630,000 1,350,000 1,350,000
18 2 2 4 70,000 280,000 590,000 1,180,000
19 3 3 9 70,000 630,000 1,570,000 1,570,000
20 3 3 9 70,000 630,000 1,300,000 1,300,000
21 2 2 4 70,000 280,000 480,000 960,000
81

Lampiran 11. Lanjutan


22 6 4 24 70,000 1,680,000 2,840,000 1,893,333
23 2 2 4 70,000 280,000 540,000 1,080,000
24 3 3 9 70,000 630,000 1,150,000 1,150,000
25 3 3 9 70,000 630,000 1,400,000 1,400,000
26 3 3 9 70,000 630,000 1,270,000 1,270,000
27 6 4 24 70,000 1,680,000 4,100,000 2,050,000
28 2 2 4 70,000 280,000 480,000 960,000
29 6 4 24 70,000 1,680,000 3,430,000 1,715,000
30 5 4 20 70,000 1,400,000 2,610,000 1,740,000
31 5 4 20 70,000 1,400,000 2,610,000 1,740,000
32 5 4 20 70,000 1,400,000 2,490,000 1,660,000
33 3 3 9 70,000 630,000 1,350,000 1,350,000
34 3 3 9 70,000 630,000 1,200,000 1,200,000
35 5 4 20 70,000 1,400,000 2,480,000 1,653,333
36 2 2 4 70,000 280,000 590,000 1,180,000
37 5 4 20 70,000 1,400,000 2,660,000 1,773,333
38 3 3 9 70,000 630,000 1,100,000 1,100,000
39 6 4 24 70,000 1,680,000 3,980,000 1,990,000
40 3 3 9 70,000 630,000 1,150,000 1,150,000
41 5 4 20 70,000 1,400,000 2,430,000 1,620,000
42 3 3 9 70,000 630,000 1,050,000 1,050,000
43 6 5 30 70,000 2,100,000 3,580,000 1,790,000
44 2 2 4 70,000 280,000 480,000 960,000
82

Lampiran 11. Lanjutan


45 3 3 9 70,000 630,000 1,210,000 1,210,000
46 2 2 4 70,000 280,000 650,000 1,300,000
47 3 3 9 70,000 630,000 1,300,000 1,300,000
Jumlah 164.00 143.00 551.00 3,290,000.00 38,570,000.00 75,870,000.00 58,438,333.33
Rata-rata 3.49 3.04 11.72 70,000.00 820,638.30 1,614,255.32 1,391,388.89
Rata-
rata/Ha
3.28 2.86 11.02 65,800.00 771,400.00 1,517,400.00 1,168,766.67
83

Lampiran 12. Rincian biaya penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah di daerah penelitian tahun 2021.
Pengolahan Lahan Penyiangan
No Luas Jumlah Total Upah Jumlah
Hari Total Upah (Rp)
Sampel Lahan Tenaga Hari Kerja HOK Upah (Rp) (Rp) Tenaga HOK Upah (Rp)
Kerja
Kerja Kerja
1 0.5 1 1 1 60,000 60,000 2 1 2 50,000 100,000
2 1.5 2 1 2 60,000 120,000 2 2 4 50,000 200,000
3 2 1 1 1 60,000 60,000 3 3 9 50,000 450,000
4 0.5 1 1 1 60,000 60,000 2 1 2 50,000 100,000
5 1 1 1 1 60,000 60,000 2 2 4 50,000 200,000
6 1 1 1 1 60,000 60,000 2 2 4 50,000 200,000
7 0.5 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
8 1 1 1 1 60,000 60,000 1 3 3 50,000 150,000
9 0.5 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
10 1.5 1 1 1 60,000 60,000 2 3 6 50,000 300,000
11 0.5 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
12 1 1 1 1 60,000 60,000 2 2 4 50,000 200,000
13 0.5 1 1 1 60,000 60,000 1 1 1 50,000 50,000
14 1.5 2 1 2 60,000 120,000 3 2 6 50,000 300,000
15 1 1 1 1 60,000 60,000 2 2 4 50,000 200,000
16 0.5 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
17 1 1 1 1 60,000 60,000 2 2 4 50,000 200,000
18 0.5 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
19 1 1 1 1 60,000 60,000 2 2 4 50,000 200,000
20 1 1 1 1 60,000 60,000 2 2 4 50,000 200,000
21 0.5 1 1 1 60,000 60,000 2 1 2 50,000 100,000
84

Lampiran 12. Lanjutan


22 1.5 2 1 2 60,000 120,000 3 2 6 50,000 300,000
23 0.5 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
24 1 2 1 2 60,000 120,000 3 2 6 50,000 300,000
25 1 1 1 1 60,000 60,000 2 2 4 50,000 200,000
26 1 2 1 2 60,000 120,000 1 2 2 50,000 100,000
27 2 2 1 2 60,000 120,000 3 2 6 50,000 300,000
28 0.5 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
29 2 2 1 2 60,000 120,000 2 3 6 50,000 300,000
30 1.5 1 1 1 60,000 60,000 3 2 6 50,000 300,000
31 1.5 2 1 2 60,000 120,000 3 2 6 50,000 300,000
32 1.5 2 1 2 60,000 120,000 2 3 6 50,000 300,000
33 1 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
34 1 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
35 1.5 1 1 1 60,000 60,000 2 3 6 50,000 300,000
36 0.5 1 1 1 60,000 60,000 2 1 2 50,000 100,000
37 1.5 2 1 2 60,000 120,000 3 2 6 50,000 300,000
38 1 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
39 2 2 1 2 60,000 120,000 3 3 9 50,000 450,000
40 1 1 1 1 60,000 60,000 2 2 4 50,000 200,000
41 1.5 1 1 1 60,000 60,000 2 3 6 50,000 300,000
42 1 1 1 1 60,000 60,000 2 2 4 50,000 200,000
43 2 2 1 2 60,000 120,000 2 3 6 50,000 300,000
44 0.5 1 1 1 60,000 60,000 2 1 2 50,000 100,000
85

Lampiran 12. Lanjutan


45 1 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
46 0.5 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
47 1 1 1 1 60,000 60,000 1 2 2 50,000 100,000
Jumlah 50 59.00 47.00 59.00 2,820,000.00 3,540,000.00 87.00 97.00 182.00 2,350,000.00 9,100,000.00
Rata-rata 1.1 1.26 1.00 1.26 60,000.00 75,319.15 1.85 2.06 3.87 50,000.00 193,617.02
Rata-
rata/Ha 1.18 0.94 1.00 56,400.00 70,800.00 1.74 91.18 3.08 47,000.00 182,000.00
86

Lampiran 12. Lanjutan


Penanaman Penyemprotan
No Total Upah Total Upah
Sampel Jumlah Tenaga (Rp) Jumlah Tenaga (Rp)
Hari Kerja HOK Upah (Rp) Hari Kerja HOK Upah (Rp)
Kerja Kerja
1 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
2 2 1 2 50,000 100,000 2 1 2 60,000 120,000
3 2 2 4 50,000 200,000 2 2 4 60,000 240,000
4 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
5 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
6 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
7 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
8 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
9 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
10 2 1 2 50,000 100,000 2 1 2 60,000 120,000
11 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
12 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
13 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
14 2 1 2 50,000 100,000 2 1 2 60,000 120,000
15 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
16 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
17 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
18 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
19 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
20 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
21 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
87

Lampiran 12. Lanjutan


22 2 2 4 50,000 200,000 1 1 1 60,000 60,000
23 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
24 2 1 2 50,000 100,000 1 1 1 60,000 60,000
25 2 1 2 50,000 100,000 1 1 1 60,000 60,000
26 2 1 2 50,000 100,000 1 1 1 60,000 60,000
27 2 2 4 50,000 200,000 2 2 4 60,000 240,000
28 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
29 2 2 4 50,000 200,000 1 2 2 60,000 120,000
30 2 1 2 50,000 100,000 1 1 1 60,000 60,000
31 2 1 2 50,000 100,000 2 2 4 60,000 240,000
32 1 2 2 50,000 100,000 1 2 2 60,000 120,000
33 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
34 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
35 2 2 4 50,000 200,000 1 1 1 60,000 60,000
36 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
37 2 2 4 50,000 200,000 2 1 2 60,000 120,000
38 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
39 2 2 4 50,000 200,000 2 2 4 60,000 240,000
40 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
41 2 1 2 50,000 100,000 1 1 1 60,000 60,000
42 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
43 2 2 4 50,000 200,000 2 2 4 60,000 240,000
44 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
88

Lampiran 12. Lanjutan


45 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
46 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
47 1 1 1 50,000 50,000 1 1 1 60,000 60,000
Jumlah 64.00 56.00 81.00 2,350,000.00 4,050,000.00 56.00 54.00 68.00 2,820,000.00 4,080,000.00
Rata-
rata
1.36 1.19 1.72 50,000.00 86,170.21 1.19 1.15 1.45 60,000.00 86,808.51
Rata-
rata/Ha
1.28 1.12 1.37 47,000.00 81,000.00 1.12 1.08 1.15 56,400.00 81,600.00
89

Lampiran 12. Lanjutan


Pemanenan
Total Biaya Tenaga Total Biaya Tenaga
No Sampel Jumlah Tenaga Total Upah (Rp) Kerja Dalam Kerja Dalam
Hari Kerja HOK Upah (Rp) Keluarga(Rp/MT) Keluarga(Rp/Ha/MT)
Kerja
1 2 1 2 70,000 140,000 410,000 820,000
2 1 1 1 70,000 70,000 610,000 406,667
3 1 2 2 70,000 140,000 1,090,000 545,000
4 1 1 1 70,000 70,000 340,000 680,000
5 1 1 1 70,000 70,000 440,000 440,000
6 1 1 1 70,000 70,000 440,000 440,000
7 1 1 1 70,000 70,000 340,000 680,000
8 2 1 2 70,000 140,000 460,000 460,000
9 2 1 2 70,000 140,000 410,000 820,000
10 2 1 2 70,000 140,000 720,000 480,000
11 1 1 1 70,000 70,000 340,000 680,000
12 2 1 2 70,000 140,000 510,000 510,000
13 1 1 1 70,000 70,000 290,000 580,000
14 1 1 1 70,000 70,000 710,000 473,333
15 1 1 1 70,000 70,000 440,000 440,000
16 1 1 1 70,000 70,000 340,000 680,000
17 1 1 1 70,000 70,000 440,000 440,000
18 2 1 2 70,000 140,000 410,000 820,000
19 1 1 1 70,000 70,000 440,000 440,000
20 1 1 1 70,000 70,000 440,000 440,000
21 2 1 2 70,000 140,000 410,000 820,000
90

Lampiran 12. Lanjutan


22 2 1 2 70,000 140,000 820,000 546,667
23 1 1 1 70,000 70,000 340,000 680,000
24 1 1 1 70,000 70,000 650,000 650,000
25 1 1 1 70,000 70,000 490,000 490,000
26 1 1 1 70,000 70,000 450,000 450,000
27 1 2 2 70,000 140,000 1,000,000 500,000
28 1 1 1 70,000 70,000 340,000 680,000
29 2 2 4 70,000 280,000 1,020,000 510,000
30 1 1 1 70,000 70,000 590,000 393,333
31 1 1 1 70,000 70,000 830,000 553,333
32 1 1 1 70,000 70,000 710,000 473,333
33 1 1 1 70,000 70,000 340,000 340,000
34 1 1 1 70,000 70,000 340,000 340,000
35 1 1 1 70,000 70,000 690,000 460,000
36 1 1 1 70,000 70,000 340,000 680,000
37 1 1 1 70,000 70,000 810,000 540,000
38 1 1 1 70,000 70,000 340,000 340,000
39 1 2 2 70,000 140,000 1,150,000 575,000
40 2 1 2 70,000 140,000 510,000 510,000
41 1 1 1 70,000 70,000 590,000 393,333
42 1 1 1 70,000 70,000 440,000 440,000
43 1 2 2 70,000 140,000 1,000,000 500,000
44 1 1 1 70,000 70,000 340,000 680,000
91

Lampiran 12. Lanjutan


45 1 1 1 70,000 70,000 340,000 340,000
46 1 1 1 70,000 70,000 340,000 680,000
47 2 1 2 70,000 140,000 410,000 410,000
Jumlah 58.00 52.00 64.00 3,290,000.00 4,480,000.00 25,250,000.00 25,250,000.00
Rata-rata 1.23 1.11 1.36 70,000.00 95,319.15 537,234.04 537,234.04
Rata-rata/Ha 1.16 1.04 1.08 65,800.00 89,600.00 505,000.00 505,000.00
92

Lampiran 13. Rincian biaya penggunaan obat-obatan pada usahatani padi sawah di daerah penelitian tahun 2021.
Gramoxone Regent Total Biaya
No Luas Total Biaya
Intensitas/MT Jumlah Biaya Intensitas/MT Jumlah Obat-
Sample Lahan L Rp/L Botol Rp/ Botol Obat-Obat/MT
(Rp) Biaya (Rp) Obat/Ha/MT
1 0.5 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 270,000
2 1.5 1 2 60,000 120,000 0 0 75,000 0 120,000 80,000
3 2 1 5 60,000 300,000 1 1 75,000 75,000 375,000 187,500
4 0.5 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 270,000
5 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
6 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
7 0.5 1 1 60,000 60,000 0 0 75,000 0 60,000 120,000
8 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
9 0.5 1 1 60,000 60,000 0 0 75,000 0 60,000 120,000
10 1.5 1 2 60,000 120,000 0 0 75,000 0 120,000 80,000
11 0.5 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 270,000
12 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
13 0.5 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 270,000
14 1.5 1 2 60,000 120,000 1 1 75,000 75,000 195,000 130,000
15 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
16 0.5 1 1 60,000 60,000 1 2 75,000 150,000 210,000 420,000
17 1 1 1 60,000 60,000 1 2 75,000 150,000 210,000 210,000
18 0.5 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 270,000
19 1 1 1 60,000 60,000 0 0 75,000 0 60,000 60,000
20 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
21 0.5 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 270,000
93

Lampiran 13. Lanjutan


22 1.5 1 2 60,000 120,000 1 1 75,000 75,000 195,000 130,000
23 0.5 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 270,000
24 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
25 1 1 1 60,000 60,000 0 1 75,000 75,000 135,000 135,000
26 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
27 2 1 5 60,000 300,000 1 0 75,000 0 300,000 150,000
28 0.5 1 1 60,000 60,000 1 2 75,000 150,000 210,000 420,000
29 2 1 5 60,000 300,000 1 1 75,000 75,000 375,000 187,500
30 1.5 1 2 60,000 120,000 1 1 75,000 75,000 195,000 130,000
31 1.5 1 2 60,000 120,000 1 1 75,000 75,000 195,000 130,000
32 1.5 1 2 60,000 120,000 0 1 75,000 75,000 195,000 130,000
33 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
34 1 1 1 60,000 60,000 1 2 75,000 150,000 210,000 210,000
35 1.5 1 2 60,000 120,000 1 1 75,000 75,000 195,000 130,000
36 0.5 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 270,000
37 1.5 1 2 60,000 120,000 1 1 75,000 75,000 195,000 130,000
38 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
39 2 1 5 60,000 300,000 0 1 75,000 75,000 375,000 187,500
40 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
41 1.5 1 2 60,000 120,000 1 1 75,000 75,000 195,000 130,000
42 1 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 135,000
43 2 1 5 60,000 300,000 1 1 75,000 75,000 375,000 187,500
44 0.5 1 1 60,000 60,000 1 1 75,000 75,000 135,000 270,000
94

Lampiran 13. Lanjutan


45 1 1 1 60,000 60,000 1 2 75,000 150,000 210,000 210,000
46 0.5 1 1 60,000 60,000 0 0 75,000 0 60,000 120,000
47 1 1 1 60,000 60,000 0 0 75,000 0 60,000 60,000
Jumlah 50 47.00 77.00 2,820,000.00 4,620,000.00 37.00 44.00 3,525,000.00 3,300,000.00 7,920,000.00 8,235,000.00
Rata-
rata
1.1 1.00 1.64 60,000.00 98,297.87 0.79 0.94 75,000.00 70,212.77 168,510.64 175,212.77
Rata-
rata/Ha
0.94 1.54 56,400.00 92,400.00 0.74 0.88 70,500.00 66,000.00 158,400.00 164,700.00
95

Lampiran 14. Rincian biaya penggunaan karung pada usahatani padi


sawah di daerah penelitian tahun 2021.
Total biaya Total biaya
Luas Harga
No Produksi Jumlah Pembelian Pembelian
Lahan Karung
Sampel (Kg) Karung Karung Karung
(Ha) (Rp/Karung)
(Rp/MT) (Rp/ha/MT)
1 0.5 2,150 43 2,500 107,500 215,000
2 1.5 6,000 120 2,500 300,000 200,000
3 2 8,200 164 2,500 410,000 205,000
4 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
5 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
6 1 4,550 91 2,500 227,500 227,500
7 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
8 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
9 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
10 1.5 6,000 120 2,500 300,000 200,000
11 0.5 2,150 43 2,500 107,500 215,000
12 1 4,600 92 2,500 230,000 230,000
13 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
14 1.5 6,000 120 2,500 300,000 200,000
15 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
16 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
17 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
18 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
19 1 4,550 91 2,500 227,500 227,500
20 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
21 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
22 1.5 6,000 120 2,500 300,000 200,000
23 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
24 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
25 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
26 1 4,550 91 2,500 227,500 227,500
27 2 8,050 161 2,500 402,500 201,250
28 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
29 2 8,100 162 2,500 405,000 202,500
30 1.5 6,000 120 2,500 300,000 200,000
31 1.5 6,000 120 2,500 300,000 200,000
32 1.5 6,000 120 2,500 300,000 200,000
33 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
34 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
35 1.5 6,050 121 2,500 302,500 201,667
96

Lampiran 14. Lanjutan


36 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
37 1.5 6,000 120 2,500 300,000 200,000
38 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
39 2 8,100 162 2,500 405,000 202,500
40 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
41 1.5 6,000 120 2,500 300,000 200,000
42 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
43 2 8,050 161 2,500 402,500 201,250
44 0.5 2,100 42 2,500 105,000 210,000
45 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
46 0.5 2,150 43 2,500 107,500 215,000
47 1 4,500 90 2,500 225,000 225,000
Jumlah 50 211,350.00 4,227.00 117,500.00 10,567,500.00 10,031,666.67
Rata-
rata
1.1 4,496.81 89.94 2,500.00 224,840.43 213,439.72
Rata-
rata/Ha
4,227.00 84.54 2,350.00 211,350.00 200,633.33
97

Lampiran 15. Rincian total biaya tetap dan biaya tidak tetap pada
usahatani padi sawah di daerah penelitian tahun 2021.

Luas Biaya Tetap


Total Biaya
No Sampel Lahan Biaya Penyusutan Alat Biaya Sewa Tetap
(Ha) (Rp/MT) Lahan (Rp/MT)
1 0.5 117,900 1,500,000 1,617,900
2 1.5 126,000 4,500,000 4,626,000
3 2 108,000 6,000,000 6,108,000
4 0.5 129,600 1,500,000 1,629,600
5 1 124,200 3,000,000 3,124,200
6 1 130,500 3,000,000 3,130,500
7 0.5 125,100 1,500,000 1,625,100
8 1 121,500 3,000,000 3,121,500
9 0.5 117,000 1,500,000 1,617,000
10 1.5 118,800 4,500,000 4,618,800
11 0.5 135,900 1,500,000 1,635,900
12 1 114,300 3,000,000 3,114,300
13 0.5 136,800 1,500,000 1,636,800
14 1.5 94,500 4,500,000 4,594,500
15 1 111,600 3,000,000 3,111,600
16 0.5 125,100 1,500,000 1,625,100
17 1 144,000 3,000,000 3,144,000
18 0.5 120,600 1,500,000 1,620,600
19 1 102,600 3,000,000 3,102,600
20 1 116,100 3,000,000 3,116,100
21 0.5 120,600 1,500,000 1,620,600
22 1.5 113,400 4,500,000 4,613,400
23 0.5 124,200 1,500,000 1,624,200
24 1 117,900 3,000,000 3,117,900
25 1 114,300 3,000,000 3,114,300
26 1 107,100 3,000,000 3,107,100
27 2 124,200 6,000,000 6,124,200
28 0.5 136,800 1,500,000 1,636,800
29 2 119,700 6,000,000 6,119,700
30 1.5 189,000 4,500,000 4,689,000
31 1.5 107,100 4,500,000 4,607,100
32 1.5 199,800 4,500,000 4,699,800
33 1 175,500 3,000,000 3,175,500
34 1 108,900 3,000,000 3,108,900
35 1.5 115,200 4,500,000 4,615,200
98

Lampiran 15. Lanjutan


36 0.5 134,100 1,500,000 1,634,100
37 1.5 135,000 4,500,000 4,635,000
38 1 133,200 3,000,000 3,133,200
39 2 177,300 6,000,000 6,177,300
40 1 162,900 3,000,000 3,162,900
41 1.5 205,200 4,500,000 4,705,200
42 1 136,800 3,000,000 3,136,800
43 2 112,500 6,000,000 6,112,500
44 0.5 109,800 1,500,000 1,609,800
45 1 127,800 3,000,000 3,127,800
46 0.5 173,700 1,500,000 1,673,700
47 1 210,600 3,000,000 3,210,600
Jumlah 50 6,212,700.00 150,000,000.00 156,212,700.00
Rata-rata/ha 1.1 132,185.11 3,191,489.36 3,323,674.47
Rata-rata/Ha 124,254.00 3,000,000.00 3,124,254.00
99

Lampiran 15. Lanjutan


Biaya Tidak Tetap
No Biaya Biaya Pasca Biaya
Sampel Biaya Panen Biaya Benih
Pupuk Panen TKLK
(Rp/MT) (Rp/MT)
(Rp/MT) (Rp/MT) (Rp/MT)
1 380,000 1,505,000 400,000 120,000 490,000
2 1,657,500 4,200,000 850,000 350,000 2,740,000
3 2,210,000 5,740,000 850,000 500,000 3,900,000
4 352,500 1,470,000 750,000 130,000 540,000
5 705,000 3,150,000 850,000 212,500 1,170,000
6 1,105,000 3,185,000 750,000 250,000 1,170,000
7 380,000 1,470,000 400,000 120,000 490,000
8 1,105,000 3,150,000 750,000 250,000 1,530,000
9 352,500 1,470,000 850,000 130,000 680,000
10 1,657,500 4,200,000 850,000 350,000 3,620,000
11 380,000 1,505,000 500,000 110,500 540,000
12 1,105,000 3,220,000 850,000 270,000 1,300,000
13 180,000 1,470,000 750,000 130,000 480,000
14 1,657,500 4,200,000 850,000 400,000 2,210,000
15 1,105,000 3,150,000 850,000 270,000 1,100,000
16 180,000 1,470,000 750,000 102,000 490,000
17 705,000 3,150,000 850,000 250,000 1,350,000
18 552,500 1,470,000 400,000 140,000 590,000
19 760,000 3,185,000 850,000 270,000 1,570,000
20 1,105,000 3,150,000 850,000 260,000 1,300,000
21 352,500 1,470,000 500,000 120,000 480,000
22 1,657,500 4,200,000 850,000 400,000 2,840,000
23 380,000 1,470,000 400,000 130,000 540,000
24 360,000 3,150,000 850,000 250,000 1,150,000
25 1,105,000 3,150,000 850,000 250,000 1,400,000
26 760,000 3,185,000 850,000 250,000 1,270,000
27 2,325,000 5,635,000 850,000 500,000 4,100,000
28 180,000 1,470,000 400,000 140,000 480,000
29 2,210,000 5,670,000 850,000 500,000 3,430,000
30 1,140,000 4,200,000 850,000 370,000 2,610,000
31 1,057,500 4,200,000 850,000 350,000 2,610,000
32 1,657,500 4,200,000 850,000 370,000 2,490,000
33 760,000 3,150,000 850,000 212,500 1,350,000
34 360,000 3,150,000 850,000 250,000 1,200,000
35 1,657,500 4,235,000 850,000 350,000 2,480,000
100

Lampiran 15. Lanjutan


36 352,500 1,470,000 400,000 120,000 590,000
37 1,657,500 4,200,000 850,000 360,000 2,660,000
38 705,000 3,150,000 750,000 250,000 1,100,000
39 2,210,000 5,670,000 850,000 500,000 3,980,000
40 1,105,000 3,150,000 850,000 260,000 1,150,000
41 1,357,500 4,200,000 850,000 370,000 2,430,000
42 1,105,000 3,150,000 750,000 270,000 1,050,000
43 2,210,000 5,635,000 850,000 500,000 3,580,000
44 352,500 1,470,000 400,000 140,000 480,000
45 705,000 3,150,000 500,000 260,000 1,210,000
46 352,500 1,505,000 750,000 150,000 650,000
47 705,000 3,150,000 850,000 250,000 1,300,000
Jumlah 46,415,000.00 147,945,000.00 34,950,000.00 12,487,500.00 75,870,000.00
Rata-
rata
987,553.19 3,147,765.96 743,617.02 265,691.49 1,614,255.32
Rata-
rata/Ha
928,300.00 2,958,900.00 699,000.00 249,750.00 1,517,400.00
101

Lampiran 15. Lanjutan


Biaya Tidak Tetap
Biaya Total
No Biaya Biaya Biaya Total Biaya
Pembelian Biaya
Sampel TKDK Obat Traktor (Rp/Ha/MT)
Karung (Rp/MT)
(Rp/MT) (Rp/MT) (Rp/MT)
(Rp/MT)
1 410,000 135,000 107,500 140,000 5,305,400 10,610,800
2 610,000 120,000 300,000 420,000 15,873,500 10,582,333
3 1,090,000 375,000 410,000 560,000 21,743,000 10,871,500
4 340,000 135,000 105,000 140,000 5,592,100 11,184,200
5 440,000 135,000 225,000 280,000 10,291,700 10,291,700
6 440,000 135,000 227,500 280,000 10,673,000 10,673,000
7 340,000 60,000 105,000 140,000 5,130,100 10,260,200
8 460,000 135,000 225,000 280,000 11,006,500 11,006,500
9 410,000 60,000 105,000 140,000 5,814,500 11,629,000
10 720,000 120,000 300,000 420,000 16,856,300 11,237,533
11 340,000 135,000 107,500 140,000 5,393,900 10,787,800
12 510,000 135,000 230,000 280,000 11,014,300 11,014,300
13 290,000 135,000 105,000 140,000 5,316,800 10,633,600
14 710,000 195,000 300,000 420,000 15,537,000 10,358,000
15 440,000 135,000 225,000 280,000 10,666,600 10,666,600
16 340,000 210,000 105,000 140,000 5,412,100 10,824,200
17 440,000 210,000 225,000 280,000 10,604,000 10,604,000
18 410,000 135,000 105,000 140,000 5,563,100 11,126,200
19 440,000 60,000 227,500 280,000 10,745,100 10,745,100
20 440,000 135,000 225,000 280,000 10,861,100 10,861,100
21 410,000 135,000 105,000 140,000 5,333,100 10,666,200
22 820,000 195,000 300,000 420,000 16,295,900 10,863,933
23 340,000 135,000 105,000 140,000 5,264,200 10,528,400
24 650,000 135,000 225,000 280,000 10,167,900 10,167,900
25 490,000 135,000 225,000 280,000 10,999,300 10,999,300
26 450,000 135,000 227,500 280,000 10,514,600 10,514,600
27 1,000,000 300,000 402,500 560,000 21,796,700 10,898,350
28 340,000 210,000 105,000 140,000 5,101,800 10,203,600
29 1,020,000 375,000 405,000 560,000 21,139,700 10,569,850
30 590,000 195,000 300,000 420,000 15,364,000 10,242,667
31 830,000 195,000 300,000 420,000 15,419,600 10,279,733
32 710,000 195,000 300,000 420,000 15,892,300 10,594,867
33 340,000 135,000 225,000 280,000 10,478,000 10,478,000
34 340,000 210,000 225,000 280,000 9,973,900 9,973,900
35 690,000 195,000 302,500 420,000 15,795,200 10,530,133
102

Lampiran 15. Lanjutan


36 340,000 135,000 105,000 140,000 5,286,600 10,573,200
37 810,000 195,000 300,000 420,000 16,087,500 10,725,000
38 340,000 135,000 225,000 280,000 10,068,200 10,068,200
39 1,150,000 375,000 405,000 560,000 21,877,300 10,938,650
40 510,000 135,000 225,000 280,000 10,827,900 10,827,900
41 590,000 195,000 300,000 420,000 15,417,700 10,278,467
42 440,000 135,000 225,000 280,000 10,541,800 10,541,800
43 1,000,000 375,000 402,500 560,000 21,225,000 10,612,500
44 340,000 135,000 105,000 140,000 5,172,300 10,344,600
45 340,000 210,000 225,000 280,000 10,007,800 10,007,800
46 340,000 60,000 107,500 140,000 5,728,700 11,457,400
47 410,000 60,000 225,000 280,000 10,440,600 10,440,600
Jumlah 25,250,000 7,920,000 10,567,500 14,000,000 531,617,700 500,295,216.67
Rata-
537,234.04 168,510.64 224,840.43 297,872.34 11,311,014.89 10,644,579.08
rata
Rata-
505,000.00 158,400.00 211,350.00 280,000.00 10,632,354.00 10,005,904.33
rata/Ha
103

Lampiran 16. Rincian Penerimaan petani sampel pada usahatani padi


sawah di daerah penelitian tahun 2021.
Total Total
No Luas Lahan Produksi Harga
Penerimaan Penerimaan
Sample (ha) (Kg) (Rp/Kg)
(Rp/MT) (Rp/Ha/MT)
1 0.5 2,150 3,500 7,525,000 15,050,000
2 1.5 6,000 3,500 21,000,000 14,000,000
3 2 8,200 3,500 28,700,000 14,350,000
4 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
5 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
6 1 4,550 3,500 15,925,000 15,925,000
7 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
8 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
9 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
10 1.5 6,000 3,500 21,000,000 14,000,000
11 0.5 2,150 3,500 7,525,000 15,050,000
12 1 4,600 3,500 16,100,000 16,100,000
13 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
14 1.5 6,000 3,500 21,000,000 14,000,000
15 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
16 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
17 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
18 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
19 1 4,550 3,500 15,925,000 15,925,000
20 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
21 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
22 1.5 6,000 3,500 21,000,000 14,000,000
23 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
24 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
25 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
26 1 4,550 3,500 15,925,000 15,925,000
27 2 8,050 3,500 28,175,000 14,087,500
28 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
29 2 8,100 3,500 28,350,000 14,175,000
30 1.5 6,000 3,500 21,000,000 14,000,000
31 1.5 6,000 3,500 21,000,000 14,000,000
32 1.5 6,000 3,500 21,000,000 14,000,000
33 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
34 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
35 1.5 6,050 3,500 21,175,000 14,116,667
104

Lampiran 16. Lanjutan


36 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
37 1.5 6,000 3,500 21,000,000 14,000,000
38 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
39 2 8,100 3,500 28,350,000 14,175,000
40 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
41 1.5 6,000 3,500 21,000,000 14,000,000
42 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
43 2 8,050 3,500 28,175,000 14,087,500
44 0.5 2,100 3,500 7,350,000 14,700,000
45 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
46 0.5 2,150 3,500 7,525,000 15,050,000
47 1 4,500 3,500 15,750,000 15,750,000
Jumlah 50 211,350.00 164,500.00 739,725,000.00 702,216,666.67
Rata-
rata 1.1 4,496.81 3,500.00 15,738,829.79 14,940,780.14
Rata-
rata/Ha
4,227.00 3,290.00 14,794,500.00 14,044,333.33
105

Lampiran 17. Rincian pendapatan petani sampel pada usahatani padi


sawah di daerah penelitian tahun 2021.
Luas Total
Nomor Total Biaya Pendapatan Pendapatan
Lahan Penerimaan
Sampel (Rp/MT) (Rp/MT) (Rp/Ha/MT)
(Ha) (Rp/MT)
1 0.5 7,525,000 5,305,400 2,219,600 4,439,200
2 1.5 21,000,000 15,873,500 5,126,500 3,417,667
3 2 28,700,000 21,743,000 6,957,000 3,478,500
4 0.5 7,350,000 5,592,100 1,757,900 3,515,800
5 1 15,750,000 10,291,700 5,458,300 5,458,300
6 1 15,925,000 10,673,000 5,252,000 5,252,000
7 0.5 7,350,000 5,130,100 2,219,900 4,439,800
8 1 15,750,000 11,006,500 4,743,500 4,743,500
9 0.5 7,350,000 5,814,500 1,535,500 3,071,000
10 1.5 21,000,000 16,856,300 4,143,700 2,762,467
11 0.5 7,525,000 5,393,900 2,131,100 4,262,200
12 1 16,100,000 11,014,300 5,085,700 5,085,700
13 0.5 7,350,000 5,316,800 2,033,200 4,066,400
14 1.5 21,000,000 15,537,000 5,463,000 3,642,000
15 1 15,750,000 10,666,600 5,083,400 5,083,400
16 0.5 7,350,000 5,412,100 1,937,900 3,875,800
17 1 15,750,000 10,604,000 5,146,000 5,146,000
18 0.5 7,350,000 5,563,100 1,786,900 3,573,800
19 1 15,925,000 10,745,100 5,179,900 5,179,900
20 1 15,750,000 10,861,100 4,888,900 4,888,900
21 0.5 7,350,000 5,333,100 2,016,900 4,033,800
22 1.5 21,000,000 16,295,900 4,704,100 3,136,067
23 0.5 7,350,000 5,264,200 2,085,800 4,171,600
24 1 15,750,000 10,167,900 5,582,100 5,582,100
25 1 15,750,000 10,999,300 4,750,700 4,750,700
26 1 15,925,000 10,514,600 5,410,400 5,410,400
27 2 28,175,000 21,796,700 6,378,300 3,189,150
28 0.5 7,350,000 5,101,800 2,248,200 4,496,400
29 2 28,350,000 21,139,700 7,210,300 3,605,150
30 1.5 21,000,000 15,364,000 5,636,000 3,757,333
31 1.5 21,000,000 15,419,600 5,580,400 3,720,267
32 1.5 21,000,000 15,892,300 5,107,700 3,405,133
33 1 15,750,000 10,478,000 5,272,000 5,272,000
34 1 15,750,000 9,973,900 5,776,100 5,776,100
35 1.5 21,175,000 15,795,200 5,379,800 3,586,533
106

Lampiran 17. Lanjutan


36 0.5 7,350,000 5,286,600 2,063,400 4,126,800
37 1.5 21,000,000 16,087,500 4,912,500 3,275,000
38 1 15,750,000 10,068,200 5,681,800 5,681,800
39 2 28,350,000 21,877,300 6,472,700 3,236,350
40 1 15,750,000 10,827,900 4,922,100 4,922,100
41 1.5 21,000,000 15,417,700 5,582,300 3,721,533
42 1 15,750,000 10,541,800 5,208,200 5,208,200
43 2 28,175,000 21,225,000 6,950,000 3,475,000
44 0.5 7,350,000 5,172,300 2,177,700 4,355,400
45 1 15,750,000 10,007,800 5,742,200 5,742,200
46 0.5 7,525,000 5,728,700 1,796,300 3,592,600
47 1 15,750,000 10,440,600 5,309,400 5,309,400
Jumlah 50 739,725,000 531,617,700 208,107,300 201,921,450
Rata-rata 1.1 15,738,829.79 11,311,014.89 4,427,814.89 4,296,201.06
Rata-
rata/Ha
14,794,500 10,632,354 4,162,146 4,038,429
107

Lampiran 18. Rincian keuntungan petani sampel pada usahatani padi


sawah di daerah penelitian tahun 2021.

Total
Nomor Luas Lahan Total Biaya Total Keuntungan Total Keuntungan
Penerimaan
Sampel (Ha) (Rp/MT) (Rp/MT) (Rp/ha/MT)
(Rp/MT)
1 0.5 7,525,000 5,305,400 2,219,600 4,439,200
2 1.5 21,000,000 15,873,500 5,126,500 3,417,667
3 2 28,700,000 21,743,000 6,957,000 3,478,500
4 0.5 7,350,000 5,592,100 1,757,900 3,515,800
5 1 15,750,000 10,291,700 5,458,300 5,458,300
6 1 15,925,000 10,673,000 5,252,000 5,252,000
7 0.5 7,350,000 5,130,100 2,219,900 4,439,800
8 1 15,750,000 11,006,500 4,743,500 4,743,500
9 0.5 7,350,000 5,814,500 1,535,500 3,071,000
10 1.5 21,000,000 16,856,300 4,143,700 2,762,467
11 0.5 7,525,000 5,393,900 2,131,100 4,262,200
12 1 16,100,000 11,014,300 5,085,700 5,085,700
13 0.5 7,350,000 5,316,800 2,033,200 4,066,400
14 1.5 21,000,000 15,537,000 5,463,000 3,642,000
15 1 15,750,000 10,666,600 5,083,400 5,083,400
16 0.5 7,350,000 5,412,100 1,937,900 3,875,800
17 1 15,750,000 10,604,000 5,146,000 5,146,000
18 0.5 7,350,000 5,563,100 1,786,900 3,573,800
19 1 15,925,000 10,745,100 5,179,900 5,179,900
20 1 15,750,000 10,861,100 4,888,900 4,888,900
21 0.5 7,350,000 5,333,100 2,016,900 4,033,800
22 1.5 21,000,000 16,295,900 4,704,100 3,136,067
23 0.5 7,350,000 5,264,200 2,085,800 4,171,600
24 1 15,750,000 10,167,900 5,582,100 5,582,100
25 1 15,750,000 10,999,300 4,750,700 4,750,700
26 1 15,925,000 10,514,600 5,410,400 5,410,400
27 2 28,175,000 21,796,700 6,378,300 3,189,150
28 0.5 7,350,000 5,101,800 2,248,200 4,496,400
29 2 28,350,000 21,139,700 7,210,300 3,605,150
30 1.5 21,000,000 15,364,000 5,636,000 3,757,333
31 1.5 21,000,000 15,419,600 5,580,400 3,720,267
32 1.5 21,000,000 15,892,300 5,107,700 3,405,133
33 1 15,750,000 10,478,000 5,272,000 5,272,000
34 1 15,750,000 9,973,900 5,776,100 5,776,100
35 1.5 21,175,000 15,795,200 5,379,800 3,586,533
108

Lampiran 18. Lanjutan


36 0.5 7,350,000 5,286,600 2,063,400 4,126,800
37 1.5 21,000,000 16,087,500 4,912,500 3,275,000
38 1 15,750,000 10,068,200 5,681,800 5,681,800
39 2 28,350,000 21,877,300 6,472,700 3,236,350
40 1 15,750,000 10,827,900 4,922,100 4,922,100
41 1.5 21,000,000 15,417,700 5,582,300 3,721,533
42 1 15,750,000 10,541,800 5,208,200 5,208,200
43 2 28,175,000 21,225,000 6,950,000 3,475,000
44 0.5 7,350,000 5,172,300 2,177,700 4,355,400
45 1 15,750,000 10,007,800 5,742,200 5,742,200
46 0.5 7,525,000 5,728,700 1,796,300 3,592,600
47 1 15,750,000 10,440,600 5,309,400 5,309,400
Jumlah 50 739,725,000 531,617,700 208,107,300 201,921,450
Rata-rata 1.1 15,738,830 11,311,015 4,427,815 4,296,201
Rata-
14,794,500 10,632,354 4,162,146 4,038,429
rata/Ha
109

Lampiran 19. Analisis Break Event Point (BEP) pada usahatani padi sawah
di daerah penelitian tahun 2021.

A. BEP Penerimaan (Rp)


BEP Penerimaan (Rp) = =

=
= Rp 6.350.100
B. BEP Produksi (Kg)

BEP Produksi (Kg) = =

= 1.916 kg

C. BEP Harga
BEP Harga (Rp) = =
= Rp 2.649

Anda mungkin juga menyukai