Artikel PKWN
Artikel PKWN
OLEH :
Fachry Ramadhan
NIM : 181910101082
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 48
A. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, baik besar
maupun kecil. Keadaan geografis ini menyebabkan terjadinya heterogenitas masyarakat yang
hidup menyebar di pulau yang ada. Heterogenitas masyarakat Indonesia secara horizontal,
dapat dilihat dari keanekaragaman suku bangsa dengan nilai serta adat istiadat yang
dikandungnya. Sedang heterogenitas atau kemajemukan masyarakat secara vertikal nampak
pada adanya kelas-kelas / lapisan-lapisan di masyarakat. Dengan heterogenitas masyarakat
tersebut perlu adanya suatu undang - undang yang mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara secara menyeluruh. Dalam hal ini untuk menjamin hak-hak individu atau masyarakat
dalam keberagaman tersebut.
Aturan hukum tertinggi dalam sebuah negara adalah konstitusi atau UUD. Konstitusi
berkembang dari paham konstitusionalisme yang artinya pembatasan kekuasaan. Karena itu,
konstitusi didalamnya mengatur mengenai pembatasan kekuasaan. Caranya bisa melalui
pembagian wewenang dan kekuasan dalam menjalankan pemerintahan. Karena itu pula,
konstitusi menjadi sangat penting untuk menjamin hak-hak asasi warga negara sehingga tidak
terjadi perlakuan yang sewenang-wenang dari pemerintah yang kekuasaannya dibatasi. Selain
itu, didalam negara hukum terdapat aturan-aturan hukum sebagai penjabaran UUD yang
melindungi hak warga negara. Salah satu hak individu yang harus dilindungi adalah hak setiap
individu untuk mengeluarkan pendapat, baik secara lisan maupun tertulis. Jaminan hak
mengeluarkan pendapat merupakan manisfestasi kehidupan demokrasi.
B. Demokrasi di Indonesia
Akhir milenium kedua ditandai dengan perubahan besar di Indonesia. Rejim Orde Baru
yang telah berkuasa selama 32 tahun yang dipimpin oleh Soeharto akhirnya tumbang.
Demokrasi Pancasila versi Orde Baru mulai digantikan dengan demokrasi dalam arti
sesungguhnya. Hanya saja tidak mudah mewujudkan hal ini, karena setelah Soeharto tumbang
tidak ada kekuatan yang mampu mengarahkan perubahan secara damai, bertahap dan progresif.
Yang ada justru muncul berbagai konflik serta terjadi perubahan genetika sosial masyarakat
Indonesia. Hal ini tak lepas dari pengaruh krisis moneter yang menjalar kepada krisis keuangan
sehingga pengaruh depresiasi rupiah berpengaruh signifikan terhadap kehidupan ekonomi
rakyat Indonesia. Inflasi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sangat
berpengaruh kepada kualitas kehidupan masyarakat. Rakyat Indonesia sebagian besar masuk
ke dalam sebuah era demokrasi sesungguhnya dimana pada saat yang sama tingkat kehidupan
ekonomi mereka justru tidak lebih baik dibandingkan ketika masa Orde Baru.
Indonesia setidaknya telah melalui empat masa demokrasi dengan berbagai versi.
Pertama adalah demokrasi liberal dimasa kemerdekaan. Kedua adalah demokrasi terpimpin,
ketika Presiden Soekarno membubarkan konstituante dan mendeklarasikan demokrasi
terpimpin. Ketiga adalah demokrasi Pancasila yang dimulai sejak pemerintahan Presiden
Soeharto. Keempat adalah demokrasi yang saat ini masih dalam masa transisi. Kelebihan dan
kekurangan pada masing-masing masa demokrasi tersebut pada dasarnya bisa memberikan
pelajaran berharga bagi kita. Demokrasi liberal ternyata pada saat itu belum bisa memberikan
perubahan yang berarti bagi Indonesia.
Sistem pemerintahan Indonesia pada masa orde lama yaitu periode pemerintahan
Presiden Soekarno pada tahun 1945 sampai tahun 1968. Pada orde ini, sistem pemerintahan
Indonesia mengalami beberapa peralihan. Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan
presidensial, parlementer, demokrasi liberal dan sistem pemerintantahan demokrasi terpimpim.
Pada masa pemerintahan pasca kemerdekaan (1945-1950) ini, terjadi perubahan sistem
pemerintahan dari parlementer menjadi presidensil. Dimana dalam sistem pemerintahan
presidensil, memiliki fungsi ganda yakni sebgai badan eksekutif dan merangkap sebagai badan
legislatif. Dasar hukum pelaksanaan demokrasi ini ditetapkan dalam sidang umum ke-3 MPRS
tahun 1965, dengan ketetapan MPRS No.VIII/MPRS/1965. Pada kekuasaan presidensil ini,
kekuasaan presiden menjadi tidak terbatas, maka terjadilah penyimpangan-penyimpangan
dalam pengambilan keputusan di pemerintahan Indonesia.
Di masa Orde Baru yang paling dikenal ialah penuh dengan kediktatoran dari
pemerintahan. Pemerintahan masa itu kebanyakan melakukan kebohongan- kebohongan
publik untuk menutupi kelemahan dan kegagalan mereka. Pemerintah juga menghalalkan
berbagai cara untuk mempertahAnkan kekuasaan mereka. Mulai dari pemenjaraan para musuh
mereka sampai penghilangan nyawa pada siapa saja yang menentang kebijakan pemerintah.
Banyak terjadi KKN dimana-mana, pelanggaran HAM dilegalkan, dan pembekuan demokrasi
impian rakyat.
Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan negara yang
diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, atau sebagai koreksi
terhadap penyelewengan-penyelewengan yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin atau
orde lama. Namun tujuan untuk memperbaiki tatanan pada masa lalu dan kembali pada
Pancasila dan UUD 1945 hanya retorika semata agar penguasa baru saat itu Soeharto mendapat
dukungan dari rakyat.
Satu-satunya masa pemerintahan yang dalam sejarah Indonesia paling lama memimpin
Indonesia ialah Orde Baru, yang memimpin Indonesia kurang lebih 32 tahun. Pemerintahan
selama itu tentunya ada hal positif serta negatifnya. Dalam kurun waktu lama itu Orde Baru
lebih banyak mencatatkan sejarah buruk dalam perjalanan Indonesia merdeka. Dari kasus KKN
yang terjadi dimana-mana serta melibatkan orang-orang terdekat penguasa. Pelanggaran HAM
dilakukan tanpa ada tindakan tegas dari pemerintah untuk mengusut bahkan terkesan
membiarkan hal tersebut terjadi berulag-ulang. Demokrasi yang di idam-idamkan rakyat
ditutup dengan rapat, diganti demokrasi terpusat yang dictator.
F. Penyimpangan Pada Masa Reformasi
Masa Reformasi di Indonesia dimulai pada runtuhnya rezim Orde Baru yaitu sejak
tanggal 21 Mei 1998. Presiden pertama pada era reformasi adalah B.J. Habibie, presiden ke-3
RI. Masa Reformasi terus berlangsung hingga sekarang.
Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat. Sering
kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika
menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu
diperagakan di depan kamera. itulah yang di sebut kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan
berekspresi dan berpendapat benar-benar di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR
itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya
dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang
ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur. Dan biasanya keputusan yang diambil dewan
perwakilan hanya menguntungkan bagi beberapa pihak saja dan tidak berpihak pada rakyat.
Daftar Rujukan