Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL PENYIMPANGAN DEMOKRASI PANCASILA

OLEH :
Fachry Ramadhan
NIM : 181910101082
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 48
A. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, baik besar
maupun kecil. Keadaan geografis ini menyebabkan terjadinya heterogenitas masyarakat yang
hidup menyebar di pulau yang ada. Heterogenitas masyarakat Indonesia secara horizontal,
dapat dilihat dari keanekaragaman suku bangsa dengan nilai serta adat istiadat yang
dikandungnya. Sedang heterogenitas atau kemajemukan masyarakat secara vertikal nampak
pada adanya kelas-kelas / lapisan-lapisan di masyarakat. Dengan heterogenitas masyarakat
tersebut perlu adanya suatu undang - undang yang mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara secara menyeluruh. Dalam hal ini untuk menjamin hak-hak individu atau masyarakat
dalam keberagaman tersebut.

Penempatan UUD sebagai peraturan tertinggi dalam kehidupan bernegara merupakan


pencerminan pelaksanaan negara hukum atau rechastaat atau disebut pula sebagai rule of law.
Unsur klasik rechsstaat yang pada umumnya dimuat dalam UUD meliputi hak-hak manusia,
pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak, pemerintahan berdasarkan
peraturan-peraturan, dan peradilan administrasi dalam perselisihan (Stahl dalam Budiardjo,
1986:57). Sedang unsur rule of law yang hampir sama posisinya dengan rechstaats meliputi
supremasi aturan-aturan hukum, kedudukan yang sama menghadapi hukum, dan terjaminnya
hak – hak manusia oleh undang-undang (Dicey dalam Budiarjo, 1986:58). Unsur-unsur
tersebut menegaskan bahwa konsep rechstaat dan rule of law mengarahkan pada sasaran yang
utama, yakni pengakuan perlindungan terhadap hak asasi manusia (Huda, 2005:73-74).
Perlindungan dimaksudkan dijamin dalam aturan hukum. Ketentuan hukum menjadi acuan
dalam berbagai kehidupan bernegara. Konsep inilah yang disebut dengan negara hukum,
artinya dalam penyelenggaraan negara dilakukan berdasarkan aturan hukum dengan isi
menjunjung tinggi hukum.

Aturan hukum tertinggi dalam sebuah negara adalah konstitusi atau UUD. Konstitusi
berkembang dari paham konstitusionalisme yang artinya pembatasan kekuasaan. Karena itu,
konstitusi didalamnya mengatur mengenai pembatasan kekuasaan. Caranya bisa melalui
pembagian wewenang dan kekuasan dalam menjalankan pemerintahan. Karena itu pula,
konstitusi menjadi sangat penting untuk menjamin hak-hak asasi warga negara sehingga tidak
terjadi perlakuan yang sewenang-wenang dari pemerintah yang kekuasaannya dibatasi. Selain
itu, didalam negara hukum terdapat aturan-aturan hukum sebagai penjabaran UUD yang
melindungi hak warga negara. Salah satu hak individu yang harus dilindungi adalah hak setiap
individu untuk mengeluarkan pendapat, baik secara lisan maupun tertulis. Jaminan hak
mengeluarkan pendapat merupakan manisfestasi kehidupan demokrasi.

Demokrasi merupakan sistem pemerintahan dengan mengedepankan kedaulatan rakyat.


Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
“demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein” atau “cratos” yang
berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos
(demokrasi) adalah keadaan negara dengan sistem pemerintahannya mengakui kedaulatan
berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat berkuasa,
pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat (Rosyada, dkk., 2003:110). Demokrasi sebagai
kekuasaan pokoknya diakui dan berasal dari rakyat, dan karena itu rakyatlah yang sebenarnya
menentukan dan memberi arah serta yang sesungguhnya menyelenggarakan kehidupan
kenegaraan (Ashidiqqie, 2008:335).

B. Demokrasi di Indonesia

Semenjak kemerdekaan 17 agustus 1945, Undang Undang Dasar 1945 memberikan


penggambaran bahwa Indonesia adalah negara demokrasi.Dalam mekanisme
kepemimpinannya Presiden harus bertanggung jawab kepada MPR dimana MPR adalah
sebuah badan yang dipilih dari Rakyat. Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah
pemegang kepemimpinan negara melalui mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu.
Indonesia sempat mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama
kalinya diselenggarakan pemilu bebas di indonesia, sampai kemudian Presiden Soekarno
menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem pemerintahan. Setelah mengalami
masa Demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi semu yang diciptakan untuk melanggengkan
kekuasaan Soeharto, Indonesia kembali masuk kedalam alam demokrasi pada tahun 1998
ketika pemerintahan junta militer Soeharto tumbang. Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia
terselenggara pada tahun 2004.

Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di


kawasan Asia, berkat keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi.
Menurut Ketua Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan
Indonesia dalam bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia
yang hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan besi’. Indonesia
juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring dengan
upaya pembangunan ekonomi.
Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi yang tidak banyak disadari
itu, membuat pihak luar termasuk Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC), membuka
mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar
biasa. Prestasi tersebut juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya
suatu era baru di Asia yang demokratis dan makmur.

C. Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Akhir milenium kedua ditandai dengan perubahan besar di Indonesia. Rejim Orde Baru
yang telah berkuasa selama 32 tahun yang dipimpin oleh Soeharto akhirnya tumbang.
Demokrasi Pancasila versi Orde Baru mulai digantikan dengan demokrasi dalam arti
sesungguhnya. Hanya saja tidak mudah mewujudkan hal ini, karena setelah Soeharto tumbang
tidak ada kekuatan yang mampu mengarahkan perubahan secara damai, bertahap dan progresif.
Yang ada justru muncul berbagai konflik serta terjadi perubahan genetika sosial masyarakat
Indonesia. Hal ini tak lepas dari pengaruh krisis moneter yang menjalar kepada krisis keuangan
sehingga pengaruh depresiasi rupiah berpengaruh signifikan terhadap kehidupan ekonomi
rakyat Indonesia. Inflasi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sangat
berpengaruh kepada kualitas kehidupan masyarakat. Rakyat Indonesia sebagian besar masuk
ke dalam sebuah era demokrasi sesungguhnya dimana pada saat yang sama tingkat kehidupan
ekonomi mereka justru tidak lebih baik dibandingkan ketika masa Orde Baru.

Indonesia setidaknya telah melalui empat masa demokrasi dengan berbagai versi.
Pertama adalah demokrasi liberal dimasa kemerdekaan. Kedua adalah demokrasi terpimpin,
ketika Presiden Soekarno membubarkan konstituante dan mendeklarasikan demokrasi
terpimpin. Ketiga adalah demokrasi Pancasila yang dimulai sejak pemerintahan Presiden
Soeharto. Keempat adalah demokrasi yang saat ini masih dalam masa transisi. Kelebihan dan
kekurangan pada masing-masing masa demokrasi tersebut pada dasarnya bisa memberikan
pelajaran berharga bagi kita. Demokrasi liberal ternyata pada saat itu belum bisa memberikan
perubahan yang berarti bagi Indonesia.

Namun demikian,berbagai kabinet yang jatuh-bangun pada masa itu telah


memperlihatkan berbagai ragam pribadi beserta pemikiran mereka yang cemerlang dalam
memimpin namun mudah dijatuhkan oleh parlemen dengan mosi tidak percaya. Sementara
demokrasi terpimpin yang dideklarasikan oleh Soekarno (setelah melihat terlalu lamanya
konstituante mengeluarkan undang-undang dasar baru) telah memperkuat posisi Soekarno
secara absolut. Di satu sisi, hal ini berdampak pada kewibawaan Indonesia di forum
Internasional yang diperlihatkan oleh berbagai manuver yang dilakukan Soekarno serta
munculnya Indonesia sebagai salah satu kekuatan militer yang patut diperhitungkan di Asia.
Namun pada sisi lain segi ekonomi rakyat kurang terperhatikan akibat berbagai kebijakan
politik pada masa itu. Lain pula dengan masa demokrasi Pancasila pada kepemimpinan
Soeharto. Stabilitas keamanan sangat dijaga sehingga terjadi pemasungan kebebasan berbicara.
Namun tingkat kehidupan ekonomi rakyat relatif baik. Hal ini juga tidak terlepas dari sistem
nilai tukar dan alokasi subsidi BBM sehingga harga-harga barang dan jasa berada pada titik
keterjangkauan masyarakat secara umum. Namun demikian penyakit korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) semakin parah menjangkiti pemerintahan.

Namun demikian, demokratisasi yang sedang berjalan di Indonesia memperlihatkan


beberapa kemajuan dibandingkan masa-masa sebelumnya. Pemilihan umum dengan diikuti
banyak partai adalah sebuah kemajuan yang harus dicatat. Disamping itu pemilihan presiden
secara langsung yang juga diikuti oleh pemilihan kepala daerah secara langsung adalah
kemajuan lain dalam tahapan demokratisasi di Indonesia. Diluar hal tersebut, kebebasan
mengeluarkan pendapat dan menyampaikan aspirasi di masyarakat juga semakin meningkat.
Para kaum tertindas mampu menyuarakan keluhan mereka di depan publik sehingga masalah-
masalah yang selama ini terpendam dapat diketahui oleh publik. Pemerintah pun sangat mudah
dikritik bila terlihat melakukan penyimpangan dan bisa diajukan ke pengadilan bila terbukti
melakukan kesalahan dalam mengambil suatu kebijakan publik. Jika diasumsikan bahwa
pemilihan langsung akan menghasilkan pemimpin yang mampu membawa masyarakat kepada
kehidupan yang lebih baik, maka seharusnya dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan
mengalami peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. Namun sayangnya hal ini belum
terjadi secara signifikan. Hal ini sebagai akibat masih terlalu kuatnya kelompok yang pro-KKN
maupun anti perbaikan.

D. Penyimpangan Pada Masa Orde Lama

Sistem pemerintahan Indonesia pada masa orde lama yaitu periode pemerintahan
Presiden Soekarno pada tahun 1945 sampai tahun 1968. Pada orde ini, sistem pemerintahan
Indonesia mengalami beberapa peralihan. Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan
presidensial, parlementer, demokrasi liberal dan sistem pemerintantahan demokrasi terpimpim.
Pada masa pemerintahan pasca kemerdekaan (1945-1950) ini, terjadi perubahan sistem
pemerintahan dari parlementer menjadi presidensil. Dimana dalam sistem pemerintahan
presidensil, memiliki fungsi ganda yakni sebgai badan eksekutif dan merangkap sebagai badan
legislatif. Dasar hukum pelaksanaan demokrasi ini ditetapkan dalam sidang umum ke-3 MPRS
tahun 1965, dengan ketetapan MPRS No.VIII/MPRS/1965. Pada kekuasaan presidensil ini,
kekuasaan presiden menjadi tidak terbatas, maka terjadilah penyimpangan-penyimpangan
dalam pengambilan keputusan di pemerintahan Indonesia.

E. Penyimpangan Pada Masa Orde Baru

Di masa Orde Baru yang paling dikenal ialah penuh dengan kediktatoran dari
pemerintahan. Pemerintahan masa itu kebanyakan melakukan kebohongan- kebohongan
publik untuk menutupi kelemahan dan kegagalan mereka. Pemerintah juga menghalalkan
berbagai cara untuk mempertahAnkan kekuasaan mereka. Mulai dari pemenjaraan para musuh
mereka sampai penghilangan nyawa pada siapa saja yang menentang kebijakan pemerintah.
Banyak terjadi KKN dimana-mana, pelanggaran HAM dilegalkan, dan pembekuan demokrasi
impian rakyat.

Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan negara yang
diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, atau sebagai koreksi
terhadap penyelewengan-penyelewengan yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin atau
orde lama. Namun tujuan untuk memperbaiki tatanan pada masa lalu dan kembali pada
Pancasila dan UUD 1945 hanya retorika semata agar penguasa baru saat itu Soeharto mendapat
dukungan dari rakyat.

Satu-satunya masa pemerintahan yang dalam sejarah Indonesia paling lama memimpin
Indonesia ialah Orde Baru, yang memimpin Indonesia kurang lebih 32 tahun. Pemerintahan
selama itu tentunya ada hal positif serta negatifnya. Dalam kurun waktu lama itu Orde Baru
lebih banyak mencatatkan sejarah buruk dalam perjalanan Indonesia merdeka. Dari kasus KKN
yang terjadi dimana-mana serta melibatkan orang-orang terdekat penguasa. Pelanggaran HAM
dilakukan tanpa ada tindakan tegas dari pemerintah untuk mengusut bahkan terkesan
membiarkan hal tersebut terjadi berulag-ulang. Demokrasi yang di idam-idamkan rakyat
ditutup dengan rapat, diganti demokrasi terpusat yang dictator.
F. Penyimpangan Pada Masa Reformasi
Masa Reformasi di Indonesia dimulai pada runtuhnya rezim Orde Baru yaitu sejak
tanggal 21 Mei 1998. Presiden pertama pada era reformasi adalah B.J. Habibie, presiden ke-3
RI. Masa Reformasi terus berlangsung hingga sekarang.
Ulah memalukan para wakil rakyat kita yang harusnya berjuang untuk rakyat. Sering
kali para wakil rakyat mempertontonkan perilaku yg mencemaskan rakyat ketika
menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu
diperagakan di depan kamera. itulah yang di sebut kedewasaan di dalam demokrasi,kebebasan
berekspresi dan berpendapat benar-benar di terapkan oleh anggotra DPR,karena memang DPR
itu adalah sebagai Wakil rakyat. itu jelas-jelas menyimpang dari amanat rakyat.sama halnya
dengan anggota DPR dan MPR yang rapat di senayan dalam pembentukan undang-undang
ataupun rapat tahunan selalu banyak yang tidur. Dan biasanya keputusan yang diambil dewan
perwakilan hanya menguntungkan bagi beberapa pihak saja dan tidak berpihak pada rakyat.

Daftar Rujukan

Demokrasi dan Problematikanya di Indonesia. M, H. Nihaya. 2011. 2, Makassar : UIN


Alauddin, 2011, Vol. 6.
Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan. 2016. Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta : Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia, 2016.
Melihat Penyimpangan Politik Masa Orde Baru Dari Kacamata Karya Sastra. Sonia Nofti
Hanugrah, Etmi Hardi. 2019. 3, Padang : Galanggang Sejarah, 2019, Vol. 1. ISSN.

Anda mungkin juga menyukai