MAKALAH Ok
MAKALAH Ok
Disusun Oleh :
NIM : P00824520009
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya, Saya sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------i
DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang------------------------------------------------------------------- 1
B. Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------- 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ----------------------------------------------------- 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian AIDS--------------------------------------------------------- 3
A. Kesimpulan---------------------------------------------------------------15
B. Saran----------------------------------------------------------------------15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
merupakan suatu syndrome/kumpulan gejala penyakit yang
disebabkan oleh Retrovirus yang menyerang sistem kekebalan
atau pertahanan tubuh. Dengan rusaknya sistem
kekebalan tubuh, maka orang yang terinfeksi mudah
diserang penyakit- penyakit lain yang berakibat fatal, yang
dikenal dengan infeksi oportunistik. Kasus AIDS pertama kali
ditemukan oleh Gottlieb di Amerika Serikat pada tahun 1981
dan virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier pada tahun 1983.
Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit dihampir setiap
negara didunia (pandemi), termasuk diantaranya Indonesia. Hingga
November 1996 diperkirakan telah terdapat sebanyak 8.400.000
kasus didunia yang terdiri dari 6,7 juta orang dewasa dan 1,7 juta
anak-anak. Di Indonesia berdasarkan data-data yang
bersumber dari Direktorat Jenderal P2M dan PLP Departemen
Kesehatan RI sampai dengan 1 Mei 1998 jumlah penderita
HIV/AIDS sebanyak 685 orang yang dilaporkan oleh 23
propinsi di Indonesia. Data jumlah penderita HIV/AIDS di
Indonesia pada dasarnya bukanlah merupakan gambaran jumlah
penderita yang sebenarnya. Pada penyakit ini berlaku teori
“Gunung Es“ dimana penderita yang kelihatan hanya sebagian
kecil dari yang semestinya. Untuk itu WHO mengestimasikan
bahwa dibalik 1 penderita yang terinfeksi telah terdapat kurang
lebih 100-200 penderita HIV yang belum diketahui.
Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena
dalam waktu singkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan
melanda semakin banyak negara.
Dikatakan pula bahwa epidemi yang terjadi tidak saja
mengenai penyakit (AIDS), virus (HIV) tetapi juga
reaksi/dampak negatif berbagai bidang seperti kesehatan, sosial,
ekonomi, politik, kebudayaan dan demografi. Hal ini
merupakan tantangan yang harus dihadapi baik oleh negara maju
maupun negara berkembang.
Sampai saat ini obat dan vaksin yang diharapkan dapat
membantu memecahkan masalah penanggulangan HIV/AIDS
belum ditemukan. Salah satu alternatif dalam upaya
menanggulangi problematik jumlah penderita yang terus
meningkat adalah upaya pencegahan yang dilakukan semua pihak
yang mengharuskan kita untuk tidak terlibat dalam lingkungan
transmisi yang memungkinkan dapat terserang HIV.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah HIV/AIDS itu?
2. Apakah Etiologi HIV/AIDS itu?
3. Bagaimana HIV/AIDS dapat ditularkan?
4. Apakah tanda dan gejala HIV/AIDS itu?
5. Bagaimanakah pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS?
A. Pengertian AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah
Syndrome akibat defisiensi immunitas selluler tanpa penyebab
lain yang diketahui, ditandai dengan infeksi oportunistik
keganasan berakibat fatal. Munculnya Syndrome ini erat
hubungannya dengan berkurangnya zat kekebalan tubuh yang
prosesnya tidaklah terjadi seketika melainkan sekitar 5-10 tahun
setelah seseorang terinfeksi HIV.
Berdasarkan hal tersebut maka penderita AIDS
dimasyarakat digolongkan kedalam 2 kategori yaitu :
1. Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala
klinis (penderita AIDS positif).
2. Penderita yang mengidap HIV, tetapi belum menunjukkan
gejala klinis (penderita AIDS negatif).
Menurut Suensen (1989) terdapt 5-10 juta HIV positif
yang dalam waktu 5-7 tahun mendatang diperkirakan 10-30%
diantaranya menjadi penderita AIDS.
Pada tingkat pandemi HIV tanpa gejala jauh lebih banyak
dari pada pendrita AIDS itu sendiri. Tetapi infeksi HIV itu
dapat berkembang lebih lanjut dan menyebabkan kelainan
imunologis yang luas dan gejala klinik yang bervariasi. AIDS
merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena mempunyai case
fatality rate 100% dalam 5 tahun setelah diagnosa AIDS
ditegakkan, maka semua penderita akan meninggal.
B. Etiologi HIV/AIDS
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong
Retrovirus yang disebut Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Virus ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier
dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983 dengan
nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo
di Amerika Serikat pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III.
Kemudian atas kesepakatan internasional pada tahun 1986 nama
firus dirubah menjadi HIV. Muman Immunodeficiency Virus
adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam bentuknya yang asli
merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau
melukai sampai ia masuk ke sel target. Sel target virus ini
terutama sel Lymfosit T, karena ia mempunyai reseptor untuk
virus HIV yang disebut CD-4. Didalam sel Lymfosit T, virus
dapat berkembang dan seperti retrovirus yang lain, dapat tetap
hidup lama dalam sel dengan keadaan inaktif. Walaupun
demikian virus dalam tubuh pengidap HIV selalu dianggap
infectious yang setiap saat dapat aktif dan dapat ditularkan
selama hidup penderita tersebut.
Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu
bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop). Bagian inti
berbentuk silindris tersusun atas dua untaian
RNA (Ribonucleic Acid). Enzim reverce transcriptase
dan beberapa jenis prosein. Bagian selubung terdiri atas lipid dan
glikoprotein (gp 41 dan gp 120). Gp 120 berhubungan dengan
reseptor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena bagian luar virus
(lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus
sensitif terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar
matahari dan mudah dimatikan dengan berbagai disinfektan seperti
eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya, tetapi
telatif resisten terhadap radiasi dan sinar utraviolet.
Virus HIV hidup dalam darah, savila, semen, air mata dan
mudah mati diluar tubuh. HIV dapat juga ditemukan dalam sel
monosit, makrotag dan sel glia jaringan otak.
1. Transmisi Seksual
a. Homoseksual
Didunia barat, Amerika Serikat dan Eropa tingkat
promiskuitas homoseksual menderita AIDS, berumur antara 20-
40 tahun dari semua golongan rusial. Cara hubungan seksual
anogenetal merupakan perilaku seksual dengan resiko tinggi bagi
penularan HIV, khususnya bagi mitra seksual yang pasif
menerima ejakulasi semen dari seseorang pengidap HIV. Hal
ini sehubungan dengan mukosa rektum yang sangat tipis dan
mudah sekali mengalami pertukaran pada saat berhubungan
secara anogenital.
b. Heteroseksual
Di Afrika dan Asia Tenggara cara penularan utama
melalui hubungan heteroseksual pada promiskuitas dan
penderita terbanyak adalah kelompok umur seksual aktif
baik pria maupun wanita yang mempunyai banyak
pasangan dan berganti-ganti.
3. Transmisi Transplasental
A. Kesimpulan
AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang
perlu segera ditanggulangi. AIDS berkembang secara pandemi
hampir di setiap negara di Dunia, termasuk Indonesia. Epidemi
yang terjadi meliputi penyakit (AIDS), virus (HIV) dan
epidemi reaksi / dampak negatif diberbagai bidang seperti
kesehatan, sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan demografi.
Sampai saat ini obat dan vaksin untuk menaggulangi AIDS belum
ditemukan. Untuk itu alternatif lain yang lebih mendekati
dalam upaya pencegahan. Upaya pencegahan dapat dilakukan
oleh semua pihak asal mengetahui cara-cara penularan AIDS.
Penularan AIDS terjadi melalui hubungan
seksual, parental dan transplasental, sehingga upaya
pencegahan perlu diarahkan untuk merubah perilaku seksual
masyarakat (terutama yang memilikiki resiko tinggi),
menghindari infeksi melalui donor darah, dan upaya
pencegahan infeksi perinatal sebelum ibu hamil. Perubahan
perilaku dilakukan dengan penyuluhan kesehatan.
B. SARAN
Sebagai insan yang yang berpendidikan sudah menjadi
sebuah kewajiban untuk berpartisipasi dalam memerangi HIV/
AIDS. Untuk memerangi hal itu dapat dimulai dari kesadaran diri
sendiri untuk selalu menjaga diri agar terhindar dari HIV/ AIDS.
DAFTAR PUSTAKA
Berita AIDS III No. 3/ 1994. Berita AIDS III No. 4/1994. Departemen
Kesehatan RI ”Petunjuk Pengembangan Program Nasional
Pemberantasan dan Pencegahan AIDS, Jakarta 1992.