Anda di halaman 1dari 28

RESUME & CONTOH JURNAL

MENGENAI

NERACA, LABARUGI & PERUBAHAN MODAL

ELSA RIKA DEWI SAFITRI

NIM : 042010247

FAKULTAS EKONOMI - PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2020
NERACA LABARUGI, PERUBAHAN MODAL BESERTA CONTOH JURNALNYA

1. Neraca

a. pengertian neraca

Laporan Neraca adalah laporan dengan posisi keuangan perusahaan yang menggambarkan posisi
aktiva, kewajiban dan modal.
Elemen-elemen dalam neraca :
• Asset
• Kewajiban
• Equitas

 Beberapa ahli menjelaskan pengertian neraca, diantaranya:

 Harapan (2009, Hlm. 107) menjelaskan bahwa neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi
keuangan perusahaan;
 Djarwanto (2004, Hlm. 20) mendefinisikan neraca adalah yang sistematis tentang aktiva (asset),
utang (liabilities) dan modal sendiri (owner’s equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu;
Format Neraca disajikan seperti
contoh berikut.
 Contor jurnal penelitian tentang neraca

PENERAPAN CLOUD ACCOUNTING DALAM MENUNJANG


EFEKTIVITAS LAPORAN NERACA PADA PERGURUAN TINGGI
Qurotul Aini1 , Untung Rahardja2 , Abdul Hamid Arribathi3, Nuke Puji Lestari Santoso4
123
Dosen Sistem Informasi STMIK RAHARJA
4
Mahasiswa Sistem Informasi STMIK RAHARJA Jl.
Jendral Sudirman No. 40, Modernland, Tangerang
1
aini@raharja.info , 2untung@raharja.info , 3abdulhamid@raharja.info , 4nuke@raharja.info

Abstrak—Saat berkembangnya era digital 4.0 sudah menjajaki segala bidang, baik bidang
pendidikan, teknologi maupun bidang lainnya. Dalam hal laporan keuangan dirasa saat ini
sudah harus mengikuti perkembangan tersebut. Dalam hal memudahkan suatu pekerjaan dan
resiko yang cukup riskan. Pada Perguruan Tinggi dalam sebuah laporan keuangan yaitu salah
satunya laporan neraca masih belum maksimal terhadap pimpinan. Laporan tersebut berupa
laporan Neraca pada Perguruan Tinggi Raharja. Penelitian ini menghadapi 2 (dua) permasalahan
yaitu perhitungan laporan neraca secara manual dan kekeliruan yang tinggi. Hal ini dapat
menghambat laporan keuangan kepada pimpinan setiap bulan. Dalam mencegah permasalahan
tersebut dibutuhkan manajemen laporan keuangan yang baik dan tepat. Cloud accounting
merupakan pemanfaatan cloud sebagai penyimpanan akuntansi secara online. Dengan
digunakannya cloud accounting pada software online jurnal.id data pemasukan dan pengeluaran
sudah terinput dengan baik, sehingga data laporan neraca akurat dan cepat. Terdapat menu
laporan pada jurnal.id guna mendapatkan data laporan Neraca secara keseluruhan dan akurat.
Adanya 7(tujuh) metode sebagai penyelesaian masalah yang digunakan pada penelitian ini.
Peneliti berharap dengan adanya manajemen laporan keuangan neraca mampu me

mudahkan akuntan dalam menyampaikan laporan kepada pimpinan setiap bulan.

Kata kunci—Cloud Accounting, Laporan Neraca, Laporan keuangan


PENDAHULUA mengambil keputusan. Menurut Orniati, Laporan [14].
N keuangan tersebut sangat diperlukan Pimpinan yang Permasalahan yang pertama yaitu laporan neraca
telah dianalisis dan berguna sebagai alat pengambilan yang disajikan masih secara konvensional. Dengan
Pada keputusan untuk masa yang akan datang [5]. Laporan dicetak menggunakan kertas, sehingga bisa
era industry 4.0 keuangan tahunan yang menjadi sebuah media bagi mengakibatkan tercecernya sebuah laporan dan tidak di
yang semakin manajemen institusi kepada pihak yang berkepentingan arsip dengan baik.
berkembang dan sarana pertanggungjawaban untuk publik atas Permasalahan yang kedua yaitu laporan neraca
pesat dan cepat sumberdaya yang dikelolanya [6]. Terdapat komponen yang masih harus dihitung dengan cara konvensional.
terlihat jelas dalam laporan keuangan yang meliputi laporan Hal ini mengakibatkan bisa terjadinya kekeliruan
pada Teknologi anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas maupun Catatan dalam penjumlahan total neraca. Perubahan sangat
informasi [1]. Laporan Keuangan [7]. diperlukan dalam segala hal termasuk dalam penyajian
Dengan aksi Neraca merupakan gambaran kondisi dari suatu bentuk informasi, dari cara konvensional menjadi yang
nyata keuangan perusahaan atau institusi. Berguna lebih modern sehingga dapat memudahkan pembaca
kecanggihan menampilkan keseimbangan keputusan antara dalam memahami informasi yang disajikan [15].
teknologi kini
bisa dapat investasi dengan pendanaan [8]. Yang dimana menurut
I. METODE PENELITIAN
diakses dimana Mulyono, pengawasan secara tidak langsung hanya
saja dan kapan mengawasi dengan permintaan laporan berkala yaitu Metode studi pustaka merupakan teknik
saja [2]. laporan neraca dan perhitungan laba rugi, perubahan pengumpulan data maupun informasi dengan menelaah
Perkembangan akan arah dan pola keuangan suatu institusi bermanfaat dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, karya ilmiah
tersebut pada rasio keuangan [9]. dan lain-lain. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
mampu
mendorong Gbr 1. Software Akuntansi Online Jurnal
untuk terus
belajar dan
mengimbangi Software Jurnal merupakan software akuntansi
perubahan agar online sebagai penunjang pencatatan sebuah laporan
tidak tertinggal keuangan yang mampu diakses secara online [10]. 6 (enam) studi pustaka yaitu:
[3]. Institusi Manfaat adanya perkembangan tersebut digunakan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja,
Pendidikan Qurotul Aini, dan Marviola Hardini pada tahun
untuk memudahkan proses pelaksanaan dan mampu
saat ini harus meningkatkan efisiensi [11]. Software akuntansi 2018 dengan adanya Software Akuntansi Online
semakin online atau dapat disebut dengan cloud accounting dapat mempermudah akuntan dalam menginput
berkualitas kini hadir yang bisa bermanfaat bagi masyarakat data transaksi ke dalam sistem, di mana data
dalam kinerja awam dalam mengelola keuangan usaha secara transaksi tersebut dapat langsung di import ke
keuangan guna terperinci dengan mudah [12]. Pada masa ini, sangat dalam sistem sehingga lebih efisien [16].
mampu penting bagi para akuntan dalam memposisikan 2. Penelitian selanjutnya oleh In’am Fanany Z.A.
mengikuti dirinya dan menciptakan ruang gerak yang lebih pada tahun 2014, dengan adanya sistem akuntansi
berkembangan independen [13]. yang berbasis website mampu melayani transaksi
nya akuntansi dengan cara berkunjung atau secara online
yang menuntut sehingga terciptanya fasilitas bagi pencatatan
adanya akuntansi [17].
peningkatan 3. Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja,
akuntanbilitas Eka Purnama Harahap dan Dini intan (2018),
dan
transparansi dengan adanya pemanfaat Rinfosheet sebagai
institusi media penyimpanan laporan keuangan secara
pendidikan [4]. online, dan sudah tersimpan secara otomatis pada
Lapor cloud[18].
an keuangan 4. Penelitian dilakukan oleh Ferry dan Kosadi dan
merupakan Wajib Ginting (2018), software yang sudah
sarana berbasis internet sudah dilakukan, dan keuangan
komunikasi maupun akuntansi beberapa yang digunakan
informasi Gbr 2. Mind Mapping Laporan Neraca walau telah menggunakan android [19]
keuangan 5. Penelitian yang dilakukan oleh Untung
terhadap pihak- Rahardja,dkk (2018), penggunaan software
pihak luar Dari gambar 2.2 terdapat 3 (tiga) macam laporan akuntansi online berbasis cloud accounting untuk
korporasi, yang keuangan pada Perguruan Tinggi Raharja yaitu mempermudah dalam proses rekonsiliasi untuk
diharapkan Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan Neraca. menghasilkan laporan keuangan yang real-time
mampu mampu Namun, pada penelitian ini mengerucut pada bagian dan akurat [20].
memberikan laporan Neraca. Pada laporan Neraca terdapat 5 (lima)
informasi penyajian dalam neraca yaitu aset lancar, modal, aset Dari 5 (lima) literature review diatas dapat
kepada tetap, laba ditahan dan lialibitas. Perlunya integrasi disimpulkan telah banyak peneliti yang menggunakan
pimpinan guna dari berbagai informasi guna mendapatkan data akurat akuntansi berbasis online atau cloud. Namun, dapat
disimpulkan
belum
adanya
peneliti
yang
menerapkan
cloud
accounting
dalam
proses
laporan
neraca.
Dalam Gbr 3. Analisis SWOT Laporan Neraca berbasis Cloud Accounting
penelitian
ini,
digunakan II. HASIL DAN PEMBAHASAN
metode
Dalam pembahasan ini akan dibahas mengenai
analisis
analisa permasalahan yang ada yaitu proses laporan
sistem yaitu
neraca yang masih perhitungan secara konvensional
SWOT
dan laporan yang didapatkan masih berupa lembaran
(Strength,
kertas. Langkah terakhir adanya implementasi dengan
Weakness,
menampilkan hasil screenshoot laporan neraca secara
Opportunitie
online pada cloud accounting jurnal.
s, Threats)
Penyajian laporan keuangan bagian Neraca saat
guna
ini sudah baik, namun masih didapatkan secara
menyelesaik
manual atau konvensional. Manajemen laporan juga
an
sudah cukup baik terhadap pimpinan setiap bulannya.
permasalaha
Laporan bisa dimanfaatkan melalui pengiriman data
n yang ada.
melali rinfo sebagai alat pendukung [21]
Strength
sebagai
kekuatan
pada sistem
yang
digunakan
yaitu cloud
accounting,
weakness
yaitu
kelemahan
pada
software
tersebut,
opportunitie
s yaitu
peluang
pada sistem
tersebut
dalam
memanfaatk
an teknologi
yang ada.
Dan
ancaman
pada cloud
accounting
tersebut
dalam
implementas
i.
Gbr 4. Alur Laporan Neraca

Gambar 4 merupakan alur sistem laporan neraca yang masih menggunakan konvensional. Dimana data tersebut berasal dari
data input dari mahasiswa dan pengeluaran dari Perguruan Tinggi. Kemudian data laporan pemasukan terdata dengan baik.
Teknologi menjadi salah satu media transaksi pada e-commerce [22].

Gbr 5. Menu Laporan Neraca

Adanya Laporan Neraca yang diimplementasikan pada akun Raharja di cloud Accounting guna pendukung catatan
keseluruhan laporan keuangan antara pemasukan dan pengeluaran. Serta manajemen laporan sudah terangkum sangat jelas
terhadap pimpinan sehingga keuangan berjalan dengan lancar. Akuntan pun dengan mudah mendapatkan laporan tersebut tanpa
harus menghitung secara manual atau konvensional.
Gbr 6. Menu laporan

Menu Laporan pada software cloud Accounting berbagai macam laporan keuangan seperti neraca, laba rugi, buku besar dan
lain-lain. Pada penelitian ini fokus terhadap laporan Neraca. Tab dari Neraca yang akan menghasilkan informasi dari Laporan
Neraca secara cloud accounting pada akun jurnal Raharja. Hal tersebut mampu mempermudah mendapatkan informasi secara on
time dan manajemen laporan guna mengambil keputusan [24] .

Gbr 7. Setting Waktu Laporan Neraca

Pada laporan Neraca terdapat setting waktu yang dibutuhkan. Dikarenakan laporan tiap bulannya pasti berbeda-beda.
Manajemen pun bisa meminta data laporan neraca sewaktu-waktu dengan mudah. Demi dalam proses penyampaian informasi
yang efektif, efisien dan cepat kepada civitas dibutuhkan media yang dapat menyampaikan secara secara ringkas [25] .

Gbr 8. Fitur Laporan Neraca

Terdapat 4 (empat) tab guna memfilter laporan sesuai yang diinginkan manajemen. Filter sesuai tanggal, dimana bisa
mingguan atau perbulan. Kemudian tambahan fitur perbandingan 1 (satu) periode sebelumnya dengan periode sekarang. Adanya
fitur ini memudahkan dalam mendapatkan laporan tanpa harus printout atau cetak kembali laporan neraca yang diinginkan [26] .

manajemen tentunya menginginkan informasi yang


ringkas dan mudah dipahami. Tak lupa juga hasil
perhitungan secara otomatis yang didapatkan dari data
pemasukan dan pengeluaran. Kualitas sebuah
Gbr 9. Macam Tipe Hasil laporan Neraca
manajemen dalam bentuk laporan juga dapat terkait
dengan standar dari instansi [27]. Data laporan Neraca
Dalam menyajikan informasi laporan neraca, bisa dilihat dalam bentuk format pdf, excel maupun
csv. (dua) permasalahan yang sudah dijelaskan serta
penyelesaiannya menggunakan metode analisis SWOT.
Maka menghasilkan juga 2 (dua) kesimpulan yaitu:
Gbr
10.
Hasil
Lapo
ran
Nera
ca
For
mat
PDF

Gbr
11.
Hasi
l
Lap
ora
n
Ner
aca
For
mat
csv

Gbr 12. Hasil Laporan Neraca Format excel

Dari hasil implementasi diatas Laporan keuangan


Neraca yang dikelola oleh Perguruan Tinggi
menggunakan cloud accounting mampu
memudahkan akuntan dalam memperoleh laporan
terhadap manajemen. Serta manajemen keuangan
pada instansi Perguruan Tinggi sangat rapi dan tepat
waktu. Selain itu, akuntan bisa menghemat waktu
dalam perhitungan yang konvensional, dan sudah
tidak dilakukan lagi karena adanya cloud accounting.
Dan kebutuhan informasi dibutuhkan sesuai harapan
manajemen guna mengambil keputusan dari
permasalahan yang ada [28].
Gbr 13. Menu Dashboard

Pada gambar 13 dengan menggunakan cloud


accounting jurnal.id terdapat menu dashboard yang
berguna sebagai informasi keseluruhan namun
ringkas. Dengan adanya Dashboard pada Web
software cloud accounting dirasa mampu dapat
memonitoring atau memantau kinerja user pada situs
akuntansi online tersebut [28].

III. PENUTUP
Penggunaan teknologi informasi yang semakin canggih
saat ini sudah seharusnya diterapkan pada Perguruan
Tinggi. Termasuk kedalam bagian laporan keuangan
yang dikelola oleh divisi keuangan. Laporan keuangan
salah satunya yaitu laporan Neraca. Dimana terdapat 2
laporan neraca pada Perguruan Tinggi mampu [16] Rahardja, U., Aini, Q., & Hardini, M. (2018). PENERAPAN
bermanfaat bagi affiliasi lainnya dalam keuangan. SOFTWARE AKUNTANSI ONLINE SEBAGAI PENUNJANG
REFERENSI PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN. SISFOTENIKA, 8(2),
176-187.
[1] Rahardja, U., Aini, Q., & Zuliana, S. R. (2016). METODE [17] FANANY, Z. (2014). Perancangan Sistem Informasi
LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) IDU UNTUK Akuntansi Multi-Tenant pada Perusahaan Dagang Berbasis
MENDUKUNG KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MIT PADA Cloud Computing Website dengan Metode Rapid
PERGURUAN TINGGI RAHARJA. CICES Journal, 2(2), 156-172. Application Development (Doctoral dissertation, Prodi
[2] Yulianto, Y., Alfiah, F., Harahap, E. P., Pahad, B. A., Andriyanto, Akuntansi Unika Soegijapranata).
A., Azhari, I. A., & Saputra, R. S. (2015). Analisa Peranan [18] Rahardja, U., Harahap, E. P., & Pratiwi, D. I. (2018).
Teknologi Internet Sebagai Media Transaksi E-Commerce Pemanfaatan RinfoSheet Sebagai Media Informasi Laporan
Dalam Meningkatkan Perkembangan Ekonomi. Penjualan Barang pada Raharja Internet Cafe. Jurnal Ilmiah
SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 3(1), 4-1. Teknologi Informasi Asia, 12(1), 65-74.
[3] Raharja, U., Lutfiani, N., & Wardana, W. S. (2018). [19] Kosadi, F., & Ginting, W. (2018). ANALISA DESKRIPTIF ATAS
Penjadwalan Agenda Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi PENCATATAN TRANSAKSI, PENGGUNAAN APLIKASI
Secara Online Menggunakan Google Calendar. (SOFTWARE) DAN PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN
[4] Mahaputra, I. P. U. R., & Putra, I. W. (2014). Analisis Faktor- PADA ENTITAS MIKRO KECIL DAN MENENGAH (EMKM). E-
1. Adanya Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Jurnal STIE INABA, 17(3), 33- 46.
laporan Keuangan Pemerintah Daerah. E-Jurnal Akuntansi, 230-244. [20] Rahardja, U., Aini, Q., Azizah, N., & Santoso, N. P. L. (2018).
neraca [5] Orniati, Y. (2009). Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Efektivitas Akuntansi Online dalam Menunjang Proses
Menilai Kinerja Keuangan. Jurnal Ekonomi Bisnis, 14(3), 206- Rekonsiliasi. Nusantara Journal of Computers and its
berbasis 213. Applications, 3(2).
Cloud [6] Murdoko Sudarmadji, A., & Sularto, L. (2007, August). [21] Rahardja, U., Tiara, K., & Wijaya, R. I. T. (2014). Penerapan
Accountin Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan tipe Rinfo Sebagai Media Pendukung Untuk Proses
g mampu kepemilikan perusahaan terhadap luas voluntary disclosure Pembelajaran Pada Perguruan Tinggi Raharja. CCIT Journal,
laporan keuangan tahunan. In Seminar Ilmiah Nasional PESAT
memperm 8(1), 101- 115.
2007. Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma. [22] Yulianto, Y., Alfiah, F., Harahap, E. P., Pahad, B. A.,
udah divisi [7] Arfianti, D., & Kawedar, W. (2011). Analisis faktor-faktor yang Andriyanto, A., Azhari, I. A., & Saputra, R. S. (2015).
keuangan mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan Analisa Peranan Teknologi Internet Sebagai Media
dalam pemerintah daerah (Studi pada satuan kerja perangkat daerah Transaksi E-Commerce Dalam Meningkatkan
mendapat di kabupaten Batang) (Doctoral dissertation, Universitas Perkembangan Ekonomi. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE,
Diponegoro). 3(1), 4-1.
kan [8] Mulyono, T. P. (2001). Manajemen Perkreditan bagi Bank [23] Handayani, I., Kusumahati, H., & Badriah, A. N. (2017).
laporan Komersil Edisi Kedua. Jokjakarta: BPFE. Pemanfaatan Google Spreadsheet Sebagai Media
secara [9] Saraswati, R. A. (2012). Peranan Analisis Laporan Keuangan, Pembuatan Dashboard pada Official Site iFacility di
real-time Penilaian Prinsip 5C Calon Debitur dan Pengawasan Kredit Perguruan Tinggi. Sisfotenika, 7(2), 177-186.
terhadap Efektivitas Pemberian Kredit pada PD BPR Bank Pasar [24] Rahardja, U., Aini, Q., & Faradilla, F. (2018).
serta Kabupaten Temanggung. Nominal, Barometer Riset Akuntansi IMPLEMENTASI VIEWBOARD BERBASIS
efektif dan dan Manajemen, 1(1) INTERAKTIF JAVASCRIPT CHARTS PADA WEBSITE E-
efisien. [10] Jurnal., “Menu About“, https://www.jurnal.id/id/about_us COMMERCE PERGURUAN TINGGI. Jurnal Dinamika
2. Divisi diakses tgl 27 oktober 2018 Informatika, 7(2), 1-17.
[11] Aini, Q., Rahardja, U., Moeins, A., & Wardani, A. M. (2018). [25] Rahardja, U., Harahap, E. P., & Pratiwi, D. I. (2018).
keuangan Penerapan Data Market Query (DMQ) pada Sistem Penilaian Pemanfaatan RinfoSheet Sebagai Media Informasi Laporan
tidak perlu Berbasis Yii Framework. InfoTekJar: Jurnal Nasional Penjualan Barang pada Raharja Internet Cafe. Jurnal Ilmiah
menghitun Informatika dan Teknologi Jaringan, 3(1), 26-31. Teknologi Informasi Asia, 12(1), 65-74.
g laporan [12] Rahmani, A, 2018, Kenali 7 Ciri-Ciri Ini Sebelum Memilih [26] Raharja, U., Harahap, E. P., & Devi, R. E. C. (2018).
Software Akuntansi Online, Pengaruh Pelayanan dan Fasilitas pada Raharja Internet
neraca https://www.jurnal.id/id/blog/2018/kenali-7-ciri-ciri-ini- Cafe Terhadap Kegiatan Perkuliahan Pada Perguruan
secara sebelum-memilih-softwareakuntansi-online diakses tgl 27 Tinggi. Jurnal Teknoinfo, 12(2), 60-65.
konvensio oktober 2018 [27] Rahardja, U., Lutfiani, N., & Rahmawati, R. (2018). Persepsi
nal atau [13] Sudaryati, D., & Zahro, N. I. (2010). Auditing Forensik dan Mahasiswa Terhadap Berita Pada Website APTISI.
Value For Money Audit. Sosial dan Budaya. SISFOTENIKA, 8(2), 117-127.
manual, [14] Rahardja, U., Aini, Q., & Santoso, N. P. L. (2018). [28] Rahardja, U., Aini, Q., & Khoirunisa, A. (2018). Monitoring
sehingga Pengintegrasian YII Framework Berbasis API pada Sistem Kinerja User Akuntan Menggunakan Dashboard Pada Web
dapat Penilaian Absensi. SISFOTENIKA, 8(2), 140-152. Based Accounting Online di Perguruan Tinggi. SATIN-Sains
menimbul [15] Rahardja, U., Aini, Q., & Khoirunisa, A. (2017). Implementasi dan Teknologi Informasi, 4(2), 58-62.
Business Intelligence Menggunakan Highchart pada Sistem [29]
kan Penilaian Absensi berbasis YII Framework. CSRID (Computer
kekeliruan Science Research and Its Development Journal), 9(2), 115-124.
atau salah
perhitung
an dalam
penjumlah
an total.
Diharapkan
dengan
penggunaan
sistem cloud
accounting
dalam laporan
keuangan
dalam bagian
2. Rugi laba

a. Pengertian Laporan Laba Rugi

Pengertian dari Laporan Laba Rugi yakni Laporan keuangan yang menyajikan
informasi mengenai ukuran keberhasilan perusahaan pada suatu periode tertentu.

Berikut ini contoh format Laporan Laba Rugi


3. Laporan Perubahan Modal
Dalam banyak situasi, bisnis menyiapkan laporan keuangan “mini” yang biasa
disebut laporan perubahan modal selain tiga laporan keuangan utama (laporan
laba rugi, neraca, dan laporan arus kas).

Laporan perubahan modal  atau ekuitassecara sederhana diartikan sebagai laporan


keuangan yang harus dibuat oleh perusahaan yang menggambarkan peningkatan
atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut

Anda akan menemukan laporan perubahan modal di hampir semua perusahaan


publik, karena sebagian besar tersebut memiliki struktur kepemilikan yang relatif
kompleks pada setiap perubahan dalam akun ekuitas mereka selama tahun
tersebut.

Contoh Laporan Perubahan Modal.


Berikut ini adalah contoh laporan peubahan modal bisnis kepemilikan
tunggal jenis layanan percetakan Gama Printing. Pemilik memiliki modal
awal dalam usaha sebesar Rp 240.000.000 dan selama tahun 2018 telah
melakukan pengambilan dana atau Prive sebesar Rp 20.000.000

Berikut adalah cara untuk mengetahui laporan perubahan ekuitas


sederhana yang dilakukan pemilik Gama Printing

Pertama, Buat Laporan Laba Rugi


Membuat Laporan Perubahan Modal

  Contoh Jurnal Penelitian Tentang Labarugi

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 03, Nomor 02, Tahun 2014,


Halaman 1
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP


TINGKAT KEPATUHAN PENGUNGKAPAN KONVERGENSI IFRS PADA LAPORAN
LABA RUGI KOMPREHENSIF

Anggita Pitasari, Aditya Septiani 1

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT
This study aims to analyse how corporate governance structures affect the level of disclosure
compliance convergence of IFRS in statements of comprehensive income. This research is the
development of a study conducted by Al Akra et al . (2010) and Prawinandi et al . (2012) .
Data analysis method used is descriptive analysis method and hypothesis testing . Tests performed
using SPSS release 16. Overall sample of 40 service companies used in this study.
The results of this study showed that the average level of disclosure compliance convergence of
IFRS in statements of comprehensive income is 50.61 %. The results of multiple regression
analysis showed that the structure of corporate governance which affect the level of disclosure
compliance convergence of IFRS in statements of comprehensive income is the number of audit
committee members and the number of audit committee meetings. Meanwhile, a variable number
of commissioners, the proportion of independent commissioners, the number of commissioners
meeting, leverage, liquidity, and profitability are not significantly influence with the level of
disclosure compliance convergence of IFRS in statements of comprehensive income.

Keywords : Corporate governance structure , Level of disclosure compliance, Convergence of


IFRS , Statements of Comprehensive Income
PENDAHULUAN
Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat
diberlakukan secara internasional di setiap negara, atau diperlukan adanya harmonisasi terhadap
standar akuntansi internasional, dengan tujuan agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang
dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik
dengan pelanggan, supplier, investor, dan kreditor (Gamayuni, 2009). Menurut Gamayuni (2009),
semua perusahaan go public dan multinasional di Indonesia diwajibkan untuk menerapkan standar
akuntansi yang konvergen dengan IFRS untuk penyusunan laporan keuangan pada atau setelah 1
Januari 2012.
Mandatory disclosure bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna laporan
keuangan, memastikan pengendalian kualitas kinerja melalui ketaatan terhadap hukum dan standar
akuntansi yang berlaku (Adina dan Ion, 2008), memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
kesehatan keuangan perusahaan dan menghitung beban masa depan sehingga investor dapat
menentukan kesempatan pertumbuhan jangka panjang dan memperkirakan aliran kas keluar untuk
suatu bisnis (Al Akra et al., 2010). Penerapan standar akuntansi berbasis IFRS belum dapat
menjamin perusahaan akan melakukan pengungkapan yang lebih tinggi. Oleh karena itu
diperlukan suatu sistem institusional yaitu corporate governance untuk mengawasi kinerja
manajemen dalam mengelola perusahaan. Corporate governance menjadi suatu hal yang penting
untuk dilaksanakan mengingat seringnya terjadi konflik kepentingan antara pemegang saham atau
komisaris dan para direktur dalam pengambilan keputusan (Hamzah dan Suparjan, 2009).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan struktur corporate
governance yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pengungkapan konvergensi IFRS pada laporan
laba rugi komprehensif. Penelitian ini berfokus pada laporan laba rugi komprehensif karena
laporan laba rugi komprehensif merupakan laporan yang selalu diperhatikan oleh stakeholders
dalam

1
Corresponding author
annual report sebagai pedoman mereka dalam mengambil keputusan. Selain itu, laporan laba rugi
komprehensif juga menggambarkan kinerja perusahaan dalam satu periode pelaporan.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


Menurut Herawaty (2008), corporate governance yang merupakan konsep yang
didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberi keyakinan
kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang mereka investasikan. Tata
kelola perusahaan didefinisikan sebagai sistem checks and balances, baik internal maupun
eksternal perusahaan, yang memastikan bahwa perusahaan melaksanakan akuntabilitas mereka
kepada semua pemangku kepentingan mereka dan bertindak dalam cara yang bertanggungjawab
secara sosial dalam semua bidang kegiatan bisnis mereka (Solomon, 2007).
Pemisahan kepemilikan antara principal dengan agen cenderung akan menimbulkan
konflik keagenan. Sama halnya dengan investor dan manajemen perusahaan. Manajemen harus
dapat meyakinkan investor bahwa pihaknya tidak akan menyalahgunakan dana yang telah
diinvestasikan oleh investor. Oleh karena itu, manajemen perusahaan melakukan pengungkapan
informasi kinerja manajemen dalam laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada
investor.

Pengaruh Jumlah Anggota Dewan Komisaris terhadap Tingkat Kepatuhan Pengungkapan


Konvergensi IFRS pada Laporan Laba Rugi Komprehensif
Menurut Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, jumlah
minimal anggota dewan komisaris adalah 1 orang. Dewan komisaris bertugas untuk mengawasi
dan mengevaluasi pembuatan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan serta memberi nasihat kepada
dewan direksi.
Teori agensi merupakan suatu konsep yang menjelaskan hubungan antara principal dan
manajemen. Manajemen harus dapat meyakinkan investor bahwa manajemen tidak akan
menyalahgunakan dana yang telah diinvestasikan. Dalam hal ini manajemen perusahaan dengan
jumlah anggota dewan komisaris yang besar akan memudahkan untuk mengawasi dan
mengendalikan kegiatan manajemen dan memantau kinerja Chief Executif Officer (CEO) sehingga
akan meningkatkan kinerja perusahaan. Hipotesis yang dirumuskan dari uraian di atas yaitu:
H1 : Jumlah anggota dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif.

Pengaruh Proporsi Komisaris Independen terhadap Tingkat Kepatuhan Pengungkapan


Konvergensi IFRS pada Laporan Laba Rugi Komprehensif
Dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 disebutkan bahwa,
dalam komposisi Dewan Komisaris , paling sedikit 20% (dua puluh persen) merupakan anggota
Dewan Komisaris Independen yang ditetapkan dalam keputusan pengangkatannya. Keberadaan
Komisaris Independen dipandang lebih efektif dalam melaksanakan fungsi pengawasan suatu
perusahaan dengan menuntut adanya transparansi dalam laporan keuangan perusahaan.
Agency theory menjelaskan perlunya praktik pengungkapan laporan keuangan oleh
manajemen kepada para pemegang saham, investor maupun pihak lain yang berkepentingan
(Diyanti, 2010). Praktik pengungkapan perlu dilakukan untuk menghindari asimetri informasi
antara manajemen dengan stakeholders. Dalam hal ini proporsi komisaris independen memegang
peran penting dalam perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen,
sehingga dapat meningkatkan transparansi dalam pelaporan keuangan. Hipotesis yang dirumuskan
dari uraian di atas yaitu:
H2 : Proporsi komisaris independen berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif.

Pengaruh Jumlah Anggota Komite Audit terhadap Tingkat Kepatuhan Pengungkapan


Konvergensi IFRS pada Laporan Laba Rugi Komprehensif
Perusahaan go public di Indonesia diwajibkan memiliki komite audit yang bertugas untuk
memberi pendapat kepada dewan komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang perlu disampaikan
oleh dewan direksi kepada dewan komisaris. Membangun peran komite audit yang efektif tidak
dapat terlepas dari kacamata penerapan prinsip GCG secara keseluruhan di suatu perusahaan
dimana independensi, transparansi dan disclosure, akuntabilitas dan tanggung jawab, serta sikap
adil menjadi prinsip dan landasan organisasi perusahaan (Alijoyo, 2003).
Dalam praktik corporate governance, teori agensi mensyaratkan untuk melakukan
pengungkapan laporan keuangan untuk menghindari konflik diantara pihak yang berkepentingan.
Dalam hal ini anggota komite audit berperan untuk mengawasi manajemen agar mengungkapkan
laporan keuangan secara lengkap dan jelas. Oleh karena itu, semakin besar jumlah anggota komite
audit maka akan semakin mempengaruhi tingkat kepatuhan pengungkapan. Hipotesis yang
dirumuskan dari uraian di atas yaitu:
H3 : Jumlah anggota komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan
konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif.

Pengaruh Jumlah Rapat Dewan Komisaris terhadap Tingkat Kepatuhan Pengungkapan


Konvergensi IFRS pada Laporan Laba Rugi Komprehensif
Dalam Salinan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER –
01/MBU/2011, disebutkan bahwa Dewan Komisaris bertanggung jawab dan berwenang
melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik
mengenai BUMN maupun usaha BUMN dan memberikan nasihat kepada Direksi. Dalam hal ini,
kinerja yang dilakukan oleh Dewan Komisaris akan dapat dilihat efektivitasnya melalui kehadiran
anggota Dewan Komisaris dalam rapat yang secara rutin diadakan.
Berdasarkan teori agensi, agen harus mampu memberikan keyakinan kepada investor,
bahwa agen tidak akan menyalahgunakan dana yang telah diinvestasikan oleh investor. Oleh
karena itu, agar manajemen dapat memberi keyakinan kepada investor maka diperlukan pertemuan
rutin dewan komisaris. Hal ini dilakukan agar dewan komisaris dapat terus memantau kinerja
manajemen untuk melakukan pengungkapan secara luas dalam laporan keuangan untuk
memberikan transparansi informasi terhadap investor. Semakin banyak jumlah rapat dewan
komisaris akan memudahkan untuk melakukan pengawasan terhadap manajemen dalam
melaksanakan strategi dan kebijakan perusahaan. Hipotesis yang dirumuskan dari uraian di atas
yaitu:
H4 : Jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif.

Pengaruh Jumlah Rapat Komite Audit terhadap Tingkat Kepatuhan Pengungkapan


Konvergensi IFRS pada Laporan Laba Rugi Komprehensif
Menurut Alijoyo (2003), Komite Audit harus mengadakan rapat sedikitnya satu kali
setiap kuartal. Hal ini menyiratkan bahwa komite audit wajib mengadakan pertemuan minimal satu
kali dalam tiga bulan agar dapat memantau tugas dan fungsi dari Komite Audit tersebut.
Teori agensi mensyaratkan pengungkapan yang lengkap dan jelas dalam laporan
keuangan. Dalam hal ini, agar dapat memberikan transparansi dalam laporan keuangan maka perlu
didukung oleh adanya agenda program kerja tahunan dari komite audit serta keteraturan rapat yang
diadakan oleh komite audit. Oleh karena itu, semakin tinggi intensitas pertemuan yang diadakan
oleh komite audit diharapkan akan meningkatkan kepatuhan pengungkapan wajib. Hipotesis yang
dirumuskan dari uraian di atas, yaitu:
H5 : Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan
konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif.
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Pengukuran variabel pengungkapan wajib konvergensi IFRS pada laporan laba rugi
komprehensif menggunakan teknik scoring, yaitu jika item yang perlu diungkapkan dapat
diterapkan (applicable) dalam perusahaan dan item tersebut diungkapkan oleh perusahaan diberi
skor 1, jika item tersebut tidak diungkapkan diberi skor 0, dan jika item tersebut tidak dapat
diterapkan dalam perusahaan akan diberi tanda N/A (Not Applicable).

∑ SCR BY
MANDSCR BY = x 100%
∑ MAX BY

Keterangan:
MANDSCRBY : Skor pengungkapan konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif
perusahaan B pada tahun Y
SCRBY : Jumlah item yang diungkapkan perusahaan B pada tahun Y.
MAXBY : Nilai maksimum yang mungkin dicapai perusahaan B pada tahun Y.

Menurut KNKG (2006), jumlah anggota dewan komisaris diukur dengan jumlah
komisaris dari pihak yang terafiliasi (memiliki hubungan, salah satunya pihak internal perusahaan)
dan tidak terafiliasi (tidak memiliki hubungan) dengan perusahaan. ). Indikator proporsi komisaris
independen yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wardhani (2006) yaitu proporsi komisaris independen dibandingkan dengan total jumlah
komisaris dalam suatu perusahaan di periode t. Pada penelitian ini indikator untuk mengukur
jumlah anggota komite audit sesuai dengan penelitian Zaluki dan Hussin (dikutip oleh Prawinandi
et al., 2012) yaitu jumlah anggota komite audit dalam perusahaan. Penelitian ini menggunakan
indikator untuk mengukur jumlah rapat dewan komisairs sesuai dengan penelitian Ettredge et al.
(2010) yaitu jumlah rapat yang dilakukan oleh dewan komisaris dalam satu tahun. Indikator untuk
mengukur jumlah rapat komite audit yang digunakan sesuai dengan penelitian Ettredge et al.
(2010) yaitu jumlah rapat komite audit yang diselenggarakan dalam jangka waktu satu tahun.
Penelitian ini menggunakan variabel kontrol leverage, likuiditas, dan profitabilitas.
Indikator yang digunakan untuk mengukur leverage sesuai dengan penelitian Prawinandi et al.
(2012) yaitu dengan menggunakan rasio total utang terhadap total ekuitas perusahaan. Indikator
yang digunakan untuk mengukur likuiditas sesuai dengan penelitian Al Akra et al. (2010) yaitu
dengan menggunakan rasio current assets terhadap current liabilities. Indikator yang digunakan
untuk mengukur profitabilitas sesuai dengan penelitian Al Akra et al. (2010) yaitu dengan
menggunakan return on equity (ROE).

Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2010, 2011 dan 2012. Jumlah anggota populasi dalam penelitian ini, yaitu
sebanyak 236 perusahaan.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
Kriteria sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang
menyediakan annual report dan laporan keuangan ke BEI dan juga mengungkapkan struktur
corprate governance dalam annual reportnya. Jumlah sampel yang diperoleh berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan, yaitu sebanyak 40 perusahaan.

Metode Analisis
Metode analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif dan pengujian
hipotesis. Persamaan regresi berganda untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

MANDSCR = b0 + b1DWNKOM + b2KOMIND + b3KMTAUD + b4RPTDWN + b5RPTAUD +


b6LEV + b7LIK + b8PROF + e

Keterangan Notasi Persamaan Regresi Berganda :


MANDSCR = Mandatory Disclosure IFRS
DWNKOM = Jumlah anggota Dewan Komisaris
KOMIND = Proporsi Komisaris Independen
KMTAUD = Jumlah Anggota Komite Audit
RPTDWN = Jumlah Rapat Dewan Komisaris
RPTAUD = Jumlah Rapat Komite Audit
LEV = Leverage
LIK = Likuiditas
PROF = Profitabilitas
b0 = Konsatnta
b1 – b8 = Koefisien Regresi
e = error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan, yaitu perusahaan jasa yang
menyediakan annual report dan laporan keuangan ke BEI tahun 2010-2012 dan juga
mengungkapkan struktur corprate governance dalam annual reportnya, maka diperoleh sampel
sebanyak 40 perusahaan yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Daftar Perusahaan yang Digunakan sebagai Sampel dalam Penelitian
No. Keterangan
1. Jumlah perusahaan jasa yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 236
2. Perusahaan yang tidak mengungkapkan jumlah anggota dewan komiaris -
3. Perusahaan yang tidak mengungkapkan proporsi komiaris independen -
4. Perusahaan yang tidak mengungkapkan jumlah anggota komite audit -
5. Perusahaan yang tidak mengungkapkan jumlah rapat dewan komiaris 25
6. Perusahaan yang tidak mengungkapkan jumlah rapat komite audit 29
7. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria variabel kontrol leverage 4
8. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria variabel kontrol likuiditas 45
9. Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria variabel kontrol profitabilitas 37
10. Perusahaan yang tidak menyajikan annual report dan laporan keuangan di 56
website BEI pada tahun 2010, 2011 atau 2012
Jumlah perusahaan yang tidak memenuhi kriteria (196)
Jumlah sampel 40
Total sampel (40 perusahaan x 3 tahun) 120
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014
Tabel 2 menjelaskan hasil perhitungan statistik deskriptif variabel tingkat kepatuhan
pengungkapan konvergensi IFRS pada tahun 2010 – 2012:
Tabel 2
Statistik Deskriptif Tingkat Kepatuhan Pengungkapan Konvergensi IFRS

Tahun Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi


2010 0,31 0,64 0,39 0,065
2011 0,39 0,74 0,54 0,087
2012 0,36 0,73 0,58 0,094
Total 0,31 0,74 0,50 0,116
Sumber: Data yang diolah, 2014
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa telah terjadi kenaikan tingkat kepatuhan
pengungkapan untuk tahun 2010 sampai dengan 2012. Rata-rata tingkat kepatuhan pengungkapan
konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif yang diperoleh yaitu sebesar 0,5061 atau
50,61%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam satu periode laporan keuangan, perusahaan telah
mengungkapkan sebanyak 50,61% item pengungkapan konvergensi IFRS. Dengan meningkatnya
tingkat kepatuhan pengungkapan konvergensi IFRS maka dapat memberikan keuntungan bagi
investor dan manajemen. Pengungkapan wajib yang lebih luas dapat menggambarkan kinerja
perusahaan secara lengkap dan jelas sehingga kepercayaan investor terhadap manajemen akan
meningkat.

Tabel 3
Statistik Deskriptif Variabel Independen dan Variabel Kontrol

Variabel N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi


DWNKOM 120 2.0000 10.0000 4.5000 1.6501
KOMIND 120 0.2000 0.7500 0.4279 0.1197
KMTAUD 120 2.0000 6.0000 3.3083 0.8178
RPTDWN 120 1.0000 29.0000 6.4667 4.5001
RPTAUD 120 2.0000 57.0000 7.1667 6.8726
LEV 120 0.0100 19.7600 1.8002 2.7953
LIK 120 0.3783 9.1400 2.0996 1.6825
PROF 120 0.0040 14.4000 0.2830 1.3048
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014
Deskripsi Variabel
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa perusahaan sampel telah memenuhi ketentuan struktur
corporate governance, yaitu dengan memiliki dewan komisaris rata-rata empat sampai lima orang,
porporsi komisaris independen rata-rata lebih dari 30%, memiliki anggota komite audit rata-rata
sebanyak tiga orang, dan telah mengadakan rapat dewan komisaris dan rapat komite audit secara
rutin. Perusahaan yang telah memenuhi peraturan terkait corporate governance maka akan
melakukan pengungkapan konvergensi IFRS secara lengkap dan jelas sebagai bentuk
pertanggungjawaban dan transparansi kepada pemegang saham.
Selain itu, rata-rata perusahaan memiliki leverage sebesar 1,8002 kali. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan pendanaan dari hutang dibandingkan
modal sendiri. Perusahaan sampel rata-rata memiliki rasio likuiditas sebesar 2,09 dimana angka ini
menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi likuid. Perusahaan sampel rata-rata juga dapat
menghasilkan laba sebesar 28,30% dibandingkan dengan total ekuitas.
Pembahasan Hasil Penelitian
Tabel 4
Hasil Uji Hipotesis
Variabel Nilai Signifikansi (α = 5%)
DWNKOM .389
KOMIND .109
KMTAUD .007*
RPTDWN .548
RPTAUD .040*
LEV .190
LIK .248
PROF .652
Keterangan: *) Signifikan
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hipotesis pertama ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah anggota dewan komisaris tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan konvergensi IFRS pada laporan laba rugi
komprehensif dengan nilai signifikansi sebesar 0, 389. Alasan mendasar atas hal ini dapat
disebabkan karena jumlah anggota dewan komisaris perusahaan sampel rata-rata berjumlah empat
sampai lima orang. Jumlah ini lebih besar dari ketentuan minimal jumlah anggota dewan komisaris
yang ditetapkan oleh Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yaitu satu
orang. Namun, jumlah anggota dewan komisaris yang besar juga akan sulit dalam mencapai
kesepakatan dan membuat keputusan. Hal ini dikarenakan setiap dewan komisaris pasti memiliki
pertimbangan tersendiri dalam pengambilan keputusan sehingga akan membutuhkan waktu yang
lama dalam pengambilan keputusan. Apabila proses pengambilan keputusan membutuhkan waktu
yang lama, maka akan sulit bagi dewan komisaris untuk mendorong perusahaan untuk melakukan
pengungkapan informasi yang lebih luas. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
Prawinandi et al. (2012) yang juga tidak menemukan pengaruh jumlah anggota dewan komisaris
terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan.
Hasil pengujian terhadap hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel proporsi
komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan
konvergensi IFRS dengan nilai signifikansi sebesar 0,109. Alasan mendasar atas hal ini dapat
disebabkan karena proposi komisaris independen perusahaan sampel yang rata-rata sebesar
42,79% belum cukup untuk melaksanakan fungsi pengawasan bersama dewan komisaris.
Perusahaan sampel rata-rata memiliki proporsi komisaris independen yang lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah dewan komisaris. Hal ini dapat terjadi karena pemegang saham lebih
mempercayakan perusahaan kepada komisaris dari internal perusahaan karena dianggap lebih
mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan. Namun, apabila jumlah komisaris independen
yang kecil tetapi memiliki tingkat independensi yang tinggi maka akan dapat meningkatkan
tingkat kepatuhan pengungkapan konvergensi IFRS. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian Utami et al. (2012) dimana proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap
tingkat kepatuhan pengungkapan konvergensi IFRS.
Hasil pengujian terhadap hipotesis ketiga menunjukkan bahwa variabel jumlah
anggota komite audit berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan
konvergensi IFRS dengan nilai signifikansi sebesar 0,007. Alasan mendasar atas hal ini dapat
disebabkan karena jumlah anggota komite audit perusahaan sampel rata-rata telah memenuhi
ketentuan minimal yaitu tiga orang dan telah mampu untuk memberikan pendapat profesional
yang memerlukan perhatian dari dewan komisaris. Dalam hal ini komite audit mempunyai
tanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan telah mengungkapkan informasi sesuai
dengan persyaratan yang diwajibkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Al Akra et al.
(2010) yang menyatakan jumlah anggota komite audit merupakan faktor yang berpengaruh positif
terhadap kepatuhan pengungkapan wajib IFRS.
Hasil pengujian terhadap hipotesis keempat menunjukkan bahwa variabel jumlah
rapat dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan
konvergensi IFRS dengan nilai signifikansi sebesar 0,548. Alasan mendasar dari hasil penelitian
ini dapat disebabkan karena jumlah rapat dewan komisaris perusahaan sampel rata-rata tidak
memenuhi persyaratan minimal untuk mengadakan pertemuan sebanyak dua belas kali dalam satu
tahun. Namun, apabila dengan jumlah rapat yang kurang memenuhi ketentuan minimal dapat
dilaksanakan secara efektif serta dapat berkoordinasi dan berkomunikasi baik dengan pihak
manajemen maka tingkat kepatuhan pengunkapan konvergensi IFRS dapat meningkat. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Utami et al. (2012) yang menyatakan jumlah rapat dewan
komisaris tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan konvergensi IFRS.
Hasil pengujian terhadap hipotesis kelima menunjukkan bahwa variabel jumlah rapat
komite audit berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan konvergensi
IFRS dengan nilai signifikansi sebesar 0,040. Alasan mendasar untuk hasil penelitian ini dapat
disebabkan karena jumlah rapat komite audit yang lebih besar dari jumlah rapat dewan komisaris
dapat menjadi aktivitas untuk membahas mengenai penyusunan laporan keuangan perusahaan dan
dikomunikasikan atau diterapkan dalam langkah nyata pengawasan yang optimal. Dalam hal ini,
komite audit mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pendapat profesional yang
independen kepada dewan komisaris. Oleh karena itu, tindak lanjut dari pertemuan komite audit
dapat menjadi salah satu pertimbangan yang juga penting untuk diimplementasikan dalam bentuk
pengawasan yang lebih baik. Sehingga manajemen akan menyajikan laporan keuangan dengan
pengungkapan yang lebih luas. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ettredge et al. (2010)
yang menyatakan frekuensi rapat komite audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan wajib
IFRS.

KESIMPULAN DAN KETERBATASAN


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur corporate governance yang berpengaruh
terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif
yaitu jumlah anggota komite audit dan jumlah rapat komite audit. Hal ini berarti perusahaan yang
memiliki komite audit dan telah memenuhi syarat minimal jumlah rapat komite audit akan
cenderung mengungkapkan item wajib konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif
secara luas. Sedangkan variabel lain yaitu jumlah anggota dewan komisaris, proporsi komisaris
independen, dan jumlah rapat dewan komisaris tidak berperngaruh terhadap tingkat kepatuhan
pengungkapan konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif. Hal ini berarti perusahaan
yang telah memenuhi peraturan mengenai jumlah anggota dewan komisaris, proporsi komisaris
independen, dan jumlah rapat dewan komisaris belum mampu untuk dapat meningkatkan tingkat
kepatuhan pengungkapan konvergensi IFRS pada laporan laba rugi komprehensif.
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu, penelitian ini hanya berfokus pada laporan laba
rugi komprehensif dengan menggunakan PSAK yang berkaitan dengan laporan laba rugi
komprehensif, sehingga hasil penelitian kurang mencerminkan tingkat kepatuhan pengungkapan
konvergensi IFRS secara keseluruhan. Selain itu, tidak adanya informasi eksplisit dari
pengungkapan, membuat subyektifitas penilaian muncul dalam meniliti pengungkapan
konvergensi IFRS.
Dengan mempertimbangkan hasil analisis, kesimpulan dan keterbatasan yang telah
dikemukakan di atas, maka saran yang diberikan untuk penelitian berikutnya yaitu perluasan objek
penelitian dengan meneliti secara keseluruhan laporan keuangan, tidak hanya PSAK yang
berkaitan dengan laporan laba rugi komprehensif.

REFERENSI
Adina, P., dan P. Ion. 2008. Aspect Regarding Corporate Mandatory and Voluntary Disclosure.
Annals Faculty of Economics Journal 3 (1): 1407-1411.
Al- Akra, M., I. A., Eddie dan M. J. Ali. 2010. The Influence of The Introduction of Accounting
Disclosure Regulation on Mandatory Disclosure Compliance: Evidence from Jordan. The
British Accounting Review 7 (1): 1-20.
Alijoyo, F.A. 2003. Keberadaan dan Peran Komite Audit Dalam Rangka Implementasi GCG.
Seminar Nasional FKSPI BUMN/BUMD Wilayah Jawa Timur.
Deloitte Touche Tohmatsu.2010. International Financial Reporting Standards. Presentation and
Disclosure Checklist 2010.
http://www.iasplus.com/en/publications/global/modelschecklists/2010/ifrs-presentation-
and-disclosure-checklist-2010. Diakses 2 Desember 2013.
2011. International Financial Reporting Standards. Workbook 2011.
http://www.iasplus.com/en/publications/global/models-checklists/2011/ifrscompliance-
presentation-and-disclosure-checklist-2011. Diakses 2 Desember 2013.
.2012. International Financial Reporting Standards. Workbook 2012.
http://www.iasplus.com/en/publications/global/models-checklists/2012/ifrscompliance-
presentation-and-disclosure-checklist-2012. Diakses 2 Desember 2013.
Diyanti, Ferry. 2010. Mekanisme Good Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan dan
Mandatory Disclosure: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Publikasi Ilmiah Program Magister Sains Akuntansi Fakultas Ekonomi Unversitas
Brawijaya.
Ettredge, M., K. Johnstone, M. Stone dan Q. Wang. 2010. The Effects of Firm Size, Corporate
Governance Quality, and Bad News on Disclosure Compliance. Review of Accounting
Studies, Forthcoming:1-34.
Gamayuni, R. R. 2009. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju
International Financial Reporting Standards. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 14 (2):
153166.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro ISBN : 979.704.300.2
Hamzah, M.Z., dan Suparjan, A. 2009. Pengaruh Karakteristik Corporate Governance Terhadap
Struktur Modal. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 9, No. 1, April 2009.
Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variabel dari
Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 10, No. 2, November 2008.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia. Jakarta: Komite Nasional Kebijakan Governance.
Menteri Negara BUMN. 2011. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate
Governance) pada BUMN. http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/dan/files/Pdf/PER-
01_MBU_2011%20PENERAPAN%20TATA%20KELOLA%20PERUSAHAAN%20YA
NG%20BAIK%20-%20GCG.pdf. Diakses 23 Oktober 2013.
Prawinandi, W., Suhardjanto, D., dan H. Triatmoko. 2012. Peran Struktur Corporate Governance
dalam Tingkat Kepatuhan Mandatory Disclosure Konvergensi IFRS. Simposium Nasional
Akuntansi XV.
Solomon, Jill. 2007. Corporate Governance and Accountability. 2nd Edition. John Wiley & Sons,
Ltd.
Utami, W. D., Suhardjanto, D., S. Hartoko. 2012. “Investigasi Dalam Konvergensi IFRS Di
Indonesia: Tingkat kepatuhan pengungkapan dan Kaitannya dengan Mekanisme
Corporate Governance.” Simposium Nasional Akuntansi XV.
Wardhani, Ratna. 2006. “Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami
Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firms)”. Simposium Nasional Akuntansi
IX.
www.iaiglobal.or.id
www.idx.co.id
PERUBAHAN MODAL
Laporan perubahan modal (ekuitas) adalah merupakan salah satu dari laporan
keuangan yang harus dibuat oleh perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan
prinsip pengukuran tertentu yang dianut.
Hal-hal yang terdapat dalam laporan perubahan modal adalah sebagai berikut :
 Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan
 Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang
berdasarkan PSAK terkait diakui secara lansung dalam PSAK
 pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan perubahan
terhadap kesalahan mendasar sbagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan terkait,
 transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik
 saldo akumulasi laba atau rugi pada awal d(ekuitas periode serta perubahannya dan
 rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan
acdangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap
perubahan.

 Contoh tabel laporan perubahan modal


 CONTOH JURNAL PENELITIAN TENTANG PERUBAHAN MODAL
Jurnal Ilmiah Akuntansi & Bisnis
ISSN: 2528-2093 (print), ISSN: 2528-1216 (online)
Volume 2, No. 2, Desember 2017
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/akuntansi/
272
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN,
STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR
MODAL
(PENELITIAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015)
a I Gusti Ayu Suta Premawati, bGede Sri Darma
aPT. Bank BPD Bali, bUndiknas Graduate School, Denpasar
asutapremawati@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Struktur
Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal (Penelitian di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015).
Tujuan dari penelitian ini adalah pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan,
struktur aktiva, dan profitabilitas terhadapstruktur modal. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur dikategorikan industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia untuk periode 2011-2015 dan memberikan rekomendasi sebagai
penyelesaian pada penelitian ini. Terdiri dari 22 perusahaan diambil dalam pengamatan
5 tahun, dan jumlah 110 sampel dengan metode purposive random sampling. Dalam
analisismenerapkan dengan pengolahan Analisis Jalur dengan AMOS versi 22. Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas. Pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Struktur aset dan profitabilitas
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Perusahaan
Manufaktur yang terkategori Consumer Goods Industry harus memperhatikan faktor
profitabilitas dan stuktur aktiva karena merupakan faktor yang lebih banyak dalam
mempengaruhi struktur modal. Dalam hal ini manajemen perusahaan perlu menjaga
stuktur modal agar kondisi perusahaan tetap terjagaserta dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Oleh karena itu, sangat berguna bagi investor untuk mempertimbangkan
variabel tersebut untuk penelitian dalam rangka untuk membuat keputusan pendanaan
yang tepat dan melakukan perdagangan saham dengan penuh percaya diri. Penelitian
selanjutnya perlu memperhatikan variabel-variabel selain ukuran perusahaan,
pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, profitabilitas dan struktur modal serta periode
waktu yang berbeda.
Kata kunci: DER, Ukuran Perusahaan, Penjualan, Struktur Aktiva, ROE

PENDAHULUAN
Husnan dan Pudjiastuti (2002:277) menyatakan salah satu keputusan penting
yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi
perusahaan adalah keputusan pendanaan, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan
dengan komposisi penggunaan hutang dan modal sendiri yang harus digunakan oleh
perusahaan atau yang lebih dikenal dengan struktur modal. Brigham dan Houston
(2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan
modal yang dapat berasal dari utang maupun ekuitas. Didalam melakukan kegiatan
operasional terutama dimasa krisis, perusahaan dihadapkan adanya Jurnal Ilmiah
Akuntansi & Bisnis
Suatu variasi dalam pembelanjaan, dalam arti terkadang perusahaan lebih baik
menggunakan dana yang bersumber dari utang (debt), tetapi terkadang perusahaan lebih
baik jika menggunakan dana yang berasal dari modal sendiri (equity). Menurut
Kusumajaya (2011), banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian
saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur.
Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan
kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai. Tujuan utama perusahaan adalah
meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan
yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan.

KAJIAN LITERATUR
Menurut Brigham dan Houston, (2011:180), struktur modal adalah kombinasi
hutang dan modal sendiri yang akan menjadi dasar penghimpun modal oleh perusahaan.
Struktur modal dibagi menjadi dua, yaitu hutang dan ekuitas (modal sendiri). Struktur
modal perusahaan menjadi bagian yang penting dalam keputusan pendanaan, hal tersebut
disebabkan karena struktur modal akan menjadi faktor penentu bagi kinerja perusahaan.
Dengan demikian, tujuan perusahaan akan tercapai yaitu memaksimumkan kekayaan
pemegang saham. Salah satu jalan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
menentukan struktur modal yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Struktur modal
perusahaan dapat dilihat dari besarnya debt to equity ratio atau DER yang menunjukkan
besaran hutang terhadap ekuitas yang dimiliki perusahaan. Semakin besar tingkat DER
menunjukkan semakin besar tingkat resiko yang dihadapi perusahaan, begitu pula
sebaliknya semakin rendah tingkat utang, resiko yang dihadapi perusahaan semakin kecil.

274 H4 (+) H1 (+) H2 (+) H3 (+) H44(+)H54(+ ) H64(+ )

maupun dalam aktiva tetap. Semakin besar struktur aktiva yang dimiliki perusahaan,
maka semakin besar peluang perusahaan untuk menggunakan hutang. Perusahaan yang
memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar
karena aktiva tetap yang besar dapat digunakan sebagai jaminan. Investor akan lebih
mempercayai akan perusahaan yang memiliki aktiva tetap yang besar sebagai jaminan
atas hutang perusahaan, karena apabila terjadi kebangkrutan, maka perusahaan dapat
melunasi kewajibannya kepada investor. Brigham dan Houston (2011:107) profitabilitas
merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh
perusahaan. Perusahaan dengan laba yang besar dapat menarik minat investor untuk
berinvestasi. Perusahaan yang memiliki tingkat stabilitas keuntungan yang baik akan
lebih berani untuk mengambil modal asing dalam pembiayaan perusahaan, karena
memiliki kemampuan untuk membayar hutang berikut bunganya. Bagi perusahaan yang
profitabilitasnya stabil akan terus berusaha untuk meningkatkan keuntungannya tanpa
mengurangi laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Oleh sebab itu, perusahaan
akan senantiassa mencari dana demi meningkatkan keuntungan tersebut yang berasal dari
modal asing. Maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1: Semakin tinggi ukuran perusahaan maka berpengaruh signifikan terhadap semakin
tinggi struktur modal.
H2: Semakin tinggi ukuran perusahaan maka berpengaruh signifikan terhadap semakin
tinggi profitabilitas.
H3: Semakin tinggi pertumbuhan penjualan maka berpengaruh signifikan terhadap
semakin
tinggi profitabilitas.
H4: Semakin tinggi pertumbuhan penjualan maka berpengaruh signifikan terhadap
semakin
tinggi struktur modal.
H5: Semakin tinggi struktur aktiva maka berpengaruh signifikan terhadap semakin tinggi
struktur modal.
H6: Semakin tinggi profitabilitas maka berpengaruh signifikan terhadap semakin tinggi
struktur modal.
METODE
Lokasi penelitian di Bursa Efek Indonesia dan penelitian ini menggunakan data sekunder
yang berupa komponen laporan keuangan tahunan pada perusahaan manufaktur yang
terkategori perusahaan barang konsumen (consumer goods industry) di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2011-2015. Metode penentuan sampel dengan metode purposive
random sampling, maka didapatkan 22 perusahaan dengan periode 5 tahun ada 110
sampel dengan eliminasi 17 peusahaan. Adapun batasan kriteria dalam penentuan sampel
dalam penelitian ini adalah:
Ukuran Perusahaan (X1) ,Pertumbuhan Penjualan (X2), Struktur Aktiva (X3), Profitabilitas (X4), Struktur
Modal (Y)

a. Perusahaan yang termasuk ke dalam populasi sektor manufaktur yang terkategori


perusahaan-perusahaan industri barang konsumen (consumer goods industry) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2015.
b. Perusahaan manufaktur yang terkategori perusahaan-perusahaan barang konsumen
(consumer goods industry) yang memiliki laporan keuangan tahunan yang lengkap pada
periode tahun 2011-2015.
c. Perusahaan manufaktur yang terkategori perusahaan-perusahaan industri barang
konsumen (consumer goods industry) yang tidak di-delisting selama periode tahun 2011-
2015. Metode pengumpulan data dengan dokumentasi. Peneliti mengumpulkan data
dengan cara mengamati, mencatat serta mempelajari uraian-uraian dari buku, majalah,
jurnal, penelitian sebelumnya serta laporan keuangan tahunan yang di dapatkan pada situs
website resmi Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan
menggunakan model analisis jalur (path analysis) dan pengolahan data menggunakan
program Amos versi 22 terbaru.

SIMPULAN

Simpulan
Maka kesimpulannya ada 3 hipotesis telah diterima dan 3 hipotesis yang telah
ditolak.Yaitu ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
struktur modal. Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas. Pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap struktur modal. Struktur aset dan profitabilitas memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap struktur modal. Jurnal Ilmiah Akuntansi & Bisnis

Implikasi Penelitian
Perusahaan Manufaktur yang terkategori Consumer Goods Industry harus memperhatikan
faktor profitabilitas dan stuktur aktiva karena merupakan faktor yang lebih banyak dalam
mempengaruhi struktur modal. Dalam hal ini manajemen perusahaan perlu menjaga
stuktur modal agar kondisi perusahaan tetap terjaga serta dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Oleh karena itu, sangat berguna bagi investor untuk mempertimbangkan
variabel tersebut untuk penelitian dalam rangka untuk membuat keputusan pendanaan
yang tepat dan melakukan perdagangan saham dengan penuh percaya diri.

Saran Penelitian Mendatang


Penelitian selanjutnya perlu memperhatikan variabel-variabel selain ukuran perusahaan,
pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, profitabilitas dan struktur modal serta
periode waktu yang berbeda..

REFERENSI
Barus, Andreani Caroline dan Leliani. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Volume 3 Nomor 02. Medan.
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi
11. Penerjemah Ali Akbar Yulianto. Salemba Empat. Jakarta.
Fahmi, I. 2012. Analisis Laporan Keungan. Alfabeta. Bandung.
Husnan, S dan Pudjiastuti, Enny. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. UPP AMP
YKPN : Yogyakarta
Indonesia Stock Exchange. 2016. IDX Statistics. (on line), Available
http://www.idx.co.id/idid/beranda/publikasi/statistik.aspx (12 April 2016)
Kusumajaya. 2011. Pengaruh Struktur Modal & Pertumbuhan Perusahaan terhadap
Profitabilitas & Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur diBursa Efek
Indonesia. Tesis, Program Megister Manajemen, Universitas Udayana, Denpasar.
Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai