Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN STUDI PUSTAKA

KIMIA TENTANG

Disusun oleh:

Aziz fitriadi

MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL ULUM

TAHUN AJARAN 2016/2017


Plastik

Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul-


molekul kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai panjang dengan
struktur yang kaku yang berbahan baku petroleum, turunan dari minyak bumi
yang bernama naftha. Plastik merupakan senyawa sintetis dari minyak bumi
(terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan reaksi polimerisasi
molekul-molekul kecil (monomer) yang sama, sehingga membentuk rantai
panjang yang kaku dan akan menjadi padat setelah temperatur pembentukannya.
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik,
namun ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik terbentuk dari
kondensi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain
untuk meningkatkan performa atau perekonomian. Hampir semua plastik sulit
untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan
memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme.
Para pemerhati lingkungan menganjurkan kita untuk mengurangi
penggunaan kantung plastik/kresek dengan istilah “diet kantung plastik” dalam
segala hal. Contoh nyata adalah:
1). Mengurangi menggunakan kantong plastik pada saat berbelanja, dengan
menggunakan tas pribadi sebagai penggantinya.
2). Membawa tempat minuman pribadi (tumbler) supaya mengurangi konsumsi
botol plastik kemasan.
3). Makan di kantin atau makan ditempat supaya tidak dibungkus, hal itu dapat
mengurangi penggunaan kantong plastik sebagai media pembawanya.
4). Contoh lain dapat dilakukan sesuai dengan ide kreatif masing-masing.

Plastik konvensional merupakan produk yang tidak ramah lingkungan karena:


1). Berbahan baku dari minyak bumi, yang merupakan sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui.
2). Memerlukan waktu sekitar 500 tahun agar dapat terurai.
3). Kedap air dan udara sehingga dapat merusak ekosistem jika dibuang.
4). Memiliki indikasi toksisitas yang cukup tinggi jika tertelan maupun tersinggung
langsung dengan makanan.
Mungkin dari beberapa orang berpendapat bahwa membakar plastik
merupakan solusi yang mudah dilakukan. Memang mudah dilakukan, namun itu
ukan solusi. Hal tersebut dikarenakan emisi gas hasil dari pembakaran akan
megandung CO2, NOx, dan SOx yang merupakan emisi gas yang sangat
berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Belum lagi residu pembakaran yang
berwarna hitam pekat dapat menjadi racun bagi kehidupan tanah dan merusak
berbagai ekosistem sekitar.

Beberapa alasan di atas, memancing beberapa peneliti untuk mencari


penyelesaian masalah-masalah tersebut. Khususnya para Engineer, orang-orang
yang memang didesain untuk merekayasa suatu penemuan agar dapat
diaplikasikan ke masyarakat umum. Muncullah inovasi berupa bioplastik.
Pengertian dari bioplastik sendiri sangat beragam, (1) plastik ramah lingkungan,
(2) plastik yang dapat terurai dengan cepat, (3) bahan baku berasal dari sumber
yang dapat diperbaharui, (4) tidak toksik baik untuk lingkungan dan manusia,
dan berbagai definisi lainnya.

Akhir-akhir ini memang sudah menjamur penggunaan plastik ramah


lingkungan di berbagai ritel, mereka mengaku bahwa plastik mereka dapat
terurai dalam kurun waktu 6 bulan. Namun, jika kita menelusuri lebih jauh,
plastik yang mereka anggap ramah lingkungan, bagi Saya, bukan lah plastik
yang cukup ramah lingkungan. Plastik tersebut memang dapat terurai, namun
sebagian besar bahan penyusun plastik masih berasal dari petroleum yang
ditambah sedikit zat aditif agar plastik tersebut dapat "pecah", bukan "terurai",
dan yang secara struktur kimia tidak dapat terurai menjadi molekul sederhana
dan tetap berbahaya bagi lingkungan.
Bioplastik
Bioplastik atau yang sering disebut plastik Biodegradable,merupakan salah satu
jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat
dari bahan yang dapat diperbarui, seperti pati, minyak nabati, dan
mikrobiota. Ketersediaan bahan dasarnya di alam sangat melimpah dengan
keragaman struktur tidak beracun. Bahan yang dapat diperbarui ini
memiliki biodegradabilitas yang tinggi sehingga sangat berpotensi untuk
dijadikan bahan pembuat bioplastik (Stevens, 2002).
Permintaan bioplastik yang meningkat menyebabkan bioplastik
berkembang cepat dalam produk termoplastik global, baik yang bersifat
biodegradableatau non-biodegradable. Permintaan bioplastik global
diperkirakan akan mencapai lebih dari satu milyar pon pada 2012. Saat ini,
segmen bioplastikbiodegradableadalah segmen terbesar dari kategori
bioplastik, tetapi diperkirakan akan digeser oleh kelompok produk bioplastik
non-biodegradable, yang paling tidak 100% berasal dari
biomassa. Penggunaan utama bioplastik ditujukan untuk kemasan,
pelayanan makanan sekali pakai, dan serat aplikasi.
(Phil S. dan Stephen W., 2008).
Bioplastik dapat dibuat dengan berbagai teknik dan metode sesuai
dengan tujuannya. Menurut Sri Widia (2010), bioplastik diproduksi pada
8 skala industri dalam bentuk PCL (poli-ε-kaprolakton), PHB (poli-β-
hidroksi butirat), PBS (poli butilena suksinat), dan PLA (polilactic acid).
Bahannya pun dapat berupa bahan yang dapat diperbarui seperi pati dalam
pembuatan PLA atau minyak bumi seperti pada pembuatan PCL . Cara lain
yang lebih mudah adalah dengan membuat
bioplastik dari nata. Pembuatan bioplastik dengan cara ini membutuhkan
bahan dasar seperti dari air cucian beras, air kelapa
(Lisbeth Tampubolon, 2009), air limbah tahu dan sari buah.
(Ani S., Erliza H., dan Prayoga S., 2005).
Jenis Bioplastik
Bioplastik terdiri atas beberapa jenis, yang paling luas penggunaan dan
produksinya yaitu  Bioplastik berbasis pati  Menguasai sekitar 50% pasar
Bioplastik, umumnya digunakan untuk bahan kemasan termoplast, diproduksi
dari bahan-bahan alam yang mengandung karbohidrat.
Bioplastik berbasis Asam Polilactat (PLA) PLA adalah bioplastik bening yang
biasanya diprodusi dari bahan jagung atau sumber gula alam, umumnya
digunakan sebagai bahan kemasan. PLA dihasilkan dari proses fermentasi
senyawa-senyawa gula yang diperoleh dari bahan alam. Hasil fermentasi
menghasilkan asam laktat yang dipolimerisasi untuk menghasilkan plastik PLA,
siap untuk dibentuk sesuai produk yang diinginkan. Dari sisi aplikasi
manufacturing, NEC dan Fujitsu Jepang merupakan contoh perusahaan yang
menunjukkan potensi Bioplastik sebagai laternatif material yang dapat
digunakan dalam industri elektronik. Bahkan Fujitsu sudah menghasilkan
komputer note book dengan bahan casing dari Bioplastik. Monsanto dan
DuPont Chem perusahaan kimia raksasa yang merupakan salah satu pionir
pengembangan material Bioplastik.

Salah satu bagian proses pembuatan Bioplastik adalah modifikasi genetik yang
melibatkan mikroorganisme. Proses modifikasi genetik ini dianggap merupakan
kunci masa depan agar proses pembuatan Bioplastik lebih murah dan lebih
sdeikit mengkonsumsi bahan bakar minyak. Metabolix salah satu perusahaan
yang begerak dalam bidang pembuatan Bioplastik mengkalim telah memiliki
berbagai paten yang terkait dengan proses rekayasa genetik mikroba untuk
dapat membuat Bioplastik lebih ekonomis ( Businessweek 16 Juli 2008 ).
Mekanisme Pembuatan Bioplastik
Mekanisme pembuatan bioplastik berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
yaitu, pati (dapat dihasilkan dari penghalusan dedak) sebagai bahan baku utama
dan  biopolimer (gelatin) diukur masanya sesuai dengan kebutuhan. Kemudian
pati dan gelatin yang telah diukur dicampurkan dengan akuades di wadah anti
panas yang berbeda. Volume larutan gelatin sebesar 10% dari volume larutan
pati. Volume gliserol pun diukur sebesar 1% dari volume larutan pati. Letakkan
wadah berisi larutan gelatin pada kompor hingga mencapai suhu 95˚C. setelah
itu masukkan larutan gelatin dan diaduk selama ±25 menit. Kemudian
masukkan larutan gliserol dan aduk sampai homogen. Setelah larutan telah
homogen keluarkan wadah dari kompor kemudian dinginkan sebelum dicetak.
Tuang larutan ke dalam cetakan. Cetakan dimasukkan ke dalam oven sampai
mencapai suhu 60˚C selama 24 jam. Setelah dikeringkan dalam oven, lepaskan
plastik dari cetakannya.

Pembuatan  plastik di atas dengan bahan baku pati dengan gelatin dan gliserol
didapatkan hasil plastik berwarna transparan, terdapat pori (rongga) dan elastis.
Struktur bioplastik yang menggunakan gelatin memiliki banyak pori (rongga)
dibandingkan dengan struktur bioplastik yang tidak menggunakan gelatin.
Rongga pada bioplastik ini mudah terisi air sehingga menyebabkan bioplastik
dengan formula ini paling banyak menyerap air dibandingkan dengan bioplastik
dengan formula lainnya. Sedangkan struktur bioplastik yang tidak
menggunakan gelatin terlihat lebih rapat (dense), hal ini yang menyebabkan
bioplastik dengan formulasi ini memiliki persen perpanjangan yang bagus,
namun kurang dalam penyerapan air.

Oleh karena gelatin berbahan keras dan kaku diperlukan penambahan


plasticizer gliserol. Dengan penambahan gliserol, dapat membuat struktur
plastik lebih fleksibel, licin, dan elastis. Sehingga didapatkanlah plastik yang
bersifat transparan, elastis, hidrofilik (sifat suka air), dan mudah terurai yang
dinamakan sifat mekanik plastik. Sifat mekanik plastik dipengaruhi oleh
besarnya jumlah kandungan komponen-komponen penyusun film plastik
(lembaran tipis plastik) yang dalam hal ini ialah pati, gelatin serta gliserol

Film plastik dari campuran pati dan gelatin agar dapat digunakan sebagai plastik
kemasan harus memenuhi standar sifat mekanik tertentu. Umumnya plastik
kemasan komersil yang digunakan adalah polietilen. Plastik berbahan pati harus
memiliki kesamaan sifat mekanik untuk dapat menggantikan polietilen sebagai
polimer sintetik.

Plastik yang digunakan saat ini merupakan polimer sintetik dari bahan baku
minyak bumi yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Jenis
plastik seperti polipropilen (PP), polietilen (PE), polivinil klorida (PVC),
polistiren (PS), dan polietilen tereftalat (PET) merupakan plastik sintetik yang
tidak dapat terdegradasi oleh mikroorganisme di lingkungan karena
mikroorganisme tidak mampu mengubah dan mensintesis enzim yang khusus
untuk mendegradasi polimer petrokimia  Akibatnya plastik yang tertimbun
dalam tanah akan mempengaruhi kualitas air tanah serta dapat memusnahkan
kandungan humus yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur.

Salah satu bagian proses pembuatan Bioplastik adalah modifikasi genetik yang
melibatkan mikroorganisme. Proses modifikasi genetik ini dianggap merupakan
kunci masa depan agar proses pembuatan Bioplastik lebih murah dan lebih
sdeikit mengkonsumsi bahan bakar minyak. Metabolix salah satu perusahaan
yang begerak dalam bidang pembuatan Bioplastik mengkalim telah memiliki
berbagai paten yang terkait dengan proses rekayasa genetik mikroba untuk
dapat membuat Bioplastik lebih ekonomis ( Businessweek 16 Juli 2008 ).

Sampai sejauh mana Bioplastik dapat menjadi penganti plastik konvensional


yang lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan, kelihatannya masih
membutuhkan waktu lebih lama. Tapi sampai sejauh ini Bioplastik masih
merupakan kandidat potensial sebagai material ramah lingkungan, pengganti
plastik konvensional.

jadi kesimpulannya Bioplastik yang ramah lingkungan merupakan salah satu


solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah penumpukan limbah plastik
yang sulit terurai di alam dengan tetap mampu menghasilkan produk dengan
kekuatan yang sama dengan plastik sintetik. Namun, Bioplastik juga memiliki
beberapa kekurangan. Saat ini teknologi proses Bioplastik masih lebih mahal
dibandingkan biaya produksi plastik konvensional. Isu kekuatan Bioplastik juga
merupakan kelemahan plastik jenis ini, Bioplastik dinilai kurang memiliki
kekuatan dan daya tahan mekanik dibandingkan plastik konvensional. Untuk
meningkatkan kinerja Bioplastik ditambahkan bahan-bahan aditif atau dicampur
dengan plastik konevnsional.
Material plastik ramah lingkungan dan hemat
energi, Bioplastik

Akhir-akhir ini topik tentang Bioplastik banyak saya dapatkan dalam berbagai
media cetak dan elektronik. Sebetulnya bidang Bioplastik sendiri bukan sesuatu
yang baru. Jauh sebelumnya sudah dikenal bahkan sudah diaplikasikan dalam
beberapa bidang industri.

Bioplastik merupakan jenis plastik atau polimer yang dibuat dari bahan-bahan
biotik seperti jagung, singkong ataupun mikrobiota. Berbeda dengan plastik
konvensional yang sering kita gunakan, yang umumnya dibuat dari minyak
bumi dan gas alam.

Ada dua isu penting yang menurut saya membuat Bioplastik ini “naik daun” ;
isu kelestarian lingkungan dan isu kenaikan harga bahan bakar minyak bumi.
Bioplastik merupakan jenis plastik yang secara teknis mudah untuk terurai di
alam. Bioplastik yang tersusun atas komponen-komponen alam akan lebih
mudah didegradasi oleh bakteri-bakteri pengurai karena senyawa penyusunnya
sudah “dikenal” oleh bakteri-bakteri pengurai. Berbeda dengan plastik
konvensional saat dibuang ke lingkungan plastik jenis ini tidak dapat terurai.
Dalam jangka panjang di khawatirkan memberikan efek kerusakan tanah dan air
yang kronis. Bahan baku Bioplastik adalah bahan-bahan bio massa seperti biji-
biji tanaman, bahan Bioplastik bukan berbasis minyak bumi dan gas alam.
Kelebihan ini memberikan insentif Bioplastik terutama saat harga minyak bumi
sedang melambung tinggi.
Namun Bioplastik juga memiliki beberapa kekurangan. Saat ini teknologi
proses Bioplastik masih lebih mahal dibandingkan biaya produksi plastik
konvensional. Isu kekuatan Bioplastik juga merupakan kelemahan plastik jenis
ini, Bioplastik dinilai kurang memiliki kekuatan dan daya tahan mekanik
dibandingkan plastik konvensional. Untuk meningkatkan kinerja Bioplastik
ditambahkan bahan-bahan aditif atau dicampur dengan plastik konevnsional.

Anda mungkin juga menyukai