Plastik
Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi
molekul-molekul kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai
panjang dengan struktur yang kaku yang berbahan baku petroleum,
turunan dari minyak bumi yang bernama naftha. Plastik merupakan
senyawa sintetis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon rantai pendek)
yang dibuat dengan reaksi polimerisasi molekul-molekul kecil (monomer)
yang sama, sehingga membentuk rantai panjang yang kaku dan akan
menjadi padat setelah temperatur pembentukannya.
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-
sintetik, namun ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik
terbentuk dari kondensi organik atau penambahan polimer dan bisa juga
terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau perekonomian.
Hampir semua plastik sulit untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan
karbon rantai panjang dan memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama
sekali tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.
Para pemerhati lingkungan menganjurkan kita untuk mengurangi
penggunaan kantung plastik/kresek dengan istilah “diet kantung plastik”
dalam segala hal. Contoh nyata adalah:
1). Mengurangi menggunakan kantong plastik pada saat berbelanja, dengan
menggunakan tas pribadi sebagai penggantinya.
2). Membawa tempat minuman pribadi (tumbler) supaya mengurangi
konsumsi botol plastik kemasan.
3). Makan di kantin atau makan ditempat supaya tidak dibungkus, hal itu
dapat mengurangi penggunaan kantong plastik sebagai media
pembawanya.
4). Contoh lain dapat dilakukan sesuai dengan ide kreatif masing-masing.
Bioplastik
Bioplastik atau yang sering disebut plastik Biodegradable,merupakan
salah satu jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat
dari bahan yang dapat diperbarui, seperti pati, minyak nabati, dan
mikrobiota. Ketersediaan bahan dasarnya di alam sangat melimpah dengan
keragaman struktur tidak beracun. Bahan yang dapat diperbarui ini
memiliki biodegradabilitas yang tinggi sehingga sangat berpotensi untuk
dijadikan bahan pembuat bioplastik (Stevens, 2002).
Permintaan bioplastik yang meningkat menyebabkan bioplastik
berkembang cepat dalam produk termoplastik global, baik yang bersifat
biodegradableatau non-biodegradable. Permintaan bioplastik global
diperkirakan akan mencapai lebih dari satu milyar pon pada 2012. Saat ini,
segmen bioplastikbiodegradableadalah segmen terbesar dari kategori
bioplastik, tetapi diperkirakan akan digeser oleh kelompok produk
bioplastik
non-biodegradable, yang paling tidak 100% berasal dari
biomassa. Penggunaan utama bioplastik ditujukan untuk kemasan,
pelayanan makanan sekali pakai, dan serat aplikasi.
(Phil S. dan Stephen W., 2008).
Bioplastik dapat dibuat dengan berbagai teknik dan metode sesuai
dengan tujuannya. Menurut Sri Widia (2010), bioplastik diproduksi pada
8 skala industri dalam bentuk PCL (poli-ε-kaprolakton), PHB (poli-β-
hidroksi butirat), PBS (poli butilena suksinat), dan PLA (polilactic acid).
Bahannya pun dapat berupa bahan yang dapat diperbarui seperi pati dalam
pembuatan PLA atau minyak bumi seperti pada pembuatan PCL . Cara lain
yang lebih mudah adalah dengan membuat
bioplastik dari nata. Pembuatan bioplastik dengan cara ini membutuhkan
bahan dasar seperti dari air cucian beras, air kelapa
(Lisbeth Tampubolon, 2009), air limbah tahu dan sari buah.
(Ani S., Erliza H., dan Prayoga S., 2005).
Jenis Bioplastik
Bioplastik terdiri atas beberapa jenis, yang paling luas penggunaan
dan produksinya yaitu Bioplastik berbasis pati Menguasai sekitar 50%
pasar Bioplastik, umumnya digunakan untuk bahan kemasan termoplast,
diproduksi dari bahan-bahan alam yang mengandung karbohidrat.
Bioplastik berbasis Asam Polilactat (PLA) PLA adalah bioplastik bening
yang biasanya diprodusi dari bahan jagung atau sumber gula alam,
umumnya digunakan sebagai bahan kemasan. PLA dihasilkan dari proses
fermentasi senyawa-senyawa gula yang diperoleh dari bahan alam. Hasil
fermentasi menghasilkan asam laktat yang dipolimerisasi untuk
menghasilkan plastik PLA, siap untuk dibentuk sesuai produk yang
diinginkan. Dari sisi aplikasi manufacturing, NEC dan Fujitsu Jepang
merupakan contoh perusahaan yang menunjukkan potensi Bioplastik
sebagai laternatif material yang dapat digunakan dalam industri elektronik.
Bahkan Fujitsu sudah menghasilkan komputer note book dengan bahan
casing dari Bioplastik. Monsanto dan DuPont Chem perusahaan kimia
raksasa yang merupakan salah satu pionir pengembangan material
Bioplastik.
Ada dua isu penting yang menurut saya membuat Bioplastik ini “naik
daun” ; isu kelestarian lingkungan dan isu kenaikan harga bahan bakar
minyak bumi. Bioplastik merupakan jenis plastik yang secara teknis mudah
untuk terurai di alam. Bioplastik yang tersusun atas komponen-komponen
alam akan lebih mudah didegradasi oleh bakteri-bakteri pengurai karena
senyawa penyusunnya sudah “dikenal” oleh bakteri-bakteri pengurai.
Berbeda dengan plastik konvensional saat dibuang ke lingkungan plastik
jenis ini tidak dapat terurai. Dalam jangka panjang di khawatirkan
memberikan efek kerusakan tanah dan air yang kronis. Bahan baku
Bioplastik adalah bahan-bahan bio massa seperti biji-biji tanaman, bahan
Bioplastik bukan berbasis minyak bumi dan gas alam. Kelebihan ini
memberikan insentif Bioplastik terutama saat harga minyak bumi sedang
melambung tinggi.