Anda di halaman 1dari 42

ANGGARAN DASAR

LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


(LPM)
 
 
Menghadapi masa depan bangsa, di era globalisasi, demokrasi dan otonomi daerah  kehidupan dan
ketahanan masyarakat Indonesia  sebagai dasar ketahanan nasional  memerlukan perhatian dari
seluruh kekuatan bangsa untuk mewujudkan tuntutan dari hati nurani seluruh rakyat  yang mandiri,
tangguh, maju,  adil dan makmur  sebagaimana amanat  Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia.
 
Kekuatan bangsa perlu didukung dengan Lembaga yang dapat menyatukan semangat   dalam jiwa
kehidupan masyarakat Desa / Kelurahan yaitu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang
merupakan lembaga kemasyarakatan yang telah berperan aktif dalam pembangunan sebagai mitra
pemerintah dan pihak-pihak lain. Untuk itu LPM harus tetap dijaga dan ditingkatkan sebagai institusi
yang mampu menggerakkan pembangunan di segala aspek kehidupan.
 
Dengan memerhatikan alinea pertama dan kedua  serta hasil Munas Il LPM   Tahun 2010, maka
dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2005 disempurnakan.
 
BAB I
NAMA, TEMPAT, KEDUDUKAN DAN WAKTU
 
Pasar  1
Nama Organisasi
 
Organisasi ini bernama Lembaga Pemberdayaan  Masyarakat ( LPM ).
 
Pasal  2
Tempat Kedudukan
 

1. Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat  berkedudukan di IbuKota Negara


Republik Indonesia.
2. Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi di Ibukota Provinsi.
3. Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten/Kota berkedudukan
di Ibukota Kabupaten / Kota.
4. Dewan Pimpinan Cabang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan berkedudukan di
Ibukota Kecamatan.
5. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa / Kelurahan  berkedudukan di Desa / Kelurahan /
sebutan lain.

 
 
 
 
Pasal 3
Waktu Pembentukan
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dibentuk pada tanggal 21 Juli 2000 di Bandung untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan.
 
BAB II
KEDAULATAN
 
Pasal 4
Kedaulatan
 
Kedaulatan organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya dalam Musyawarah
Nasional.
 
BAB III
AZAS, LANDASAN DAN TUJUAN
 
Pasal 5
Azas
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat berazaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 Negara
Republik Indonesia.
 
Pasal 6
Landasan
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat berlandaskan kepada Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku dan Keputusan-keputusan Musyawarah anggota sebagai landasan operasional.
 
Pasal 7
Tujuan
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat  di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten / Kota, Kecamatan,  Desa /
Kelurahan /sebutan lain bertujuan memberdayakan seluruh potensi masyarakat Indonesia.
 
Pasal 8.
Fungsi
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat berfungsi :
 

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan  di segala bidang.


2. Menjembatani antara kepentingan masyarakat dengan pemerintah dan pihak lain sebagai
wujud pembangunan partisipatif.
3. Berperan secara aktif dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Mengembangkan program pemerintah dengan aspirasi masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan ekonomi rakyat, baik yang berada dikota maupun di Desa /
Kelurahan / sebutan lain yang setingkat, agar dapat menikmati hasil-hasil pembangunan.
6. Memperkuat potensi masyarakat untuk bergotong-royong dalam aksi sosial dan
penanggulangan bencana.

 
BAB IV
BENTUK DAN SIFAT
 
Pasal 9
Bentuk
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat adalah organisasi yang berbentuk kesatuan, mulai dari Pusat,
Provinsi, Kabupaten / Kota, Kecamatan dan Desa / Kelurahan / sebutan lain  di  seluruh Indonesia.
 
Pasal 10
Sifat
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat bersifat independen.
 
BAB V
ATRIBUT
 
Pasal 11
 
Lambang, Panji, Mars, Hymne dan Atribut lainnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
 
BAB VI
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN
 
Pasal 12
Keanggotaan
 
Keanggotaan  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari :
1.      Anggota Biasa.
2.      Anggota Luar Biasa.
 
Pasal 13
 

1. Anggota Biasa adalah terdiri dari orang per-orang yang menjadi anggota dan atau pengurus
LPM.
2. Anggota Luar Biasa adalah orang per-orang  yang peduli dan mempunyai keahlian tertentu
ikut berberpartisipasi dalam pengembangan Pemberdayaan Masyarakat.

 
Pasal 14
Hak Anggota
 
1.  Hak Anggota Biasa adalah : 
   a. Hak memilih dan dipilih. 
   b. Hak mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan. 
   c. Hak untuk mengikuti kegiatan Lembaga Pemberdayaan
       Masyarakat dan hak untuk memperoleh fasilitas organisasi. 
  d. Hak membela diri.
 
2.  Hak Anggota Luar Biasa :
a. Mengemukakan pendapat dan mengajukan usul-usul.
b. Mengikuti kegiatan organisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
c. Mempunyai hak  di pilih dan tidak mempunyai hak memilih.
 
Pasal 15
Kewajiban Anggota
 
1.   Kewajiban Anggota Biasa  adalah :
a. Menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga  serta peraturan organisasi.
b. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
 
2.  Kewajiban Anggota Luar Biasa adalah :
a. Menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan organisasi.
b. Menjaga  dan menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
c. Memberikan bantuan yang tidak mengikat.
 
BAB VII
ORGANISASI
 
Pasal 16
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat berada dalam garis hubungan berjenjang dari  Tingkat Pusat,
Provinsi, Kabupaten / Kota,  Kecamatan dan Desa / Kelurahan / sebutan lain:
 

1. Tingkat Pusat disebut DPP Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.


2. Tingkat Provinsi disebut DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi.
3. Tingkat Kabupaten / Kota disebut DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten / Kota.
4. Tingkat Kecamatan disebut DPC Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan.
5. Tingkat Desa / Kelurahan / sebutan lain disebut Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa /
Kelurahan (LPM D / K).

 
 
Pasal 17
 
DPP Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
 

1. DPP Lembaga Pemberdayaan Masyarakat merupakan pelaksana organisasi yang bersifat


kolektif mewakili organisasi ke dalam dan ke luar, dalam melaksanakan tugasnya yang
bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional.
2. DPP Lembaga Pemberdayaan Masyarakat  berwenang untuk menentukan kebijakan organisasi
dan berkewajiban melaksanakan dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
serta segala keputusan Musyawarah Nasional, Musyawarah Luar Biasa, Rapat Kerja Nasional
serta Rapat Pimpinan Nasional.
3. Dewan Pimpinan Pusat berwenang mengukuhkan dan mengesahkan susunan dan personalia
DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat hasil Musyawarah Daerah Provinsi.

 
Pasal 18
 
DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi.
 

1. DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi merupakan pelaksana organisasi yang


bersifat kolektif mewakili organisasi ke dalam dan ke luar, dalam melaksanakan tugasnya
yang bertanggung jawab kepada Musyawarah Daerah Provinsi.
2. DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi  berwenang untuk menentukan kebijakan
organisasi di tingkat Provinsi dan Musyawarah–musyawarah Daerah yang bersangkutan.
3. DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi berkewajiban  memberikan laporan
kegiatan  organisasi secara periodik kepada DPP.
4. DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi  berwenang mengukuhkan dan
mengesahkan susunan dan personalia DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat hasil
Musyawarah Daerah Kabupaten / Kota.

 
Pasal 19
 
DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten / Kota :
  

1.  DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat  Kabupaten / Kota merupakan pelaksana organisasi


yang bersifat kolektif mewakili organisasi ke dalam dan ke luar, dalam melaksanakan
tugasnya yang bertanggung jawab kepada Musyawarah Daerah Kabupaten / Kota.
2. DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten / Kota  berwenang untuk menentukan
kebijakan organisasi di Daerah Kabupaten / Kota dan Musyawarah–musyawarah Daerah
Kabupaten / Kota yang bersangkutan.
3. DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten / Kota  berkewajiban  memberikan
laporan kegiatan  organisasi kepada DPD LPM Propinsi.
4. DPD Lermbaga Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten / Kota  berwenang mengukuhkan dan
mengesahkan susunan dan personalia DPC Lembaga Pemberdayaan Masyarakat hasil
Musyawarah Kecamatan.

Pasal 20
 
DPC Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan  :
 

1. DPC Lembaga Pemberdayaan Masyarakat  Kecamatan merupakan pelaksana organisasi yang


bersifat kolektif mewakili organisasi ke dalam dan ke luar, dalam melaksanakan tugasnya
yang bertanggung jawab pada Musyawarah Cabang Kecamatan.
2. DPC Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan  berwenang untuk menentukan
kebijakan organisasi Kecamatan dan Musyawarah–musyawarah Kecamatan yang
bersangkutan. 
3. DPC Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan  berkewajiban untuk memberikan
laporan kegiatan organisasi kepada DPD LPM Kabupaten / Kota.
4. DPC Lermbaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan  berwenang mengukuhkan dan
mengesahkan susunan dan personalia  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat hasil Musyawarah
Desa / Kelurahan.

 
Pasal 21
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa / Kelurahan (LPM D / K)
 

1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat  Desa / Kelurahan merupakan pelaksana organisasi yang


bersifat kolektif mewakili organisasi kedalam dan keluar, dalam melaksanakan tugasnya yang
bertanggung jawab pada Musyawarah Desa / Kelurahan.
2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa / Kelurahan merupakan organisasi terendah dalam
struktur organisasi sebagai pelaksana kebijakan pemberdayaan masyarakat di Desa /
Kelurahan /sebutan lain.
3. Pengurus lembaga Pemberdayaan Masyarakat  Desa / Kelurahan   berkewajiban memberikan
laporan kegiatan secara periodik kepada DPC Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan
dan kepada Musyawarah Desa / Kelurahan.

 
Pasal  22
Waktu Penyelenggaraan Musyawarah dan Rapat-rapat
 

1. Musyawarah Nasional Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Musyawarah Daerah Lembaga


Pemberdayaan Masyarakat Provinsi, Kabupaten/Kota serta Musyawarah Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan diadakan satu kali dalam waktu 5 ( lima ) tahun.
2. Musyawarah Kerja DPP Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Musyawarah Kerja Daerah
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi, Kabupaten / Kota DPC Kecamatan dan Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa / Kelurahan masing-masing diadakan minimal satu kali dalam
waktu  1 (satu) periode kepengurusan.
3. Rapat  DPP, DPD Provinsi, Kabupaten/Kota,  DPC  Kecamatan dan LPM D / K diadakan
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan organisasi.
4. Musyawarah Desa / Kelurahan diadakan 3 (tiga) tahun satu kali.

 
 
BAB IX
KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 
Pasal 23
Kuorum
 

1. Musyawarah Nasional dinyatakan mencapai kuorum dan sah apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota.
2. Rapat-rapat dinyatakan memenuhi kuorum dan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
50 % ( lima puluh persen) + 1 (satu)  dari jumlah anggota.
3. Apabila kuorum tidak tercapai maka musyawarah dapat ditunda :

o a. Untuk Musyawarah selama-lamanya 1x24 (satu kali dua puluh empat)  jam. 
o b. Sedangkan untuk Rapat – Rapat selama-lamanya 2 (dua) jam.

   4. Apabila sesudah penundaan musyawarah dan rapat-rapat belum tercapai maka musyawarah dan
rapat-rapat tetap dilangsungkan dan seluruh keputusan yang diambil adalah sah dan mengikat
organisasi maupun anggota. 
   5. Khusus yang menyangkut keputusan musyawarah tentang pemilihan pimpinan penyempurnaan
atau   perubahan  Anggaran Dasar   dan Anggaran Rumah Tangga serta perubahan organisasi
dinyatakan mencapai kuorum dan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari
jumlah peserta.

 
Pasal 24
Pengambilan Keputusan
 

1. Semua keputusan yang diambil dalam musyawarah dan rapat-rapat didasarkan atas
musyawarah untuk  mufakat.
2. Apabila ayat 1 pasal 23 tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
dari jumlah peserta yang hadir.
3. Keputusan untuk pemilihan pimpinan diambil berdasarkan suara terbanyak dari peserta yang
hadir yang memiliki hak suara.
4. Keputusan untuk perubahan penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
berdasarkan persetujuan Musyawarah Nasional sekurang-kuranggnya 2/3 (dua pertiga)
kuorum pada Musyawarah Nasional.
5. Untuk pembubaran organisasi, keputusan yang diambil berdasarkan persetujuan mutlak
kuorum pada Musyawarah Nasional  yang khusus diadakan untuk itu.

 
BAB X
LEMBAGA YANG DIBINA
 
Pasal 25
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dapat membentuk Badan Usaha lain sesuai dengan kebutuhan.
 
 
 
BAB   XI
DEWAN FASILITATOR DAN DEWAN PAKAR
 
Pasal 26
 

1. Dewan Fasilitator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat merupakan Badan yang memberi


fasilitas kapada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat diminta atau tidak diminta.
2. Dewan Pakar Lembaga pemberdayaan Masyarakat merupakan badan yang memberikan
pertimbangan dan atau saran kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat diminta atau tidak
diminta.
3. Dewan Fasilitator dan Dewan Pakar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dipilih pada
tingkatannya masing-masing.
4. Jumlah Anggota Dewan Fasilitator dan Dewan Pakar  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
disesuaikan dengan kebutuhan, terdiri dari :

 Seorang Ketua merangkap Anggota


 Beberapa Anggota.

Pasal  27
 
1. Dewan Fasilitator dan Dewan Pakar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan  merupakan badan yang memfasilitasi, memberi usul
dan saran baik diminta atau tidak diminta.
2. Dewan Fasilitator dan Dewan Pakar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat   dikukuhkan dan disahkan
oleh pengurus LPM setingkat lebih tinggi.
3. Jumlah Anggota Dewan Fasilitator dan Dewan Pakar  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
disesuaikan menurut kebutuhan dan terdiri dari :
   a.  Seorang Ketua merangkap Anggota.
   b.  Beberapa Anggota.
 
 
BAB XII
SUSUNAN PENGURUS LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
 
Pasal  28
DEWAN PIMPINAN PUSAT
 
1. Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat  terdiri dari :
a.  Seorang Ketua Umum.
b.  Beberapa orang Ketua.
c.  Seorang Sekretaris Jenderal.
d.  Beberapa orang Sekretaris.
e.  Seorang Bendahara Umum.
f.  Beberapa orang Bendahara. 
2.  Susunan kepengurusan seperti dimaksud ayat 1 (satu)  pasal ini dilengkapi dengan beberapa 
Departemen  sesuai dengan kebutuhan organisasi, yang selanjutnya diatur dalam ART.
 
Pasal  29
Dewan Pimpinan Daerah Provinsi
 
1. Dewan  Pimpinan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi terdiri dari  :
a.       Seorang Ketua.
b.      Beberapa orang Wakil Ketua.
c.       Seorang Sekretaris.
d.      Beberapa orang Wakil Sekretaris.
e.       Seorang Bendahara.
f.       Beberapa orang Wakil Bendahara.
2. Susunan kepengurusan seperti dimaksud ayat 1 (satu)  pasal ini dilengkapi dengan beberapa Biro 
sesuai dengan kebutuhan, yang selanjutnya diatur dalam ART.
 
Pasal  30
Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten / Kota
 
1. Dewan Pimpinan Daerah  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten / Kota terdiri dari :
a.       Seorang Ketua.
b.      Beberapa orang Wakil Ketua.
c.       Seorang Sekretaris.
d.      Beberapa orang Wakil Sekretaris.
e.       Seorang Bendahara.
f.       Beberapa orang Wakil Bendahara.
2. Susunan kepengurusan seperti dimaksud ayat 1 (satu)  pasal ini dilengkapi dengan beberapa
Bidang sesuai dengan kebutuhan, yang selanjutnya diatur dalam ART.
 
Pasal  31
Dewan Pimpinan Cabang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan
 
1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan terdiri dari :
a.       Seorang Ketua.
b.      Seorang wakil Ketua.
c.       Seorang Sekretaris.
d.      Seorang wakil Sekretaris.
e.       Seorang Bendahara.
f.       Seorang wakil Bendahara.
2. Susunan Kepengurusan pada ayat 1 diatas dilengkapi dengan beberapa bagian sesuai kebutuhan,
yang selanjutnya diatur dalam ART.
 
Pasal  32
Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa / Kelurahan
 
1. Pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa / Kelurahan  terdiri dari :
a.      Seorang Ketua.
b.      Seorang wakil Ketua
c.      Seorang Sekretaris.
d.      Seorang wakil Sekretaris
         e.      Seorang Bendahara. 
Susunan Kepengurusan pada ayat 1 diatas dilengkapi dengan beberapa Seksi sesuai kebutuhan, yang
selanjutnya diatur dalam ART.
 
BAB  XIII
KEUANGAN
 
Pasal  33
Sumber Dana
 
Keuangan untuk membiayai kegiatan organisasi diperoleh dari :
1.         Iuran Anggota.
2.         APBN / APBD.
3.         Bantuan yang tidak mengikat.
4.         Usaha – usaha yang sah.
 
Pasal  34
Penggunaan dana
 
Pimpinan di setiap tingkat organisasi bertanggung jawab atas dana serta pengelolaan harta kekayaan
organisasi pada tingkat masing-masing.
 
 
BAB XIV
ANGGARAN RUMAH TANGGA
 
Pasal  35
 
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan
tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.
2. Anggaran Rumah Tangga sebagai penjabaran ketentuan – ketentuan  Anggaran Dasar disahkan
oleh Musyawarah Nasional.
 
BAB  XV
KETENTUAN PENUTUP
 
Pasal 36
 
Anggaran Dasar ini ditetapkan dan disahkan dalam Musyawarah Nasional II  LPM.
 
----------------------------------------------------------------------------------
 
Ditetapkan  di   : Jakarta
Pada Tanggal   : 4 Desember 2010.
 
 
 
 
ANGGARAN RUMAH TANGGA
LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM)
 
 
BAB  I
LANDASAN, MARS, HYMNE, PENGHARGAAN DAN    ADMINISTRASI
 
Pasal 1
Landasan
 
Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar BAB XIV
pasal 35.
 
Pasal  2
Mars dan Hymne
 
Mars dan Hymne LPM wajib dikumandangkan pada setiap acara resmi organisasi.
 
Pasal 3
Penghargaan
 
Penghargaan adalah pemberian tanda kehormatan dari LPM kepada orang perorang atau lembaga
yang  dinilai peduli terhadap pemberdayaan masyarakat.
 
Pasal 4
Administrasi
 
surat menyurat, perjanjian, dan penulisan dokumen  serta pembuatan stempel, papan nama,   diatur
dalam peraturan organisasi.
 
BAB II
ATRIBUT
LOGO, PANJI, BENDERA, PIN, KARTU TANDA ANGGOTA,
BAJU SERAGAM
 
Pasal 5
Logo
 
Logo LPM terdiri dari rumah, padi dan kapas, tali pengikat, orang bahu- membahu, bintang segi lima,
pita, dan penjelasan lebih lanjut dalam peraturan organisasi.
 
Pasal 6
Panji
 
Panji LPM berwarna dasar   putih yang berukuran 120 x 80 cm di tengah terdapat logo LPM dan di
bagian tepi berhias ronce kuning.
 
 
Pasal 7
Bendera
 
Bendera  LPM berwarna dasar   putih di tengah terdapat logo LPM dan di bagian bawah bertuliskan
lembaga pemberdayaan masyarakat  dengan ukuran yang disesuaikan dengan tinggi tiang bendera.
 
Pasal 8
Pin
 
Pin  berbentuk logo LPM berwarna kuning emas, dipasang  pada baju bagian dada sebelah kiri atas.
 
Pasal 9
Kartu Tanda Anggota
 
Bentuk dan ukuran kartu tanda anggota ditetapkan oleh DPP dan setiap anggota wajib memiliki kartu
anggota LPM yang akan diatur pada Peraturan Organisasi.
 
Pasal 10
Baju Seragam
 
Baju seragam LPM  nasional ditetapkan oleh DPP dan seragam kedaerahan di tingkat daerah atau lokal
ditetapkan oleh pengurus daerah masing-masing sesuai dengan adat dan budaya masyarakat
setempat. 
 
 
BAB IIl
STATUS  DAN SYARAT KEANGGOTAAN
 
Pasal 11
Status Keanggotaan
 

1. Anggota Biasa adalah  orang per-orang yang menjadi anggota dan atau pengurus LPM.
2. Anggota luar biasa adalah orang per-orang  yang peduli dan mempunyai keahlian /
kemampuan tertentu ikut berpartisipasi dalam pengembangan Pemberdayaan Masyarakat.

Pasal 12
Syarat-syarat Keanggotaan
 
1. Persyaratan menjadi  anggota biasa :
a. Warga negara Indonesia minimal berusia 17 tahun  atau telah menikah.
b. Sehat jasmani-rohani dan tidak kehilangan hak pilih.
 
2. Persyaratan menjadi anggota luar biasa :
a. Tokoh Masyarakat, tokoh Partai Politik, Pengusaha dan LSM, Akademisi atau  yang mempunyai
kepedulian terhadap pemberdayaan masyarakat.
b. Mengajukan permohonan untuk menjadi anggta LPM.
 
BAB IV
PEMBERHENTIAN ANGGOTA  DAN  PENGURUS
 
Pasal 13
Pemberhentian Anggota
 
Keanggotaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat berhenti sebagai anggota karena :

1. Meninggal dunia.
2. Permohonan sendiri.
3. Melanggar AD / ART dan Peraturan Organisasi dan diputuskan melalui pleno pengurus harian.

 
Pasal 14
Pemberhentian Pengurus
 
Pengurus  diberhentikan  apabila :

1. Telah memenuhi ketentuan pasal 13.


2. Tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk masa waktu enam bulan secara berturut – turut.
3. Bertindak bertentangan dengan  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi.
4. Menyalahgunakan wewenang, kedudukan dan kepercayaan yang diberikan oleh organisasi.
5. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi.
6. Diberhentikan oleh Dewan Pimpinan  setingkat  lebih tinggi setelah diputuskan dalam rapat
pleno pengurus.

 
 
BAB  V
HAK DAN KEWAJIBAN
 
Pasal 15
Hak Anggota
 
1. Setiap anggota biasa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat mempunyai hak-hak sebagai berikut :
a.  Hak bicara dan hak suara.
b.  Hak memilih dan dipilih.
c. Hak mengajukan usul dan atau saran, baik secara lisan maupun tulisan.
d. Mengikuti kegiatan, memperoleh  pelayanan serta fasilitas organisasi sesuai  dengan ketentuan
organisasi.
e. Hak melakukan pembelaan diri.
 
2. Kewajiban Anggota  Biasa :
a. Menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan-ketentuan lain yang
ditetapkan  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
b. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
c. Memberikan iuran anggota.
 
3. Setiap anggota luar biasa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat mempunyai hak-hak sebagai berikut
:
a. Hak bicara.
b. Hak  dipilih.
c. Hak mengajukan usul dan atau saran baik secara lisan maupun tulisan.
d. Mengikuti kegiatan, memperoleh  pelayanan dan fasilitas organisasi sesuai  dengan ketentuan
organisasi.
e. Hak melakukan pembelaan diri.
 
4. Kewajiban anggota luar biasa :
a.  Menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan-ketentuan lain yang
ditetapkan  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
b. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
c.  Memberikan bantuan yang tidak mengikat.
 
BAB Vl
 
SANKSI ANGGOTA
 
Pasal  16
 
1. Setiap anggota  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang melakukan tindakan yang dapat
merugikan atau mencemarkan nama baik  serta melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga dikenakan sanksi organisasi berdasarkan besar kecilnya kesalahan yang dilakukan berupa :
a.       Teguran lisan dan peringatan tertulis.
b.      Penghentian pelayanan organisasi.
c.       Pemberhentian sebagai pengurus.
d.      Pemberhentian dari  anggota.
 
2. Keputusan untuk menentukan sanksi organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini,
berdasarkan atas keputusan rapat pleno Dewan Pimpinan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang
bersangkutan sesuai tingkatannya.
 
Pasal  17
 
Tata cara penggunakan  hak membela diri diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
 
BAB VIl
KELENGKAPAN PENGURUS
 
Pasal 18
 
1. Sesuai dengan pasal 28 Anggaran Dasar,  DPP LPM dilengkapi dengan departemen-departemen :
a. Organisasi dan Kelembagaan.
b. Advokasi hukum, HAM, dan Perundang-undangan.
c. SDM dan Pendidikan.
d. Kemitraan dalam dan luar Legeri serta BUMN / BUMD.
e. Tenaga kerja dan Transmigrasi.
f. Pemberdayaan keluarga, kesehatan dan lingkungan hidup.
g. Pemberdayaan SDA, Kelautan, Perikanan, Kehutanan.  
h. Pertanian, Petertnakan, Perkebunan.
i.  Budaya dan Pariwisata.
j. Pemberdayaan Ekonomi kerakyatan, UMKM, Koperasi, Industri dan  Perdagangan.  
k. Penelitian dan Pengembangan.
l.  Komunikasi, Media masa dan informasi.
m. Pemuda, Olah raga.
n. Pemukiman Prasarana wilayah,Transportasi dan bencana alam.
o. Agama.
2. Kelengkapan pengurus di tingkat Provinsi, Kabupaten / Kota, Kecamatan, Desa / Kelurahan sesuai 
Pasal 29, 30, 31, 32 Anggaran Dasar disesuaikan dengan susunan pengurus DPP dan   kebutuhan 
kondisi daerah.
3. DPP dan seluruh tingkatan pengurus organisasi dalam melaksanakan   tugas-tugas harian  dapat
dibantu oleh kepala sekretariat  dan karyawan yang secara penuh mengerjakan tugas-tugas
kesekretariatan.
 
 
BAB VIIl
TUGAS WEWENANG MUSYAWARAH DAN RAPAT – RAPAT
 
Pasal  19
Musyawarah Nasional
 
1. Musyawarah Nasional disingkat Munas merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi.
2. Tugas dan wewenang Munas adalah  :
a. Memilih dan menetapkan DPP.
b. Menetapkan program umum organisasi.
c. Menetapkan kebijakan-kebijakan organisasi.
d. Menetapkan keputusan-keputusan permasalahan organisasi serta masalah-masalah penting
lainnya.
e. Memberi penilaian dan keputusan terhadap tanggung jawab DPP.
f. Menetapkan dan mengesahkan penyempurnaan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
3. DPP terpilih menetapkan dewan fasilitator dan dewan pakar.
4. Peserta Munas terdiri dari  :
a. Unsur DPP.
b. DPD  LPM Provinsi 2 (dua) orang, DPD LPM Kabupaten / Kota masing-masing 1 (satu)  orang
dengan membawa mandat dari DPD masing-masing dan mempunyai hak suara, hak bicara, dan hak
memilih serta hak dipilih.
c. DPP  mempunyai hak bicara dan hak pilih.
d. DPP demisioner hanya memiliki 1 (satu) hak suara.
5. Peninjau terdiri dari  :
a. Dewan fasilitator dan dewan pakar;
b. Utusan dari DPD Provinsi di luar ketentuan seperti tersebut pada ayat (4) butir (b) pasal ini.
c. Anggota luar biasa.
d. Pejabat pemerintah.
e. Tokoh masyarakat.
f. Lembaga – lembaga yang dibentuk DPP dengan membawa mandat dari lembaga masing-masing.
g. DPP berhak menentukan jumlah peninjau.
6. Munas dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab DPP.
 
 
 
 
 
Pasal  20
Musyawarah Nasional Luar Biasa
 

1. Musyawarah Nasional luar biasa atau disingkat Munaslub diadakan untuk menampung dan
menyelesaikan masalah-masalah yang khusus dan mendesak.
2. Munaslub dapat diadakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
DPD Provinsi yang ada.
3. Tata cara Munaslub sama dengan Tata cara Munas dan dilaksanakan oleh / menjadi tanggung
jawab Dewan Pimpinan Pusat.
4. Kedudukan dan keputusan-keputusan Munaslub sama dengan Keputusan Munas.
5. Hak-hak peserta Munaslub sama dengan  peserta Munas.
6. Didalam Munaslub tidak ada peninjau.

 
Pasal   21
Musyawarah Kerja Nasional
 
1. Musyawarah kerja nasional disingkat Mukernas adalah forum tertinggi tingkat pusat di bawah
Munas.
2.  Tugas dan wewenang mukernas adalah :
a. Mengevaluasi kebijakan pelaksanaan program kerja organisasi dan melaksanakan kebijakan
selanjutnya.
b. Menginventarisasi permasalahan organisasi dan masalah-masalah penting lainnya serta
menetapkan keputusan dan kebijaksanaan penyelesaiannya.
c. Memberikan alternatif pemecahan kepada DPP atas masalah-masalah yang tidak bisa dipecahkan
sendiri serta hasilnya dipertanggung jawabkan pada Munas.
3.  Peserta Mukernas adalah :
a. Unsur pimpinan DPD provinsi dan unsur pimpinan DPD Kabupaten/Kota yang jumlahnya di tentukan
oleh DPP.
b   Dewan fasilitator dan dewan pakar.
c. Utusan  Lembaga yang dibentuk DPP yang jumlahnya ditentukan oleh DPP.
4. Mukernas dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab DPP.
 
Pasal  22
Rapat Dewan Pimpinan Pusat
 
Tugas dan wewenang rapat DPP adalah :

1. Menetapkan kebijakan organisasi berdasarkan keputusan-keputusan Munas, Munaslub serta


Mukernas.
2. Mengadakan evaluasi secara berkala terhadap kebijakan operasional dan kebijakan organisasi.
3. Menyusun dan memutuskan rencana kerja berdasarkan kebijakan program umum.
4. Mengevaluasi kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan program dan rencana kerja.

 
Pasal  23
Musyawarah Daerah Provinsi
 
1. Musyawarah Daerah Provinsi disingkat Musda Provinsi merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
organisasi di tingkat Provinsi.
2.  Tugas dan wewenang Musda Provinsi adalah :
a. Menetapkan  program kerja organisasi.
b. Memutuskan / menetapkan keputusan terhadap masalah organisasi dan masalah  penting lainnya.
c. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggungjawaban DPD Provinsi.
d.  Memilih dan menetapkan DPD Provinsi.
3. DPD terpilih menetapkan dewan fasilitator dan dewan pakar.
4. Peserta Musda Provinsi :
a. Utusan dari DPD Kabupaten/Kota yang ada di seluruh Provinsi tersebut dan membawa mandat dari
DPD Kabupaten / Kota yang bersangkutan serta mempunyai hak suara, hak bicara dan hak dipilih.
b. Jumlah peserta dari tiap-tiap DPD Kabupaten / Kota ditentukan oleh DPD provinsi.
c.  DPD Provinsi mempunyai hak bicara dan hak pilih.
d. DPD Demisioner  memiliki 1 (satu) hak suara.
5. Peninjau Musda Provinsi terdiri dari :
a.  Dewan fasilitator dan dewan pakar.
b. Utusan DPD Kabupaten / Kota diluar peserta sebagaimana tertera pada butir a ayat (4) pasal ini
dengan membawa mandat dari masing-masing DPD Kabupaten / Kota.
c. Utusan Lembaga-lembaga yang dibentuk oleh DPD Kabupaten / Kota yang ketentuannya diatur oleh
Kabupaten / Kota masing-masing.
d. Pejabat Pemerintah di Kabupaten / Kota.
e. Tokoh Masyarakat sesuai dengan kebijakan DPD Kabupaten / Kota.
f.  Dari butir a Sampai e, peninjau hanya mempunyai hak bicara.
6. Musda Provinsi dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab DPD Provinsi.
 
Pasal  24
Musyawarah Kerja DPD Provinsi.
 
1. Musyawarah   Kerja Daerah Provinsi disingkat Mukerda Provinsi adalah forum tertinggi Daerah
Provinsi di bawah Musda Provinsi.
2. Tugas dan wewenang Mukerda Provinsi :
a. Mengevaluasi terhadap kebijakan pelaksanaan program kerja serta  
    menetapkan kebijakan selanjutnya.
b.Membahas permasalahan yang dihadapi DPD dan memutuskan penyelesaiannya.
3. Peserta  dan hak-hak peserta sama dengan Peserta Musda Provinsi.
4. Peninjau Mukerda Provinsi terdiri dari  :
a. Dewan fasilitator dan dewan pakar DPD Provinsi.
b. Utusan DPD di luar peserta sebagai mana diatur pada pasal 23 ayat (4) adalah dengan membawa
mandat dari DPD masing-masing dan jumlah peninjau ditentukan oleh DPD Provinsi.
5. Mukerda Provinsi  merupakan tanggung jawab dan dilaksanakan oleh DPD Provinsi.
 
Pasal 25
Rapat – rapat DPD Provinsi
 
Tugas dan Wewenang rapat DPD Provinsi adalah :
1. Menetapkan Kebijakan organisasi berdasarkan keputusan Musda Provinsi dan Mukerda Provinsi.
2. Mengadakan evaluasi secara berkala terhadap kebijakan operasional dan kebijakan organisasi.
3. Menyusun dan memutuskan rencana kerja berdasarkan kebijakan program umum.
4. Mengevaluasi kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan program dan rencana kerja.
 
Pasal  26
Musyawarah Daerah Kabupaten / Kota
 
1. Musyawarah Daerah Kabupaten / Kota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di
tingkat Kabupaten / Kota.
2. Tugas dan wewenang musyawarah daerah Kabupaten / Kota adalah :
a.   Menetapkan program kerja organisasi.
b. Memutuskan / menetapkan keputusan terhadap masalah organisasi dan masalah penting lainnya.
c. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggungjawabkan DPD Kabupaten / Kota. 
3. DPD terpilih menetapkan dewan fasilitator dan dewan pakar.
4. Peserta musyawarah daerah Kabupaten / Kota :
a. Utusan dari  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan yang ada di seluruh  Kabupaten /
Kota tersebut dan membawa mandat dari DPC  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan yang
bersangkutan serta mempunyai hak  suara, hak bicara dan hak  dipilih.
b. Jumlah peserta dari tiap-tiap Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan 3 (tiga) orang.
c. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan mempunyai hak bicara dan hak dipilih.
d. Pengurus DPD  LPM Kabupaten / Kota demisioner  memiliki 1 (satu) hak suara.
5. Peninjau Musda Kabupaten / Kota terdiri dari  :
a.  Dewan Fasilitator dan Dewan Pakar.
b. Utusan Lembaga Pemberdayaan Kecamatan diluar peserta sebagaimana tertera pada butir a ayat
(4) pasal ini  dengan membawa mandat dari masing-masing  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Kecamatan.
c. Utusan Lembaga – lembaga yang dibentuk oleh DPC Kecamatan yang ketentuannya diatur oleh DPC
masing-masing.
d. Pejabat Pemerintah Kecamatan.
e. Tokoh Masyarakat sesuai dengan kebijakan DPC Kecamatan.
f. Dari butir a. sampai e. peninjau  mempunyai hak  bicara.
6. Musda Kabupaten / Kota dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab DPD Kabupaten / Kota.
 
Pasal  27
Musyawarah Kerja DPD Kabupaten / Kota
 
1. Musyawarah Kerja DPD Kabupaten / Kota adalah forum tertinggi di bawah Musda Kabupaten / Kota.
2. Tugas dan wewenang Mukerda Kabupaten / Kota adalah :
a. Mengevaluasi terhadap jalannya program kerja serta menetapkan kebijakan selanjutnya.
b. Membahas permasalahan yang dihadapi DPD dan memutuskan / menetapkan cara-cara
penyelesaiannya.
3. Peserta Mukerda sama seperti pasal 26  ayat (4) butir a. dan peserta mempunyai hak bicara.
4. Peninjau Mukerda Kabupaten / Kota terdiri dari :
a. Dewan Fasilitator dan Dewan Pakar DPD Kabupaten / Kota.
b. Utusan Lembaga yang dibentuk DPD Kabupaten / Kota dengan membawa mandat dari Lembaga
yang bersangkutan.
c. Tokoh Masyarakat yang atas kebijakan DPD Kabupaten / Kota dapat ditentukan sebagai peninjau.
d. Pejabat pemerintah di wilayah DPD Kabupaten / Kota.
e. Butir a. Sampai d ditentukan  oleh DPD dan masing-masing memiliki hak bicara.
5. Mukerda Kabupaten / Kota dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab DPD Kabupaten / Kota.
 
Pasal  28
Rapat Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten / Kota
 
Tugas dan wewenang rapat DPD Kabupaten / Kota adalah :
1. Menetapkan kebijakan organisasi berdasarkan keputusan DPP, Keputusan Musda  DPD  Provinsi,
DPD  Kabupaten / Kota dan Mukerda Kabupaten/Kota.
2. Mengadakan evaluasi secara berkala  kebijakan operasional dan organisasi DPD Kabupaten / Kota.
3. Menyusun, merumuskan dan menetapkan kebijakan terencana setiap bidang.
 
Pasal  29
Musyawarah  DPC LPM Kecamatan
 
1. Musyawarah DPC LPM Kecamatan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi tingkat
Kecamatan.
2. Tugas dan wewenang musyawarah DPC LPM Kecamatan adalah :
a.  Menetapkan program kerja organisasi.
b. Memutuskan / Menetapkan keputusan terhadap masalah organisasi dan masalah penting lainnya.
c. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggung jawaban pengurus DPC LPM
Kecamatan.
d. Memilih dan menetapkan pengurus DPC LPM Kecamatan.
e. Menetapkan Dewan Fasilitator dan Dewan Pakar.
3. Peserta Musyawarah DPC LPM Kecamatan :
a. Utusan-utusan LPM Desa / Kelurahan wilayah kecamatan dan membawa mandat dari LPM Desa /
Kelurahan, dan memiliki hak bicara, dan hak suara dan hak dipilih.
b. Jumlah peserta musyawarah ditentukan oleh DPC LPM Kecamatan.
c. Pengurus DPC LPM Kecamatan demisioner hanya memiliki 1 (satu) hak suara.
4. Peninjau  Musyawarah Kecamatan  terdiri dari :
a.  Dewan Fasilitator dan Dewan Pakar.
b. Pengurus LPM Desa / Kelurahan yang di luar ketentuan seperti tersebut  ayat 3 butir a Pasal ini.
c. Utusan lembaga yang dibentuk oleh LPM Kecamatan maupun Desa / Kelurahan dengan membawa
mandat dari lembaganya masing-masing.
d. Tokoh masyarakat dan tokoh organisasi Desa / Kelurahan yang diundang.
e. Pejabat Pemerintah Kecamatan dan Desa / Kelurahan.
f. Butir a sampai e ditentukan jumlahnya oleh DPC LPM Kecamatan.      
5. Musyawarah DPC LPM Kecamatan dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab DPC LPM Kecamatan.
 
 
Pasal   30
Musyawarah Kerja DPC LPM Kecamatan
 
1. Musyawarah Kerja DPC LPM Kecamatan adalah forum tertinggi di bawah musyawarah DPC LPM 
Kecamatan.
2. Tugas wewenang musyawarah kerja DPC LPM Kecamatan   adalah :
a.  Mengevaluasi  jalannya program kerja serta menetapkan kebijakan selanjutnya.
b. Membahas permasalahan yang dihadapi DPC LPM Kecamatan dan memutuskan / menetapkan cara
penyelesaiannya.
3. Peserta Mukercam sama seperti butir a ayat 3 pasal 29, peserta mempunyai hak bicara.
4.  Peninjau Mukercam, sama dengan bunyi ayat 4 , pasal 29.
5. Mukercab DPC LPM Kecamatan dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab DPC LPM Kecamatan.
 
Pasal  31
Rapat Pengurus DPC LPM Kecamatan
 
1. Menetapkan kebijakan organisasi berdasarkan keputusan Munas DPP, keputusan Musda Provinsi,
keputusan Musda Kabupataen / Kota, dan Muscab DPC LPM Kecamatan.
2. Mengadakan evaluasi secara berkala terhadap kebijakan operasional dan organisasi DPC LPM
Kecamatan.
3. Menyusun, memutuskan dan menetapkan kebijakan terencana setiap bidang.
 
Pasal 32
Musyawarah  LPM D / K
 
1. Musyawarah  LPM D / K  merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi tingkat Desa /
Kelurahan /  sebutan lain.
2. Tugas dan wewenang musyawarah LPM D / K adalah :
a. Menetapkan program kerja organisasi.
b. Memutuskan, menetapkan keputusan terhadap masalah organisasi dan masalah penting lainnya.
c. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggung jawaban Pengurus LPM D / K.
d. Memilih dan menetapkan pengurus LPM D / K.
e. Pengurus LPM D / K terpilih menetapkan dewan fasilitator dan dewan pakar.
3. Peserta Musyawarah LPM D / K :
a. Utusan-utusan dari RW, RT atau sebutan lain, tokoh masyarkat yang di undang se-wilayah Desa /
Kelurahan  / sebutan lain  dan memiliki hak bicara, dan hak suara dan hak dipilih.
b. Jumlah peserta musyawarah ditentukan oleh  LPM D / K.
c. Pengurus  LPM D / K demisioner  memiliki 1 (satu) hak suara.
4. Peninjau  musyawarah Desa / Kelurahan terdiri dari :
a. Dewan fasilitator dan dewan pakar.
b. Pengurus LPM D / K diluar ketentuan angka 3 poin a pasal ini.
c. Utusan lembaga yang dibentuk oleh LPM  Desa / Kelurahan dengan membawa mandat dari
lembaganya masing-masing.
d. Tokoh masyarakat dan tokoh organisasi Desa / Kelurahan yang diundang.
e. Pejabat pemerintah  dan Desa / Kelurahan.
f. Butir a sampai e ditentukan jumlahnya oleh  LPM D / K  dan memiliki hak bicara dan hak dipilih. 
5. Musyawarah  LPM D / K dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab  LPM D / K.
Pasal   33
Musyawarah Kerja LPM D / K
 
1. Musyawarah kerja LPM D / K adalah forum tertinggi di bawah musyawarah LPM D / K.
2. Tugas wewenang musyawarah  LPM D / K   adalah :
a. Mengevaluasi terhadap jalannya program kerja serta menetapkan kebijakan selanjutnya.
b. Membahas permasalahan yang dihadapi  LPM D / K  dan memutuskan / menetapkan dan cara
penyelesaiannya.
3. Peserta  sama seperti ayat 3  pasal 32, dan peserta mempunyai hak bicara.
4. Peninjau Mukerdes / Kel, sama seperti ayat 4 pasal 32.
5. Mukerdes/Kel.  LPM D / K dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab  LPM D / K.
 
 
 
 
Pasal  34
Rapat Pengurus  LPM D / K
 
1. Menetapkan kebijakan organisasi berdasarkan keputusan Munas DPP, Keputusan Musda Provinsi,
Keputusan Musda Kabupataen / Kota,  Musyawarah kecamatan DPC LPM Kecamatan dan Musyawarah
Desa / Kelurahan.
2. Mengadakan evaluasi secara berkala terhadap kebijakan operasional dan organisasi  LPM D / K.
3. Menyusun, memutuskan dan menetapkan kebijakan terencana setiap bidang.
 
BAB IX
MASA JABATAN, PEMILIHAN DEWAN PIMPINAN DAN
PERGANTIAN ANTAR  WAKTU
 
Pasal  35
Masa Jabatan Dewan Pimpinan
 
1. Masa  jabatan pengurus DPP, DPD Provinsi, DPD Kabupaten / Kota, Dan DPC Kecamatan adalah 5
(lima) tahun.
2.  Masa  jabatan Pengurus LPMD / K selama 3 (tiga) tahun.
3. Ketua Umum DPP, Ketua DPD Provinsi,  Ketua DPD Kabupaten / Kota, Ketua DPC Kecamatan, Ketua
LPM D / K dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
4. Pengurus DPP khusus Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan ketua, sekretaris,
bendahara di setiap tingkatan pengurus tidak boleh merangkap jabatan dalam kepengurusan LPM
lainnya.
 
Pasal  36
Pemilihan Dewan Pimpinan
 
1. Pemilihan Ketua  Umum DPP, Ketua DPD Provinsi, Ketua DPD Kabupaten / Kota  Ketua DPC
Kecamatan, Ketua LPM D / K melalui pemilihan langsung.
2. Pembentukan pengurus DPP, DPD Provinsi, DPD Kabupaten / Kota,  DPC LPM Kecamatan, dan LPM
D / K oleh formatur.
3. Formatur terdiri dari Ketua terpilih dan  dibantu oleh  anggota formatur dari   peserta musyawarah.
4. Formatur membentuk kelengkapan dewan pengurus dalam waktu paling lama 1 ( satu ) bulan.
Pasal  37
Pergantian Antar Waktu
 
1. Untuk pergantian antar waktu Dewan Pimpinan di seiap jenjang kepengurusan:
a. Apabila terjadi kekosongan dalam keanggotaan dewan pimpinan karena sesuatu sebab, maka
pengisian kekosongan tersebut dilakukan oleh dewan pimpinan harian untuk masa jabatan yang
tersisa sesuai dengan hasil keputusan rapat dewan pimpinan yang bersangkutan.
b. Apabila pengurus tidak aktif mengikuti kegiatan organisasi selama  enam bulan maka diadakan
pergantian yang diputuskan oleh pengurus harian dewan pimpinan  yang bersangkutan.
c. Keputusan yang dilakukan dewan pimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  butir a dan b di
atas, harus dilaporkan kepada dewan pimpinan setingkat organisasi lebih tinggi untuk diminta
pengesahannya dan dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah.
2. Penggantian dewan fasilitator  dan dewan pakar :
a. Apabila terjadi kekosongan pada anggota Dewan Fasilitator dan dewan pakar maka kekosongan
tersebut dapat diisi melalui rapat dewan pimpinan.
b. Penetapan keputusan dewan pimpinan di masing-masing tingkatan sebagaimana dimaksud ayat (2)
butir a di atas dipertanggungjawabkan dalam musyawarah masing-masing tingkatan organisasi.
 
 
BAB    X
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
 
Pasal  38
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
 
Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Munas.
 
BAB  Xl
PENUTUP
 
Pasal  39
 
Hal – hal yang belum  diatur  dalam Anggaran Rumah Tangga ini, lebih lanjut ditetapkan dalam
peraturan tersendiri oleh DPP yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta dipertanggunjawabkan pada Munas.
 
 --------------------------------------------------------------------------
 
Ditetapkan  di   : Jakarta
Pada Tanggal   : 4 Desember 2010.
KERANGKA ACUAN PEMBENTUKAN PENGURUS LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM)
TINGKAT DESA / KELURAHAN

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. Kebijakan Pemerintah mengenai Pemberdayaan Masyarakat secara tegas dirumuskan di dalam Tap
MPR NO.IV /MPR/1999 tentang GBHN dan UU no.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Desa

2. Rumusan kebijakan tersebut menegaskan bahwa antara kebijakan pemberdayaan Masyarakat dan
penyelenggara Pemerintah Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Desa

3. Undang-undang no.22 tahun 1999 secara eksplisit mengatur ketentuan penyelenggaraan


Pemerintahan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan

4. Dalam penjelasan pasal 108 UU dimaksud dinyatakan bahwa di desa dengan dibentuk lembaga
lainnya sesuai dengan kebutuhan desa dan ditetapkan dengan peraturan desa . lembaga dimaksud
merupakan mitra pemerintah Desa dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat Desa

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia no.49 ATahun 2001 tentang Penataan Lembaga


Ketahanan Masyarakat Desa atau sebutan lain. Dalam salah satu pasalnya antara lain menyebutkan
bahwa: penggunaan nama LKMD atau sebutan lain ditetapkan oleh masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat.

6. Dalam temu LKMD Tingkat Nasional telah dideklarasikan nama lembaga Ketahanan Masyarakat
Desa (LKMD) menjadi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

B. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang no.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Desa

2. Undang-undang no.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia no.49 tahun 2001 tentang Penataan Lembaga Ketahanan


Masyarakat Desa atau sebutan lain.

4. Keputusan Menteri Dalam Negeri no.64 tahun 1999 tentang Pedoman Pengaturan Mengenai Desa
5. Perda Kabupaten Ciamis no.15 tahun 2000 tentang Lembaga Kemasyarakatan Di Desa

6. Keputusan Bupati Ciamis no.450 tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Kabupaten


Ciamis no.15 tahun 2000

C. TUJUAN

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam wadah
negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendali


pembangunan

3. Meningkatnya kemampuan masyarakat sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengolah dan
memanfaatkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) terutama dalam bidang Agrobisnis dan Pariwisata

4. Meningkatnya ekonomi kerakyatan dalam upaya pengentasan kemiskinan

BAB II. NAMA, PENGERTIAN, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KEPENGURUSAN LPM

A. NAMA LPM:

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah perubahan nama dan Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa (LKMD) sesuai dengan keputusan temu LKMD tingkat nasional tanggal 21 Juli 2001

B. PENGERTIAN

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah Lembaga Kemasyarakatan yang tumbuh dari, oleh,
dan untuk masyarakat, merupakan wahana partisipasi dan aspirasi masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat

C. KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI

a. Kedudukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (lpm) tingkat Desa / Kelurahan berkedudukan di


Desa / Kelurahan

b. Tugas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

….1. Menyusun rencana pembangunan yang berpartisipatif


….2. Menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat

….3. Melaksanakan pengedalian pembangunan

c. LPM sebagai mitra kerja Pemerintahan, berfungsi:

1. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan ….masyarakat desa / kelurahan

2. Pengkoordinasian perencanaan pembangunan

3. Sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam perencanaan ….pelaksanaan dan pengendalian


pembangunan

4. Menggali serta memanfaatkan potensi dan menggerakkan ….swadaya gotong royong masyarakat
untuk pembangunan

5. sebagai media komunikasi antara masyarakat dengan ….pemerintah dan antar masyarakat itu
sendiri

6. Memberdayakan dan menggerakkan potensi pemuda ….dalam pembangunan

7. Mendorong mendirikan dan memberdayakan peran wanita ….dalam mewujudkan kesejahteraan


keluarga

8. Membangun kerjasama antar lembaga yang ada di ….masyarakat dalam rangka meningkatkan
pembangunan ….ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan taraf hidup

D. KEPENGURUSAN

Syarat-syarat:

1. Bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa

2. Sehat Jasmani dan Rohani

3. Setia dan Taat kepada Pancasila dan UUD 1945

4. Berpendidikan cukup sesuai kebutuhan


5. Berkelakuan Baik, jujur, cakap, berkemampuan sebagai ….pemimpin, berwibawa serta memiliki
pengabdian dan ….kepedulian yang tinggi kepada masyarakat.

6. Berkedudukan dan bertempat tinggal di Desa / Kelurahan ….yang bersangkutan

7. Tidak sedang kehilangan hak-nya sebagai warga negara …..sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.

8. Bukan anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) dan bukan …..aparat Desa / Kelurahan.

TATA CARA PEMBENTUKAN PENGURUS LPM

1. Pembentukan Panitia Pemilihan

2. Calon anggota pengurus diajukan oleh masyarakat yang mewakili keberagaman (tokoh adat,
tokoh wanita, tokoh pemuda dan lain-lain melalui ketua RW

3. Dipilih dan ditetapkan oleh masyarakat melalui musyawarah desa / kelurahan

4. Nama-nama calon terpilih di tingkat desa diajukan kepada kepala desa untuk dilegitimasi oleh
Badan Perwakilan Desa (BPD)

5. Nama-nama calon terpilih tingkat kelurahan / desa diajukan kepada desa/ kelurahan untuk
kemudian dilaporkan ke Forum Komunikasi Asosiasi LPM kecamatan dengan tembusan kepada DPD
asosiasi LPM Kabupaten dan kepada Camat Cq Kasi Pemberdayaan Masyarakat

6. Pengurus bertanggung jawab kepada masyarakat desa / Kelurahan

7. Masa bakti kepengurusan 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali maksimal 1 kali periode
berikutnya.

PENGESAHAN DAN KEPUTUSAN SERTA PELANTIKAN PENGURUS

1. Musyawarah pemilihan disyahkan dengan berita acara pemilihan

2. pelantikan pengurus LPM dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Asosiasi LPM Kecamatan yang
bersangkutan
3. Pelantikan Forum Komunikasi (FK) Asosiasi LPM Kecamatan dilaksanakan olh DPD Asosiasi LPM
Kabupaten

4. Surat Keputusan Pengurus LPM dan Pengurus Forum Komunikasi (FK) Asosiasi LPM Kecamatan
diterbitkan oleh DPD Asosiasi LPM Kabupaten

4. Pengurus Berhenti / Diberhentikan bilamana:

a. Meninggal Dunia

b. Pindah tempat tinggal

c. Mengundurkan diri

d. Berakhir masa kepengurusan

e. Terkena sanksi perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku

5. Struktur Kepengurusan LPM Desa / Kelurahan

1. Ketua

2. Wakil Ketua

3. Sekretaris

4. Wakil Sekretaris

5. Bendahara

6. Wakil Bendahara

Seksi-Seksi

1. Seksi Agama

2. Seksi Organisasi dan Kemitraan

3. Seksi Kamtramtib
4. Seksi Pendidikan dan Keterampilan

5. Seksi Pembangunan dan Lingkungan Hidup

6. Seksi Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan

7. Seksi Pemuda, Olah raga, seni dan Budaya

8. Seksi Kesehatan dan kependudukan

9. Seksi pemberdayaan perempuan

10. Seksi Kesejahteraan Sosial

STRUKTUR KEPENGURUSAN fORUM KOMUNIKASI (FK) ASOSIASI LPM KECAMATAN

1. KETUA

2. WAKIL KETUA

3. SEKRETARIS

4. DUA ORANG ANGGOTA ( ANGGOTA 1 DIFUNGSIKAN SEBAGAI BENDAHARA)

KEANGGOTAAN

1. Anggota biasa aktif, yaitu pengurus LPM/ FK Asosiasi LPM yang tercantum pada surat keputusan
kepengurusan hasil pemilihan

2. Anggota biasa pasif, yaitu seluruh anggota masyarakat desa / kelurahan

3. Anggota kehormatan adalah karena profesinya sehingga diangkat menjadi pengurus LPM

KEKAYAAN LPM

1. Hasil temu tingkat nasional di Bandung, telah diputuskan untuk direkomendasikan agar setelah
nama LKMD diubah menjadi LPM, maka seluruh kekayaan LKMD otomatis menjadi kekayaan LPM

2. semua Usaha-usaha yang dilaksanakan LKMD menjadi LPM


3. seluruh aset-aset masyarakat yang dikelola LKMD menjadi aset masyarakat yang dikelola LPM

SUMBER DANA/ KEUANGAN LPM Desa dan FK asosiasiLPM Kecamatan

1. Swadaya Masyarakat

2. Bantuan Pemerintah melalui APBD / APBK

3. Hasil usaha-usaha yang sah dari LPM

4. Hasil kekayaan LPM dari berbagai proyek / program yang telah berjalan di desa / kelurahan

5. Carik desa/kelurahan

6. Dan lain-lain pendapatan yang sah dan tidak mengikat.

PEMBINA / DEWAN FASILITATOR

Pemerintah mulai tingkat desa/kelurahan , kecamatan, kabupaten berkewajiban memberikan


pembinaan dan fasilitas kepada LPM
TUGAS DAN FUNGSI PENGURUS FORUM KOMUNIKASI (FK) ASOSIASI LEMBAGA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (LPM)

1. Ketua

…Tugas: Sebagai pemimpin dan penanggungjawab Forum Komunikasi (FK) Asosiasi Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

…Fungsi:

1. Secara khusus mengadakan koordinasi dan pembinaan terhadap anggota FK Asosiasi LPM
Kecamatan dan pengurus LPM di desa

2. Menginventarisir rencana pembangunan yang dilaksanakan oleh LPM di Desa/Kelurahan

3. Mengkoordinir dan menyalurkan aspirasi masyarakat LPM desa / kelurahan dan


mengkomunikasikan DPD Asosiasi LPM Kabupaten
4. Membangun kerjasama antar lembaga masyarakat, instansi pemerintah sebagai mitra di Tingkat
kecamatan dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat.

2. Wakil Ketua

Tugas:

Membantu dalam memimpin dan mengendalikan FK Asosiasi LPM Kecamatan

Fungsi:

1. Menyelenggarakan administrasi surat menyurat , kearsipan dan pendataan

2. Menyusun rencana dan laporan kegiatan

3. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua

3. Sekretaris

Tugas:

Membantu pimpinan / ketua dalam penyelenggaraan administrasi dan pelayanan

Fungsi:

1. Menyelenggarakan administrasi surat menyurat, kearsipan dan pendataan

2. Menyusun rencana dan laporan kegiatan

3. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua

4. Anggota I

Tugas:

Membantu tugas-tugas dan fungsi ketua, wakil ketua dan sekretaris

Fungsi:
1. Secara khusus menyelenggarakan administrasi keuangan dan menerima, menyimpan serta
menyerahkan uang / surat-surat berharga dan barang

2. Menyelenggarakan pembukuan , penyusunan laporan keuangan

3. Mengadakan pencatatan swadaya gotong royong masyarakat dalam melaksanakan tugasnya

5. Anggota II

Tugas:

membantu tugas-tugas dan fungsi ketua, wakil ketua dan sekretaris

Fungsi:

1. Secara khusus menyusun laporan berkala

2. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua, wakil ketua dan sekretaris

3. Memberikan saran dan masukan kepada ketua dalam melaksanakan tugasnya

TUGAS DAN FUNGSI PENGURUS LPM

1. KETUA

Tugas:

Sebagai pemimpin dan penanggungjawab LPM

Fungsi:

1. Secara khusus melaksanakan koordinasi terhadap seksi Agama, seksi Organisasi dan Kemitraan,
Seksi Kamtamtib

2. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan LPM

3. Membina Kader Pembangunan Masyarakat (KPM) sebagai tenaga penggerak pembangunan yang
dinamis yang difungsikan dalam kepengurusan LPM
2. WAKIL KETUA

Tugas:

Membantu Ketua LPM dalam memimpin dan mengendalikan LPM

Fungsi:

1. Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua apabila ketua berhalangan

2. Melaksanakan koordinasi terhadap seksi-seksi:

– Seksi Pembangunan dan Lingkungan Hidup

– Seksi Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan

-Seksi Kesejahteraan Sosial

– Seksi Pemuda, Olah raga, Seni dan Budaya

– Seksi Kesehatan dan Kependudukan

– Seksi Pemberdayaan Perempuan

3. SEKRETARIS

Tugas:

Membantu pimpinan dalam menyelenggarakan administrasi dan pelayanan

Fungsi:

1. Menyelenggarakan administrasi surat menyurat, kearsipan dan pendataan

2. Menyusun rencana dan laporan yang berasal dari seluruh seksi

3. Melaksanakan tugas-tugas ketua, wakil ketua bilamana semua berhalangan

4. WAKIL SEKRETARIS
Tugas:

Membantu tugas-tugas dan fungsi sekretaris dalam penyelenggaraan administrasi dan pelayanan

Fungsi:

1. Melaksanakan tugas tertentu yang diberikan oleh sekretaris

2. Melaksanakan tugas tertentu yang diberikan oleh ketua dan wakil ketua

5. BENDAHARA

Tugas:

Menyelenggarakan administrasi keuangan dan menerima, menyimpan serta menyerahkan uang /


surat berharga dan barang

Fungsi:

1. Menyelenggarakan pembukuan , penyusunan laporan keuangan dan penyimpanan keuangan

2.Mengadakan pencatatan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan yang dinilai
dengan uang

5. WAKIL BENDAHARA

Tugas:

Membantu bendahara dalam penyelenggaraan administrasi keuangan

Fungsi:

1. Melaksanakan tugas tertentu yang diberikan oleh bendahara

2. Melaksanakan tugas tertentu yang diberikan oleh ketua dan wakil ketua

TUGAS DAN FUNGSI SEKSI-SEKSI

Tugas:
Membantu ketua, wakil ketua dalam dalam memimpin dan mengendalikan LPM sesuai dengan
bidang masing-masing seksinya ke dalam bentuk kelompok kerja atau kelompok kegiatan

Fungsi:

1. Menyusun rencana pembangunan sesuai dengan bidang masing-masing dengan dibantu oleh KPM

2. Menyelenggarakan kegiatan pembangunan sesuai dengan rencana dengan dibantu oleh KPM

3. Melakukan koordinasi dengan seksi-seksi lain untuk terwujudnya keserasian dalam melaksanakan
pembangunan

4. Mengendalikan kelompok-kelompok kerja untuk melaksanakan program-program seksi

5. Mengadakan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan masing-masing kelompok kerja

6. Mengikuti perkembangan dan mencatat segala kegiatan yang telah dilaksanakan

7. Mengadakan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan

8. Menyusun saran dan pendapat kepada ketua sesuai dengan bidang tugasnya

9. Menyelenggarakan Tugas-tugas tertentu yang diberikan oleh ketua

RINCIAN TUGAS SEKSI-SEKSI LPM

1. SEKSI AGAMA

a. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan partisipasi masyarakat menyangkut usaha-usaha


peningkatan kegiatan keagamaan

b. Penyuluhan tentang keberhasilan pembangunan melalui bahan dan pintu (jalur) keagamaan

c. Membantu suksesnya pelaksanaan pembinaan mental agama

d. Penyuluhan tentang pembudayaan hidup bersih lahir dan batin

e. Membantu program pembinaan perkawinan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang


berlaku
f. Membantu suksesnya program BP-4 dengan jalan menanamkan kesadaran kepada warga
desa/kelurahan akan arti mulia dan sucinya perkawinan serta keluarga sejahtera

g. Mengisi hari-hari raya keagamaan secara terarah, menuju kesadaran toleransi umat beragama dan
peningkatan usaha-usaha pembangunan khususnya pembangunan sarana keagamaan

h. Mengarahkan penggunaan hasil zakat, infak dan shodaqoh serta bantuan lain untuk fakir miskin
dan keperluan pembangunan serta meningkatkan sarana pendidikan sesuai dengan tuntutan agama

i. Kegiatan lain yang menyangkut keagamaan

2. SEKSI ORGANISASI

a. Menghimpun peraturan dan perundang-undangan organisasi lembaga kemasyarakatan dan


menerapkan ke dalam bentuk kegiatan dan mekanisme kerja organisasi

b. Mengadakan penyuluhan dan pembinaan tentang keorganisasian sesuai dengan perundangan-


undangan yang berlaku

c. Membuat peraturan-peraturan organisasi yang sesuai dan tidak bertentangan dengan peraturan
yang ada

d. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

3. SEKSI KEAMANAN DAN KETERTIBAN

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menciptakan suatu kondisi yang aman dan tentram

b. Menunjang usaha peningkatan keamanan swakarsa dengan cara mendirikan pos-pos


penjagaan/ronda, memasang lampu-lampu penerangan di tempat yang rawan, membentuk kesatuan
hansip dan lain-lain

c. Pengkoordinasian kegiatan masyarakat dalam bidang penanggulangan bencana alam , kegiatan


AMD dan lain-lain

d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas keamanan

e. Mengikutsertakan masyarakat dalam pelatihan Hansip / Wankamra


4. SEKSI PENDIDIKAN
a. Memupuk dan mengembangkan aspirasi masyarakat terhadap kebudayaan dan kesenian rakyat
yang terdapat di desa/kelurahan

b. Membantu meningkatkan kegiatan di bidang pendidikan formal dan nonformal di desa/kelurahan

c. Memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap KPM, terutama dengan memberikan kursus-
kursus di desa/kelurahan

d. Membantu program wajib belajar dengan memberikan kursus/pelatihan keterampilan

e. Mengusahakan agar tidak terdapat anak-anak putus sekolah di tingkat SD dengan jalan
memberikan dorongan dan bimbingan terhadap orang tua murid

f. Membantu secara aktif pemeliharaan gedung/madrasah dan lain-lain yang ada di desa/kelurahan

g. Mengusahakan pembangunan atau menambah gedung sekolah/ masyarakat

h. Mengusahakan bantuan fasilitas seperlunya bagi para guru agar dapat menjalankan tugasnya
dengan baik

i. Membantu bantuan fasilitas seperlunya bagi para guru agar dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.

j. Melaksanakan kegiatan peningkatan pengetahuan dan keterampilan , terutama bagi para remaja
putus sekolah

k. Pemberantasan tiga buta melalui kejar paket A

5. SEKSI PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

a. Membantu pelaksanaan program pemugaran perumahan yang sehat dan bersih

b. Melaksanakan tata ruang desa/kelurahan yang teratur dan rapih

c. Kegiatan lain yang menyangkut perumahan dan lingkungan

d. Melaksanakan usaha/kegiatan bidang peningkatan kebersihan, keindahan dan kesehatan serta


penghijauan lingkungan hidup
e. Membuat dan mengatur pembuangan air limbah dan sampah

f. Memelihara kebersihan, keindahan dan kesehatan lingkungan

g. Melaksanakan penyuluhan tentang pelestarian lingkungan hidup dan SDA

h. Melaksanakan gerakan penghijauan, pembuatan terasiring dan saluran pengendalian dan penahan

6. SEKSI PEMBERDAYAAN EKONOMI KERAKYATAN


a. Merencanaka, mendorong gerakan perbaikan/rehabilitasi jalan atau sarana perhubungan di desa /
kelurahan

b. Merencanakan dan mengerjakan pembangunan dalam rangka perbaikan prasarana / sarana desa

c. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan dalam rangka perbaikan prasarana dan sarana
pemasaran

d. Melaksanakan dan membangun , perbaikan sarana dan prasarana lainnya serta mengadakan
pendataan

e. Melaksanakan penggalangan P3A atau Dharma Tirta dan sejenisnya

f. Menggalakkan penumbuhan usaha ekonomi dan lumbung sesuai dengan peraturan yang berlaku

g. Melakukan upaya peningkatan produksi peternakan, ternak besar seperti kerbau, sapi dan lain-
lain

h. Melaksanakan perakan penyuluhan untuk kelompok usaha koperasi khususnya KUD di pedesaan

i. Menggalakan kesadaran menyimban hasil panen melalui lumbung desa baik untuk benih maupun
untuk pangan

7. SEKSI PEMUDA, OLAH RAGA, SENI DAN BUDAYA

a. Melaksanakan penyuluhan untuk mengurangi arus perpindahan pemuda/generasi muda dari desa
ke kota dengan mengusahakan lapangan kerja, seperti:Usaha bersama di bidang pertanian, usaha
bersama di bidang peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat untuk masa depan
b. Membantu usaha pemerintah dalam rangka mencegah dan menanggulangi kenakalan remaja
dengan mengisi waktu luang untuk pengembangan bakat

c. Membantu mengembangkan karang taruna

d. Menghindarkan pemuda semaksimal mungkin dari minuman keras, narkotika, judi dan lainnya
dengan menyalurkan mereka kepada kegiatan positif

e. Melibatkan pemuda semaksimal mungkin pada kegiatan pembangunan desa

8. SEKSI KESEJAHTERAAN SOSIAL

a. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan sosial di lingkungan masyarakat

b. Menggalakan semangat kebersamaan dan kesetiakawanan sosial

c. Menggalakan arisan/gotong royong pembuatan rumah panti jompo dan tidak mampu

d. Memberikan latihan keterampilan dan memberikan pinjaman modal kerja bagi golongan
masyarakat tidak mampu dan masyarakat tuna karya

e. Berusaha semaksimal mungkin secara gotong royong untuk membiayai pendidikan anak-anak
sekolah yang kurang mampu

f. Membatasi pemborosan pesta adat di daerah agar tidak memberatkan masyarakat

g. Melaksanakan penanggulangan masalah sosial antara lain: anak terlantar, penderita cacat fisik
dan mental.

h. Melaksanakan kegiatan pelayanan sosial lainnya.

i. Sumbangan kematian

9. SEKSI KESEHATAN DAN KEPENDUDUKAN

a. Membantu pengelolaan Posyandu dalam upaya melaksanakan program pelayanan kesehatan ibu
dan anak, KB, penanggulangan diare dan imunisasi

b. Menanggulangi penyakit menular dan mengadakan vaksinasi


c. MElaksanakan gerakan kebersihan tempat mandi, cuci dan MCK

d. Melaksanakan penyuluhan penggunaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga

e. Penyuluhan dan pencegahan serta penanggulangan muntah berak

f. Bimbingan dan penyuluhan gerakan hidup sehat dan keluarga sehat

g. Latihan kader Kesehatan, Gizi, dan kader KB

h. Meningkatkan pengetahuan tentang makanan bergizi

i. Pengumpulan data angka-angka kematian bayi

j. Menyertakan dukun bayi dalam latihan pertolongan pertama

10. SEKSI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

a. Melaksanakan bimbingan dan pembinaan tentang peranan wanita sebagai ibu rumah tangga, wakil
suami dan sebagai pendidik putera-puterinya

b. Memberikan ceramah tentang wanita karier di dalam posisinya tetap sebagai ibu rumah tangga ,
wakil suami dan pendidik putera putrinya di dalam keluarga

c. Mengkoordinasikan motivasi dan menggerakkan masyarakat melalui keluarga dalam rangka


pelaksanaan 10 program pokok PKK dan program -program pemerintah lainnya.

d. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan program-program pemerintah


lainnya.

e. Menampung aspirasi keluarga dalam rangka pelaksanaan pembangunan desa

f. Pelaksanaan kegiatan Posyandu dan KB

g. Memasyarakatkan makanan sehat tertutama bagi anak balita , orang sakit dan wanita hamil

h. Pelaksanaan cerdas tangkas, saresehan tentang keluarga bahagia dan sejahtera

i. Memasyarakatkan makana non beras dangan berbagai resepnya


j. Kegiatan lain yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga

BAB III HUBUNGAN KERJA LPM

A. Hubungan Kerja LPM

1. Dengan Instansi Vertikal, Dinas Daerah, serta Lembaga Lainnya.

Instansi vertikal, dinas daerah serta lembaga pemerintah lainnya yang tergabung dalam tim
fasilitator, berkewajiban mengisi, menggunakan, membina serta memfasilitasi berbagai kegiatan
LPM untuk menyukseskan program yang masuk Desa / Kelurahan

2. Dengan LPM Lainnya

Hubungan LPM yang satu dengan yang lainnya bersifat hubungan konsultasi fungsional dan
kerjasama yang diwujudkan dalam bentuk temu karya LPM. Kerja sama tersebut dikoordinasikan
oleh Forum Komunikasi LPM Tingkat Kecamatan yang bersangkutan bekerja sama denan Kasi
Pemberdayaan Masyarakat

3. Dengan RT / RW

Dalam menyusun rencana pembangunan, LPM mengkoordinasikan dan memadukan usulan rencana
yang disampaikan oleh RT/RW kemudian dimusyawarahkan dalam musyawarah desa/kelurahan . Di
desa hasil keputusan tersebut diajukan ke Kepala Desa untuk mendapat persetujuan BPD

4. Dengan Organisasi / Lembaga Desa Lainnya

Hubungan LPM denan organisasi / lembaga masyarakat yang ada di desa / kelurahan bersifat saling
mengisi saling membantu. Segala kegiatan organisasi / lembaga masyarakat yang ada di desa /
kelurahan direncanakan secara terpadu dalam LPM yang meliputi sasaran dan lokasinya, sedang
dalam pelaksanaannya dilakukan secara terkoordinasi dan terpadu

B. Kelompok Kerja di Tingkat RW

Di dalam Keppres nomor 49 tahun 2001 pasal 9 diungkapkan bahwa RT mempunyai tugas
disamping menggerakkan swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya, juga
bertugas membantu kelancaran tugas pokok LPM dalam bidang pembangunan di Desa/Kelurahan
karenanya di tingkat RW perlu dibentuk kelompok kerja (POKJA) yang bertugas membantu
kelancaran LPM Desa/Kelurahan.

1. Pengertian Kelompok Kerja (POKJA)

Kelompok Kerja (POKJA) LPM adalah sejumlah individu, terdiri dari dua orang atau lebih yang
berdekatan satu sama lain secara fisik, merupakan kelompok yang dikoordinir oleh seksi-seksi
dalam LPM hanya melaksanakan satu jenis kegiatan yang bersangkutan dengan mengacu kepada
program kerja di tingkat RW

2. Tugas dan Fungsi

a. Tugas Pokja LPM

1) Membantu LPM dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan di wilayah RW masing-


masing

2) Membantu LPM dalam menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat di wilayah RW

3) Mengkoordinasikan semua kegiatan masyarakat dalam pembangunan termasuk kegiatan PKK


yang ada di wilayah RW masing-masing dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna
pembangunan

b. Fungsi Pokja LPM

1) Menampung dan menginformasikan aspirasi warga masyarakat

2) Menggali dan memanfaatkan potensi serta menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat
untuk pembangunan

3) Membina kerjasama antara Pokja yang ada di masyarakat

4) Meningkatkan kegiatan peranan wanita melalui PKK

5) Sebagai sarana komunikasi berbagai pihak

5. Susunan Pengurus Pokja LPM

a. Ketua……………….: Ketua RW
b. Wakil Ketua I……: Dipilih dari dan oleh masyarakat RW

c. Wakil KetuaII……: s.d.a

d. Sekretaris…………: s.d.a.

e. Bendahara…………: s.d.a.

f. Pembantu…………..: Terdiri dari Ketua-ketua kelompok kegiatan yang ada di RW bersangkutan

BAB IV ADMINISTRASI DAN RINCIAN SUMBER PEMBIAYAAN LPM

A. ADMINISTRASI LPM

Untuk mendukung administrasi kegiatan LPM, terdapat 10 buku wajib yang harus dimiliki oleh LPM,
yaitu:

1. Buku Agenda

2. Buku Kas

3. Buku Ekspedisi

4. Buku Daftar Pengurus

5. Buku Kader

6. Buku Tamu

7. Buku Notulen Rapat

8. Buku Inventaris

9. Buku Kegiatan

10. Buku Inventaris Proyek

Dilengkapi dengan 3 format yaitu:


1. Format agenda kerja

2. Format jadwal kegiatan tahunan seksi-seksi LPM

3. Laporan triwulanan usaha kegiatan LPM

B. Rincian Sumber Pembiayaan LPM

Sumber Pembiayaan LPM dapat diperoleh dari:

1. Anggaran Penerimaan dan pengeluaran keuangan Desa (APPKD)

2. Dana Swadaya Masyarakat

3. Hasil Usaha LPM, antara lain:

a. Jimpitan

b. Arisan

c. Mendirikan Usaha Kecil

d. Menitipkan Tanaman dan Ternak

e. Memanfaatkan carik desa / kelurahan

f. Mengadakan berbagai pertunjukan amal, bazar, olah raga dan lain-lain

4. Bantuan pemerintah, misalnya:

a. Pemerintah Desa/Kelurahan

b. Pemerintah daerah (APBD)

c. Pemerintah Pusat

5. Hasil Carik Desa / Kelurahan

BAB V TATA TERTIB PEMBENTUKAN FORUM KOMUNIKASI LPM KECAMATAN


Bab I Ketentuan Umum

pasal 1

1. Temu LKMD se kecamatan …………………..dalam rangka pembentukan pengurus Forum


Komunikasi LPM Kecamatan ………………..periode 2001 s/d 2006 yang selanjutnya dalam tata tertib
disebut temu LKMD adalah pemegang kedaulatan tertinggi

2. Pemimpin / penanggungjawab penyelenggaraan temu LKMD adalah Kasi Pemberdayaan


Masyarakat Kecamatan ………..

Bab II : Tugas dan Wewenang

pasal 2

Tugas dan wesenang temu LKMD adalah:

1. Menetapkan program kerja forum komunikasi kecamatan ……………….masa bakti tahun 2001 s/d
2006

2. Menetapkan Dewan Fasilitator Forum Komunikasi Kecamatan ………………….

3. Menyusun kepengurusan Forum Komunikasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kecamatan


……………….

4. Menetapkan kebijakan-kebijakan organisasi yang tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan


yang ada.

BAB III Peserta dan Peninjau

pasal 3

1. Temu LKMD dihadiri oleh peserta dan peninjau

2. Peserta terdiri dari unsur DPD Asosiasi LPM Tingkat Kabupaten

3. Pengurus LKMD se kecamatan ………………masing-masing 3 orang tiap desa / kelurahan

4. Peninjau terdiri dari :


a. Kepala Desa / Kelurahan se kecamatan ………….

b. Undangan yang ditetapkan panitia dan atau kasi pemberdayaan masyarakat kecamatan ……

c. BPD (Badan Perwakilan Desa)

pasal 4

Setiap utusan LKMD harus membawa surat dari ketua LKMD / LPM di desa / kelurahan masing-
masing yang diketahui oleh kepala Desa / Kelurahan

BAB IV Hak Peserta dan Peninjau

pasal 5

1. Peserta dan peninjau berhak mendapat materi temu LKMD

2. Peserta dan peninjau dapat mengajukan pernyataan , usul dan atau pendapat secara lisan dan
atau tertulis atas izin pimpinan sidang

Anda mungkin juga menyukai