Anda di halaman 1dari 152

ANALISIS KEBUTUHAN PARAMEDIS KEPERAWATAN PER RUANG

PERAWATAN RAWAT INAP RSUD Dr. ADNAAN WD


KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh :

NESSA AULIA
NIM. 141000525

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

UNIVERSITAS SUMATERA
ANALISIS KEBUTUHAN PARAMEDIS KEPERAWATAN PER RUANG
PERAWATAN RAWAT INAP RSUD Dr. ADNAAN WD
KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2018

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NESSA AULIA
NIM. 141000525

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

UNIVERSITAS SUMATERA
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis

Kebutuhan Paramedis Keperawatan per Ruang Perawatan Rawat Inap

RSUD dr. Adnaan WD Kota Payakumbuh Tahun 2018” ini beserta seluruh

isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhdap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, 16 Juli 2018


Yang membuat pernyataan

Nessa Aulia

UNIVERSITAS SUMATERA
i
UNIVERSITAS SUMATERA
ABSTRAK

Tenaga keperawatan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu


rumah sakit, jika tenaga keperawatan optimal maka pelayanan kepada rumah sakit
tentu sudah baik juga. Rumah sakit umum dr Adnaan WD merupakan rumah sakit
di kota payakumbuh yang angka kunjungannya tinggi dan sering menghadapi
kendala keluhan pasien tentang pelayanan keperawatan pada unit rawat inap.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah optimal sumber daya


tenaga keperawatan pada masing-masing ruang perawatan unit rawat inap Rumah
Sakit dr Adnaan WD. Jenis penelitian ini adalah observasional kualitatif dengan
analisa data kuantitatif dengan menggunakan metode WISN dan PPNI, dilakukan
pada total perawat dan bidan dimasing-masing ruang perawatan. data yang
diperoleh melalui data dasar rumah sakit, observasi kegiatan keperawatan
langsung, tidak langsung dan non produktif.

Hasil penelitian menggunakan metode WISN menunjukan tenaga


keperawatan tidak terdistribusi merata, sedangkan dengan menggunakan metode
PPNI yang disebabkan faktor 25% maka tidak perlu dilakukan penambahan
jumlah tenaga.

Disarankan kepada rumah sakit agar memperbaiki manajemen rumah sakit,


agar tenaga keperawatan terdistribusi merata dan juga melakukan pendidikan dan
pelatihan agar tidak perlu dilakukan penambahan jika ada kekurangan karena
tenaga keperawatan yang sudah terampil.

Kata Kunci : Tenaga keperawatan, Metode WISN, Metode PPNI

i
UNIVERSITAS SUMATERA
ABSTRACT

Nursing staff is a very important factor in a hospital, if the nursing staff is


optimal then the service to the hospital would have been good too. The public
hospital of Dr. Adnaan WD is a hospital in Payakumbuh city which has high visit
number and often faces patient complaints about nursing service in inpatient unit.
This study aims to analyze the optimal number of nursing power resources
in each treatment room of the inpatient unit of dr. Adnaan WD Hospital. The type
of this research is qualitative observasional with quantitative data analysis using
WISN and PPNI method, performed on total nurses and midwives in each
treatment room. data obtained through basic hospital data, observation of direct,
indirect and non-productive nursing activities.
The result of research using WISN method shows unequally distributed
nursing staff, whereas by using the PPNI method caused by 25% factor then there
is no need to increase the number of manpower.
It is suggested to the hospital to improve the management of the hospital, so
that the nursing staff is distributed evenly and also do the education and training
so that there is no need to add if there is a shortage due to skilled nursing staff.

Keywords: Nursing Staff, WISN Method, PPNI Method

i
UNIVERSITAS SUMATERA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yangtelah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul“Analisis Kebutuhan Paramedis Keperawatan
Rawat Inap RSUD dr, Adnaan WD Kota Payakumbuh Tahun 2018” sebagai
salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas
Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum selaku rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Drs Zulfendri, M.Kes selaku Kepala Departemen Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara.
4. dr. Fauzi, SKM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi kepada penulis untuk berjuang dengan
sungguh-sungguh.
5. dr. Rusmalawaty, M.Kes selaku dosen penguji I yang telah memberikan
kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, SKM, MPH selaku dosen penguji II
yang telah memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Arfah Mardiayana Lubis, S.Psi., M.Psi sebagai dosen Penasihat Akademik
yang memberikan arahan selama penulis berkuliah.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat
yang memberikan pengarahan ataupun membantu administrasi.
9. Kepala Rumah Sakit dan seluruh staf RSUD dr. Adnaan WD Kota
Payahkumbuh yang telah memberikan bantuan selama penelitian
berlangsung.

i
UNIVERSITAS SUMATERA
10. Teristimewa kepada keluarga tersayang Mama dan Papa yang selalu
memberikan doa terbaik dan dukungan tanpa henti untuk penulis.
11. Terkhusus untuk para sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah berjasa dan tak bisa disebutkan satu persatu atas
bantuan dan kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2018

Nessa Aulia
141000525

v
UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nessa Aulia, Lahir di Barulak, 14 November 1996 dan

beragama Islam dengan suku bangsa Minang. Penulis bertempat tinggal di Jorong

Dalam Nagari Barulak Kec. Tanjung Baru Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat.

Penulis anak Tunggal dari pasangan Zahara Rifda dan Iwan Ismedi.

Pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 20 Kampung

Baru tahun 2002 sampai 2008, Madrasah Tsanawiyah Negeri Batusangkar tahun

2008 sampai 2011, Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Batusangkar tahun 2011

sampai 2014 dan pendidikan S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada tahun

2013 sampai tahun 2018.

v
UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
ABSTRACT .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Permasalahan Penelitian.......................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 8
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 8
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 10


2.1 Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan ..................... 10
2.1.1 Jenis Perencanaan SDM kesehatan ............................... 10
2.1.2 Strategi Perencanaan SDM Kesehatan .......................... 10
2.1.3 Metode Penyusunan Kebutuhan SDM Kesehatan ........ 11
2.2 Rumah Sakit ............................................................................ 13
2.2.1 Pengertian Rumah sakit................................................. 13
2.2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit..................................... 14
2.2.3 Rumah Sakit Umum Kelas C ........................................ 15
2.2.4 Jenis Ketenagaan Rumah Sakit ..................................... 16
2.2.5 Indikator Pelayanan Mutu Rumah Sakit ....................... 18
2.2.6 Pelayanan Rawat Inap ................................................... 20

2.3 Tenaga Perawat ....................................................................... 21


v
UNIVERSITAS SUMATERA
2.3.1 Fungsi Perawat .............................................................. 21
2.3.2 Hak dan Kewajiban Perawat ......................................... 22
2.3.3 Bentuk Pelayanan Perawat ............................................ 23
2.4 Manajemen Keperawatan........................................................ 24
2.4.1 Konsep Keperawatan .................................................... 24
2.4.2 Perencanaan Tenaga keperawatan................................. 26
2.4.3 Jenis Perencanaan dalam manajemen keperawatan ...... 28
2.4.4 Dasar Perencanaan Sumber Daya Keperawatan ........... 29
2.4.5 Tujuan Perencanaan SDM Keperawatan ..................... 30
2.4.6 Mengidentifikasi Kebutuhan Keperawatan ................... 31
2.5 Analisis Beban Kerja............................................................... 32
2.6 Perhitungan Sumber Daya Manusia Keperawatan.................. 34
2.7 Metode WISN ......................................................................... 36
2.8 Metode PPNI ........................................................................... 44
2.9 Kerangka Konsep .................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 46


3.1 Jenis Penelitian........................................................................ 46
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 46
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................... 46
3.3.1 Populasi ......................................................................... 46
3.3.2 Sampel ........................................................................... 47
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 47
3.4.1 Data Primer ................................................................... 47
3.4.2 Data Sekunder ............................................................... 47
3.5 Defenisi Operasional ............................................................... 47
3.4 Metode Analisis Data .............................................................. 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 50


4.1 Gambaran Umum RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh ........ 50
4.2 Visi dan Misi ........................................................................... 51
4.3 Fasilitas Layanan..................................................................... 52

4.4 Indikator Mutu Kinerja Pelayanan Rawat Inap RSUD


dr. Adnaan WD ........................................................................ 53
4.5 Distribusi Karakteristik Responden ........................................ 55
4.6 Perhitungan Beban Kerja Tenaga Keperawatan di Rumah
Sakit dr. Adnaan WD ............................................................... 61
v
UNIVERSITAS SUMATERA
4.6.1 Waktu Kerja Tersedia ................................................... 61
4.6.2 Menetapkan unit kerja dan kategori SDM .................... 64
4.6.3 Menentukan Kegiatan Pokok Keperawatan .................. 64
4.6.4 Menyusun Standar Beban Kerja.................................... 68
4.6.5 Standar Kelonggaran di Instalasi Rawat Inap RSUD
dr. Adnaan WD ............................................................. 87
4.7 Perhitungan dengan Metode WISN dan PPNI Per Peruang
Perawatan ................................................................................ 88
4.7.1 Ruang Dahlia................................................................. 88
4.7.2 Ruang Teratai ................................................................ 91
4.7.3 Ruang Melati ................................................................. 93
4.7.4 Ruang Cempaka 1 ......................................................... 95
4.7.5 Ruang Cempaka 2 ......................................................... 98
4.7.6 Ruang Mawar ................................................................ 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 106


5.1 Kesimpulan ............................................................................. 106
5.2 Saran........................................................................................ 107

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 109


LAMPIRAN

i
UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 4.1 Indikator Pelayanan pasien Rawat Inap RSUD dr.
Adnaan WD Payakumbuh .............................................. 55
Tabel 4.2 istribusi Karakteristik Responden di Ruang Dahlia
RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2018 ......... 55
Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Teratai
RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2018 ......... 56
Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Melati
RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2018 ......... 57
Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang
Cempaka I RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh
Tahun 2018 58
.....................................................................
Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang
Cempaka 2 RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh
Tahun 2018 59
.....................................................................
Tabel 4.7 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Mawar
Rawatan RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun
2018 ............................................................................... 60
.
Tabel 4.8 Unit Kerja, Sub Unit Kerja dan Kategori SDM.............. 64
Tabel 4.9 Kegiatan Pokok Keperawatan di Pelayanan Rawat
Inap RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh 65
.....................
Tabel 4.10 Kegiatan Pokok Keperawatan Kebidanan pada
pelayanan Rawat Inap RSUD dr. Adnaan WD
Payakumbuh .................................................................. 66
.
Tabel 4.11 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan
Langsung di Ruang Dahlia 68
.............................................
Tabel 4.12 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak
Langsung di Ruang Dahlia ............................................. 70
Tabel 4.13 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non
Produktif di Ruang Dahlia 71
..............................................
Tabel 4.14 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan
Langsung di Ruang Teratai............................................. 71
Tabel 4.15
x
UNIVERSITAS SUMATERA
Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak 73
Langsung di Ruang Teratai.............................................

x
UNIVERSITAS SUMATERA
Tabel 4.16 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non
Produktif di Ruang Teratai 73
.............................................
Tabel 4.17 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan
Langsung di Ruang Melati 74
.............................................
Tabel 4.18 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak
Langsung di Ruang Melati ............................................. 76
Tabel 4.19 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non
Produktif di Ruang Melati .............................................. 76
Tabel 4.20 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan
Langsung di Ruang Cempaka 1 77
......................................
Tabel 4.21 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak
Langsung di Ruang Cempaka 1 ...................................... 79
Tabel 4.22 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non
Produktif di Ruang Cempaka 1 .................................... 80
Tabel 4.23 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan
Langsung di Ruang Cempaka 2 .................................... 81
Tabel 4.24 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak
Langsung di Ruang Cempaka 2 ...................................... 83
Tabel 4.25 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non
Produktif di Ruang Cempaka 2 ..................................... 83
Tabel 4.26 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan
Langsung di Ruang Mawar Rawatan.............................. 84
Tabel 4.27 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak
Langsung di Mawar Rawatan ......................................... 86
Tabel 4.28 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non
Produktif di Ruang Mawar Rawatan ............................. 87
Tabel 4.29 Standar Kelonggaran Tenaga Keperawatan di Ruang
Instalasi Rawat Inap RSUD dr.Adnaan WD .................. 87
Tabel 4.30 Perbandingan Metode WISN dengan PPNI Tiap
Ruang Perawatan Rawat Inap 102
.........................................

x
UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep......................................................... 45

x
UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. PedomanWawancara

Lampiran 3. Dokumentasi

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

Lampiran 5. Surat Rekomendasi Izin Penelitian

Lampiran 6. Surat Selesai Penelitian

xi
UNIVERSITAS SUMATERA
BAB
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah dibidang kesehatan yang paling penting dan masih

belum teratasi yaitu masalah sumber daya manusia kesehatan, yang mana masalah

tersebut yaitu dari segi kuantitas maupun kualitas SDM kesehatan itu sendiri,

padahal sumber daya manusia kesehatan merupakan kunci dari terwujudnya

pembangunan kesehatan. Sumber daya manusia yang tercukupi dari segi kualitas

maupun kuantitas tentu akan berdampak terhadap peningkatan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat.

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) merupakan salah satu sub sistem

dalam Sistem Kesehatan Nasional yang mempunyai peranan penting dalam

mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagai pelaksana upaya dan pelayanan

kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem

Kesehatan Nasional, sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan

(termasuk tenaga kesehatan strategis) dan tenaga pendukung/penunjang kesehatan

yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen

kesehatan. Penyelenggaraan subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri

dari perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu

sumber daya manusia kesehatan.

Berdasarkan Data Kesehatan Indonesia Tahun 2016 total sumber daya

manusia kesehatan di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 1.000.780 orang yang

terdiri dari 736.077 orang tenaga kesehatan (73,6%) dan 264.703 orang tenaga

1
UNIVERSITAS SUMATERA
2

penunjang kesehatan(26,4%). Proporsi tenaga kesehatan terbanyak yaitu tenaga

keperawatan sebanyak 29,66% dari total tenaga kesehatan, sedangkan proporsi

tenaga kesehatan yang paling sedikit yaitu tenaga kesehatan tradisional 0,05%

dari total tenaga kesehatan. Provinsi dengan SDMK (Sumber Daya Manusia

Kesehatan) paling banyak terpusat di Pulau Jawa yaitu Jawa Barat sebanyak

117.674 orang, JawaTimur sebanyak 116.303 orang, dan Jawa Tengah sebanyak

113.872 orang. Provinsi dengan jumlah SDMK paling sedikit yaitu Kalimantan

Utara sebanyak 3.148 orang, Papua Barat sebanyak 4.693 orang, dan Sulawesi

Barat sebanyak 5.202 orang .dapat dilihat dari data diatas pendistribusian sumber

daya manusia kesehatan belum merata dan masih terpusat di satu daerah.

Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan perorangan secara paripurna, untuk menjalankan

tugas tersebut Rumah Sakit mempunyai salah satu fungsi yaitu menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia kesehatan. (Undang-Undang

RI No.44 Tahun 2009).

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) memiliki peranan penting untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat

agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang

produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur kesejahteraan

umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

UNIVERSITAS SUMATERA
3

Total Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) di rumah sakit pada

tahun 2016 adalah 586.522 orang yang terdiri dari 406.558 orang tenaga

kesehatan (69,3%) dan 179.964 orang tenaga penunjang kesehatan (30,7%).

Proporsi tenaga kesehatan terbanyak yaitu perawat 33,3% sedangkan proporsi

tenaga kesehatan paling sedikit yaitu tenaga kesehatan tradisional sebanyak

0,008%. Provinsi dengan jumlah SDMK di rumah sakit terbanyak adalah Jawa

Barat sebanyak 79.046 orang, Jawa Tengah sebanyak 76.518 orang, dan Jawa

Timur sebanyak 71.980 orang. Provinsi dengan jumlah SDMK di rumah sakit

paling sedikit adalah Kalimantan Utara sebanyak 1.689 orang (Kemenkes,2016).

Berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 2014 tenaga dibidang kesehatan

terdiri atas tenaga kesehatan dan asisten tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan itu

sendiri dikelompokkan ke dalam tenaga medis, tenaga psikologis klinis, tenaga

keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan

masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik,

tenaga keteknisan medis, tenaga teknik iomedika, tenaga

kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lain.

Keperawatan menjadi salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai

kontribusi terhadap kualitas pelayanan kesehatan.keperawatan sebagai suatu

bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukankepada

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang

mencakup seluruh Proses kehidupan manusia (Hariyati, 2014).

UNIVERSITAS SUMATERA
4

SDM keperawatan merupakan salah satu SDM yang memegang peranan

penting dalam pelayanan Rumah Sakit, perawat mempunyai peranan dalam

pemberian pelayanan kepada pasien dan keluarga agar kualitas kesehatan menjadi

lebih baik. Beban kerja perawat yang tinggi akibat kurangnya jumlah tenaga

perawat akan berdampak pada penurunan produktifitas kerja perawat yang dapat

mempengaruhi pelayanan kepada pasien.

Cara untuk mengetahui SDM kesehatan sudah memadai atau belum perlu

dilakukan analisis kebutuhannya yang mana berdasarkan Kepmenkes Nomor

81/MENKES/I/2004 analisis penyusunan perencanaan SDM kesehatan dapat

dilakukan dengan menggunakan lima metode yaitu Health Need Method, Health

Service Demand Method, Health Service Targets Method,Ratio Method, dan

Workload Indicator Staff Need (WISN).

Dalam menganalisis kebutuhan perawat ada beberapa metode yang dapat

digunakan seperti WISN, Gillies, Ilyas, LINA dan PPNI yang masing-masing

metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Workload Indicator

Staff Need (Metode WISN) dan formula Persatuan Perawatan Nasional Indonesia

(PPNI). Metode WISN merupakan salah satu metode yang dianjurkan dalam

Kepmenkes Nomor 81/MENKES/I/2004. Metode WISN merupakan suatu metode

perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang

dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas

kesehatan. Adapun langkah-langkah perhitungan kebutuhan SDM kesehatan

berdasarkan WISN ini meliputi lima langkah , yaitu menetapkan waktu kerja

UNIVERSITAS SUMATERA
5

tersedia, menetapkan unit kerja dan kategori SDM, menyusun standar beban kerja,

menyusun standar kelonggaran, dan perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.

Selanjutnya yaitu Formula PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia),

formula ini tidak berbeda dengan yang dikembangkan oleh Gillies, hanya saja

satuan hari adalah diubah menjadi minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif

juga dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja per hari

selama 40 jam per minggu. PPNI hanya berusaha menyesuaikan lama hari kerja

dan libur yang berlaku di Indonesia. Dalam perhitungan kebutuhan tenaga

keperawatan dengan formula PPNI.

Hasil penelitian Rubbiana (2015) di Instalasi Rawat Inap Tulip berdasarkan

WISN adalah 45 tenaga dengan rasio WISN 0,8. Dari rasio WISN dapat

disimpulkan bahwa jumlah tenaga saat ini lebih kecil dibandingan dengan jumlah

tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankan beban kerja yang ada. Perlu adanya

penambahan tenaga sebanyak 10 orang dari jumlah tenaga yang ada sebanyak 35

orang untuk mencapai keadaan yang seimbang. Selanjutnya hasil penelitian Amini

(2014), menyimpulkan adanya kekurangan tenaga perawat dibandingkan beban

kerja yang ada menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem manajemen

keperawatan serta pembagian kerja atau banyaknya kegiatan keperawatan yang

tidak langsung seperti membaca,menulis buku keperawatan dan catatan

perkembangan pasien dari pada kegiatan keperawatan langsung.

Berdasarkan survei awal Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adnaan WD

merupakan salah satu rumah sakit kelas C non pendidikan milik pemerintah kota

Payakumbuh yang sudah terakreditasi. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat telah

UNIVERSITAS SUMATERA
6

dilakukan lebih dari 95 tahun. Kapasitas tempat tidur yang dimiliki di instalasi

rawat inap sebanyak 175 dengan jumlah perawat pelaksana sebanyak 102 orang.

Menurut Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 bahwa rumah sakit kelas C memiliki

perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur sebesar 2:3. Jika dilihat dari

jumlah yang ada di RSUD dr Adnaan WD, rasio antara jumlah perawat dan

tempat tidur adalah 102 : 175. Artinya jika dibandingkan dengan Permenkes

Nomor 56 Tahun 2014 berarti adanya kekurangan perawat yang seharusnya

terdapat 116 perawat.

RSUD dr. Adnaan WD memiliki ruang rawat inap sebanyak 5 ruangan

perawatan terdiri bedah umum, terdiri atas 5 (lima) ruang perawatan yaitu Ruang

Dahlia (rawatan paru dan neurologi),Ruang cempaka I dan II (rawatan penyakit

dalam,jantung,dan kulit),Ruang Teratai (rawatan bedah umum, mata,THT, dan

orthopedi),Ruang Melati ( rawatan anak), Ruang mawar tindakan dan rawatan

(rawatan kebidanan dan kandungan). Berdasarkan rasio data rumah sakit antara

jumlah perawat dan jumlah tempat tidur, dari 5 ruang perawatan tersebut lebih

dari 50% ruangan yang ada kekurangan tenaga perawat, yang mana ruangan

Dahlia memiliki rasio jumlah perawat dan tempat tidur 15:28 seharusnya memiliki

18 perawat, dengan rasio ruangan Cempaka 32:44 seharusnya memiliki 29

perawat,rasio ruangan Teratai 14:19 seharusnya memiliki 12 perawat, rasio

ruangan Melati 11:28 seharusnya memiliki 19 perawat dan ruangan Mawar

dengan rasio 30:56 seharusnya memiliki tenaga keperawatan sebanyak 37 orang.

RSUD dr Adnaan WD sebelumnya telah melakukan perhitungan kebutuhan

tenaga keperawatan berdasarkan pedoman Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

UNIVERSITAS SUMATERA
7

Kota Payakumbuh, yang mana perhitungannya berdasarkan shift. Namun masih

terdapat keluhan perawat yaitu tenaga keperawatan yang ada dirasakan masih

kurang dan berharap adanya penambahan tenaga, apalagi perawat juga melakukan

kegiatan di luar tugas pokoknya sehingga beban kerja perawat juga meningkat.Hal

tersebut sejalan dengan pernyataan dari beberapa pasien yaitu kurang tanggapnya

perawat dalam menerima asuhan keperawatan sehingga pasien menunggu sedikit

lebih lama.

Indikator-indikator pelayanan Rumah Sakit dr.Adnaan WD yang dipakai

untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisien rumah sakit berdasarkan

BOR(Bed Occupancy Rate) yaitu prosentase pemakaian tempat tidur

dipergunakan untuk melihat berapa banyak tempat tidur rumah sakit yang

gunakan dalam suatu masa tertentu. Angka pemakaian tempat tidur pada satuan

waktu tertentu RSUD dr Adnaan WD pada tahun 2016 yaitu 66,82 % ini berarti

telah berada pada standar nasional yaitu antara 60-85%.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan menggunakan dua metode sekaligus yaitu dengan metode WISN

(Workload Indicator Staff Need) dan PPNI (Persatuan Perawat Nasional

Indonesia) dalam waktu yang sama, hal tersebut dilakukan untuk melihat

kecenderungan kebutuhan paramedis keperawatan pada masing-masing metode

sehingga dapat dibandingkan dan diketahui berapa sebenarnya jumlah kebutuhan

tenaga perawat dan bidan di masing-masing ruang perawatan instalasi rawat inap

Rumah Sakit Umum Daerah dr.Adnaan WD.

UNIVERSITAS SUMATERA
8

1.2 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah bagaimana metode WISN dan PPNI ini dapa

tmenganalisis kebutuhan tenaga keperawatan di masing-masing ruang perawatan

rawat inap RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan tenaga

keperawatan masing-masing ruangan perawatan metode WISN dan metode PPNI

di pelayanan rawat inap RSUD drAdnaan WD Payakumbuh.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran waktu kerja tersedia bagi tenaga keperawatan di

masing-masing ruang perawatan intalasi rawat inap Rumah Sakit Umum

Daerah dr. Adnaan WD

2. Mengetahui unit kerja keperawatan dan kategori aktivitas SDM di masing-

masing ruang perawatan intalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Adnaan WD

3. Mengetahui standar beban kerja tenaga keperawatan di masing-masing

ruang perawatan instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Adnaan WD

4. Mengetahui standar kelonggaran tenaga keperawatan di pelayanan rawat

inap RSUD dr.Adnaan WD Payakumbuh

UNIVERSITAS SUMATERA
9

5. Mengetahui jumlah kebutuhan tenaga keperawatan menurut formula WISN

dan PPNI.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi manajemen Rumah Sakit dr.Adnaan WD

dalam merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan, khususnya di unit

rawat inap.

2. Sebagai bahan masukan bagi tenaga keperawatan untuk mengetahui tugas

dan fungsinya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuha n

keperawatan di Rumah Sakit dr.Adnaan WD khususnya di unit rawat inap.

3. Sebagai penambah wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan,

khususnya bagaimana melakukan penghitungan kebutuhan tenaga

keperawatan dengan metode WISN dan PPNI.

4. Sebagai bahan referensi peneliti lain apabila ingin meneliti tentang

kebutuhan perawat dengan beberapa metode.

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

2.1.1 Jenis Perencanaan SDM kesehatan

Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor :81/MENKES/SK/I/2004 Secara garis

besar perencanaan kebutuhan SDM kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam

tiga kelompok besar yaitu :

1. Perencanaan kebutuhan pda tingkat institusi

Perencanaan SDM kesehatan pada kelompok ini ditujukan pada perhitungan

kebutuhan SDM kesehatan untuk memenuhi kebutuhan sarana pelayanan

kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik dan lain-lainnya.

2. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan pada tingkat wilayah

Perencanaan di sini dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan SDM

kesehatan berdasarkan kebutuhan ditingkat wilayah (Provinsi/

Kabupaten/Kota).

3. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan untuk bencana

Perencanaan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan SDM Kesehatan saat

prabencana, terjadi bencana, dan post bencana, termasuk pengelolaan.

2.1.2 Strategi Perencanaan SDM Kesehatan

Dalam perencanaan SDM Kesehatan perlu memperhatikan:

1. Rencana kebutuhan SDM Kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan

pembangunanan kesehatan baik kebutuhan lokal, nasional maupun

global.

10
UNIVERSITAS SUMATERA
1

2. Pendayagunaan SDM Kesehatan diselenggarakan secara merata, serasi,

seimbang dan selaras oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha baik di

tingkat pusat maupun tingkat daerah. Dalam upaya pemerataan SDM

Kesehatan perlu memperhatikan keseimbangan antara hak dan kewajiban

perorangan dengan kebutuhan masyarakat. Pendayagunaan SDM Kesehatan

oleh pemerintah diselenggarakan melalui pendelegasian wewenang yang

proporsional dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

3. Penyusunan perencanaan mendasarkan pada sasaran nasional upaya

kesehatan dari Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat.

4. Pemilihan metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan di dasarkan pada

kesesuaian metode dengan kemampuan dan keadaan daerah masing-masing.

2.1.3 Metode Penyusunan Kebutuhan SDM Kesehatan

Pada dasarnya kebutuhan SDM kesehatan dapat ditentukan berdasarkan :

1. Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyarakat.

2. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan; atau

3. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan.

4. Standar atau ratio terhadap nilai tertentu.

Determinan yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM adalah:

1. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli, maupun

keadaan sosio budaya dan keadaan darurat / bencana

2. Pertumbuhan ekonomi; dan

3. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan. Adapun metode-

metodenya adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA
1

a. Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan keperluan kesehatan

(“Health Need Method”).

Dalam cara ini dimulai dengan ditetapkannya keperluan (“need”) menurut

golongan umur, jenis kelamin, dllnya. Selanjutnya dibuat proyeksi

penduduk untuk tahun sasaran menurut kelompok penduduk yang

ditetapkan; diperhitungkan keperluan upaya kesehatan untuk tiap-tiap

kelompok penduduk pada tahun sasaran.

b. Penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan kebutuhan kesehatan

(“Health Services Demand Method”).

Dalam cara ini dimulai dengan ditetapkannya kebutuhan (“demand”)

upaya atau pelayanan kesehatan untuk kelompok-kelompok penduduk

menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan,

lokasi dllnya. Selanjutnya dibuat proyeksi penduduk untuk tahun sasaran

menurut kelompok penduduk yang ditetapkan; diperhitungkan kebutuhan

pelayanan kesehatan untuk tiap-tiap kelompok penduduk tersebut pada

tahun sasaran. Selanjutnya untuk memperoleh perkiraan kebutuhan jumlah

dari jenis tenaga kesehatan tersebut diperoleh dengan membagi jumlah

keseluruhan pelayanan kesehatan pada tahun sasaran dengan kemampuan

jenis tenaga tersebut untuk melaksanakan pelayanan kesehatan termaksud

pada tahun sasaran.

c. Penyusunan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan sasaran upaya

kesehatan yang ditetapkan (“Health Service Targets Method”)

Dalam cara ini dimulai dengan menetapkan berbagai sasaran upaya atau

UNIVERSITAS SUMATERA
1

memperoleh perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan

tertentu diperoleh dengan membagi keseluruhan upaya atau pelayanan

kesehatan tahun sasaran dengan kemampuan jenis tenaga tersebut untuk

melaksanakan upaya atau pelayanan kesehatan termaksud pada tahun

sasaran.

d. Penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan rasio terhadap sesuatu

Nilai (“Ratio Method”).

Pertama-tama ditentukan atau diperkirakan rasio dari tenaga terhadap

suatu nilai tertentu misalnya jumlah penduduk, tempat tidur RS,

Puskesmas dan lainlainnya. Selanjutnya nilai tersebut diproyeksikan ke

dalam sasaran. Perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan

tertentu diperoleh dari membagi nilai yang diproyeksikan termasuk dengan

rasio yang ditentukan.

2.2 Rumah Sakit

2.2.1 Pengertian Rumah sakit

Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tentang Rumah Sakit Tahun 2009,

pengertian Rumah Sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan

kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif.

UNIVERSITAS SUMATERA
1

Menurut American Hospital Association dalam Triwibowo (2013) rumah

sakit adalah suatu intitusi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan

kepada pasien. Pelayanan tersebut merupakan terapeutik untuk berbagai penyakit

dan masalah kesehatan baik yang bersifat bedah maupun non bedah.Rumah sakit

menurut Anggaran Dasar perhimpunan Rumah Sakit seluruh Indonesia (PERSI)

Bab 1 Pasal 1 adalah suatu lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional

yang mengemban tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat

(Triwibowo 2013).

Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yangmemberikan pelayanan

kesehatan semua bidang dan jenis penyakit (Triwibowo,2013). Rumah sakit harus

mempunyai kemampuan pelayanan sekurang-kurangnya pelayanan medik umum,

gawat darurat, pelayanan keperawatan, rawat inap, operasi/bedah,

pelayananmedik spesialis dasar, penunjang medik, farmasi, gizi, sterilisasi, rekam

medik, pelayanan administrasi dan manajemen, penyuluhan kesehatan

masyarakat, pemularasan jenazah, laundry, pemeliharaan rumah sakit, serta

pengolahan limbah (Triwibowo,2013)

2.2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit ,Rumah Sakit

mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Pasal 5 Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4,Rumah

Sakit mempunyai fungsi:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit

UNIVERSITAS SUMATERA
1

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan

Menurut Milton dan Friedman dalam Aditama (2010), menyatakan bahwa

rumah sakit setidaknya punya lima fungsi, yaitu :

1. Harus ada pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostic dan

terapeutiknya. Berbagai jenis spesialisasi, baik bedah, mapun non bedah,

harus tersedia. Pelayanan rawat inap ini juga meliputi pelayanan

keperawatan, gizi, farmasi, laboratorium, radiologi, dan berbagai pelayanan

diagnostis serta terapi lainnya

2. Rumah sakit harus memiliki pelayanan rawat jalan

3. Rumah sakit juga mempunyai tugas untuk melakukan pendidikan dan

latihan

4. Rumah sakit perlu melakukan penelitian dibidang kedokteran dan kesehatan

5. Rumah sakit juga punya tanggung jawab untuk program pencegahan

penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi populasi disekitarnya.

2.2.3 Rumah Sakit Umum Kelas C

Rumah sakit umum kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan

pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik,

UNIVERSITAS SUMATERA
1

kriteria, fasilitas dan kemampuan rumah sakit umum kelas C meliputi pelayanan

medik umum, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik spesialis dasar,

pelayanan spesialis penunjang medik, pelayanan medik spesialis gigi dan mulut,

pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik dan pelayanan

penunjang non klinik (Permenkes Nomor 56 tahun 2014).

Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat

pelayanan. Pada pelayanan medik dasar minimal harus ada 9 (sembilan) orang

dokter umum dan 2 (dua) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap. Pada pelayanan

medik spesialis dasar harus ada masing-masing minimal 2 (dua) orang dokter

spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda. Pada setiap pelayanan

spesialis penunjang medik masing-masing minimal 1 (satu) orang dokter spesialis

setiap pelayanan dengan 2 (dua) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada

pelayanan yang berbeda. Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur

adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di

rumah sakit. Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan rumah sakit.

Sarana prasarana rumah sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh

menteri. Begitu juga dengan peralatan yang dimiliki rumah sakit harus memenuhi

standar yang ditetapkan oleh menteri. Peralatan radiologi dan kedokteran nuklir

harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Jumlah

tempat tidur minimal 200 (dua ratus) buah.

2.2.4 Jenis Ketenagaan Rumah Sakit

Dalam undang-undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

disebutkan bahwa rumah sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga

UNIVERSITAS SUMATERA
1

medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga

manajemen Rumah Sakit, dan tenaga kesehatan. Peraturan pemerintah RI Nomor

36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan menjelaskan :

1. Tenaga Medis, meliputi dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter

gigi spesialis

2. Tenaga Psikologis Klinis

3. Tenaga Keperawatan

4. Tenaga Kebidanan

5. Tenaga kefarmasian, meliputi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian.

6. Tenaga kesehatan masyarakat, meliputi epidemiolog kesehatan, tenaga

promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja,

tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan

kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga.

7. Tenaga Kesehatan Lingkungan, meliputi tenaga sanitasi lingkungan,

entomolog kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan.

8. Tenaga Gizi, meliputi nutrisionis dan dietsien.

9. Tenaga Keterapian Fisik, meliputi fisioterapis, okupasi terapis, terapis

wicara, dan akupuntur.

10. Tenaga Keteknisan Medis, meliputi perekam medis dan informasi

kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis

optisien/optometris, teknisi gigi, penata anastesi, terapis gigi dan mulut,

dan audiologis.

UNIVERSITAS SUMATERA
1

11. Tenaga Teknik Biomedika, meliputi radiografer, elektromedis, ahli

teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis dan ortotik

prostetik.

12. Tenaga Kesehatan Tradisional meliputi tenaga kesehatan tradisional ramuan

dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan

13. Tenaga Kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri

2.2.5 Indikator Pelayanan Mutu Rumah Sakit

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui

tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-

indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :

1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

Menurut Huffman (1994) BOR adalah “the ratio of patient service days to

inpatient bed count days in a period under consideration”.

Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian

tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan

gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.

Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus :

BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X

Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%

2. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat

AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization

stay of inpatient discharged during the period under consideration”.

UNIVERSITAS SUMATERA
1

AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang

pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi,

juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan

pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang

lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari

(Depkes, 2005).

Rumus:

AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur

tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini

memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya

tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus:

TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien

keluar (hidup + mati)

4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

BTO menurut Huffman (1994) adalah …the net effect of changed in

occupancy rate and length of stay•. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah

frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur

dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu

tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

UNIVERSITAS SUMATERA
2

Rumus :

BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

5. NDR (Net Death Rate)

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah

dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan

gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

Rumus :

NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup +

mati)) X 1000 permil

6. GDR (Gross Death Rate)

GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap

1000 penderita keluar .

Rumus :

GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup +

mati)) X 1000 permil (Triwibowo,2013)

2.2.6 Pelayanan Rawat Inap

Menurut UU NO. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja

menyatakan bahwa rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit

dimana penderita tinggal/ mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan

dari pelaksana pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksana pelayanan

kesehatan lain.

UNIVERSITAS SUMATERA
2

2.3 Tenaga Perawat

Menurut Undang-Undang No 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan,

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik

di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

2.3.1 Fungsi Perawat

Fungsi utama perawat adalah membantu pasien/klien baik dalam kondisi

sakit maupun sehat, untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui layanan

keperawatan. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan

berbagai fungsi, yaitu :

1. Fungsi Independen

Fungsi independen merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada

orang lain, dimana perawat dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara

sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam

memenuhi kebutuhan dasar manusia

2. Fungsi dependen

Fungsi dependen merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan

kegiatannya atas pesan atau intruksi dari perawat lain

3. Fungsi Interpenden

Fungsi interpenden merupakan fungsi yang dilakukan dalam kelompok tim

yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA
2

2.3.2 Hak dan Kewajiban Perawat

Menurut Undang-Undang No.38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, hak

dan kewajiban perawat yaitu :

1. Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:

a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas

sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur

operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

b. memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien

dan/atau keluarganya

c. menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah

diberikan

d. menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan

kode etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur

operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan

e. memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.

2. Pasal 37 Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan

berkewajiban :

a. melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai

dengan standar Pelayanan Keperawatan dan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan

b. memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar

Pelayanan Keperawatan, standar profesi, standar prosedur

operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

UNIVERSITAS SUMATERA
2

c. merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat atau tenaga

kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat

kompetensinya

d. mendokumentasikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan standar

e. memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah

dimengerti mengenai tindakan Keperawatan kepada Klien dan/atau

keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya

f. melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan

lain yang sesuai dengan kompetensi Perawat

g. melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.

2.3.3 Bentuk Pelayanan Perawat

Bentuk pelayanan keperawatan sesuai dengan empat kebutuhan manusia

yaitu biologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual

1. Kebutuhan Biologis

Pelayanan perawat pada kebutuhan biologis diberikan kepada

pasien/klien yang membutuhkan perawatan secara jasmani yang

berkaitan dengan kesehatan fisik.

2. Kebutuhan Psikologis

Pelayanan perawat pada kebutuhan psikologis diberikankepada pasien

atau klien yang membutuhkan perawatan secara psikologis yang

berkaitan dengan kesehatan mental pasien. Gangguan kesehatan mental

misalnya stress ataupun depresi, yang dapat disebabkan pleh berbagai

macam hal.

UNIVERSITAS SUMATERA
2

3. Kebutuhan Sosial dan cultural

Pelayanan perawat pada kebutuhan psikologis diberikan kepada pasien/klien

yang mengalami hal-hal yang terjadi langsung ditengah-tengah kehidupan

bermasyarakat. Misalnya, pasien/klien yang mengalami kekerasan fisik

maupun mental. Pelayanannya dapat diberikan dalam bentuk seminar,

penyuluhan, ataupun pendampingan terhadap pasien.

4. Kebutuhan spiritual

Pelayanan perawat pada kebutuhan spiritual diberikan kepada pasien/klien

yang memerlukan bimbingan spiritual seperti motivasi atau kajian

keagamaan. Pelayanan yang diberikan misalnya dalam bentuk monitoring

langsung dengan pasien/klien.

2.4 Manajemen Keperawatan

2.4.1 Konsep Keperawatan

Menurut Hariyati yang mengutip pendapat International Council of Nurses

(2014) Keperawatan adalah kegiatan pemberian pelayanan keperawatan secara

mandiri maupun kolaborasi kepada individu, keluarga, masyarakat pada semua

setting maupun kolaborasi kepada individu, keluarga, masyarakat , pada semua

setting kondisi yang mencakup promosi kesehatan, pencegahan penyakit,

perawatan orang sakit yang mengalami kecacatan dan persiapan menghadapi

kematian. Keperawatan juga berfungsi sebagai advokasi pasien, partisipasi dalam

mengembangkan kebijakan kesehatan, edukasi dan penelitian .

UNIVERSITAS SUMATERA
2

Menurut Royal Collage Of Nursing yang dikutip oleh Hariyati keperawatan

menjadi salah satu profesi dibidang kesehatan yang mempunyai kontribusi

terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Keperawatan sebagai suatu bentuk

pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat nbaik sehat maupun sakityang mencakup seluruh

proses kehidupan manusia. Keperawatan merupakan profesi yang memberikan

perawatan kepada individu untuk meningkatkan, mempertahankan atau

mengembalikan masalah kesehatan dan untuk mencapai hidup yang berkualitas,.

Pernyataan tersebut serupa dengan yang tertuang didalam Undang-Undang

RI Nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan. Keperawatan adalah kegiatan

pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik

dalam keadaan sakit maupun sehat. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk

pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu,

keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.

Berdasarkan beberapa defenisi keperawatan dapat disampaikan bahwa

keperawatan merupakan salah satu profesi dan bagian dari tim kesehatan yang

mempunyai peranan dalam pemberian pelayanan kepada pasien dan keluarga agar

kualitas kesehatan menjadi lebih baik. Beberapa uraian yang telah disampaikan

juga bahwa perawat dalam pelayanannya mempunyai ciri khas tersendiri, perawat

bukan melaksanakan pengobatan, juga bukan pembantu medis dalam member

pengobatan, tetapi lebih kearah pemberian perawatan/care, kegiatan promosi,

UNIVERSITAS SUMATERA
2

pemeliharaan, pemulihan, pemenuhan kebutuhan manusia, meningkatkan

kemandirian, dan membantu mempertahankan kualitas hidup baik ditatanan

rumah sakit, keluarga, kelompok dan masyarakat ( Hariyati, 2014) .

2.4.2 Perencanaan Tenaga keperawatan

Perencanaan tenaga/staffing merupakan salah satu fungsi utama seorang

pemimpin organisasi, termasuk organisasi keperawatan.keberhasilan suatu

organisasi salah satunya ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.

Kegiatan perencanaan SDM perawatan merupakan salah satu faktor penting

dalam manajemen keperawatan (Bakri,2017).

Perencanaan jumlah ketenagaan keperawatan bukan masalah yang sangat

sederhana, banyak faktor yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan

ketenagaan . Seorang manajer keperawatan harus melaksanakan perencanaan

yang terstruktur dalam merencanakan perencanaan tenaga keperawatan. Dalam

merencanakan ketenagaan keperawatan seorang leader keperawatan harus

memahami kebutuhan sesuai hierarki perencanaa. Kebutuhan kualifikasi

tenaga keperawatan harus sesuai dengan visi, misi, dan tujuan organisasi.

Sebagai contoh suatu rumah sakit mempunyai visi menjadi rumah sakit

unggulan dalam perawatan nerology, maka kebutuhan ketenagaannya

diarahkan kemampuan dan kompetensinya selain perawatan general juga

diarahkan dibidang perawatan neurology.

Perencanaan tenaga keperawatan mengikuti pola dan menjawab

pertanyaan 5 W dan 1 H yang meliputi :

1. What : tenaga apa yang kita butuhkan dan berapa yang kita butuhkan

UNIVERSITAS SUMATERA
2

2. Who : siapa tenaga perawat yang kita butuhkan dan bagaimana klasifikasi

pendidikan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan sertifikasi yang

dimiliki oleh perawat. Penentuan siapa perawat yang dibutuhkan juga

harus disesuaikan dengan kebutuhan akan tuntutan pelayanan

keperawatan yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

3. Where : tenaga keperawatan untuk spesifikasi area mana yang

dibutuhkan. Perencanaan tenaga hendaknyajuga memperhatikan setting

ruangan apakah desainnya kamar atau bnagsal. Kebutuhan juga

memperhatikan tipe ruangan dan juga tipe rumah sakit.

4. When : kapan tenaga keperawatan dibutuhkan

5. Why : leader perawat harus mempunyai rasional/alasan yang tepat dalam

perencanaan tenaga keperawatan. Perencanaan didasari dari suatu

pertanyaan mengapa harus dilaksanakan recruitment,mengapa harus

menambah kebutuhan perawat, dan mengapa spesifikasi perawat X yang

akan diusulkan. Untuk menjawab “why’ diperlukan suatu data yang

akurat, dan data akurat ini akan diperoleh jika leader perawat

mempunyai data terkait jumlah pasien, tingkat ketergantungan pasien,

beban kerja perawat serta faktor organisasi dan fisik bangunan dari suatu

organisasi.

6. How : pertanyaan bagaimana cara perekrutan, mekanisme seleksi harus

direncanakan dengan baik agar mendapatkan baik kuantitas dan kualitas

perawat yang sesuai dengan kebutuhan (Hariyati, 2014)

UNIVERSITAS SUMATERA
2

2.4.3 Jenis Perencanaan dalam manajemen keperawatan

Dalam aktivitas manajemen keperawatan perlu menyusun rencana jangka

pendek, menengah, dan panjang. Menurut Bakri (2017) yang mengutip pendapat

Asmuji menuliskan bahwa perencanaan jangka pendek disebut juga perencanaan

operasional, yakni perencanaan yang dibuatuntuk kegiatan dalam jangka waktu

satu tahun. Perencanaan jangka menengah merupakan perencanaan untuk segala

aktivitas dalam jangka waktu satu hingga lima tahun. Sedangkan perencanaan

jangka panjang dibuat untuk segala aktivitas berdurasi lebih dari lima tahun.

Menurut Bakri (2017) yang mengutip pendapat Keliat menyebut rencana

jangka pendek yang dapat diterapkan didalam lingkup keperawatan antara lain :

1. Rencana harian

Rencana harian ini berisikan kegiatan bagi seluruh SDM keperawatan sesuai

dengan peran dan tanggung jawab mereka masing-masing. Rencana harian

biasanya disusun oleh kepala ruang/bangsal, ketua tim perawat, dan perawat

pelaksana.

2. Rencana bulanan

Sesuai dengan jenis rencananya, rencana bulanan berisikan agenda kegiatan

selama satu bulan yang masih memiliki keterkaitan dengan rencana harian.

Rencana bulanan disusun kepala tim perawat atau ketua tim perawat primer.

3. Rencana tahunan

Rencana tahunan disusun setiap setahun sekali. Isinya merupakan hasil

evaluasi selama satu tahun periode kerja. Rencana tahunan disusun oleh

kepala ruang/ bangsal.

UNIVERSITAS SUMATERA
2

2.4.4 Dasar Perencanaan Sumber Daya Keperawatan

Menurut Bakri (2017) disebutkan terdapat beberapa dasar dalam membuat

perencanaan SDM keperawatan, yakni :

1. Perencanaan tidak akan timbul dengan sendirinya, tetapi perencanaan

timbul didasari oleh hasil pemikiran yang bersumber dari hasil-hasil

penelitian. Perencanaan tidak boleh hanya mengandalkan asumsi. Tanpa

data yang faktual dan valis, perencanaan yang dibuat tidak akan dapat

digunakan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi

2. Perencanaan mutlak harus memiliki kebenarian mengambil keputusan

dengan segala resikonya. Perencanaan yang kita buat tidak hanya sekedar

berupa rencana. Rencana dibuat harus ada dasarnya. Perencanaan dibuat

untuk dikerjakan. Apapun resikonya, seorang manajer keperawatan harus

bearni mengambil keputusan terhadap perencanaan yang dibuat dan

dikerjakan

3. Orientasi suatu rencana masa depan. Artinya, rencana diibaratkan suatu

tutuk yang akan kita tuju dan kita capai. Rencana harus mempunayi arah

kedepan, maju, dan realistis.

4. Rencana harus mempunyai makna. Artinya,janganlah membuat suatu

rencana yang tidak jelas arah dan tujuannya. Dengan dukungan data dan

fakta yang objektif, akan memunculkan masalah yang actual sehingga

perencanaan yang dibuat akan bermakna. Jika dilaksanakan akan

mempermudah usaha yang dilakukan dalam pencapaian tujuan

organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA
3

2.4.5 Tujuan Perencanaan SDM Keperawatan

Menurut Bakri ( 2017) yang mengutip pendapat Hasibuan menyebut

perlunya disusun perencanaan sumber daya manusia antara lain :

1. Menetapkan kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan

Melalui perencanaan yang terorganisasi, manajer keperawatan mampu

menentukan kualifikasi seperti apa yang menjadi syarat dibutuhkannya

tenaga-tenaga atau SDM keperawatan yang berkualita. Tentu, melalui

perencanaan seperti ini bisa menjadi dasar untuk melakukan pengembangan

tenaga keperawatan.

2. Efektivitas dan efisiensi

Perencanaan manajemen keperawatan menjadi sarana untuk menempatkan

para SDM keperawatan sesuai peran, bakat, minat, dan kemampuannya

masing-masing. Selain itu, SDM juga akan memperoleh tanggung jawab

sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang ditempuh. Hal ini dapat

meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan tugas-tugas

keperawatan.

3. Menjamin tersedianya tenaga keperawatan hingga masa mendatang

Perencanaan sumber daya manusia keperawatan harus benar-benar

dicermati oleh manajer. Supaya SDM keperawatan tetap komitmen dan

konsisten dengan tugas keperawatannya. Data-data mengenai ketersediaan

SDM keperawatan harus mutlak dimiliki seorang manajer keperawatan,

diantaranya mengenai berapa tenaga keperawatan yang tersedia, berapa

UNIVERSITAS SUMATERA
3

yang sudahn aktif melaksanakan kegiatan keperawatan, dan berapa tenaga

yang dibuthkan lagi sesuai dengan kebutuhan klien atau pasien.

4. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas

Perencanaan SDM keperawatan yang cermat tentu tidak akan menimbulkan

tumpang tindih dalam melaksanakan peran dan tanggung jawab masing-

masing SDM.

5. Mempermudah koordinasi

6. Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan

7. Menjadi pedoman dalam program penarikan, seleksi, pengembangan,

kompensasi,pengintegrasian,pemeliharaan,kedisiplinan,dan pemberhentian

karyawan

8. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi dan pension tenaga

keperawatan.

2.4.6 Mengidentifikasi Kebutuhan Keperawatan

Analisis situasi menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan

kuantitas dan kualitas dari kualitas dari tenaga keperawatan. Menggali dan

mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dan kualitas ketenagaan harus

dilaksanakan.faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga keperawatan antara lain :

1. Faktor Pasien

a. Jumlah pasien dan fluktuasinya (Bed Rate Occupation/BOR, Long of

Stay/LOS)

b. Karakteristik pasien sesuai tingkat kompleksitas perawatan seperti

pasien pasca operasi/pasien ruang intensif

UNIVERSITAS SUMATERA
3

c. Kondisi pasien sesuai dengan jenis penyakit dan usia

d. Pasien dengan kasus khusus seperti psikiatri,NAPZA

2. Faktor tenaga dan metode penugasan yang sudah dilaksanakan

a. Jumlah, komposisi, tingkat pendidikan dan pengalaman dari tenaga

keperawatan yang tersedia

b. Kebijakan metode penugasan perawat

c. Uraian tugas perawat

d. Kebijakan personalia

3. Faktor lingkungan

a. Tipe dan jenis layanan rumah sakit

b. Desain ruang keperawatan

c. Fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan

d. Kelengkapan peralatan medik/diagnostic

e. Pelayanan penunjang dari instansi lain contoh PMI

f. Faktor organisasi

g. Mutu pelayanan yang ditetapkan

h. Kebijakan pembinaan dan pengembangan (Hariyati, 2014)

2.5 Analisis Beban Kerja

Menurut Kepmenkes RI Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang

Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di

Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit adalah banyaknya satu

satuan waktu (atau angka) yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan

UNIVERSITAS SUMATERA
3

pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar

profesinya.Beban kerja merupakan sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang

harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka

waktu tertentu (Kemenkes RI, 2010).

Menurut Hariyati (2014) beban kerja diartikan sebagai sejumlah prosedur,

pemeriksaan, kunjungan pasien, tindakan dan sebagainya yang merupakan

bagian selama kegiatan berlangsung terhadap pasien. Berdasarkan beberapa

defenisis beban kerja dapat disimpulkan bahwa beban kerja perawat merupakan

serangkaian aktivitas yang harus dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan

uraian tugas yang diberikan. Beban kerja perawat tidak bisa terlepas dari jumlah

pasien dan kategori atau tingkat ketergantungan pasien.

Menurut Hariyati (2014) yang mengutip pendapat Myny et al tujuan dari

menghitung beban kerja perawat yaitu untuk membantu membuat alokasi dan

efisiensi perawat di bangsal atau ruangan yang berbeda di rumah sakit dan hal

ini mendukung manajer perawat membuat keputusan terhadap penyebaran staf.

Menurut Gillies yang dikutip oleh Hariyati (2014) tujuan dari menghitung

beban kerja adalah untuk mengkaji status kebutuan perawatan klien, mengelola staf,

kondisi kerja dan kualitas asuhan dan untuk mengukur hasil intervensi keperawatan.

Penghitungan beban kerja perawat dapat menghindari beban kerja perawat yang

berlebih di unit tertentu. Sehingga dapat menyesuaikan jumlah tenga dan volume

pekerjaan yang sesuai dengan ketenagaan yang ada pada masing-masing unit.

Mengingat pentingnya analisis beban kerja ini maka dalam perencanaan kebutuhan

tenaga perawat perlu dilaksanakan analisis beban kerja perawat.

UNIVERSITAS SUMATERA
3

2.6 Perhitungan Sumber Daya Manusia Keperawatan

Penentuan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh keinginan untuk

menggunakan tenaga keperawatan yang sesuai. Untuk lebih akuratnya dalam

perencanaan tenaga keperawatan, maka pimpinan keperawatan harus

mempunyai keyakinan tertentu dalam organisasi, seperti :

1. Rasio antara perawat dan klien didalam perawatan intensif adalah 1:1 atau 1:2

2. Perbandingan perawat ahli dan terampil diruang medical bedah,

kebidanan,anak dan psikiatri adalah 2:1 atau 3:1

3. Rasio antara perawat dan klien shift pagi dan sore adalah 1:5 untuk

malamhari diruang rawat dan lain-lain 1:10

4. Jumlah tenaga terampil ditentukan oleh tingkat ketergantungan klien

(Bakri, 2107).

Penghitungan sumber daya manusia keperawatan dapat dilakukan

berdasarkan kebutuhan ruangan di rumah sakit. Menurut Depkes dalam Bakri

(2017) mengelompokkan ruangan ini menjadi lima, yaitu rawat inap, kamar

operasi, rawat jalan, gawat darurat, dan intensif. Masing-masing ruangan memiliki

rumus yang berbeda. Berikut ini beberapa rumus penghitungan tenaga

keperawatan berdasarkan ruangan .

1. Ruang Rawat Inap

Terdapat dua cara penghitungan tenaga keperawatan menggunakan rumus

Depkes yaitu :

a. Rumus Depkes Berdasarkan Klasifikasi Pasien

Penghitungan SDM keperawatan berdasarkan klasifikasi pasien

UNIVERSITAS SUMATERA
3

melibatkan unsur-unsur sebagai berikut :

1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan kasus

2) Jumlah rata-rata pasien per hari

3) Jumlah rata-rata jam perawatan pasien per hari

4) Jumlah jam perawatan dalam ruangan per hari

5) Jam kerja efektif setiap perawat 7 jam per hari

b. Rumus Depkes Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien

Penghitungan tenaga keperawatan berdasarkan tingkat ketergantungan

pasien terbagi menjadi beberapa kategori asuhan keperawatan (askep),

yaitu :

1) Asuhan keperawatan minimal

2) Asuhan keperawatan sedang

3) Asuhan keperawatan agak berat

4) Asuhan keperawatan maksimal

2. Kamar Operasi

Menurut Depkes dalam Bakri (2017), penghitungan tenaga perawat dikamar

operasi didasarkan pada unsur-unsur berikut ini :

a. Jumlah dan jenis operasi

b. Jumlah kamar operasi

c. Pemakaian kamar operasi pada hari kerja, diperkirakan 6 jam/hari

d. Tugas perawat dikamar operasi, yaitu instrumentator dan perawat

sirkulasi, diperkirakan 2 orang/tim

UNIVERSITAS SUMATERA
3

e. Tingkat ketergantungan pasien, meliputi: operasi ringan, operasi sedang

dan operasi besar.

3. Rawat jalan

a. Penghitungan tenaga keperawatan menurut Depkes dalam Bakri (2017),

dilakukan menggunakan rumus berikut :

b. Rata-rata jumlah pasien per hari x Jumlah jam perawatan per hari
7x60

4. Ruang Gawat Darurat

a. Penghitungan kebutuhan SDM keperawatan di ruang gawat darurat

melibatkan unsur-unsur sebagai berikut

b. Rata- rata jumlah pasien perhari

c. Jumlah jam perawatan per hari

d. Jam efektif perawat per hari

2.7 Metode WISN

Perencanaan sumber daya manusia dibidang kesehatan diatur dalam

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 Tahun 2004 tentang Pedoman

Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di tingkat Provinsi,

Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Salah satu metode yang sering digunakan

untuk menghitung kebuthan pekerja dalam perencanaan SDM adalah analisis

menggunakan WISN.

Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN)

adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada

beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada

UNIVERSITAS SUMATERA
3

tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudah

dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif

dan realistis. Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini

meliputi 5 langkah, yaitu :

1. Menetapkan waktu kerja tersedia

2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM

3. Menyusun standar beban kerja

4. Menyusun standar kelonggaran

5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja.

Pada dasarnya metode WISN ini dapat di gunakan di rumah sakit,

puskesmas dan sarana kesehatan lainnya, atau bahan dapat digunakan untuk

kebutuhan tenaga di Kantor Dinas Kesehatan.

1. Langkah pertama menetapkan waktu kerja tersedia

Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu

kerja tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit

selama kurun waktu satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan

waktu kerja tersedia adalah sebagai berikut :

a. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Peraturan Daerah

setempat, pada umumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja. Dalam 1 tahun

250 hari kerja (5 hari x 50 minggu). (A)

b. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari

kerja setiap tahun. (B)

UNIVERSITAS SUMATERA
3

c. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk

mempertahankan dan meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap

kategori SDM memiliki hak untuk mengikuti pelatihan/kursus/seminar/

lokakarya dalam 6 hari kerja. (C)

d. Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Terkait

tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2002-2003

ditetapkan 15 Hari Kerja dan 4 hari kerja untuk cuti bersama.sedangakan

pada tahun 2018 ditetapkan 16 hari kerja untuk Hari Libur Nasional dan

5 hari kerja untuk Cuti Bersama. (D)

e. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama

kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau

tanpa pemberitahuan/ijin. (E)

f. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Peraturan

Daerah, pada umumnya waktu kerja dalam 1 hari adalah 8 jam (5 hari

kerja/minggu). (F) Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan

perhitungan untuk menetapkan waktu tersedia dengan rumus sebagai

berikut :

Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D+E)} X F

Keterangan :

A = Hari Kerja

B = Cuti Tahunan

C = Pendidikan dan Pelatihan

D = Hari Libur Nasional

UNIVERSITAS SUMATERA
3

E = Ketidak Hadiran Kerja

F = Waktu Kerja

Apabila ditemukan adanya perbedaaan rata-rata ketidak hadiran kerja

atau RS menetapkan kebijakan untuk kategori SDM tertentu dapat

mengikuti pendidikan dan pelatihan lebih lama di banding kategori SDM

lainnya, maka perhitungan waktu kerja tersedia dapat dilakukan perhitungan

menurut kategori SDM.

2. Langkah kedua Menetapkan unit kerja dan kategori SDM

Tujuannya adalah diperolehnya unit kerja dan kategori SDM yang

bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan

perorangan pada pasien, keluarga dan masayarakat di dalam dan di luar RS.

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan

kategori SDM adalah sebagai berikut :

a. Bagan Struktur Organisasi RS dan uraian tugas pokok dan fungsi

masing-masing unit dan sub-unit kerja.

b. Keputusan Direktur RS tentang pembentukan unit kerja struktural dan

fungsional, misalnya: Komite Medik, Komite Pangendalian Mutu RS.

Bidang/Bagian Informasi.

c. Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja

di RS.

d. PP 32 tahun 1996 tentang SDM kesehatan.

e. Peraturan perundang undangan berkaitan dengan jabatan fungsional

SDM kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA
4

f. Standar profesi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur

(SOP) pada tiap unit kerja RS.

3. Langkah ketiga menyusun standar beban kerja

Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1

tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok

disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaiakannya

(rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh

masing-masing kategori tanaga. Pelayanan kesehatan di RS bersifat

individual, spesifik dan unik sesuai karateristik pasien (umur, jenis

kelamin), jenis dan berat ringannya penyakit, ada tidaknya komplikasi.

Disamping itu harus mengacu pada standar pelayanan dan standar

operasional prosedur (SOP) serta penggunaan teknologi kedokteran dan

prasarana yang tersedia secara tepat guna.

Oleh karena itu pelayanan kesehatan RS membutuhkan SDM yang

memiliki berbagai jenis kompetensi, jumlah dan distribusinya tiap unit kerja

sesuai beban kerja. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan

beban kerja masingmasing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut :

a. Kategori SDM yang bekerja pada tiap unit kerja RS sebagaimana hasil

yang telah ditetapkan pada langkah kedua.

b. Standar profesi, standar pelayanan yang berlaku di RS.

c. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori SDM untuk

melaksanakan/menyelesaikan berbagai pelayanan RS.

d. Data dan informasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja RS.

UNIVERSITAS SUMATERA
4

Beban kerja masing-masing kategori SDM di tiap unit kerja RS adalah

meliputi :

a. Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori SDM.

Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai standar

pelayanan dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menghasilkan

pelayanan kesehatan/medik yang dilaksanakan oleh SDM kesehatan

dengan kompetensi tertentu.

b. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan

pokok.

Rata-rata waktu adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan suatu kegiatan pokok, oleh masing-masing kategori

SDM pada tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk menyelesaiakan

kegiatan sangat bervariasi dan dipengaruhi standar pelayanan, standar

operasional prosedur (SOP), sarana dan prasarana medik yang tersedia

serta kompetensi SDM. Rata-rata waktu ditetapkan berdasarkan

pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan kesepakatan bersama.

Agar diperoleh data rata-rata waktu yang cukup akurat dan dapat

dijadikan acuan, sebaiknya ditetapkan berdasarkan waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh SDM yang

memiliki kompetensi, kegiatan pelaksanaan standar pelayanan, standar

operasional prosedur (SOP) dan memiliki etos kerja yang baik. Secara

bertahap RS dapat melakukan studi secara intensif untuk menyusun

UNIVERSITAS SUMATERA
4

standar waktu yang dibutuhkan menyelesaikan tiap kegiatan oleh

masing-masing kategori SDM.

c. Standar beban kerja per 1 tahun masing-masing kategori SDM

Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1

tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan

pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaiakan nya (waktu rata-rata) dan waktu kerja tersedia yang

dimiliki oleh masing-masing kategori SDM. Adapun rumus perhitungan

standar beban kerja adalah sebagai berikut:

Standar beban kerja

4. Langkah ketiga Penyusunan standar kelonggaran

Tujuannya adalah diperolehnya faktor kelonggaran tiap kategori SDM

meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaiakan suatu

kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya

kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan. Penyusunan faktor

kelonggaran dapat dilaksanakan melalui pengamatan dan wawancara

kepada tiap kategori tentang :

a. Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan pada

pasien, misalnya ; rapat, penyusunan laporan kegiatan, menyusun

kebutuhan obat/bahan habis pakai.

b. Frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan

c. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan Selama

pengumpulan data kegiatan penyusunan standar beban kerja, sebaiknya

UNIVERSITAS SUMATERA
4

mulai dilakukan pencatatan tersendiri apabila ditemukan kegiatan yang

tidak dapat dikelompokkan atau sulit dihitung beban kerjanya karena

tidak/kurang berkaitan dengan pelayanan pada pasien untuk

selanjutnya digunakan sebagai sumber data penyusunan faktor

kelonggaran tiap kategori SDM.

Setelah faktor kelonggaran tiap kategori SDM diperoleh, langkah

selanjutnya adalah menyusun Standar Kelonggaran dengan melakukan

perhitungan berdasarkan rumus di bawah ini.

Standar kelonggaran

5. Langkah kelima Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja

Tujuannya adalah diperolehnya jumlah dan jenis/kategori SDM per unit

kerja sesuai beban kerja selama 1 tahun. Sumber data yang dibutuhkan

untuk perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja meliputi :

a. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :

1) Waktu kerja tersedia

2) Standar beban kerja dan

3) Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM

b. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu

tahunan

Untuk penyusunan kuantitas kegiatan pokok Instalasi Rawat Inap

dibutuhkan data dasar sebagai berikut :

1) Jumlah tempat tidur

2) Jumlah pasien masuk/keluar dalam 1 tahun

UNIVERSITAS SUMATERA
4

3) Rata-rata sensus harian

4) Rata-rata lama pasien di rawat (AVLOS)

Data kegiatan Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap yang telah

diperoleh dari Standar Beban Kerja dan Standar Kelonggaran merupakan

sumber data untuk perhitungan kebutuhan SDM di setiap instalasi dan unit

kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kebutuhan SDM

2.8 Metode PPNI

Formula ini tidak berbeda dengan yang dikembangkan oleh Gillies, hanya

saja satuan hari adalah diubah menjadi minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja

efektif juga dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja per hari

selama 40 jam per minggu. PPNI hanya berusaha menyesuaikan lama hari kerja

dan libur yang berlaku di Indonesia.

Rumus PPNI :

Keterangan :

TP : Tenaga Perawat

A : Jam perawatan/24 jam

BOR : Bed Occupancy Rate

Pada formula ini, Komponen A adalah jumlah waktu perawatan yang

dibutuhkan oleh pasien selama 24 jam waktu perawatan berkisar antara 3-4 jam

UNIVERSITAS SUMATERA
4

tergantung jenis penyakit, tindakan,dan aplikasi keperawatan di rumah sakit. BOR

adalah persentase rata-rata jumlah tempat tidur yang digunakan selama periode

tertentu.

2.9 Kerangka Konsep

Berdasarkan metode-metode mengenai perhitungan perawat atas dapat

disusun kerangka konsep penelitian

 Waktu kerja yang tersedia


Gambar 2.1 Kerangka Konsep
 Kategori aktivitas SDM
 Standar beban kerja Perhitungan kebutuhan
 Standar kelonggaran paramedis keperawatan per
 Data dasar Rumah Sakit : ruang perawatan instalasi
a. Jumlah TT rawat inap di RS dr.Adnaan
b. BOR WD Kota Payakumbuh
c. Rata-Rata jam Tahun 2018
perawatan per 24
jam

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian observasional

kualitatif dengan analisa data kuantitatif. Metode yang digunakan dalam

menentukan kebutuhan paramedis keperawatan adalah WISN dan PPNI.

Pendekatan secara kualitatif dengan wawancara mendalam dilakukan untuk

mengetahui persepsi, pendapat, pikiran perawat pelaksana, kepala ruangan rawat

inap dan kepala bidang pelayanan keperawatan mengenai tenaga perawat dan

beban kerja, yang bertujuan untuk memperkuat data-data kuantitatif.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Unit Rawat Inap Rumah Sakit dr.Adnaan WD.

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai Januari 2018 hingga selesai.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah tenaga

keperawatan di setiap ruang rawat inap yang ada di Rumah Sakit dr Adnaan WD,

dengan rincian sebagai berikut: Ruang Dahlia terdiri dari 15 perawat, Ruang

Cempaka I terdiri dari 12 perawat, Cempaka II terdiri dari 13 perawat, Ruang

Teratai terdiri dari 14 perawat, Ruang Melati terdiri dari 12 perawat, dan Ruang

Mawar terdiri dari 8 bidan.

46
UNIVERSITAS SUMATERA
4

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan

sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.

Sedangkan informan yang dipilih oleh peneliti sebanyak 5 orang, yaitu

Kepala Bidang Pelayanan Perawatan 1 orang, Kepala Ruangan Rawat Inap 3

orang, dan Perawat Pelaksana 1 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan narasumber untuk

mengetahui bagaimana kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit tersebut.

Selain wawancara peneliti juga menggunakan kuesioner yang memuat tentang

kegiatan tenaga keperawatan dan diisi sendiri oleh peneliti.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari catatan dan dokumentasi Rumah Sakit umum

dr.Adnaan WD payakumbuh mengenai dokumentasi kegiatan tenaga keperawatan

di rumah sakit tersebut.

3.5 Defenisi Operasional

Untuk lebih mengarahkan dalam pembahasan penelitian ini, maka penulis

memberikan defenisi operasional yang meliputi :

UNIVERSITAS SUMATERA
4

1. Waktu kerja tersedia adalah waktu kerja efektif selama kurun waktu satu

tahun untuk masing-masing kategori SDM yang bekerja pada Unit Rawat

Inap Rumah Sakit dr.Adnaan WD.

2. Unit kerja dan kategori SDM adalah unit-unit kerja yang ada pada Unit

Rawat Inap Rumah Sakit dr.Adnaan WD.

3. Standar beban kerja adalah volume/kuantitas kegiatan pokok yang dapat

dikerjakan selama satu tahunsesuai dengan waktu kerja tersedia dan rata-

rata waktu per kegiatan pokok yang dimiliki oleh masing-masing kategori

SDM pada Unit Rwat Inap Rumah Sakit dr.Adnaan WD

4. Standar kelonggaran adalah kebutuhan waktu untuk menyelesaikan tiap

faktor kelonggaran dibanding dengan waktu kerja

5. Jumlah TT merupakan Jumlah TT yang terdapat di ruang rawat inap RS

dr.Adnaan WD.

6. BOR (Bed Occupancy Rate) merupakan tingkat pemanfaatan tempat tidur

ruang rawat inap RS dr.Adnaan WD.

7. Jam Perawatan per 24 jam merupakan rata-rata waktu keperawatan yang

dibutuhkan oleh pasien di ruang rawatan.

8. Kebutuhan paramedis keperawatan per ruang perawatan rawat inap RS

dr.Adnaan WD merupakan jumlah perawat yang dibutuhkan di masing-

masing ruang rawatan instalasi rawat inap RS dr.Adnaan WD dengan

menggunakan metode WISN dan PPNI.

UNIVERSITAS SUMATERA
4

3.4 Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menganalisis hasil observasi yang

dilakukan dengan formula WISN dan PPNI, untuk mendapatkan gambaran tenaga

yang sesuai dengan produktivitas kegiatan serta jawaban wawancara mendalam

dengan informan.

Langkah yang dilakukan adalah :

1. Mengumpulkan data setiap selesai pengamatan Work Sampling

2. Melakukan pengelompokkan data berdasarkan aktivitas yang dilakukan

oleh perawat

3. Menghitung jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan formula WISN

dan PPNI

4. Melakukan analisis kebutuhan tenaga

5. Data yang didapat melalui dokumen dan wawancara mendalam

dikumpulkan dalam bentuk transkrip kemudian dikembangkan menjadi

catatan yang teratur

6. Ringkasan data dan informasi yang di dapat di sajikan dalam bentuk

matriks, tabel, dan naskah.

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh

Rumah Sakit Umum Daerah dr.Adnaan WD Payakumbuh merupakan

salah satu Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah

Kota Payakumbuh yang merupakan unsur penunjang penyelenggaraan

pemerintah Daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan BLUD (PPK–BLUD)

dan dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa

penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan

dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan

produktivitas.

Hal tersebut bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat,

memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan dan sejalan dengan

praktek bisnis yang sehat. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan

kesehatan yang kompleks, padat pakar, padat modal dan padat teknologi.

Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut

berbagai fungsi, antara lain pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta

mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin pelayanan. Agar Rumah

Sakit mampu melaksanakan fungsi yang demikian kompleks, Rumah Sakit

harus memiliki perangkat penunjang sumber daya manusia yang profesional

baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.

50
UNIVERSITAS SUMATERA
51

4.2 Visi dan Misi

Visi merupakan gambaran (impian) mengenai masa depan yang hendak

diwujudkan. Organisasi pemerintah yang digerakkan oleh visi dan misi adalah

lebih baik daripada digerakkan oleh aturan-aturan formal. Adapun visi RSUD dr.

Adnaan WD adalah “Rumah Sakit Umum Daerah Yang Maju, Aman (Safety)

dan Terdepan Dalam Pelayanan Kesehatan Rujukan di Sumatera Barat

Tahun 2017”

Adapun misi menjelaskan jalan yang dipilih untuk menuju masa depan yang

akan diwujudkan itu. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka telah pula

dirumuskan misi RSUD dr. Adnaan WD yaitu:

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan yang komprehensif bagi

masyarakat.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berwawasan mutu dan

keselamatan pasien.

3. Menjalankan pengelolaan Rumah Sakit yang sehat dan berwawasan

lingkungan

4. Memberikan nilai positif bagi pelanggan internal dan eksternal rumah sakit.

Untuk mengimplementasikan misi RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh

yang di aplikasikan dalam bentuk program dan kegiatan, maka diperlukan Motto

yaitu ; “Memberikan Pelayanan Yang SMART (Senyum, Manusiawi, Aman,

Ramah, Tepat)”.

1. Tujuan

Tujuan Umum adalah : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat “.

UNIVERSITAS SUMATERA
52

Tujuan khusus adalah :

1. Melaksanakan pembelajaran (pendidikan, pelatihan, penelitian) dan

pengembangan SDM agar profesional, produktif dan berkomitmen.

2. Melaksanakan pelayanan yang ”SMART” (Senyum, Manusiawi, Aman,

Ramah, Tepat).

3. Meningkatkan kemampuan keuangan (financial returns) dan mengelola RS

secara mandiri.

4. Meningkatkan kepuasan pelanggan.

4.3 Fasilitas Layanan

1. Pelayanan

Pelayanan yang dilakukan di RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh terdiri

dari:

a. Pelayanan Administrasi dan Manjemen

1) Administrasi Umum

2) Keuangan, Kepegawaian.

b. Pelayanan Medis dan Keperawatan

1) Pelayanan Rawat Jalan

2) Pelayanan Rawat Inap

3) Pelayanan Gawat Darurat 24 jam

c. Pelayanan Penunjang Medik

1) Pelayanan Radiologi

2) Pelayanan Laboratorium

UNIVERSITAS SUMATERA
53

3) Pelayanan Farmasi/obat – obatan

4) Pelayanan Gizi

5) Pelayanan Rehabilitasi Medik/Fisioterapi

6) Pelayanan IPSRS

d. Pelayanan Khusus

1) Bank darah (Transfusi dan donor darah)

2) General Check Up

3) EKG

4) USG

5) Diagnostik Terpadu

6) Hemodialisa

e. Pelayanan Non Medis

1) Pelayanan Ambulance

2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan

3) Pelayanan Rekam Medis & SIMRS

4) Pelayanan PKRS (Promosi Pelayanan Rumah Sakit)

4.4 Indikator Mutu Kinerja Pelayanan Rawat Inap RSUD dr. Adnaan WD

Dari data sekunder yang didapat pada saat melakukan penelitian

menunjukkan bahwa :

1. Persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu ( Bed

Occupancy Rate) pada tiap ruang perawatan rawat inap sebagian masih

ada yang berada dibawah standar nasional yaitu Melati (47,32%), Teratai

UNIVERSITAS SUMATERA
54

(55,48 %) dan Dahlia sebesar (59,02 %) sedangkan ruangan lainnya yaitu

Cempaka 1 (67,87%), Cempaka 2 (83,29 %) dan Mawar (66,60% ) masih

berada pada standar nasional yaitu (60-85%), hal ini menunjukkan

kinerja ruang perawatan sebagian sudah efektif jika dilihat dari

pemanfaatan tempat tidur yang ada.

2. Rata-rata lama rawatan seorang pasien (Average Lenght of Stay) pada

tiap ruang perawatan yaitu Cempaka 1 (3,59 hari), Melati (3,13 hari),

Mawar (2,19 hari), teratai (3,36 hari), Dahlia (4,53 hari) dan Cempaka 2

(4,01 hari), masih dibawah standar nasional (6-9 hari) berarti telah

mendekati tingkat efisiensi

3. Frekuensi pemakaian tempat tidur (Bed Turn Over) pada tiap ruang

perawatan inap sebagian besar berada diatas standard nasional yaitu

Cempaka 1 (67,81 kali), Melati (53,28 kali), Mawar (119,80 kali),

Teratai (54,90 kali), Cempaka 2 (63,16 kali) sedangkan hanya Dahlia

(47,21 kali) yang berada dibawah standar nasional (40-50 kali) hal ini

menunjukkan bahwa kinerja organisasi pelayanan belum efisien.

4. Rata-rata tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi kesaat terisi

berikutnya (Turn Over Interval) rata-rata masih sesuai standar nasional

yaitu Cempaka 1(1,73 hari), Melati( 3,61 hari), Mawar (1,02 hari),

Teratai (2,96 hari), Dahlia (3,17 hari) dan hanya Cempaka 2 (0,97 hari)

masih di bawah standar nasional (1-3 hari).

UNIVERSITAS SUMATERA
55

Tabel 4.1 Indikator Pelayanan pasien Rawat Inap RSUD dr. Adnaan WD
Payakumbuh
Ruangan/instansi Jumlah BOR LOS BTO TOI
TT (%) (hari) (kali) (hari)
Cempaka 1 21 67,87 3,59 67,81 1,73
Melati 25 47,32 3,13 53,28 3,61
Mawar 23 66,60 2,19 119,80 1,02
Teratai 31 55,48 3,36 54,90 2,96
Dahlia 28 59,02 4,53 47,21 3,17
Cempaka 2 25 83,29 4,01 63,16 0,97
Total 153 62,52 3,36 64,45 2,12
Standar 60-85 6-9 40-50 1-3

Sumber : Data Sekunder Rekam Medis RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh 2017

4.5 Distribusi Karakteristik Responden


Karakteristik responden yang dikaji dalam penelitian ini meliputi jenis

kelamin, umur, dan lama kerja di masing-masing ruang perawatan rawat inap

RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh yang menjadi tempat kerja responden, dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Dahlia RSUD dr.


Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2018
No Karakteristik Jumlah (orang) Persentase(%)
1 Umur
20-39 tahun 4 26,67
40-60 tahun 11 73,33
2 Jenis Kelamin
Laki-Laki 2 13,33
Perempuan 13 86,67
3 Pendidikan
S1 Keperawatan 6 40,00
D3 Keperawatan 9 60,00
4 Lama Kerja
≤ 3 tahun 7 46,67
> 3 tahun 8 53,33
Total 15 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA
56

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa 4 responden (26,67%) berumur

diantara 20-39 tahun,11 responden (73,33%) berumur diantara 40-60 tahun.

Perawat terbanyak bertugas di ruang Dahlia adalah perawat berjenis perempuan

sebanyak 13 orang (86,67%) dan perawat berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2

orang (13,33%). Pendidikan responden S1 Keperawatan sebanyak 6 orang (40%),

D3 Keperawatan sebanyak 9 orang (60 %). Perawat yang bertugas di ruang

Dahlia sudah bekerja < 3 tahun sebanyak 7 orang (46,67%), dan selama > 3 tahun

sebanyak 8 orang (53,33 %).

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Teratai RSUD dr.


Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2018
No Karakteristik Jumlah (orang) Persentase(%)

1 Umur

20-39 tahun 10 71,43

40-60 tahun 4 28,57

2 Jenis Kelamin

Laki-Laki 4 28,57

Perempuan 10 71,43

3 Pendidikan

S1 Keperawatan 4 28,57

D3 Keperawatan 10 71,43

4 Lama Kerja

≤ 3 tahun 12 85,71

> 3 tahun 2 14,29

Total 14 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA
57

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa 10 responden (71,43%) berumur

diantara 20-39 tahun,4 responden (28,57%) berumur diantara 40-60 tahun.

Perawat terbanyak bertugas di ruang Teratai adalah perawat berjenis perempuan

sebanyak 10 orang (71,43%) dan perawat berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4

orang (28,57%). Pendidikan responden S1 Keperawatan sebanyak 4 orang

(28,57%), D3 Keperawatan sebanyak 10 orang (71,43 %). Perawat yang bertugas

di ruang Teratai sudah bekerja <3 tahun sebanyak 12 orang (85,71%), dan selama

> 3 tahun sebanyak 2 orang (14,29%).

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Melati RSUD dr.


Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2018
No Karakteristik Jumlah (orang) Persentase(%)
1 Umur
20-39 tahun 8 66,67
40-60 tahun 4 33,33
2 Jenis Kelamin
Laki-Laki 0 0
Perempuan 12 100,0
3 Pendidikan
S1 Keperawatan 5 41,67
D3 Keperawatan 7 58,33
4 Lama Kerja
≤ 3 tahun 6 50,00
> 3 tahun 6 50,00
Total 12 100,0

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa 8 responden (66,67%) berumur

diantara 20-39 tahun,4 responden (33,33%) berumur diantara 40-60 tahun.

Perawat yang bertugas di ruang Melati semuanya perawat berjenis perempuan

sebanyak 12 orang (100,0%) . Pendidikan responden S1 Keperawatan sebanyak 5

UNIVERSITAS SUMATERA
58

orang (41,67%), D3 Keperawatan sebanyak 7 orang (58,33%). Perawat yang

bertugas di ruang Melati sudah bekerja < 3 tahun sebanyak 6 orang (50,0%), dan

selama > 3 tahun sebanyak 6 orang (50,0 %).

Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Cempaka I RSUD


dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2018
No Karakteristik Jumlah (orang) Persentase(%)
1 Umur
20-39 tahun 9 75,00
40-60 tahun 3 25,00
2 Jenis Kelamin
Laki-Laki 2 16,67
Perempuan 10 83,33
3 Pendidikan
S1 Keperawatan 6 50,00
D3 Keperawatan 6 50,00
4 Lama Kerja
≤ 3 tahun 5 41,67
> 3 tahun 7 58,33
Total 12 100,0

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa 9 responden (75,00%) berumur

diantara 20-39 tahun,3 responden (25,00%) berumur diantara 40-60 tahun.

Perawat terbanyak bertugas di ruang Cempaka 1 adalah perawat berjenis

perempuan sebanyak 10 orang (83,33%) dan perawat berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 2 orang (12,67%). Pendidikan responden S1 Keperawatan sebanyak 6

orang (50%), D3 Keperawatan sebanyak 6 orang (50 %). Perawat yang bertugas

di ruang Cempaka 1 sudah bekerja < 3 tahun sebanyak 5 orang (41,67%), dan

selama > 3 tahun sebanyak 8 orang (58,33 %).

UNIVERSITAS SUMATERA
59

Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Cempaka 2 RSUD


dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2018

No Karakteristik Jumlah (orang) Persentase(%)


1 Umur
20-39 tahun 10 83,33
40-60 tahun 2 16,67
2 Jenis Kelamin
Laki-Laki 4 33,33
Perempuan 8 66,67
3 Pendidikan
S1 Keperawatan 6 50,00
D3 Keperawatan 6 50,00
4 Lama Kerja
≤ 3 tahun 7 58,33
> 3 tahun 5 41,67

Total 12 100,0

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa 10 responden (83,33%) berumur

diantara 20-39 tahun,2 responden (16,67%) berumur diantara 40-60 tahun.

Perawat terbanyak bertugas di ruang Cempaka 2 adalah perawat berjenis

perempuan sebanyak 8 orang (66,67%) dan perawat berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 4 orang (33,33%). Pendidikan responden S1 Keperawatan sebanyak 6

orang (50%), D3 Keperawatan sebanyak 6 orang (50 %). Perawat yang bertugas

di ruang Cempaka 2 sudah bekerja <3 tahun sebanyak 7 orang (58,33%), dan

selama > 3 tahun sebanyak 5 orang (41,67 %).

UNIVERSITAS SUMATERA
60

Tabel 4.7 Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Mawar Rawatan


RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2018
No Karakteristik Jumlah (orang) Persentase(%)
1 Umur
20-39 tahun 12 85,71
40-60 tahun 2 14,28
2 Jenis Kelamin
Laki-Laki 0 0
Perempuan 14 100,0
3 Pendidikan
S1 Keperawatan 3 21,42
D3 Keperawatan 3 21,42
D4 Kebidanan 1 7,14
D3 Kebidanan 7 50,00
4 Lama Kerja
≤ 3 tahun 11 78,57
> 3 tahun 3 21,42
Total 14 100,0

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa 12 responden (85,71%) berumur

diantara 20-39 tahun,2 responden (14,28%) berumur diantara 40-60 tahun.

Perawat yang bertugas di ruang Mawar Rawatan semuanya adalah perawat

berjenis perempuan sebanyak 14 orang (100%) Pendidikan responden S1

Keperawatan sebanyak 3 orang (21,42%), D3 Keperawatan sebanyak 3 orang

(21,42 %) ,D4 kebidanan sebanyak 1 orang (7,14 %) dan D3 Kebidanan sebanyak

7 orang (50 %) Perawat yang bertugas di ruang Mawar Rawatan sudah bekerja < 3

tahun sebanyak 11 orang (78,57%), dan selama > 3 tahun sebanyak 3 orang

(21.41%).

UNIVERSITAS SUMATERA
61

4.6 Perhitungan Beban Kerja Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit dr.


Adnaan WD

4.6.1 Waktu Kerja Tersedia

Waktu kerja tersedia adalah waktu yang harus dipenuhi oleh seorang

perawat dalam menjalankan kegiatan pokoknya. Menetapkan waktu kerja tersedia

tujuannya adalah diperoleh nya waktu kerja tersedia perawat Rumah Sakit dr.

Adnaan WD selama kurun waktu satu tahun.

1. Waktu kerja tersedia terdiri atas tiga shift dengan alokasi waktu shift pagi

dimulai dari pukul 08.00-14.00 WIB, shift sore dimulai pukul 14.00-20.00

WIB, sedangkan shift malam dimulai pukul 20.00-08.00 WIB hari

berikutnya. Sesuai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit dr. Adnaan WD

adalah mendapatkan satu hari libur dalam seminggu atau 6 hari kerja

kemudian akan dikalikan dengan jumlah minggu dalam 1 tahun sebanyak 52

minggu (6 x 52 minggu). (A) =312 sesuai dengan hasil wawancara

mendalam

”... Tenaga keperawatan dalam seminggu memiliki 6 hari hari kerja, yang
artinya dalam seminggu mendapatkan libur 1 hari sehingga dalam sebulan
tenaga keperawatan memiliki 24 hari kerja”

2. Cuti tahunan, Tenaga Keperawatan Rumah Sakit dr. Adnaan WD memiliki

hak cuti 12 hari kerja setiap tahun. (B) = 12

”... Tenaga keperawatan memiliki cuti setiap tahun yaitu 12 hari kerja”

3. Tenaga Keperawatan Rumah Sakit dr. Adnaan WD memiliki jumlah

pendidikan dan pelatihan yaitu 6 hari kerja setiap tahun. (C) = 6

”... Pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh tenaga keperawatan tidak
ditetapkan minimal harus diadakan berapa lama dan berapa kali,
perencanaan tahun ini pun belum ada tetapi biasanya pendidikan pelatihan

UNIVERSITAS SUMATERA
62

bisa memakan waktu 1- 6 hari tergantung jenis Diklatnya (didalam/diluar


kota) dan topik apa yang diangkat”

4. Hari Libur Nasional, berdasarkan keputusan Bersama Menteri Terkait

tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2017 ditetapkan

sebanyak 20 hari. (D) = 20

5. Ketidakhadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja 9’selama

kurun waktu 1 tahun ) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa

pemberitahuan/izin.(E) =2

”... Tenaga keperawatan tidak memiliki toleransi untuk ketidakhadiran


kerja, biasanya jika mereka meminta izin untuk alasan tertentu mereka
harus mencari ganti temannya dan jika sakit maka kami sendiri yang
mencari orang yang untuk menggantikan shiftnya, untuk ketidakhadiran
kerja tenaga keperawatan maksimal 1 hari jika tanpa keterangan lebih dari
itu akan dikenakan sanksi, dan untuk alasan lainnya seperti sakit toleransi
untuk ketidakhadiran kerja yaitu 2 hari”

6. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit dr. Adnaan

WD, waktu kerja rata-rata tiap shift dalam 1 hari adalah 8 jam. (F) = 8 jam

Sehingga didapat jumlah waktu kerja tersedia adalah :

Waktu kerja tersedia = {A- (B+C+D+E)} x F

= {312-(12+6+20+2)} x 8 jam

= 272 x 8 jam

= 2176 Jam/ Tahun

= 130.560 / tahun

Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu

kerja tersedia masing-masing SDM yang bekerja di Rumah Sakit selama kurun

waktu satu tahun. Menurut hasil observasi dan wawancara mendalam, tenaga

keperawatan di RSUD dr Adnaan WD mendapatkan minimal satu hari libur

UNIVERSITAS SUMATERA
63

dalam seminggu, dan untuk penjadwalan shift yang dibuat sendiri oleh kepala

ruangan yang mana jatah libur setiap tenaga keperawatan sama rata. Selain itu

tenaga keperawatan mendapatkan 12 hari kerja untuk cuti setiap tahunnya.

Untuk ketidakhadiran kerja seperti tidak alasan dihitung satu hari jika lebih

maka akan diberi sanksi dan jika izin seperti sakit diberikan toleransi sebanyak

dua hari. Sedangkan untuk jam minimal untuk mrengikuti Diklat (Pendidikan

dan Pelatihan) belum ada ketentuan waktunya dan belum juga diadakan untuk

tahun 2018, sehingga pada penelitian ini memasukkan 6 hari dalam setahun

sebagai awalan perencanaan tenaga keperawatan karena masih banyak tenaga

keperawatan yang belum pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Dari hasil

keseluruhan perhitungan, didapatkan jumlah waktu kerja tersedia tenaga

keperawatan di RSUD dr. Adnaan WD dalam setahun adalah 130.560 menit.

Pada contoh perhitungan menurut Kepmenkes No. 81/Menkes/ SK/I/2004

waktu kerja tersedia untuk kategori tenaga keperawatan adalah 102.720 menit

pertahun. Dengan menggunakan pedoman teori ini, maka waktu kerja tersedia bagi

tenaga keperawatan ruang rawat RSUD dr Adnaan WD melebihi waktu kerja efektif.

Waktu kerja tersedia di RSUD dr. Adnaan WD ini masih lebih besar

dibandingkan penelitian Prihadini (2012), yang menghitung waktu kerja perawat

di ruang rawat inap Cattleya Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha sebesar

129.120 menit pertahun ataupun penelitian Kastuti (2017), yang menhitung

waktu kerja perawat di Rumah Sakit Haji Medan sebesar 105.120. hal ini

dikarenakan perbedaan dalam pemberian hari cuti, perbedaan waktu minimal

kepelatihan, serta toleransi tidak masuk kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA
64

4.6.2 Menetapkan unit kerja dan kategori SDM

Penetapan unit kerja dan kategori SDM disesuaikan dengan objek yang

diteliti oleh peneliti. Penetapan Sub Unit Kerja berdasarkan data yang diperoleh

dari RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh. Penetapan unit kerja, sub unit kerja,

dan kategori SDM dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.8 Unit Kerja, Sub Unit Kerja dan Kategori SDM
Unit Kerja Sub Unit Kerja Kategori SDM
1. Dahlia
2. Teratai
3. Melati
Instalasi Rawat Inap 4. Cempaka I Tenaga Keperawatan
RSUD dr. Adnaan WD 5. Cempaka 2
6. Mawar Rawatan

Menetapkan unit kerja adalah kegiatan mengidentifikasi dan mengenali unit

kerja. Unit kerja pada penelitian ini adalah Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Adnaan

WD dengan sub unit kerja yaitu masing-masing ruang perawatan rawat inap, yaitu

ruang Dahlia, ruang Teratai, ruang Melati, ruang Cempaka 1, ruang Cempaka 2

dan Ruang Mawar Rawatan.

4.6.3 Menentukan Kegiatan Pokok Keperawatan

Peneliti menentukan kategori aktivitas keperawatan dipelayanan rawat inap

RSUD dr. AdnaanWD Payakumbuh melalui pengamatan. Kegiatan pokok dari

tenaga perawat terdiri atas asuhan keperawatan, peneliti membagi dalam 3

kelompok kategori yaitu kegiatan produktif langsung, kegiatan produktif tidak

langsung dan kegiatan tidak produktif. Hasil observasi yang dilakukan pada

pelaksanaan tindakan keperawatan di RSUD dr. Adnaan WD diperoleh kegiatan

pokok keperawatan seperti pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10

UNIVERSITAS SUMATERA
65

Tabel 4.9 Kegiatan Pokok Keperawatan di Pelayanan Rawat Inap RSUD dr.
Adnaan WD Payakumbuh
Kategori Kegiatan Pokok Kegiatan
Kegiatan produktif langsung Menerima pasien baru (anamnesa)
Memberikan pemeriksaan secara individu
Mengukur Vital Sign
Memasang infus
Pemberian oksigen
Pemberian obat oral dan suntik
Merekam EKG
Memasang NGT
Melakukan Nebulizer
Memasang kateter urin
Mengukur intake output
Membantu memandikan pasien
Menolong pasien BAB
Memberi gliserine spuit
Memberi tranfusi
Suction
Membuka infus
Memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
laboratorium
Menyiapkan pasien untuk pemerikasaan radiologi
Memberi huknah
Mengganti alat tenun
Persiapan operasi
Serah terima pasien operasi
Menemani visite dokter
Dokumentasi asuhan keperawatan
Observasi pasien
Pendidikan Kesehatan
Timbang terima tugas
Melakukan resusitasi
Menyiapkan transportasi pasien
Menyiapkan pasien pulang
Cuci tangan rutin

UNIVERSITAS SUMATERA
66

Tabel 4.9 Kegiatan Pokok Keperawatan di Pelayanan Rawat Inap RSUD dr.
Adnaan WD Payakumbuh (Lanjutan)
Kategori Kegiatan Pokok Kegiatan
Kegiatan Produktif Tidak Membaca Buku Rawatan
Langsung Timbang Terima Pasien/Operan shift
Menulis Buku Rawatan/penghubung antar shift
Menulis Catatan Perkembangan Pasien di Status
Membuat daftar diet
Memeriksa daftar obat
Memenuhi kebutuhan kebersihan dan lingkungan
Sterilisasi Alat
Pertemuan Diklat Mingguan
Kegiatan Tidak Produktif Shalat
Makan/minum
Toilet
Telepon pribadi
Duduk di nurse station
Gosok gigi
Ganti Baju
Main Handpone

Tabel 4.10 Kegiatan Pokok Keperawatan Kebidanan pada pelayanan Rawat


Inap RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh
Kategori Kegiatan Pokok Kegiatan
Kegiatan Kebidanan Periksa Kehamilan
Asisten dokter untuk Curratage
Membersihkan Luka Post Sectio Caesaria
Pulva Hygiene
Menerima bayi post sectio caesaria
Memandikan bayi
Memberi minum bayi

Sedangkan dari hasil wawancara mendalam dapat tergambar


ketidakseimbangan antara aktivitas keperawatan langsung dan tidak langsung
sebagai berikut :
”... Tenaga Keperawatan di ruangan lebih banyak menghabiskan waktu
untuk kegiatan keperawatan tidak langsung seperti menulis buku rawatan dan

UNIVERSITAS SUMATERA
67

status pasien, memeriksa daftar obat yang mana jika pasien banyak maka
perawat bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk kegiatan tersebut.
”... jika perawat yang bertugas pada satu shift sedikit maka akan dibagi
yang mana yang akan observasi dan mana yang akan memeriksa serta
menyiapkan obat untuk pasien”

Kegiatan pokok tenaga keperawatan di instalasi rawat inap RSUD dr.

Adnaan WD sudah ditetapkan oleh kepala bidang pelayanan keperawatan, yang

mana kegiatan pokok tersebut terdiri atas kegiatan keperawatan langsung yang

mana kegiatan tersebut langsung berhubungan dengan tindakan kepada pasien,

kegiatan keperawatan tidak langsung merupakan kegiatan yang mendukung

asuhan keperawatan dan kegiatan non produktif yang merupakan kegiatan perawat

diluar tindakan keperawatan. Saat melakukan observasi peneliti menemukan

untuk mengerjakan kegiatan keperawatan tidak langsung perawat membutuhkan

waktu yang lebih lama per masing-masing kegiatan dibandingkan keperawatan

tidak langsung. Hal ini disebabkan oleh perawat mengerjakan kegiatan seperti

menulis buku rawatan & status, sterilisasi obat dan menyusun kebutuhan obat

dalam satu rangkaian kegiatan, hal ini tentu berbeda dengan tindakan asuhan

keperawatan yang dikerjakan sudah ada SOP nya tentu perawat melaksanakannya

pada kondisi dan waktu tertentu.

Demikian dengan kegiatan non produktif perawat melakukan kegiatan

pribadi apabila sudah menyelesaikan semua tindakan keperawatan, sehingga

waktu untuk kegiatan non produktif sangat minim, hal ini sudah sesuai dengan

standar international Labour Organisation (ILO), yaitu waktu istirahat hanya

diperbolehkan 15 % dari waktu yang ada. Akan tetapi ada sebagian perawat yang

mengeluh karena mengerjakan kegiatan diluar kegiatan pokoknya seperti

UNIVERSITAS SUMATERA
68

menyiapkan obat untuk pasien rawat dan untuk pulang karena mereka

menganggap hal tersebut harusnya ikerjakan oleh apoteker, tapi nyatanya apoteker

tidak ada ditiap ruangan rawat inap.

4.6.4 Menyusun Standar Beban Kerja

Penyusunan standar beban kerja dilakukan dengan menghitung rata-rata

waktu kegiatan keperawatan langsung, kegiatan keperawatan tidak langsung dan

kegiatan non produktif. Penghitungan rata-rata waktu dilakukan dengan observasi

sendiri oleh peneliti menggunakan stopwatch . hasil penghitungan standar beban

kerja didapatkan dari hasil pembagian waktu kerja yang tersedia dengan rata-rata

waktu kegiatan pokok.

Standar beban kerja adalah kuantitas beban kerja selama 1 tahun per

kategori SDM. Yang mana standar beban kerja dapat dihitung dengan cara

sebagai berikut :

Standar Beban Kerja

Tabel 4.11 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Dahlia
Rata-rata Standar
No. Kegiatan Keperawatan Langsung
(menit) Beban Kerja
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 20.0 6.528
2 Memberikan pemeriksaan secara 16.0 8.160
individu
3. Mengukur Vital Sign 11.5 11.353
4. Memasang infus 9.5 13.743
5. Pemberian oksigen 5.0 26.112
6. Pemberian obat oral dan suntik 10.5 12.434
7. Merekam EKG 11.5 11.353
8. Memasang NGT 18.0 7.253

UNIVERSITAS SUMATERA
69

Tabel 4.11 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Dahlia (Lanjutan)
Rata-rata Standar
No. Kegiatan Keperawatan Langsung
(menit) Beban Kerja
9. Melakukan Nebulizer 10.0 13.056
10. Memasang kateter urine 12.5 10.444
11. Mengukur intake output 10.0 13.056
12. Membantu memandikan pasien .22,5 5.802
13. Menolong pasien BAB 20.0 6.528
14. Memberi gliserine spuit 14.0 9.325
15. Memberi tranfusi 20.0 6.528
16. Suction 10.00 13.056
17. Membuka infus 6.5 20.086
18. Memenuhi kebutuhan integritas 12.5 10.444
jaringan kulit
19. Menyiapkan bahan untuk 20.0 6.528
pemeriksaan labor
20. Menyiapkan pasien untuk 20.0 6.528
pemeriksaan radiologi
21. Memberi huknah (klisma) 14.5 9.004
22. Perawatan jenazah 25.0 5.222
23. Mengganti alat tenun 14.0 9.325
24. Persiapan operasi 40.0 3.264
25. Serah terima pasien operasi 15.0 8.704
26. Menemani visite dokter 36.5 3.576
27. Dokumentasi asuhan keperawatan 20.0 6.528
28. Observasi pasien 17.5 7.460
29. Pendidikan Kesehatan 22.0 5.934
30. Timbang terima tugas 22.5 5.802
31. Melakukan resusitasi 15.0 8.704
32. Menyiapkan transportasi pasien 22.5 5.802
33. Menyiapkan pasien akan pulang 20.0 6.528
34. Cuci tangan rutin 4.0 32.640

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa standar beban kerja dalam

melakukan kegiatan keperawatan langsung di Ruang Dahlia yang paling besar

UNIVERSITAS SUMATERA
70

adalah cuci tangan rutin yaitu 32.640 kali, sedangkan kegiatan dengan beban kerja

terkecil adalah melakukan persiapan operasi yaitu 3.264 kali.

Tabel 4.12 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung di


Ruang Dahlia

No. Kegiatan Keperawatan Tidak Rata-rata (menit) Standar Beban


Langsung Kerja
1. Membaca buku rawatan 20.0 6.528
2. Timbang terima pasien/overrant 35.0 3.730
shift
3. Menulis buku rawatan / 60.0 2.176
penghubung antar shift
4. Menulis catatan perkembangan 60.0 2.176
pasien di status
5. Membuat daftar diet 10.0 13.056
6. Memeriksa daftar obat 75.0 1.740
7. Sterilisasi alat 45.0 2.901
8. Briefing sebelum kegiatan 11.0 11.869
9. Pertemuan Diklat mingguan 11.0 967.1

10. Senam pagi mingguan 45.0 2.901

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa beban kerja melaksanakan

kegiatan keperawatan tidak langsung di Ruang Dahlia paling besar adalah

membuat daftar diet yaitu 13.056 kali, sedangkan kegiatan dengan beban kerja

paling kecil adalah mengikuti pertemuan diklat mingguan yaitu 967,1 kali.

UNIVERSITAS SUMATERA
71

Tabel 4.13 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non Produktif di


Ruang Dahlia

No. Kegiatan Keperawatan Non Rata-rata (menit) Standar Beban


Produktif Kerja
1. Shalat 10.5 12.434
2. Makan/Minum 20.0 6.528
3. Toilet 8.0 16.320
4. Telepon Pribadi 7.5 17.408
5. Duduk di nurse station 15.0 8.704
6. Gosok gigi 5.0 26.112
7. Ganti baju 7.5 17.408
8. Main Handphone 15.0 8.704

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa beban kerja dalam melaksanakan

kegiatan diluar asuhan keperawatan (kegiatan non produktif) paling besar adalah

melakukan gosok gigi yaitu 26.112 kali, sedangkan beban kerja paling kecil

adalah makan dan minum yaitu 6.528 kali.

Tabel 4.14 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Teratai
No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban
Langsung Kerja

1. Menerima pasien baru 17.5 7.460


(anamnesa)
2. Memberikan pemeriksaan 15.0 8.704
secara individu
3. Mengukur vital sign 10.0 130.56
4. Memasang infus 16.0 8.160

5. Pemberian oksigen 7.0 18.651


6. Pemberian obat oral dan 10.0 13.056
suntik
7. Merekam EKG 15.0 8.704
8. Memasang NGT 16.0 11.869
9. Melakukan Nebulizer 10.0 13.056
10. Memasang kateter 11.5 11.333
11. Mengukur intake output 10.0 16.320

UNIVERSITAS SUMATERA
72

Tabel 4.14 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Teratai (Lanjutan)
No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban
Langsung Kerja
12. Memandikan pasien 27.5 4.747
13. Menolong pasien BAB 12.5 10.444
14. Memberi gliserine spuit 10.0 13.056
15. Memberi tranfusi 30.0 4.352
16. Suction 9.0 14.506
17. Membuka infus 5.0 26.112
18. Memenuhi kebutuhan 40.0 3.264
integritas jar.kulit
19. Menyiapkan bahan untuk 20.0 6.528
pemeriksaan
laboratorium
20. Menyiapkan pasien untuk 22.5 5.802
pemeriksaan radiologi
21. Memberi huknah (klisma) 10.0 13.056
22. Perawatan jenazah 17.5 7.460
23. Mengganti alat tenun 11.0 11.869
24. Persiapan operasi 25.0 5.222
25. Serah terima pasien 20.0 6.528
operasi
26. Menemani visite dokter 20.0 6.528
27. Dokumentasi asuhan 22.5 5.802
keperawatan
28. Observasi pasien 20.0 6.528
Pendidikan kesehatan 10.0 13.506
29. Timbang terima tugas 20.0 6.528
30. Melakukan resusitasi 20.0 6.528
31. Menyiapkan transportasi 22.5 5.802
pasien
32. Menyiapkan pasien akan 30.0 4.352
pulang
33. Cuci tangan rutin 7.0 18.651

Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa standar beban kerja dalam

melakukan kegiatan keperawatan langsung di Ruang Teratai yang paling

besar adalah membuka infus yaitu 26.112 kali, sedangkan kegiatan dengan

beban kerja terkecil adalah memenuhi kebutuhan integritas jaringan kulit

yaitu 3.264 kali.

UNIVERSITAS SUMATERA
73

Tabel 4.15 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung di


Ruang Teratai
No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) StandarBeban
Langsung Kerja
1. Membaca buku rawatan 17.5 7.460
2. Timbang terima 35.0 3.730
pasien/overrant shift
3. Menulis buku 41.5 3.146
rawatan/penghubung
antar shift
4. Menulis catatan 41.5 3.146
perkembangan pasien di
status
5. Membuat daftar diet 11.0 11.869
6. Memeriksa daftar obat 43.0 3.306
7. Sterilisasi alat 30.0 4.352
8. Pertemuan Diklat 135.0 967.1
9. Briefing 135.0 13.056
10. Senam pagi mingguan 45.0 2.901

Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa beban kerja melaksanakan

kegiatan keperawatan tidak langsung di Ruang Teratai paling besar adalah

briefing yaitu 13.056 kali, sedangkan kegiatan dengan beban kerja paling kecil

adalah pertemuan diklat 967,1

Tabel 4.16 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non Produktif di


Ruang Teratai

No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban


Langsung Kerja
1. Shalat 15.0 8.704
2. Makan/Minum 22.5 5.802
3. Toilet 9.0 14.506
4. Telepon Pribadi 7.5 17.408
5. Duduk di nurse station 22.5 5.802
6. Gosok gigi 5.5 23.738

UNIVERSITAS SUMATERA
74

Tabel 4.16 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non Produktif di


Ruang Teratai (Lanjutan)

No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban


Langsung Kerja
7. Ganti baju 7.5 17.408
8. Main Handphone 15.0 8.704

Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa beban kerja dalam melaksanakan

kegiatan diluar asuhan keperawatan (kegiatan non produktif) paling besar adalah

melakukan gosok gigi yaitu 23.738 kali, sedangkan beban kerja paling kecil

adalah makan dan minum yaitu 5.802 kali dan duduk di nurse station 5.802

Tabel 4.17 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Melati
Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban
No.
Langsung Kerja
1. Menerima pasien baru 11.2 11.657
(anamnesa)
2. Memberikan pemeriksaan 12.5 10.444
secara individu
3. Mengukur vital sign 11.0 11.869
4. Memasang infus 17.5 7.460
5. Pemberian oksigen 3.5 37.302
6. Pemberian obat oral dan 12.5 10.444
suntik
7. Merekam EKG 10.0 13.056
8. Memasang NGT 17.0 7.680
9. Melakukan Nebulizer 10.0 13.056
10. Memasang kateter 15.0 8.704
11. Mengukur intake output 10.5 12.434
12. Memandikan pasien 20.0 6.528
13. Menolong pasien BAB 11.0 11.869
14. Memberi gliserine spuit 12.5 10.444
15. Memberi tranfusi 22.5 5.802
16. Suction 10.5 12.434

UNIVERSITAS SUMATERA
75

Tabel 4.17 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Melati (Lanjutan)
Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban
No.
Langsung Kerja
17. Membuka infus 9.5 13.743
18. Memenuhi kebutuhan 15.0 8.704
integritas jar.kulit
19. Menyiapkan bahan untuk 15.0 8.704
pemeriksaan
laboratorium
20. Menyiapkan pasien untuk 15.0 8.704
pemeriksaan radiologi
21. Perawatan jenazah 13.5 9.671
22. Mengganti alat tenun 15.0 8.704
23. Persiapan operasi 25.0 5.222
24. Serah terima pasien 17.7 7.376
operasi
25. Menemani visite dokter 40.0 3.264
26. Dokumentasi asuhan 15.5 8.423
keperawatan
27. Observasi pasien 14.0 9.325
28. Pendidikan kesehatan 10.0 13.056
29. Timbang terima tugas 15.0 8.704
30. Melakukan resusitasi 15.0 8.704
31. Menyiapkan transportasi 16.0 8.160
pasien
32. Menyiapkan pasien akan 25.0 5.222
pulang
33. Cuci tangan rutin 3.5 37.302

Berdasarkan Tabel 4.17 diketahui bahwa standar beban kerja dalam

melakukan kegiatan keperawatan langsung di Ruang Melati yang paling besar

adalah cuci tangan rutin dan pemberian oksigen 37.302 kali, sedangkan kegiatan

dengan beban kerja terkecil adalah menemani visite dokter 3264 kali

UNIVERSITAS SUMATERA
76

Tabel 4.18 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung di


Ruang Melati
No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban
Langsung Kerja
1. Membaca buku rawatan 12.5 10.444
2. Timbang terima 40.0 3.264
3. pasien/overrant shift
4. Menulis buku 45.0 2.901
rawatan/penghubung
antar shift
5. Menulis catatan 45.0 2.901
perkembangan pasien di
status
6. Membuat daftar diet 12.5 10.444
7. Memeriksa daftar obat 37.5 3.481
8. Sterilisasi alat 45.0 2.901
9. Pertemuan Diklat 135.0 967.1
10. Briefing 10.0 13.056
11. Senam pagi mingguan 45.0 2.901

Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui bahwa beban kerja melaksanakan

kegiatan keperawatan tidak langsung di Ruang Melati paling besar adalah

membuat daftar diet dan membaca buku rawatan yaitu 10.444 kali, sedangkan

kegiatan dengan beban kerja paling kecil adalah mengikuti briefing sebelum

kegiatan yaitu 967.1 kali.

Tabel 4.19 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non Produktif di


Ruang Melati
No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban
Non Produktif Kerja
1. Shalat 11.0 11.869
2. Makan/Minum 17.5 7.460
3. Toilet 9.5 13.743

UNIVERSITAS SUMATERA
77

Tabel 4.19 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non Produktif di


Ruang Melati (Lanjutan)
No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban
Non Produktif Kerja
4. Telepon Pribadi 6.0 21.760
5. Duduk di nurse station 20.0 6.528
6. Gosok gigi 4.5 29.013
7. Ganti baju 7.5 17.408
8. Main Handphone 15.0 8.704

Berdasarkan Tabel 4.19 diketahui bahwa beban kerja dalam melaksanakan

kegiatan diluar asuhan keperawatan (kegiatan non produktif) paling besar adalah

melakukan gosok gigi yaitu 29.013 kali, sedangkan beban kerja paling kecil

adalah makan dan minum yaitu 7.460 kali.

Tabel 4.20 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Cempaka 1

No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban


Langsung Kerja

1. Menerima pasien baru 20.0 6.528


(anamnesa)
2. Memberikan pemeriksaan 15.0 8.704
secara individu
3. Mengukur vital sign 11.0 11.869
4. Memasang infus 17.5 7.460
5. Pemberian oksigen 3.5 37.302
6. Pemberian obat oral dan 12.5 10.444
suntik
7. Merekam EKG 14.0 9.352
8. Memasang NGT 22.5 5.802
9. Melakukan Nebulizer 10.0 13.056

UNIVERSITAS SUMATERA
78

Tabel 4.20 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Cempaka 1 (Lanjutan)

No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban


Langsung Kerja

10. Memasang kateter 12.5 10.444


11. Mengukur intake output 10.5 12.434
12. Memandikan pasien 20.0 6.528
13. Menolong pasien BAB 11.0 11.869
14. Memberi gliserine spuit 12.5 10.444
15. Memberi tranfusi 27.5 4.747
16. Suction 10.5 12.434
17. Membuka infus 9.5 13.743
18. Memenuhi kebutuhan 15.0 8.704
integritas jar.kulit
19. Menyiapkan bahan untuk 15.0 8.704
pemeriksaan
laboratorium
20. Menyiapkan pasien untuk 20.0 6.528
pemeriksaan radiologi
21. Perawatan jenazah 14.0 9.325
22. Mengganti alat tenun 15.0 8.704
23. Persiapan operasi 25.0 5.222
24. Serah terima pasien 17.5 7.460
operasi
25. Menemani visite dokter 40.0 3.264
26. Dokumentasi asuhan 15.5 8.423
keperawatan
27. Observasi pasien 15.0 8.704

UNIVERSITAS SUMATERA
79

Tabel 4.20 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Cempaka 1 (Lanjutan)

No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban


Langsung Kerja

28. Pendidikan kesehatan 10.0 13.056


29. Timbang terima tugas 20.0 6.528
30. Melakukan resusitasi 15.0 8.704
31. Menyiapkan transportasi 25.0 5.222
pasien
32. Menyiapkan pasien akan 25.0 5.222
pulang
33. Cuci tangan rutin 3.5 37.302

Berdasarkan Tabel 4.20 diketahui bahwa standar beban kerja dalam

melakukan kegiatan keperawatan langsung di Ruang Cempaka 1 yang paling

besar adalah cuci tangan rutin yaitu 37.302 kali, sedangkan kegiatan dengan

beban kerja terkecil adalah menemani visite dokter yaitu 3.264 kali

Tabel 4.21 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung di


Ruang Cempaka 1
No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban
Tidak Langsung Kerja
1. Membaca buku rawatan 10.0 13.056
2. Timbang terima 35.0 3.370
pasien/overrant shift
3. Menulis buku 47.5 2.748
rawatan/penghubung
antar shift
4. Menulis catatan 47.5 2.748
perkembangan pasien di
status
5. Membuat daftar diet 10.0 13.056
6. Memeriksa daftar obat 90.0 1.450

UNIVERSITAS SUMATERA
80

Tabel 4.21 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung di


Ruang Cempaka 1 (Lanjutan)
7. Sterilisasi alat 45.0 2.901
8. Pertemuan Diklat 135.0 967.1
9. Briefing 10.0 13.056
10. Senam pagi mingguan 45.0 2.901

Berdasarkan Tabel 4.21 diketahui bahwa beban kerja melaksanakan

kegiatan keperawatan tidak langsung di Ruang Cempaka 2 paling besar adalah

membuat daftar dan briefing yaitu 13.056 kali, sedangkan kegiatan dengan beban

kerja paling kecil adalah mengikuti pertemuan diklat yaitu 967.1 kali.

Tabel 4.22 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non Produktif di


Ruang Cempaka 1
No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban
Non Produktif Kerja
1. Shalat 8.0 16.320
2. Makan/Minum 17.5 7.460
3. Toilet 7.0 18.651
4. Telepon Pribadi 7.5 17.408
5. Duduk di nurse station 20.0 6.528
6. Gosok gigi 4.0 32.640
7. Ganti baju 10.0 13.056
8. Main Handphone 20.0 6.528

Berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa beban kerja dalam

melaksanakan kegiatan diluar asuhan keperawatan (kegiatan non produktif) paling

besar adalah melakukan gosok gigi yaitu 32.640 kali, sedangkan beban kerja

paling kecil adalah main Handphone yaitu 6.528 kali

UNIVERSITAS SUMATERA
81

Tabel 4.23 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Cempaka 2

No. Kegiatan Keperawatan Standar Beban


Rata-rata (menit)
Langsung Kerja
1. Menerima pasien baru 22.5 5.802
(anamnesa)
2. Memberikan pemeriksaan 15.0 8.704
secara individu
3. Mengukur Vital Sign 10.0 13.056
4. Memasang infus 10.0 13.056
5. Pemberian oksigen 4.7 27.778
6. Pemberian obat oral dan 10.0 13.056
suntik
7. Merekam EKG 14.0 9.325
8. Memasang NGT 17.5 7.460
9. Melakukan Nebulizer 12.5 10.444
10. Memasang kateter urine 20.0 6.528
11. Mengukur intake output 10.0 13.056
12. Membantu memandikan 25.5 5.120
pasien
13. Menolong pasien BAB 12.5 10.444
14. Memberi gliserine spuit 12.5 10.444
15. Memberi tranfusi 37.5 3.481
16. Suction 10.5 12.434
17. Membuka infus 9.5 13.743
18. Memenuhi kebutuhan 15.0 8.704
integritas jaringan kulit
19. Menyiapkan bahan untuk 15.0 8.704
pemeriksaan labor
20. Menyiapkan pasien untuk 20.0 6.528
pemeriksaan radiologi

UNIVERSITAS SUMATERA
82

Tabel 4.23 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Cempaka 2 (Lanjutan)

Kegiatan Keperawatan Standar Beban


No Rata-rata (menit)
Langsung Kerja
21. Perawatan jenazah 15.0 8.704
22. Mengganti alat tenun 15.0 8.704
23. Persiapan operasi 25.0 5.222
24. Serah terima pasien 17.5 7.460
operasi
25. Menemani visite dokter 40.0 3.264
26. Dokumentasi asuhan 20.0 6.528
keperawatan
27. Observasi pasien 20.0 6.528
28. Pendidikan Kesehatan 12.5 10.444
29. Timbang terima tugas 20.0 6.528
30. Melakukan resusitasi 20.0 6.528
31. Menyiapkan transportasi 20.0 6.528
pasien
32. Menyiapkan pasien akan 25.0 5.222
pulang
33. Cuci tangan rutin 5.0 26.112

Berdasarkan Tabel 4.23 diketahui bahwa standar beban kerja dalam

melakukankegiatan keperawatan langsung di Ruang Cempaka 2 yang paling

besar adalah pemberian oksigen yaitu 27.778 kali, sedangkan kegiatan dengan

beban kerja terkecil adalah memenuhi kebutuhan memandikan pasien yaitu

5120 kali.

UNIVERSITAS SUMATERA
83

Tabel 4.24 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung di


Ruang Cempaka 2
No. Kegiatan Keperawatan Tidak Rata-rata Standar Beban
Langsung (menit) Kerja
1. Membaca buku rawatan 10.0 13.056
2. Timbang terima pasien/overrant 40.0 3.264
shift
3. Menulis buku 65.0 2.008
rawatan/penghubung antar shift
4. Menulis catatan perkembangan 65.0 2.008
pasien di status
5. Membuat daftar diet 13.5 9.671
6. Memeriksa daftar obat 80.0 1.632
7. Sterilisasi alat 45.0 2.901
8. Pertemuan Diklat 135.0 967.1
9. Briefing 10.0 13056
10. Senam pagi mingguan 45.0 2.901

Berdasarkan Tabel 4.24 diketahui bahwa beban kerja melaksanakan

kegiatan keperawatan tidak langsung di Ruang Cempaka 2 paling besar adalah

briefing yaitu 13.056 kali, sedangkan kegiatan dengan beban kerja paling kecil

adalah mengikuti pertemuan Diklat yaitu 967.1 kali.

Tabel 4.25 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non Produktif di


Ruang Cempaka 2
No. Kegiatan Keperawatan Non Rata-rata Standar Beban
Produktif (menit) Kerja
1. Shalat 13.0 10.043
2. Makan/Minum 22.5 5.802
3. Toilet 7.5 17.408
4. Telepon Pribadi 9.0 14.506
5. Duduk di nurse station 20.0 6.528
6. Gosok gigi 4.0 32.640
7. Ganti baju 7.5 17.408
8. Main Handphone 15.0 8.704

UNIVERSITAS SUMATERA
84

Berdasarkan Tabel 4.25 diketahui bahwa beban kerja dalam melaksanakan

kegiatan diluar asuhan keperawatan (kegiatan non produktif) paling besar adalah

melakukan gosok gigi yaitu 26.112 kali, sedangkan beban kerja paling kecil

adalah makan dan minum yaitu 6.528 kali.

Tabel 4.26 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Mawar Rawatan

No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata Standar Beban


Langsung (menit) Kerja
1. Menerima pasien baru
17.5 7.456
(anamnesa)
2. Memberikan pemeriksaan
20.0 6.528
secara individu
3. Mengukur Vital Sign 10.0 13.056
4. Memasang infus 10.0 13.056
5. Pemberian oksigen 3.5 37.302
6. Pemberian obat oral dan suntik 12.5 10.444
7. Merekam EKG 10.0 13.056
8. Memasang NGT 17.5 7.456
9. Melakukan Nebulizer 10.0 13.056
10. Memasang kateter urine 22.5 5.802
11. Mengukur intake output 10.0 13.056
12. Membantu memandikan pasien 22.5 5.802
13. Menolong pasien BAB 23.0 5.676
14. Memberi tranfusi 7.5 17.408
15. Membuka infus 20.0 6.528
16. Menyiapkan bahan untuk
22.5 5.802
pemeriksaan labor

UNIVERSITAS SUMATERA
85

Tabel 4.26 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Langsung di Ruang


Mawar Rawatan (Lanjutan)

No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata Standar Beban


Langsung (menit) Kerja
17. Menyiapkan pasien untuk
15.0 8.704
pemeriksaan radiologi
18. Perawatan jenazah 15.0 8.704
19. Mengganti alat tenun 35.0 3.730
20. Persiapan operasi 22.5 5.802
21. Serah terima pasien operasi 40.0 3.264
22. Menemani visite dokter 25.0 5.222
23. Dokumentasi asuhan kebidanan 15.0 8.704
24. Observasi pasien 10.0 13.056
25. Pendidikan Kesehatan 15.0 8.704
26. Timbang terima tugas 15.0 8.704
27. Melakukan resusitasi 15.0 8.704
28. Menyiapkan transportasi pasien 37.5 3.481
29. Menyiapkan pasien akan pulang 7.0 18.651
30. Cuci tangan rutin 20.0 6.528
31. Periksa Kehamilan 20.0 6.528
32. Pulva hygiene 22.5 5.802
33. Menerima bayi post Sectio
15.0 8.704
Caesaria
34. Memandikan bayi 20.0 6.528
35. Membersihkan luka post Sectio
20.0 6.528
Caesaria

Berdasarkan Tabel 4.26 diketahui bahwa standar beban kerja dalam

melakukan kegiatan keperawatan langsung di Ruang Mawar Rawatan yang

UNIVERSITAS SUMATERA
86

paling besar adalah pemberian oksigen yaitu 37.302 kali, sedangkan kegiatan

dengan beban kerja terkecil adalah menemani visite dokter yaitu 3.264 kali.

Tabel 4.27 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung di


Mawar Rawatan

No. Kegiatan Keperawatan Standar Beban


Tidak Langsung Rata-rata (menit)
Kerja

1. Membaca buku rawatan 10.0 13.056


2. Timbang terima 35.0 3.730
pasien/overrant shift
3. Menulis buku 45.0 2.901
rawatan/penghubung antar
shift
4. Menulis catatan 45.0 2.901
perkembangan pasien di
status
5. Membuat daftar diet 10.0 13.056
6. Memeriksa daftar obat 27.5 4.747
7. Sterilisasi alat 45.0 2.901
8. Pertemuan Diklat 135.0 967.1
9. Briefing 10.0 13.056
10. Senam pagi mingguan 45.0 2.901

Berdasarkan Tabel 4.27 diketahui bahwa beban kerja melaksanakan

kegiatan keperawatan tidak langsung di Ruang Mawar Rawatan paling besar

adalah membuat daftar diet dan membaca buku rawatan yaitu 13.056 kali,

sedangkan kegiatan dengan beban kerja paling kecil adalah mengikuti briefing

sebelum kegiatan yaitu 967.1 kali

UNIVERSITAS SUMATERA
87

Tabel 4.28 Standar Beban Kerja Kegiatan Keperawatan Non Produktif di


Ruang Mawar Rawatan

No. Kegiatan Keperawatan Rata-rata (menit) Standar Beban


Non Produktif Kerja

1. Shalat 10.0 13.056


2. Makan/Minum 20.0 6.532
3. Toilet 10.0 13.056
4. Telepon Pribadi 6.0 21.760
5. Duduk di nurse station 27.5 4.750
6. Gosok gigi 4.0 32.662
7. Ganti baju 7.5 17.408
8. Main Handphone 1 5.0 8.704

4.6.5 Standar Kelonggaran di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Adnaan WD

Standar kelonggaran terhadap pelaksanaan kegiatan keperawatan dapat

diperoleh melalui perbandingan waktu kerja tersedia dengan rata-rata waktu

kegiatan pokok. Komponen standar kelonggaran meliputi pertemuan kepala

ruangan, mengikuti briefing, mengikuti pelatihan, menyusun laporan kegiatan dan

menyusun kebutuhan habis pakai, dapat dilihat pada tabel 4.29

Tabel 4.29 Standar Kelonggaran Tenaga Keperawatan di Ruang Instalasi


Rawat Inap RSUD dr.Adnaan WD
No Faktor Kelonggaran Rata-rata waktu Standar
Kelonggaran
1 Pertemuan Kepala Ruangan 6000 0.045
2 Mengikuti Briefing 4500 0.034
3 Mengikuti Pelatihan 6000 0.045
4 Menyusun Laporan Kegiatan 6000 0.045
5 Menyusun Kebutuhan Bahan 4500 0.034
habis pakai
Total 0.203

UNIVERSITAS SUMATERA
88

Berdasarkan pada Tabel 4.29 diketahui faktor kelonggaran perawat yang

paling besar adalah pertemuan kepala ruangan, mengikuti pelatihan dan menyusun

laporan kegiatan yang dilakukan rata-rata 2 jam setiap minggu (6000 menit dalam

setahun), sedangkan faktor kelonggaran paling rendah adalah mengikuti briefing

dan menyusun kebutuhan bahan habis pakai yang dilakukan sekitar 1,5 jam setiap

minggu (4500 menit dalam setahun )

Standar Kelonggaran yang didapat dari hasil observasi dan wawancara

adalah sebesar 0.203 pertahun yang didapat dari faktor-faktor kelonggaran seperti

melakukan pertemuan kepala ruangan, mengikuti briefing, mengikuti pelatihan,

menyusun laporan kegiatan dan menyusun kebutuhan bahan habis pakai. Faktor-

faktor kelonggaran yang banyak memakan waktu yaitu pertemuan kepala ruangan,

mengikuti pelatihan dan menyusun laporan kegiatan.

Penyusunan standar kelonggaran adalah berdasarkan faktor-faktor

kelonggaran diluar tugas keperawatan yang dilakukan tenaga keperawatan untuk

mendukung tugas-tugas pokok keperawatan.

4.7 Perhitungan dengan Metode WISN dan PPNI Per Peruang Perawatan

4.7.1 Ruang Dahlia

1. WISN

a. Menghitung kebutuhan tenaga perawat

Ruang Dahlia merupakan ruang rawat yang diperuntukkan bagi pasien

dengan penyakit paru dan neurologi. Kebutuhan tenaga perawat di

UNIVERSITAS SUMATERA
89

Ruang Dahlia dengan jumlah pasien 1311 orang, dapat dihitung dengan

rumus,

Kebutuhan perawat = jumlah pasien + Standar Kelonggaran


Standar beban kerja

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada lampiran , diperoleh

hasil pembagian jumlah pasien dengan standar beban kerja sebesar

11.313 . Dengan hasil penghitungan standar kelonggaran sebesar 0,203.

Sehingga kebutuhan tenaga perawat di Ruangan Dahlia dapat dihitung

sebagai berikut,

Kebutuhan perawat = 11.313 + 0,203

Kebutuhan perawat = 11,313 atau 12 orang

Maka, kebutuhan tenaga perawat di ruangan Dahlia dibutuhkan

sebanyak 12 orang.

2. PPNI :

= (3,4 ×52) ×7 (28×59.02) ± 25 %


41×40
= (176,8) ×7 (16,52) ± 25 %
1640
= 20.455 ± 25%
1640
= 12.46 ± 3
= 13

UNIVERSITAS SUMATERA
90

Berdasarkan rumus dari PPNI didapatkan total kebutuhan perawat

sebanyak 13 perawat.

Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan dengan WISN di

ruang rawat Dahlia dibutuhkan tenaga perawat sebanyak 12 orang. Jika

dibandingkan dengan jumlah tenaga perawat yang ada pada saat ini yaitu

terdapat 15 orang. Maka, ruangan Dahlia terdapat kelebihan jumlah

tenaga perawat sebanyak tiga orang, hal tersebut terjadi karena

kemungkinan di Ruangan Dahlia sebagian besar merupakan perawat

yang rata-rata telah lama bekerja sehingga waktu rata-rata yang

dibutuhkan dalam melakukan kegiatan akan singkat juga ditambah pula

dengan jumlah pasien yang masuk lebih paling kecil dibandingkan

ruangan lain.disarankan untuk tenaga perawat yang berlebih sebaiknya

bisa dipindahkan ke ruangan yang lebih membutuhkan.

Berbeda dengan WISN ,penghitungan PPNI perawat yang

dibutuhkan adalah sebesar 13 orang akan tetapi jika ditambah dengan 25

% ataupun dikurang jumlah tenaga yang dibutuhkan jumlah perawat

masih mencukupi yang artinya tidak perlu dilakukan penambahan, Jika

dilihat dari nilai BOR (Bed Occupancy Rate) Dahlia sendiri dapat

dikatakan rendah yaitu 59,02, nilai BOR selalu bersifat fluktuatif

sehingga jumlah perawat yang dibutuhkan pun bisa berubah sesuai

dengan nilai BOR.

UNIVERSITAS SUMATERA
91

4.7.2 Ruang Teratai

1. WISN

a. Menghitung kebutuhan tenaga perawat

Ruang Teratai merupakan ruang rawat yang diperuntukkan bagi pasien

dengan bedah dan orthopedi . Kebutuhan tenaga perawat di Ruang

Teratai dengan jumlah pasien 1591 orang, dapat dihitung dengan

rumus,

Kebutuhan perawat = jumlah pasien + Standar Kelonggaran


Standar beban kerja

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada lampiran ,

diperoleh hasil pembagian jumlah pasien dengan standar beban kerja

sebesar 12.631 . Dengan hasil penghitungan standar kelonggaran sebesar

0,203. Sehingga kebutuhan tenaga perawat di Ruangan Dahlia dapat

dihitung sebagai berikut,

Kebutuhan perawat = 12.631+ 0.203

Kebutuhan perawat = 12.834 orang

= 13 orang

Maka, kebutuhan tenaga perawat di ruangan Teratai dibutuhkan

sebanyak 15 orang.

UNIVERSITAS SUMATERA
92

2. PPNI :

= (4 ×52) ×7 (31×55.48) ± 25 %
41×40
= (208) ×7 (17.19) ± 25 %
1640
= 25.041 ± 25%
1640
= 16

Berdasarkan rumus dari PPNI didapatkan total kebutuhan perawat

sebanyak 13 perawat.

Berdasarkan hasil penghitungan WISN yang dilakukan, di ruang

rawat Teratai dibutuhkan tenaga perawat sebanyak 13 orang. Jika

dibandingkan dengan jumlah tenaga perawat yang yang ada saat ini yaitu

terdapat sebanyak 15 orang. Maka pada ruangan Teratai terdapat kelebihan

tenaga perawat sebanyak dua orang. Jika dilihat dari jumlah pasien

ruangan Teratai merupakan jumlah pasien terbanyak diantara ruangan

lainnya, akan tetapi perawat diruangan teratai jugalah yang paling banyak

tenaga perawat yang laki-laki sehingga dalam melakukan asuhan

keperawatan juga cepat tanggap karena ruangan Teratai merupakan

ruangan pasca bedah yang memerlukan jumlah tenaga yang lebih.

Disarankan jika masih ada ruangan yang lebih membutuhkan sebaiknya

perawat di ruangan Teratai dipindah kan keruangan lain ataupun tetap

UNIVERSITAS SUMATERA
93

dengan jadwal shift yang lebih diperbanyak agar lebih optimal dalam

menangani pasien.

Berbeda dengan WISN penghitungan dengan PPNI di ruang Teratai

mendapatkan hasil kebutuhan sebanyak 16 orang akan tetapi karna jika

ditambah maupun dikurang 25 % kebutuhan perawat masih dalam

mencukupi yaitu antara 12- 20 orang akan tetapi jumlah tersebut

didapatkan dikarenakan BOR dari ruangan tersebut rendah yaitu 55,48 %,

sehingga sewaktu-waktu jumlah perawat yang dibutuhkanpun bisa

berubah sesuai dengan BOR ruangan.

4.7.3 Ruang Melati

1. WISN

a. Menghitung kebutuhan tenaga perawat

Ruang Melati merupakan ruang rawat yang diperuntukkan bagi pasien


anak-anak. Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Melati dengan jumlah
pasien 1325 orang, dapat dihitung dengan rumus,

Kebutuhan perawat = jumlah pasien + Standar Kelonggaran


Standar beban kerja

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada lampiran , diperoleh

hasil pembagian jumlah pasien dengan standar beban kerja sebesar

10.177 . Dengan hasil penghitungan standar kelonggaran sebesar

0,203. Sehingga kebutuhan tenaga perawat di Ruangan Dahlia dapat

dihitung sebagai berikut,

UNIVERSITAS SUMATERA
94

Kebutuhan perawat = 10.177+ 0,203

Kebutuhan perawat = 10.380 orang

= 11 orang

Maka, kebutuhan tenaga perawat di ruangan Melati dibutuhkan

sebanyak 11 orang.

2. PPNI :

= (3,5 ×52) ×7 (25×47.32) ± 25 %


41×40

= (176,8) ×7 (16,52) ± 25 %
1640

= 20.455 ± 25%
1640

= 10

Berdasarkan rumus dari PPNI didapatkan total kebutuhan perawat

sebanyak 10 perawat.

Berdasarkan penghitungan dengan WISN di ruang Melati dibutuhkan

tenaga perawat sebanyak 11 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah tenaga

perawat yang ada saat ini yaitu terdapat 12 orang. Maka, pada ruangan

Melati terdapat kelebihan tenaga perawat sebanyak satu orang. Dilihat dari

segi pasien di ruangan Melati merupakan ruangan khusus untuk pasien

anak-anak yang jumlah pasiennya tidak terlalu banyak dibandingkan

UNIVERSITAS SUMATERA
95

ruangan lainnya, dan penyakit yang ditangani tidak sekompleks ruangan

lainnya, jika dilihat dari jumlah kelebihan perawatnya dirasa tidak perlu

untuk dilakukan pemindahan ruangan karena sewaktu-waktu pasien anak-

anak bertambah jumlahnya dan dilihat dari sisi pasiennya, memerlukan

waktu yang lebih lama dalam menanganinya karena rewel dan sebagainya.

Berbeda dengan WISN berdasarkan rumus PPNI tenaga yang

dibutuhkan di ruangan Melati yaitu sebanyak 10 orang yang jika ditambah

maupun dikurang 25 % masih mencukupi karena masih dalam rentang 7-13

orang. Dilihat dari nilai BOR di ruangan Melati memiliki BOR paling

rendah yaitu 47,32 % sehingga perawat yang dibutuhkan lebih sedikit

dibandingkan ruangan lainnya.

4.7.4 Ruang Cempaka 1

1. WISN

a. Menghitung kebutuhan tenaga perawat

Ruang Cempaka 1 merupakan ruang rawat yang diperuntukkan bagi

pasien dengan penyakit dalam dan kulit. Kebutuhan tenaga perawat di

Ruang Cempaka 2 dengan jumlah pasien 1417 orang, dapat dihitung

dengan rumus,

Kebutuhan perawat = jumlah pasien + Standar Kelonggaran


Standar beban kerja

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada lampiran , diperoleh hasil

pembagian jumlah pasien dengan standar beban kerja sebesar 11.313 .

UNIVERSITAS SUMATERA
96

Dengan hasil penghitungan standar kelonggaran sebesar 0,203. Sehingga

kebutuhan tenaga perawat di Ruangan Dahlia dapat dihitung sebagai

berikut,

Kebutuhan perawat = 12.187+ 0,203

Kebutuhan perawat = 12.390 orang

= 13 orang

Maka, kebutuhan tenaga perawat di ruangan Cempaka 1

dibutuhkan sebanyak 13 orang.

2. PPNI :

= (3.5 ×52) ×7 (21×67.87) ± 25 %


41×40
= (182) ×(99,76) ± 25 %
1640
= 18.156 ± 25%
1640
= 11

Berdasarkan rumus dari PPNI didapatkan total kebutuhan perawat

sebanyak 11 orang .

Berdasarkan penghitungan dengan WISN di ruang Cempaka 1

dibutuhkan tenaga perawat sebanyak 13 orang. Jika dibandingkan dengan

UNIVERSITAS SUMATERA
97

jumlah tenaga perawat yang ada saat ini yaitu terdapat 12 orang. Maka, pada

ruangan Cempaka 1 terdapat kekurangan tenaga perawat sebanyak satu

orang. Ruangan rawat inap Cempaka merupakan salah satu ruangan dengan

jumlah pasien terbanyak jika dilihat dari rata-rata waktu yang dibutuhkan

lebih lama karena merupakan ruangan bagi pasien penyakit dalam, kulit

yang memerlukan penanganan khusus, kekurangan tenaga dapat diatasi

dengan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga perawat khusunya yang

bekerja < 3 tahun sehingga mampu menangani pasien walau jumlahnya

terbatas dan bisa juga bagi ruangan lainnya yang kelebihan tenaga

dipindahkan ke ruangan Cempaka 1.

Berbeda dengan WISN jika dilihat dari rumus PPNI sendiri jumlah

tenaga yang dibutuhkan yaitu sebanyak 11 orang yang apabila ditambah

maupun dikurang 25 % maka hasilnya akan mencukupi karena masih dalam

rentang 7- 15 orang. Dilihat dari nilai BOR Cempaka 1 yang tinggi dinilai

tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu dilakukan

penambahan tenaga perawat akan tetapi BOR yang bersifat fluktuatif maka

tidak bisa dikatakan kekurangan ataupun kelebihan.

UNIVERSITAS SUMATERA
98

4.7.5 Ruang Cempaka 2

1. WISN

a. Menghitung kebutuhan tenaga perawat

Ruang Cempaka 2 merupakan ruang rawat yang diperuntukkan bagi

pasien dengan penyakit dalam dan kulit. Kebutuhan tenaga perawat di

Ruang Cempaka 2 dengan jumlah pasien 1573 orang, dapat dihitung

dengan rumus,

Kebutuhan perawat = jumlah pasien + Standar Kelonggaran


Standar beban kerja

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada lampiran ,diperoleh

hasil pembagian jumlah pasien dengan standar beban kerja sebesar 14.023

. Dengan hasil penghitungan standar kelonggaran sebesar 0,203. Sehingga

kebutuhan tenaga perawat di Ruangan Dahlia dapat dihitung sebagai

berikut,

Kebutuhan perawat = 14.023+ 0.203

Kebutuhan perawat = 14.226 orang

= 15 orang

Maka, kebutuhan tenaga perawat di ruangan Cempaka 2

dibutuhkan sebanyak 15 orang.

UNIVERSITAS SUMATERA
99

2. PPNI :

= (3.5 ×52) ×7 (25×83.29) ± 25 %

41×40

= (182) ×(145.75) ± 25 %

1640

= 26.527 ± 25%

1640

= 16.175 ± 25%

= 17

Berdasarkan rumus dari PPNI didapatkan total kebutuhan perawat

sebanyak 17 perawat.

Berdasarkan penghitungan dengan WISN di ruang Cempaka 2

dibutuhkan tenaga perawat sebanyak 15 orang. Jika dibandingkan dengan

jumlah tenaga perawat yang ada saat ini yaitu terdapat 13 orang. Maka, pada

ruangan Cempaka 1 terdapat kekurangan tenaga perawat sebanyak dua

orang. Jika dilihat dari jumlah pasien Cempaka 2 merupakan ruang rawat

inap dengan jumlah pasien terbanyak, sehingga memerlukan tenaga

keperawatan yang lebih juga untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan

diklat bagi perawat yang bekerja < 3 tahun maka akan mampu memberikan

pelayanan yang optimal kepada pasien, dan bisa juga bagi ruangan lain yang

berlebih diruangan lainnya dipindahkan ke Cempaka 2.

UNIVERSITAS SUMATERA
10

Berbeda dengan WISN jika dilihat dari PPNI sendiri tenaga perawat

yang dibutuhkan adalah sebanyak 17 orang, akan tetapi jika ditambah

ataupun dikurang 25 % maka tenaga perawat diruangan Cempaka 2 sudah

cukup pada rentang 13-21. Nilai BOR untuk ruangan Cempaka 2 cukup

tinggi yaitu 83,29 % sehingga dapat dikatakan tingkat pemanfaatan tempat

tidurnya tinggi juga dan diasumsikan perawat yang dibutuhkan lebih banyak

juga. Nilai BOR yang bersifat fluktuatif juga akan mempengaruhi jumlah

tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang Cempaka 2 nantinya.

4.7.6 Ruang Mawar

1. WISN

a. Menghitung kebutuhan tenaga perawat

Ruang Mawar Rawatan merupakan ruang rawat yang diperuntukkan

bagi pasien dengan pasca melahirkan. Kebutuhan tenaga perawat di

Ruang Mawar Rawatan dengan jumlah pasien 1201 orang, dapat dihitung

dengan rumus,

Kebutuhan perawat = jumlah pasien + Standar Kelonggaran


Standar beban kerja

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada lampiran , diperoleh

hasil pembagian jumlah pasien dengan standar beban kerja sebesar 10.358

. Dengan hasil penghitungan standar kelonggaran sebesar 0,203. Sehingga

UNIVERSITAS SUMATERA
10

kebutuhan tenaga perawat di Ruangan Mawar Rawatan dapat dihitung

sebagai berikut,

Kebutuhan perawat = 10.358+ 0,203

Kebutuhan perawat = 10.561 orang

= 11 orang

Maka, kebutuhan tenaga Bidan di ruangan Mawar Rawatan dibutuhkan

sebanyak 11 orang.

2. PPNI :

= (2.5 ×52) ×7 (25×66.60) ± 25 %


41×40
= (156) ×(116,55) ± 25 %
1640
= 18.181 ± 25%
1640
= 11

Berdasarkan rumus dari PPNI didapatkan total kebutuhan bidan

sebanyak 11 bidan.

Berdasarkan penghitungan dengan WISN di ruang Mawar Rawatan

dibutuhkan tenaga bidan sebanyak 11 orang. Jika dibandingkan dengan

UNIVERSITAS SUMATERA
10

jumlah tenaga bidan yang ada saat ini yaitu terdapat 8 orang. Maka, pada

ruangan Mawar Rawatan terdapat kekurangan tenaga Bidan sebanyak tiga

orang. Jika dilihat dari jumlah pasien dengan jumlah tenaga bidan yang

hanya 8 orang dirasa kurang untuk memberikan pelayanan optimal kepada

pasien,jika tidak bisa dilakukan penambahan tenaga perlu dilakukan

pendidikan dan pelatihan bagi bidan sehingga walau jumlah sedikit bisa

memberikan pelayanan yang optimal juga kepada pasien, saran lainnya

yaitu pengaturan jadwal shift yang memungkinkan untuk lebih banyak bidan

diletakkan dalam satu shift kerja.

Berbeda dengan WISN jika dilihat dari PPNI sendiri yang hasilnya

dibutuhkan sebanyak 11 tenaga bidan akan tetapi jika ditambah ataupun dikurangi

25 % hasilnya akan mencukupi karena masih dalam rentang 7-15 orang tenaga.

Dilihat dari angka BOR ruangan yang tinggi juga yaitu 66,60 % dapat dikatakan

tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi pula. Nilai BOR yang sewaktu

waktu bersifat fluktuatif pun bisa merubah kebutuhan tenaga bidan juga.

Tabel 4.30. Perbandingan Metode WISN dengan PPNI Tiap Ruang


Perawatan Rawat Inap
No Ruangan Jumlah yang ada WISN PPNI
Pada saat ini
1. Dahlia 15 2 13
2. Teratai 15 13 16
3. Melati 12 11 10
4. Cempaka 1 12 13 11
5. Cempaka 2 13 15 17
6. Mawar Rawatan 8 11 11

UNIVERSITAS SUMATERA
10

Menurut SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No

81/mENKES/SK/2004 salah satu metode yang telah dikembangkan Departemen

kesehatan untuk menghitung kebutuhan tenaga rumah sakit adalah metode

Workload Indicator Staff Need (WISN) adalah indikator yang menunjukkan

besarnya kebutuhan tenaga akan lebih mudah dan rasional. Kelebihan metode ini

mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan.

Komprehensif dan realistis (Depkes, 2004)

Berdasarkan perhitungan ketenagaan keperawatan dengan metode WISN ,

maka diperoleh kebutuhan perawat masing- masing ruang perawatan sebanyak

Dahlia 12 orang yang mana pada saat ini berjumlah 15 yang berarti kelebihan 3

orang, Teratai berjumlah 15 orang yang mana pada saat ini berjumlah 13 orang

yang berarti kelebuhan 2 tenaga, Melati berjumlah 11 orang yang mana pada saat

ini berjumlah 12 orang yang berarti kelebihan 1 tenaga, Cempaka 1 berjumlah 13

orang yang pada saat ini berjumlah 12 yang berarti kekurangan 1 tenaga,

Cempaka 2 yang berjumlah 15 orang sedangkan pada saat ini berjumlah 13 orang

yang berarti kekurangan 2 dan terakhir mawar rawatan yang berjumlah 11 orang

yang pada saat ini berjumlah 8 orang yang berarti kejurangan 3 tenaga. Hal

tersebut berarti distribusi penempatan tenaga keperawatan belum terdistribusi

secara merata.

Adanya kekurangan tenaga perawat dibandingkan beban kerja yang ada

menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem manajemen keperawatan atau

pembagian kerja yang tidak seimbang, didukung dengan observasi kegiatan

tenaga keperawatan banyak dihabiskan untu kegiatan di luar asuhan keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA
10

(kegiatan keperawatan tidak langsung. Sesuai dengan penelitian Amini (2014), di

Rumah Sakit Bangkatan Binjai bahwa tenaga keperawatan lebih banyak

melakukan kegiatan non keperawatan sperti menulis buku rawatan ,menulis

catatan perkembangan pasien, menyusun kebutuhan obat dan sterilisasi alat.

Selain dengan menggunakan metode WISN peneliti juga menggunakan

metode lain yaitu metode PPNI dimana rumus ini merupakan hasil kesepakatan

perawat indonesia, yang PPNI itu sendiri salah satunya menggunakan BOR rumah

sakit untuk melihat kebutuhan tenaga keperawatan, sesuai teori hasil yang

dihasilkan PPNI akan selalu besar dibandingkan WISN dan Rumus PPNI ini

sendiri menggunakan ±25% dari jumlah yang didapatkan sehingga hasil yang

telah didapat oleh peneliti yaitu Dahlia sebanyak 13 orang sedangkan jumlah saat

ini 15 orang , Teratai sebanyak 16 orang sedangkan jumlah saat ini 14 orang,

Melati sebanyak 10 orang sedangkan jumlah saat ini 12orang ,Cempaka sebanyak

13 orang sedangkan jumlah saat ini 12, Cempaka 2 orang sebanyak 17 sedangkan

jumlah saat ini 13 dan mawar Rawatan sebanyak 11 orang sedangkan jumlah saat

ini ada 8 orang.

Adanya jumlah tenaga yang ada dan setelah dihitung berbeda ada yang

kekurangan dan ada yang kelebihan karena faktor 25% dengan asumsi

produktivitas perawat Indonesia lebih rendah oleh karena itu PPNI hasilnya selalu

lebih besar dari pada WISN yang mana WHO telah menetapkan WISN sebagai

salah satu rumuas dalam perhitungan tenaga keperawatan. Akan tetapi pada

perhitungan PPNI dengan jumlah dengan faktor 25% tidak perlu dilakukan

penjumlahan maupun pengurangan karena hasilnya akan terdapat range yang

UNIVERSITAS SUMATERA
10

artinya tenaga keperawatan dimasing-masing ruangan sudah mencukupi,

kelemahan dari PPNI itu sendiri karena memakai data BOR, karena BOR rumah

sakit akan selalu fluktuatif tergantung angka kunjungan. BOR Rumah Sakit Dr.

Adnaan WD saat ini tergolong rendah sehingga perlu rumah sakit meningkatkan

mutu pelayanan dan juga salah satu caranya adalah dengan memindahkan tempat

tidur keruangan yang pasiennya jauh lebih banyak. Karena salah satu indikator

mutu pelayanan rumah sakit adalah BOR yang ideal.

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian

ini sebagai berikut :

1. Waktu kerja tersedia dalam pelayanan keperawatan di tiap-tiap ruang

perawatan Unit Rawat Inap RSUD adalah 130.560/tahun yang merupakan

hasil perhitungan, cuti tahunan, waktu pelatihan, hari libur, ketidakhadiran

serta waktu kerja perhari

2. Standar kegiatan pokok di unit rawat inap diperoleh berdasarkan observasi

oleh peneliti dan ditemukan rata-rata waktu kegiatan tenaga keperawatan

banyak dihabiskan diluar keperawatan langsung

3. Waktu kerja untuk melaksanakan kegiatan di masing-masing ruang

perawatan bervariasi disebabkan banyak faktor seperti perbedaan

keterampilan dan juga faktor pasien sendiri sehingga dibutuhkan diklat bagi

tenaga keperawatan yang baru masuk.

4. Standar beban kerja di masing-masing ruang perawatan paling besar adalah

cuci tangan rutin sedangkan beban kerja paling kecil adalah pertemuan

diklat

5. Perencanaan pendidikan dan pelatihan belum ada sehingga tenaga

keperawatan belum semuanya mendapatkan pendidikan dan pelatihan dan

menyebabkan kurang terampilnya tenaga keperawatan dalam melakukan

asuhan keperawatan

106
UNIVERSITAS SUMATERA
10

6. Standar kelonggaran pelayanan di Unit Rawat Inap dengan indeks 0,203

meliputi pertemuan kepala ruangan, mengikuti briefing, mengikuti

pelatihan, menyusun laporan kegiatan dan menyusun kebutuhan habis pakai

7. Rata-rata BOR (Bed Occupancy Rate) ruang perawatan Unit Rawat Inap

RSUD dr. Adnaan WD masih rendah dan belum mencapai standar nasional.

8. Kebutuhan tenaga keperawatan masing-masing ruang perawatan dengan

metode WISN didapatkan hasil tenaga keperawatan belum terdistribusi

secara merata ada yang kekurangan dan ada yang kelebihan, sedangkan

dengan metode PPNI tidak perlu dilakukan pengurangan maupun

penambahan disebabkan faktor ± 25 % yang artinya jika hasil kebutuhan

tenaga dikurangi 25 % dan ditambah 25 % dari jumlah total hasilnya

menunjukkan mencukupi.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Manajemen Rumah Sakit dr. Adnaan WD melalui bidang keperawatan perlu

menata dan membuat kebiakkan tentang pembagian tugas kepada perawat

sehingga sesuai dengan beban kerja pada setiap unit rawat inap.

2. Ketua tim keperawatan sebaiknya melakukan evauasi tentang pembagian

tenaga perawat pada setiap unit rawat inap, sehingga proses pelayanan

keperawatan dapat terlaksana dengan baik, sebagai upaya meningkatkan

kualitas pelayanan rumah sakit.

UNIVERSITAS SUMATERA
10

3. Sebaiknya pembagian tenaga perawat sesuai dengan fungsinya sehingga

tidak ditempatkan di ruang kebidanan.

4. Bidang diklat dan pembangunan rumah sakit dr. Adnaan Wd perlu

melakukan pengembangan kualitas perawat dan bidan terutama untuk

perawat dan bidan yang baru sehingga mampu melaksanakan pelayanan

sesuai dengan kebutuhan pasien melalui pelatihan serta pedidikan lanjutan.

5. Sebaiknya rumah sakit bisa meningkatkan BOR dengan memindahkan

tempat tidur ke ruangan yang jumlah pasiennya banyak.

UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y.2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit.Jakarta : UI Press

Amini, R.S.2014. Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia Tenaga


Keperawatan Menggunakan Metode Workload Indicator Staff Need (WISN)
di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bangkatan Binjai Tahun 2014. Tesis usu

Aulia, M.2017. Analisis Kebutuhan Tenaga Keperawatan Menggunkan Metode


Workload Indicator Staff Need (WISN) di Pelayanan Rawat Inap RSUD
Dr Adnaan WD Payakumbuh. 2017

Bakri,M.H.2017.Manajemen Keperawatan.Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Kepmenkes. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


81/Menkes/SK/I/2004 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM
Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Jakarta

Fathoni, A.2006.Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : PT


Rineka Cipta

Hariyati,T S.2014.Perencanaan,Pengembangan Dan Utiliasi Tenaga


Keperawatan.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada

Kuntoro,A.2010.Buku Ajar Manajemen Keperawatan.Yogyakarta : Suka Medika

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan


Perizinan Rumah Sakit. Jakarta

Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.


Jakarta

Peraturan Presiden RI Nomor 72 tahun 2012 tentang system kesehatan nasional


(SKN). Jakarta

Rifani,N dan Hartanti S.2013.Prinsip-Prinsip Dasar Keperawatan.Jakarta: Dunia


Cerdas

RSUD dr.Adnaan WD Payakumbuh.2016. Profil RSUD dr. Adnaan WD


Payakumbuh.Payakumbuh

Sutrisno,E.2009.Manajamen Sumber Daya Manusia.Jakarta : Kencana Prenada


Media Group

Triwibowo,C.2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta :


Trans Info Media.

109
UNIVERSITAS SUMATERA
110

Undang-Undang Nomor 03 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.


Jakarta

Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta

Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta

Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA
LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS KEBUTUHAN PARAMEDIS KEPERAWATAN PER RUANG
PERAWATAN RAWAT INAP RSUD Dr. ADNAAN WD KOTA
PAYAKUMBUH TAHUN 2018

I. Karakteristik Responden

a. Nomor Responden :
b. Nama Responden :
c. Umur :
d. Jenis Kelamin :
e. Pendidikan :
f. Unit Kerja :
g. Ruang :
h. Lama Kerja :

II. Beban Kerja Perawat

Unit Kerja Kegiatan Pokok yang diobservasi Rata-rata


Waktu
(menit)
Kegiatan produktif
Tindakan perawatan langsung
Menerima pasien baru (anamnesa)
Memberikan pemeriksaan secara individu
Mengukur vital sign
Memasang infuse
Pemberian oksigen
Pemberian obat oral dan suntik
Merekam EKG
Memasang NGT
Memasang kateter urin
Mengukur intake output
Memandikan pasien
Menolong pasien BAB
Memberi gliserin spuit
Memberi tranfusi
Suction
Membuka infuse
Memenuhi kebutuhan integritas jaringan

UNIVERSITAS SUMATERA
kulit
Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan
laboratorium
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan
radiologi
Memberi huknah
Perawatan jenazah
Mengganti alat tenun
Persiapan operasi
Serah terima pasien operasi
Menemani visite dokter
Melakukan resusitasi
Menyiapkan pasien pulang
Dokumentasi asuhan keperawatan
Observasi pasien
Pendidikan Kesehatan (Penkes)
Timbang terima tugas
Menyiapkan transportasi pasien
Cuci tangan secara rutin
Kegiatan keperawatan tidak langsung
Membaca buku rawatan
Timbang terima pasien/overran shift
Menulis buku rawatan/penghubung antar
shift
Menulis catatan perkembangan pasien di
status
Membuat daftar diet
Memeriksa daftar obat
Memenuhi kebutuhan kebersihan dan
lingkungan
Sterilisasi alat
Pertemuan Diklat mingguan
Senam pagi mingguan
Kegiatan Non Produktif
Sembahyang
Makan/minum
Ke toilet
Telepon pribadi
Duduk di nurse station
Gosok gigi
Ganti baju
Mendengar music

UNIVERSITAS SUMATERA
LAMPIRAN 2. PedomanWawancara
ANALISIS KEBUTUHAN PARAMEDIS KEPERAWATAN PER RUANG
PERAWATAN RAWAT INAP RSUD DR. ADNAAN WD KOTA
PAYAKUMBUH TAHUN 2018
KarakteristikResponden
a. Nomor responden :
b. Nama responden :
c. Umur :
d. Jenis kelamin :
e. Pendidikan :
f. Unit kerja :
g. Lama kerja :

I. PETUNJUK UMUM
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menyampaikan ucapan terimakasih kepada informan atas ketersediaan dan
waktu yang telah diluangkan untuk diwawancarai
3. Menjelaskan maksud dan tujuan melakukan wawancara

II.PETUNJUK WAWANCARA MENDALAM


1. Wawancara dan pencatatan dilakukan oleh peneliti sendiri
2. Informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan
komentar
3. Jawaban tidak ada yang benar atau salah
4. Semua pendapat, pengalaman, saran dan komentar informan sangat
bernilai dan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian
5. Menyampaikan kepada informan bahwa wawancara ini akan direkam
menggunakan alat perekam untuk membantu ingatan pewawancara.

III.POKOK PEMBAHASAN
Informan pertama : Kepala Bidang Pelayanan Perawatan,Kepala Ruangan
Rawat Inap

UNIVERSITAS SUMATERA
A. Waktu kerja tersedia
1. Berapa jumlah hari kerja perawat dan bidan di masing-masing
ruang perawatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum
Daerah dr.Adnaan WD?
2. Berapa jumlah hari untuk cuti dan bagaimana pembagiannya ?
3. Adakah kesempatan tenaga perawat dan bidan untuk mengikuti
diklat?
4. Apakah terdapat toleransi ketidakhadiran dalam hari kerja
malam? Jika iya ada berapa hari?
5. Apakah perawat dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan tersebut ? Adakah keluhan dari
perawat?
6. Menurut ibu bagaimana aktivitas perawat dan bidan setiap harinya?

B. Kategori aktivitas SDM


1. Bagaimana penilaian Bapak/Ibu mengenai aktivitas keperawatan
langsung dan tidak langsung? Apakah seimbang?

C. Standar beban kerja


1. Adakah alokasi waktu yang ditetapkan untuk melakukan prosedur?
2. Bagaimanakah beban kerja perawat di masing-masing ruang
perawatan instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
dr.Adnaan WD?
3. Apakah kepala ruangan juga melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien ? jika iya, seberapa jauh?

D. Standar kelonggaran
1. Adakah diakukan monitoring, briefing? Rutinkah ?
2. Apabila paramedis keperawatan mengikuti kegiatan
lainnya, bagaimana pendelegasian tuganya?

E. Perhitungan kebutuhan paramedis keperawatan


1. Bagaimana pendistribusian tenaga paramedis masing-masing ruang
perawatan?
2. Bagaimanana pembagian tugas kepada masing-masing paramedis
keperawatan?

UNIVERSITAS SUMATERA
Informan kedua : Tenaga Perawat dan Bidan Pelaksana
A. Waktu kerja Tersedia
1. Berapa jumlah hari kerja Bapak/Ibu di ruang perawatan instalasi
rawat inap Rumah Sakit Umum dr.Adnaan WD?
2. Adakah kesempatan Bapak/Ibu untuk mengapa ikuti diklat ?
3. Apakah terdapat toleransi ketidakhadiran dalam hari kerja?
4. Apakah bapak/ibu dapat menyelesaikan pekerjaan ?

B. Aktivitas keperawatan
1. Menurut Bapak/Ibu bagaimana aktivitas perawat setiap harinya?
2. Bagaimana penilaian Bapak/Ibu mengenai aktivitas perawat
langsung dan tidak langsung? Apakah seimbang?

C. Standar beban kerja


1. Adakah alokasi waktu yang ditetapkan untuk melakukan prosedur?
2. Bagaimana beban kerja Bapak/Ibu di ruang perawatan instalasi
rawat inap Rumah Sakit Umum dr.Adnaan WD?

D. Standar kelonggaran
1. Adakah kegiatan monitoring/briefing? Berapa lamakah waktu
maksimalnya?
2. Apabila Bapak/Ibu mengikuti diklat, bagaimana pendelegasian
tugasnya?

E. Perhitungan kebutuhan paramedis keperawatan


1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai perhitungan paramedis
keperawatan di Rumah Sakit Umum dr.Adnaan WD?
2. Bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu tentang pendistribusian
tenaga keperawatan masing-masing ruang perawatan?
3.Bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu tentang pembagian
tugas masing-masing tenaga keperawatan?

UNIVERSITAS SUMATERA
LAMPIRAN 3. Dokumentasi

Gambar 1. Observasi kepada Kepala Instalasi Rawat Inap

Gambar 2. Observasi kepada Perawat Primer

UNIVERSITAS SUMATERA
Gambar 3. Observasi Kegiatan Tenaga Keperawatan

Gambar 4. Observasi Kegiatan Tenaga Keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA
Gambar 5. Pengambilan Data Pasien Masuk Tahun 2017

Gambar 6. Observasi Kegiatan Tenaga Keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA
Gambar 7. Observasi Kegiatan Tenaga Keperawatan

Gambar 8. Pengambilan Data Pasien Masuk Tahun 2017

UNIVERSITAS SUMATERA
Gambar 9. Pengambilan Data Pasien Masuk Tahun 2017

Gambar 10. Observasi Kegiatan Tenaga Keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA
Lampiran
Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Dahlia
No. Kegiatan Keperawatan Standar Kebutuhan
Langsung Beban Perawat
Kerja (jlh pasien)
1 Menerima pasien baru 6.528 0.200
(anamnesa)
2. Memberikan pemeriksaan secara 8.160 0.160
individu
3. Mengukur vital sign 11.353 0.115
4. Memasang infus 13.743 0.095
5. Pemberian oksigen 26.112 0.050
6. Pemberian obat oral dan suntik 12.434 0.105
7. Merekam EKG 11.353 0.115
8. Memasang NGT 7.253 0.180
9 Melakukan Nebulizer 13.056 0.100
10. Memasang kateter 10.444 0.125
11. Mengukur intake output 13.056 0.100
12. Memandikan pasien 5.802 0.255
13. Menolong pasien BAB 6.528 0.200
14. Memberi gliserine spuit 9.325 0.140
15. Memberi tranfusi 6.528 0.200
16. Suction 13.056 0.100
17. Membuka infus 20.086 0.065
18. Memenuhi kebutuhan integritas 10.444 0.125
jar.kulit
19. Menyiapkan bahan untuk 6.528 0.200
pemeriksaan laboratorium
20. Menyiapkan pasien untuk 6.528 0.200
pemeriksaan radiologi
21. Memberi huknah (klisma) 9.004 0.145
22. Perawatan jenazah 5.222 0.251
23. Mengganti alat tenun 9.325 0.140
24. Persiapan operasi 3.264 0.401
25. Serah terima pasien operasi 8.704 0.150
26. Menemani visite dokter 3.576 0.366

UNIVERSITAS SUMATERA
Lanjutan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang
No. Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Beban Kebutuhan
Kerja Perawat (jlh
pasien)
27. Dokumentasi asuhan keperawatan 6.528 0.200
28. Observasi pasien 7.460 0.175
29. Pendidikan kesehatan 5.934 0.220
30. Timbang terima tugas 5.802 0.225
31. Melakukan resusitasi 8.704 0.150
32. Menyiapkan transportasi pasien 5.802 0.255
33. Menyiapkan pasien akan pulang 6.528 0.200
34. Cuci tangan rutin 32.640 0.040
35. Membaca buku rawatan 6.528 0.200
36. Timbang terima pasien/overrant 3.730 0.351
shift
37. Menulis buku 2.176 0.602
rawatan/penghubung antar shift
38. Menulis catatan perkembangan 2.176 0.602
pasien di status
39. Membuat daftar diet 13.056 0.100
40. Memeriksa daftar obat 1.740 0.753
41. Sterilisasi alat 2.901 0.451
42. Briefing sebelum kegiatan 11.869 0.110
43. Pertemuan Diklat mingguan 967.1 0.135
44. Senam pagi mingguan 2.901 0.451
45. Shalat 12.434 0.105
46. Makan/Minum 6.528 0.200
47. Toilet 16.320 0.080
48. Telepon Pribadi 17.408 0.075
49. Duduk di nurse station 8.704 0.150
50. Gosok gigi 26.112 0.050
51. Ganti baju 17.408 0.075
52. Main Handphone 8.704 0.150
Total 500.041 11.313

UNIVERSITAS SUMATERA
Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang
No. Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Kebutuhan
Beban Kerja Perawat (jlh
pasien)
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 7.460 0.213
2. Memberikan pemeriksaan secara 8.704 0.182
individu
3. Mengukur vital sign 130.56 0.121
4. Memasang infus 18.651 0.085
5. Pemberian oksigen 21.058 0.075
6. Pemberian obat oral dan suntik 17.884 0.088
7. Merekam EKG 9.671 0.164
8. Memasang NGT 11.869 0.134
9 Melakukan Nebulizer 15.921 0.099
10. Memasang kateter 11.452 0.138
11. Mengukur intake output 16.320 0.090
12. Memandikan pasien 4.747 0.335
13. Menolong pasien BAB 10.444 0.152
14. Memberi gliserine spuit 13.056 0.121
15. Memberi tranfusi 4.352 0.365
16. Suction 14.506 0.109
17. Membuka infus 26.112 0.060
18. Memenuhi kebutuhan integritas jar.kulit 3.264 0.487
19. Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan 6.528 0.243
laboratorium
20. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan 5.802 0.274
radiologi
21. Memberi huknah (klisma) 13.056 0.121
22. Perawatan jenazah 7.460 0.213
23. Mengganti alat tenun 11.869 0.134
24. Persiapan operasi 5.222 0.304
25. Serah terima pasien operasi 6.528 0.243
26. Menemani visite dokter 6.528 0.243
27. Dokumentasi asuhan keperawatan 5.802 0.274
28. Observasi pasien 8.704 0.182
29. Pendidikan kesehatan 13.506 0.117

UNIVERSITAS SUMATERA
Lanjutan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang
No. Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Beban Kebutuhan
Kerja Perawat (jlh
pasien)
30. Timbang terima tugas 6.528 0.243
31. Melakukan resusitasi 6.528 0.243
32. Menyiapkan transportasi pasien 5.802 0.274
33. Menyiapkan pasien akan pulang 5.222 0.304
34. Cuci tangan rutin 43.520 0.036
35. Membaca buku rawatan 7.460 0.213
36. Timbang terima pasien/overrant shift 3.730 0.426
37. Menulis buku rawatan/penghubung 3.146 0.505
antar shift
38. Menulis catatan perkembangan pasien 3.146 0.505
di status
39. Membuat daftar diet 11.869 0.134
40. Memeriksa daftar obat 3.306 0.481
41. Sterilisasi alat 4.352 0.365
42. Briefing sebelum kegiatan 967.1 1.645
43. Pertemuan Diklat mingguan 13.056 0.121
44. Senam pagi mingguan 2.901 0.548
45. Shalat 8.704 0.182
46. Makan/Minum 5.802 0.274
47. Toilet 14.506 0.109
48. Telepon Pribadi 17.408 0.091
49. Duduk di nurse station 5.802 0.274
50. Gosok gigi 23.738 0.067
51. Ganti baju 21.760 0.073
52. Main Handphone 10.444 0.152
Total 12.631

UNIVERSITAS SUMATERA
Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang
No Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Kebutuhan
Beban Kerja Perawat (jlh
pasien)
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 11.657 0.114
2. Memberikan pemeriksaan secara 10.444 0.126
individu
3. Mengukur vital sign 11.869 0.111
4. Memasang infus 7.460 0.177
5. Pemberian oksigen 37.302 0.035
6. Pemberian obat oral dan suntik 10.444 0.126
7. Merekam EKG 13.056 0.101
8. Memasang NGT 7.680 0.172
9 Melakukan Nebulizer 13.056 0.101
10. Memasang kateter 8.704 0.152
11. Mengukur intake output 12.434 0.106
12. Memandikan pasien 6.528 0.202
13. Menolong pasien BAB 11.869 0.111
14. Memberi gliserine spuit 10.444 0.126
15. Memberi tranfusi 5.802 0.228
16. Suction 12.434 0.106
17. Membuka infus 13.743 0.096
18. Memenuhi kebutuhan integritas jar.kulit 8.704 0.152
19. Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan 8.704 0.152
laboratorium
20. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan 8.704 0.152
radiologi
21. Perawatan jenazah 9.671 0.137
22. Mengganti alat tenun 8.704 0.152
23. Persiapan operasi 5.222 0.253
24. Serah terima pasien operasi 7.376 0.179
25. Menemani visite dokter 3.264 0.405
26. Dokumentasi asuhan keperawatan 8.423 0.157
27. Observasi pasien 9.325 0.142
28. Pendidikan kesehatan 13.056 0.101
29. Timbang terima tugas 8.704 0.152

UNIVERSITAS SUMATERA
Lanjutan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang
No Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Kebutuhan
Beban Kerja Perawat (jlh
pasien)
30. Melakukan resusitasi 8.704 0.152
31. Menyiapkan transportasi pasien 8.160 0.162
32. Menyiapkan pasien akan pulang 5.222 0.253
33. Cuci tangan rutin 37.302 0.035
34. Membaca buku rawatan 10.444 0.126
35. Timbang terima pasien/overrant shift 3.264 0.405
36. Menulis buku rawatan/penghubung 2.901 0.456
antar shift
37. Menulis catatan perkembangan pasien 2.901 0.456
di status
38. Membuat daftar diet 10.444 0.126
39. Memeriksa daftar obat 3.481 0.380
40. Sterilisasi alat 2.901 0.456
41. Pertemuan Diklat mingguan 967.1 1.370
42. Briefing sebelum kegiatan 13.056 0.101
43. Senam pagi mingguan 2.901 0.456
44. Shalat 11.869 0.111
45. Makan/Minum 7.460 0.177
46. Toilet 13.743 0.096
47. Telepon Pribadi 21.760 0.060
48. Duduk di nurse station 6.528 0.202
49. Gosok gigi 29.013 0.045
50. Ganti baju 17.408 0.076
51. Main Handphone 8.704 0.152
Total 10.177

UNIVERSITAS SUMATERA
Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Cempaka
No Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Kebutuhan
Beban Kerja Perawat (jlh
pasien)
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 6.528 0.217
2. Memberikan pemeriksaan secara 8.704 0.162
individu
3. Mengukur vital sign 11.869 0.119
4. Memasang infus 7.460 0.309
5. Pemberian oksigen 37.302 0.037
6. Pemberian obat oral dan suntik 10.444 0.135
7. Merekam EKG 9.352 0.151
8. Memasang NGT 5.802 0.244
9 Melakukan Nebulizer 13.056 0.108
10. Memasang kateter 10.444 0.135
11. Mengukur intake output 12.434 0.113
12. Memandikan pasien 6.528 0.217
13. Menolong pasien BAB 11.869 0.119
14. Memberi gliserine spuit 10.444 0.135
15. Memberi tranfusi 4.747 0.298
16. Suction 12.434 0.113
17. Membuka infus 13.743 0.103
18. Memenuhi kebutuhan integritas jar.kulit 8.704 0.162
19. Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan 8.704 0.162
laboratorium
20. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan 6.528 0.217
radiologi
21. Perawatan jenazah 9.325 0.151
22. Mengganti alat tenun 8.704 0.162
23. Persiapan operasi 5.222 0.271
24. Serah terima pasien operasi 7.460 0.309
25. Menemani visite dokter 3.264 0.434
26. Dokumentasi asuhan keperawatan 8.423 0.168
27. Observasi pasien 8.704 0.162
28. Pendidikan kesehatan 13.056 0.108
29. Timbang terima tugas 6.528 0.217

UNIVERSITAS SUMATERA
Lanjutan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Cempaka
No Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Kebutuhan
Beban Kerja Perawat (jlh
pasien)
30. Melakukan resusitasi 8.704 0.162
31. Menyiapkan transportasi pasien 5.222 0.271
32. Menyiapkan pasien akan pulang 5.222 0.271
33. Cuci tangan rutin 37.302 0.037
34. Membaca buku rawatan 13.056 0.108
35. Timbang terima pasien/overrant shift 3.370 0.420
36. Menulis buku rawatan/penghubung 2.748 0.515
antar shift
37. Menulis catatan perkembangan pasien 2.748 0.515
di status
38. Membuat daftar diet 13.056 0.108
39. Memeriksa daftar obat 1.450 0.977
40. Sterilisasi alat 2.901 0.488
41. Pertemuan Diklat mingguan 967.1 1.465
42. Briefing sebelum kegiatan 13.056 0.108
43. Senam pagi mingguan 2.901 0.488
44. Shalat 16.320 0.086
45. Makan/Minum 7.460 0.189
46. Toilet 18.651 0.075
47. Telepon Pribadi 17.408 0.081
48. Duduk di nurse station 6.528 0.217
49. Gosok gigi 32.640 0.043
50. Ganti baju 13.056 0.108
51. Main Handphone 6.528 0.217
Total 12.187

UNIVERSITAS SUMATERA
Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Cempaka
No Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Kebutuhan
Beban Kerja Perawat (jlh
pasien)
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 5.802 0.271
2. Memberikan pemeriksaan secara 8.704 0.180
individu
3. Mengukur vital sign 13.056 0.120
4. Memasang infus 13.056 0.120
5. Pemberian oksigen 27.778 0.056
6. Pemberian obat oral dan suntik 13.056 0.120
7. Merekam EKG 9.325 0.168
8. Memasang NGT 7.460 0.210
9 Melakukan Nebulizer 10.444 0.150
10. Memasang kateter 6.528 0.240
11. Mengukur intake output 13.056 0.120
12. Memandikan pasien 5.120 0.307
13. Menolong pasien BAB 10.444 0.150
14. Memberi gliserine spuit 10.444 0.150
15. Memberi tranfusi 3.481 0.451
16. Suction 12.434 0.126
17. Membuka infus 13.743 0.114
18. Memenuhi kebutuhan integritas jar.kulit 8.704 0.180
19. Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan 8.704 0.180
laboratorium
20. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan 6.528 0.240
radiologi
21. Perawatan jenazah 8.704 0.180
22. Mengganti alat tenun 8.704 0.180
23. Persiapan operasi 5.222 0.301
24. Serah terima pasien operasi 7.460 0.210
25. Menemani visite dokter 3.264 0.481
26. Dokumentasi asuhan keperawatan 6.528 0.240
27. Observasi pasien 6.528 0.240
28. Pendidikan kesehatan 10.444 0.150
29. Timbang terima tugas 6.528 0.240

UNIVERSITAS SUMATERA
Lanjutan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Cempaka
No Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Kebutuhan
Beban Kerja Perawat (jlh
pasien)
30. Melakukan resusitasi 6.528 0.240
31. Menyiapkan transportasi pasien 6.528 0.240
32. Menyiapkan pasien akan pulang 5.222 0.301
33. Cuci tangan rutin 26.112 0.060
34. Membaca buku rawatan 13.056 0.120
35. Timbang terima pasien/overrant shift 3.264 0.481
36. Menulis buku rawatan/penghubung 2.008 0.783
antar shift
37. Menulis catatan perkembangan pasien 2.008 0.783
di status
38. Membuat daftar diet 9.671 0.162
39. Memeriksa daftar obat 1.632 0.963
40. Sterilisasi alat 2.901 0.542
41. Pertemuan Diklat mingguan 967.1 1.626
42. Briefing sebelum kegiatan 13.056 0.120
43. Senam pagi mingguan 2.901 0.542
44. Shalat 10.043 0.156
45. Makan/Minum 5.802 0.270
46. Toilet 17.408 0.090
47. Telepon Pribadi 14.506 0.111
48. Duduk di nurse station 6.528 0.240
49. Gosok gigi 32.640 0.048
50. Ganti baju 17.408 0.090
51. Main Handphone 8.704 0.180
Total 14.023

UNIVERSITAS SUMATERA
Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Mawar
No Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Kebutuhan
Beban Kerja Perawat (jlh
pasien)
1 Menerima pasien baru (anamnesa) 7.460 0.160
2. Memberikan pemeriksaan secara 6.528 0.183
individu
3. Mengukur Vital Sign 13.056 0.091
4. Memasang infus 13.056 0.091
5. Pemberian oksigen 37.302 0.032
6. Pemberian obat oral dan suntik 10.444 0.114
7. Merekam EKG 13.056 0.091
8. Memasang NGT 7.456 0.161
9 Melakukan Nebulizer 13.056 0.091
10. Memasang kateter urine 5.802 0.206
11. Mengukur intake output 13.056 0.091
12. Membantu memandikan pasien 5.802 0.206
13. Menolong pasien BAB 5.676 0.211
14. Memberi tranfusi 6.528 0.183
15. Membuka infus 17.408 0.068
16. Menyiapkan bahan untuk pemeriksaan 6.528 0.183
labor
17. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan 5.802 0.206
radiologi
18. Perawatan jenazah 8.704 0.137
19. Mengganti alat tenun 8.704 0.137
20. Persiapan operasi 3.730 0.321
21. Serah terima pasien operasi 5.802 0.206
22. Menemani visite dokter 3.264 0.367
23. Dokumentasi asuhan kebidanan 5.222 0.229
24. Observasi pasien 8.704 0.137
25. Pendidikan Kesehatan 13.056 0.091
26. Timbang terima tugas 8.704 0.137
27. Melakukan resusitasi 8.704 0.137
28. Menyiapkan transportasi pasien 8.704 0.137
29. Menyiapkan pasien akan pulang 3.481 0.345

UNIVERSITAS SUMATERA
Lanjutan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Ruang Mawar
No Kegiatan Keperawatan Langsung Standar Kebutuhan
Beban Kerja Perawat (jlh
pasien)
30. Cuci tangan rutin 18.651 0.064
31. Periksa Kehamilan 6.528 0.183
32. Pulva hygiene 6.528 0.183
33. Menerima bayi post Sectio Caesaria 5.802 0.206
34. Memandikan bayi 8.704 0.137
35. Membersihkan luka post Sectio 6.528 0.183
Caesaria
36. Membaca buku rawatan 13.056 0.091
37. Timbang terima pasien/overrant shift 3.730 0.321
38. Menulis buku rawatan/penghubung 2.901 0.413
antar shift
39. Menulis catatan perkembangan pasien 2.901 0.413
di status
40. Membuat daftar diet 13.056 0.091
41. Memeriksa daftar obat 4.747 0.253
42. Sterilisasi alat 2.901 0.413
43. Pertemuan Diklat 967.1 1.241
44. Briefing 13.056 0.091
45. Senam pagi mingguan 2.901 0.413
46. Shalat 13.056 0.091
47. Makan/Minum 6.532 0.183
48. Toilet 13.056 0.091
49. Telepon Pribadi 21.760 0.055
50. Duduk di nurse station 4.750 0.252
51. Gosok gigi 32.662 0.036
52 Ganti baju 17.408 0.068
53 Main Handphone 8.704 0.137
Total 10.358

UNIVERSITAS SUMATERA
LAMPIRAN 4. Surat Izin

UNIVERSITAS SUMATERA
LAMPIRAN 5. Surat Rekomendasi Izin

UNIVERSITAS SUMATERA
LAMPIRAN 6. Surat Selesai

UNIVERSITAS SUMATERA

Anda mungkin juga menyukai