PENGUKURAN DEBIT
(HIDROLOGI)
Disusun Oleh:
2.1 Hasil
2.3.1 Pengukuran Debit pada Inlet
Float Method
Hasil perhitungan debit air pada inlet dengan metode float mempergunakan kayu
sebagai berikut,
Tabel 1 Perhitungan debit dengan float method (kayu)
Tabel 3 Perhitungan debit dengan Dye Stain and Cross-Section Method (PK +
Maizena)
Weir Methods
Tabel 4 Perhitungan debit dengan weir methods (kayu)
Triangel Rectangular
Tinggi awal 4,2cm 4,2cm
Tinggi akhir 10,5cm 9,5cm
Crest length 14cm 15cm
Head 6,3cm 5,3cm
3
Debit air 1,408m /s 4,739m3/s
Hasil perhitungan debit dengan weir method dengan kayu berbentuk
triangle dan rectangular didapat debit air sebesar 1,408m3/s dan 4,739m3/s.
2.2 Pembahasan
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu
(sungai/saluran/mata air) persatuan waktu (m3/s, dm3/s). Kondisi suatu perairan
sangat tergantung dengan debit air yang ada. Jika debit air cukup tinggi maka
dapat mendukung kelangsungan hidup organisme didalamnya. Debit air yang
cukup, mampu mendukung kegiatan perikanan khususnya budidaya ikan.
Pengukuran debit air penting untuk mengetahui kemampuan perairan agar dapat
dimanfaatkan secara optimal.
Arus juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan debit air yang
mengalir dalam ekosistem sungai (Odum, 1993). Pergerakan air sangat
dipengaruhi oleh jenis bentang alam, jenis batuan dasar, dan curah hujan, semakin
rumit bentang alam, semakin besar ukuran batuan dasar, dan semakin banyak
curah hujan, pergerakan air semakin kuat dan kecepatan arus semakin cepat,
sehingga akan mempengaruhi debit air pula (Effendy, 2003). Pengukuran debit air
dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain metode Float, dan Weir
(Rectangular Weir dan 90o Triangular North Weir) (Wetzel 2001).
Berdasarkan hasil yang didapat dari pengukuran dengan float method,
weir method dan Dye stain menggunakan PK air dan PK maizena terlihat
perbedaan debit yang diperoleh dimana pada float method debit yang dihasilkan
lebih kecil dibandingkan debit yang diperoleh dengan Dye stain PK air dan Dye
stain PK maizena. Data yang didapat dari weir method lebih besar disbanding
dengan metode lainnya, hasil pengukuran debit air pada triangle weir method
lebih kecil dibandingkan dengan rectangular weir method.
Hasil yang didapat pada triangular weir dan rectangular weir tidak sama
meskipun dilakukan pada tempat yang sama. Hal ini dikarenakan adanya air yang
lolos ketika dibendung pada metode triangular weir. Pengukuran debit air dengan
menggunakan metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Float method
memiliki kelebihan yaitu mudah dilakukan dan dalam pelaksanaanya lebih cepat.
Kekurangan dari metode ini adalah pelampung yang digunakan mudah
terpengaruh oleh aliran angin sehingga laju pelampung bisa berubah-ubah setiap
waktu dan bisa mengakibatkan kesalahan dalam pengukuran (Welch 1948).
Metode rectangular memiliki kelebihan yaitu mudah dan cepat dilakukan,
tidak membutuhkan banyak pengukuran dan tidak terpengaruh oleh konstanta
perairan. Metode ini juga memiliki kekurangan diantaranya adalah sulit
membendung air dan adanya air yang lolos ketika dibendung. Metode triangular
weir juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode ini adalah tidak
membutuhkan banyak pengukuran mudah dan cepat dilakukan serta tidak
terpengaruh oleh konstanta peairan. Kekurangannya pengukuran kurang efektif
dan sulit untuk membaca ketinggian (Welch 1948). Penggunaan Dye method juga
memiliki kekurangan dan kelebihan, kelebihan yaitu mudah dalam pelaksanaan
dan lebih cepat sedangkan kekurangannya adalah kesulitan dalam melihat PK
karena terlalu cepat sehingga harus dilakukan beberapa kali ulangan agar data
akurat (Welch 1948).
Berdasarkan hasil yang didapat dari float method pada inlet dan outlet
terlihat perbedaan dimana data pada outlet lebih besar dibandingkan data pada
inlet, hal ini disebabkan karena banyaknya air yang keluar dari saluran tersebut.
Penggunaan kayu pada lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan kayu
karena kayu tidak mudah terpengaruh terhadap aliran angin sehingga tidak mudah
berubah arah. Berdasarkan perbandingan dari beberapa metode, metode yang
paling efektif adalah metode float method hal ini disebabkan pengambilan datanya
lebih mudah dan perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu bentuk saluran air,
kondisi dasar perairan, ukuran saluran air, dan arah angin untuk meminimalisir
kesalahan (Wetzel 2001). Pengukuran debit air ini memiliki banyak manfaat
dalam bidang perikanan khususnya budidaya perikanan. Debit air ini dapat
digunakan dalam pendistribusian dalam kolam atau tambak, untuk mengetahui
seberapa besar kebutuhan air untuk irigasi, untuk budidaya ikan
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah float method lebih efektif
dibandingkan metode lainnya karena pengambilan datanya lebih mudah namun
perlu memperhatikan beberapa faktor yaitu bentuk saluran air, kondisi dasar
perairan, ukuran saluran air, dan arah angin untuk meminimalisir kesalahan.
3.2 Saran
Saran untuk praktikum hidrologi selanjutnya sebaiknya dilakukan
pembagian untuk pengukuran debit dengan metode yang berbeda untuk setiap
kelompok, sehingga mahasiswa lebih mudah mengerti dan dapat
mengaplikasikannya.
DAFTAR PUSTAKA