PENDAHULUAN
adanya suatu pegangan hidup yang disebut Agama. Mereka merasakan bahwa
dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha
Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun pada
masayarakat yang sudah modern. Mereka akan merasa tenang dan tenteram
hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdikan diri kepeda Dzat Yang
Maha Kuasa. Hal semacam ini memang sesuai dengan firman Allah dalam Surat
Ar-Rad ayat 28, yang artinya, “Ketahuilah, bahwa hanya dengan ingat kepada
Karena itu manusia akan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan, hanya saja cara mereka mengabdi dan mendekatkan diri kepada Tuhan
nya itu berbeda sesuai denagan agama yang dianutnya. Itulah sebabnya, bagi
mengarahkan fitrah mereka tersebut kearah yang benar, sehingga mereka akan
dapat mengabdi dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam. Tanpa adanya
Pendidikan Agama dari satu generasi ke generasi berikutnya, maka orang akan
mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan
berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama dan Negara, (Euharini,
dkk. 1977:25).
dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan Agama. Karena itu
dalam pendidikan agama yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan
yang teguh, sebab dengan adanya keimanan yang teguh itu maka akan
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar
adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program
mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah
guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin
sebagai bangsa Indonesia kita harus atau wajib mengamalkan Pancasila sebagai
B. Rumusan Masalah
pelajaran 2016/2017 ?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SDN 17 Melinsum tahun
pelajaran 2016/2017 ?
D. Tujuan Penelitian
pelajaran 2016/2017 ?
Pelajaran 2016/2017 ?
E. Manfaat Penelitan
berguna sebagai:
Agama Islam.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau
pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan
atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan. Orang
(Ramayulis, 244:2004).
2. Motivasi belajar adalah:
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,
1996:14).
atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu
proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh
(Soetomo, 1993:120).
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi
tertentu.
B. Motivasi Belajar
1. Konsep Motivasi
pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru
apakah bahan pelajaran yang diberikan itu sesuai atau tidak dengan
siswa didik justru menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya
lainnya. Sehingga sejak itu pula para ahli berpendapat, bahwa tingkah laku
berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid. Murid dapat
dipaksa untuk mengikuti semua perbuatan, tetapi ia tidak dapat dipaksa untuk
dengan murid, guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada mereka, akan
tetapi guru tidak mungkin dapat memaksanya untuk belajar dalam arti
sesungguhnya. Inilah yang menjadi tugas yang paling berat yakni bagaimana
caranya berusaha agar murid mau belajar, dan memiliki keinginan untuk
2. Pengertian Motivasi
motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi
belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam
belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan
3. Macam-macam Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan
yang pokok.
3) Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas
adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang fungsinya tidak
dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang
b. Motivasi Ekstrinsik
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang
2000: 29).
motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang
perbuatan.
guru.
5) Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat
yang besar.
belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti
dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada
ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan
mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan
motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang
Telah disepakati oleh ahli pendidikan bahwa guru merupakan kunci dalam
proses belajar mengajar. Bila hal ini dilihat dari segi nilai lebih yang dimiliki oleh
guru dibandingkan dengan siswanya. Nilai lebih ini dimiliki oleh guru terutama
dalam ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru bidang studi pengajarannya.
Walalu demikian nilai lebih itu tidak akan dapat diandalkan oleh guru, apabila ia
Disamping itu kegiatan mengajar adalah suatu aktivitas yang sangat kompleks,
karena itu sangat sukar bagi guru Pendidikan Agama Islam bagaimana caranya
mengajar dengan baik agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
umum yang harus dipegang oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam
yang harus dipegang oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam menjalankan
kemampuan siswa.
9. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan,
prinsip yang harus diperhatiakn oleh guru sebagaimana yang dikemukakan oleh
1. Menyelidiki dengan jelas dan tegas apa yang diharapkan dari pelajaran untuk
skill dan pengetahuan yang akan diberikan oleh program pendidikan itu.
memecahkannya.
D. Metode Demonstrasi
1. Definisi
suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu
kerja fisik atau pengoperasian peralatan baran atau benda. Kerja fisik itu telah
Muhammad SAW.
Raya Haji, lalu beliau berkata: “Hendaklah kamu turut cara-cara ibadah
mengetahui apakah aku akan dapat mengerjakan haji lagi sesudah ini.”
suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu
244.1990). Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih
sertakan.
peserta didik bukan saja mendengar suatu uraian yang diberikan oleh guru
demonstrasi .
e. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dan titik yang yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati oleh peserta didik seperlunya. Sewaktu
saja.
menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi
kalau penjelasan tentang suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi,
peserta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik mengamai proses
demonstrasi.
yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya
sesuatu.
b. Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan peralatan.
cermat. Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak tergantung kepada
pengalaman yang telah dilalui dan kepada macam atau demonstrasi apa yang
1) Apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan cara paling efektif
3) Apakah jumlah peserta didik tidak telalu besar yang memerlukan tempat
dan tata ruang khsusus agar semua peserta didik dapat berpartisipasi
secara aktif.
itu.
2) Berapa lama waktu yang dipakai untuk memberi rangsangan atau motivasi
sendiri apakah:
2) Kedudukan alat atau kedudukan guru sendiri sudah cukup baik sehingga
dengan luasan makna dan isi dari demonstrasi. Untuk itu dapat
demonstrasi itu.
2) Bagaimana dan kapan dilakukan semua hal-hal itu, sebelum, sesudah atau
METODOLOGI PENELITIAN
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan
sosial eksperimental.
Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (Sukidin, dkk.
2002:55), cirri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau
pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar,
(3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini,
pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam
proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu
siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini
berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Rancangan Penelitian
hal yang terjadi di masyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung
atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan
dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam
terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, Suharisimi, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus
yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi Putaran 2
Tindakan/
Observasi
Putaran dst
berbasis masalah.
berikutnya.
dimana masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, (2)
1. TahapPersiapan
berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan persiapan ini
meliputi: (1) kajian pustaka, (2) penyusunan rancangan penelitian, (3)
2. Tahap Pelaksanaan
meliputi: (1) pengumpulan data melalui tes dan pengamatan yang dilakukan
hasil penelitian persiklus, (4) menafsirkan hasil analisis data, dan (5) bersama-
berikutnya.
3. Tahap Penyelesaian
penelitian, (3) merevisi draf laporan penelitian, (4) menyusun naskah laporan
D. Analisis Data
digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data
terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas
klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara individu
mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.
E. Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah: (1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu; (2) Untuk menentukan
apakah suatau tujuan telah tercapai; dan (3) Untuk memperoleh suatu nilai
ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal. Disamping itu
dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana TPK yang belum
mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
F. Analisis Data
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran.
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
dengan
Dimana: % = Persentase pengamatan
= Rata-rata
= Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara
klasikal jika siswa yang mendapat nilai 65 lebih dari atau sama dengan 85%,
sedangkan seorang siswa dinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasan atau sub
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
dan Wali Kelas IV. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 2 2 2
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 2 2
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 3 3
siswa 3 3 3
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 3 3 3
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 3 3 3
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 2 2 2
2. Guru Antusias 3 3 3
Jumlah 32 32 32
Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
yang terjadi pada siklus I. Dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi
70,49 dan ketuntasan belajar mencapai 65,85% atau ada 13siswa dari 20
siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang
demonstrasi.
c. Refleksi
d. Refisi
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
siswa.
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.5. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan 3 4 3,5
bersama siswa 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil 4 4 4
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 4 4
mempresentasikan hasil peneyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian
untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek
pelajaran (6,7%).
adalah 73,90 dan ketuntasan belajar mencapai 78,00% atau ada 17 siswa
dari 20 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga
sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
d. Refisi Rancangan
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut:
kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan
paling dominan pada siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa
III adalah Bekerja dengan sesama teman sebangku yaitu (22,1%) dan
sebesar 77,80 dan dari 20 siswa yang telah tuntas sebanyak 17 siswa dan
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
telah diberikan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
d. Revisi Pelaksanaan
baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan
yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar
B. Pembahasan
memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu
siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada
diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa
metode demonstrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang
besar.
BAB V
hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,85%), siklus II (78,00%), siklus III
(87,80%).
pertanyaan.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar Pendidikan Agama Islam lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha
Nasional
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi
UGM.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan
Cendekia.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1
Keterangan MELINSUM,
1. Kurang baik Pengamat
2. Cukup baik
3. Baik
4. Sangat baik
(…………………………..)
Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM
Nama Guru:
Melinsum, 2016
Pengamat
(…………………….)
Lampiran 3
HASIL TES FORMATIF SIKLUS I
Keterangan
No. Nama Nilai
T TT
1 Nabila salsabila 80 √
2 Indah ramadhani 70 √
3 Sopi sopiani 70 √
4 Siti azahra 60 √
5 Rasti ramandita 80 √
6 olivia 60 √
7 Safira 80 √
8 rahmah 80 √
9 Helsa sukma 80 √
10 Kirana larasati 60 √
11 Agri setiawan 60 √
12 Muhammad raihan 70 √
13 Radit risnanda 70 √
14 Rahadian usman 70 √
15 Rio al huda 80 √
16 Wawan setiawan 50 √
17 Muhammad fajri 90 √
18 Gurman syahputra 70 √
19 Irfan gustandi 60 √
20 Ziv ijlal setiawan 60 √
21 Nama Siswa 70 √
22 Nama Siswa 60 √
23 Nama Siswa 80 √
24 Nama Siswa 60 √
25 Nama Siswa 80 √
26 Nama Siswa 80 √
27 Nama Siswa 80 √
28 Nama Siswa 60 √
29 Nama Siswa 60 √
30 Nama Siswa 70 √
31 Nama Siswa 80 √
32 Nama Siswa 70 √
33 Nama Siswa 80 √
34 Nama Siswa 80 √
35 Nama Siswa 90 √
36 Nama Siswa 70 √
37 Nama Siswa 60 √
38 Nama Siswa 60 √
39 Nama Siswa 60 √
40 Nama Siswa 70 √
41 Nama Siswa 70 √
Jumlah 2890 27 14
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 27
Lampiran 4
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 32
Lampiran 5
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak tuntas
Jumlah Siswa yang tuntas : 36
Lampiran 6
Keterangan:
Rata-rata (x)
Lampiran 7
Nama (Guru- P
No. RP I (90 menit) Jumlah
Siswa)
Nama Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 2 2 2 4 4 7 2 5 2 30
P2 2 2 2 3 3 8 3 5 2 30
Rata-rata X 2 2 2 3,5 3,5 7,5 2,5 5 2 30
Prosentase % 6,7 6,7 6,7 11,7 11,7 25 8,2 16,6 6,7 100
P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
1 Nama Siswa
P2 6 3 5 5 1 3 2 2 3 30
P1 4 4 7 5 1 2 2 2 3 30
2 Nama Siswa
P2 7 3 5 4 2 2 2 2 3 30
P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
3 Nama Siswa
P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
P1 6 6 6 2 2 2 2 2 2 30
4 Nama Siswa
P2 5 4 7 4 1 1 3 2 3 30
P1 5 4 6 4 2 2 2 2 3 30
5 Nama Siswa
P2 8 2 6 4 1 2 2 2 3 30
P1 5 2 7 6 0 1 3 2 1 30
6 Nama Siswa
P2 6 3 7 6 0 1 2 2 3 30
P1 6 4 6 2 2 2 2 2 4 30
7 Nama Siswa
P2 4 3 9 4 1 0 4 2 3 30
P1 4 4 6 4 2 2 2 2 4 30
8 Nama Siswa
P2 7 4 5 4 2 1 2 2 3 30
P1 38 32 50 31 13 15 17 16 28 240
Jumlah
P2 48 26 51 35 9 11 20 16 24 240
Rata-rata X 43 29 50,5 33 11 13 18,5 16 26 240
Prosentase rata-rata % 17,9 12,1 21 13,8 4,6 5,4 7,7 6,7 10,8 100
Keterangan:
Rata-rata (x)
Lampiran 8
Nama (Guru-
No. RP I (90 menit) Jumlah
Siswa) P
Nama Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9
P1 2 2 4 4 2 7 2 4 3 30
P2 2 2 2 4 4 6 4 3 3 30
Rata-rata X 2 2 3 4 3 6,5 3 3,5 3 30
Prosentase % 6,7 6,7 10 13,3 10 22,6 10 11,7 10 100
P1 5 2 7 5 2 2 2 2 3 30
1 Nama Siswa
P2 6 3 6 5 1 1 3 2 3 30
P1 6 5 6 4 2 1 2 2 2 30
2 Nama Siswa
P2 6 5 4 7 1 0 2 3 2 30
P1 5 4 10 2 0 3 1 2 3 30
3 Nama Siswa
P2 5 3 6 6 1 3 1 3 2 30
P1 6 4 6 5 1 2 1 2 2 30
4 Nama Siswa
P2 8 5 4 6 0 2 1 2 2 30
P1 7 4 7 4 1 0 2 2 3 30
5 Nama Siswa
P2 9 5 7 4 0 1 0 2 2 30
P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30
6 Nama Siswa
P2 8 3 7 4 0 0 3 2 3 30
P1 4 5 7 3 2 2 2 2 3 30
7 Nama Siswa
P2 7 3 6 6 0 0 3 3 2 30
P1 5 5 7 2 1 2 2 2 4 30
8 Nama Siswa
P2 7 4 8 4 1 0 2 2 2 30
P1 44 33 58 29 10 13 14 16 23 240
Jumlah
P2 56 30 48 43 4 7 15 19 18 240
Rata-rata X 50 31,5 53 36 7 10 14,5 17,5 20,5 240
Prosentase rata-rata % 20,8 13,1 22,1 15 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5 100
Keterangan:
Rata-rata (x)
OLEH
ISLAMIYAH S.Pd.I
NIP: 198506052010012015
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program
pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak
dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai
kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua
unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Baagimanakah peningkatan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dengan diterapkannya metode demonstrasi?
(b) Bagaimanakah pengaruh metode demonstrasi terhadap motivasi belajar
Pendidikan Agama Islam?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui
peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya metode
demonstrasi, (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar Pendidikan Agama
Islam setelah diterapkan metode demonstrasi.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak
tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN 17
melinsum Kec.sukadana. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar
observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (65,85%), siklus II (78,00%),
siklus III 87,80%).
Simpulan dari penelitian ini adalah metode pengajaran kontekstual model
pengajaran berbasis masalah dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi
belajar Siswa SDN 17 melinsum Kec sukadana serta model pembelajaran ini dapat
digunakan sebagai salah satu alternative pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Abstrak ............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
B. Pembahasan ....................................................................... 49
A. Simpulan ............................................................................ 51
B. Saran................................................................................... 51