Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ANATOMI HISTOLOGI HEWAN

STRUKTUR KULIT PADA HEWAN

KELOMPOK 5

Brigita Sonya Ndapa 2106050010


Nasrani Putri Thamarsyane Tunu 2106050034
Maria Ines Divana Wea 2106050026
Maria Magdalena Anggriani Sado 2106050027

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kami panjatkan kepada Tuhan


Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “STRUKTUR JARINGAN KULIT” dengan
baik dan lancar. Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas dari
mata kuliah Anatomi Histologi Hewan sebagai proses untuk bahan
pembelajaran dalam perkuliahan.

Penulis mengucapkan Terima Kasih kepada ibu Ermelinda D


Meye,S.Si,M.Sc selaku dosen pengampuh mata kuliah Anatomi
Histologi Hewan atas bimbingannya dalam menyusun makalah ini.
Ucapan Terima Kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyelesaian makalh ini.

Meski penyusunan makalah ini sudah dilakukan secara


maksimal, namun penulis merasa masih ada kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis meminta kepada
pembaca untuk memberikan kritik dan saran untuk makalah ini. Kami
berharap agar pembuatan makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis
khusunya dan pembaca pada umumnya.

Kupang, 12 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Singkat


1.2 Urutan Bahasan

BAB II PENYAJIAN

2.1 Klasifikasi Jaringan Kulit…………………………………..

2.2 Ciri Khas Struktur Kulit…………………………………….

2.3 Struktur Kulit Pada Hewan Invertebrata……………………

2.4 Struktur Kulit Hewan Vertebrata……………………………

2.5Studi Kasus Penyakit Kulit Pada Hewan……………………

BAB III RANGKUMAN……………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………… …...


BAB I

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat

Sistem integumen adalah sistem organ yang


membedakan,memisahkan, melindungi, dan menginformasika hewan
terhadaplingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian
sistemorgan yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik,
kuku,kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini
berasaldari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".

Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar


jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi
permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas
permukaanyang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit
sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, dan juga
berperan pentingdalam pengaturan suhu dan keseimbangan air. Seluruh
permukaan tubuh vertebrata maupun invertebrata di tutupi oleh kulit.
Pada vertebrata kulitterdiri atas dua lapisan utama yaitu epidermis
disebelah luar, dan dermisdisebelah dalam. Pada avertebrata misalnya
arthropoda, annelida,mollusca, dan beberapa yang lain, kulit terdiri dari
satu lapisan sel yangdisebut epidermis, dan pada bagian luarnya
tertutup oleh lapisan nonseluler yang disebut kutikula.
1.1 Urutan Bahasan

1. Bagaimana klasifikasi jaringan kulit!


2. Apa ciri khas dari struktur kulit pada hewan?
3. Bagaimanakah struktur kulit pada hewan invertebrata
dan vertebrata?
4. Studi kasus jaringan kulit pada hewan!
BAB II
PENYAJIAN

2.1 Klasifikasi Jaringan Kulit

Kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang


terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan
tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas permukaanyang
membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai
pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, dan juga berperan
pentingdalam pengaturan suhu dan keseimbangan air.

Seluruh permukaan tubuh vertebrata maupun invertebrata di tutupi


oleh kulit. Pada vertebrata kulit terdiri atas dua lapisan utama yaitu
epidermis disebelah luar, dan dermis disebelah dalam. Pada avertebrata
misalnya arthropoda, annelida,mollusca, dan beberapa yang lain, kulit
terdiri dari satu lapisan sel yang disebut epidermis, dan pada bagian
luarnya tertutup oleh lapisan nonseluler yang disebut kutikula.
2.2 Ciri Khas Struktur Kulit

Nurwantoro dan Mulyani (2003), menyatakan bahwa histologi


kulit hewan dapat dibagi atas tiga lapisan, yaitu :

1. Lapisan epidermis

Lapisan epidermis sering disebut lapisan tanduk yang fungsinya


sebagai pelindung pada waktu hewan masih hidup. Pada penyamakan
kulit biasanya lapisan tersebut dibuang, kecuali untuk penyamakan
”fur” (kulit samak bulu).

2. Lapisan corium atau cutis

Sebagian besar lapisan corium terdiri atas serat kolagen yang


dibangun oleh tenunan pengikat. Jaringan serat kolagen ini tersusun
secara tidak beraturan. Seratnya menuju ke segala arah dan tidak
terdapat ujung pangkalnya serta bercabang-cabang. Sepotong serat
kolagen sebenarnya terdiri dari serabut-serabut yang lebih kecil yang
disebut fibril-fibril. Diantara fibril-fibril terdapat substansi interfibril
yang merupakan semacam protein cair, substansi ini dibuang dengan
maksud melonggarkan tenunan untuk memudahkan proses
penyamakan.

Lapisan corium terdapat pula tenunan-tenunan daging, lemak,


pembuluh darah, tenunan syaraf, serat elastin, retikulin, kantong
rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaceous. Lapisan corium
terdiri dari dua lapisan yaitu pars papilaris dan pars retikularis. Pars
papilaris sangat penting karena lapisan ini menentukan rupa dari kulit.

Lapisan ini terdapat lapisan rajah (grain layer) yang tipis tetapi
kuat merupakan batas antara lapisan epidermis dan lapisan corium. Pars
retikularis sebagian besar merupakan tenunan kolagen, terdapat pula
tenunan lemak, elastin dan retikulin.

3. Lapisan subcutis

Lapisan subcutis berfungsi sebagai batas antara tenunan kulit


dan tenunan daging. Tenunannya bersifat longgar. Pada lapisan ini
banyak terdapat tenunan lemak dan pembuluh darah. Pada proses
penyamakan lapisan ini juga dibuang. Biasanya dimanfaatkan sebagai
hasil ikutan untuk membuat lem atau rambak.
2.3 Struktur Kulit Pada Hewan Invertebrata

a. Klasifikasi Hewan Intertebrata

Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang


punggung atau kolom vertebral. Sebagian besar hewan adalah
invertebrata. Istilah Invertebrata sendiri merupakan bentuk awal
‘Vertebra’  yang berasal dari kata Latin. ‘Vertebra’ pada umumnya
berarti sendi, arti khususnya adalah ‘sendi tulang belakang dari
vertebrata’. Kata ini ditambah dengan awalan “in” berarti tidak atau
tanpa, yang mengandung arti ‘mereka yang bukan veterbrae’.

Porifera Avertebrata atau Invertebrata merupakan istilah yang


di ungkapkan oleh Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan
yang tidak mempunyai tulang belakang. Invertebrata mencakup
hampir semua hewan kecuali hewan vertebrata (reptil, aves, pisces,
amfibia, serta mamalia) Invertebrata adalah kelompok yang paling
beragam dan memiliki sekitar 12 juta spesies hidup. Sebagian besar
hewan di bumi adalah invertebrata. Mereka adalah hewan berdarah
dingin dengan suhu tubuh yang tergantung pada suhu atmosfer.
b. Ciri-Ciri Kulit Hewan Invertebrata

 Karena kurangnya tulang punggung dan sistem saraf


kompleks invertebrata tidak dapat menempati beberapa
lingkungan, meskipun mereka ditemukan di lingkungan
yang keras.
 Tubuh Invertebrata dibagi menjadi tiga bagian – kepala,
dada dan perut. Mereka tidak Animali Invertebrata tidak
memiliki tulang endoskeleton keras karena kurangnya
sistem tulang yang kompleks, beberapa invertebrata
cenderung lambat dan berukuran kecil di alam. memiliki
paru-paru untuk respirasi. Respirasinya terjadi melalui kulit.
Beberapa kelompok invertebrata memiliki eksoskeleton
keras dari kitin. Kebanyakan dari mereka memiliki jaringan,
dengan organisasi sel tertentu. Kebanyakan juga
bereproduksi secara seksual oleh fusi gamet jantan dan
betina. Beberapa invertebrata seperti spons yang menetap,
tetapi sebagian besar organisme adalah motil. Kebanyakan
invertebrata diatur dengan organisasi tubuh simetris Mereka
tidak dapat membuat makanan sendiri.

Filum Nemathelminthes (Nematoda)

Nemathelminthes berasal dari bahasa Yunani, Nematos =


benang, nelmintes = cacing. Jadi, nemathelmintes berarti cacing
benang. Tubuh nemathelmintes bergerak bulat panjang dan tidak
bersegmen sehingga cacing tersebut dikenal juga dengan sebutan
cacing gilig. Nemathelmintes ada yang hidup secara bebas dan ada
juga yang hidup sebagai parasit.

Pernafasan cacing tanah dibantu oleh kulit yang berfungsi


sebagai alat untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida.
Pernafasan tersebut melalui pembuluh kapiler yang ada di seluruh
jaringan kutikula pada lapisan atas kulit. Jaringan kutikula berfungsi
untuk menjaga kelembapan kulit melalui lendir yang disekresikan
oleh epidermis dan coelon. Oksigen yang masuk ke dalam
pembuluh darah selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh melalui
sirkulasi darah.

2.4 Struktur Kulit Hewan Vertebrata

Kulit adalah lapisan luar yang menutupi tubuh


sebuah vertebrata. Kulit terdiri atas epidermis, dermis, dan hipodermis.
Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya
kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.

1. Ikan

Tipe vertebrata ada sekalian hewan vertebrata terdiri dari


beberapa lapisan, dengan dua lapisan utama, yaitu lapisan luar yang
disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis.
Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir
yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat di
seluruh permukaan tubuhnya. Epidermis merupakan bagian tubuh
yang berhubungan langsung dengan lingkungan.

Pada bagian punggungnya terdapat pinae dorsalis, sedangkan sirip


dada atau pinae pectoralis letaknya di belakang operculum dan di
sebelah bawahnya terdapat sepasang pinae pelvicus, sirip ini umumnya
dipunyai oleh jenis-jenis ikan air laut. Pada bagian perut terdapat pinae
abdominalis, yaitu sebagai sirip perut. Pada bagian ujung belakang dari
tubuhnya terdapat juga pinae caudalis atau sirip ekor.
Pada umumnya semua sirip-sirip tersebut, kecuali sirip dorsal pada
beberapa species, bentuknya lemas karena disokong oleh jari-jari keras.
Adapun fungsi dari sirip adalah untuk mempertahankan keseimbangan
dalam air dan untuk bergerak.

Kulit pada umumnya ditutupi oleh sisik dan banyak mengandung


kelenjar mucosa. Adapun tipr-tipe sisiknya adalah sisik ganoid, sisik
sikloid dan stenoid, dan sisik placoid.

 Sisik Ganoid
Merupakan sisik besar dan kasar, sisik yang terdiri atas garam-
garam ganoin, banyak terdapat pada ikan dari golongan
Actinopterygii.
 Sisik Sikloid dan Stenoid
merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan
 Sisik Placoid
merupakan sisik yang lembut. sisik tonjolan kulit, banyak terdapat
pada ikan yang termasuk kelas chondrichthyes.
2. Kelas Amphibia

Sebetulnya amphibia berasal dari kata amphi, artinya rangkap


dan bios artinya kehidupan. Jadi, dapat dikatakan bahwa amphibia
adalah hewan yang hidup melalui dua fase kehidupan, yaitu fase
kehidupan di dalam air, keadaan ini pada umumnya disebut fase
larva atau dalam istilah yang lebih populer disebut berudu.
Kemudian, setelah fase di air selesai dilanjutkan fase kehidupan di
darat. Hewan yang sudah dewasa mempunyai columna vertebralis
dan juga dilengkapi pula adanya extremitas (anggota badan) dengan
jari-jari atau disebut digiti yang bentuknya berbeda-beda,
sedangkan kulit bentuknya lembut dan tidak mempunyai sisik
ataupun rambut.
Untuk membahas materi ini diambil contoh jenis katak atau
Rana sp. yang mewakili kelas amphibia.
Katak (Rana sp.)
Tinjauan Umum Morfologi Katak
Tubuh katak bentuknya hampir serupa pada masing-masing
anggota katak, bentuknya menjadi lebih pendek. Hal ini disebabkan
katak tidak mempunyai bagian ekor yang biasa disebut Cauda.
Dalam pembahasan ini dapat ditegaskan bahwa hewan-hewan yang
hidup berenang dalam air tidak satu pun bagian leher yang jelas
atau batas antara daerah caput (kepala) dan truncus (badan) tidak
jelas.
Pada katak terdapat organon visus yang bulat ukurannya cukup
besar dan bentuknya bulat menonjol. Organon visus atau mata
dilengkapi juga dengan alat-alat, seperti:

a. palpebra superior, yaitu berupa lipatan kulit tebal pada bagian tepi
atasdari mata;
b. palpebra inferior, yaitu berupa lipatan kulit tebal pada bagian
tepibawah dari mata;
c. membrana nictitans adalah berupa lipatan kulit yang tipis
dantransparan terletak pada bagian tepi bawah mata, ini dapat
ditarik hingga dapat menutupi seluruh permukaan mata.

Pada bagian dekat sebelah caudal dari organ mata terdapat


bagian yang membulat yang berupa kulit disebut membrana
tympani, organ ini merupakan bagian dari alat pendengaran dan
tidak dimiliki oleh kelompok ikan. Bagian truncus atau badan dari
katak bentuknya pendek. Adapun lubang cloaca terletak di bagian
terakhir dari badan.
Seperti pada jenis hewan vertebrata terrestrial yang lain, tubuh
katak mempunyai dua pasang extremitas, yaitu sepasang extremitas
anterior yang bentuknya pendek, tetapi mempunyai bagian-bagian
yang jelas karena dilengkapi dengan adanya persendian.
Kemudian, pada bagian belakang terdapat extremitas posterior
yang bentuknya lebih besar, bila dibandingkan dengan extremitas
anterior.
3. Reptilia

Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang


beraneka bentuk,terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang
tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti
halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, ataupun
berukuran besar seperti yang dapat kita amati pada tempurung
kura-kura.
Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar
(epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang
dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang
dikenal sebagai osteoderm.Beberapa bentuk sisik yang umum
pada reptil adalah: sikloid(cenderung datar membundar),
granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir
memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu).
Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada
berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentif
ikasispesies hewan tersebut.Integument pada reptilia umumnya
juga tidak mengandungkelenjar keringat.Lapisan terluar dari
integument yang menanduk tidak mengandungsel-sel saraf dan
pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan
mengelupas.
Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi.
Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada
Calotes (bunglon) integument mengalami modif ikasiwarna.
Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment
dalam dermis yangterkumpul atau menyebar karena pengaruh
yang bermacam - macam. Pada calotes(bunglon) perubahan ini
relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol system.
4. Aves

Aves adalah bangsa unggas atau bangsa burung. Hewan ini


paling mudah dikenal oleh manusia karena terdapat atau hidup di
mana-mana. Bangsa burung umumnya aktif di siang hari dan
bentuknya sangat menarik karena burung tubuhnya ditutupi oleh bulu-
bulu yang indah. Mempunyai dua pasang anggota badan atau
extremitas.Extremitas anterior jumlahnya sepasang, tetapi sudah
mengalami modifikasi menjadi sayap, sedangkan extremitas
posterior bentuknya disesuaikan dengan kebiasaan burung untuk
hinggap di pohon dan untuk berenang yang biasanya dilengkapi
dengan selaput renang (web), setiap kaki memiliki 4 jari dan
dilengkapi dengan cakar yang dibungkus oleh kulit yang menanduk
dan sedikit mempunyai sisik.

Truncus atau badan ditumbuhi oleh bulu-bulu yang biasanya


memilikiwarna yang indah, cauda atau ekor bentuknya pendek
biasanya dikenal dengan uropygium. Bulu-bulu yang menutupi ekor
disebut rectrices. Pada uropygium pada bagian dorsal terdapat
kelenjar minyak yang disebut glandula uropygialis yang berfungsi
untuk meminyaki bulu-bulu agar tetap mengkilap.
Bulu aves berperan membungkus tubuh, menjaga suhu
badan dan untuk terbang. Warna bulu disebabkan oleh adanya
substansi kimia dan elemen-elemen fisik. Warna bulu yang
disebabkan oleh adanya substansi kimia yakni karena adanya
pigmen biochrome yang menyerap dan memantulkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu.
Warna-warna yang nampak yakni: merah, jingga, kuning,
hitam, kelabu, coklat, hijau. Warna-warna yang disebabkan oleh
adanya elemen-elemen fisik seperti warna putih, biru, dan
gemerlapan. Peranan warna-warna bulu sebagai adaptasi tubuh
dengan lingkungan untuk mengelabuhi predator serta untuk
menarik pasangannya. 

Bulu berdasarkan letaknya

1. Reminges, ini sebuah bulu besar terletak pada sayap

2. Recrices, bulu besar di daerah ekor

3. Tecrices, bulu yang berukuran sedang yang menutupi badan

4. Parapterium, bulu yang terdapat di daerah bahu antara badan


dan sayap

5. Alula, bulu terkecil yang melekat pada jari-jari sayap

Bulu berdasarkan susunan anatominya

1. Plumae, terletak di bagian sayap dan ekor


berfungsi untuk terbang.

2. Plumulae, terletak pada aves yang masih muda/ mengeram


3. Filoplumae, terdapat di seluruh permukaan tubuh berfungsi
untuk melindungi tubuh.
5. Mamalia

Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas


hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya
kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu
sebagai sumber makanan anaknya. Mamalia memliki
integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar
adalah epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling
dalam adalah hipodermis.

Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan


vaskuler. Tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri dari atas
sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas
tampak, yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis,
epidermis tidak berisi pembuluh darah, saluran kelenjar keringat
menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis
membatasi folikel rambut, dan di atas epidermis terdapat garis
lekukan yang berjalan sesuai dengan papil dermis di bawahnya.

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang


paling atas sampai yang terdalam):

1. Stratum Komeum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa


mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen,
biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan
telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis
sel polygonal gepeng yang intinya di tengah dan
sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang
dinamakan granula keratohialin yang mengandung
protein kaya akan histidin.
4. Stratum Spinosum, pada lapisan ini terdapat berkas-
berkas filamen yang dinamakan tonofibril, dianggap
filamen-filamen tersebut memegang peranan penting
untuk mempertahankan kohesi sel dan melindungi
terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus
mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum
spinosum dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale
dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan malfigi,
dan juga terdapat sel langerhans.
5. Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas
mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam
pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis
diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan,
hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan
stratum germinativum ini merupakan satu lapis sel yang
mengandung melanosit
Dermis

Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh


limfe, folikel rambut, kelenjar keringat, syaraf dan sel fibroblast.
Fibroblast ini berfungsi menghasilkan kollagen, yang sangat
penting peranannya terhadap kekenyalan dan elastisitas kulit.
Selain itu pada lapisan ini juga terdapat reseptor yang berfungsi
untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.

Hipodermis

Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari


banyak sel lemak sehingga berfungsi sebagai bantalan terhadap
cedera dan membantu dalam mempertahankan panas tubuh.
2.4 Studi Kasus Penyakit Kulit Pada Hewan

A. Demodekosis (Demodecosis Canine)

Penyakit ini disebabkan oleh sejenis tungau yang disebut


Demodex sp., berbentuk seperti cerutu atau wortel,
mempunyai 4 pasang kaki yang pendek dan gemuk serta
memiliki 3 ruas. Bagian perutnya terbungkus kitin dan
bergaris melintang menyerupai cincin serta memipih ke
arah caudal.
Tungau demodex hidup di dalam kelenjar minyak dan
kelenjar keringat (glandula sebacea) dan memakan epitel
serta cairan limfe daribeberapa hewan, kecuali
unggas.Dalam kondisi tertentu tungau demodek dapat
menginfestasi manusia (Bunawan, 2009). Demodekosis
merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit yang
termasuk dalam genus Demodex yang berlokasi di folikel
rambut (Henfrey, 1990).
B. Pyoderma
Pyoderma adalah infeksi bakteri pada kulit. Ini terjadi ketika
pertahanan alami kulit menurun sehingga memungkinkan
bakteri kulit berkembang biak. Bakteri-bakteri yang biasanya
tidak hidup di kulit juga dapat berkoloni ketika pertahanan
kulit sedang menurun. Organisme lain, seperti organisme ragi
dan jamur, juga bisa mengambil keuntungan dari perubahan
kulit yang mengalami pyoderma dan membentuk infeksi
mereka sendiri (Subronto, 2013).Penyebab pyoderma di
bedakan menjadi dua yaitu infeksi primer dan infeksi
sekunder. Infeksi sekunder dapat di sebabkan oleh berbagai
lesi kulit atau terkait dengan proses penyakit, baik itu sistemik
maupun hanya kulit saja.
C. Impetigo

Kondisi kulit ini juga terjadi pada anjing. Masalah kulit


impetigo menyebabkan lepuh berisi nanah yang bisa pecah dan
mengeras. Biasanya terjadi pada bagian perut yang tidak
berbulu. Impetigo jarang menjadi gangguan yang serius dan
dapat diobati dengan larutan topikal. 

D. Seborrhea

Masalah kulit ini menyebabkan kulit anjing menjadi


berminyak dan bersisik (ketombe). Pada beberapa kasus,
seborrhea adalah penyakit genetik yang terjadi saat anjing masih
muda dan berlangsung seumur hidup. Namun, kebanyakan
anjing dengan seborrhea mengembangkan komplikasi. Untuk
itu, kamu perlu segera mengobati penyebab sehingga gejala
tidak kambuh. 
Untuk mencegah masalah kulit, pertimbangkan untuk
memberikan obat oral atau topikal pada anjing. Obat pencegah
juga dapat menjaga anjing dari masalah kulit. Jika kamu dapat
mengidentifikasi penyebab utama infeksi, maka lebih mudah
untuk mencegah kekambuhan atau terjadi berulang. 
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan
yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi
permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas
permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh
sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan
kimia, dan juga berperan penting dalam pengaturan suhu dan
keseimbangan air.

Struktur kulit terbagi menjadi tiga lapisan utama yaitu


epidermis sebagai bagian terluar, lapisan dermis yang berada di
tengah, dan bagian terdalam yakni hipodermis atau juga disebut
subkutan. Kulit mempunyai banyak fungsi antara lain sebagai
alat perasa, pelindung jaringan di bawahnya, memberi bentuk,
mengatur suhu tubuh, tempat sintesis vitamin D, alat gerak pada
ular, alat pernapasan pada amfibi, dan tempat menyimpan
cadangan energi terutama pada domba dan babi. Jaringan
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/362995098/makalah-struktur-
hewan-2-pdf

https://www-britannica-com.translate.goog/science/integument

http://repository.ut.ac.id/4298/1/BIOL4212-M1.pdf

https://ejournal.unsrat.ac.id/

https://www.gramedia.com/

https://eprints.umm.ac.id/

https://www.gramedia.com/literasi/hewan-vertebrata/

https://www.halodoc.com/artikel/6-jenis-penyakit-kulit-yang-
rentan-menyerang-anjing

Anda mungkin juga menyukai