Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM POWER SISTEM

PENGUJIAN PERBANDINGAN BELITAN


TRASFORMATOR

Nurul Izzah Budi

321 19 070

3C

Kelompok 2

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2021
I. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengukur dan menetukan perbandingan jumlah kumparan
sisi primer dan sisi sekunder.
2. Untuk menentukan error perbandingan belitan transformer antara
name plate dan pengukuran.
3. Untuk mengetahui tapping pada transformator dan kegunaannya.

II. Teori Dasar


Tujuan dari pengetesan perbandingan belitan (winding ratio) pada
transformator adalah untuk memastikan bahwa semua belitan memiliki
jumlah lilitan (belitan) sesuai dengan desain atau yang tersebut dalam name
plate. Jika transformator memiliki beberapa tapping maka pada
transformator tersebut juga perlu dilakukan pengujian perbandingan
transformator pada setiap tapping-nya.

Berdasarkan standard ANSI dan IEEE bahwa ratio tegangan terukur


antara dua belitan berada sekitar  0.5% dari yang tercantum pada
nameplate. Pada ratio dengan tegangan kerja tinggi pada salah satu sisinya
(misal 70 kV, 150 kV), pengetesan dilakukan dengan memberikan tegangan
rendah pada sisi tegangan yang lebih rendah dan mengukur tegangan
outputnya pada sis tegangan yang lebih tinggi.

Dalam konsepsi dasar, transformator adalah peralatan yang


sederhana. Dibentuk dari dua gulungan kawat berisolasi pada inti besi.
Salah satu gulungan dihubungkan ke sumber atau generator yang
selanjutnya di sebut sisi primer. Kemudian daya dari sisi primer akan
ditransfer ke beban, yang disebut sebagai sisi sekunder. Energi ditransfer
dari satu sisi ke sisi lainnya dengan menggunakan prinsip induksi magnet
(magnetic induction). Semakin banyak gulungan (turn) pada belitan, maka
semakin besar impedansi yang dihasilkan, serta makin besar tegangan yang
dibentuk pada terminal belitan tersebut dan arusnya menjadi lebih kecil
(terkait percobaan tahanan kumparan). Jika sisi sekunder memiliki
jumlah lilitan yang lebih banyak dari sisi primer, maka tegangan sisi
sekunder akan lebih tinggi dibandingkan sisi primer dengan arus yang
mengalir lebih rendah. Kondisi ini disebut transformator “step-up” (step-up
transformer). Sebaliknya jika sisi sekunder memiliki jumlah lilitan lebih
sedikit dibandingkan maka akan dihasilkan step-down transformer.

Hubungan langsung antara jumlah belitan dan tegangan antara sisi


primer terhadap sekunder dinyatakan sbb:

Vp Np
= =α
Vs Ns

Dimana :

Vp = tegangan primer

Vs = tegangan sekunder

Np = jumlah lilitan primer

Ns = jumlah lilitan sekunder

Pada step-up transformer nilai perbandingan a > 1, sebaliknya step-


down transformer nilai perbandingan a < 1.

Notasi standar untuk indikasi sisi belitan yang lebih tinggi adalah
“H” dengan terminasi H1 dan H2. Belitan tegangan lebih rnedah
dinotasikan “X” dengan terminasi X1 dan X2. Sumber tegangan dapat
dihubungkan ke dua sisi tranformator, tergantung kebutuhan apakah
digunakan sebagai step-up transformer atau step-down transformer.

Gambar 1. Notasi terminasi pada transformator


Rangkaian pengganti transformator juga dapat digambarkan sbb:

Gambar 2. Rangkaian ekuivalent transformator

Dimana :
Vp = tegangan masuk / sisi primer (Volt)
Vs = tegangan keluar / sisiskunder (Volt)
Ep = g.g.l. induksipadasisi primer (Volt)
Es = g.g.l. induksipadasisiskunder (Volt)
NP = jumlah lilitan sisi primer
NS = jumlah liltan sisi sekunder
A = rasio perbandingn belitan

III. Alat dan Bahan

1. 3 unit transformator 1 phase atau 1 unit transformator 3 fase (1


modul tranformator)
2. 2 buah Voltmeter (analog / digital)
3. Kabel penghubung secukupnya
4. Sumber tegangan 3 fase
IV. Rangkaian Percobaan

Gambar 3. Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 1 dan Ratio 2

Gambar 4. Rangkaian Percobaan Transformer Ratio 3

V. Prosedur Percobaan
1. Mencatatat ratio trafo, sesuai yang tercantum pada belitan trafo.
2. Menyiapkan alat dan bahan percobaan
3. Mengkalibrasi alat ukur.
4. Merangkai alat percobaan (transformator dan kabel) sesuai gambar
3.
5. Sebelum mehubungkan sumber tegangan ke rangkaian, periksa besar
tegangan output sumber tegangan.
6. Mencatat dan menghitung nameplate transformer ratio pada setiap
tapping.
7. Menghubungkan sumber tegangan sesuai rangkaian percobaan.
8. Menyalakan (ON) sumber tegangan.
9. Mengukur tegangan sesuai tabel
10. Mengukur tegangan pada sisi sekunder, untuk semua tapping.
11. Mencatat hasil pengukuran.
12. Mengulangi untuk tap ratio lainnya sesuai gambar dan tabel

VI. Keamanan & Keselamatan Kerja (K3)


A. Potensi Bahaya
1. Menyentuh terminal bertegangan dari alat injeksi yang
dapat menimbulkan electric Shock.
2. Hubung singkat karena menginjeksi phase yang sama,
hubung singkat, kebakaran, dan rusaknya peralatan.
3. Kebakaran yang diakibatkan oleh kondisi injeksi tegangan
yang melampaui ketahanan isolasi dari peralatan.
B. Antisipasi
1. Mengikuti petunjuk instruksi manual dan pembimbing.
2. Memeriksa kembali semua rangkaian sebelum memulai
mengoperasikan peralatan praktikum dibawah
pengawasan pembimbing.
3. Matikan semua sumber tegangan sebelum membuat atau
mengubah koneksi apa pun.
4. Menggunakan peralatan pelindung seperti safety shoes
dan helmet bila diperlukan.
5. Biasakan diri Anda dengan peralatan keamanan o MCB
VII. Tabel Hasil Pengukuran
Data Name Plate (Perhatikan tegangan yang tercantum di atas belitan
transformator):

1. Untuk Rangkaian 1 (2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak
terhubung)

Tabel 7.1 Hasil Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada Rangkaian 1

No Titik Ukur Tegangan

SISI PRIMER

1. 1U 1 – 1V 1 392,8 V

2. 1V 1 – 1W1 396,2 V

3. 1W 1 – 1U 1 392,4 V

4. 1U 1 – 1U 2/N (primer) 224,6 V

5. 1V 1- 1V 2/N (primer) 227,9 V

6. 1W 1 – 1W 2/N (primer) 226,9 V

SISI SEKUNDER 1

1. 2U 1 – 2V 1 119,2 V

2. 2V 1 – 2W 1 120,2 V

3. 2W 1 – 2U 1 119 V

4. 2U 1 – 2U 2/N (sekunder 1) 68,1 V

5. 2V 1 – 2V 2/N (sekunder 1) 69,1 V

6. 2W 1 – 2W 2/N (sekunder 1) 68,8 V

SISI SEKUNDER 2
1. 3U 1 – 3V 1 119,3 V

2. 3V 1 – 3W 1 120,2 V

3. 3W 1 – 3U 1 119,1 V

4. 3U 1 – 3U 2/N (sekunder 2) 68,2 V

5. 3V 1 – 3V 2/N (sekunder 2) 69 V

6. 3W 1 – 3W 2/N (sekunder 2) 68,8 V

2. Untuk Rangkaian 1 (hubungkan 2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan
3W1 tidak terhubung dan lepaskan Netral 1)

Tabel 7.2 Hasil Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada Rangkaian 1

No Titik Ukur Tegangan

SISI PRIMER

1. 1U 1 – 1V 1 392,5 V

2. 1V 1 – 1W1 227,3 V

3. 1W 1 – 1U 1 391,7 V

4. 1U 1 – N (primer) 224 V

5. 1V 1- N (primer) 227,6 V

6. 1W 1 – N (primer) 227,2 V

SISI SEKUNDER 1

1. 2U 1 – 2V 1 69,5 V

2. 2V 1 – 2W 1 69,2 V
3. 2W 1 – 2U 1 68,5 V

4. 2U 1 – 3U 2/N (sekunder 2) 136 V

5. 2V 1 – 3V 2/N (sekunder 2) 137,7 V

6. 2W 1 – 3W 2/N (sekunder 2) 137,5 V

Pindahkan Netral primer dari 1U2-1V2-1W2 ke 1U3-1V3-


1W3

3. Untuk Rangkaian 2 (2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan 3W1 tidak
terhubung)

Tabel 7.3 Hasil Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada Rangkaian 2

No Titik Ukur Tegangan

SISI PRIMER

1. 1U 1 – 1V 1 390,9 V

2. 1V 1 – 1W1 394,5 V

3. 1W 1 – 1U 1 390,6 V

4. 1U 1 – 1U 3/N (primer) 222,7 V

5. 1V 1- 1V 3/N (primer) 234,5 V

6. 1W 1 – 1V 3/N (primer) 283,6 V

SISI SEKUNDER 1

1. 2U 1 – 2V 1 164,2 V

2. 2V 1 – 2W 1 119,7 V
3. 2W 1 – 2U 1 163,3 V

4. 2U 1 – 2U 2/N (sekunder 1) 115,8 V

5. 2V 1 – 2V 2/N (sekunder 1) 72,5 V

6. 2W 1 – 2W 2/N (sekunder 1) 66,8 V

SISI SEKUNDER 2

1. 3U 1 – 3V 1 163,9 V

2. 3V 1 – 3W 1 119,5 V

3. 3W 1 – 3U 1 163,2 V

4. 3U 1 – 3U 2/N (sekunder 2) 115,4 V

5. 3V 1 – 3V 2/N (sekunder 2) 72,5 V

6. 3W 1 – 3W 2/N (sekunder 2) 67,1 V

4. Untuk Rangkaian 2 (hubungkan 2U2 dan 3U1; 2V2 dan 3V1; 2W2 dan
3W1 tidak terhubung dan lepaskan Netral 1)

Tabel 7.4 Hasil Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada Rangkaian 2

No Titik Ukur Tegangan

SISI PRIMER

1. 1U 1 – 1V 1 390,6 V

2. 1V 1 – 1W1 394,2 V

3. 1W 1 – 1U 1 390,7 V

4. 1U 1 – N (primer) 228,1 V
5. 1V 1- N (primer) 225,4 V

6. 1W 1 – N (primer) 23,76 V

SISI SEKUNDER 1

1. 2U 1 – 2V 1 48,9 V

2. 2V 1 – 2W 1 69,2 V

3. 2W 1 – 2U 1 40,7 V

4. 2U 1 – N (sekunder 2) 230,7 V

5. 2V 1 – N (sekunder 2) 144,7 V

6. 2W 1 – N (sekunder 2) 133,9 V

VIII. Analisis Data Pengukuran


Pada percobaan ini yaitu Pengujian Perbandingan Belitan
Transformator, dapat kita perhatikan pada :
1) Tabel 7.1 Pengukuran Tegangan Belitan Traformator pada
rangkaian satu, antara belitan dengan belitan pada sisi primer dan
antara belitan primer dengan titik netral memiliki perbedaan nilai
tegangan yang tidak terlalu jauh atau normal yang disebabkan
karena tegangan yang ada pada belitan dapat keluar langsung
pada titik netral dan nilai tegangan yang didapatkan pada sisi
primer cukup besar karena dipengaruhi oleh jumlah lilitan belitan
yang ada pada sisi primer. Kemudian untuk sisi sekunder 1 dan
sekunder 2, antara belitan dengan belitan maupun antara belitan
dengan netral dapat kita lihat juga bahwa perbedaan nilai
tegangan yang didapatkan tidak terlalu jauh atau normal, tetapi
nilai tegangan yang didapatkan pada sisi sekunder 1 dan
sekunder 2 sangat kecil karena dipengaruhi oleh jumlah lilitan
belitan yang ada pada sisi sekunder.
2) Tabel 7.2 Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada
rangkaian satu, antara belitan dengan belitan pada sisi primer dan
antara belitan primer dengan netral memiliki perbedaan nilai
tegangan yang tidak terlalu jauh atau normal yang disebabkan
karena arus yang ada pada belitan dapat keluar langsung pada
titik netral dan nilai tegangan yang didapatkan pada sisi primer
besar karena dipengaruhi oleh jumlah lilitan belitan yang ada
pada sisi primer. Kemudian untuk sisi sekunder 1, antara belitan
dengan belitan maupun antara belitan dengan ground dapat kita
lihat juga bahwa perbedaan nilai tegangan yang didapatkan tidak
terlalu jauh atau normal, tetapi nilai tegangan yang didapatkan
pada sisi sekunder 1 sangat kecil karena dipengaruhi oleh jumlah
lilitan belitan yang ada pada sisi sekunder 1.
3) Tabel 7.3 Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada
rangkaian dua, antara belitan dengan belitan pada sisi primer dan
antara belitan primer dengan titik netral memiliki perbedaan nilai
tegangan yang tidak terlalu jauh atau normal yang disebabkan
karena tegangan yang ada pada belitan dapat keluar langsung
pada titik netral dan nilai tegangan yang didapatkan pada sisi
primer cukup besar karena dipengaruhi oleh karena dipengaruhi
oleh jumlah lilitan belitan yang ada pada sisi primer. Kemudian
untuk sisi sekunder 1 dan sekunder 2, antara belitan dengan
belitan maupun antara belitan dengan netral dapat kita lihat juga
bahwa perbedaan nilai tegangan yang didapatkan tidak terlalu
jauh, tetapi nilai tegangan yang didapatkan pada sisi sekunder 1
dan sisi sekunder 2 pada percobaan pertama nilai tegangannya
besar dikarenakan kesalahan pada saat merangkai, tetapi pada
saat percobaan ke dua sisi sekunder 1 dan sekunder 2 sangat
kecil karena dipengaruhi oleh jumlah belitan yang ada pada sisi
sekunder.
4) Tabel 7.4 Pengukuran Tegangan Belitan Transformator pada
rangkaian dua, antara belitan belitan pada sisi primer dan antara
belitan primer dengan netral memiliki perbedaan nilai tegangan
yang tidak terlalu jauh atau normal yang disebabkan karena arus
yang ada pada belitan dapat keluar langsung pada titik netral dan
nilai tegangan yang didapatkan pada sisi primer besar karena
dipengaruhi oleh jumlah lilitan belitan yang ada pada sisi primer.
Kemudian untuk sisi sekunder 1, antara belitan dengan belitan
maupun antara belitan dengan ground dapat kita lihat bahwa
perbedaan nilai tegangan yang ada sangat signifikan, dimana
pada nilai tegangan yang dapatkan memiliki perbedaan yang
sangat jauh, perbedaan dan kecilnya nilai tegangan yang
didapatkan pada sisi sekunder 1 dipengaruhi oleh sisi sekunder
adalah sisi output dari sebuah tranformator kemudian jumlah
lilitan belitan juga yang ada pada sisi sekunder 1 sedikit

Dapat diingat Kembali bahwa jumlah lilitan belitan sangat


mempengaruhi besar tegangan yang ada pada tranformator,
persamaan berikut menyatakan bahwa nilai teganga dipengaruhi
oleh jumlah lilitan belitan.
Vp Np
= =α
Vs Ns

Dimana :

Vp = tegangan primer

Vs = tegangan sekunder

Np = jumlah lilitan primer

Ns = jumlah lilitan sekunder

IX. Kesimpulan
Besarnya nilai tegangan pada transformator disebabkan oleh jumlah
lilitan belitan yang ada pada setiap sisi primer maupun sisi sekunder
transformator. Kemudian posisi belitan juga pada input maupun output
dapat mempengaruhi jumlah tegangan yang didapatkan.

Kemudian tapping pada transformator merupakan bagian yang


dipasangkan pada transformator sehingga dapat mengendalika tegangan
output pada transformator dan menjaga tegangan terminal konsumen
sampai pada batas yang telah ditentukan

Anda mungkin juga menyukai