Anda di halaman 1dari 12

Nama : Oppie Ruliani

NIM : 2134013P
Jurusan : DIV TLM Transisi

Tanggal : 07 Des 2021


Praktikum ke: 4 (Serologi)
Judul : Pemeriksaan AFP
Tujuan : Untuk penentuan kuantitatif in vitro dari fetoprotein dalam serum atau plasma
manusia
Metode : Immunoassay ( ECLIA )
Prinsip : Sandwich principle

Prinsip persaingan. Total durasi tes: 18 menit.


Inkubasi 1: 10 L sampel dan antibodi spesifik CEA monoklonal terbiotinilasi,
dan antibodi spesifik CEA monoklonal yang diberi label dengan kompleks
ruthernium bereaksi membentuk kompleks sandwich.
Inkubasi 2: Setelah penambahan mikropartikel berlapis streptavidin, kompleks
menjadi terikat pada fase padat melalui interaksi biotin dan streptavidin.
Campuran reaksi disedot ke dalam sel pengukur di mana mikropartikel di
tangkap secara magnetis ke permukaan elektroda. Zat yang tidak terikat
kemudian dihilangkan dengan ProCell/ProCell M. Penerapan tegangan ke
elektroda kemudian menginduksi emisi chemiluminescent yang diukur dengan
photomultiplier. Hasil ditentukan melalui kurva kalibrasi yang dibuat secara
khusus oleh instrument dengan kalibrasi 2 titik dan kurva master yang
disediakan melalui kode batang reagen atau kode batang elektronik.
Alat : Cobas e 411
Reagen : Elecsys CEA

Bahan control: Precicontrol Tumor Marker 1

Precicontrol Tumor Marker 2

Sampel : Serum
Identitas Pasien

 No. pasien : 21151326


 NIK/ID : 00244327
 Nama : Tn. D.W
 Jenis Kelamin : Laki – Laki
 Usia : 34 tahun (01-02-1987)

 Bangsal/Poli : MCU
 Dokter Pengirim : dr. Hesty Dwi Handayani
 Keterangan Klinis : MCU
 Obat – Obatan : Tidak Ada
 Puasa : 12 jam
 Tanggal Order : 07 Des 2021
 Tanggal Terima : 07 Des 2021
 Tanggal Selesai : 07 Des 2021

Keterangan sampel

 Jenis specimen : 1 tabung darah tutup merah (tanpa antikoagulan)


 Volume specimen : 4 ml
 Identitas spesimen : Tabung darah sudah ditempel barcode identitas pasien

Cara kerja :
a. Menyalakan Instrumen
1. Pastikan UPS bekerja dengan baik
2. Tekan power “ON” printer
3. Buka tutup botol procell dan clean cell
4. Hidupkan instrument, naikan power “ON” (samping kanan), kemudian tekan power
“ON” ( DEPAN )
5. Masukan login dan password
6. Intrumen akan melakukan inisialisasi, tunggu sampai stand by, siap digunakan lebih
kurang 30 menit
7. Keluarkan reagen dari lemari pendingin biarkan mencair mencapai suhu kamar
8. Periksa cairan pencuci ( sistem water, syswash + aquadest →1+100), limbah padat,
limbah cair dan consumable (PD/CC, assay cup, assay tip, jika sudah habis ganti
dengan yang baru)
9. Masukan reagen kedalam regen disk, tutup dan lakukan reagen scan

b. Melakukan Kalibrasi ( dengan barcode )


- Calibration
- Status
- Pilih jenis → klik full
- Save ( parameter yang terpilih akan ditandai warna hijau )
- Letakkan kalibrator di sample disk dengan posisi cal1 di depan ( cal1 dilanjutkan
cal2 ) dan stop barcode dibagian paling akhir
- Sample scan dengan cara : system overview → sample tracking → sample scan
- Tekan ‘start’ ( kecil ) → tekan kembali start ( besar )
c. Melakukan kontrol
- QC
- Status
- Pilih jenis pemeriksaan yang akan di kontrol
- Klik select
- Save ( parameter yang terpilih akan ditandai warna hijau )
- Letakkan kontrol di sample disk, diakhiri dengan stop barcode
- Sample scan dengan cara : system overview → sample tracking → sample scan
- Tekan ‘start’ ( kecil ) → lalu tekan krmbali ‘start’ ( besar )
d. Melakukan Pemeriksaan ( Dengan Barcode )
- Tekan System Overview – Sample Trcking
- Letakkan sample pada sample disk
- Letakkan stop barcode setelah sample terakhir
- Tekan Sample Scan Setelah stand by, tekan Workplace – Test selection.
- Pilih Sample dan parameter yang akan dikerjakan – tekan Save.
- Proses ini dikerjakan jika sample menggunakan barcode tanpa terhubung LIS, jika
terhubung dengan LIS bias langsung tekan Star
- tanpa harus memilih jenis pemeriksaan. Lakukan langkah ke 2 sampai sampel
terakhir – Tekan Start (RS Siloam, 2020)
-
Hasil Pemeriksaan :

Pemeriksaan Result Satuan Referange Range


AFP 3,50 IU/mL 0.00 – 5.80 IU/mL

Nilai Rujukan:

AFP : 0.00 – 5.80 IU/mL

Interpretasi Hasil :
Dari hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil AFP pasien dalam keadaan normal.

Pembahasan:
Alfa1-fetoprotein (AFP), sebuah glikoprotein mirip albumin dengan berat molekul
sekitar 70 kDa, dibentuk di kantung kuning telur selama kehidupan janin, di sel hati yang
tidak berdiferensiasi, dan saluran gastrointestinal janin. Tumor yang mensintesis AFP
terutama tumor sel germinal non-seminomatous testis (NSGCT), tumor kantung kuning telur
dari ovarium dan karsinoma hepatoseluler (HCC).
Selain itu AFP merupakan bagian penting dalam penilaian risiko trisomi pada
trimester kedua kehamilan bersama dengan hCG+β dan parameter lainnya. Antibodi anti-
AFP monoklonal terbiotinilasi (tikus) 4,5 mg/ L; dapar fosfat 100 mmol/L, pH 6,0; pengawet.
Anti- AFP-Ab~Ru(bpy) (tutup hitam), 1 botol, 10 mL: Antibodi anti-AFP monoklonal
(tikus)

berlabel kompleks ruthenium 12,0 mg/L; dapar fosfat 100 mmol/L, pH 6,0; pengawet.
Kanker testis pemantauan yang cermat dari penanda tumor serum AFP dan human chorionic
gonadotropin (hCG) sangat penting dalam pengelolaan pasien dengan tumor sel germinal
(GCT), karena penanda ini penting untuk diagnosis, sebagai indikator prognostik, dalam
memantau respons pengobatan, dan dalam deteksi dini kekambuhan. (Roche, 2018)
Persiapan pasien sangat memperngaruhi dalam pengeluaran hasil yang sebenarnya.
Jika ditemukan hasil tidak sesuai dengan klinis pasien, maka laboratorium akan melakukan
pemeriksaan ulang dengan bahan yang sama atau mengambil sampel baru lagi.
1. Preanalitik:
a. Dalam melakukan pemeriksaan, permintaan test yang jelas sangatlah penting agar
sesuai dengan apa yang diminta dokter pengirim untuk membantu menegakkan
diagnose. Nama dokter harus tercantum jelas disertai dengan tanda tangan dokter
agar pemeriksaan yang akan dilakukan menjadi legal. Keterangan klinis pun
harus dicantumkan untuk membantu petugas laboratorium mencocokkan hasil
yang didapat dengan klinis pasien.
Pada pemeriksaan ini permintaan pemeriksaan sudah jelas dan sesuai.
b. Identifikasi pasien harus lengkap terdiri dari nama pasien, jenis kelamin, tanggal
lahir atau umur, alamat, tanggal pengambilan spesimen, nomor MR, asal pasien,
konsumsi obat dan jam puasa. Hal ini penting karena bertujuan untuk menjadi
dokumentasi bahwa benar pasien tersebut melakukan pemeriksaan laboratorium
dan untuk menghindari adanya specimen yang tertukar atau salah dalam
pelabelan maupun kesalahan dalam proses pengerjaan specimen serta dapat
menjadi catatan persiapan pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Pada pemeriksaan ini, identitas pasien seperti nama, jenis kelamin, tanggal
lahir/usia, alamat , no MR dan asal rujukan pasien dan puasa telah diisi dengan
lengkap. Sedangkan untuk konsumsi obat dikarenakan tidak adanya konsumsi
obat pada pasien dan jam puasa pasien telah memenuhi syarat.
c. Spesimen untuk pemeriksaan AFP jenis sampel bisa darah tanpa anti koagulan
maupun Plasma: Li-heparin dan K2-EDTA plasma wadah yang digunakan bisa
tabung darah biasa. Sentrifugasi sampel yang mengandung endapan sebelum
melakukan pengujian, stabilitas selama 7 hari pada suhu 15-25ºC, 7 hari pada
suhu 4ºC – 8ºC , 3 hari pada suhu 20º C – 25º C dan 6 bulan pada suhu -20º C.
Volume sampel darah disesuaikan dengan tabung yang dipakai. Sampel harus
beku dahulu sebelum dilakukan centrifuge
Pada praktek ini, keberterimaan specimen sudah sesuai dengan prosedur dan
persyaratan specimen yang telah ditetapkan.
a. Persiapan spesimen untuk analisa
1) Kondisi spesimen memenuhi persyaratan.
Penemuan di lahan praktik spesimen darah tidak hemolysis, lipemik dan
ikterik.
2) Volume sampel harus sesuai dengan permintaan pemeriksaan. Volume
spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
Penemuan di lahan praktik volume spesimen cukup yaitu 4 ml
3) Identifikasi spesimen sesuai jenis pemeriksaan
Penemuan di lahan praktik sudah sesuai dengan pemeriksaan yaitu
menggunakan darah tanpa antikoagulan untuk dambil serumnya
(Kemenkes RI, 2013).

Identitas
Yang harus ada Temuan
Pasien
Nama Ada
Jenis Kelamin Ada
Tanggal Lahir/Usia Ada
Alamat Ada
Nomor MR Ada
Asal rujukan pasien/Bangsal Medicak Check Up
Puasa Puasa 12 jam
Konsumsi Obat Tidak Ada
Peminta Pemeriksaan
Nama Dokter Ada
Keterangan Klinis Ada
Pemeriksaan yang diminta Ada
Tanda tangan Dokter Ada
Kesimpulan :
Dari data identitas pasien yang diterima, disimpulkan data pasien nomor order
21151326 sesuai untuk dilakukan pemeriksaan.

Spesimen
Syarat keberterimaan spesimen untuk Temuan
pemeriksaan :
Jenis Spesimen Darah dengan tanpa anti koagulan
Volume/Jumlah 1 tabung (4 ml)
Kondisi/Kelayakan Layak (Ikterik/Lipemik/Hemolisis)
Anti Koagulan Tidak ada
Wadah Sesuai
Ada Bekuan/Tidak Tidak ada
Stabilitas Sesuai
Kesimpulan :
Dari syarat keberterimaan spesimen, disimpulkan bahwa spesimen nomor order
21151326 layak untuk diperiksa.

2. Analitik:
Dalam pemeriksaan AFP ini menggunakan metode Sandwich principle. Metode ini
merupakan metode yang telah direkomendasikan oleh lembaga resmi. Pada pemeriksaan ini
metode yang digunakan telah sesuai dengan prosedur atau instruksi kerja sehingga
pemeriksaan AFP telah terverifikasi dengan baik.
a. Keterbatasan – gangguan :
Pemeriksaan ini tidak dipengaruhi oleh ikterus (bilirubin < 65 mg/dL), hemolisis
(hb < 2,2 g/dL), Lipemia (Intralipid < 1500 mg/dL)
b. Sumber Variabilitas dan interferensi :
1) Obat: Sampel tidak boleh diambil dari pasien yang menerima dengan
dosis biotin tinggi (yaitu >5 mg/hari) sampai setidaknya 8 jam setelah
pemeberian biotin terakhir.
2) Penyakit: Ada gangguan faktor rheumatoid jika konsentrasi > 1500 IU/mL
3) Kehamilan : Untuk pengujian prenatal dianjurkan agar nilai median
dievaluasi ulang secara berkala (1 sampai 3 tahun) dan setiap kali
metodologi berubah.

c. Interpretasi Klinik :
Nilai AFP yang sangat tinggi dapat mengindikasikan karsinoma sel hati primer
dan telah ditunjukkan bahwa kadar AFP meningkat dengan ukuran tumor. Lebih
dari 70-80% pasien dengan karsinoma hepatoseluler primer dilaporkan
mengalami peningkatan kadar AFP serum. Tingkat yang meningkat menunjukkan
perkembangan tumor atau kekambuhan setelah reseksi hati atau pendekatan
terapeutik. Karena nilai AFP juga dapat meningkat selama regenerasi hati, nilai
yang cukup tinggi ditemukan pada sirosis hati yang dimediasi alkohol dan
hepatitis virus akut.
3. Pasca Analitik
a. Dilakukan Verifikasi hasil
Verifikasi hasil adalah upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam
melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai pasca
analitik dengan melakukan pengecekan setiap tindakan/proses pemeriksaan.
Tahap pra analitik meliputi pemeriksaan formulir permintaan pemeriksaan
apakah sudah lengkap, persiapan pasien sesuai persyaratan baik menghindari
konsumsi obat sebelum melakukan pemeriksaaan, pengambilan dan
penerimaan specimen, penanganan specimen dan persiapan sampel untuk
dianalisa. Dalam melakukan pemeriksaan, permintaan test yang jelas
sangatlah penting agar sesuai dengan apa yang diminta dokter pengirim untuk
membantu menegakkan diagnose. Nama dokter harus tercantum jelas disertai
dengan tanda tangan dokter agar pemeriksaan yang akan dilakukan menjadi
legal. Pada tahap analitik meliputi persiapan reagen, persiapan specimen,
waktu inkubasi telah sesuai atau tidak.
Tahap pasca analitik meliputi pelaporan hasil. Dalam pelaporan hasil harus
diamati apakah hasil print out dari alat tidak salah tempel, hasil harus terbaca
dengan jelas, nilai rujukan telah sesuai dengan metode yang digunakan,
pemberian tanda untuk hasil yang berada diluar nilai rujukan dan catatan bila
diperlukan.
b. Validasi hasil meliputi kegiatan evaluasi atau monitoring hasil PMI hari itu
apakah telah sesuai. Melakukan kesesuaian hasil dengan parameter lain yang
diperiksa dan melakukan kesesuaian hasil dengan keterangan klinis pasien
serta sumber variabilitas pasien (biologi), juga kesesuaian dengan pengaruh
variabilitas no biologi. Keterangan klinis pun harus dicantumkan untuk
membantu petugas laboratorium mencocokkan hasil yang didapat dengan klinis
pasien. Pada praktek ini, permintaan tes yang akan dilakukan sudah jelas dan
sesuai.

Validasi
Interferensi Temuan
Penyakit Ada
Sumber Variabilitas
Obat-obatan Tidak ada
Alkohol Tidak ada
Spesimen Ikterik/Hemolisis/Lipemik Tidak ada
Kesimpulan :
Validasi telah dilakukan, tidak ada yang mempengaruhi hasil pemeriksaan dan
kesesuaian hasil pemeriksaan pasien telah sesuai sehingga hasil dapat dikeluarkan

Verifikasi
Interferensi Temuan
Tahap Pra analitik
Formulir permintaan Ada
Persiapan pasien Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pengambilan dan penerimaan specimen Sesuai prosedur/intruksi kerja
Penanganan specimen Sesuai prosedur/intruksi kerja
Persiapan sampel Sesuai prosedur/intruksi kerja
Tahap Analitik
Persiapan reagen Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pipetasi reagen dan persiapan sampel Sesuai prosedur/intruksi kerja
Inkubasi Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pemeriksaan Sesuai prosedur/intruksi kerja
Pembacaan hasil Sesuai prosedur/intruksi kerja
Tahap Pasca Analitik
Pelaporan hasil Sesuai prosedur/intruksi kerja
Monitoring PMI Sesuai prosedur/intruksi kerja
Kesesuaian dengan parameter lain Sesuai prosedur/intruksi kerja
Kesimpulan:
Dari kegiatan praktek pemeriksaan AFP , telah dilakukan kegiatan untuk menjamin
mutu hasil pemeriksaan, dimulai dari tahap pra analitik, analitik hingga pasca analitik telah
dilakukan sesuai prosedur/instruksi kerja yang telah ditetapkan. Tahap kegiatan laboratorium
ini penting untuk dilaksanakan sebaik mungkin, agar mendapatkan hasil pemeriksaan yang
berkualitas tinggi, mempunyai ketelitian dan ketepatan sehingga membantu klinisi dalam
rangka menegakkan diagnosa, pengobatan atau pemulihan kesehatan pasien yang
ditanganinya.

Oppie Ruliani
Referensi :

RS Siloam, 2020. Standar Operasional Prosedur Alat Cobas e-411 Analyzer. Palembang : RS
Siloam

Roche, 2018. Kit insert CEA Order Information, Germany : Roche Diagnostic

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang


Benar. 2013. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik

https://indonesianjournalofclinicalpathology.org/index.php/patologi/article/download/1285/1
005. Download 21 Desember 2021

Siregar, M., dkk. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik Kendali Mutu. 2018. Pusat
Pendidikan Sumber Daya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Buku Praktikum Patologi Klinik – Kimia KlinikPage 12

Anda mungkin juga menyukai