Anda di halaman 1dari 19

PANDEMI COVID-19 BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Kelompok 1

Disusun Oleh:

Agung Nugroho (115180168)

Agustian Firmansyah (115180080)

Ahmad Berlianto (125180277)

Alfredo Waani (115180178)

Alif Hijau Al Ayubi (545140108)

Alexander Nawiko (515180023)

David Emanuel Sintanu (515180005)

Universitas Tarumanagara

JAKARTA

i
2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang berjudul
“Pandemi COVID-19 Bagi Perekonomian Indonesia”.

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari Covid-19 terhadap perekonomian
Indonesia saat ini dan jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan analisis
data ,reduksi data,display data dan verifikasi/kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan dampak
Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia saat ini dengan berbagai dampak yang terjadi pada
perekonomian karena pandemic Covid-19 yang terjadi pada sat ini maka itu perlu mengetahui
dampak-dampak yang terjadi yaitu terjadi kesusahan dalam mencari lapangan pekerjaan,susah
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan juga tidak mempunyai penghasilan dalam
memenuhi kebutuhan untuk sehari-hari dn juga banyak kesusahan yang di terima dari semua
sector perekonomian dalam semua bidang juga merasakan dampak dari Covid-19.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Murni yang telah memberikan tugas
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, maka itu kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan yang ada. Kiranya makalah ini dapat berguna dalam kehidupan
kita sehari-hari, dan dapat memberikan kita beragam informasi yang belum diketahui
para pembaca.

Jakarta, 25 November 2020

ii
(Kelompok 1)

DAFTAR ISI

iii
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Dengan munculnya Covid-19 pemerintah Indonesia mulai


menegaskan bahwa masyarakat di himbau untuk tidak melakukan aktivitas di
luar rumahupaya untuk menghindari meningkatnya penyebaran Covid-19.
Cara yangdilakukan pemerintah adalah dengan melakukan social distancing
dan PSBBatau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Untuk saat ini masyarakat
Indonesiasudah mulai mengikuti dan mematuhi perintah yang diberikan
pemerintahmeskipun masih banyak orang-orang yang belum bisa mematuhinya.
Akan tetapi dari kebijakan tersebut dan akibat dari pandemi
virus inimuncul permasalahan yang dirasakan dari berbagai kalangan baik
kalanganatas, menengah dan bawah. Namun, tentu saja kalangan bawah
merasakandampak yang begitu besar, pasalnya mereka menjadi kesulitan dalam
mencari nafkah dan kesulitan untuk mendapatkan alat pencegahan Covid-19
sepertihandsanitizer dan masker sehingga mereka mudah terkena virus
sehinggamenyebebakan kematian. Pemerintah pun berupaya semaksimal mungkin
agarbisa menangani pasien-pasien Covid-19 dengan baik dan juga
memberikanalat pencegahan kepada kalangan bawah. Selain itu kondisi saat ini
dimana Indonesia sebagai negara yang memilikibonus demografi yang seharusnya
sedang dalam kondisi membangun sebuahkekuatan ekonomi yang sangat besar
harus mengalami keterlambatan ekonomiakibat dari wabah virus ini dimana,
kondisi saat ini membuat perekonomiannegara menjadi terganggu.
Selain itu adanya program PSBB serta progranPhysical Distancing
diberbagai daerah sebagai langkah negara dalammencegah penularan
virus tersebut ternyata memiliki dampak yang burukdalam segi pertumbuhan
ekonomi.
Dimana kodisi saat ini secara tidak langsung membuat ekspor dan
imporproduk menjadi tergangu, serta berkurangnya atau melambatnya laju

1
investasi. Hal ini terjadi akibat dari sulitnya masuk investasi dari luar akibat
pengaruhwabah virus ini. Selain itu banyaknya tenaga kerja produk

2
yang harus mengalami putus hubungan kerja akibat dari kondisi saat ini yang membuat
berbagai bidang khususnya industri mengalami penurunan penjualan danpermintaan
pasar seperti industri tekstiel dan industri garme dalam basispembuatan pakaian secara
masal. Banyaknya yang mengalami pemutusanhubungan kerja ini membuat tingginya jumlah
angka pengangguran

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi Indonesia sebagai negara yang mendapat


bonusdemografi ditengah ancaman krisis ekonomi akibat pandemic covid-
19?
2. Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani krisis ekonomi padasaat
pandemi covid-19 ?
3. Bagaimana upaya masyarakat yang menjadi bonus demografi
diIndonesia dalam menghadapi krisis ekonomi akibat pandemic covid-19?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui kondisi perekonomian di Indonesia saat ini


2. Mengetahui peran pemerintah dalam menangani krisis ekonomi saat pandemi
3. Mengetahui peran masyarakat dalam keadaan pandemi

1.4 Kerangka Teori

Saat ini dunia dilanda oleh Kejadian Luar Biasa (KLB) berupa pandemi COVID-
19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menginfeksi individu
pertamanya di Wuhan, salah satu kota di Republik Rakyat Tiongkok dan
kemudian menyebar ke seluruh penjuru

dunia tak terkecuali Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri mengkonfirmasi


kasus

COVID-19 pertama di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 meskipun muncul


beberapa spekulasi bahwa COVID-19 telah masuk ke Indonesia beberapa waktu
sebelumnya (Tim detikcom, 2020). Per 14 Mei 2020, kasus positif COVID-19
sudah mencapai angka 16.006

iii
dengan angka kesembuhan sebesar 3.518 dan kematian sebesar 1.043 jiwa
(Idhom, 2020). Pemerintah Indonesia menerapkan beberapa langkah seperti
menganjurkan warganya untuk

tetap berada di rumah hingga pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar


atau disingkat

PSBB, meskipun memang kebijakan tersebut menunjukkan adanya pembatasan


kebebasan

sipil masyarakat untuk berkumpul (Liputan6, 2020) serta adanya kemunduran


dalam kinerja masyarakat dalam sektor ekonomi yang pada akhirnya berujung
pada jatuhnya perekonomian pada skala nasional (Hadiwardoyo, 2020; Ansori,
2020; Ahmad, 2020), sehingga terdapat anjuran dari Ketua Gugus Tugas
Percepatan Penanggulangan COVID-19 dari BNPB yaitu Doni Monardo yang
menyarankan bagi para warga dengan usia dibawah 45 tahun kebawah untuk
diperbolehkan beraktivitas dengan tujuan untuk menggerakkan kembali
perekonomian (Riana & Amirullah, 2020).

PSBB membatasi mobilitas lokal penduduk maupun secara lokal sirkuler dan
temporer dengan adanya anjuran untuk tidak melakukan bahkan pelarangan
kegiatan mudik terutama bagi penduduk yang berdomisili di daerah yang
menerapkan PSBB seperti Jabodetabek, wilayah Bandung Raya, Kota Makassar,
Kota Pekanbaru, Kota Tegal, Kota Banjarmasin, Kota Tarakan, Kota Surabaya,
Kabupaten Gowa, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, hingga provinsi
Sumatera Barat (Permana, 2020). Meskipun begitu, masih terdapat beberapa
orang yang tetap melakukan kegiatan mudik (Manurung & Hantoro, 2020)
bahkan hingga melakukan penyelundupan pemudik (Tim detikcom, 2020). Tim
peneliti melihat bahwa penjabaran diatas menjadi tantangan bagi pemerintah
Indonesia dan juga warga Indonesia sendiri dalam rangka mempercepat
penuntasan wabah COVID-19 di Indonesia, meskipun memang kegiatan-kegiatan
yang terkesan melanggar peraturan PSBB tersebut banyak yang didasari pada
faktor ekonomi yang mendesak serta keresahan akan adanya pembatasan
kebebasan sipil dalam berkumpul dan juga bepergian. Oleh karena itu, untuk

iv
memahami lebih mendalam mengenai penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia
dan dampaknya terhadap situasi nasional, tim peneliti akan menjabarkan data
penyebaran kasus COVID-19, tantangan berat dalam memutus rantai penyebaran,
dan dampak sosial dan ekonomi di masa mendatang dari perspektif demografi
sosial.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aktivitas Perekonomian Indonesia di saat Sebelum Adanya Pandemi


COVID-19.

Sebelum adanya pandemi Covid-19, kondisi perekonomian di dunia masih


menunjukkan pertumbuhan yang positif. Walaupun sebelum Covid-19 ini
perekonomian global diselimuti dengan beberapa ancaman yaitu ketegangan
geopolitik antara Amerika Serikat dan Iran, perang dagang antara Amerika
Serikat dan Uni Eropa yang dipicu oleh kesepakatan green deal UE, perang
dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta isu brexit yang belum selesai.
Namun, secara keseluruhan kondisi ekonomi global sebelum pandemi Covid-19
masih baik dan prospektif untuk melakukan investasi.

Tidak hanya perekonomian global yang masih positif, sebelum pandemi


pun perekonomian nasional masih cukup baik dilihat dari IHSG pada awal Januari
yang sempat menyentuh angka 6300, hal ini adalah salah satu capaian yang baik
dan menarik bagi Indonesia. Tidak hanya itu prospek ekonomi nasional juga
masih stabil, dimana pertumbuhan ekonomi berada pada level lima sampai lima
setengah persen. Kemudian regulasi-regulasi yang dibuat oleh pemerintah,
kondisi rupiah yang cenderungnya lebih stabil dan cadangan devisa kita yang

v
bagus menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di Indonesia.

2.2 Aktivitas Perekonomian Indonesia di saat Pandemi COVID-19

Ada banyak sektor yang terdampak dengan pandemi covid 19 ini. Mulai
dari sektor ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain. Berbagai kebijakan
mulai diambil untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari dampak pandemi
covid ini. Seperti penerapan bekerja dirumah aja (work from home), social
distancing dan physical distancing, sampai diberlakukan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB).

Penerapan berbagai kebijakan ini mau tidak mau Tentu berpengaruh ke


berbagai bidang terutama bagi perekonomian. Pemerintah dan masyarakat diminta
harus bersiap terhadap dampak yang terjadi bila kasus penyebaran virus ini
semakin berlarut. Saat ini Dampak dari penyebaran covid ini yang paling
dirasakan berat salah satunya terhadap perekonomian di Indonesia, di mana
pertumbuhan ekonomi mengalami pelambatan.

Indikasi turunnya konsumsi swasta juga diperlihatkan oleh anjloknya


perjalanan wisata baik domestik ataupun asing. BPS mencatat jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara turun 7,62% pada Januari 2020 dibandingkan Desember
2019. Sementara, wisatawan nusantara turun 3,1% pada periode yang sama.
Tekanan pada konsumsi swasta ini dipastikan akan lebih dalam pada bulan Maret
dan juga bulan-bulan berikutnya.(detik.com/2020)

Salah satu Kalangan pelaku usaha yang terkena imbas juga adalah di
sektor perhotelan dan restoran.Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI)
mencatat efek penyebaran virus corona menekan tingkat okupansi di hotel-hotel
di Tanah Air, terutama di Jakarta. Dimana tingkat okupansi perhotelan merosot
menjadi hanya 20 persen bila dibandingkan dari kondisi normal sebelum
pandemi. Pada kondisi normal, okupansi perhotelan bisa mencapai 70 persen

Penurunan pertumbuhan ekonomi global juga berimbas pada negara-


negara tujuan ekspor indonesia. Seperti negara-negara yang menjadi tujuan utama

vi
ekspor Indonesia selama ini yaitu, Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang kini juga
terkena dampak penyebaran pandemi covid dan telah melewati kasus yang terjadi
di Cina. Di sisi lain, sebagai akibat turunnya kegiatan ekonomi domestik, impor
khususnya bahan baku dan modal juga mengalami kontraksi dibandingkan tahun
lalu.

2.3 Dampak Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Indonesia

Pengelolaan penanganan Covid-19 dari kesehatan maupun dari pemulihan


ekonomi senantiasa dikoordinasikan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Keputusan yang menyangkut masyarakat diputuskan secara terintegrasi
dan ditujukan untuk menurunkan angka terdampak Covid-19. Menghadapi
dampak pandemi global Covid-19, Presiden Joko Widodo mengajak kerja sama
antara pemerintah pusat dan daerah. Sinergi erat antara keduanya amat
dibutuhkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari Covid-19 hingga ke
daerah-daerah. Untuk itu, Pemerintah melakukan berbagai langkah-langkah
mitigasi terhadap dampak ekonomi yang diakibatkan Pandemi Covid-19.

Langkah-langkah tersebut di antaranya:

1) Memangkas rencana belanja tidak prioritas, baik di APBN dan APBD


seperti anggaran perjalanan dinas, pertemuan-pertemuan, dan belanja lain
yang tidak langsung untuk pemerintah

2) Refocusing kegiatan dan relokasi anggaran untuk mempercepat


penanganan COVID-19, baik terkait isu kesehatan maupun ekonomi

3) Menjamin ketersediaan bahan pokok dan menjaga daya beli masyarakat


lapisan bawah (buruh, pekerja harian, petani, nelayan, serta pelaku
UMKM)

4) Program Cash for Work, Padat Karya Tunai harus diperbanyak/dilipat


gandakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan pencegahan
penularan COVID-19 melalui dana desa dan program pemerintah daerah

vii
5) Menambah manfaat Kartu Sembako sebesar Rp.50.000/Keluarga penerima
manfaat menjadi 200.000/keluarga selama 6 bulan. Alokasi anggaran 4,56
triliun

6) Mempercepat implementasi kartu prakerja utk mengantisipasi pekerja


yang kena PHK dab pekerjaan harian yg kehilangan penghasilan afar
dapat meningkatkan kompetensi atau berwirausaha. Alokasi anggaran 10
triliun.

7) Membantu daya beli pekerja sektor industri pengolahan (pemerinntah


membayar PPh pasal 21 dari pekerja) dalam rangka memberikan
tambahan penghasilan. Alokasi anggaran 8,6 triliun

8) OJK memberikan relaksasi kredit UMKM bagi para pelaku UMKM.


Untuk nilai kredit di bawah 10 miliar untuk tujuan usaha (kredit
perbankan maupun multifinance): 1. Asalkan digunakan utk usaha,
pemberian kredit akan sangat mudah diberikan; 2. Pembayaran bunga dan
angsuran diberi kesempatan penundaan pembayaran sampai satu tahun.

9) Untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang sedang melakukan kredit


kepemilikan rumah bersubsidi diberikan dua stimulus dengan alokasi
anggaran 1,5 triliun:

 Subsidi Selisih Bunga (SSB) selama 10 tahun. Jika bunga di atas


5% maka selisih besaran bunganya akan dibayar pemerintah;
 Subsidi Bantuan Uang Makan (SBUM) bagi yang akan mengambil
kredit rumah bersubdisi.

viii
Dari langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap semua jajaran
pemerintahan dari daerah maupun pusat untuk sama-sama tanggap
terhadap terhadap situasi kesehatan dan kondisi perekonomian
masyarakat.

Langkah-langkah tersebut pula tidak akan terealisasikan tanpa adanya


dukungan dan kebersamaan yang solid di antara masyarakat. Untuk itu
mari sobat SohIB kita galakkan untuk waspada terhadap wabah virus yang
sedang melanda dunia, khususnya Indonesia.

2.4 Dampak Pandemi COVID-19 Bagi Masyarakat

Terhambatnya aktivitas perekonomian secara otomatis membuat pelaku


usaha melakukan efisiensi untuk menekan kerugian, Akibatnya, banyak pekerja
yang dirumahkan atau bahkan diberhentikan (PHK). Berdasarkan data
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 7 April 2020, akibat pandemi
Covid-19, tercatat sebanyak 39.977 perusahaan di sektor formal yang memilih
merumahkan, dan melakukan PHK terhadap pekerjanya. Total ada 1.010.579
orang pekerja yang terkena dampak ini. Rinciannya, 873.090 pekerja dari 17.224
perusahaan dirumahkan, sedangkan 137.489 pekerja di-PHK dari 22.753
perusahaan. Sementara itu, jumlah perusahaan dan tenaga kerja terdampak di
sektor informal adalah sebanyak 34.453 perusahaan dan 189.452 orang pekerja.

2.5 Pengaruh COVID-19 Terhadap Perekonomian Indonesia.

xx Kehadiran virus corona atau coronavirus disease 2019 (covid-19) telah


membuat situasi ekonomi di seluruh dunia memburuk. Bahkan, lembaga
keuangan dunia seperti International Monetary Fund (IMF) telah
memproyeksikan bahwa ekonomi global tumbuh minus di angka 3%. Lalu,
bagaimana dengan Indonesia? Seberapa besar pengaruh covid-19 terhadap
perekonomian Indonesia?

ix
Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan telah mencatat setidaknya ada
delapan dampak utama merebaknya covid-19 bagi perekonomian Indonesia,
mulai dari Tenaga kerja hingga kinerja industri di Tanah Air. Dampak ini secara
masif telah meluluh lantahkan sendi-sendi sosial dan perekonomian Indonesia.

Berikut adalah pengaruh merebaknya pandemik covid-19 bagi perekonomian


Indonesia:

1. Meluasnya PHK

Pandemi Covid-19 telah membawa kesengsaraan yang semakin meluas terhadap


para pekerja formal dan informal, Kementerian keuangan mencatat, setidaknya
ada lebih dari 1,5 juta jiwa pekerja telah dirumahkan dan terkena PHK. Dari
angka tersebut 90 persen dirumahkan dan 10 persen sisanya terkena PHK.
Sebanyak 1,24 juta orang merupakan berasal pekerja formal dan 265 ribu lainnya
merupakan pekerja informal.

2. Kontraksi PMI Manufacturing

PMI Manufacturing umumnya menunjukkan kinerja industri pengolahan dalam


negeri, baik dari sisi produksi, permintaan baru hingga ketenagakerjaan yang
sangat besar sehingga membawa dampak yang sangat berat utamanya bagi para
buruh. Kementerian keuangan mencatat, PMI Manufacturing Indonesia
mengalami kontraksi yang cukup dalam hingga 45,3 atau lebih rendah
dibandingkan angka per Agustus 2019 yang masih berada di angka 49.

x
3. Kinerja Impor

Kinerja Impor juga mengalami penurunan yang sangat drastic, sngka terakhir
menunjukan, pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd).

4. Dampak Inflasi

Kementerian Keuangan mencatat, bahwa Inflasi dalam negeri per Maret 2020
mencapai 2,96 persen year-on-year (yoy). Inflasi ini disumbangkan oleh harga
emas perhiasan dan beberapa komoditas pangan.

5. Pembatalan Penerbangan Domestik dan Internasional

Kementerian Perhubungan mencatat covid-19 turut menumbangkan industri


penerbangan, setidaknya adalebih dari 12.703 penerbangan di 15 bandara
Indonesia dibatalkan sepanjang Januari-Maret 2020, dengan rincian 11.680 untuk
penerbangan domestik dan 1.023 untuk penerbangan internasional.

6. Menurunnya Jumlah Wisman

Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) memberikan pengaruh besar


terhadap ekonomi dalam negeri, dan covid-19 telah memberikan pengaruhnya
yang sangat massif, tak tanggung-tanggung kunjungan wisatawan mancaneggara
turun lebih dari 7 ribu wisman per hari. Kunjungan wisman umumnya didominasi
wisman dari China.

xi
7. Kehilangan pendapatan Sektor Layanan Udara

Pembatalan penernbangan dan penurunan wisman tentunya memberikan


pengaruhnya terhadap angka kehilangan pendapatan di sektor layanan udara
mencapai lebih dari Rp 300 miliar per hari.

8. Penurunan Okupansi Hotel

Efek domino dari dibatalkan penerbanggan, berkurangnya wisman juga


memberikan pengaruh bagi dunia perhotelan akibat menurunnya jumlah
wisatawan mancanegara (wisman). Kementerian Pariwisata bahkan mencatat
akibat covid-19, Indonesiia telah kehilangan kucuran devisa dari sector pariwisata
terpangkas 50% dibanding tahun lalu. Pun demikian dengan okupansi perhotelan
di lebih dari 6 ribu hotel jumlah penurunanya lebih dari 50 persen.

Cara Menangkal Efek Domino Covid-19

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengakui Covid-19 telah


memberikan dampak yang sangat besar bagi Indonesia. Di hampir seluruh sendi
kehidupan masyarakat mendapat tekanan ekonomi yang sangat besar dan masif.
Indonesia mengalami efek domino yang sangat berat, dimana kesehatan memukul
sosial, sosial memukul ekonomi dan ekonomi juga pasti akan mempengaruhi dari
sektor keuangan, terutama dari lembaga-lembaga keuangan bank dan non bank.

Untuk menangkal shock akibat covid-19, kebijakan extraordinary pun


dilakukan Pemerintah dalam mengurangi dampak akibat penyebaran virus asal
Wuhan, China ini di Indonesia melalui penerbitan Peraturan Pemerintah
xii
Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2020 (PERPPU 1/2020) yang baru saja
disahkan pada bulan April 2020. Lahirnnya Perppu ini sebagai bentuk kesadaran
dari pemerintah akan dampak kerusakan akibat pandemic covid-19 akan sangat
massif ke depannya. Untuk itu, kewaspadaan dan kehati-hatian dalam penetapan
kebijakan serta pengelolaan Keuangan Negara akan dilakukan ke depan.

Dalam rangka menunjang perekonomian, pemerintah telah menerbitkan


PMK-23/2020 dan PMK 28/2020 yang mengatur mengenai insentif fiskal dalam
rangka menghadapi pandemic Covid-19. Dengan adanya insentif fiskal ini,
diperkirakan penerimaan pajak di bulan April akan menurun. Terkait dengan
(PERPPU 1/2020) yang antara lain mengatur penurunan tarif Pajak Penghasilan
(PPh) Badan untuk tahun pajak 2020 (SPT PPh Badannya disampaikan di April
2021), diperkirakan akan terjadi penurunan angsuran PPh Pasal 25 badan mulai
bulan Mei 2020. Lebih lanjut Pemerintah berkomitmen untuk menjaga industri
dalam negeri ditengah pandemi Covid-19. Melalui PMK-30/2020, Pemerintah
memberikan relaksasi penundaan pembayaran cukai akibat tersendatnya logistik
di lapangan karena Covid-19.

Pemerintah berharap dengan adanya penundaan ini dapat membantu arus


kas perusahaan sehingga perusahaan dapat terus menjalankan usahanya.
Keberlangsungan industri sangat penting untuk mengatasi terhambatnya
penyediaan logistik dan penyerapan tenaga kerja agar tidak terjadi pemutusan
hubungan kerja. Selain itu Pemerintah juga telah mengantisipasi keadaan kahar
ini dengan berbagai kebijakan yang relevan seperti relaksasi aturan impor untuk
bahan baku pembuatan alat kesehatan.

Insentif fiskal dan prosedural dari segi kepabeanan dan cukai juga
dilakukan Pemerintah untuk mereduksi dampak pandemi Covid-19 ini yang
terdiri atas larangan sementara atas ekspor Alat Kesehatan, relaksasi Free

xiii
Alongside Ship (FAS) Impor, pembebasan cukai alkohol dalam rangka
penanganan Covid-19, relaksasi ijin impor untuk Alat Kesehatan, relaksasi PPh
impor untuk perusahaan Kemudahan Impor Untuk Tujuan Ekspor (KITE),
percepatan layanan online untuk penanganan Covid-19, relaksasi pelunasan cukai
dan produksi rokok, percepatan logistik dengan sistem National Logistik
Ecosystems (NLE), dan relaksasi penjualan lokal dari perusahaan KB/KITE.

Komitmen Pemerintah untuk menjaga keberlanjutan keuangan negara


guna mewujudkan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat ditunjukkan dengan
upaya-upaya Pemerintah untuk mengelola fiskal dengan sebaik-baiknya melalui
peningkatan pendapatan negara secara optimal, pengelolaan utang yang pruden
dan terus berupaya melakukan perbaikan kinerja penyerapan anggaran. Hal ini
diarahkan agar pelaksanaan APBN dapat memberikan manfaat yang optimal dan
berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Menurut Falikhah, N. (n.d.). Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Bonus


Demografi, 1-3.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

 http://ejournal.lldikti10.id/index.php/benefita/article/view/5313
 http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/elbarka/article/view/2018
 Tarmidi, L. T. (1999). Krisis Moneter Indonesia Sebab, Dampak, Peran Dan
Sasaran . Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 1-3.
 Problematika Pemerintah Dalam Menyongsong Bonus Demografi Di Indonesia.
(2018). Jurnal Potret - Jurnal Penelitian

xv

Anda mungkin juga menyukai