LANGKAH 1
Menentukan standar deviasi untuk kuat tekan rata-rata yang di syaratkan f'cr
Kekuatan tekan yang disyaratkan (Mpa) Kuat tekan rata-rata perlu (Mpa)
Gunakan nilai terbesar yang di hitung dari pers. 1 dan 2
f'c ≤ 35
f'cr = f'c + 1,344Ss …...….………....(1 )
f'cr = f'c + 2,334Ss - 3,5.…………....(2)
Gunakan nilai terbesar yang di hitung dari pers. 1 dan 3
f'c ≥ 35
f'cr = f'c + 1,344Ss …….…………...(1)
f'cr = 0,9 f'c + 2,334Ss,…………….(2)
Tabel 2. Kekuatan tekan rata-rata perlu jika data tersedia untuk menetapkan deviasi standar benda uji.
Dik :
f'c = Mpa (Mutu Rencana)
f'cr = f'c +
Penyelesaian
=
f'cr = f'c +
= +
= Mpa
LANGKAH 2
Menentukan nilai slump untuk campuran beton
Slump
Tipe konstruksi
Minimum Maksimum
pondasi beton bertulang ( dinding dan pondasi telapak) 25 75
pondasi telapak tanpa tulangan, pondasi,tiang pancang, dinding tulangan bawah tanah 25 75
balok dan dinding tulangan 25 100
kolom bangunan 25 100
perkerasan dan pelat lantai 25 100
beton massa 25 50
tabel.4 nilai slump yang dikerjakan untuk berbagai pekerjaan konstruksi
Dengan tipe konstruksi perencanaan kolom bangunan maka nilai slump yang di gunakan adalah 25 – 100
LANGKAH 3
LANGKAH 4
Asumsi penggunaan air dalam campuran beton
sedang (%) 6,0 5,5 5,0 4,5 4,5 4,0 3,5 3,0
berat (%) 7,5 7,0 6,0 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0
tabel 5. Perkiraan kebutuhan air pencampur dan kadar udara untuk berbagai slump dan ukuran nominal agregat maksimum
batu pecah SNI 7656.
Berdasarkan tabel 5. SNI 7656: 2012 ( tanpa tambahan udara ) dengan ukuran slump ………….. dan ukuran nominal
maksimum agregat kasar ……. maka penggunaan air dalam pencampuran beton yaitu ………. kg/m³.
LANGKAH 5
Menentukan rasio air semen pada pencampuran beton
Dik :
Y = Mpa X = …..
Y1 = X1 =
Y2 = X2 =
Penye :
X = X1 + Y - Y1 x (x2 - x1)
y2 - Y1
X = + - x -
-
X = + x
X = +
Maka, rasio air semen yang di dapatkan setelah menginterpolasi nilai yang di dapat pada tabel 6. SNI 7656 adalah 0,529
LANGKAH 6
Asumsi penggunaan semen
W
FAS =
C
Dimana, =
FAS = rasio air semen
Air (w) = perkiraan air yang di gunakan kg/m³
Semen ( c ) = semen kg/m³
FAS = ……. ( berdasarkan hasil interpolasi rasio air semen )
Air (w) = ….. kg/m³
Semen ( c ) = … ?
Maka untuk mencari banyaknya semen yang di gunakan dalam satuan volume beton adalah
Dik : Air ( W ) = ….. kg/m³
Fas ( Faktor Air Semen ) = …..
Dit : Semen ( C ) ?
Penyelesaian :
c = W
C
c = …….
c = ……. kg/m³
Maka banyaknya semen yang digunakan dalam satuan volume beton adalah ……… kg/m³
LANGKAH 7
Perkiraan penggunaan banyaknya agregat kasar persatuan volume beton
Ukuran nominal
agregat Volume agregat kasar kering oven persatuan volume beton untuk
Maksimum
Mm inci 2.4 2.6 2.8 3.0
9.5 3/8 0.5 0.48 0.46 0.44
12.5 1/2 0.59 0.57 0.55 0.53
19 3/4 0.66 0.64 0.62 0.60
25 1 0.71 0.69 0.67 0.65
37.5 1 1/2 0.75 0.73 0.71 0.69
50 2 0.78 0.76 0.74 0.72
75 3 0.82 0.80 0.78 0.76
tabel 9. SNI 7656 : 2012
Dik :
Y = … Mpa X = …..
Y1 = … X1 = …..
Y2 = … X2 = ……
Penye :
X = X1 + Y - Y1 x (X2 - X1)
y2 - Y1
X = + - x -
-
X = + x
X = +
X =
Jadi, nilai volume agregat kasar kering oven per satuan volume beton dengan
dengan nilai modulus kehausan…… = adalah
beton untuk berbagai modulus kehalusan dari agregat halus dilihat dari tabel 9. SNI 7656:2012
Maka berat agregat kasar yang di gunakan per satuan volume beton adalah …. kg/m³
LANGKAH 8
Untuk mencari berat agregat halus per satuan volume beton memiliki 2 metode yaitu berdasarkan massa beton segar dan
volume absolut jumlah berat bahan yang digunakan dalam pencampuran per satuan volume beton selain agregat halus;
air ( berat bersih ) = kg/m³
semen = kg/m³
agregat kasar = kg/m³ +
jumlah bahan beton = kg/m³
8.1.1 Dengan menggunakan metode perkiraan berat beton segar tanpa tambahan udara
Ukuran nominal agregat Perkiraan awal berat beton, kg/m³
Maksimum
tanpa tambahan udara
Mm Inch
9.5 0.38 2280
12.5 0.50 2310
19 0.75 2345
25 1 2300
37.5 1,50 2410
50 2 2445
75 3 2490
tabel 10. SNI 7656 : 2012
Dengan ukuran nominal agregat kasar 19 mm maka perkiraan berat awal beton segar adalah
Maka :
Berat agregat halus = perkiraan awal berat beton - jumlah bahan beton
= -
= kg/m³
Maka berat awal agregat halus secara perkiraan berdasarkan tabel 10. SNI 7656:2012 yaitu kg/m³
Dengan menggunakan metode secara teoritis
Rumus : U = 10 Ga (100 - A) + c (1 - Ga) -w (Ga - 1)
Dimana : Gc
U = Berat beton segar kg/m³
Ga = Berat jenis rata-rata gabungan agregat halus dan kasar (SSD)
Gc = Berat jenis semen (umumnya = 3,15)
A = Kadar udara (%)
w = Syarat banyaknya air pencampur kg/m³
c = Syarat banyaknya semen kg/m³
Dik :
Ga = SSD
Gc =
A = %
w = kg/m³
c = kg/m³
Dit : U = …. ?
Penyelesaian :
Maka berat agregat halus menggunakan metode volume absolute sebesar 713.49 kg/m³ uraian berat bahan beton, persatuan
volume beton berdasarkan metode yaitu metode perkiraan, dan absolute :
LANGKAH 9
Penyesuaian terhadap kelembapan agregat ( koreksi terhadap kelembaban )
Perkiraan berat campuran untuk 1 m³ beton akibat koreksi air berdasarkan metode absolute .
Menjadi :
Air : kg
Semen : kg
Agregat Kasar (Basah) : kg
Agregat Halus (Basah) : kg
Jumlah : kg
Dit : V (Volume) …… ?
Penyelesaian :
Rumus volume silinder
V = π x r2 x t
V = x x
V = m³
LANGKAH 10
Faktor kehilangan
= Volume Silinder x Faktor kehilangan
= x + 1
= x + 1
= x
=
Total komposisi campuran beton per satuan volume berdasarkan metode absolut
Dik : Air =
Semen =
Kasar =
Halus =
Untuk mendapatkan berat material bahan campuran beton, Maka total berat dari masing-masing material dikalikan dengan
volume silinder
Rumus :
berat masing-masing material x ( volume silinder x faktor kehilangan )
Air (W) = x = kg
Semen ( c ) = x = kg
Agregat Kasar ( K ) = x = kg
Agregat Halus ( H ) = x = kg
Total material campuran beton = kg
Maka jumlah berat total material campuran beton dalam 3 volume Silinder adalah kg
Perbandingan berat masing - masing material terhadap berat volume material Dalam Kondisi Rodding
Air = / =
Semen = / =
Agregat Kasar = / =
Agregat halus = / =