Anda di halaman 1dari 8

PERHITUNGAN PENCAMPURAN BETON

LANGKAH 1
Menentukan standar deviasi untuk kuat tekan rata-rata yang di syaratkan f'cr

Jumlah pengujian Faktor modifikasi standar ss benda uji


kurang dari 15 gunakan tabel 3
15 1.16
20 1.08
25 1.03
30 atau lebih 1
Tabel 1. faktor modifikasi untuk deviasi standar benda uji jika jumlah pengujian kurang dari 30

Kekuatan tekan yang disyaratkan (Mpa) Kuat tekan rata-rata perlu (Mpa)
Gunakan nilai terbesar yang di hitung dari pers. 1 dan 2
f'c ≤ 35
f'cr = f'c + 1,344Ss …...….………....(1 )
f'cr = f'c + 2,334Ss - 3,5.…………....(2)
Gunakan nilai terbesar yang di hitung dari pers. 1 dan 3
f'c ≥ 35
f'cr = f'c + 1,344Ss …….…………...(1)
f'cr = 0,9 f'c + 2,334Ss,…………….(2)
Tabel 2. Kekuatan tekan rata-rata perlu jika data tersedia untuk menetapkan deviasi standar benda uji.

Kuat tekan yang di syaratkan Kuat tekan rata-rata


(Mpa) (Mpa)
f'cr ≤ 21 f'cr = f'c + 7,0
21 ≤ f'cr ≤ 35 f'cr = f'c + 8,3
> 35 f'cr= 1,1 f'c + 5,0
Tabel 3. faktor modifikasi untuk deviasi standar benda uji jika jumlah pengujian kurang dari 30

Mutu rancana f'c yaitu 25 Mpa, berdasarkan tabel 3. SNI 7656:2012


maka 21 ≤ f'cr ≤ 35 dengan rumus kuat tekan rata-rata f'cr = f'cr = f'c +

Dik :
f'c = Mpa (Mutu Rencana)
f'cr = f'c +

Penyelesaian
=
f'cr = f'c +
= +
= Mpa

LANGKAH 2
Menentukan nilai slump untuk campuran beton

Slump
Tipe konstruksi
Minimum Maksimum
pondasi beton bertulang ( dinding dan pondasi telapak) 25 75
pondasi telapak tanpa tulangan, pondasi,tiang pancang, dinding tulangan bawah tanah 25 75
balok dan dinding tulangan 25 100
kolom bangunan 25 100
perkerasan dan pelat lantai 25 100
beton massa 25 50
tabel.4 nilai slump yang dikerjakan untuk berbagai pekerjaan konstruksi

Dengan tipe konstruksi perencanaan kolom bangunan maka nilai slump yang di gunakan adalah 25 – 100
LANGKAH 3

Pemilihan ukuran besar butir agregat maksimum.


Data Analisa Saringan Agregat Kasar
Saringan Massa tertahan
(inci) (mm) ( gram)
2 50.8 0
1½ 38.1 0
1 25.4 0
¾ 19.1 600
½ 12.7 0
3/8 9.52 800
No.4 4.75 890
Pan 20
Jadi, ukuran agregat maksimum adalah …….. mm

LANGKAH 4
Asumsi penggunaan air dalam campuran beton

Air (kg/m³) untuk ukuran nominal agregat maksimum batu pecah


Slump 9,5 12,7 19 25 37,5 50 75 150
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Beton tanpa tambahan udara
25-50 207 199 190 179 166 154 130 113
75-100 228 216 205 193 181 169 145 124
150-175 243 228 216 202 190 178 160 -
>175 - - - - - - - -
banyanknya udara dalam beton (%) 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0.3 0.2
Beton dengan tambahan udara
25-50 181 175 168 160 150 142 122 107
75-100 202 193 184 175 165 157 133 119
150-175 216 205 197 184 174 166 154 -
>175 - - - - - - - -
banyanknya udara dalam beton (%)

Jumlah kadar udara yang disarankan untuk tingkat


4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0
pemaparan sebagai berikut :

sedang (%) 6,0 5,5 5,0 4,5 4,5 4,0 3,5 3,0

berat (%) 7,5 7,0 6,0 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0
tabel 5. Perkiraan kebutuhan air pencampur dan kadar udara untuk berbagai slump dan ukuran nominal agregat maksimum
batu pecah SNI 7656.

Berdasarkan tabel 5. SNI 7656: 2012 ( tanpa tambahan udara ) dengan ukuran slump ………….. dan ukuran nominal
maksimum agregat kasar ……. maka penggunaan air dalam pencampuran beton yaitu ………. kg/m³.

LANGKAH 5
Menentukan rasio air semen pada pencampuran beton

Kekuatan beton umur 28 hari


Beton tanpa tambahan udara
mpa
45 0,38
40 0,42
35 0.47
30 0.54
25 0,61
20 0,69
15 0,79
Tabel 6. SNI 7656 : 2012
Berdasarkan standar nilai deviasi, F'cr = 36,6 mpa maka, kekuatan beton umur 28 hari dengan beton tanpa tambahan udara
rasio air semen di interpolasikan berdasarka tabel 6. SNI 7656 : 2012

Dik :
Y = Mpa X = …..
Y1 = X1 =
Y2 = X2 =

Penye :
X = X1 + Y - Y1 x (x2 - x1)
y2 - Y1
X = + - x -
-
X = + x

X = +

Maka, rasio air semen yang di dapatkan setelah menginterpolasi nilai yang di dapat pada tabel 6. SNI 7656 adalah 0,529

LANGKAH 6
Asumsi penggunaan semen

W
FAS =
C

Dimana, =
FAS = rasio air semen
Air (w) = perkiraan air yang di gunakan kg/m³
Semen ( c ) = semen kg/m³
FAS = ……. ( berdasarkan hasil interpolasi rasio air semen )
Air (w) = ….. kg/m³
Semen ( c ) = … ?

Maka untuk mencari banyaknya semen yang di gunakan dalam satuan volume beton adalah
Dik : Air ( W ) = ….. kg/m³
Fas ( Faktor Air Semen ) = …..
Dit : Semen ( C ) ?
Penyelesaian :
c = W
C
c = …….

c = ……. kg/m³

Maka banyaknya semen yang digunakan dalam satuan volume beton adalah ……… kg/m³

LANGKAH 7
Perkiraan penggunaan banyaknya agregat kasar persatuan volume beton

Ukuran nominal
agregat Volume agregat kasar kering oven persatuan volume beton untuk
Maksimum
Mm inci 2.4 2.6 2.8 3.0
9.5 3/8 0.5 0.48 0.46 0.44
12.5 1/2 0.59 0.57 0.55 0.53
19 3/4 0.66 0.64 0.62 0.60
25 1 0.71 0.69 0.67 0.65
37.5 1 1/2 0.75 0.73 0.71 0.69
50 2 0.78 0.76 0.74 0.72
75 3 0.82 0.80 0.78 0.76
tabel 9. SNI 7656 : 2012
Dik :
Y = … Mpa X = …..
Y1 = … X1 = …..
Y2 = … X2 = ……

Penye :
X = X1 + Y - Y1 x (X2 - X1)
y2 - Y1
X = + - x -
-
X = + x

X = +

X =
Jadi, nilai volume agregat kasar kering oven per satuan volume beton dengan
dengan nilai modulus kehausan…… = adalah

beton untuk berbagai modulus kehalusan dari agregat halus dilihat dari tabel 9. SNI 7656:2012

Jadi untuk mencari berat agregat kasar yaitu dengan rumus


berat total agregat kasar = massa isi x nilai koefisien agregat halus
= x
= kg/m³

Maka berat agregat kasar yang di gunakan per satuan volume beton adalah …. kg/m³

LANGKAH 8

Untuk mencari berat agregat halus per satuan volume beton memiliki 2 metode yaitu berdasarkan massa beton segar dan
volume absolut jumlah berat bahan yang digunakan dalam pencampuran per satuan volume beton selain agregat halus;
air ( berat bersih ) = kg/m³
semen = kg/m³
agregat kasar = kg/m³ +
jumlah bahan beton = kg/m³

8.1.1 Dengan menggunakan metode perkiraan berat beton segar tanpa tambahan udara
Ukuran nominal agregat Perkiraan awal berat beton, kg/m³
Maksimum
tanpa tambahan udara
Mm Inch
9.5 0.38 2280
12.5 0.50 2310
19 0.75 2345
25 1 2300
37.5 1,50 2410
50 2 2445
75 3 2490
tabel 10. SNI 7656 : 2012
Dengan ukuran nominal agregat kasar 19 mm maka perkiraan berat awal beton segar adalah
Maka :
Berat agregat halus = perkiraan awal berat beton - jumlah bahan beton
= -
= kg/m³
Maka berat awal agregat halus secara perkiraan berdasarkan tabel 10. SNI 7656:2012 yaitu kg/m³
Dengan menggunakan metode secara teoritis
Rumus : U = 10 Ga (100 - A) + c (1 - Ga) -w (Ga - 1)
Dimana : Gc
U = Berat beton segar kg/m³
Ga = Berat jenis rata-rata gabungan agregat halus dan kasar (SSD)
Gc = Berat jenis semen (umumnya = 3,15)
A = Kadar udara (%)
w = Syarat banyaknya air pencampur kg/m³
c = Syarat banyaknya semen kg/m³
Dik :
Ga = SSD
Gc =
A = %
w = kg/m³
c = kg/m³
Dit : U = …. ?
Penyelesaian :

U = 10 Ga (100 - A) + c (1 - Ga) -w (Ga - 1)


Gc
U = 10 (…. - ..) + (.. - …. -…. ( ……... - 1 )
….
U = + -
U = kg/m³

Berat agregat halus = berat beton - jumlah bahan beton


= -
= kg/m³

Maka berat agregat halus menggunakan metode teoritis adalah kg/m³


8.1.2 berdasarkan volume absolute
air = = m³
x 1000
semen = = m³
x 1000
agregat kasar = = m³
x 1000
udara terperangkap = 2% = m³ +
jumlah air, semen, dan kasar = m³

volume agregat halus yang di butuhkan = 1 - jumlah volume


= 1 -
= m³
berat agregat halus yang di butuhkan = x berat jenis agregat halus x 1000
= x x 1000
= kg

Maka berat agregat halus menggunakan metode volume absolute sebesar 713.49 kg/m³ uraian berat bahan beton, persatuan
volume beton berdasarkan metode yaitu metode perkiraan, dan absolute :

Uraian Berdasarkan massa beton, (kg) Berdasarkan volume absolut, (kg)


Air (berat bersih)
Semen
Agregat kasar (kering)
Agregat halus (kering)

LANGKAH 9
Penyesuaian terhadap kelembapan agregat ( koreksi terhadap kelembaban )

Diketahui : Kadar air agregat kasar = %


Kadar air agregat halus = %
Jika proporsi campuran percobaan dengan anggapan berat (massa) yang digunakan, maka berat (massa) penyesuaian dari
agregat menjadi:
Agregat kasar (basah) = x ( % + 1)
= x
= kg

Agregat halus (basah) = x ( % + 1)


= x
= kg
Penyerapan Agregat = Agregat Kasar
= Agregat Halus

Dengan demikian air pada permukaan yang diberikan


Agregat Kasar = Kadar air - penyerapan
= -
= %

Agregat Halus = Kadar air - penyerapan


= -
= %

Sehingga kebutuhan air yang ditambahkan adalah


= - ( x ) - ( x )
= - -
= kg

Perkiraan berat campuran untuk 1 m³ beton akibat koreksi air berdasarkan metode absolute .
Menjadi :
Air : kg
Semen : kg
Agregat Kasar (Basah) : kg
Agregat Halus (Basah) : kg
Jumlah : kg

Menghitung volume silinder :


Dik :
Diameter = cm
Tinggi = cm

Dit : V (Volume) …… ?

Penyelesaian :
Rumus volume silinder
V = π x r2 x t
V = x x
V = m³

Untuk komposisi bahan campuran beton dalam 3 silinder


Rumus :
= Volume Silinder x 1
= x 1
= m³

LANGKAH 10

Faktor kehilangan
= Volume Silinder x Faktor kehilangan
= x + 1
= x + 1
= x
=
Total komposisi campuran beton per satuan volume berdasarkan metode absolut
Dik : Air =
Semen =
Kasar =
Halus =

Untuk mendapatkan berat material bahan campuran beton, Maka total berat dari masing-masing material dikalikan dengan
volume silinder
Rumus :
berat masing-masing material x ( volume silinder x faktor kehilangan )
Air (W) = x = kg
Semen ( c ) = x = kg
Agregat Kasar ( K ) = x = kg
Agregat Halus ( H ) = x = kg
Total material campuran beton = kg

Maka jumlah berat total material campuran beton dalam 3 volume Silinder adalah kg

Perbandingan berat masing - masing material terhadap berat semen


Air = / =
Semen = / =
Agregat Kasar = / =
Agregat halus = / =

Jadi perbandingan = Air : Semen : Agregat Kasar : Agregat halus


= : : :

Perbandingan berat masing - masing material terhadap berat volume material Dalam Kondisi Rodding
Air = / =
Semen = / =
Agregat Kasar = / =
Agregat halus = / =

Perbandingan campuran terhadap kubikasi semen


Air = / =
Semen = / =
Agregat Kasar = / =
Agregat halus = / =
n
Jadi Perbandingan = Air : Semen : Agregat Kasar : Agregat halus
= : : :

Kebutuhan pada masing – masing saringan


Berat tiap saringan = Massa Tertahan x % Agregat kasar (yang dibutuhkan)
a..Agregat Kasar

Berat tiap saringan = Massa Tertahan x % Agregat kasar (yang dibutuhkan)

Anda mungkin juga menyukai