Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ayuning Dyah Mega Kartika

NPM : 191560411004

Kelas : 3 Kebidanan

KASUS

PATOFISIOLOGI IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

A. Kasus Ibu Hamil Dengan Anemia

Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah karena perdarahan, infeksi dan
eklampsi, sedangkan penyebab tidak langsung diantaranya adalah karena anemia.
Anemia hamil disebut Potential Danger To Mother and Children (potensial
membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari
semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan. Angka anemia
kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi (Manuaba, 1998).

Angka prevalensi anemia dalam kehamilan di Indonesia berdasarkan SKRT tahun


2007 adalah sebesar 40,1 %. Menurut data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru angka anemia yang tertinggi terdapat pada Puskesmas Tenayan Raya yaitu
54% pada tahun 2011.

B. Definisi Anemia

Anemia merupakan salah satu sebab kematian ibu hamil. Anemia pada ibu hamil
disebabkan karena masih kurang dan rendahnya asupan gizi, dan juga dapat disebabkan
karena ketidaktahuan tentang pola makan yang benar. Zat besi sangat dibutuhkan untuk
perkembangan otak bayi diawal kelahirannya. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil
bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia.
C. Faktor Penyebab Terjadinya Anemia

Selain itu juga faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia dalam


kehamilan yaitu faktor langsung, tidak langsung dan faktor dasar. Faktor langsung terdiri
dari kepatuhan mengkonsumsi zat besi, penyakit infeksi, perdarahan. Faktor tidak
langsung terdiri dari kunjungan Antenatal Care (ANC), sikap, paritas, jarak kehamilan,
umur, pola makan. Faktor dasar terdiri dari sosial ekonomi, pengetahuan, pendidikan,
budaya (Istiarti, 2012)

Berikut merupakan beberapa penyebab anemia pada ibu hamil:

1) Kecukupan Konsumsi Zat Besi


Konsumsi zat besi selama hamil menunjukkan hubungan sebab akibat dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Menurut teori Wiknjosastro,dkk (2005) keperluan
akan zat besi pada kehamilan akan bertambah terutama pada trimester akhir, pada
proses pematangan sel darah merah zat besi diambil dari transferin plasma yaitu
cadangan besi dalam serum. Apabila cadangan plasma tidak cukup maka akan mudah
terjadi anemia.

2) Pendidikan
Pendidikan menunjukkan hubungan sebab akibat dengan kejadian anemia
pada ibu hamil. Pendidikan rendah dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu
hamil 2,4 kali dibandingkan dengan pendidikan tinggi Anemia banyak terjadi pada
kelompok penduduk dengan tingkat pendidikan yang rendah. Kelompok ini umumnya
kurang memahami akibat dari anemia, kurang mempunyai akses informasi anemia
dan penanggulangannya, kurang dapat memilih bahan makanan bergizi yang
mengandung zat besi lebih tinggi, sehingga pada penduduk yang tingkat
pendidikannya lebih rendah cenderung terkena anemia dari pada yang berpendidikan
tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Buana (2004) bahwa ibu
hamil yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah mempunyai peluang 3,523
kali untuk menderita anemia dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi.
3) Status KEK Status
KEK menunjukkan hubungan sebab akibat dengan kejadian anemia pada ibu
hamil. 41% (2,0juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah gizi
pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi,
dan bio-sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, konsumsi pangan, umur, paritas, dan sebagainya yang bisa berujung pada
anemia. Penlitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Buana (2004)
bahwa ibu hamil yang mempunyai ukuran lila yang berisiko KEK mempunyai
peluang 4,455 kali menderita anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
mempunyai resiko.

D. Penanganan Anemia pada ibu hamil


Di samping itu secara epidemiologis, prevalensi anemia yang lebih besar atau
sama dengan 40% merupakan masalah besar karena akibat yang ditimbulkannya.
Pemerintah telah berusaha melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan
tablet tambah darah (tablet fe) pada ibu hamil yang dibagikan pada waktu mereka
memeriksakan kehamilannya, akan tetapi prevalensi anemia pada kehamilan masih
juga tinggi. Salah satu program pokok yang akan dicapai pemerintah dalan visi
Indonesia sehat 2011 adalah prevalensi anemia pada ibu hamil turun menjadi 20% .

1) Mengkonsumsi tablet Fe atau tablet zat besi


Manfaat dan fungsi zat besi bagi ibu hamil yaitu:
(a) Sebagai pembentukan sel darah merah, cadangan Fe pada bayi yang baru
lahir. Sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan dan mengangkut nutrisi dari ibu ke janin; ikatan Fe dan protein
dalam otot menyimpan oksigen yang sewaktu-waktu digunakan oleh sel; dan
reaksi enzim diberbagai jaringan tubuh.
(b) Untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel
darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat – zat gizi
yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan
cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh
kembangnya, sekaligus menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai
umur 6 bulan setelah dilahirkan. Sehingga pengaruh kekurangan zat besi
sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil
menderita anemia. (Desi & Dwi:2009).

2) Mengatur pola makan sehat

Pola makan sehat adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan kesehatan,
status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).
Dikehamilannya seorang ibu banyak membutuhkan energi yang dihasilkan dari sumber
makanan yang harus di konsumsi dengan mengikuti pola makan yang sehat. Pola makan
sehat pada ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil harus memiliki
jumlah kalori dan zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan.

Ibu hamil yang pola makannya sehat bisa mengalami anemia, hal ini bisa terjadi
karena banyak faktor yang mempengaruhi bukan hanya pola makannya tetapi ada yang
mempengaruhi yaitu tidak mengkonsumsi tablet fe atau sejenis asam folat, tidak
mengkonsumsi susu kehamilan, hamil pada usia beresiko, kegagalan untuk menyerap zat
besi karena minum tea atau kopi, terjadi perdarahan selama kehamilan, janin kembar,
pemakaian antasida dapat mengurangi penyerapan zat besi yang dikeluarkan melalui
saluran pencernaan menjadi lebih banyak, dan penyakit kronik (Manuaba, 2010).

Selain pola makan ada beberapa hal yang mempengaruhi ketersedian zat besi dalam
bahan makan salah satunya yaitu cara pengolahan bahan pangan. Cara pengolahan bahan
makan dapat mempengaruhi bioavabilitas zat besi dalam bahan makanan, cara pencucian
misalnya dapat melarutkan zat besi dalam air. Selain itu proses pemanasan bahan
makanan juga dapat mempengaruhi kandungan zat besi didalam bahan makanan.

Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh mengatasi
permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada kesehatan bayi.
Pola makan sehat pada ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil harus
memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air (Manuaba,2015). Pola makan
ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kebiasaan, kesenangan, budaya, agama, taraf
ekonomi dan alam. Sehingga faktor-faktor yang mengalami pola makan ibu hamil
tersebut berpengaruh pada status gizi ibu. Jika pola makan seimbang ini tidak terpenuhi,
maka cenderung mengakibatkan anemia saat kehamilannya (Keisnawati dkk, 2015).
Sedangkan ibu hamil yang pola makannya tidak sehat, tidak mengalami anemia hal ini
bisa terjadi karena ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan zat besi digantikannya dengan
mengkonsumsi tablet fe secara teratur dan minum susu kehamilan, sering makan cemilan
yang sehat seperti bubur kacang hijau, hamil pada usia yang tidak beresiko, selama
kehamilan tidak terjadi perdarahan, tidak mengkonsumsi kopi, dan tidak mempunyai
penyakit kronik.

DAFTAR PUSTAKA

Ristica, O. D. (2013). Faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Jurnal Kesehatan
Komunitas, 2(2), 78-82.
https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/download/49/38

Mariana, D., Wulandari, D., & Padila, P. (2018). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan Silampari,
1(2), 108-122.
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/view/83/57

Parulian, I. (2016). Strategi dalam penanggulangan pencegahan anemia pada kehamilan.


Jurnal Ilmiah Widya, 1(1).
https://www.academia.edu/download/57221393/255-File_Utama_Naskah-718-1-10-
20160805.pdf

Anda mungkin juga menyukai