Anda di halaman 1dari 23

RINGKASAN MATERI KULIAH

KOPERASI DAN SISTEM INDONESIA

MATA KULIAH : KOPERASI DAN UMKM

DOSEN : I KETUT SUNARWIJAYA, SE, M.Si.

KELOMPOK 13

KELAS A - REGULER MALAM

1. IDA AYU TARA LAKSITA (04) ( 1902622010162 )

2. NI NYOMAN AYU SUTARIYANTI (18) ( 1902622010176 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2020 / 2021
1.1. Koperasi dan Tujuan Ekonomi

Pada saat ini perkembangan koperasi kurang mendapat perhatian karena

koperasi menunjukkan kinerja yang kurang dan citra yang lebih baik dari sebelumnya.

Situasi ini merupakan salah satu bukti bahwa komitmen pemerintah masih kurang

dalam pembangunan dan pengembangan koperasi. Pembangunan adalah proses yang

harus berkelanjutan dan tersistem. Prospek koperasi di masa depan sangat prospektif,

jika koperasi itu memiliki identitas. Koperasi yang mempraktekkan prinsip-prinsip

koperasi dalam organisasi dan bisnis. Koperasi sebagai badan usaha, organisasi dan

kegiatan usaha harus didasarkan pada prinsip-prinsip koperasi.

Karena prinsip kerjasama adalah garis membimbing oleh koperasi untuk

melaksanakan nilai-nilai mereka ke dalam praktek seperti keanggotaan sukarela dan

terbuka, control demokratis oleh anggota, partisipasi ekonomi anggota, pendidikan,

pelatihan dan informasi, kerjasama antar koperasi dan kepedulian terhadap

masyarakat.

Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari :

1. Posisinya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor.

2. Penyedia terbesar lapangan kerja.

3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan

pemberdayaan masyarakat.

4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi.

5. Berkontribusi dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam

perekonomian Indonesia, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi

nasional di masa depan. Pemberdayaan koperasi tersktuktur dan secara berkala

1
diharapkan akan dapat menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mendorong

dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, dan dapat mengurangi tingkat

pengangguran, mengurangi kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki

distribusi pendapatan masyarakat.Pemberdayaan koperasi juga akan meningkatkan

pencapaian sasaran di bidang pendidikan,kesehatan, dan indikator lain dari

kesejahteraan rakyat Indonesia.

Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan

anggota, pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah

perkumpulan orang- orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan

merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih

diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak

menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan pada

masing-masing anggota. Berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.

“Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan

bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota ikut, secara aktif

memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan jasa yang

disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih menekankan pada pelayanan

terhadap kepentingan anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen. Kegiatan

koperasi akan lebih banyak dilakukan kepada anggota dibandingkan dengan pihak

luar. Oleh karena itu, anggota dalam koperasi bertindak sebagai pemilik sekaligus

pelanggan “(SAK,1996:27.1)

Tujuan Koperasi yaitu,

1. Memaksimumkan keuntugan (Maximize profit)

2. Memaksimumkan nilai perusahaan (Maximize the value of the firm)

3. Memaksimumkan biaya (minimize profit)

2
1.2 Sistem Ekonomi Koperasi

1.2.1 Sistem Ekonomi Indonesia

Permasalahan ekonomi yang sering muncul di masyarakat menyangkut tiga

masalah pokok yaitu barang/jasa apa yang akan diproduksi, bagaimana cara

memproduksinya, dan untuk siapa barang/jasa tersebut. Di dalam mengatasi masalah

tersebut diperlukan cara tertentu untuk menjalankan perekonomian negara. Cara

tersebut dinamakan sistem ekonomi.

Sistem ekonomi adalah suatu cara untuk mengatur dan mengorganisasikan

segala aktivitas ekonomi dalam masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah

atau swasta berdasarkan prinsip tertentu dalam rangka mencapai kemakmuran dan

kesejahteraan. Ada beberapa sistem ekonomi di dunia yang saling berbeda satu sama

lain. Timbulnya berbagai macam sistem ekonomi yang berbeda tersebut dalam suatu

negara disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Ada tidaknya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.

2. Sistem pemerintahan yang dianut suatu negara.

3. Kepemilikan negara terhadap faktor-faktor produksi.

4. Sumber daya yang ada dalam suatu negara, baik sumber daya manusia

maupun sumber daya alam yang dimiliki.

Dari keempat faktor tersebut , timbul berbagai macam sistem ekonomi, diantaranya :

1. Sitem Ekonomi Tradisional

Sitem ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi dimana organisasi

kehidupan ekonomi dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara

turun- temurun dengan mengandalkan faktor produksi apa adanya.

a. Ciri-ciri sistem ekonomi Tradisional :

3
1) Belum adanya pembagian kerja yang jelas

2) Ketergantungan pada sector pertanian/agraris.

3) Ikatan tradisi bersifat kekeluargaan sehingga kurang dinamis.

4) Teknologi produksi sederhana.

b. Kebaikan sistem ekonomi Tradisional :

1) Menimbulkan rasa kekeluargaan dan kegotong royongan masing-masing

individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

2) Pertukaran secara barter dilandasi rasa kejujuran daripada mencari

keuntungan.

c. Keburukan sistem ekonomi Tradisional :

1) Pola pikir masyarakat secara umum yang masih statis.

2) Hasil produksi terbatas sebab hanya menggantungkan faktor produksi alam

dan tenaga kerja secara apa adanya.

2. Sitem Ekonomi Terpusat/Komando (Sosialis)

Sistem ekonomi terpusar adalah sistem ekonomi dimana pemerintah memegang

peranan paling penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi.

Dominasi dilakukan melalui pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi

yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Negara yang menganut sistem ini antara

lain : Rusia, RRC, dan negara-negara Eropa Timur.

a. Ciri-ciri sistem ekonomi terpusat :

1) Kegiatan perekonomian dari produksi, distribusi, dan konsumsi serta harga

ditetapkan pemerintah dengan peraturan negara.

2) Hak milik perorangan atau swasta tidak diakui, sehingga kebebasan

individu dalam berusaha tidak ada.

3) Alat-alat produksi dikuasai oleh negara.

4
b. Kebaikan sistem ekonomi terpusat :

1) Pemerintah lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan

pengendalian

2) Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan

ekonomi.

3) Kemakmuran masyarakat merta.

4) Perencanaan pembangunan lebih cepat direalisasikan.

c. Keburukan sistem ekonomi terpusat :

1) Adanya pemasungan daya kreasi masyarakat sehingga hamper semua

inisiatif, inovasi diprakarsai oleh pemerintah.

2) Adanya pasar gelap yang diakibatkan adanya pembatasan yang terlalu

ketat oleh pemerintah.

3) Anggota masyarakat tidak dijamin untuk memilih dan menentukan jenis

pekerjaan serta memilih barang konsumsi yang dikehendaki.

4) Pemerintah bersifat parternalistis, artinya apa yang telah diatur/ditetapkan

oleh pemerintah adalah benar dan harus dipatuhi.

3. Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis)

Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki

kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan

ekonomi tanpa campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi dimana pemerintah

benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah

ekonomi disebut laissez-faire. Negara- negara yang menganut sistem ekonomi

liberal adalah Amerika Serikat , Inggris, Prancis, Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada,

dan Indonesia yang pernah menganut sistem ekonomi liberal pada tahun 1950-an.

a. Ciri-ciri sistem ekonomi liberal :

5
1) Diakuinya kebebasan pihak swasta/masyarakat untuk melakukan tindakan-

tindakan ekonomi.

2) Diakuinya kebebasan memiliki barang modal.

3) Dalam melakukan tindakan ekonomi dilandasi semangat untuk mencari

keuntungan sendiri.

b. Kebaikan sistem ekonomi liberal :

1) Adanya persaingan sehingga mendorong kemajuan usaha.

2) Campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi kecil sehingga

mendorong kesempatan lebih luas bagi pihak swasta.

3) Produksi didasarkan pada permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat.

4) Pengakuan hak milik oleh negara mendorong semangat usaha masyarakat.

c. Keburukan sistem ekonomi liberal :

1) Adanya praktik persaingan tidak sehat, yaitu penindasan pihak yang

lemah.

2) Persaingan tidak sehat dapat menimbulkan monopoli yang merugikan

masyarakat.

3) Timbulnya praktik yang tidak jujur yang didasari mengejar keuntungan

yang sebesar-besarnya, sehingga kepentingan umum dikesampingkan.

4. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran yaitu sistem ekonomi dimana di satu sisi pemerintah

memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha dalam melakukan

kegiatan ekonomi, tetapi disisi lain pemerintah ikut campur tangan dalam

perekonomian yang bertujuan mengindari penguasaan secara penuh dari

segolongan masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.

a. Ciri-ciri sitem ekonomi campuran :

6
1) Adanya pembatasan pihak swasta oleh negara pada bidang-bidang yang

menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

2) Mekanisme kegiatan ekonomi yang terjadi di pasar adalah campur tangan

pemerintah dengan berbagai kebijakan ekonomi.

3) Hak milik perorangan diakui tetapi penggunaannya tidak boleh merugikan

kepentingan umum.

b. Kebaikan sistem ekonomi campuran :

1) Sektor ekonomi yang dikuasai oleh pemerintah lebih bertujuan untuk

kepentingan masyarakat.

2) Hak individu/swasta diakui dengan jelas.

3) Harga lebih mudah untuk dikendalikan.

c. Keburukan sistem ekonomi campuran :

1) Peranan pemerintah lebih berat dibndingkan dengan swasta.

2) Timbulnya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dalam pemerintah

karena banyak sector-sektor produksi yang lebih menguntungkan pihak

pemerintah sedangkan sedikit sekali pengawasannya.

5. Sistem Ekonomi Koperasi

Sebagai suatu sistem ekonomi, koperasi tentu memiliki jiwa/ideologi tertentu

yang menjadi karakteristiknya. Untuk memahami karakteristik koperasi Indonesia,

perlu dipahami kembali konsep dasar koperasi Indonesia, khususnya yang

menyangkut pengertian dan nilai-nilai dasar, serta prinsip-prinsip koperasi.

Pengertian dan Nilai-Nilai Dasar Koperasi Indonesia

Menurut UU Perkoperasian yang berlaku sampai saat ini, yaitu UU No. 25 Tahun

1992, ”Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

7
koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas

kekeluargaan”. (Sugiharsono, 2001: 9). Dalam pengertian koperasi tersebut

terkandung nilai-nilai dasar koperasi, antara lain:

1. Koperasi sebagai Badan Usaha

Sebagai badan usaha, koperasi juga memberlakukan prinsip-prinsip yang

berlaku pada badan usaha, seperti prinsip efisiensi dan mencari laba. Untuk

mencapai laba, koperasi harus memiliki organisasi dan manajemen yang

dikelola secara profesional dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip

koperasi, serta tetap memperhatikan kepentingan anggotanya. Koperasi juga

harus memiliki tempat usaha secara formal, dan strategis ditinjau dari segi

bisnis.

2. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat

Ekonomi rakyat berarti ekonomi yang berorientasi pada keterlibatan rakyat

banyak, sehingga aktivitas ekonomi (produksi dan distribusi) harus

sebesarbesarnya dilaksanakan oleh rakyat atau melibatkan rakyat banyak.

Oleh karena itu, sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi akan menjadi

wadah aktivitas ekonomi rakyat yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini koperasi

diharapkan dapat membina dan mengembangkan aktivitas ekonomi rakyat,

sehingga rakyat dapat meningkatkan kesejahteraannya.

3. Asas Kekeluargaan

Pengelolaan koperasi harus berasas kekeluargaan. Asas kekeluargaan

mengandung makna adanya prinsip kebersamaan (mutual help) dan kerja sama

(group action). Prinsip kebersamaan mengandung makna bahwa kepemilikan

bersama atas sumber produksi merupakan hal yang penting, dengan tetap

memperhatikan unsur keadilan dalam bekerja-sama.

8
4. Prinsip Koperasi

Dalam gerakan organisasi dan kiat usahanya, koperasi harus mendasarkan

pada norma-norma tertentu yang disebut prinsip koperasi. Prinsip koperasi

inilah yang akan memberikan warna dan arah gerakan badan usaha koperasi,

sehingga usaha koperasi berbeda dengan badan usaha yang lain. Selanjutnya

akan kita bahas lebih jauh tentang prinsip koperasi ini.

Prinsip –prinsip koperasi:

Menurut pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992, prinsip koperasi Indonesia meliputi 5

aspek pokok ditambah 2 aspek prinsip pengembangan, sehingga prinsip

koperasi meliputi 7 aspek, yaitu:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi

3. Pembagian dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing

anggota.

4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

5. Kemandirian

6. Pendidikan perkoperasian

7. Kerjasama antar koperasi

Berdasarkan karakteristik koperasi seperti diuraikan di atas, kita dapat

memperoleh gambaran tentang koperasi sebagai suatu sistem ekonomi. Sebagai

suatu sistem ekonomi, koperasi dapat dikatakan merupakan salah satu system

ekonomi campuran. Unsur sosialis tampak dominan dalam koperasi dengan

dijunjung tingginya prinsip kebersamaan serta kesamaan hak dan kewajiban bagi

anggota koperasi. Di samping itu, prinsip kekuasaan tertinggi di tangan anggota

juga merupakan prinsip sentralisasi kekuasaan yang demokratis. Di sisi lain, unsur

9
liberal juga tampak dalam koperasi dengan diakuinya prinsip keadilan (bagi

anggota yang memiliki partisipasi/prestasi tinggi dalam koperasi akan

memperoleh bagian pendapatan yang tinggi pula). Di samping itu, prinsip sukarela

juga dapat diartikan sebagai suatu kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi

dalam koperasi.

1.3 Koperasi dalam Ekonomi Makro

Pada pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

dijelaskan bahwa koperasi mempunyai empat fungsi dan peran, yaitu sebagai berikut.

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehjdupan manusia dan

masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokmsi ekonomi.

Selain peran yang dilihat dari pesan UU No. 25 di atas, peran koperasi dapat juga dilihat

dari sudut pandang ekonomi makro. Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah

(KUMKM) dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari:

1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ckonomi diberbagai sektor.

2. Penyedia lapangan kelja yang terbesar

3. Pemain panting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan

masyarakat.

4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta

10
5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran

koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian

nasional sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa

mendatang.

Dari bunyi Pasal 3 dan 4 UU No. 25 Tahun 1992 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Koperasi memiliki tujuan dan peran secara mikro maupu makro.

1. Secara Mikro, Koperasi berusaha untuk mensejahterakan anggotanya. Hal ini harus

dimaklumi karena Koperasi didirikan ”dari, oleh dan untuk kepentingan anggota”.

Sudah sepantasnya manajemen Koperasi dalam hal ini pengurus melakukan kegiatan

usaha yang berorientasi pada pelayanan pemenuhan kebutuhan anggota, khususnya

kebutuhan yang benar-benar dirasakan anggota (felt needs).

2. Secara Makro, Koperasi turut memberi kontribusi dalam perekonomian nasional,

yaitu melalui sumbangan dalam Pendapatan Nasional (PDB).

Walaupun diakui kontrinbusi Koperasi terhadap Pendapatan Nasional masih sangat

rendah bila dibandingkan dengan dua pelaku ekonomi lainnya di tanah air (BUMN dan

BUMS), namun keberadaan Koperasi masih sangat diperlukan dalam mengangkat derajat

kehidupan ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu, dikenal ada dua konsep pengembangan Koperasi modern, yaitu:

1. Konsep Mikro, yaitu konsep yang mendasarkan pada pendapat bahwa orang-orang

yang sosial ekonominya lemah hendaknya secara kooperatif mendirikan perusahaan

yang dimiliki sendiri, sehingga akan memberikan manfaat pelayanan yang diperlukan

untuk meningkatkan kondisi sosial ekonominya.

2. Konsep Makro, yaitu konsep yang bertitik tolak dari prinsip ”dengan pengembangan

Koperasi yang efisien maka akan mempunyai akibat kepada pengembangan

11
perekonomian nasional dan pengembangan sosial ekonomi masyarakat pada

umumnya.”

Koperasi memiliki nilai-nilai ideologi. Ideologi Koperasi diartikan sebagai cita-cita yang

ingin diwujudkan oleh gerakan Koperasi atau menunjukkan suatu pola pikir insan

Koperasi dalam mewujudkan masyarakat Koperasi. Ideologi Koperasi dapat pula

dianggap sebagai kristalisasi pandangan hidup. Pandangan hidup satu bangsa berbeda

dengan pandangan hidup bangsa lain, namun terkait dengan ideologi Koperasi umumnya

gagasan dasar ideologi Koperasi adalah sama, antara lain yaitu:

1. Kerjasama adalah lebih baik dari persaingan (cooperation more then competition)

2. Faktor manusia ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi daripada benda. Hal

inilah yang menjadi dasar dari pernyataan bahwa Koperasi merupakan

perkumpulan orang/manusia, bukan perkumpulan modal/benda.

3. Manusia dihargai sama derajat. Sebagai anggota, masing-masing memiliki hak

suara. Dalam Koperasi dikenal konsep one man one vote (satu orang satu suara)

4. Manusia disamping sebagai makhluk sosial, juga sebagai makhluk individu yang

berketuhanan. Oleh karena itu perkembangan individu melalui usaha-usaha

pendidikan dan partisipasi anggota sangan dihargai dan dianjurkan dalam

kehidupan berKoperasi. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa baik secara

mikro maupun secara makro,

Koperasi perlu dikelola secara profesional sehinga tercapai efisiensi yang tinggi.

Karena tanpa efisiensi mustahil Koperasi dapat memperoleh keuntungan dan

tanpa keuntungan bagaimana pula Koperasi dapat mensejahterakan anggotanya.

Oleh karena itu dalam operasionalnya, diperlukan aplikasi dari prinsip-prinsip

usaha pada umumnya yaitu prinsip rasionalitas, efektivitas, efisiensi dan

produktivitas. Keempat prinsip usaha tersebut dapat dilaksanakan dengan

12
menggunakan manajemen Koperasi yang tepat, baik dalam manajemen sumber

daya, manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan dan

manajemen lainnya.

1.4 Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian

1. Pengertian Soko Guru dan Hubungannya Terhadap Koperasi

Arti kata sokoguru adalah tiang tengah, tiang seri, turus negeri “Koperasi adalah

soko guru perekonomian Indonesia”. Makna dari istilah koperasi sebagai soko

guru perekonomian dapat diartikan bahwa koperasi sebagai pilar atau

”penyangga utama” atau ”tulang punggung” perekonomian. Dengan demikian

koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem

perekonomian nasional. Keberadaanya pun diharapkan dapat banyak berperan

aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Namun di era

reformasi ini keberadaannya banyak dipertanyakan, bahkan seringkali ada yang

mengatakan sudah tidak terlalu terdengar lagi dan apakah masih sesuai sebagai

salah satu badan usaha yang berciri demokrasi dan dimiliki oleh orang orang

dalam satu kumpulan, bukannya jumlah modal yang disetor seperti badan usaha

lainnya.

2. Koperasi Sebagai Soko Guru Dalam UUD 1945

Falasafah dalam pandangan hidup bangsa Indonesia tercermin didalam

pancasila. Penjelmaan strukturnya adalah UUD 1945 dan penjabaran

operasionalnya dituangkan di dalam GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara).

UUD 1945 merupakan ketentuan atau tata tertib dasar yang mengatur

terselenggaranya falsafah hidup dan moral cita-cita bangsa. Sedangkan GBHN

adalah merupakan rangkaian program-program pembangunan yang menyeluruh,

terarah, dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus.

13
Adapun tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mencapai kemakmuran

masyarakat. Ketentuan dasar dan melaksanakan kegiatan ini diatur oleh UUD

1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, “perekonomian di susun sebagai usaha

bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Dalam penjelasan 33 UUD 1945 ini

dikatakan bahwa “produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, dibawah

pimpinan atau anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang

diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Oleh sebab itu perekonomian

disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan. Bangun perusahaan

yang sesuai denga itu ialah koperasi.

Penjelasan 33 UUD 1945 ini menempatkan kedudukan koperasi (1) sebagai

soko guru perekonomian nasional, dan (2) sebagai bagian integral tata

perekonomian nasional. Menurut kamus umum lengkap karangan wojowasito,

arti dari soko guru adalah pilar atau tiang. Jadi, makna dari istilah koperasi

sebagai soko guru perekonomian dapat diartikan koperasi sebagai pilar atau

penyangga utama atau tulang punggung perekonomian. Dengan demikian,

koperasi diperankan dan difungsikan sebagai ppilar utama dalam sistem

perekonomian nasional.

Ditinjau dari sisi badan usaha atau pelaku bisnis, ada tiga kelompok pelaku

bisnis dalam sistem perekonomian nasional yaitu :

1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

2) Badan Usaha Koperasi (BUK)

3) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Ketiga badan usaha ini dala istilah sehari hari disebut sebagai Pelaku Ekonomi.

Dalam hal ini tidak dipertentangkan arti dari istilah tersebut, walaupun ada yang

mengatakan bahwa pelaku ekonomi adalah terdiri dari unsure konsumen,

14
produsen, dan pemerintah. Berarti dari ketiga pelaku ekonomi tersebut, peran

koperasi dalam segala kehidupan perekonomian nasional diharapkan dominan,

atau menjadi pilar utama, dalam hal pembentukan produk domestik bruto (PDB),

penyerapan tenaga kerja, pemerataan ekonomi ataupun pertumbuhan ekonomi.

Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa seluruh pelaku ekonomi nasional

(BUMN,BUK,BUMS) menurut amanat konstitusional (Pasal 33 UUD 1945)

harus berasaskan usaha bersama, kekeluargaan. Artinya, operasionalisasi fungsi

dari pelaku ekonomi swasta, Negara, dan koeprasi harus berdasarkan asas usaha

bersama dan kekluargaan.

Dari filosofi dan prinsip-prinsip koperasi dapat dilihat bahwa, kedua asas

tersebut telah melekat pada organisasi koperasi sejak didirikan oleh anggota-

anggotanya. Dengan kedudukan koperasi seperti itu, maka peranan koperasi

dalam mengembangkan potensi ekonomi rakyat dan dalam mewujudkan

kehidupan demokrasi ekonomi adalah sangat strategis. Sedangkan pelaksanaan

pembangunan

ekonomi harus didasarkan kepada demokrasi ekonomi.

3. Mengapa Koperasi Sebagai Soko Guru

UUD 1945 pasal 33 memandang, koperasi sebagai soko guru perekonomian

nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4 UU No. 25 tahun

1992 tentang perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD

1945 tersebut, koperasi dijadikan sebagai soko guru perekonomian nasional

karena:

a. Koperasi mendidik sikap self-helping.

b. Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat

harus lebih di utamakan daripada kepentingan diri atau golongan sendiri.

15
c. Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia

d. Koperasi menentang segala paham yang berbau individualism dan

kapitalisme.

Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini, koperasi tetap dipandang sebagai

soko guru perekonomian nasional. Hal ini tidak terlepas dari jati diri dari

koperasi itu sendiri yang dalam gerakan dan cara kerjanya selalu mengandung

unsur-unsur yang terdapat dalam asas pembangunan nasional seperti yang

termasuk dalam GBHN.

Ada 9 asas pembangunan nasional yang harus diperhatikan dalam setiap

pelaksanaan pembangunan yaitu :

1) Asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai,

digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan

spiritual, moral dan etik dalam rangka pembangunan nasionalsebagai

pengamalan nasional sebagai pengamalan pancasila.

2) Asas manfaat, mengandung arti bahwa segala usaha dan kegiatan

pembangunan nasional memberikan manfaat yang sebesar besarnya

bagi kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan

pengembangan pribadi warga Negara serta mengutamakan nilai-nilai

luhur budaya bangsa dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dalam

rangka pembangunan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

Watak ekonomi dan sosial yang melekat pada jati diri koperasi seperti

yang akan diuraikan kemudian, memperjelas fakta bahwa nilai-nilai

asas manfaat ini sangat melekat pada instusi koperasi. Dalam

16
koperasi, usaha-usaha yang ditangani harus bermanfaat dan ditujukan

demi penigkatan kesejahteraan anggotanya.

3) Asas Demokrasi Pancasila, mengandung arti bahwa upaya mencapai

tujuan pembangunan nasional yang meliputi seluruh kehidupan

masyarakat, berbangsa, dan bernegara, dilakukan dengan semangat

kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong royong, persatuan

dan kesatuan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat. Asas ini

sangat tercermin dalam diri koperasi terutama dalam rapat anggota.

anggota sendirilah yang dapat menetukan aturan-aturan oragnisasi

yang harus dipatuhi bersama tanpa adanya tekanan dan pengaruh dari

pihak luar koperasi.

4) Asas adil dan merata, mengandung arti bahwa pembangunan nasional

yang diselenggarakan sebagai usaha bersama harus merata di semua

lapisan masyarakat dan di seluruh wilayah tanah air, di mana setiap

warga Negara dapat memperoleh kesempatan berperan dan menimati

hasil-hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan

drama baktinya yang diberikan kepada bangsa dan Negara. Asas ini

sudah nampak pada salah satu sendi-sendi dasar koperasi yaitu

pembagian sisa hasil usaha (SHU) diatur menurut jasa masing-masing

anggota. dasar ini berwatak nonkapitalis karena pembagian SHU

kepada anggota adalah berdasarkan atas jasa usaha anggota tersebut,

bukan berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi.

5) Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam perikehidupan

mengandung arti bahwa dalam pembangunan nasional harus ada

keseimbangan antara berbagai kepentingan, yaitu keseimbangan,

17
keserasian, dan keselarasan antara kepentingan dunia dan akhirat,

material dan spiritual, jiwa dan raga, individu, masyarakat dan

Negara, pusat dan daerah serta antar daerah, kepentingan

perkehidupan darat , laut, udara, dan dirgantara serta kepentingan

nasional dan internasional. Koperasi, selain mengutamakan

kepentingan pribadi anggota-anggotanya, juga memikirkan

kepentingan umum. Hal ini dapat dilihat bahwa setiap koperasi

senantiasa mencanangkan di dalam anggaran dasarnya ketentuan-

ketentuan tentang penggunaan SHU-nya untuk

kepentingan masyarakat di lingkungan di mana koperasi itu berada.

6) Asas kesadaran hukum, mengandung arti bahwa dalam

penyelenggaraan pembangunan nasional setiap warga Negara dan

penyelenggara Negara harus taat pada hukum yang berintikan

keadilan dan kebenaran, serta Negara diwajibkan untuk menegakkan

dan menjamin kepastian hukum.

7) Asas kemandirian, mengandung arti bahwa pembangunan nasional

harus berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan

sendiri serta bersendikan kepada kepribadian bangsa. Asas ini juga

merupakan salah satu sendi dasar koperasi yaitu swadaya, swakerta,

dan swasembada sebagai pencerminan dari pada prinsip dasar percaya

pada diri sendiri. Dengan demikian asas ini juga melekat pada instusi

koperasi.

8) Asas kejuangan, mengandung arti bahwa dalam penyelenggaraan

pembangunan nasional penyelenggara Negara dan masyarakat harus

memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat pengabdian serta ketaatan

18
dan disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakan kepentingan

bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau golongan.

Dalam koperasi asas ini sangat jelas terlihat pada visi koperasi yaitu

satu untuk semua dan semua untuk satu.

9) Asas ilmu pengetahuan dan teknologi, mengandung arti bahwa agar

pembangunan nasional dapat memberikan kesejahteraan rakyat lahir

batin yang setinggi-tingginya, penyelenggaraanya perlu menerapkan

nilai-niai ilmu pengetahuan dan teknologi secara seksama dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan

nilai-nilai luhur budaya bangsa. Dalam pengembangan usaha dan

lembaganya, koperasi tidak mengabaikan perkembangan IPTEK tanpa

mengorbankan nilai-nilai luhur bangsa. Dari seluruh rangkaian asas

pembangunan nasional di atas, dapat dilihat bahwa posisi dan

kedudukan koperasi dalam UUD 1945 dan GBHN adalah sangat

strategis dalam upaya mencapai masyarakat adil dan makmur sesuai

dengan pancasila. Keterkaitan asas-asas pembangunan tersebut di atas

dengan nilai-nilai yang dikandung organisasi koperasi dapat dilihat

pada peraga asas pembangunan nasional.

1.5 Koperasi Dalam Trilogi Pembangunan

Trilogi pembangunan yaitu menciptakan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas nasional yang dinamis dan strategis

yang kemudian juga dijadikan sebagai misi yang melekat pada masing-masing pelaku

ekonomi, baik negara, swasta, maupun koperasi di dalam sistem ekonomi nasional yang kita

bangun. Rumusan kedudukan, peranan, dan hubungan antara pelaku ekonomi dapat

digambarkan sebagai berikut:

19
1) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya ditempatkan pada posisi dan kedudukan

yang setara. Hal ini berarti, setiap pelaku ekonomi baik secara normatif maupun

operasional memiliki hak hidup yang sama, sesuai dengan misi yang diembannya.

2) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya melakukan peranan masing-masing dengan

memanfaatkan keunggulan komparatif (Comparative advantage) yang dimilikinya.

Keunggulan koperasi yang dimaksud di sini ialah bahwa masing-masing pelaku

ekonomi mempunyai suatu kelebihan di satu bidang jika dibandingkan dengan pelaku

ekonomi lainnya.

Keunggulan komparatif tersebut dapat dilihat dari cita-cita organisasi masing-masing

pelaku ekonomi tersebut. BUMN dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. BUMN bukan

merupakan suatu perusahaan yang mengejar keuntungan sebagai prioritas utama, akan

tetapi merupakan alat pemerintah yang efektif dalam melaksanakan pembangunan

nasional. Dengan demikian, BUMN mengemban tugas melayani kepentingan umum

untuk memenuhi hajat orang banyak.

Berbeda dengan sektor swasta yang dimiliki dan dikelola secara perseorangan,

keluarga, dan atau sekelompok kecil orang yang memiliki modal untuk mencapai tujuan

memberi keuntungan yang semaksimal mungkin.

Lain halnya sektor koperasi yang merupakan wadah ekonomi rakyat yang berwatak

sosial, beranggotakan orang-orang, dimiliki dan dikelola oleh anggota untuk kepentingan

anggota serta masyarakat secara kekeluargaan.

Bertitik tolak dari ciri-ciri pelaku ekonomi tersebut diatas, maka keunggulan

komparatif yang khas yang berkaitan dengan trilogi pembangunan nasional adaah sebagai

berikut:

1) BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilisator dan perintis

perekonomian nasional

20
2) Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang pertumbuhan

ekonomi nasional.

3) Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan hasil-

hasilnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, Agus. 2017. Koperasi

http://aswi21.blogspot.com/2017/04/makalah-koperasi.html?m=1 (Diakses 6 Maret 2021)

Damayana. 2016.Koperasi dan Tujuan Ekonomi

https://www.scribd.com/document/324654984/Koperasi-Dan-Tujuan-Ekonomi (Diakses 6

Maret 2021)

Sugiharsano. 2009. Sistem Ekonomi Koperasi

https://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/view/587 (Diakses 6 Maret 2021)

Arifandy, FP.2020. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jaa (Diakses 6 Maret 2021)

Budiwati, Neti. Konsep Dasar Perkoperasian

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/196302211987032-

NETI_BUDIWATI/KONSEP_DASAR_PERKOPERASIAN.pdf (Diakses 6 Maret 2021)

RACHMADITYA, D. 2020. Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian.

http://repository.uinjambi.ac.id/5808/ (Diakses 6 Maret 2021)

22

Anda mungkin juga menyukai