Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN

SOSIALISASI PEMBANGUNAN KLASTER ALUMINIUM DI KALTARA KEPADA


JAJARAN PEMKAB BULUNGAN & KONSULTASI PERIZINAN

Hari/Tanggal/Waktu : Kamis, 28 Juni 2018, pukul 14.00 – 17.30 WITA


Tempat : Ruang Rapat di Kantor Bupati Bulungan
Peserta : Inalum : Bapak Dante Sinaga, Dwi Agus Y., Irwan Trianto, M.
Arief Munandar, Azhari Arifin, Akhmad Fahmi Ridwan
Pemkab. Bulungan : Wakil Bupati, Asisten I, Kepala Bappeda,
Kabag. Hukum, PUPR, DPMPTSP
Tujuan : 1. Presentasi Pembangunan Klaster Aluminium di Kaltara
2. Diskusi & Konsultasi Perizinan
Ringkasan :
1. Presentasi Rencana Pembangunan Klaster Aluminium di Kaltara
 Sebelum presentasi, Ketua Tim Kerja Pengembangan Klaster Aluminium di Kaltara,
Bapak Dante Sinaga, menyampaikan kata sambutan. Dalam kesempatan ini, Inalum
menyatakan permohonan maaf apabila rencana Inalum melakukan pembangunan
klaster aluminium di Kaltara belum tersosialisasikan dengan baik kepada jajaran
Pemkab. Bulungan
 Dilanjutkan kata sambutan dari Pemkab. Bulungan disampaikan oleh Bapak Wakil
Bupati Bulungan, Bapak Ingkong Ala, sekaligus membuka acara sosialisasi
 Dalam presentasi Inalum menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
- Profil Inalum & memperkenalkan Dewan Direksi & Dewan Komisaris Inalum
- Roadmap Inalum hingga 2025 untuk mencapai target kapasitas produksi 1 juta
ton per tahun
- Keekonomian smelter aluminium bahwa harga listrik untuk smelter aluminium
maksimum c$2,5 / kWh
- Investasi Inalum di Kaltara yaitu pembangunan klaster aluminium di KIPI
Mangkupadi terintegrasi dengan PLTA & transmisi, pelabuhan, dan perumahan
- Kontribusi Inalum terhadap pertumbuhan PDRB Kaltara

2. Diskusi & Konsultasi Perizinan


 Kepala Bappeda Kabupaten Bulungan
a. Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara saat ini banyak dipengaruhi oleh
belanja daerah, investasi belum banyak berkontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi Kaltara.
b. Kabupaten Bulungan memiliki keraguan pada saat Pemprov. Kaltara mengajukan
kawasan di Mangkupadi-Tanah Kuning sebagai KIPI dikarenakan lokasi tersebut
merupakan kawasan perkebunan. Sementara dalam RTRW Bulungan, kawasan
industri hanya mengambil lahan sebesar 3.000 Ha.
c. Izin yang dimohonkan oleh Inalum belum jelas dimana lokasinya dikarenakan
Pemkab. Bulungan tidak mengetahui dengan pasti lokasi KIPI yang dimohonkan
oleh Inalum. Oleh karenanya Inalum diminta untuk berkoordinasi dengan PTSP
provinsi terkait lokasi lahan KIPI.
d. Inalum diminta melakukan kesepakatan dengan pemilik lahan saat ini ataupun
dengan KHE sebelum izin diterbitkan oleh Pemkab. Bulungan.
e. Terkait dengan Perpres No.58 tahun 2017 tentang PSN Pasal 19 ayat 2, Pemkab.
Bulungan tidak mempermasalahkan jika akan ditempuh jalan pintas untuk
mengecualikan RTRW Bulungan dalam rangka pengadaan lahan klaster
aluminium dengan mengacu kepada Perpres tersebut hanya saja tetap harus ada
kesepakatan yang baik secara B to B dengan pengelola lahan saat ini.

1
 Asisten 1 Kabupaten Bulungan
a. Izin PLTA Sungai Kayan sudah diberikan oleh Pemprov. Kaltara kepada KHE
dikarenakan Sungai Kayan berada di dua kabupaten.
b. Pemkab. Bulungan memiliki keterbatasan kewenangan memberikan izin lokasi
untuk industri dikarenakan menurut Permen ATR No.5 tahun 2015 bahwa pemda
diberikan kewenangan memberikan izin lokasi bagi industri hanya seluas 400 Ha,
sementara yang dimohonkan Inalum luasannya 600 Ha.
 Kepala Dinas Sosial (mantan Kepala Dinas Kehutanan)
a. Izin yang dibutuhkan Inalum terdiri dari izin pemanfaatan lahan dan izin pinjam
pakai kawasan hutan, dimana untuk luasan s.d. 5 Ha menjadi kewenangan
Gubernur menerbitkan IPPKH sedangkan di atas 5 Ha menjadi kewenangan
Kementerian KLHK
b. Izin lingkungan diperlukan dikarenakan lokasi Sungai Kayan merupakan
kawasan budaya kehutanan.
 Kabag Hukum Kabupaten Bulungan
a. Berdasaran peninjauan ke PT Vale Indonesia, smelter seperti Inalum selayaknya
memiliki pembangkit listrik sendiri sama seperti di PT Vale Indonesia yang juga
memiliki pembangkit listrik sendiri.
b. Apabila Inalum sulit membebaskan lahan di kawasan yang diperuntukan bagi
KIPI Mangkupadi, terdapat lahan milik masyarakat di Desa Tanah Kuning yang
sudah bersertifikat dengan total luasan lahan 400 Ha. Lahan ini kemungkinan
lebih mudah untuk dibebaskan karena pemiliknya jelas dan sudah bersertifikat.
c. Meragukan kemampuan KHE untuk membangun PLTA Sungai Kayan dengan
kapasitas 6.080 MW.
d. Menurut Kabag Hukum seharusnya izin lokasi memiliki masa berlaku, namun
hal ini sepertinya tidak berlaku bagi KHE. Dan salah satu yang tidak
dilaksanakan oleh KHE dalam membangun PLTA Sungai Kayan adalah relokasi
penduduk yang terkena dampak pembangunan.
 Wakil Bupati Bulungan
a. Dalam rapat di Kemenko Kemaritiman pada 5 Juni 2018 didapatkan informasi
bahwa KHE memang telah mendapatkan izin di 5 titik lokasi Sungai Kayan
namun meragukan kemampuan KHE untuk membangun. Untuk itu Inalum
sepatutnya diberikan izin lokasi untuk membangun PLTA Sungai Kayan.
b. Menurut Wabup, pihak Pemprov. Kaltara tidak sepenuhnya memberikan
informasi rencana kawasan KIPI kepada Pemkab. Bulungan.

2
3

Anda mungkin juga menyukai