LP & ASKEP Hipertensi Nuning Pratiwie
LP & ASKEP Hipertensi Nuning Pratiwie
OLEH :
NUNING PRATIWIE
(2021-01-14901-048)
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan pratikum
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn. A Dengan Diagnosa
Medis Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Werdha Sinta Rangking Tangkiling” ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. Selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Meilitha Carolina, Ners, M.Kep. Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKes
Eka Harap Palangka Raya Dan Selaku Pembimbing Akademik
Penulis
i
ii
4
DAFTAR ISI
ii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
garam terhadap tekanan darah. Selain faktor genetik, faktor lingkungan yang
mempengaruhi antara lain yaitu konsumsi garam, obesitas dan gaya hidup yang
tidak sehat serta konsumsi alkohol dan merokok (Weber dkk., 2014).
Penurunan ekskresi natrium pada keadaan tekanan arteri normal merupakan
peristiwa awal dalam hipertensi esensial. Penurunan ekskresi natrium dapat
menyebabkan meningkatnya volume cairan, curah jantung, dan vasokonstriksi
perifer sehingga tekanan darah meningkat. Faktor lingkungan dapat memodifikasi
ekspresi gen pada peningkatan tekanan. Stres, kegemukan, merokok, aktivitas
fisik yang kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai
faktor eksogen dalam hipertensi.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder diderita sekitar 5% pasien hipertensi (Weber dkk., 2014).
Hipertensi sekunder disebabkan oleh adanya penyakit komorbid atau penggunaan
obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Obat-obat tertentu,
baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau
memperberat hipertensi. Penghentian penggunaan obat tersebut atau mengobati
kondisi komorbid yang menyertainya merupakan tahap pertama dalam
penanganan hipertensi sekunder. Beberapa penyebab hipertensi sekunder.
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan
denganbeberapa penyakit misalnya ginjal, jantung koroner, diabetes dan
kelainansistem saraf pusat.
Beberapa penyebab lain hipertensi, antara lain :
1. Sebab hormonal, misalnya dari kelenjar anak ginjal.
2. Penggunaan obat-obatan.
3. Merokok karena di dalam tembakau terdapat nikotin.
4. Minuman beralkohol.
5. Kelainan pada ginjal.
6. Kelainan intrakranial yang mengakibatkan meningkatnya tekanan intrakranial
atau karena lokasinya dekat pada pusat persyarafan yang mempengaruhi
tekanan darah.
7. Kelainan pembuluh darah besar (aorta) yaitu koartasio aorta dimana arkus
aorta bersambungan dengan aorta decendens.
9
2.2.3 Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO :
1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140 mmHg
dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg
2. Tekanan darah perbatasan (broder line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg dan
diastolik 91-94 mmHg
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95mmHg.
Klasifikasi menurut The Joint National Committee on the Detection and
Treatment of Hipertension :
1. Sistolik
a. < 140 mmHg : Tekanan darah normal
b. 140 – 159 : Hipertensi sistolik perbatasan terisolasi
c. > 160 : Hipertensi sistolik teriisolasi
2. Diastolik
a. < 85 mmHg : Tekanan darah normal
b. 85 – 99 : Tekanan darah normal tinggi
c. 90 -104 : Hipertensi ringan
d. 105 – 114 : Hipertensi sedang
e. >115 : Hipertensi berat
2.2.4 Patofisiologi
Hipertensi merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan peningkatan
tekanan perifer. Hal ini menyebabkan penambahan beban jantung (after load)
sehingga terjadi hipertropi ventrikel kiri sebagai proses kompensasi/adaptasi,
hipertropi ventrikel kiri adalah suatu keadaan yang menggambarkan penebalan
dinding dan penambahan masa ventrikel kiri.
WOC HIPERTENSI 10
Hipetensi
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Ketidakseimbangan Penebalan pada Kenaikan tekanan Tekanan darah Resistensi Aliran darah
antara suplai O2 pembuluh darah serebra vaskuler meningkat pembuluh darah terhambat ke otot
dan kebutuhan otak
tubuh
Tekanan perifer Nyeri kepala, Kelemahan otot
Pembuluh darah
Sesak meningkat pusing, sakit ginjal tersumbat Mual dan
kepala muntah Intoleransi Aktivitas
Pola Nafas
Penurunan Pasokan darah
Tidak Efektif Nyeri Akut
Curah Jantung ginjal Nafsu makan
menurun
Kerja ginjal tidak
efektif Resiko Defisit
Nutrisi
Gangguan Eliminasi
Urine
11
3. Stroke
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih
dari 24 jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah. Stroke dengan defisit neurologik
yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkanoleh iskemia atau perdarahan otak.
Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah yang
menyebabkan turunnya suplai oksigen danglukosa ke bagian otak yang
mengalami oklusi.
4. Infark Miokard
Infark miokarddapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
trombus yang menyumbat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Akibat
hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen
miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung
yang menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi dapat menimbulkan
perubahaan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga
terjadi distritmia, hipoksia jantung dan peningkatan risiko pembentukan
bekuan.
2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Hemoglobin/Hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN: memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalium Serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium Serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
13
7. Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala: Angina, sakit kepala, nyeri abdomen.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses keperawatan yang
menggambarkan penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat terhadap permasalahan kesehatan baik aktual maupun
potensial. Dimana perawat mempunyai lisensi dan kompetensi untuk mengtasinya
( Sumijatun, 2010).
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload (SDKI
D.0008 Hal. 28)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidak seimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen (SDKI D. 0005 Hal. 26)
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
(SDKI D. 0077 Hal. 172)
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit (SDKI D. 0111 Hal. 246)
17
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIANGOSA
TUJUAN ( KRITERIA HASIL) INTERVENSI
DX KEPERAWATAN
1 Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung SLKI. I.02075 Hal : 317
berhubungan dengan keperawatan selama 2x4 jam Observasi
diharapkan Penurunan curah jantung 1. Indentifikasi tanda / gejala primer penurunan curah jantung (
peningkatan afterload
teratasi dapat diatasi. meliputi dispnea, kelelahan, edema ortopnea
(SDKI D.0 008 Hal. 28) Kriteria hasil: 2. Monitor tekanan darah
SLKI. L. 02008 Hal : 20 3. Monitor intake dan output cairan
1. Kekuatan Nadi Meningkat 5 4. Monitor saturasi oksigen
2. Lelah Menurun 5 5. Monitor keluhan nyeri dada
3. Tekanan Darah Membaik 5 Terapeutik
4. Cappilary refill time Membaik 5 1. Posisikan pasien semi fowler atau posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang sesusai
3. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress
4. Berikan oksigen untuki mempertahankan saturasi oksigen
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
2. Anjurkan berhenti merokok
3. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiaritmia
18
2 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi SLKI. I. 05178 Hal : 176
aktivitas berhubungan keperawatan selama 2x4 jam Observasi
diharapkan intoleransi aktivitas1. Indentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
dengan kelemahan, kelelahan
membaik.
ketidak seimbangan Kriteria hasil: 2. Monitor kelalahan fisik dan emosional
3. Monitor dan jam tidur
suplai dan kebutuhan SLKI. L. 05047 Hal : 149 Terapeutik
1. Frekuensi nadi meningkat 5 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
oksigen (SDKI D. 0005
2. Saturasi oksigen meningkat 5 2. Lakukan latihan rentang gerak p pasif dan aktif
Hal. 26) 3. Kemudahan dalam melakukan Edukasi
aktivitas sehari – hari meningkat 5 1. Anjurkan tirah baring
4. Kekuatan tubuh bagian atas 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
meningkat 5 Kolaborasi
1. kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
5. Keluhan lelah menurut 5
makanan
3 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri SLKI. I.08238 Hal : 201
dengan peningkatan keperawatan selama 2x4 jam Observasi
diharapkan nyeri akut dapat teratasi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik durasi, frekuensi,intensitas
tekanan vaskuler serebral nyeri
dengan baik.
2. Identifikasi nyeri
(SDKI D. 0077 Hal. 172) Kriteria hasil:
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingat nyeri
SLKI. L. 08066 Hal : 145 Terapeutik
1. Keluhan nyeri menurun 5 1. berikan teknik farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2. Meringis Menurun 5 2. kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
3. Sikap Protektif menurun 5 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. kesulitan tidur dengan 5 Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. jelaskan strategi meredakan nyeri
19
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
3.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Rabu, 5 Januari 2022, pukul
09.00 WIB di Panti Sosial Tresna Werdha Sinta Rangkang, dengan teknik
anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan fisik dan data dari buku status
pasien didapatkan data-data sebagai berikut:
3.1.1 Data Biografi
Nama: Tn. A, jenis kelamin laki-laki. Tempat&Tanggal lahir pasien : Kediri,
30 November 1950. Gol.Darah -. Pendidikan Terakhir Tn. A yaitu SLTA, Agama
Katolik, Status Perkawinan yaitu Belum Kawin. TB/BB :160 cm/ 60 kg.
Penampilan terlihat rapi dan bersih, Ciri-ciri Tubuh badan sedikit membungkuk.
Alamat : Jl. Pariwisata No.174. Orang Dekat yang dapat Dihubungi : Tn. A, No
Telepon : 0812536951875, Hubungan dengan Lansia yaitu tema satu gereja,
Alamat : Katingan.
3.1.2 Riwayat Keluarga
Susunan Anggota Keluarga
Jenis Hubungan
No Nama Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin Keluarga
1 Tn. A L Penanggung jawab S1 Pastor Hidup
21
22
3.1.3 Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
INDEKS KATZ
NILAI
KLIEN PERTANYAAN
Maks
ORIENTASI
5 5 (Tahun, musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang? Dimana kita :
5 5 (Negara, bagian, Wilayah, Kota).
REGISTRASI
3 3 Nama 3 objek (1 detik untuk mengatakan masing-masing) tanyakan
klien ke 3 obyek setelah anda telah mengatakan. Beri 1 point untuk
tiap jawaban yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari
ke 3 nya jumlahkan percobaan dan catat.
PERHATIAN & KALKULASI
5 5 Seri 7’s (1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban, berganti eja
kata belakang) (7 kata dipilih eja dari belakang).
MENGINGAT
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point untuk
kebena ran.
BAHASA
9 9 Nama pensil & melihat (2 point)
Mengulang hal berikut tak ada jika (dan atau tetapi) 1 point.
30 Nilai total : 30
KETERANGAN:
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjang kontinum:
Composmenthis Apatis Somnolens Suporus Coma
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
31
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya
L KELETIHAN
32
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat
33
Defisit Pengetahuan
35
masalah yang dihadapi 5. Jelaskan faktor risiko yang menerapkan hidup sehat
menurun dapat mempengaruhi
3. Persepsi yang keliru kesehatan
terhadap masalah
menurun
38
secara mandiri
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
6. Berkolaborasi pemberian obat
menurut advice dokter
(Amlodipine 1x5mg)
3. Kamis, 6 Januari Defisit pengetahuan 1. Mengidentifikasi kesiapan S : Pasien mengatakan mulai
2022 berhubungan dengan dan kemampuan mengetahui mengenai
Pukul 09.00 wib kurang terpapar menerima informasi penyakitnya
informasi 2. Menyediakan materi dan O:
media Pendidikan - Pasien tampak siap
kesehatan mengamati dan
3. Mengajarkan membuat jus mendengarkan informasi
timun yang akan disampaikan
4. Memberikan penkes - Pasien tampak
mengenai Pencegahan dan memperhatikan demonstrasi Nuning Pratiwie
Pengobatan Hipertensi pembuatan jus timun
5. Menjelaskan faktor risiko - Pasien tampak mulai
yang dapat mempengaruhi memahami mengenai
kesehatan penyakitnya
A : MasalahTeratasi
P : Intervensi di Hentikan
42
Hari / Tanggal
No Dx Kep Implementasi Evaluasi (SOAP) TTD/Nama
/Jam
1. Jumat, 7 Januari Nyeri Akut 1. Memantau tanda-tanda S : Pasien mengatakan nyeri
2022 berhubungan dengan vital kepala yang dirasakan sudah
Pukul 09.00 wib peningkatan tekanan 2. Mengidentifikasi lokasi, berkurang
vascular serebral karakteristik, durasi, O:
frekuensi, kualitas, - Skala nyeri 1
intesitas nyeri - Pasien tampak melakukan
3. Mengidentifikasi skala teknik relaksasi nafas dalam
nyeri - Pasien tampak rileks Nuning Pratiwie
4. Mengidentifikasi respons - TTV :
nyeri non verbal TD= 140/90 mmHg
N= 86/menit
RR= 19x/menit
S = 37,0oC
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi di hentikan
43
DAFTAR PUSTAKA