Anda di halaman 1dari 12

NAMA : TONI

MUHAMMAD KHOIRUL UMAM


SKEMA : PETUGAS
PETUGAS K3 UMUM
UMUM
TUGAS : RESUME VIDEO
VIDEOMATERI
MATERI

PART 1

Rangkuman UU K3 No. 1 Tahun 1970


❖ LATAR BELAKANG

1. Veiligheidsreglement 1910 (VR 1910, Stbl No. 406) sudah tidak sesuai lagi

2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/ pabrik

3. Perkembangan Teknologi/ IPTEK serta kondisi dan situasi ketenagakerjaan

4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak sesuai lagi

❖ PERTIMBANGAN DITETAPKAN UU NO. 1 TAHUN 1970

1. Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam pekerjaannya

2. Orang lain yang berada di tempat kerja perlu dijamin keselamatannya

3. Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien

BAB I - ISTILAH
Pasal 1

(1) Tempat kerja Unsur tempat kerja, ada :

1. Ruangan / lapangan (1) Tenaga kerja

2. Tertutup / terbuka (2) Sumber bahaya

3. Bergerak / tetap (3) Usaha

(2) Pengurus → orang yang memimpin langsung perusahaan/pucuk pimpinan


(bertanggungjawab/kewajiban).

(3) Pungusaha → Orang / badan hukum yang menjalankan usaha yang merupakan miliknya
atau orang lain.
(4) Direktur → Pelaksana UU No. 1 / 1970 (Kepmen No. 79 / Men / 1977)

(5) Pegawai pengawas → Pegawai pengawas ketenagakerjaan dan spesialis dari Depnaker

(6) Ahli Keselamatan Kerja → Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnaker

BAB II – RUANG LINGKUP


Pasal 2

(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :

a. Darat, dalam tanah

b. Permukaan air, dalam air

c. Udara

(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yang berkaitan dengan :

a. Keadaan mesin/ alat/ bahan

b. Lingkungan kerja

c. Sifat pekerjaan

d. Cara kerja

e. Proses produksi

(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja.

Catatan : peraturan pelaksanaan digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral

BAB 3 - SYARAT-SYARAT K3
Pasal 3
(1). Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat-syarat K3

(2). Pengembangan syarat-syarat K3 di luar ayat (1) → IPTEK

Pasal 4

(1). Penerapan syarat-syarat K3 → sejak tahap perencanaan s/d pemeliharaan

(2). Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi teknis

(3). Kecuali ayat (1) dan (2) bila terjadi perkembangan IPTEK dapat ditetapkan lebih lanjut
Pasal 5

(1) Direktur sebagai pelaksana umum

(2) Wewenang dan kewajiban :

- Direktur (Kepmen No. 79/Men.1977)

- Peg. Pengawas (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. 03/Men/1984)

- Ahli K3 (Permen No. 03/Men/1978 dan Permen No. 2/Men/1992)

Pasal 6 Panitia banding (belum diatur)

Pasal 7 Retribusi (belum diatur secara rinci)

Pasal 8

(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan tenaga kerja

2) Berkala --. (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No. 03/Men/1983)

Pasal 9 – Pembinaan

(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan → TK baru

(2) Dinyatakan mampu dan memahami → pekerja

(3) Pengurus wajib → pembinaan

(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati syarat-syarat k3

Pasal 10

Panitia pembinaan K3 (Permenaker No. 04/Men?1984) → Penetapan oleh MentriTenaga


Kerja

Pasal 11 – Kecelakaan

(1) Kewajiban pengurus untuk melaporkan kecelakaan pada Mentri Tenaga Kerja

(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan keceakaan (permen No. 03/Men/1998)

Pasal 12 – Hak dan Kewajiban TK

a. Memberikan keterangan yang benar (Peg. Pengawas dan ahli K3)

b. Memakai APD

c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K#

d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3


e. Menyatakan keberatan kerja bila syarat-syarat kerja K3 tidak dipenuhi dan PAD yang
wajib diragukan.

Pasal 13 – Kewajiban memasuki tempat kerja


Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan mentaati K3 dan APD

Pasal 14 – Kewajiban pengurus

a. Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No. 1/1970 dan peraturan


pelaksanaannya.

b. Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3

c. Menyediakan APD secara cuma-cuma

Pasal 15

(1) Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal diatur lebih lanjut dengan peraturan perundangan

(2) Ancaman pidana atas pelanggara :

• Maksimum 3 bulan kurungan atau


• Dendan maksimum R[. 100.000

(3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran

Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan undang-undang ini paling lama setahun (12

Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan kerja → VR1910 tetap berlaku selama tidak
bertentangan

Pasal 18
Menetapkan UU No. 1/ 1970 sebagai undang-undang keselamatan kerja dalam LNRI No :
1918 mulai tanggal 12 Januari 1970.

PART 2

RANGKUMAN MATERI PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA (P2K3)

LATAR BELAKANG
1. Meningkatkan komitmen pimpinan perusahaan

2. Mempercepat birokrasi

3. Mempercepat pengambilan keputusan

4. Pengawasan tidak langsung

DASAR HUKUM

1. Pasal 10, Undang-undang No. 1 Tahun 1970

2. UU Uap tahun 1930

3. Per. Menaker No. 04/Men/1987

4. Per. Menaker No. 02/Men/1992

5. Per. Menaker No. 04/Men/1995

6. Per. Menaker No. 05/Men1996

TUJUAN PEMBENTUKAN P2K3

1. Mendorong Kerjasama Manajemen dan Pekerja terhadap masalah dan penyelesaian


masalah K3

2. Menyediakan Forum Dialog yamg konstruktif dan regular antara Manajemen


(Pengusaha atau pengurus) dan pekerja

3. Memainkan peranan yang penting dalam pengembangan Program Pengendalian


bahaya di tempat kerja

4. Mengkomunikasikan dan menyebarluaskan Informasi K3

5. Menyampaikan Rekomendasi ke Manajemen K3

MANFAAT P2K3

1. Mengembangkan kerja sama K3

2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi tenaga kerja terhadap K3

3. Forum komunikasi dalam bidang K3

4. Menciptakan tempat kerja yang nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja
❖ Pasal 10 UU No. 1 Tahun 1970

➢ Mentri tenaga kerja berwenang membentuk P2K3 guna mengembangkan kerja sama
saling
➢ Pengertian dan partisipasi efektif dari perusahaan dan tenga kerja untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban bersama bidang K3 dalam rangka melancarkan usaha produksi.
➢ Susunan P2K3, tugas dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenga Kerja,
dalam Permenaker No. Per. 04/Men/1987 P2K3 & Tata Cara Penunjukan AK3

1. Pengertian

2. Kewajiban Pengusaha

3. Keanggotaan/personil P2K3

4. Tugas dan fungsi P2K3

❖ PENGERTIAN

Panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disebut P2K3 ialah
badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha atau
pengurus dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipas
efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

❖ KEWAJIBAN PENGUSAHA/PENGURUS MEMBENTUK P2K3

Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib membentuk
P2K3 Tempat kerja yang dimaksud ialah:

1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih.

2. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan kurang dari 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses, dan instalasi yang mempunyai resiko
yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif.

❖ KEANGGOTAAN P2K3

1. Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja

2. Susunan pengurus P2K3 terdiri dari :


a. Ketua,
b. Sekretaris,
c. Anggota

3. Sekretaris P2K3 ; Ahli K3 dari perusahaan yang bersangkutan

❖ TUGAS P2K3
Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha/pengurus mengenai masalah K3

1. Menghimpun dan mengolah data tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


tempat kerja

2. Membantu menunjukan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja :

1) Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan keselamatan
dan kesehatan kerja, termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara
penanggulangannya;

2) Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja;

3)Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;

4) Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya;

3. Membantu pengusaha atau pengurus dalam :

1) Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja;

2) Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik;

3) Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan


kerja;

4) Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta mengambil


langkah-langkah yang diperlukan;

5) Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, hygiene


perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomic;

6) Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan di


perusahaan

7) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja;

8) Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja;

9) Mengembangkan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja, melakukan


pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi hasil pemeriksaan;

10) Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, hygiene perusahaan dan kesehatan


kerja.

4. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan


pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higene
perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi, dan gizi tenaga kerja
❖ KHARAKTERISTIK UMUM PENGURUS DAN ANGGOTA P2K3

1. Mempunyai tujuan yang sama : “menjadikan tempat kerja yang aman dan sehat untuk
semua orang”

2. Melakukan pertemuan secara regular

3. Melakukan komunikasi : antara pengusaha / pengurus dan tenaga kerja

4. Sebagai team penyelesaian masalah K3 (problem solving team)

PART 3

MATERI PENGANTAR K3

PENGERTIAN K3

❖ Arti K3 secara Etimologis :


Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi
perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.

❖ Arti K3 secara Filosofi :

Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan
setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera.

❖ Arti K3 secara Keilmuan :

Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara
penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.

TUJUAN K3

1. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan sehat

2. Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien

3. Menjamin proses produksi berjalan lancer


SASARAN K3 > Nihil Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja

1. Definisi Keselamatan
Keselamatan dapat diartikan mengendalikan kerugoan dari kecelakaan ( control of
accident loss ) / juga dapat diartikan kemampuan untuk mengidentifikasikan dan
menghilangkan (Mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima ( The abillity to identify &
eliminate unacceptable risk )
2. Definisi Kesehatan
Derajat atau tingkat keadaan fisik dan psikologi individu ( The degree of psychological
and psychological well being of the individual )
3. Definisi Safe (Aman)
Adalah sesuatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat
dikendalikan ke tingkat yang memadahi dan ini adalah lawan dari bahaya (Danger)
4. Definisi Bahaya (Danger)
Merupakan semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan
cidera (Kecelakaan Kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK).
Ada 5 faktor bahaya di tempat kerja
a. Faktor biologi
b. Kimia
c. Fisik
d. Ergonomi
e. Sosial
5. Definisi Resiko (RISK)
5. Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya atau
hazard tertentu yang terjadi.
- Resiko memilioki dua dimensi
- Kekerapan
- Keparahan
6. Definisi Insiden
Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak di rencanakan dengan kemungkinan besar
menimbulkan konsekuensi yang tidak di inginkan dan dapat merugikan perusahaan
7. Definisi Accident
Adalah sebagai suatu peristiwa yang tidak di harapkan, tidak di rencanakan, dapat
terjadi kapan saja dan di saja, atau ada yang menyebutkan rangkain peristiwa yang terjadi
karena berbagai sebab, di mana dapat mengakibatkan kerugian fisik (Luka atau penyakit),
terhadap seseorang, rusaknya harta milik perusahaan, terjadi gangguan usaha atau setiap
kombinasi dari efek tersebut

Tenaga Kerja

Kesehata Keselamatan
n
PROSES

Baha Alat
n
Asst & Lingkungan

- Sejarah perkembangan K3
- Abad 17 SM – raja hamurabi (Babilonia)
- 5 Abad KMD – zaman mosai
- Yunani dan romawi
- Zaman purba

Abad 18
- Revolusi industri
- Revolusi listrik dan mekasisasi
- Revolusi inggris
- Compesation Low (AS)
- Indonesia (Pemerintah Hindia BELANDA)
- Perubahan sistem kerja
- Penggunakan tenaga mesin
- Pengenalan metodi baru pengulangan bahan baku
- Pengorganisasi pekerjaan
- Muncul penyakit yang berhubungan dengan pemajaran
Tahun 1931

TEORI DOMINO HEINRICH


1. Hereditas : Mencakup latar belakang seorang seperti pengetahuan dan sifat seseorang
2. Kesalahan manusia : Kelalaian meliputi stres,konflik,motivasi,keahlian dan fisik pekerja
3. Sikap kondisi : Seperti kondisi tidak aman seperti kecerobohan tidak mematuhi prosedur
kerja (Sikap) (Kondisi) setiap alat, rambu, tidak adanya APD dan pencahayaan
4. Kecelakaan kerja
5. Dampak kerugian :
- Pekerja : Cidera,cacat atau meninggal dunia
- Pengusaha : Biasya langsung dan tidak langsung
- Konsumen : Ketersediaan produk

TEORI DOMINO FRANK E.BRID


1. Lock of control
- Lemah pengendalian dan pengawasan
- Program tak sesuai
- Standart tak cocok
- Tak patuh standart
2. Basic causes
- Sebab – sebab dasar
- Faktor personal
- Faktor pekerjaan
3. Immediate causes
- Sebab langsung
- Tindakan tak aman
- Kondisi tak aman
4. Insindent (Kontak dengan energi atau bahan)
5. Loss
- Kerugian
* Manusia
* Harta benda
* Proses kerja
* Lingkungan
* Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai