Anda di halaman 1dari 5

Nama : Evrinda Antika

Npm : 1910070160003

Matkul : Manajemen Jaminan Mutu

“ KERJA SAMA TIM DALAM PENJAMINAN MUTU “

 TIM adalah sekelompok orang yang bertindak bersama sebagai suatu kesatuan yang
utuh, mempunyai ketergantungan satu sama lain, saling mempercayai, saling
memjunjung tinggi kelebihan serta saling mengisi kekurangan utk mencapai suatu tujuan.

 KELOMPOK adalah sekumpulan orang di suatu tempat tanpa keterkaitan tugas dan
tujuan satu sama lain.

 TIM LEARNING yaitu suatu proses menumbuhkan kemitraan dan mengembangkan


kapasitas tim utk mencapai hasil yg diharapkan oleh anggota tim

 3 Dimensi dalam tim pebelajaran :


1. Keharusan untuk berpikir jernih dan mendalam saat menghadapi masalah
2. Kebutuhan utk bertindak inovatif dan terkoordinasi
3. Kesediaan anggota tim utk berperan dlm tim2 lain shg saling menunjang dan
saling melengkapi.
 Pembelajaran tim dilakukan melalui dialog dan diskusi.
 Dialog tdk mencari kesepakatan, tetapi menemukan suatu pemahaman yg mendalam ttg
suatu masalah yg kompleks.
 Diskusi, menemukan kesepakatan dan keputusan

1. TAHAPAN PERKEMBANGAN TIM

1. Menetapkan Arah (Drive)

Membuat garis besar strategi yg akan ditempuh.  tetapkan tujuan, prioritas, prosedur
kerja yg jelas dan terukur, serta peraturan (prosedur tetap) yg ada.

2. Bergerak (Strive)

Peran & TJ tim hrs ditetapkan dg jelas.Hambatan/kendala hadapi dg bijaksana bersama


dg seluruh anggota tim.
3. Mempercepat gerak (Thrive)

Memingkatkan produktivitas tim scr maksimal. Gunakan umpan balik dari sesama
anggota tim, manajemen konflik, dan kerjasama utk memecahkan masalah yg timbul.

4. Sampai (Arrive)

Mampu mengatasi semua kendala2 yg ada. Jika blm mcp hasil yg diharapkan perlu
dilakukan peninjauan kembali saran2 yg telah ada dg berkoordinasi scr maksimal

2. BATASAN TAHAPAN PERKEMBANGAN TIM

Dalam pembentukan sebuah tim biasnya melewati lima tahap  agar dapat berkembang
menghadapi tantangan, mengatasi masalah,  mencari solusi, merencanakan kerja, dan
menyampaikan hasilnya.  Kelima tahapan tersebut menurut (Bruce Tuckman) adalah :

Lima tahapan itu adalah fase pembentukan (forming), curah pendapat (storming), tata tertib
(norming), pelaksanaan (performing), dan pengistirahatan  (adjourning).  Teori yang
disampaikan Tuckman pada 1965 ini mau tidak mau akan dilewati oleh suatu tim yang akan
melakukan tugasnya.
 

1.Tahapan Pembentukan (forming)


Dalam tahap ini tim akan bertemu dan mempelajari tentang peluang dan tantangan, dan
kemudian  merumuskan tentang tujuan (goals) dan mulai mengadakan pembagian tugas.  Setiap
anggota tim umumnya akan bekerja secara independen, namun tetap dalam satu kelompok
bersama.  Pada fase ini tugas utama fungsi adalah menyangkut  orientasi.   Para anggota akan
berusaha mengarahkan persepsinya  pada tugas dan juga rekan-rekannya dalam tim, dan mereka
juga akan membahas batasan-batasan dari tugas,  dan hal-hal yang terkait.  Untuk bisa menuju ke
tahapan selanjutnya setiap anggota tim harus meninggalkan kenyamanan individualnya karena
topik yang akan dihadapinya  memiliki risiko konflik.

2.Sumbang Saran/Pendapat (storming)


Pada tahap ini para anggota bisa menyatakan pendapat  tentang karakter dan integritas
dari anggota lain dan diharapkan untuk menyuarakan pendapatnya.  Jika mereka mendapati
seseorang menghindari tanggung jawab atau berusaha melakukan dominasi, maka anggota tim
yang lainnya bisa mempertanyakan tindakan tersebut kepada  pimpinannya.

Ketidakcocokan dan konflik pribadi harus diatasi sebelum tim dapat keluar dari fase ini.
Dalam fase in terdapat kemungkinan anggota tim tidak bisa  melewati storming, bahkan
mungkin kembali masuk ke fase ini ketika ada tantangan baru atau perselisihan lagi.  Beberapa
tim dapat melewati tahap storming, tetapi bagi  tim yang tidak dapat melewatinya,  maka waktu,
intensitas dan kerusakan yang terjadi pada tahap sebelumnya dapat bervariasi.  Toleransi dari
setiap anggota dan perbedaan harus menjadi pokok perhatian.  Tanpa toleransi dan kesabaran tim
akan gagal
Pada tahap ini  terdapat kemungkinan  penurunan tingkat motivasi anggota, namun
perbedaan yang terjadi juga akan dapat membuat  anggota lebih kuat, lebih memiliki banyak
keahlian, dan dapat bekerja lebih efektif sebagai tim.  Untuk itu pimpinan tim harus lebih
terbuka, tetapi tetap harus mengarahkan  para anggotanya dalam mengambil keputusan  dan
berperilaku profesional.   Dalam tahap ini setiap anggota tim harus menyelesaikan  perbedaan
mereka, sehingga masing-masing  dapat terlibat dengan lebih menyenangkan.

3. Etika dan Tata Tertib (norming)


Penyelesaian perbedaan pendapat ataupun konflik, dapat berakibat pada hubungan yang
lebih akrab. Dengan demikian semangat kerjasama akan lebih meningkat.  Pada tahap ini semua
anggota tim mengambil tanggungjawab  dan memiliki ambisi untuk bekerja  demi keberhasilan
tujuan tim.  Mereka menerima  anggota lain apa adanya, dan berupaya untuk bekerjasama 
Namun demikian terkadang  ada salah satu anggota yang berniat  menghindari  konflik, dengan
cara tidak menyampaikan gagasan-gagasan  yang controversial ke dalam forum.

4. Pelaksanaan (performing)
Dengan adanya tata tertib dan peraturan yang telah dikembangkan, maka akan lebih mudah
bagi anggota kelompok untuk berkonsentrasi pada pencapaian tujuan bersama. Ini akan
berdampak pada keberhasilan tim dalamm mencapai tujuannya. Pada  fase ini, mereka masih
termotivasi  dan memahami tugasnya, namun   anggota tim kini telah kompeten, otonom dan
mampu melakukan proses pengambilan keputusan tanpa pengawasan.  Perbedaan pendapat
dimungkinkan terjadi  sepanjang disalurkan melalui mekanisme yang disepakati tim.

Pada tahap ini, supervisor tim selalu berpartisipasi.  Tim akan membuat keputusan-keputusan
yang diperlukan.   Bahkan tim yang berkinerja paling bagus   akan bisa melakukan evaluasi
dalam setiap tahapan yang telah dilaluinya, dan bisa melakukan revisi. Misalnya perubahan
dalam hal kepemimpinan  dapat membuat tim kembali ke fase storming,  karena pemimpin baru
tidak setuju dengan tata tertib yang sudah disepakati  dan adanya dinamika dari tim.

5. Penghentian Sementara (adjourning)


Tuckman pada tahun 1977  bersama dengan Mary menambahkan tahap kelima dari empat
tahap pembentukan tim,  yakni  penghentian sementara (adjourning). Ini mencakup penyelesaian
tugas dan mengistirahatkan tim, bisa sementara sifatnya kalau tim masih akan diperlukan lagi.

3. MENGELOLA PERTEMUAN TIM

1. Persiapan tersusunnya rencana pertemuan

a. Menetapkan tujuan pertemuan

tujuan ditentukan scr spesifik, dpt diukur, dpt dicapai, reliabel, mempunyai waktu yg
jelas.

b. Menyusun agenda pertemuan


 dimaksudkan agar diskusi tdk melenceng dari pokok
pembicaraan.

 sebaiknya menggambarkan setiap pokok acara scr jelas. Agenda yg disusun dg


jelas, banyak manfaat :

 Membantu ketua tim mengendalikan pertemuan

 Membantu anggota tim mempersiapkan pertemuan

 Membantu anggota tim tetap fokus pd tujuan yg ingin dicapai selama pertemuan.

 Menentukan kemajuan yg ingin dicapai dlm pertemuan

c. Menentukan peserta

3 kategori peserta yg hrs dipertimbangkan :

 Memiliki informasi ttg topik dan berusaha utk mengembangkan cara pemecahannya.
(Orang-2 yg diperlukan dlm pertemuan)

 Membantu penerapan dari cara pemecahan krn posisi dan kekuasaannya thd sumber daya

(Orang2 yg tdk mengetahui pemecahan masalah apa yg akan muncul dlm pertemuan)

 Atas pertimbangan sopan santun, tenggang rasa, dsb (kelompok sumber masalah)

2. Pelaksanaan Pertemuan

a. Pada awal pertemuan, ketua tim harus :

 Mengkaji & mendiskusikan tujuan dari pertemuan

 Tim memutuskan siapa yg akan mjd notulis dan mencatat setiap pertemuan

 Tim harus memutuskan tata tertib mengenai pertemuan yg akan dilaksanakan.Meliputi:


ketepatan waktu, peran anggota, sopan santun, penyelesaian tugas.

 Perlu diperhatikan pembagian dan TJ dlm mempersiapkan tempat, fasilitas, waktu


istirahat, dsb. Utk mencegah tjdnya kesalahpahaman & hrs dipatuhi oleh semua anggota
tim.

b. Membuka, menutup, dan mengevaluasi pertemuan

 Pimpinan tim menjelaskan tujuan pertemuan, apa yg hrs dicapai, dan agenda utk
mencapai tujuan.

 Ketua tim hrs mengulang apa yg sdh disepakati serta tindak lanjut hasil pertemuan.
 Melakukan penilaian thd pertemuan pertemuan yg dilakukan.  memberi kesempatan
kpd anggota tim utk berbagi pendapat mengenai apa yg telah terjadi dlm pertemuan.

c. Laporan Pertemuan

Laporan tim adl laporan pelaksanaan penjaminan mutu pelayanan kesehatan. Dokumen
ini dpt dijadikan pedoman utk menilai perkembangan pelaksanaan penjaminan mutu pelayanan
kesehatan yg ada.

4. MENGELOLA KONFLIK YANG TIMBUL DALAM TIM

 Konflik adl sesuatu yg tdk bisa dihindari

 Konflik tdk selalu mengandung resiko, tetapi juga peluang utk perbaikan bila konflik
dikelola dg baik

 Anggota tim slg bertindak sbg kolega

5. LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN KONFLIK

(Richard Y.Chang, 1999) :

1. Mengakui adanya konflik

2. Mengidentifikasi konflik yg sebenarnya

3. Mendengar semua sudut pandang

4. Bersama-sama mengkaji cara untuk menyelesaikan konflik

5. Mendapatkan kesepakatan dan tanggungjawab utk menemukan solusi

6. Menjadwalkan sesi tindak lanjut utk mengkaji solusi (re-solusi)

Anda mungkin juga menyukai