Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nesty Archida Sawitri

NIM : 21010644213

Kelas : B PGSD 2021

Faktor Penghambat  Persatuan Dan Kesatuan Generasi Milenial

Pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi di zaman sekarang secara langsung dan
tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan moral remaja generasi milenial. Remaja
saat ini cenderung bersikap individualis dan tidak ada kesan tanggung jawab atas ucapan
maupun perbuatan nya. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana cara hidup mereka di masa
mendatang. Padahal di masa depan pemegang kekuasaan atas negara kita adalah generasi
milenial saat ini. Gaya hidup menjadi faktor utama modernisasi masa kini dan cenderung
membawa dampak positif sekaligus dampak negatif yang sangat besar. Dampak positifnya
adalah menghasilkan peran aktif pada dunia ilmu pengetahuan teknologi yang memajukan
peradaban. Sementara dampak negatifnya dapat mempengaruhi moral serta kurang adanya
rasa toleransi beragama, berbudaya, ataupun berpendapat. Ini dapat mengakibatkan hilangnya
rasa persatuan dan kesatuan antara manusia satu dengan yang lain. Sikap inilah yang
mencerminkan gejala perpecahan antar masyarakat di dalam sebuah negara. Khususnya
generasi muda.

         Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah memudarnya
rasa nasionalisme di kalangan generasi muda. Kurangnya kesadaran diri untuk menjaga
persatuan dan kesatuan juga menjadi penghambat terwujudnya integrasi nasional. Di era
globalisasi, generasi milenial cenderung tidak memperdulikan kondisi dan situasi yang ada di
sekitarnya. Jika tidak dicegah, rasa kesadaran diri yang berkurang sebagai dampak globalisasi
akan semakin mempersulit terwujudnya integrasi nasional. Oleh karena itu, diperlukan kiat-kiat
untuk membangun karakter dan meningkatkan kesadaran diri dalam generasi muda untuk
mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan demi terwujudnya integrasi nasional bangsa. Tetapi di
luar itu mewujudkan integrasi bangsa sangatlah sulit. Dengan beragamnya kebudayaan di
Indonesia untuk menyepakati suatu norma dan nilai sosial yang akan dijadikan suatu pedoman,
tiap daerah memiliki kebudayaan, adat dan pandangan hidup masing-masing yang sulit untuk
diubah. Terlebih lagi generasi milenial saat ini banyak yang melupakan budaya dan warisan
bangsa karena masuknya budaya asing di Negara Indonesia. Mereka beranggapan bahwa budaya
asing lebih modern dibandingkan budaya sendiri. Padahal tidak semua budaya asing dari barat
merupakan hal-hal yang modern. Salah satu kebudayaan asing yang sempat dan bahkan masih
merajai Indonesia adalah kebudayaan dari Korea Selatan.  K-pop dan K-drama dua hal yang
berbeda, tetapi sangat digandrungi oleh kalangan remaja, terutama kaum hawa. Sekarang ini,
budaya Korea dapat dikatakan sebagai salah satu faktor kuat dalam kehidupan seseorang atau
generasi muda saat ini yang dapat mempengaruhi dirinya dalam tingkah laku, cara berbicara, dan
cara berpakaian. Masuknya budaya Korean Pop (K-pop) ke Indonesia memberikan dampak yang
besar bagi generasi milenial, tetapi hal tersebut terlalu berlebihan dan fanatik sehingga banyak
memunculkan dampak negatif. Seperti sering terjadi perpecahan antar remaja satu dengan yang
lainnya hanya karena tidak terima salah satu fandom mereka mendapat skandal buruk dan
fandom lainnya menambah fitnah atas skandal tersebut, sehingga membuat peperangan  yang tak
kunjung usai. Meskipun terlihat sepele, tetapi Ini mengakibatkan terjadi bencana budaya yang
tidak dirasakan adanya, tetapi besar akibatnya untuk pembangunan karakter bangsa kita bangsa
Indonesia. Pakar Budaya Universitas Indonesia (UI) Pudentia mengatakan bahwa “Bisa-bisa
anak-anak kita telah tumbuh dalam situasi buta budaya, (cultural blind spot) pada miliknya
sendiri. Kita kehilangan penanda identitas sebagai bangsa atau berada dalam keadaan gagap
budaya," kata beliau. Lantas, sebagai generasi milenial sebaiknya bisa memfilter antara hobi dan
memecah persatuan kesatuan negara sendiri. Memang Budaya luar tidak bisa dibendung di era
teknologi saat ini. Namun, harus ada strategi dari diri sendiri untuk tidak menciptakan
perpecahan itu terjadi. Seperti harus adanya rasa toleransi sesama manusia. Sikap toleransi tidak
hanya dilakukan ketika menghargai ras,agama, budaya, suku dan golongan orang lain saja tetapi
menghargai pendapat pemikiran orang juga termasuk bagian dari toleransi. Menurut Dimont,
Pengertian Toleransi adalah “sikap untuk mengakui perdamaian dan tidak menyimpang dari
norma-norma yang diakui dan berlaku. Toleransi juga diartikan sebagai sikap menghormati dan
menghargai setiap tindakan orang lain.” Berarti dapat disimpulkan bahwa toleransi merupakan
sebuah sikap untuk menghargai dan menghormati setiap orang yang memiliki perbedaan
pandangan, pendapat, keyakinan, kepercayaan, termasuk juga perbedaan agama, ras dan budaya
dengan diri sendiri, karena mereka semua memiliki hak untuk diperlakukan sama dengan setiap
orang. Toleransi itu sendiri juga merupakan kunci perdamaian yang patut dijaga, sebagai
generasi muda  sangat perlu untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai yang ditanamkan dalam
kehidupan negara, sehingga bisa mewujudkan sebuah kehidupan yang lebih baik sesuai dengan
harapan yang diamanatkan dalam UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
         Perkembangan teknologi sekarang ini memang menciptakan dampak yang pesat. Selain
positif juga terdapat hal negatif yang bisa dirasakan. Tetapi dari itu semua kita belajar bahwa
tidak ada yang instan di dalam berproses. Begitu pun juga manusia, sebagai generasi milenial 
yang membawa pengaruh besar bagi di kehidupan mendatang, harus memberikan contoh baik
agar budaya dari luhur tetap utuh hingga di kehidupan selanjutnya. Meskipun nanti nya teknologi
akan lebih semakin berkembang, tetapi jiwa di dalam diri generasi milenial harus pandai
memfilter antara baik dan buruk. Semua manusia punya hak untuk memilih, menolak, dan
mendengarkan tetapi tergantung bagaimana setiap individu menerima dari sudut pandang mereka
sendiri. Jika tidak sama dengan argumen  orang lain maka mencari solusi adalah alternatif
terakhir. Sikap toleransi yang tinggi inilah yang mempertahankan persatuan dan kesatuan di
dalam negara tetap terjaga dan utuh. Dari paparan di atas diharapkan generasi milenial dapat
menyeimbangkan antara sikap dan perbedaan jaman agar hidup sehat secara fisik maupun
mental.

Anda mungkin juga menyukai