PROPOSAL
Diajukan Oleh :
DJAMALUDIN KELEANDAN
NIM : 201692101
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PATTIMURA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satunya adalah tersedianya dana yang memadai. Sebab tanpa dukungan dana,
semua program pemerintah tidak akan dapat dilaksanakan dan itu berarti fungsi
pemerintah dalam suatu negara tidak dapat berjalan secara optimal. Dana yang
daerah yang memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab
1
2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti dengan perimbangan keuangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah timbul hak dan kewajiban daerah
yang dapat dinilai dengan uang, sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem
pemerintahan daerah.
wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur rumah tangga sendiri melalui
sistem otonomi daerah. Ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom
dan retribusi daerah harus menjadi bagian sumber keuangan yang terbesar.
Salah satu sumber PAD berasal dari pajak daerah. Pajak daerah adalah
sebagai badan hukum publik yang diatur dalam UU No. 28 Tahun 2009 tentang
2
Dimana pajak daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu pajak provinsi
dan pajak kabupaten/kota. Pajak provinsi terdiri dari: pajak kendaraan dan
kendaraan di atas air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di
atas air, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan pajak pengambilan dan
kabupaten/kota terdiri dari: pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak
Pajak Bumi dan Bangunan yang saat ini telah diubah namanya
menjadi Pajak Bumi dan Bangunan sektor Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2),
pendapatan asli daerah juga menjadi tantangan besar bagi banyak daerah
mengirim 3 (tiga) pegawai ASN untuk belajar selama 1 (satu) tahun di Sekolah
pengelolaan PBB P2. Hal tersebut belumlah cukup untuk dapat meningkatkan
3
pendapataan asli daerah sektor PBB P2, karena dibutuhkan proses dan waktu
yang panjang.
terus ada penambahan jumlah bumi dan bangunan yang didirikan, yang
perolehan manfaat yang dirasakan oleh subyek pajak bumi dan bangunan.
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan tiap tahun mengalami peningkatan dan
Tabel.1
dalamnya, Hal ini dapat terlihat dari adanya pembangunan yang ada di
berjalan dengan baik. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
5
tentang pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan guna membantu
3. Sebagai referensi bagi peneliti yang tertarik dalam topik Pengelolaan Pajak
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pajak
Menurut Rochmat Soemitro (2006:9) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukandan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. Pajak merupakan gejala masyarakat, artinya pajak hanya ada dalam
masyarakat. Masyarakat terdiri dari individu-individu yang mempunyai hidup sendiri dan
kepentingan sendiri. Sedangkan Negare adalah masyarakat yang mempuuyai tujuan tertentu.
Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat dan kepentingan
Penghasilan negara berasal dari rakyatnya melalui pungutan pajak dan/atau dari hasil
kekayaan alam yang ada dalam negara itu (natural resources). Dua sumber itu merupakan
sumber yang terpenting yang memberikan penghasilan kepadanegara. Penghasilan itu untuk
membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi individu
B. Fungsi Pajak
1. Fungsi bugetair (anggaran), adalah pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi regulerend (mengatur), adalah pajak sebagai alat untuk mengatur atau
7
C. Pajak Bumi dan Bangunan
Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang UndangNo. 12
tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1994.
Sedangkan asas Pajak Bumi dan Bangunan menurut Mardiasmo (2006:295) adalah sebagai
berikut:
Yang dimaksud dengan objek pajak yang dimiliki atau dikuasai atau digunakan
Besarnya Nilai Jual objek Pajak Tidak kena pajak (NJOPTKP) Dari keempat objek
b. Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan
bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman, serta untuk
Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan adalah objek pajak yang:
1. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan tidak untuk mencari
8
keuntungan, antara lain:
a. Di bidang ibadah.
b. Di bidang kesehatan.
c. Di bidang pendidikan.
d. Di bidang sosial.
2. Digunakan untuk kuburan, peniggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu.
3. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang helum dibebani suatu
hak.
timbal balik.
5. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi Internasional yaitu antara lain:
c. Kerjasamateknik bilateral
d. Colombo Plan
e. Kerjasama kebudayaan
f. Organisasi ASEAN
6. Objek pajak yang digunakan oleh negara untuk penyelengaraan pemerintahan, penentuan
7. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKPJ ditetapkan sebesar Rp.
12.000.000,00 untuk setiap wajib pajak. Apabila seorang wajib pajak mempunyai
beberapa objek pajak,yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu objek pajak yang
nilainya terbesar, sedangkan objek pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa
9
dikurangi NJOPTKP. Menteri Keuangan diberi wewenang untuk menentukan besarnya
D. Tarif Pajak
atas objek pajak adalah sebesar 0,5% (lima per sepuluh persen). Berdasarkan tarif pajak
2. Besarnya nilai objek pajak yang ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan,
daerahnya,
3. Dasar penghitungan pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak yang ditetapkan serendah-
4. Besarnya persentase Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan dengan peraturan pemeriutah
Berdasarkan Peraturan Daerah KAB. KEP. ARU. No 2 Tahun 2014 Bab 3 pasal
6 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan .Menjelaskan bahwa Tarif
pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,1% s/d 0,2 % (Satu per sepuluh
persen s/d dua persepuh persen ). Berdasarkan tarif pajak tersebut maka dasar pengenaan
2. Besarnya nilai objek pajak yang ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan,
daerahnya,
10
3. Dasar penghitungan pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak yang ditetapkan serendah-
rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual Objek Pajak.
4. Besarnya persentase Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan dengan peraturan pemeriutah
Pada dasarnya penetapan Nilai JuaI Objek Pajak adalah 3 tahun sekali. Namun
kenaikan nilai jual objek pajak cukup besaf,maka penetapan nilai jualditetapkan setahun
sekali.
Gubernur serta memperhatikan asas self assessment. Yang dimaksud Nilai Jual Kena
Pajak (assessrnent value) adalah nilai jual yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan
khususnya bagi Pemerintah Daerah, maka telah ditetapkan besarnya persentase untuk
3. Objek Pajak lainnya, yang wajib Pajaknya perorangan dengan NJOp atas bumi
1. Objek PajakPertambangan
milyar rupiah).
11
2. Cara Menghitung PBB
Agar pembayaran PBB dapat berjalan dergan baik sesuai dengan ketentuan
dilakukan dengan rumus berikut:PBB = Tarif Pajak x NJKP =0,5%x [Persentase NJKPx
(NJOP-NJOPTKP)]
a. Pendapatan Daerah
2004 Pasal 1 poin 15 adalah: "Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang
diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran
aktiva atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan" atau dengan kata lain pendapatan daerah merupakan semua penerimaan
kas yang menjadi hak daerah sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam satu
tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.Struktur pendapatan
2. Dana Perimbangan
melakukan kegiatan tertentu dengan mengerakkan tenaga orang lain; proses yang
12
pengawasan dan pencapaian tujuan sebagai perangkat unsur yang secara teratur yang
• Pemungutan
objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak kepada wajib pajak serta
tidak dapat diserahkan kepada pihak yang ketiga, walaupu demikian dimungkinkan
adanya kerjasama dengan pihak yang ketiga dalam proses pemungutan pajak antara
lain pencetakan formulir perpajakan, pengiriman surat kepada wajib pajak. Kegiatan
yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan penghitungan
dilaksanakan dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah atau dokumen lain
yang dipergunakan. Adapun dasar pemungutan pajak daerah adalah: a. Surat ketetapan
pajak daerah kurang bayar, b. Surat ketetapan pajak daerah kurang bayar tambahan, c.
Dalam pengelolaan Pajak Bumi Bangunan, fungsi dari masing masing seksi
yang berkaitan dengan pengelolaan dan pemungutan pajak Bumi Bangunan dapat
13
• Pembukuan
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi keadaan harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang dan jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan
berupa neraca dan perhitungan rugi laba pada setiap tahun pajak berakhir.
berhubungan dengan usaha atau perusahaan wajib pajak harus disimpan selama
lima tahun. Tata cara pencatatan ditetapkan oleh bupati/ walikota atau pejabat yang
ditunjuk.
daerah dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan peraturan darah tentang Pajak
14
Bumi Bangunan. Pelaksanaan pemeriksaan dilaksanakan oleh petugas yang
3. Kerangka Penelitian
pemerintah daerah harus rnemiliki sumber keuangan yang cukup dan memadai karena untuk
pelaksanaan pembangunan daerah itu diperlukan biaya yang tidak sedikit. Salah satu sumber
keuangan untuk penyelenggaraan pembangunan daerah adalah dari dana perimbangan yang
mana salah satunya merupakan dana bagi hasil pajak yang bersumber dari Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB).
PBB merupakan pajak pusat karena dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) termasuk dalam dana perimbangan. PBB juga merupakan azas pembantuan
karena dana bagi hasil dari penerimaan PBB sebesar90%untuk daerahdengan rincian sebagai
berikut: 16,2%untuk daerah provinsi yang bersangkutan dan disalurkan ke rekening kas
umum daerah provinsi, 64,8% untuk daerah kabupaten/kota yang bersangkutan dan
Sedangkan sisa 10% bagian pemerintah yang dibagikan kepada seluruh kabupaten dan kota
yang didasarkan atas realisasi penerimaan PBB tahun anggaran berjalan dengan imbangan
sebagai berikut: 6,5% dibagikan secara merata kepada seluruh daerah kabupaten dan kota
dan 3,5% dibagikan secara intensif kepada daerah kabupaten dan kota yang realisasi tahun
sebelumnya mencapai atau melampaui rencana penerimaan sektor tertentu. Nominal 64,8%
ini memiliki kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan daerah. Wajib pajak menyetorkan
PBB pada suatu badan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk kemudian dikelola lebih lanjut
15
oleh Kantor Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB). Instansi ini bertanggung jawab pada
pemerintah pusat.
Dalam penelitian ini akan dibahas pajak bumi dan bangunan yang menitikberatkan
pada faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan Pajak Bumi Bangunan. Dalam hal ini
jika faktor-faktor tersebut berpengaruh baik terhadap pengelolaan Pajak Bumi Bangunan
maka pendapatan asli daerah dari sektor pajak akan meningkat. Kerangka pikir penelitian
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
metode deskriptif kualitatif menurut Moh. Nazir (2003:54) adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran
B. Lokasi Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada kantor Pemerintah
Kabupaten kepulauan aru. yang khususnya dilakukan pada Badan Pendapatan Daerah
C. Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (2007, 152) Subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat
sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data. Subjek penelitian dapat berupa benda, hal
atau orang. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Kepala bagian Pendapatan
Daerah 1 orang, Kepala seksi 1 orang, Staf bidang Pendaftaran 1 orang, Staf bidang
Pendataan 1 orang, Staf bidang Penilai 1 orang, staf bidang Penetapan 1 orang, Staf bidang
Penagihan 1 orang di tambah 3 orang masyarakat wajib membayar pajak. Sehingga jumlah
subjek dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang mengetahui langsung masalah yang
diteliti.
17
Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian. Data primer ini diperoleh
1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara
langsung terhadap aktivitas Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Kepulauan Aru yang
erat kaitannya dengan dokumen yang dibutuhkan. Data yang dikumpulkan antara lain
mengenai pengelolaan PBB dan besarnya Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan
Aru.
2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan
pejabat yang berwenang yang ada kaitannya dengan objek penelitian, yaitu Kepala Badan
Badan Pendapatan Daerah untuk memperoleh gambaran secara umum dan masalah
khusus yang diteliti. Adapun data yaug diperoleh diharapkan dapat menjelaskan tentang
yang relevan dengan masalah yang diteliti. Penelitian kepustakaan bertujuan untuk
mendapatkan landasan teoritis yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar untuk
melakukan analisis atas data yang diperoleh dalam penelitian lapangan, sehingga
18
b. Definisi Konsep dan Operasional Variabel
1. Definisi Konsep
Selain itu tujuan adanya konsep adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari
setiap konsep yang diteliti. Maka untuk mendapatkan batasan yang jelas, penulis
2. Pengelolaan adalah kebijakan mengenai perubahan sistem perpajakan yang sesuai dengan
perkembangan, tujuan ekonomi, politik dan sosial pemerintah dalam rangka peningkatan
penerimaan daerah dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan. Pengelolaan PBB meliputi
3. Pengelolaan Pajak Bumi Bangunan adalah proses pengelolaan Pajak Bumi Bangunan
yang dilakukan dengan kegiatan pengelolaan, yang pertama pemungutan, yaitu suatu
rangkaian mulai dari penghimpunandata objek dan subjek pajak, penentuan besarnya
pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya. Kedua pembukuan, yaitu
proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi
E. Operasional Variabel
opersionalisasi variabel. Sesuai dengan judul penelitian yang penulis ajukan yaitu
Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Kepulauan Aru, maka operasional variabel penelitian ini dijabarkan pada tabel 3.1. berikut :
19
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel, Indikator Variabel, Sub Indikator
Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis data kualitatif yang mana data
didapat melalui wawancara dan observasi. Menurut Arikunto (2007 : 26-29) langkah-
a. Pengumpulan Data
documenter
b. Pengolahan Data
telah dilakukan dari data hasil wawancara yang dilakukan peneliti. Tujuannya
c. Penyajian Data
20
Penyajian data dalam penelitian ini berupa uraian dari rangkuman hasil
Generalisasi yang dibuat harus berkaitan dengan teori yang mendasari penelitian
hasil penelitian
21
DAFTAR PUSTAKA
Mohamad Zain dan Suryo Hermana. (2010). Himpunan Undang-Undang Perpajakan. Jakarta
Barat : PT Indeks
Prakosa (2003). Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu
Republik Indonesia, Undang-Undang No 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Siahaan, (2009) Pajak Bumi dan Bangunan di Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu
Soemitro, Rochmat. (2001) Pajak Bumi dan Bangunan, Bandung: Refika Aditama,
Anton Mardoni (2017) Kebijakan pengelolaan pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan Dan
Musi Rawas, Jurnal Penelitian pendidikan Sosial Humaniora, Vol 2, hal 220-225
Lucia Silveria Napitupulu, Novi Budiarso (2015) Pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan Dan
Akuntansi Pada Pemerintah Kota Manad, Jurnal EMBA, Vol 3. 1 Maret 2015 hal 463-
472
22