Dosen pengampu:
Tomy Michael, S.H., M.H.
Oleh:
Kelompok 1
1. Arel Saputra (1312100014)
2. Zaidan Athallah (1312100194)
3. Dini Kusuma Ningrum (1312100002)
4. Aghnia Rizky Shalsyah Dery (1312100167)
5. Rendy Pradana Prianggoro (1312100184)
6. Erika Valentina (1312100116)
Kata “federal “ berasal dari kata Latin, feodus yang artinya liga. Liga negara-negara kota
yang otonom pada zaman yunani kuno dapat dipandang sebagai negara federal yang mula-
mula. Model negara federal berangkat dari suatu asumsi dasar bahwa negara federal di bentuk
oleh sejumlah negara atau wilayah yang idependen, yang sejak awal memiliki kedaulatan atau
semacam kedaulatan pada dirinya masing-masing negara atau wilaya-wilayah itu kemudian
bersepakat membentuk sebuah federal.
Sifat dasar negara federal adalah adanya pembagian kekuasaan antara pemerintahan
federal dengan unit federal. Ada tiga hal yang membedakan Negara Federal satu sama lainnya:
Pertama, cara pembagian kekuasaan antara pemerintah Federal dengan pemerintah negara
bagian. Kedua, betuk otoritas untuk melindungi supremasi konstitusi di atas otoritas Federal
dan otoritas negara jika muncul konflik di antara keduanya. Ketiga, menurut cara perubahan
konstitusi jika dikehendaki adanya perubahan semacam itu.
Salah satu ciri Negara Federal adalah bahwa ia mencoba menyelesaikan dua konsep
yang sebenarnya bertentangan, yaitu kedaulatan Negara Federal dalam keseluruhannya dan
kedaulatan negara bagian. Penyelenggaraan kedaulatan ke luar dari negara-negara bagian
diserahkan sepenuhnya kepada pemerintahan Federal Untuk membentuk suatu Negara
Federal
Menurut C.F Strong diperlukan dua syarat, yaitu: Pertama adanya perasaan sebangsa di
antara kesatuan-kesatuan pollitik yang hendak membentuk sederasi itu, dan Kedua adanya
keinginan pada kesatuan-kesatuan politik yang hendak mengadakan ikatan terbatas, oleh
karena itu apabila kesatuan-kesatuan politik itu menghendaki persatuan sepenuhnya, maka
bukan federasi lah yang akan di bentuk, melaikan Negara Kesatuan.
2. BENTUK PEMERINTAHAN
A. Kerajaan (Monarki) ialah negara yang dikepalai oleh seorang raja dan bersifat turun temurun
dan menjabat untuk seumur hidup. Selain raja, kepala negara suatu monarki dapat berupa
kaisar atau syah (kaisar kerajaan Jepang, Syah Iran, dan sebagainya). Contoh Monarki : Inggris,
Belanda, Norwegia, Swedia, dan Muang Thai.
B. Republik (berasal dari bahasa Latin: res publica = kepentingan umum) ialah negara dengan
pemerintahan rakyat yang dikepalai oleh seorang Presiden sebagai kepala negara yang dipilih
dari dan oleh rakyat untuk suatu masa jabatan tertentu (Amerika Serikat 4 tahun, Indonesia 5
tahun). Biasanya presiden dapat dipilih kembali setelah masa jabatannya.
Sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua istilah, “sistem” dan “pemerintahan
Sistem” adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional,
baik antara bagian-bagian maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga,
hubungan itu menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah
satu bagian tidak bekerja dengan baik, maka akan mempengaruhi keseluruhannya itu. (Carl J.
Friedrich)
Pemerintah seringkali menanggapi mosi tidak percaya dengan mengusulkan mosi kepercayaan.
Tradisi ini dimulai pada Maret 1782 setelah kekalahan pasukan Britania dalam Pertempuran
Yorktown (1781) dalam Perang Revolusi Amerika, Parlemen Kerajaan Britania Raya
memutuskan bahwa mereka "tidak lagi percaya kepada menteri saat itu". Perdana Menteri
waktu itu, Lord North, menanggapinya dengan meminta Raja George III untuk menerima surat
pengunduran dirinya. Hal ini meskipun tidak secara langsung menciptakan konvensi
konstitusional; namun, pada awal abad ke-19, percobaan oleh Perdana Menteri untuk
memerintah dalam keadaan tanpa mayoritas parlemen terbukti tidak berhasil, dan pada
pertengahan abad ke-19, kemampuan mosi tidak percaya untuk memecahkan pemerintahan
dibentuk di Britania Raya.
Biasanya, ketika parlemen memutuskan tidak percaya, atau gagal memutuskan percaya, sebuah
pemerintahan harus mengundurkan diri, atau membubarkan parlemen dan mengadakan
pemilihan umum