DISUSUN OLEH:
NAFILAH AULIA ANNISA H. (2110421050)
BINTANG AYU NURAINI R. (2110421069)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun. Pada makalah ini kami mengambil dari berbagai
sumber dan referensi. Selain itu,makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Abd.Rohman Fahruddin
selaku dosen matakuliah Al-Islam,serta kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu,saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................
3.2 Saran..................................................................................
Daftar Pustaka................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dalam pandangan islam, manusia didefinisikan sebagai
mahluk,mukalaf, mukaram, mukhaiyar, dan mujizat. Manusia
adalah mahluk mahluk yang mempunyai nilai-nilai fitri dan
sifat-sifat insaniah, seperti dha’if ’lemah’ (an-Nissa: 28), jahula
’bodoh’ (al-Ahzab: 72), faqir ’ketergantungan atau
memerlukan’ (Faathir: 15), kafuuro ’sangat mengingkari
nikmat’ (al-Israa’: 67), syukur (al-Insaan: 3), serta jujur dan
taqwa (asy-Syams: 8). Selain itu juga tugas manusia diciptakan
yaitu mengimplementasikan tugas-tugas ilahiaah yang
mengandung banyak kemaslahatan dalam kehidupannya.
Manusia membawa amanah dari Allah yang mesti
diimplementasikan pada kehidupan nyata. Keberadaan manusia
didunia memiliki tugas yang mulia, yaitu sebagai khalifah.
(Imam Syafe,i 2009) Keberadaannya tidaklah untuk sia-sia dan
tanpa tujuan.
3
Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Qur’an
dan bahkan penjelasan dalam Alqur’an ini kemudian terbukti
dalam ilmu pengetahuan yang ditemukan setelah turunnya
Alqur’an. Ada lima tahap dalam penciptaan manusia yakni al-
nutfah, al-‘alaqah, al-mudhgah, al-‘idham, dan al-lahm
sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini
4
Didalam Al-Quran disebutkan fungsi dan peran yang diberikan
Allah kepada manusia.
Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya
bersedia mengabdi kepada Allah dan tidak mau mengabdi
kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu
dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah mahluk
yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski
terdapat resiko besar dalam perintah Allah. Abdi juga tidak
akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini
tercantum dalam QS Az-Dzariyat : 56“Dan tidak aku
ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyebahKU“
Mmenjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia
beraksi kepada Allah bahwa hanya Dialah Tuhannya. Yang
demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir
nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman
kepada Allah tapi orang tuanya yang menjadikan manusia
sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini
tercantum dalam QS Al Araf: 172
“Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “.
Mereka mrnjawab: “ betul (Engkau Tuhan Kami), kami
menjadi saksi“.(Kami lakukan yang demikian itu) agar
dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan) “.
Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk
berbuat sesuai dengan misi yang telah ditentukan Allah
sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan
bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan
sebagai Raja atau Presiden tetapi yang mampu
memakmurkan alam dengan Syariah-syariah yang telah
diajarkan Rosulullah kepada umat Karena kholifah adalah
wali Allah yang mempusakai dunia ini.
5
2.4 Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam
Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan
hakikat manusia berdasarkan pandangan agama islam.
1. Sebagai Hambah Allah
2. Sebagai al-Nas
6
“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.” (QS: Al Hujurat :13).
3. Sebagai Khalifah Allah
Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa
pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt
sebagai khlaifah atau pemimpin di muka bumi.
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu
khalifah (peguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan
di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu
dari jalan Allah. …”(QS Shad:26).
Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia
akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di hari akhir.
4. Sebagai Bani Adam
Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam
agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa manusia
merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang
disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang
manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai
pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam
Alqur’an Allah SWT berfirman
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian
indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu
ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu
dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).
7
5. Sebagai al-Insan
Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an
manusia juga disebut sebagai Al insan merujuk pada
kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan
serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal
lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud
berikut ini
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat,
kemudian rahmat itu kami cabut dari padanya, pastilah ia
menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS: Al
Hud:9).
6. Sebagai Mahluk Biologis (al-Basyar)
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al
basyar karena manusia memiliki raga atau fisik yang dapat
melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan,
berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri
makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk
lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat
manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan
mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan
pikiran serta perbuatannya harus dapat
dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah
SWT agar manusia dapat menjalankan peran dan
fungsinya dalam kehidupan. Manusia sendiri harus dapat
memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak
menghilangkan hakikat utama penciptaannya.
8
BAB III
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
https://dalamislam.com/info-islami/hakikat-manusia-menurut-islam
https://www.academia.edu/34435069/
MAKALAH_KONSEP_MANUSIA_MENURUT_ISLAM_kelompo
k_2_
https://media.neliti.com/media/publications/56722-ID-none.pdf
10