Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

DISUSUN OLEH:
 NAFILAH AULIA ANNISA H. (2110421050)
 BINTANG AYU NURAINI R. (2110421069)

PROGRAM STUDI AL-ISLAM


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JEMBER
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun. Pada makalah ini kami mengambil dari berbagai
sumber dan referensi. Selain itu,makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Abd.Rohman Fahruddin
selaku dosen matakuliah Al-Islam,serta kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu,saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jember, 10 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................


1.2 Rumusan Masalah.............................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP........................................................................

3.1 Kesimpulan.......................................................................

3.2 Saran..................................................................................

Daftar Pustaka................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang sangat mulia diantara


mahluk ciptaan-Nya yang lain yang dipercayai menjadi khalifah
di muka bumi ini.

Manusia sendiri memiliki beberapa hakekat dalam pandangan


islam yaitu sebagai hambah Allah, sebagai al-Nas, sebagai
khalifah Allah, sebagai bani Adam, dll.

Maka dapat diartikan, manusia adalah ciptaan yang sangat mulia


dan sangat perlu Hakekat dalam pandangan Islam

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari manusia ?
2. Bagaimana asal mula manusia?
3. Apa fungsi dan peran manusia?
4. Apa saja hakekat-hakekat manusia?

1.3 Tujuan pembelajaran


1. Untuk mengetahui pengertian manusia.
2. Untuk mengetahui asal mula manusia.
3. Untuk mengetahui fungsi dan peran manusia
4. Untuk mengetahui hakekat-hakekat manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian manusia


Manusia secara Bahasa disebut juga insan yang dalam
Bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya yang berarti lupa
dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak. Kata
insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia selalu
menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya.
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang sangat mulia
diantara mahluk ciptaan-Nya yang lain yang dipercaya menjadi
khalifah di muka bumi ini. Dengan segala usaha, kerja keras,
dan doa manusia dapt menemukan jalan kehidupannya sendiri,
kecuali pada beberapa ketetapan yang tidak bisa diubah (rezeki,
mati , jodoh). Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar’ad
ayat 11:
’’…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu
kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu
kaum, maka taka da pelindung mereka selain dia.’’
Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu:
1. Jasmani
Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh
Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk
menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa (an nafsu/rasa dan perasaan)

2
Dalam pandangan islam, manusia didefinisikan sebagai
mahluk,mukalaf, mukaram, mukhaiyar, dan mujizat. Manusia
adalah mahluk mahluk yang mempunyai nilai-nilai fitri dan
sifat-sifat insaniah, seperti dha’if ’lemah’ (an-Nissa: 28), jahula
’bodoh’ (al-Ahzab: 72), faqir ’ketergantungan atau
memerlukan’ (Faathir: 15), kafuuro ’sangat mengingkari
nikmat’ (al-Israa’: 67), syukur (al-Insaan: 3), serta jujur dan
taqwa (asy-Syams: 8). Selain itu juga tugas manusia diciptakan
yaitu mengimplementasikan tugas-tugas ilahiaah yang
mengandung banyak kemaslahatan dalam kehidupannya.
Manusia membawa amanah dari Allah yang mesti
diimplementasikan pada kehidupan nyata. Keberadaan manusia
didunia memiliki tugas yang mulia, yaitu sebagai khalifah.
(Imam Syafe,i 2009) Keberadaannya tidaklah untuk sia-sia dan
tanpa tujuan.

2.2 Asal mula manusia

Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam


proses penciptaan manusia pertama yakni nabi Adam As. Nabi
Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT
dan diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan
segala karakternya. Allah mengangkat Adam dan manusia
sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana dijelaskan dalam
ayat berikut ini

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat


“Sesungguhya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
dimuka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak
menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan engkau?” Tuhan berfirman:”sesungguhnya aku
mengetahui apa yan tidak kamu ketahui”.(QS.Al-Baqarah : 30)

3
Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Qur’an
dan bahkan penjelasan dalam Alqur’an ini kemudian terbukti
dalam ilmu pengetahuan yang ditemukan setelah turunnya
Alqur’an. Ada lima tahap dalam penciptaan manusia yakni al-
nutfah, al-‘alaqah, al-mudhgah, al-‘idham, dan al-lahm
sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini

”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari


suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah,
dan segumpal darah itu kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu kami jadikan segumpal daging. Kemudian
kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minun
ayat 12-14)

2.3 Fungsi dan Peran Manusia


Berpedoman kepada QS Al-Baqarah 30-36, maka peran
yang dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan
sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah,
seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, baru
setelah itu kepada orang lain. Peran yang hendaknya dilakukan
seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan Allah,
diantaranya adalah:
1. Belajar (QS An-Naml: 15-16 dan Al-Mukmin: 54) ; Belajar
yang dinyatakan pada ayat pertama surat Al-Alaq adalah
mempelajari ilmu Allah yaitu Al-Quran.
2. Mengajarkan ilmu (Al-Baqarah: 31-39) ; Khalifah yang telah
diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkan kepada
manusia lain. Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah
Al-Quran dan juga Al-Bayan.
3. Membudayakan ilmu (Al-Mukmin: 35) ; Ilmu yang telah
diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain
melainkan untuk dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu
agar membudaya. Seperi apa yang telah dicontohkan oleh
Nabi SAW.

4
Didalam Al-Quran disebutkan fungsi dan peran yang diberikan
Allah kepada manusia.
 Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya
bersedia mengabdi kepada Allah dan tidak mau mengabdi
kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu
dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah mahluk
yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski
terdapat resiko besar dalam perintah Allah. Abdi juga tidak
akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini
tercantum dalam QS Az-Dzariyat : 56“Dan tidak aku
ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyebahKU“
 Mmenjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini, manusia
beraksi kepada Allah bahwa hanya Dialah Tuhannya. Yang
demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir
nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman
kepada Allah tapi orang tuanya yang menjadikan manusia
sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini
tercantum dalam QS Al Araf: 172
 “Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “.
Mereka mrnjawab: “ betul (Engkau Tuhan Kami), kami
menjadi saksi“.(Kami lakukan yang demikian itu) agar
dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan) “.
 Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk
berbuat sesuai dengan misi yang telah ditentukan Allah
sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan
bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan
sebagai Raja atau Presiden tetapi yang mampu
memakmurkan alam dengan Syariah-syariah yang telah
diajarkan Rosulullah kepada umat Karena kholifah adalah
wali Allah yang mempusakai dunia ini.

5
2.4 Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam
Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan
hakikat manusia berdasarkan pandangan agama islam.
1. Sebagai Hambah Allah

Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hambah atau


abdi Allah Swt. Sebagai seorang hambah maka manusia
wajib mengabdi kepada Allah Swt dengan cara menjalani
segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Sebgai seorang hamba, seorang manusia juga wajib
menjalankan ibadah seperti shalat wajib, puasa Ramadhan,
zakat, haji (bila mampu) dan melakukan ibadah lainnya
dengan penuh keikhlasan dan segenap hati sebagaimana
yang disebutkan dalam ayat berikut ini

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya


menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadan-
Nya dalam menjalankan agama yang lurus…“ (QS:98:5)

2. Sebagai al-Nas

Dalam al-Quran manusia juga disebut dengan al-Nas. Kata


alnas dalam Alquran cenderung mengacu pada hakikat
manusia dalam hubungannya dengan manusia lain atau
masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu
pengetahuan, adalah mahluk social yang tidak dapat hidup
tanpa keberadaaan manusia lainnya. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam firman Allah Swt berikut

“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu


yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari
padanya Allah menciptakan istirinya, dan dari pada
keduanya Alah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
dengan (mempergunakan) namanya kamu saling meminta
satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu.” (QS: An Nisa:1).

6
“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu disisi Allah adalah yang paling taqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.” (QS: Al Hujurat :13).
3. Sebagai Khalifah Allah
Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa
pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt
sebagai khlaifah atau pemimpin di muka bumi.
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu
khalifah (peguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan
di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu
dari jalan Allah. …”(QS Shad:26).
Sebagai seorang khalifah maka masing-masing manusia
akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di hari akhir.
4. Sebagai Bani Adam
Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam
agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa manusia
merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang
disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang
manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai
pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam
Alqur’an Allah SWT berfirman
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian
indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu
ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu
dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).

7
5. Sebagai al-Insan
Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an
manusia juga disebut sebagai Al insan merujuk pada
kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan
serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal
lainnya. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud
berikut ini
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat,
kemudian rahmat itu kami cabut dari padanya, pastilah ia
menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS: Al
Hud:9).
6. Sebagai Mahluk Biologis (al-Basyar)
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al
basyar karena manusia memiliki raga atau fisik yang dapat
melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan,
berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri
makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk
lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat
manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan
mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan
pikiran serta perbuatannya harus dapat
dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah
SWT agar manusia dapat menjalankan peran dan
fungsinya dalam kehidupan. Manusia sendiri harus dapat
memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak
menghilangkan hakikat utama penciptaannya.

8
BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya.Meskipun pembaca menginginkan
kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih
banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan
untuk perbaikan kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://dalamislam.com/info-islami/hakikat-manusia-menurut-islam
https://www.academia.edu/34435069/
MAKALAH_KONSEP_MANUSIA_MENURUT_ISLAM_kelompo
k_2_
https://media.neliti.com/media/publications/56722-ID-none.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai