Anda di halaman 1dari 10

MODUL 3: PENDEKATAN PENGELOLAAN PEERUBAHAN ORGANISASI DI ERA GLOBALISASI

KEGIATAN BELAJAR 1
PENDEKATAN POSTMODERNISME DALAM ORGANISASI

A. DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP ORGANISASI


Menurut Pearce dan Robinson (1997:21-23), masalah-masalah (isu-isu) strategis mempunyai dimensi-dimensi antara
lain:
1. Isu strategis mempunyai keputusan dari manajemen puncak
2. Isu strategi membutuhkan sumber daya perusahaan atau organisasi dalam jumlah yang besar
3. Isu strategis sering kali m,empengaruhi kesejahteraan jangka panjang perusahaan atau organisasi
4. Isu strategis biasanya mempunyai konsekuensi multi fungsi atau multi bisnis
5. Isu strategis mengharuskan organisasi ataupun perusahaan mempertimbangkan lingkungan
Lingkungan organisasi terdiri atas lingkungan internal (dalam) organisasi dan lingkungan eksternal (luar). Adanya
organisasi menyebabkan kedua jenis lingkungan organisasi tersebut juga mengalami tuntutan perusahaan untuk
dapat mengakomodasi perubahan yang terjadi dengan fleksibel jika organisasi tersebut ingin tetap memiliki
keberlangsungan hidup (survive).
Laodon dan Laudon (1998:4-6) menyatakan bahwa dalam lingkungan bisnis yang kompetitif terdapat 3 perubahan
dunia yang sangat kuat.
1. Munculnya dan menguatkan ekonomi global
2. Tranformasi ekonomi industri
3. Tranformasi perubahan bisnis
PERUBAHAN SEMENTARA LINGJKUNGAN DUNIA BISNIS
THE CHANGING CONTEMPORARY BUSINES ENVIRONMENT
GLOBALIZATION
Management and control in global market place
Competitive in word markets
Global work groups
Global delivery systems
TRANFORMATION OF INDUSTRIAL ECONOMIES
Knowledge-and information-based economies
Productivity
New product and services
Knowledge:a central productive and strategic asset
Time-based competitiojn
Shorter product life
Turbulent environment
Limited employee knowledge base
TRANSFORMATION OF THE ENTERPRISE
Flattening
Decentroli zation
Flexibility
Location independence
Low transaction and coordination costs
Empowermwnt
Collaborative work and teanwork

Kondisi-kondisi yang terbentuk pasa era informasi (sebagai bagian dari globaklisasi) antara lain:
1. kompetisi yang luar biasa besarnya (hypercompetition)
2. paradigma dunia bisnis yang telah bergeser menuju customer driven
3. pemeliharaan hubungan dengan pemasok (supplier)
4. penggunaan teknologi informasi sebagai alat pencipta daya saing perusahaan(organisasi)
5. masuknya investor dalam negeri d
6. asing serta perubahan komndisi ekonomi internal suatu negara.
Salah satu indikator globalisasi yang nyata adalah berlakunya AFTA 2003 dikawasan Asia dan Australia. Konsekuensi
dari berlakunya AFTA2003 adalah terjadinya pergeseran kekuasaan dari tangan produsen ketangan konsumen.
Keunggulan kompetitif (core competence) adalah kemampuan dan keahlian organisasi dalam menghasilkan
kegiatan-kegiatan bernilai dan berdaya saing tinggi yang menjadikan organisasi tersebut unggul dimata pelanggan.

B. SPIRITUALITAS TEMPAT KERJA (WORKPLACE SPIRITUALITY)


Menurut Ashmos dan Duchon dalam Robbins dan Coulter (2002:49) pengertian yang terkandung dalam workplace
spirituality adalah a recognition of an inner life that nourishes and is nourished by neaningful work that takes place
in the context of community artinya spiritualitas tempat kerja (workplace spirituality) merupakan aktivitas
pengenalan batiniah individu tersebut sehingga dapat meningkatkan sense of responsibility, sense of belonging
terhadap pekerjaan dan mengenali makna terdalam dari pekerjaannnya yang penuh nilai dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Seperti yang dikatakan oleh Johan Wolfgang Von Goethe, yakni What you get by achieving your goals is not
important as what you become by achieving your goals artinya apa yanga anda dapatkan dari upaya pencapaian
tujuan (cita-cita) tidaklah sepenting, seperti halnya anda akan menjadi apa dengan mencapai tujuan (cita-cita).

C. FILOSOFI POSTMODERNISME DALAM STARATEGI DAN PERUBAHAN ORGASNISASI


Postmodernisme umumnya dipandang sebagai tantangan budaya inovatif untuk membenahi struktur yang terkait
dengan modernisme, pindah dari modernisme ke sesuatu yang bersifat ekletik atau memilih dari berbagai sumber
secara terbuka dan tak tertentu.
Hal ini dikemukakan oleh Darwin dkk (2002:150) bahwa “ the postmodern is usually seen as a culturally innovative
challenge to the ordered structures assaciated with modernism, a move away from modernism to something
explicity eclectic and indeterminate.
Lebih lanjut Darwin dkk (2002:156-157) menyatakan ada perbedaan antara pendekatan postmoderen dengan
pendekatan modern dalam manajemen, yakni jika perubahan strategis yang absah dalam pendekatan moderen
menekankan organisasi rasional yang dianggap dapat menjamin peningkatan kinerja dan sebagainya, sebaliknya
pendekatan postmoderen mengikis anggapan ini dengan menerapkan antarwacana diri (metanarratives) dengan
melakukan beberapa tugas yang saling terkait untuk mengidentifikasi cara-cara tertentu untuk menunjjukkan
pilihan dalam melihat dan bertindak sesuai wacana mana yang diambil dan mana yang dikecualikan. Untuk itu
upaya-upaya organisasi menurut wacana postmodernis yang berkaitan dengan strategi organisasi adalah:
1. Melalui dekonstruksi
2. Melalui silsilah
3. Mengkaji efek kebenaran
Pengertian dekonstruksi adalah suatu wacana yang menekankan pada bahasa dan negosiasi sosial dalam memaknai
diri mereka sendiri untuk menampilkan dan mengkaji kembali proses-proses dan pemahaman konstruksi yang
selama ini dianggap kokoh.

D. MEMBANGUN KEMAMPUAN UNTUK BERUBAH


Cara-cara manajer dan organisasi membangun kemampuan (

Anda mungkin juga menyukai