Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN DENGAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

OLEH:
NURUL AMELIYA RAHMAH
NIM: 2019C08b0172

PROGAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN EKA HARAP
PALANGKA RAYA
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh :

Nama : Nurul Ameliya Rahmah


NIM : 2021-01-14901-049
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Laporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
Oksigenasi Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn.E Dengan Diagnosa
Medis Gagal Jantung Kongestif (Chf) Diruang ICVCU dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan


Program Profesi Ners Stase Keperawatan KDP pada program Studi Ners Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Asuhan keperawatan ini telah disetujui oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Henry Wiyono, Ners., M.Kep Sri Widiati, S.Kep.,Ners

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya lah penulisan laporan dan asuhan keperawatan yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) Mobilisasi Dan Asuhan Keperawatan Pada
Tn. E Dengan Diagnosa Medis Gagal Jantung Kongestif (Chf) Diruang ICVCU dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya”. Untuk itu pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:

1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep selaku ketua Prodi Ners.
3. Ibu Isna Wiranti, S.Kep., Ners selaku koordinator Ners.
4. Bapak Henry Wiyono, Ners., M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberi saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan laporan dan asuhan
keperawatan ini.
5. Ibu Sri Widiati, S.Kep.,Ners selaku pembimbing klinik yang telah banyak memberi
saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan laporan dan asuhan keperawatan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan dan asuhan keperawatan ini masih jauh
dari sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga laporan dan asuhan keperawatan ini
dapat berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan dan semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberi berkat dan karunia-Nya kepada kita semua Amin.

Palangka Raya, 16 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i


KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................ 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia............................................................... 3
2.1.1 Definisi ............................................................................................... 3
2.1.2 Anatomi Fisiologi................................................................................ 4
2.1.3 Etiologi ............................................................................................... 8
2.1.4 Klasifikasi ........................................................................................... 8
2.1.5 Manifestasi Klinis ............................................................................... 11
2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi .............................................................. 11
2.1.7 Patofisiologi ........................................................................................ 14
2.1.8 WOC ................................................................................................... 15
2.1.9 Penatalaksanaan Medis....................................................................... 16
2.2 Manjemen Keperawatan............................................................................... 20
2.2.1 Pengkajian Keperawatan .................................................................... 20
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 23
2.2.3 Intervensi Keperawatan ...................................................................... 29
2.2.4 Implementasi Keperawatan................................................................. 38
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 38

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian..................................................................................................... 39
3.2 Kebutuhan Dasar .......................................................................................... 40
3.3 Penyuluhan dan Pembelajaran ..................................................................... 43
3.4 Pemeriksaan Fisik Lengkap Terakhir........................................................... 44
3.5 Data Genogram............................................................................................. 46
3.6 Data Pemeriksaan Penunjang (Diagnostik & Laboratorium) ...................... 46
3.7 Penatalaksanaan Medis ................................................................................ 47
3.8 Analisa Data.................................................................................................. 48
3.9 Prioritas Masalah ......................................................................................... 50
3.10Rencana keperawatan .................................................................................. 51
3.11Implementasi dan Evaluasi Keperawatan .................................................... 53
iii
DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR KONSULTASI

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow memiliki lima


kebutuhan dasar. Dasar paling bawah atau tingkat pertama, termasuk kebutuhan
fiologis seperti udara, air, dan makanan. Tingkat kedua yaitu kebutuhan aman atau
perlindungan, termasuk juga keamanan fisik dan psikologis dimana pasien
terganggu untuk melakukan akvitasnya sehari-hari dikarenakan gangguan
oksigenasi. Tingkat ketiga berisi kebutuhan akan cinta dan memiliki, termasuk
didalamnya hubungan pertemanan, hubungan sosial, hubungan cinta. Tingkat
keempat yaitu kebutuhan akan penghargaan diri, termasuk juga kepercayaan diri,
pendayagunaan, penghargaan dan nilai diri. Tingkat terakhir merupakan
kebutuhan aktualisasi diri, keadaan pencapaian potensi, dan mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan kehidupan.
(Potter & Perry, 2013)

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang di


gunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan
aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan
sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Respirasi
berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di
perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas
mekanisme yang berperan dalam proses suplai O 2 ke seluruh tubuh dan
pembuangan CO2 atau hasil pembakaran sel (Hidayat, 2014) .

Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari


peranan fungsi sisitem pernafasan dan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan
oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatan diharapkan

1
lebih memahami tentang apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada
klien dengan gangguan oksigenasi dan bagaimana praktik keperawatan yang
mengalami masalah atau gangguan oksigenasi (Asmadi, 2013).

Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional


mengalami kemunduran bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu,
kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi
tubuh (Potter & Perry, 2013)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kebutuhan dasar manusia (KDM) oksigenasi dan asuhan


keperawatan pada Tn. E dengan diagnosa medis gagal jantung kongestif (CHF)
diruang ICVCU dr. Doris Sylvanus Palangka Raya?

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan dari penulisan laporan pendahuluan dan asuhan


keperawatan ini adalah untuk menjelaskan tentang konsep dasar dari kebutuhan
dasar manusia pada pasien dengan kebutuhan oksigenasi dan dengan diagnosa
medis gagal jantung kongestif (CHF) diruang ICVCU dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Oksigenasiz


2.1.1 Definisi

Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses


kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang
maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama
akan menyebabkan kematian Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada
manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran
pernafasan, pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi
masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar
berfungsi secara normal (Taqwaningtyas, Ficka (2013)(Budyasih, 2014)

Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh
bersama dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen. Oksigen
merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit ke semua
proses penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi otak, membuang zat
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan jaringan, serta
pembiakan hanya berlaku apabila terdapat banyak oksigen. Oksigen juga
merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh (Atoilah
& Kusnadi, 2013)(Eki, 2017)

Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen (O2) ke dalam sistem


tubuh baik itu bersifat kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan kedalam tubuh
secara alami dengan cara bernapas. Pernapasan atau respirasi merupakan
proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungan yang dilakukan
dengan cara menghirup udara untuk mendapatkan oksigen dari lingkungan dan
kemudian udara dihembuskan untuk mengeluarkan karbon dioksida ke
lingkungan (Saputra, 2013).

3
Kebutuhan Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh dalam
kehidupan sehari-hari. Kebutuhan oksigenasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti fisiologis, perkembangan, perilaku, dan lingkungan (Ernawati,
2012).
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Sistem respirasi adalah sistem yang memiliki fungsi utama untuk
melakukan respirasi dimana respirasi merupakan proses mengumpulkan
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Fungsi utama sistem respirasi
adalah untuk memastikan bahwa tubuh mengekstrak oksigen dalam jumlah
yang cukup untuk metabolisme sel dan melepaskan karbondioksida (Peate and
Nair, 2011).

Gambar Organ respirasi tampak depan (Tortora dan Derrickson, 2014)


Sistem respirasi terbagi menjadi sistem pernafasan atas dan sistem
pernafasan bawah. Sistem pernafasan atas terdiri dari hidung, faring dan laring.
Sedangkan sistem pernafasan bawah terdiri dari trakea, bronkus dan paru-paru
(Peate and Nair, 2011).
a) Hidung

4
Masuknya udara bermula dari hidung. Hidung merupakan organ pertama
dalam sistem respirasi yang terdiri dari bagian eksternal (terlihat) dan bagian
internal. Di hidung bagian eksternal terdapat rangka penunjang berupa tulang
dan hyaline kartilago yang terbungkus oleh otot dan kulit. Struktur interior
dari bagian eksternal hidung memiliki tiga fungsi: (1) menghangatkan,
melembabkan, dan menyaring udara yang masuk; (2) mendeteksi stimulasi
olfaktori (indra pembau); dan (3) modifikasi getaran suara yang melalui bilik
resonansi yang besar dan bergema. Rongga hidung sebagai bagian internal
digambarkan sebagai ruang yang besar pada anterior tengkorak (inferior
pada tulang hidung; superior pada rongga mulut); rongga hidung dibatasi
dengan otot dan membrane mukosa (Tortorra and Derrickson, 2014)
b) Faring
Faring, atau tenggorokan, adalah saluran berbentuk corong dengan panjang
13 cm. Dinding faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membrane
mukosa. Otot rangka yang terelaksasi membuat faring dalam posisi tetap
sedangkan apabila otot rangka kontraksi maka sedang terjadi proses menelan.
Fungsi faring adalah sebagai saluran untuk udara dan makanan, menyediakan
ruang resonansi untuk suara saat berbicara, dan tempat bagi tonsil (berperan
pada reaksi imun terhadap benda asing) (Tortorra and Derrickson, 2014)
c) Laring
Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan 3
bagian berpasangan. 3 bagian yang berpasangan adalah kartilago arytenoid,
cuneiform, dan corniculate. Arytenoid adalah bagian yang paling signifikan
dimana jaringan ini mempengaruhi pergerakan membrane mukosa (lipatan
vokal sebenarnya) untuk menghasilkan suara. 3 bagian lain yang merupakan
bagian tunggal adalah tiroid, epiglotis, dan cricoid. Tiroid dan cricoid
keduanya berfungsi melindungi pita suara. Epiglotis melindungi saluran
udara dan mengalihkan makanan dan minuman agar melewati esofagus
(Peate and Nair, 2011).
d) Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang dilewati

5
udara dari laring menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh epitel
kolumnar bersilia sehingga dapat menjebak zat selain udara yang masuk
lalu akan didorong keatas melewati esofagus untuk ditelan atau
dikeluarkan lewat dahak. Trakea dan bronkus juga memiliki reseptor iritan
yang menstimulasi batuk, memaksa partikel besar yang masuk kembali
keatas (Peate and Nair, 2011).
e) Bronkus
Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan
kiri, yang mana cabang-cabang ini memasuki paru kanan dan kiri pula.
Didalam masing-masing paru, bronkus terus bercabang dan semakin sempit,
pendek, dan semakin banyak jumlah cabangnya, seperti percabangan pada
pohon. Cabang terkecil dikenal dengan sebutan bronchiole (Sherwood, 2010).
Pada pasien PPOK sekresi mukus berlebih ke dalam cabang bronkus sehinga
menyebabkan bronkitis kronis.

Gambar. Struktur bronkus (Martini et al., 2012)


f) Paru
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga
lobus di paru sebelah kanana dan dua lobus di paru sebelah kiri. Diantara
kedua paru terdapat ruang yang bernama cardiac notch yang merupakan

6
tempat bagi jantung. Masing-masing paru dibungkus oleh dua membran
pelindung tipis yang disebut parietal dan visceral pleura. Parietal pleura
membatasi dinding toraks sedangkan visceral pleura membatasi paru itu
sendiri. Diantara kedua pleura terdapat lapisan tipis cairan pelumas.
Cairan ini mengurangi gesekan antar kedua pleura sehingga kedua lapisan

dapat bersinggungan satu sama lain saat bernafas. Cairan ini juga
membantu pleura visceral dan parietal melekat satu sama lain, seperti
halnya dua kaca yang melekat saat basah (Peate and Nair, 2011).

Gambar Alveoli (Sherwood, 2010)

Cabang-cabang bronkus terus terbagi hingga bagian terkecil yaitu


bronchiole. Bronchiole pada akhirnya akan mengarah pada bronchiole
terminal. Di bagian akhir bronchiole terminal terdapat sekumpulan
alveolus, kantung udara kecil tempat dimana terjadi pertukaran gas
(Sherwood, 2010). Dinding alveoli terdiri dari dua tipe sel epitel alveolar.
Sel tipe I merupakan sel epitel skuamosa biasa yang membentuk sebagian
besar dari lapisan dinding alveolar. Sel alveolar tipe II jumlahnya lebih
sedikit dan ditemukan berada diantara sel alveolar tipe I. sel alveolar tipe I
adalah tempat utama pertukaran gas. Sel alveolar tipe II mengelilingi sel
epitel dengan permukaan bebas yang mengandung mikrofili yang

7
mensekresi cairan alveolar. Cairan alveolar ini mengandung surfaktan
sehingga dapat menjaga permukaan antar sel tetap lembab dan
menurunkan tekanan pada cairan alveolar. Surfaktan merupakan campuran
kompleks fosfolipid dan lipoprotein. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara ruang udara dan darah terjadi secara difusi melewati
dinding alveolar dan kapiler, dimana keduanya membentuk membran
respiratori (Tortora dan Derrickson, 2014).

Respirasi mencakup dua proses yang berbeda namun tetap berhubungan


yaitu respirasi seluler dan respirasi eksternal. Respirasi seluler mengacu
pada proses metabolism intraseluler yang terjadi di mitokondria. Respirasi
eksternal adalah serangkaian proses yang terjadi saat pertukaran oksigen
dan karbondioksida antara lingkungan eksternal dan sel-sel tubuh
(Sherwood, 2014).

Terdapat empat proses utama dalam proses respirasi ini yaitu:

1) Ventilasi pulmonar: Bagaimana udara masuk dan keluar dari paru


2) Respirasi eksternal: Bagaimana oksigen berdifusi dari paru ke
sirkulasi darah dan karbondioksida berdifusi dari darah ke paru
3) Transport gas: Bagaimana oksigen dan karbondioksida dibawa dari
paru ke jaringan tubuh atau sebaliknya
4) Respirasi internal: B agaimana oksigen dikirim ke sel tubuh dan
karbondioksida diambil dari sel tubuh (Peate and Nair, 2011)
2.1.3 Etiologi
Penyebab terjadinya gangguan oksigenasi disebabkan oleh beberapa hal
yang mempengaruhi fungsi pernapasan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
penting, diantaranya adalah faktor fisiologis, status kesehatan, faktor
perkembangan, faktor perilaku dan lingkungan.

2.1.4 Klasifikasi
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri atas 3 tahapan
yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.

8
1. Ventilasi Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan
atmosfer kedalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a. Adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin
tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah. Demikian pula
sebaliknya.
b. Adanya kemampuan thorak dan paru pada alveoli dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis

c. Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang
terdiri atas berbagai otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh
sistem saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat
menyebabkan relaksasi sehingga dapat terjadi vasodilatasi, kemudian
kerja saraf parasimpatis dapat menyebabkan kontriksi sehingga dapat
menyebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan
d. Adanya reflek batuk dan muntah Adanya peran mukus sillialis sebagai
penangkal benda asing yang mengandung interferon dan dapat
mengikat virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah
complience recoil. Complience yaitu kemampuan paru untuk
meengembang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu adanya
sulfaktor pada lapisan alveoli yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan permukaan dan adanya sisa udara yang menyebabkan tidak
terjadinya kolaps dan gangguan thoraks. Sulfaktor diproduksi saat
terjadi peregangan sel alveoli dan disekresi saat pasien menerik napas,
sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO2 atau
kontraksi menyempitnya paru. Apabila complience baik akan tetapi
recoil terganggu maka CO2 tidak dapat dikelurkan secara maksimal.
Pusat pernapasan yaitu medula oblongata dan pons dapat
mempengaruhi proses ventilasi, karena CO2 memiliki kemampuan
merangsang pusat pernapasan. Peningkatan CO2 dalam batas 6 mmHg
dapat dengan baik merangsang pusat pernapasan dan bila PaCO,
kurang dari sama dengan 80 mmHg maka dapat menyebabkan depresi

9
pusat pernapasan.
2. Difusi gas Merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kamler
paru dan CO2, di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Luasnya permukaan paru
b. membran respirasi atau permeabilitas yang terjadi antara epitel alveoli
dan intertisial. Keduanya ini dapat mempengaruhi proses difusi
apabila terjadi proses penebalan
c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 hal ini dapat terjadi sebagai
mana O2 dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O2
dari rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena
pulmonalis (masuk dalam darah secara berdifusi ) dan PaCO. Dalam
arteri pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli
d. Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat
hemoglobin
3. Transportasi gas
Merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh
CO2, jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi akan berikatan
dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin (97 %) dan larut dalam
plasma (3 %) sedangkan co2 akan berikatan dengan hemoglobin
membentuk karbominohemiglobin (3o%) dan larut dalam plasma (50%)
dan sebagaian menjadi HCO3 berada pada darah (65%). Transportasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
a. Kardiak output merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah.
Normalnya 5 L/menit. Dalam kondisi patologi yang dapat
menurunkan kardiak output (misal pada kerusakan otot jantung,
kehilangan darah) akan mengurangi jumlah oksigen yang dikirim ke
jaringan umumnya jantung menkompensasi dengan menambahkan
rata-rata pemompaannya untuk meningkatkan transport oksigen.
b. Kondisi pembuluh darah, latihan dan lain lain secara langsung
berpengaruh terhadap transpor oksigen bertambahnya latihan menye

10
babkan peningkatkan transport O2 (20 x kondisi normal).
Meningkatkan kardiak output dan penggunaan O2 oleh sel.(Pradana,
2019)

2.1.5 Manifestasi Klinis


Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas
tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping
hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi
tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang,
peningkatan diameter anterior- posterior, frekuensi nafas kurang,
penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang
tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2011).

Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,


hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan,
AGS abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman),
hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi,
irama dan kedalaman nafas (NANDA, 2011).
2.1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
a. Faktor fisiologis
1) Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia.
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluaran napas bagian atas.
3) Hipovolemia sehingga sehingga tekanan darah menurun
mengakibatkan transport O2 terganggu.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi,demam,ibu
hamil, luka.
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, musculoskeletal yang abnormal, serta penyakit
kronis seperti TB paru.

11
b. Faktor perkembangan
1) Bayi prematur
2) Bayi dan toodler
3) Anak usia sekolah dan pertengahan
4) Dewasa tua
c. Faktor prilaku
1) Nutrisi
2) Latihan fisik
3) Merokok
4) Penyalahgunaan substansi kecemasan
d. Faktor lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut (Haswita & Reni, 2017)

Menurut Tarwoto & Wartonah (2015), tipe kekurangan Oksigen dalam


tubuh di bagi menjadi 7 bagian yaitu:
1. Hipoksemia
Merupakan keadaan di mana terjadi penurunan konsentrasi oksigen
dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri ( SaO2 ) dibawah
normal (normal PaO 85-100 mmHg, SaO,95%). Pada neonates,
PaO2 < 50 mmHg atau SaO2 < 88%. Pada dewasa, anak, dan bayi,
PaO2 < 60 mmHg atau SaO2 < 90%. Keadaan ini disebabkan oleh
ganguuan ventilasi, perfusi, difusi, pirau (shunt), atau berada pada
tempat yang kurang oksigen. Pada keadaan hivoksemia, tubuh akan
melakukan kompensasi dengan cara meningkatkan pernapasan,
meningkatkan stroke volume, vasodilatasi pembuluh darah, dan
peningkata nadi. Tanda dan gejala hipoksemia di anaranya sesak
nafas, frekuensi nafas dapat mencapai 35 kali per menit, nadi cepat
dan dangkal, serta sianosis.
2. Hipoksia

12
Merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak
adekuatnya pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi
oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada
tingkat seluler. Hipoksia dapat terjadi setelah 4-6 menit ventilasi
berhenti spontan. Penyebab lain hipoksia antara lain:
1) Menurunnya hemoglobin
2) Berkurangnya konsentrasi oksigen, misalnya jika kita berada di
puncak gunung
3) Ketidakmampuan jaringan mengikat oksigen, seperti pada
keracunan sianida
4) Menurunya difusi oksigen dan alveoli ke dalam darah seperti
pada pneumonia
5) Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok

6) Kerusakan atau gangguan ventilasi Tanda-tanda hipoksia di


antaranya kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam sianosis
sesak nafas, serta jari tabuh (clubling finger).
3. Gagal nafas
Merupakan keadaan di mana terjadi kegagalan tubuh memenuhi
kebutuhan oksigen karna pasien kehilangan kemampuan ventilasi
secara adekut sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas karbon
dioksida dan oksigen. Gagal napas ditandai oleh adanya peningkatan
gas karbon dioksida dan oksigen. Gagal nafas di tandai oleh adanya
peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam darah secara signifikan.
Gagal nafas dapat disebabkan oleh gangguan system saraf pusat yang
mengontrol system pernapasan, kelemahan neuromuscular, keracunan
obat, gangguan metabolism, kelemahan otot pernapsan, dan obstruktif
jalan nafas.
4. Perubahan pola nafas
Pada keadaan normal, frekuensi pernafasan pada orang dewasa sekitar
12-20 x/menit,dengan irama teratur serta inspirasi lebih panjang dari

13
ekspirasi. Pernafasan normal disebut eupnea. Perubahan pola nafas
dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
1) Dispnea, yaitu kesulitan bernapas, misalnya pada pasien dengan
asma.
2) Takipnea, yaitu pernapasan lebih cepat dari normal dengan
frekuensi lebih dari 24 x/menit.
3) Bradipnea, yaitu pernapasan lebih lambat (kurang) dari normal
dengan frekuensi kurang dari 16x/menit.
4) Kussmaul, yaitu pernpasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi
sama, sehingga pernapasan menjadi lambat dan dalam, misalnya
pada pasien koma dengan penyakit diabetes mellitus dan uremia.
5) Cheyne-stokes,merupakan pernapasan cepat dan dalam kemudian
berangsur-ansur dangkal dan diikuti periode apnea yang berulang
secara teratur. Misalnya pada keracunan obat bius,penyakit
jantung, dan penyakit ginjal.
6) Biot, adalah pernapasan dalam dan dangkal disertai masa apnea
dengan periode yang tidak teratur, misalnya pada meningitis.
(Ambara, 2019)

2.1.7 Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan
keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi
maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan
direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran
mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas
miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Sasmi, 2016).

14
2.1.8 WOC

15
2.1.9 Penatalaksanaan
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terapi oksigen adalah tindakan
pemberian oksigen melebihi pengambilan oksigen melalui atmosfir atau
FiO2 > 21 %. Tujuan terapi oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi
jaringan dan mencegah respirasi respiratorik, mencegah hipoksia jaringa,
menurunkan kerja napas dan kerja otot jantung, serta mempertahankan
PaO2 > 60 % mmHg atau SaO2 > 90 %. Indikasi pemberian oksigen dapat
dilakukan pada :
1) Perubahan frekuensi atau pola napas
2) Perubahan atau gangguan pertukaran gas
3) Hipoksemia
4) Menurunnya kerja napas
5) Menurunnya kerja miokard
6) Trauma berat
Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan menggunakan beberapa
metode, diantaranya adalah inhalasi oksigen (pemberian oksigen),
fisiotrapi dada, napas dalam dan batuk efektif, dan penghisapan lender atau
subtioning (Abdullah, 2014).
a. Inhalasi oksigen Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan
dengan cara memberikan oksigen kedalam paru-paru melalui saluran
pernapsan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian
oksigen pada pasien dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui
kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan
oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terdapat dua sistem inhalasi
oksigen yaitu sistem aliran rendah dan sistem aliran tinggi.
1) Sistem aliran rendah Sistem aliran rendah ditujukan pada klien
yang memerlukan oksigen dan masih mampu bernapas sendiri
dengan pola pernapasan yang normal. Sistem ini diberikan untuk
menambah konsentrasi udara ruangan. Pemberian oksigen
diantaranya dengan menggunakan nasal kanula, sungkup

16
muka sederhana, sungkup muka dengan kantong rebreathing dan
sungkup muka dengan kantong non rebreathing.
a) Nasal kanula/binasal kanula. Nasal kanula merupakan alat
yang sederhana dan dapat memberikan oksigen dengan aliran
1-6 liter/menit dan konsentrasi oksigen sebesar 20% - 40%.
b) Sungkup muka sederhana Sungkup muka sederhana
diberikan secara selang-seling atau dengan aliran 5– 10
liter/menit dengan konsentrasi oksigen 40 - 60 %.
c) Sungkup muka dengan kantong rebreathing Sungkup muka
dengan kantong rebreathing memiliki kantong yang terus
mengembang baik pada saat inspirasi dan ekspirasi. Pada saat
pasien inspirasi, oksigen akan masuk dari sungkup melalui
lubang antara sungkup dan kantong reservoir, ditambah
oksigen dari udara kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi
pada kantong. Aliran oksigen 8–10 liter/menit, dengan
konsentrasi 60 – 80%.
d) Sungkup muka dengan kantong nonrebreathing Sungkup
muka nonrebreathing mempunyai dua katup, satu katup
terbuka pada saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi
dan satu katup yang fungsinya mencegah udara masuk pada
saat inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi.
Pemberian oksigen dengan aliran 10 – 12 liter/menit dengan
konsentrasi oksigen 80 – 100%
2) Sistem aliran tinggi Sistem ini memungkinkan pemberian oksigen
dengan FiO2 lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh tipe pernapasan,
sehingga dapat menambah konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan
teratur. Contoh dari sistem aliran tinggi adalah dengan ventury mask
atau sungkup muka dengan ventury dengan aliran sekitar 2 – 15
liter/menit. Prinsip pemberian oksigen dengan ventury adalah
oksigen yang menuju sungkup diatur dengan alat yang
memungkinkan konsenstrasi dapat diatur sesuai dengan warna alat,

17
misalnya : warna biru 24%, putih 28%, jingga 31%, kuning 35%,
merah 40%, dan hijau 60%.
b. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan dengan cara postural drainase, clapping, dan vibrating,
pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan. Tindakan ini
dilakukan dengan tujuan meningkatkan efisiensi pola pernapasan
dan membersihkan jalan napas (Eki, 2017)
1) Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan menepuk-nepuk kulit tangan
pada punggung pasien yang menyerupai mangkok dengan
kekuatan penuh yang dilakukan secara bergantian dengan
tujuan melepaskan sekret pada dinding bronkus sehingga
pernapasan menjadi lancar.
2) Vibrasi
Vibrasi merupakan suatu tindakan keperawatan dengan cara
memberikan getaran yang kuat dengan menggunakan kedua
tangan yang diletakkan pada dada pasien secara mendatar,
tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan turbulensi udara
yang dihembuskan sehingga sputum yang ada dalam bronkus
terlepas.
3) Postural drainase
Postural drainase merupakan tindakan keperawatan
pengeluaran sekret dari berbagai segmen paru dengan
memanfaatkan gaya gravitasi bumi dan dalam pengeluaran
sekret tersebut dibutuhkan posisi berbeda pada stiap segmen
paru.
4) Napas dalam dan batuk efektif
Latihan napas dalam merupakan cara bernapas untuk
memperbaiki ventilasi alveolus atau memelihara pertukaran
gas, mencegah atelektasis, meningkatkan efisiensi batuk, dan

18
mengurangi stress. Latihan batuk efektif merupakan cara yang
dilakukan untuk melatih pasien untuk memiliki kemampuan
batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring,
trakea, dan bronkiolus, dari sekret atau benda asing di jalan
napas (Eki, 2017)
5) Penghisapan lendir
Penghisapan lender (suction) merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan
sekret atau lender sendiri. Tindakan ini memiliki tujuan untuk
membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigen
(Eki, 2017)

19
2.2 Manajemen Keperawatan
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
Menurut Brunner & Suddarth (2016), pengkajian keperawatan untuk
pasien gagal jantung berfokus pada pemantauan keefektifan terapi dan
kemampuan pasien untuk memahami dan menjelaskan strategi manajemen
diri. Tanda dan gejala kongesti paru dan kelebihan beban cairan harus
segera dilaporkan yang akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen
atau timbulnya masalah oksigenasi.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan
membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola
pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan
kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese,
pemeriksaan fisik, pemerikasaan laboratorium serta pemeriksaan
penunjang lainnya.
b. Anamnesis
1) Identitas pasien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,


pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor
register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
2) Keluhan Utama
Batuk, sesak nafas, dahak tidak bisa keluar dan demam tidak
terlalu tinggi tiga hari yang lalu.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya sesak nafas, penyebab
terjadinya sesak nafas, serta upaya yang telah dilakukan oleh
pasien untuk mengatasinya.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat sesak nafas atau penyakit – penyakit lain yang
ada kaitannya dengan pernafasan pada kasus terdahulu. Serta

20
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat- obatan
yang biasa digunakan oleh penderita.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat sakit yang sama pada keluarga atau penyakit
lain yang berpotensi menurun atau menular pada anggota
keluarga lain
6) Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi
yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta
tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
c. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum
Meliputi keadaan pasien, kesadaran, suara bicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
2) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran
pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah
gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah
menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah
bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda,
diplopia, lensa mata keruh.
3) Sistem integument
Kaji seluruh permukaan kulit, adakah turgor kulit
menurun, luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit, tekstur rambut dan kuku.
4) Sistem pernafasan
Biasanya terdapat sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada
dan terdapat retraksi dinding dada, serta suara tambahan
nafas.
5) Sistem kardiovaskuler
Pengkajian untuk mengetahui adakah perfusi jaringan

21
menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia,
kardiomegali.
6) Sistem gastrointestinal
Pengkajian untuk mengetahui adakah polifagi, polidipsi,
mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi, perubahan
berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
7) Sistem urinari
Pengkajian untuk mengetahui adakah poliuri, retensio
urin, inkontinensia urin, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
8) Sistem muskuloskeletal
Kaji penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan
tinggi badan, apakah cepat lelah, lemah dan nyeri, apakah
adanya gangren di ekstrimitas.
9) Sistem neurologis
Pengkajian untuk mengetahui apakah terjadi penurunan
sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek
lambat, gangguan mental, dan disorientasi.
d. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah:
1) Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil
meninggi, sedangkan leukosit dapat meninggi atau
normal, walaupun terdapat komplikasi asma
2) Analisa gas darah:
- Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi
bila terdapat peninggian PaCO2 maupun penurunan pH
menunjukkan prognosis yang buruk.
- Kadang – kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH
yang meninggi.
- Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi.

22
- Pada pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang
meninggi pada waktu seranggan, dan menurun pada
waktu penderita bebas dari serangan.
- Pemeriksaan tes kulit untuk mencari faktor alergi
dengan berbagai alergennya dapat menimbulkan reaksi
yang positif pada tipe asma atopik.
3) Pemeriksaan sputum:
- Kristal-kristal charcotleyden yang merupakan
degranulasi dari kristal eosinofil.
- Terdapatnya Spiral Curschman, yakni spiral yang
merupakan silinder sel-sel cabang-cabang bronkus.
- Terdapatnya Creole yang merupakan fragmen dari
epitel bronkus.
- Terdapatnya neutrofileosinofil.
e. Pemeriksaan Radiologi Foto Thoraks:
1) Jika disertai dengan bronkhitis, bercak anhilus akan
bertambah.
2) Jika terdapat komplikasi emfisema (COPD)
menimbulkan gambaran yang bertambah.
3) Jika terdapat komplikasi pneumonia maka terdapat
gambaran infiltrat pada paru.
f. Lain –Lain
1) Tes fungsi paru: Untuk mengetahui fungsi paru,
menetapkan luas beratnya penyakit, mendiagnosis
keadaan.
2) Spirometristatik: Mengkaji jumlah udara yang
diinspirasi.
2.2.2 Diagnosa
1. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu diatas normal
2. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d. Nafsu
makan menurun

23
3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d
pola napas abnormal
4. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk
yang tidak efektif
5. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d dispnea

24
Analisa Data

MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DS: Faktor lingkungan (udara, Hipertermia b.d
→ Pasien bakteri, virus, jamur) masuk proses penyakit d.d
mengatakan melalui saluran napas atas suhu diatas normal
badannya panas ↓
DO: Infeksi dan peradangan
→ Td: 110/80 ↓
mmHg Kuman melepas endotoksin
→ Suhu : 380C ↓
→ RR : 36 x/mnit Merangsang tubuh untuk
→ Nadi : 100 x/mnt melepas zat progen oleh
→ Kulit teraba leukosit
hangat ↓
→ Mukosa bibir Hipotalamus kebagian
kering termoregulator

Suhu tuhuh meningkat

Hipertermia
2. DS: Faktor lingkungan (udara, Defisit Nutrisi b.d
→ Pasien bakteri, virus, jamur) masuk ketidak mampuan
mengatakan tidak melalui saluran napas atas menelan makanan
nafsu makan ↓ d.d nafsu makan
→ Pasien Infeksi dan peradangan menurun
mengatakan sulit ↓
menelan Hipersekresi kelenjar
DO: mukosa
→ Berat badan ↓
menurun dari Akumulasi sekret berlebihan
awal 60 kg ↓
Kesulitan/sakit menelan dan
mengunyah

Defisit Nutrisi

25
3. DS: Faktor lingkungan (udara, Gangguan pertukaran
gas b.d
→ Pasien bakteri, virus, jamur) masuk
ketidakseimbangan
mengatakan melalui saluran napas atas ventilasi-perfusi d.d
pola napas abnormal
kesulitan ↓
bernapas Infeksi dan peradangan
→ Pasien ↓
mengatakan Hipersekresi kelenjar
kepalanya pusing mukosa
→ Pasien ↓
mengatakan Akumulasi sekret berlebihan
penglihatannya ↓
kabur Sekret mengental dijalan
DO: napas
→ Td: 110/80 ↓
mmHg Gangguan penerimaan O2
→ Suhu : 380C dan pengeluaran CO2
→ RR : 36 x/mnit ↓
→ Nadi : 100 x/mnt Dispnea, fase ekpirasi
→ Pasien tampak memanjang, ortopnea,
gelisah penurunan kapasitas paru,
→ Pernapasan pola napas abnormal,
cuping hidung takipnea, hiperventilasi,
→ Warna kulit pucat pernapasan sukar
kebiruan ↓
Gangguan Pertukaran
Gas

26
4. DS: Faktor lingkungan (udara, Bersihan jalan napas
→ Pasien bakteri, virus, jamur) masuk tidak efektif b.d
mengatakan melalui saluran napas atas sekresi yang tertahan
kesulitan ↓ d.d batuk yang tidak
efektif
bernafas Infeksi dan peradangan
→ Pasien ↓
mengatakan sulit Hipersekresi kelenjar
berbicara mukosa
DO : ↓
→ Td: 110/80 Akumulasi sekret berlebihan
mmHg ↓
→ Suhu : 380C Sekret mengental dijalan
→ RR : 36 x/mnit napas
→ Nadi : 100 x/mnt ↓
→ Batuk tidak Obstruksi jalan napas
efektif ↓
→ Ronchi (+) Batuk yang tidak efektif,
→ Pasien tampak
penurunan bunyi napas,
gelisah
sputum dalam jumlah yang
berlebihan, perubahan pola
napas tambahan

Bersihan Jalan Napas
Tidak Efektif

27
5. DS: Faktor lingkungan (udara, Pola napas tidak
→ Pasien bakteri, virus, jamur) masuk efektif b.d hambatan
mengatakan melalui saluran napas atas upaya napas d.d
sesak saat
↓ dispnea
bernapas
Infeksi dan peradangan
DO ↓
→ Td: 110/80 Kontaksi otot-otot polos
mmHg saluran pernafasan
→ Suhu : 380C ↓
→ RR : 36 x/mnit Pernyempitan saluran
→ Nadi : 100 x/mnt pernapasan
→ Pasien tampak ↓
kesulitan Keletihan otot pernapasan
bernapas ↓
→ Pola napas Dipnea, gas darah arteri,
takipnea
hiperkopnia, hipoksemia,
napas cuping hidung,
konfusi, pola pernapasan
abnormal, sianosis

Pola Nafas Tidak Efektif

28
2.2.3Intervensi
Diagnosis
No Tujuan SLKI SIKI Rasional
Keperawatan

1. Hipertermia b.d Setelah Kriteria hasil: Manajemen Hipertermia → Mengetahui


proses penyakit dilakukan 1. Menggigil (5) Observasi peningkatan suhu
intervensi 2. Pucat (4) → Identifikasi penyebab hipertermi (mis. tubuh
d.d suhu diatas 3. Suhu tubuh (4)
selama 3 x 24 Dehidrasi, terpapar Lingkungan → Mengurangi
normal jam jam maka 4. Suhu kulit (4) panas, penggunaan inkubator) panas dan
hipertermia 5. Suhu kulit (4) → Monitor suhu tubuh memindahkan
menurun 6. Tekanan darah → Monitor kadar elektrolit panas secara
membaik → Monitor komplikasi akibat hipertermi konduksi
Terapuetik → Untuk mengganti
→ Sediakan lingkungan yang dingin cairan tubuh yang
→ Longgarkan atau leapaskan pakaian hilang akibat
→ Basahi dan kipasi permukaan tubuh evaporasi
→ Berikan cairan oral
→ Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
→ Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena

29
Regulasi Temprature
Observasi
→ Monitor suhu tiap dua jam sekali, jika perlu
→ Monitor tekanan darah, frekuansi fernapasan dan
nadi
→ Monitor warna dan suhu kulit
→ Monitor dan catat tanda/gejala hipertermia
Teraupetik
→ Pasang alat pemantau suhu kutinu, jika perlu
→ Tingkatkan asupan nutrisi dan cairan yang
adekuat
→ Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuahan
pasien
Edukasi
→ Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan
heat stroke
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
2. Defisit Nutrisi Setelah Kriteria hasil: Manajemen Nutrisi → Mengawasi
b.d ketidak dilakukan 1. Porsi makanan Definisi masuk
intervensi yang dihabiskan Mengidentifikasi dan mengelola asupan kalori/kualitas
mampuan
selama 3 x 24 (3) nutrisi yang seimbang kekurangan
menelan jam jam maka 2. Berat badan (4) Tindakan/ Obervasi konsumsi

30
makanan d.d status nutrisi 3. IMT (4) → Identifikasi status nutrisi makanan
nafsu makan membaik 4. Nafsu makan (4) → Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
menurun 5. Membran mukosa → Monitor berat badan
(4) Terapeutik
→ Lakukan oral hygiene sebelum makan
→ Sajikan makanan dengan suhu sesuai
→ Hentikan pemberian makanan melalui selang
nasogastrik jika asupan oral dapat ditoliransi
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang dibutuhkan
Pematauan Nutrisi
Definisi : mengumpulkan dan menganalisa data
yang berkaitan dengan asupan dan status gizi
Tindakan/observasi
→ Identifikasi perubahan berat badan
→ Identifikasi kelainan eliminasi
→ Monitor mual muntah
Terapeutik
→ Timbang berat badan
→ Ukur antropometrik komposisi tubuh
→ Hitung perubahan berat badan
Edukasi
→ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
→ Informasikan hasil pemantauan

31
→ Mengawasi penurunan BB/ mengawasi efektifitas
intervensi
3. Gangguan Setelah Kriteria hasil : Pemantauan Respirasi → Untuk
pertukaran gas dilakukan 1. Dispnea (1 menurun) Observasi mengetahui
b.d intervensi 2. Bunyi napas → Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan frekuenasi, irama,
ketidakseimban
selama 3x24 tambahan (1 menurun upaya napas kedalamandan
gan ventilasi-
perfusi d.d pola jam maka ) → Monitor pola napas (seperti bradipnea, upaya napas baik
napas abnormal status 3. PCO2 (5 membaik) takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne- atau buruk
pernapasan 4. PO2 (5 membaik) Stokes, Biot, ataksik0 → Untuk
meningkat 5. pH arteri (5 → Monitor kemampuan batuk efektif mengetahui
membaik) → Monitor adanya produksi sputum kemampuan
6. Takikardia (5 → Monitor adanya sumbatan jalan napas batuk
membaik) → Palpasi kesimetrisan ekspansi paru → Untuk
7. Pola napas (5 → Auskultasi bunyi napas mengetahui
membaik) → Monitor saturasi oksigen adanya bunyi
8. Kesadaran(5 → Monitor nilai AGD tambahan saat
membaik) → Monitor hasil x-ray toraks bernapas
9. Rasa nyaman (5 Terapeutik → Untuk
membaik) → Atur interval waktu pemantauan respirasi mngetahui
10. Warna kulit (5 sesuai kondisi pasien adanya
membaik) → Dokumentasikan hasil pemantauan sputum
Edukasi
→ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
→ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

32
Terapi Oksigenasi
Observasi
→ Monitor kecepatan aliran oksigen
→ Monitor posisi alat terapi oksigen
→ Monitor aliran oksigen secara periodic dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
→ Monitor efektifitas terapi oksigen (mis.
oksimetri, analisa gas darah ), jika
perlu
→ Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat
makan
→ Monitor tanda-tanda hipoventilasi
→ Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan
atelektasis
→ Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
oksigen
→ Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik
→ Bersihkan secret pada mulut, hidung dan
trachea, jika perlu
→ Pertahankan kepatenan jalan nafas
→ Berikan oksigen tambahan, jika perlu
→ Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi

33
4. Bersihan jalan Setelah Bersihan Jalan Napas Latihan Batuk Efektif → Untuk
napas tidak dilakukan 1. Batuk efektif (3 Definisi : melatih pasien yang tidak memiliki memaksimalkan
efektif b.d intervensi sedang ) kemampua batuk efektif untuk membersihkan
sekresi yang ventilasi
selama 3 x 24 2. Sulit berbicara (4 laring, trakea, dan bronkiolus dari jalan napas atau → Untuk
tertahan d.d
batuk yang jam maka cukup membaik ) bendaasing di dalam jalan napas mnegetahui
tidak efektif Pernapasan 3. Sianosi (3 sedang ) Tindakan/ observasi adanya suara
akan 4. Gelisah (3 sedang) → Identifikasi kemampuan batuk tambahan
meningkat 5. Frekuensi napas (4 → Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas → Untuk memenuhi
cukup membaik) → Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah kebutuhan
6. Pola napas (4 cukup dan karateristik
oksigen
membaik) Terapeutik
→ Untuk
→ Atur posisi semi fowler atau fowler
Kontol Gejala memperbaiki
→ Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
pola napas
→ Buang sekret pada tempat sputum
a. Kemampuan Edukasi → Untuk
memonitor Mngoptimalkan
→ Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif pernapasan
munculnya gejala → Anjurkan tarik napas melaluihidung selama 4
secara mandiri (3 detik, diahan selama 2 detik kemudian dari
sedang) mulut dengan bibir mecucu selama 8 detik
b. Kemampuan → Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga
memonitor lama 3kali
bertahannya gejala (3 Kolaborasi
sedang) → Kolaborasi pemberian mukolitik atau
c. Kemampuan ekspektoran jika perlu
memonitor variasi Edukasi Fisioterapi Dada
Definisi : Mengajarkan memobilisasi sekresi napas

34
gejala (2 cukup melalui perkusi, getaran, dan drainase postural
menurun) Tindakan /observasi
→ Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga
menerima informasi
Tingkat Infeksi Terapeutik
→ Persiapan materi dan edukasi
a. Nafsu makan (1 → Jadwalkan waktuyang tepat untuk memberikan
menurun) pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
b. Demam (2cukup dengan pasien dan keluarga
meningkat) → Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk
Kemerahan (3 sedang) bertanya
Edukasi
→ Jelaskan kontraindikasi fisioterapi dada
→ Jelaskan tujuan dan prosedur fisioterapi dada
→ Ajarkan mengeluarkan sekret melalui pernapasan
dalam
→ Ajarkan batuk
selama dan setelah
prosedur
5. Pola napas tidak Setelah Kriteria Hasil: Pemantauan Respirasi → Untuk
efektif b.d dilakukan Tekanan ekpirasi (4 Observasi mengetahui
hambatan upaya intervensi cukup meningkat ) → Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan frekuenasi, irama,
napas d.d
selama 3 x 24 Teknan inspirasi (4 upaya napas kedalamandan
dispnea
jam maka cukup meningkat ) → Monitor pola napas (seperti bradipnea, upaya napas baik
pola napas Dispnea (3 sedang) takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne- atau buruk

35
akan Frekuensi napas( 3 Stokes, Biot, ataksik0 → Untuk
membaik sedang) → Monitor kemampuan batuk efektif mengetahui
Kedalaman napas (4 → Monitor adanya produksi sputum kemampuan
cukup membaik) → Monitor adanya sumbatan jalan napas batuk
Ekskursi dada (3 sedang) → Palpasi kesimetrisan ekspansi paru → Untuk
→ Auskultasi bunyi napas mengetahui
→ Monitor saturasi oksigen adanya bunyi
→ Monitor nilai AGD tambahan saat
→ Monitor hasil x-ray toraks bernapas
Terapeutik → Untuk mngetahui
→ Atur interval waktu pemantauan respirasi adanya sputum
sesuai kondisi pasien
→ Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
→ Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
→ Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Manajemen Jalan Napas
Observasi
→ Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
→ Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
mengi, weezing, ronkhi kering)
→ Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
→ Pertahankan kepatenan jalan napas dengan

36
head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma cervical)
→ Posisikan semi-Fowler atau Fowler
→ Berikan minum hangat
→ Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
→ Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
→ Lakukan hiperoksigenasi sebelum
→ Penghisapan endotrakeal
→ Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsepMcGill
→ Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
→ Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.

37
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah
tindakan keperawatan berdasarakan analisis dan kesimpulan perawatan dan bukan
atas petunjuk tenaga kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang berdasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau
petugas kesehatan lain. Implementasi juga dimaksudkan untuk pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

2.2.4 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan,
dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri dan menilai
sejauh mana masalah dapat di atasi. Disamping itu, perawat juga memberikan umpan
balik atau pengkajian ulang, seandainya tujuan yang ditetapkan belum tercapai, maka
dalam hal ini proses peawatan dapat di modifikasi.
Hasil Evaluasi yang mungkin didapat adalah:
1. Tujuan tercapai seluruhnya, yaitu jika pasien menunjukkan tanda atau
gejala sesuai dengan kreteria hasil yang di tetapkan.
2. Tujuan sebagian yaitu jika pasien menunjukan tanda dan gejala sebagian
dari kreteria hasil yang sudah ditetapkan.
3. Tujuan tidak tercapai, jika pasien tadak menunjukan tanda dan gejala
sesuai dengan kreteria hasil yang sudah ditetapkan

38
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. E
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Tamat SMA
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Hiu Putih VIII
Tgl MRS : 18/10/2021
Diagnosa Medis : CHF Low EF, IHD, Curiga Massa Paru Sinistra

3.1.2 RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan sesak nafas saat beraktivitas
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 10.47 WIB dengan
keluhan nyeri dada sebelah kiri menjalan ke tangan kiri dan tembus ke belakang,
pasien juga kesemutan pada lengan kiri, akral teraba dingin, tanda-tanda vital
TD: 110/80 mmHg N:115x/m S:36.5oC RR:22 x/m SPO2: 98% Diberikan terapi
di IGD NaCl 0,9% 14 TPM, Inj. Ranitidine 2x50mg, Inj. Furosemide 2x20mg,
PO Therodel 1-0-0, PO Aspilet 0-1-0, Spirolonolaktone 1x 25 mg 0-1-0. PO
Liprokie 1x1 NTG SP 0,25, Kemudian dipindahkan ke ruangan ICVCU tanggal
18 oktober 2021 pukul 16.00 WIB
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)
Pasien mengatakan sesak sejak 1 bulan yang lalu
4. Riwayat Penyakit Keluarga:
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga

39
3.2 KEBUTUHAN DASAR

RASA NYAMAN NYERI


Suhu : 36,5°C, Gelisah Nyeri Skala Nyeri : Tidak ada Gambaran Nyeri : Tidak ada
Lokasi nyeri : Tidak ada Frekuensi Nyeri : Tidak ada Durasi /Perjalaan : Tidak ada
Tanda Obyektif : Mengerutkan muka Menjaga area yang sakit
Respon emosional : Tidak ada Penyempitan Fokus : Tidak ada
Cara mengatasi nyeri :
Lain-lain : ………...........
Masalah Keperawatan : Tidak ada

1. OKSIGENASI 2. CAIRAN
Nadi : 110 x /menit, Pernapasan : 22x /mnt Kebiasaan minum : 600CC /hari,
TD: 118/73 mmHg Bunyi Nafas : Vesikuler jenis : Air putih, teh,
Respirasi : Normal, spontan Turgor kulit : baik
Kedalaman : normal Fremitus : ada Mukosa mulut : lembab
Sputum : tidak ada…Sirkulasi oksigen : Punggung kaki : normal warna : sawo matang
Dada : simetris Pengisian kapiler : normal <2 detik
Oksigen : kapan perlu, Canule: 2-3 ltr/m Mata cekung : tidak
WSD : tidak. ada Konjungtiva : Pucat, Sklera : normal
Riwayat Penyakit : tidak ada Edema : Tidak ada
Lain – lain : Riwayat Merokok Distensi vena jugularis : tidak ada
Asites : tidak ada
Minum per NGT : tidak terpasang NGT
Terpasang Dekompresi NGT : TIdak terpasang NGT:
Tidak terpasang NGT
Terpasang infuse : RL
( dimulai tgl : 18/10/21 Jenis : Makro
dipasang di : tangan kiri)
Lain –lain : ………………………………
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
Pola nafas tidak efektif Tidak ada

3. NUTRISI 4. KEBERSIHAN PERORANGAN


TB : 165cm BB : 43Kg Kebiasaan mandi : diseka 1-2 x/hari
Kebiasaan makan : 3 kali /hari teratur Cuci rambut : 1x /hari
Keluhan saat ini : Kurang nafsu makan Kebiasaan gosok gigi : 2 x /hari
Nyeri ulu hati /salah cerna , berhub dengan : ……… Kebersihan badan : Bersih

40
Disembuhkan oleh : …………….. Keadaan rambut : Bersih Kotor
Pembesaran tiroid : ………. hernia /massa : ……… Keadaan kulit kepala Bersih Kotor
Maltosa : ………………..Kondisi gigi/gusi : gigi lengkap dan Keadaan gigi dan mulut Bersih Kotor
bersih Keadaan kuku : Pendek Panjang
Penampilan lidah : normal Keadaan vulva perineal : …………………..
Bising usus 10x /mnt Keluhan saat ini : tidak ada
Makanan /NGT/parental (infuse) : Iritasi kulit : Jari tangan kiri melepuh akibat terkena
(dimulai tgl : 18/10/21. J. Cairan : NaCl 0,9, RL benda panas
Dipasang di: Tangan Luka bakar : pada bagian epidermis
Porsi makan yang dihabiskan : ½ porsi Keadaan luka : kering
Makanan yang disukai : nasi Lain lain : ……………...
Diet : NL DJ (diet jantung/Rendah lemak)
Lain lain : IMT: 16
43: 1652 = 43 : 1,652 = 43: 2.6569 = 16
Masalah Keperawatan Masalah keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan Gangguan integritas kulit

5. AKTIVITAS ISTIRAHAT 6. ELIMINASI


Aktivitas waktu luang : memancing Kebiasaan BAB : 1x /hari
Aktivitas Hoby : memancing BAK : 7-8x /hari
Kesulitan bergerak : tidak Meggkan laxan : tidak
Kekuatan Otot : 5 5 5 5 Meggkan diuretic : ……….
Tonus Otot : Keluhan BAK saat ini : tidak ada
Postur : normal tremor : Tidak ada Keluhan BAB saat ini : tidak ada
Rentang gerak : Terbatas Peristaltik usus : ada,9 kali per menit
Keluhan saat ini : Lemah Abdomen : Nyeri tekan : tidak, Lunak
Penggunaan alat bantu : tidak ada Massa : tidak ada
Pelaksanaan aktivitas : ADL dibantu keluarga dan perawat Ukuran/lingkar abdomen :80 cm
Jenis aktivitas yang perlu dibantu: Makan, Minum, berganti Terpasang kateter urine : Ttidak terpasang kateter
pakaian, berganti popok, berubah posisi Penggunaan alcohol : tidak
Lain - lain : …………………………………. Lain – lain……………………………………
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
Intoleransi aktifitas Tidak ada

7. TIDUR & ISTIRAHAT 8. PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA


Kebiasaan tidur : Malam Siang Reflek : Normal
Lama tidur : Malam : 5 jam, Siang : 2 jam Penglihatan : Normal
Kebiasaan tidur : normal Pendengaran : Normal
Kesulitan tidur : tidak ada Penciuman : Normal
Cara mengatasi : ……………………….. Perabaan : Normal
Lain – lain : ………………………………. Lain – lain : ………………………

41
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
Tidak ada Tidak ada

10. KEAMANAN
9. NEUROSENSORI
Rasa Ingin Pingsan /Pusing : tidak ada Alergi /sensitifitas : tidak
Stroke ( Gejala Sisa ) : tidak ada Perubahan sistem imun sebelumnya : tidak asa
Kejang : tidak ada Tife : Tidak ada penyebabnya : ………………..
Agra : …………………. Frekuensi : ………….. Riwayat penyakit hub seksual ( tgl /tipe : tidak
Status Postikal : ………… Cara mengontrol : ….. Perilaku resiko tinggi : tidak
Status mental : ……… Waktu : …………… Transfusi darah /jumlah : tidak
Tempat : ………….. orang : ……………….. Gambaran reaksi : …….
Kesadaran : …………………………. Riwayat cedera kecelakaan : tidak ada
Memori saat ini: Normal , yang lalu : Normal Fraktur /dislokasi sendi : tidak ada
Kaca mata : tidak Kotak lensa : tidak Artritis /sendi tak stabil : tidak ada
Alat bantu dengar : tidak Masalah punggung : tidak ada
Ukuran /reaksi Pupil : kiri /kanan : ……………… Perubahan pada tahi lalat : tidak ada
Facial Drop : ……………. Kaku kuduk : ……….. Pembesaran nodus : tidak ada
Gangguan genggam /lepas : Ki / Ka : …………. Kekuatan Umum : baik
Postur : Normal Kordinasi : Normal Cara berjalan : tidak dikaji
Refleks Patela Ki /Ka : …………………………. Rem :
Refleks tendo dalam bisep dan trisep : ………. Hasil kultur, pemeriksaan sistem imun : …..
Kernig Sign : …………………. Babinsky : ……… …………………………………………………...
Chaddock : ……………………Brudinsky : ………
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
Tidak ada Tidak ada

11. SEKSUALITAS
Aktif melakukan hubungan seksual : …………… Aktif melakukan hubungan seksual : iya
Penggunaan kondom : …………………………… Penggunaan kondom : tidak
Masalah – masalah /kesulitan seksual : ……….. Masalah – masalah /kesulitan seksual : tidak
Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat : ….. Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat : tidak
Wanita : Pria :
Usia Menarke : …… thn, Lama siklus : ……..hari Rabas penis : tidak Gg Prostat :tidak
Lokasi : …………………………………….. Sirkumsisi : iya Vasektomi : ………..
Periode menstruasi terakhir : ……………………. Melakukan pemeriksaan sendiri : ………………
Menopause : ………………………………………. Payudara test : …………………………………
Rabas Vaginal : …………………………………… Prostoskopi /pemeriksaan prostat terakhir : ……
Perdarahan antar periode : ……………………… ………………………………………………….
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri / mammogram : ………………………………………………….
…………………………………… Tanda ( obyektif )

42
Tanda ( obyektif ) Pemeriksaan : ………………………………….
Pemeriksaan : …………………………………. Payudara /penis /testis : ……………………….
Payudara /penis /testis : ………………………. Kutil genatelia/test : …………………………..
Kutil genatelia/test : …………………………..
Masalah Keperawatan
Tidak ada
12. KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN PSIKO SERTA INTERAKSI SOSIAL
Lama perkawinan : ….thn, Hidup dengan : istri Sosiologis : …………………………………
Masalah /Stress : ………………………………… Perubahan bicara : Penggunaan alat bantu komunikasi :
Cara mengatasi stress : ………………………….. ……………………………………
Orang pendukung lain : …………………………. Adanya laringoskopi : …………………………..
Peran dalam struktur keluarga : ………………… Komunikasi verbal / non verbal dengan keluarga / orang
Masalah – masalah yang berhubungan dengan penyakit terdekat lain : ………………
/kondisi : ……………………..….Psikologis : Spiritual : ………………………………………..
…………… Kegiatan keagamaan : baik
Keputusasaan : …………………………………. Gaya hidup : normal
Ketidakberdayaan : …………………………….. Perunahan terakhir : ……………………………..
Lain – lain : ……………………………………. Lain – lain : ………………………………
Masalah Keperawatan
Ο tidak ada

3.3 PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN


1. Bahasa Dominan ( Khusus ) : Bahasa daerah dan Indinesia Buta huruf : Tidak

Ο Ketidakmampuan belajar (khusus ) Ο Keterbatasan kognitif


2. Informasi yang telah disampaikan :

Ο Pengaturan jam besuk Ο Hak dan kewajiban klien Ο Tim /petugas yang merawat

Ο Lain – lain : ………………………………………………………………………………….


3. Masalah yang ingin dijelaskan

Ο Perawatan diri di RS Ο Obat – obat yang diberikan

Ο Lain – lain ……………………

Ο Orientasi Spesifik terhadap perawatan ( seperti dampak dari agama /kultur yang dianut )

Obat yang diresepkan ( lingkari dosis terakhir ) :

Nama Obat Dosis Waktu Diberikan Indikasi


Pemberian secara
teratur
500 cc/
Inf. RL Teratur Untuk memenuhi kebutuhan cairan
24jam
Inj. Ranitidine 2 X 50mg 18.00 Teratur Untuk mencegah iritasi lambung

43
06.00
18.00
Inj. Furosemide 2 X 20mg Teratur Untuk mengeluarkan cairan pada paru
06.00
 Untuk mencegah stroke dan serangan
Po. Clopidogrel 1x75mg siang Teratur jantung pada penderita penyakit jantung
atau gangguan pembekuan darah.
untuk menurunkan tekanan darah pada
hipertensi. Obat ini juga dapat digunakan
dalam pengobatan gagal jantung,
Po. Spironolaktone 25mg Siang Teratur
hipokalemia, sirosis, edema, atau kondisi
ketika tubuh terlalu banyak memproduksi
hormon aldosterone (hiperaldosteronisme)
Untuk mengencerkan darah dan mencegah
Po. Aspilet 8mg siang Teratur
penggumpalan di pembuluh darah
untuk menurunkan tekanan darah tinggi
pada penderita hipertensi dengan cara
Beta-one 2.5mg siang Teratur menurunkan kontraksi otot jantung dan
menghambat kinerja saraf simpatis pada
jantung.
Vitamin untuk pemeliharaan kesehatan
Liproqy 1x1 sore Teratur
tubuh
untuk meredakan gejala alergi seperti mata
Cetirizine 1x1 Teratur dan hidung berair, gatal pada mata dan
malam
hidung, bersin-bersin, dan gatal pada kulit.
untuk meredakan gejala peradangan, gatal,
dan kemerahan pada kulit akibat psoriasis,
Salap Desoximetasone
1x1 malam Teratur eksim, alergi, atau kelainan kulit
(dermatosis) 

Faktor resiko keluarga ( tandai hubungan ) :

Ο Diabetes Ο Tuberkulosis Ο Penyakit jantung Ο Stroke Ο TD Tinggi

Ο Epilepsi Ο Penyakit ginjal Ο Kanker ΟPenyakit jiwa Ο Lain – lain

3.4 Pemeriksaan Fisik Lengkap Terakhir :

3.4.1 Status Mental: baik


3.4.1.1 Orientasi:
Waktu: pasien dapat membedakan pagi, siang, sore dan malam
Tempat: pasien mengetahui kalua dia berada dirumah sakit
Orang: pasien dapat mengenali keluarga, perawat dan tenaga medis lainnya
3.4.1.2 Afektifitas: Baik

3.4.2 Status Neurologis ;

Uji Syaraf Kranial :

Nervus Kranial I :Pasien dapat membedakan aroma minyak kayu putih


Nervus Kranial II :Pasien dapat membaca
Nervus Kranial III :Pasien dapat menggerakan bola mata ke atas dan ke bawah
Nervus Kranial IV :Pasien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan ke kanan

44
Nervus Kranial V :Pasien dapat mengunyah dengan baik
Nervus Kranial VI :Pasien dapat membedakan rasa asam, manis, asin dan pahit
Nervus Kranial VII :Pasien dapat tersenyum
Nervus Kranial VIII :Pasien dapat mendengar dengan baik
Nervus Kranial IX:Pasien dapat menelan dengan baik
Nervus Kranial X:Pasien dapat berbicara dengan baik
Nervus Kranial XI:Pasien dapat menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan
Nervus Kranial XII :Pasien dapat menjulurkan lidah

1. Ekstermitas Superior :
a) Motorik
Pergerakan : baik
Kekuatan :5
b) Tonus
c) Refleks Fisiologis
- Bisep : baik
- Trisep : baik
- Radius : baik
- Ulna : baik
d) Refleks Patologis
Hoffman Tromer : positif
e) Sensibilitas
Nyeri : tidak ada
2. Ekstremitas Inferior :
a) Motorik
Pergerakan : baik
Kekuatan :5
b) Tonus : Baik
c) Refleks Fisiologis
Refleks Patella : baik
d) Refleks Patologis
- Babinsky : Tidak dikaji
- Chaddock : Tidak dikaji
- Gordon : Tidak dikaji
- Oppenheim : Tidak dikaji
- Schuffle : Tidak dikaji
3. Rangsang Meningen
a) Kaku kuduk : Tidak dikaji
b) Brudzinksky I & II : Tidak dikaji
c) Lassaque : Tidak dikaji
d) Kernig Sign : Tidak dikaji

45
3.5 DATA GENOGRAM

3.6 DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG ( DIAGNOSTIK & LABORATORIUM )


1. Ekokardiografi

2. EKG

46
3. Pemeriksaan Darah

NO Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

1. Hb 15.7 10.5-18

2. Leukosit 765.000 450000-110000

3. GDS 88 <200 mg/dl

4 Ureum 54 21-53

5 Kreatinin 1.39 0.17-1.5

6 HbSAg Negative

3.7 PENATALAKSANAAN MEDIS


Hari/Tanggal Pemberian Obat : 19 Oktober 2021

No. Nama Obat Dosis Pemberian Indikasi

1. Inf. RL 500 cc/ 24jam Untuk memenuhi kebutuhan cairan

2. Inj. Ranitidine 2 X 50mg Untuk mencegah iritasi lambung


3. Inj. Furosemide 2 X 20mg Untuk mengeluarkan cairan pada paru
Untuk mencegah stroke dan serangan
4. Po. Clopidogrel 0-1-0 1x75mg jantung pada penderita penyakit jantung
atau gangguan pembekuan darah.
untuk menurunkan tekanan darah pada
hipertensi. Obat ini juga dapat
digunakan dalam pengobatan gagal
5. Po. Spironolaktone 0-1-0 25mg jantung, hipokalemia, sirosis, edema,
atau kondisi ketika tubuh terlalu banyak
memproduksi hormon aldosterone
(hiperaldosteronisme)
Untuk mengencerkan darah dan
6. Po. Aspilet 0-1-0 8mg mencegah penggumpalan di pembuluh
darah
untuk menurunkan tekanan darah tinggi
pada penderita hipertensi dengan cara
7. Beta-one 0-1-0 2.5mg menurunkan kontraksi otot jantung dan
menghambat kinerja saraf simpatis pada
jantung.
Vitamin untuk pemeliharaan kesehatan
8. Liproqy 1x1
tubuh
Untuk meredakan gejala alergi seperti
mata dan hidung berair, gatal pada mata
9. Cetirizine 1x1
dan hidung, bersin-bersin, dan gatal
pada kulit.
Untuk meredakan gejala peradangan,
gatal, dan kemerahan pada kulit akibat
Salap Desoximetasone
10. 1x1 psoriasis, eksim, alergi, atau kelainan
kulit (dermatosis) 

Palangka Raya, 19 Oktober 2021


Mahasiswa,

Nurul Ameliya Rahmah


NIM. 2021-01-14901-049
47
3.8 ANALISIS DATA

KEMUNGKINAN
DATA SUBYEKTIF DAN MASALAH
PENYEBAB
DATA OBYEKTIF
DS: Pasien mengatakan sesak nafas Gangguan sirkulasi jantung Pola Nafas Tidak Efektif
saat beraktivitas ↓ (D.0005)
Ketidakmampuan jantung
DO: Keadaan umum pasien lemah,
kiri memompa
Posisi pasien semi fowler ↓
kesadaran composmentis Peningkatan vena
pulmonalis
Terpasang infus ditangan kiri RL

500 cc/24 Jam Tekanan hidrostati ↑
O2 Kapan Perlu 2-3 lpm ↓
Terpasang bed monitor Pembesaran cairan ke
jaringan intersisial
HR: 110 x /menit, RR: 22x /mnt

TD: 118/73 mmHg, SpO2 : 98% Alveoli terisi cairan
S:36,5oC ↓
Ekspansi Paru

Sesak

DS: Pasien mengatakan merasa lemah Curah jantung (COP)↓ Intoleransi Aktifitas

DO: ADL dibantu sebagian (D.0056)
Suplay darah kejaringan↓
Keadaan umum lemah ↓
Posisi semi fowler Nutrisi & O2 sel ↓
Konjungtiva nampak pucat ↓
Metabolisme sel ↓
Kesadaran composmentis

Terpasang infus ditangan kiri Lemah & letih
RL 500 cc/24 jam
Terpasang bed monitor
HR: 110 x /menit, RR: 22x /mnt
TD: 118/73 mmHg, SpO2 : 98%
S: 36.7

DS: Pasien mengatakan nafsu makan Tekanan vena kava inferior



kurang ↓ Defisit Nutrisi
DO: IMT:16 Kongestivisera & jaringan (D.0019)
BB: 43Kg, TB:165 cm perifer

Terpasang infus RL 500 cc/24 Kongesti vena abdomen
Jam ditangan kiri ↓
Statis vena abdomen

HR: 110 x /menit, RR: 22x /mnt Anoreksia
TD: 118/73 mmHg, SpO2 : 98%
S: 36.5oC

48
Luka bakar

DS: klien mengatatakn tangannya
Kerusakan kulit
melepuh akibat terkena benda panas ↓ Gangguan Integritas kulit
DO: Jari tangan kiri pasien terlihat Gangguan integritas kulit
melepuh akibat terkena benda panas
Terpasang infus RL 500 cc/24
Jam ditangan kiri

3.9 PRIORITAS MASALAH


1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas (ekspansi paru)

2. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan oksigen


dalam tubuh
3. Defisit Nutrisi b.d Faktor psikologis (keengganan untuk makan)
4. Gangguan integritas kulit b.d Faktor mekanis (benda panas)

49
50
3.10 RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. E

Ruang Rawat : ICVCU

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Pola nafas tidak efektif Tujuan : 1. Kaji tingkat frekuensi pola nafas klien 1. Agar mengetahuai frekuensi pola nafas
b.d hambatan upaya Setelah dilakukan tindakan 2. Observasi tanda-tanda vital 2. Agar mengetahuai perkembangan tanda-
nafas keperawatan 2x24 jam 3. Bantu klien dengan posisi duduk atau semifowler saat tanda vital klien
diharapkan pola nafas tidak sesat nafas 3. Agar mengurangi rasa sesak nafas yaitu
efektif dapat teratasi dengan : 4. Ajarkan klien relaksasi dan teknik nafas dalam merenggangkan otot dada
Kriteria hasil : 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi 4. Agar mengurangi rasa sesak nafas dan
2. Pasien dapat oksigen dan diuretik menstimulus rasa sesak
mengatakan tidak terasa 6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat 5. Agar melonggrakan pergerakan otot dada
atau berkurang rasa saat respirasi dan ekspirasi pernafasan
sesak nafasnya. 6. Agar dapat mengurangi rasa sesak saat
3. Frekuensi pola nafas reespirasi dan ekspirasi dengan
klien normal menggunakan obat farmakologi
2. Intoleransi aktifitas b.d Tujuan : 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Agar mengetahuai perkembangan tanda-
ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 2. Observasi gangguan keseimbangan gaya berjalan dan tanda vital klien
suplai oksigen dengan keperawatan selama 2x24 jam kelemahan otot 2. Mengetahui tingkat kemampuan klien
kebutuhan oksigen diharapkan klien dapat 3. Ajarkan klien melakukan aktivitas bila terjadi kelelahan dan esiko cidera
dalam tubuh meningkatkan aktivitas, anjurkan klien untuk istirahat 3. Agar menigkatkan kemampuan klien dan
dengan criteria hasil 4. Bantu ADL resiko cidera
3. Keadaan umum baik 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi infus 4. Membantu klien beraktivitas
4. Konjungtiva normal 5. Mengganti cairan dan elektrolit secara
5. Hasil pemeriksaan TTV adekuat jika tidak ada indikasi
normal

3. Defisit Nutrisi b.d Faktor Tujuan : 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan 1. Untuk mengetahui asupan dan keluarnya
psikologis (keengganan setelah dilakukan tindakan serta kebutuhan kalori cairan dan kebutuhan kalori
untuk makan) keperawatan selama 2x24 jam 2. Utuk mengetahui berat badan pasien
diharapkan status nutrisi 2. Timbang berat badan secara rutin 3. Untuk mengetahui penyebab kurangnya
membaik. nafsu makan pasien
3. Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan 4. Agar pasien mengetahui pentingnya
Kriteria hasil: dan situasi pemicu pengeluaran makanan nutrisi untuk tubuh
1. Porsi makan yang dihabiskan (mis:pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas 5. Untuk menentukan jenis diet dan nutrisi

51
meningkat yang dibutuhkan pasien
2. konjungtiva tidak pucat berlebihan)
3. Nafsu makan membaik
4. edukasi pasien untuk menghabiskan porsi dietnya
5. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan makanan

4. Gangguan integritas kulit Tujuan : 1. Monitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, 1. Untuk mengetahui karakteristik luka dan
b.d faktor mekanis ukuran, bau) menentukan intervensi selanjutnya
(benda panas) Setelah dilakukan tindakan 2. Agar pasien mengetahui cara merawat
keperawatan selama 2x24 jam 2. Edukasi perawatan kulit kulit
diharapkan integritas kulit dan 3. Untuk mengobati kulit
jaringan meningkat 3. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu

Kriteria hasil:

1. Menunjukkan prilaku atau


teknik untuk meningkatkan
penyembuhan/mencegah
komplikasi.

2. Menunjukkan penyembuhan
luka tepat waktu.

52
3.11 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan: Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Selasa, 19 Oktober 2021 1. Mengkaji tingkat frekuensi pola nafas klien S: Pasien mengatakan keluhan sesak berkurang
Jam: 12.00 2. Mengobservasi tanda-tanda vital O: Keadaan umum lemah, posisi semi fowler,
3. Membantu klien dengan posisi duduk atau Kesadaran komposmentis,
semifowler saat sesat nafas terpasang infus RL di tangan kiri.
4. Mengajarkan klien relaksasi dan teknik nafas O2 Nasal kanul digunakaan saat pasien sesak
dalam TD: 110/80 mmHg N:115x/m S:36.5oC RR:22 x/m
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam SPO2: 98% Nurul Ameliya
pemberian oksigen nasal kanul 2-3 lpm jika A: Masalah belum teratasi
pasien sesak P: Lanjutkan intervensi
6. Berkolaborasi dengan dokter dalam dan 1. Observasi tanda tanda vital
pemberian obat deuretik (furosemide) 2. Berikan pasien posisi semi fowler atau fowler
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen
4. Kolaborasi dengan dokter dalam dan pemberian obat
deuretik
Rabu 20 Oktober 2021
1. Mengkaji tingkat frekuensi pola nafas klien S: Pasien mengatakan keluhan sesak berkurang
2. Mengobservasi tanda-tanda vital O: Keadaan umum lemah, posisi semi fowler,
3. Membantu klien dengan posisi duduk atau Kesadaran komposmentis, Nurul Ameliya
semifowler saat sesat nafas terpasang infus RL di tangan kiri.
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam TD: 108/80 mmHg N:119x/m S:36.5oC RR:20 x/m
53
pemberian oksigen nasal kanul 2-3 lpm jika SPO2: 98%
pasien sesak A: Masalah belum teratasi
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam dan P: Lanjutkan intervensi
pemberian obat deuretik (furosemide) 1. Observasi tanda tanda vital
2. Berikan pasien posisi semi fowler atau fowler
3. Kolaborasi dengan dokter dalam dan pemberian obat
deuretik

2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan oksigen dalam tubuh

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Selasa, 19 Oktober 2021 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S: Pasien mengatakan masih lemah
Jam: 12.00 WIB 2. Mengajarkan klien melakukan aktivitas berpindah O: Keadaan umum lemah
posisi dengan dibantu keluarga dan menganjurkan TD: 110/80 mmHg N:115x/m S:36.5oC RR:22 x/m
beristirahat jika kelelahan SPO2: 98%
3. Membantu ADL (mengganti laken) A: Masalah belum teratasi
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi P: Lanjutkan intervensi Nurul Ameliya
infus RL 500 cc/24 jam 1. Observasi tanda-tanda vital
2. Bantu ADL
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
terapi infus

54
S: Pasien mengatakan ksudah lebih bertenaga
Rabu 20 Oktober 2021 1. Mengobservasi tanda-tanda vital O: Keadaan umum cukup
Jam: 12.00 WIB 2. Membantu ADL (mengganti pakaiaan) TD: 108/80 mmHg N:119x/m S:36.5oC RR:20 x/m
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi SPO2: 98%
infus RL 500 cc/24 jam A: Masalah belum teratasi Nurul Ameliya
P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Bantu ADL
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
infus

3. Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi b.d Faktor psikologis (keengganan untuk makan)
Hari/Tanggal Tanda tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Selasa, 19 Oktober 2021 1. Memonitor asupan dan keluarnya makanan S: Pasien mengatakan kurang nafsu makan
Jam: 12.30 dan cairan serta kebutuhan kalori O: Keadaan umum lemah
Pasien menghabiskan ¼ porsi makanan yang disediakan
2. Mengedukasi pasien untuk menghabiskan Konjungtiva masih pucat
porsi dietnya TD: 110/80 mmHg N:115x/m S:36.5oC RR:22 x/m
SPO2: 98% Nurul Ameliya
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam A: Masalah belum teratasi
pemberian diet jantung rendah lemak P: Lanjutkan intervensi
1. monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan
serta kebutuhan kalori

2. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet


jantung rendah lemak
Rabu 20 Oktober 2021
55
Jam 12.30
S: Pasien mengatakan nasu makan sudah mulai bertambah Nurul Ameliya
1. Memonitor asupan dan keluarnya makanan O: Keadaan umum cukup
dan cairan serta kebutuhan kalori Pasien menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan
Konjungtiva tidak anemis
2. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam TD: 108/80 mmHg N:119x/m S:36.5oC RR:20 x/m
pemberian diet jantung rendah lemak SPO2: 98%
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Memonitor asupan dan keluarnya makanan dan
cairan serta kebutuhan kalori
2. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet
jantung rendah lemak.

4. Diagnosa Keperawatan: Gangguan integritas kulit b.d Faktor mekanis (benda panas)

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Selasa, 19 Oktober 2021 1. Memonitor karakteristik luka (jari tangan kiri
S: Pasien mengatakan tangannya masih melepuh
Jam: 12.50 melepuh, luka kering) O: Keadaan umum lemah
Luka di jari tangan kering
2. Mengedukasi perawatan kulit agar pasien TD: 110/80 mmHg N:115x/m S:36.5oC RR:22 x/m
tidak menggaruk luka SPO2: 98%
A: Masalah belum teratasi Nurul Ameliya
3. Memberikan salep Desoximetasone pada area P: Lanjutkan intervensi
luka 1. Monitor karakteristik luka (jari tangan kiri melepuh,
luka kering)
2. Berikan salep desoximetasone pada area luka
56
S: Pasien mengatakan luka di tangannya sudah mulai
Rabu 20 Oktober 2021 membaik
Jam: 12.50 1. Memonitor karakteristik luka (jari tangan kiri O: Keadaan umum cukup
melepuh, luka kering) Luka di jari tangan kering Nurul Ameliya
TD: 108/80 mmHg N:119x/m S:36.5oC RR:20 x/m
2. Memberikan salep Desoximetasone pada area SPO2: 98%
luka A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor karakteristik luk (jari tangan kiri melepuh,
luka kering)
2. Berikan salep desoximetasone pada area luka

57
DAFTAR PUSTAKA

Ambara, Y. (2019). Konsep Kebutuhan Dasar Oksigenasi. 6–53.


Budyasih, S. (2014). Asuhan Keperawatan Pada..., Suprapti Budyasih, Fakultas Ilmu
Kesehatan Ump, 2014.
Eki. (2017). Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen Pada
Pasien Dengan Congestive Heart Failure (Chf) Di Irna Penyakit Dalam Rsup Dr.
M. Djamil Padang Tahun 2017.
Pradana, F. A. A. (2019). Pada Pasien Dengan Gangguan Oksigenasi. (201902040042).
Sasmi, A. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Nn. R Dengan Gangguan Kebutuhan
Oksigenasi Di. 0–27.
Nair, M., & Peate, I., (2011). Dasar-Dasar Patofisiologi Terapan. Jakarta : Bumi Medika.
Tortora, Gj, Derrickson, B. 2014. Principles Of Anatomy & Physiology 13th Edition.
United States Of America: John Wiley & Sons, Inc
Haswita & Reni, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Tim

58
49

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No. 110 Palangka Raya Telp. (0536) 33277007

LEMBAR KONSULTASI
Nama : Nurul Ameliya
NIM : 2021-01-14901-049
Program Studi : Ners Angkatan IX Pembimbing
Akademik : Henry Wiyono, Ners., M.Kep

Hari/Tgl/Wa Tanda Tangan


No Catatan Pembimbing
ktu Pembimbing Mahasiswa
1. Selasa, 19 1. Perbaiki penulisan dan lengkapi data
Oktober
2021
Link Zoom :
Topic : Preconference Ruang ICVCU no.5-8
Time: Oct 19, 2021 14 PM Jakarta

Join Zoom Meeting


Henry Wiyono, Nurul Ameliya
https://us04web.zoom.us/j/72990780599?pwd
=M0JETmpSUUVhWmVtVW94b0Z2dWx4Z Ners., M.Kep
z09

Meeting ID: 729 9078 0599


Passcode: ICVCU2

59
49

2. Rabu, 20 1. Lengkapi data askep dan pelajari lagi


oktober 2021 Tindakan keperawatan

Link:
Jufikri A is inviting you to a scheduled Zoom
meeting.
Topic: conference/bimbingan askep kelolaan
kelompok icvcu Henry Wiyono, Nurul Ameliya
Time: Okt 20, 2021 09:00 PM Jakarta Ners., M.Kep
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/4393246322?pwd=ZlV
sVWpSVGhCOGkrRm5iVzRrSTdCZz09
Meeting ID: 439 324 6322
Passcode: 5KzSCr

60
49

3. Jumat, 22 1. Perbaikidan lengkapi analisa data (DO


oktober 2021 dan DS)
2. Sesuaikan intervensi

Link:
Topic: Postconference Askep Ruang ICVCU
Time: Oct 22, 2021 14:00 PM Jakarta
Henry Wiyono, Nurul Ameliya
Join Zoom Meeting
Ners., M.Kep
https://us04web.zoom.us/j/76033099490?pwd
=WmRZRDVqb0sySkZhaG52Mjh0V3p0UT0
9
Meeting ID: 760 3309 9490
Passcode: ICVCU

61
52

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No. 110 Palangka Raya Telp. (0536) 33277007

LEMBAR KONSULTASI
Nama : Nurul Ameliya
NIM : 2021-01-14901-049
Program Studi : Ners Angkatan IX
Pembimbing Klinik : Sri Widiati, S.Kep, Ners

Hari/Tgl/Wa Tanda Tangan


No Catatan Pembimbing
ktu Pembimbing Mahasiswa
1. Senin, 18 1. Lengkapi materi kriteria pemberian
oktober 2021 oksigen

Link:
Topic: Preconference Ruang ICVCU no 5-8 Nurul Ameliya
Time: Oct 18, 2021 10 AM Jakarta
Sri Widiati,
Join Zoom Meeting S.Kep, Ners
https://us04web.zoom.us/j/79400694822?pwd=Wk
hiZ3EwMzIvZVJnQ1NPeUVlWUlyQT09

Meeting ID: 794 0069 4822


Passcode: ICVCU1

62
52

2. Kamis, 21 1. Data askep dilengkapi


oktober 2021 2. Tambah Analisa data (DO dan DS)
3. Implementasi dijabarkan

Link:
Niken Ayu Prastika N is inviting you to a Nurul Ameliya
scheduled Zoom meeting.
Topic: Post Conference Ruang ICVCU Sri Widiati,
Time: Oct 21, 2021 10 AM Jakarta S.Kep, Ners
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/75837126376?pwd=bn
BjTlBEZ0RVS1ZneVRLcDllMmxPZz09
Meeting ID: 758 3712 6376
Passcode: ICVCU

63
52

64

Anda mungkin juga menyukai