Anda di halaman 1dari 75

PENGANTAR

KUA-PPAS yang berisikan kegiatan prioritas sesuai urusan Wajib Pelayanan Dasar,
Wajib Non Pelayanan Dasar, Pilihan dan Penunjang yang telah dibahas bersama Badan
Anggaran DPRD Kota Cilegon dan telah dituangkan dalam Nota Kesepakatan KUA dan
PPAS Tahun 2022. Sebagai tindak lanjut dari proses tersebut dibuatlah rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang kemudian disampaikan kepada Legislatif
untuk dimintai persetujuan.

Selanjutnya DPRD melakukan kajian atas usulan tersebut dengan mengundang para
pakar dibidangnya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat (P3EM) adalah
lembaga dibawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sultan Ageng Tirt ayasa
(UNTIRTA) dipercaya untuk melakukan telaah dan kajian atas usulan eksekutif. Dalam
kajian ini P3EM mengundang para Pakar yaitu Ichsanud din Noorsy, Kementrian Dalam
Negeri sedangkan dari P3EM diwakili oleh Roni Budianto, SE, Ak.

Semoga hasil kajian ini dapat menjadi masukan bagi pihak legislatif yang selanjutnya
dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan terakit dengan Anggan Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) 2022.

Cilegon, 8 Nopember 2021

Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat (P3EM)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sultan Ageng Tirtayas
Ketua

Dr. Fauji Sanusi, Drs. MM


196008262003121001
1. Latar Belakang

Perencanaan pembangunan d aerah menjadi satu k esatuan dalam sistem


perencanaan pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah daerah bersama para
pemangku kepentingan sesuai dengan kewenangannya. Perencanaan pembangunan
daerah disusun guna mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah, baik jangka
panjang maupun jangka menengah. Selain itu, rencana pembangunan daerah disusun
untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan, sehingga p enyusunannya harus dilakukan secara
terpadu, terukur, dapat dilaksanakan dan berkelanjutan.

Dalam rangka melaksanakan pelayanan publik di daerah, instrumen utama


yang digunakan dalam kebijakan fiskal adalah melalui APBD. Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen kebijakan fiskal yang utama bagi
pemerintah d aerah. Anggaran Belanja Daerah yang te rcantum d alam AP BD
mencerminkan potret pemerintah daerah dalam menentukan skala prioritas terkait
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Penetapan
prioritas-prioritas tersebut beserta upaya pencapaiannya merupakan konsekuensi dari
meningkatnya peran dan tanggung ja wab pemerintah daerah dalam mengelola
pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan demikian,
daerah harus memastikan dana tersebut benar- benar dimanfaatkan untuk program dan
kegiatan yang memiliki nilai tambah besar bagi masyarakat.

Pelaksanaan APBD dimaksud diharapkan dapat mendorong pertumbuhan


ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan di berbagai
sektor. APBD yang direncanakan setiap tahun tentunya harus mendapatkan
persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), yang pada dasarnya
menunjukkan sumber-sumber pendapatan daerah, berapa besar alokasi belanja untuk
melaksanakan pr ogram/kegiatan, serta pembiayaan yang muncul apabila terjadi
surplus atau defisit. Pendapatan daerah bersumber dari penerimaan pajak daerah,
retribusi daerah, dana transfer dari pemerintah pusat, serta dari lain-lain pendapatan
daerah yang sah. Perwujudan pelayanan publik di daerah berkorelasi erat dengan
kebijakan belanja daerah. Belanja daerah merupakan seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendanai seluruh program/kegiatan yang
berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap pelayanan publik di daerah.
Dalam pelaksanaan penganggaran dapat terjadi selisih antara pendapatan dan
belanja daerah (surplus/defisit), dan untuk s elanjutnya ditutup dengan kebijakan
pembiayaan daerah. Apabila terjadi surplus, daerah harus menganggarkan untuk
pengeluaran pembiayaan tertentu, misalnya untuk investasi, atau dapat juga dengan
mengoptimalisasi dana tersebut guna mendanai belanja kegiatan yang te lah
direncanakan. Sebaliknya apabila terjadi defisit, daerah perlu mencari alternatif
pembiayaan berupa pinjaman daerah, penggunaan SILPA, atau dapat pula melakukan
penghematan anggaran dengan melakukan penyisiran kegiatan yang tidak perlu
dilaksanakan atau ditunda p elaksanaannya. Untuk melihat gambaran secara
komprehensif atas rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah Kota Cilegon
pada tahun 2022, diperlukan suatu telaah ringkas mengenai RAPBD 2022 secara
agregatif, maupun komprehensip, apakah RAPBD yang telah disusun sesuai dengan
revisi rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara Kota Cilegon Tahun 2022.

Peran DPRD adalah untuk memastikan bahwa hal-hal tersebut di atas dapat di
wujudkan. Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang
kondisi fiskal atau keuangan Kota Cilegon pada tahun 2022, berdasarkan data yang
berasal dari RAPBD TA 2022 Kota Cilegon.

1.2. Ruang Lingkup Kajian


Kajian RAPBD Kota Cilegon Tahun 2022 ini memiliki ruang lingkup
sebagai berikut :

1. Melakukan analisis deskripsi rencana anggaran pendapatan


dan belanja daerah (RAPBD) Kota Cilegon Tahun 2022,
sesuai dengan prioritas-prioritas pembangunan yang telah
disusun dalam dokumen perencanaan pembangunan
daerah jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
(RPJMD) sebelumnya di Kota Cilegon.
2. Melakukan analisis kesesuaian rencana anggaran
pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) Kota Ci legon
Tahun 2022, dengan peraturan perundangan yang berlaku,
khususnya Permendagri Nomor 27 tahun 2021, tentang
Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2022.
3. Melakukan analisis terhadap rencana anggaran pendapatan dan belanja
daerah (RAPBD) Kota Cilegon Tahun 2022, dilihat dari sisi pendapatan,
belanja surplus/defisit dan pembiayaan daerah.

4. PROYEKSI PERUBAHAN APBD KAB.CILEGON TA. 2022


2.1. PENDAPATAN DAERAH
Kinerja perekonomian ekonomi daerah yang tumbuh positif memberikan dampak
positif terhadap pendapatan daerah. Laporan realisasi APBD Tahun 2021 menyatakan
bahwa kinerja pendapatan hingga triwulan 3 berjalan, menunjukan kinerja yang
positif. Capaian pendapatan hingga bulan agustus 2021 mencapai 63% meliputi
realisasi pajak asli daerah sebesar 59% dan pendapatan transfer sebesar 69%.
Sedangkan lain-lain pendapatan daerah yang sah belum terealisasi sehingga capaian
hingga triwulan masih nol.
Kondisi ekonomi di tahun 2022 menunjukan prospek yang baik. Hal ini terlihat dari
adanya perbaikan-perbaikan yang terus menunjukkan perkembangan yang positif
setelah dampak yang luar biasa akibat pandemi Covid -19 di seluruh dunia. Level
PPKM yang terus menurun di banyak Daerah, mendorong ekonomi berangsur pulih,
yang mendorong adanya percepatan pertumbuhan ekonomi pada tahun mendatang.
Kebijakan pemerintah untuk memperkuat sektor UMKM juga akan mulai berdampak
dan memberikan dukungan yang positif pada kegiatan ekonomi masyarakat.
Prospek ekonomi nasional berdampak terhadap prospek ekonomi Cilegon di tahun
2022. Di sisi lain, adanya peningkatan kinerja ekonomi global di tahun 2021
memberikan prospek tehadap ekonomi Cilegon dari sisi kinerja eksport.
1) Permasalahan Utama Pendapatan Daerah
Permasalahan utama pendapatan daerah adalah kapasitas pendapatan daerah
masih bergantung dari Pemerintah Pusat. Sekitar 53% pendapatan daerah
disumbangkan dari dana transfer Pemerintah Pusat (Dana Perimbangan), 13%
dari transfeer Pemerintah Provinsi (Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah),
sedangkan Pendapatan Asli Daerah menyumbangkan sekitar 39% terhadap
pendapatan daerah. Hal ini mengindikasikan bahwa kemandirian keuangan
daerh masih terbatas dalam pembiayaan pembangunan.
Sementara alokasi pendapatan dana transfer, dalam hal ini merupakan
kebijakan Pemerintah Pusat baik terkait besaran ataupun pengalokasiannya. Di
tahun 2020 dan 2021 menyikapi terjadinya pandemi covid -19, Pemerintah
Pusat mengeluarkan kebijakan pemoton gan anggaran dana transfer daerah
ataupun refocusing anggaran, baik terkait sumber anggaran Dana Alokasi
Umum maupun Dana Insentif Daerah. Kebijakan ini sedikit banyak
mempengaruhi kapasitas pendapatan daerah untuk membiayai belanja
pembangunan.
Terkait dengan upaya optimalisasi pendapatan asli daerah, permasalahan
utama yang dihadapi adalah :
a) Ketersediaan data potensi pajak/retribusi daerah masih belum optimal;
Terkait hal ini secara bertahap Pemerintah telah melalukan upaya
pemutakhiran data, namun masih perlu dilakukan upaya secara
menyeluruh dan kontinu dan juga dukungan pemutakhiran regulasi terkait
peningkatan pendapatan asli daerah;
b) Integrasi sistem administrasi perpajakan masih belum optimal;
c) Beberapa jenis layanan perpajakan telah menerapkan sistem layanan
online, dan perlu diperluas kepada jenis layanan lainnya;
d) Kuantitas dan kualitas SDM masih perlu ditingkatkan;
e) Secara kontinu Pemerintah telah melakukan upaya peningkatan kualitas
SDM, namun kualitas SDM khususnya terkait ketrampilan dan
pemahaman untuk membangun kesadaran masyarakat dalam membayar
pajak masih perlu ditingkatkan;
f) Efektifitas kinerja pengawasan atas pelaksanaan pemungutan pajak,
retribusi dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan masih perlu
ditingkatkan.
2) Proyeksi Pendapatan Daerah 2022
Rancangan Pendapatan pada APBD Tahun 2022 ditargetkan sebesar Rp.
1.898.053.344.884,- naik sebesar Rp. 133.315.350.914, - atau 7,6% dari
Pendapatan pada APBD Tahun 2021.
Kode Uraian Jumlah
Pendapatan Daerah
4
Pendapatan Asli Daerah 808.810.080.884
4.1
4.1.01 Pajak Daerah 630.398.590.263

4.1.02 Retribusi Daerah 24.602.991.970


4.1.03 Hasil Pengelolaan kekayaan Daerah yang 17.266.267.064
dipisahkan
4.1.04 Lain – lain PAD yang Sah 136.542.231.587
Pendapatan Transfer 1.047.097.964.000
4.2
4.2.01 Pendapatan transfer pemerintah pusat 904.927.964.000

1 Dana perimbangan
2 Dana Transfer Umum
3 Dana Alokasi Umum
DAK Fisik
4
5 DAK Non Fisik
6 DID
7 Dana Desa
4.2.02 Pendapatan transfer antar daerah 142.170.000.000
1. BH Pajak dari Provinsi dan Pemda
Lainnya
2. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemda Lainnya
Lain –lain pendapatan Daerah yang 42.145.300.00
4.3
Sah
4.3.01 Hibah
4.3.02 Dana Darurat
4.3.03 Lain –lain pendapatan sesuai dengan 42.145.300.00
Ketentuan Peraturan perundang -
undangan
1.898.053.344.884

a. Pendapatan Transfer diproyeksikan Rp.1.047.097.964.000,00 yang terdiri dari


Transfer Pemerintah Pusat Rp .904.927.964.000,00 dan Transfer Antar Daerah
Rp.142.170.000.000,00, belum dapat dirinci dalam rincian obyek pendapatan
b. Penganggaran target pendapatan daerah tersebut harus merupakan perkiraan yang
terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta berdasarkan pada ketentuan
peraturan perundang -undangan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
c. Selain itu, Pemerintah Kota Cilegon juga harus melakukan reformasi kebijakan di
bidang pendapatan antara lain mendukung pemulihan dunia usaha dan
optimalisasi melalui inovasi ke bijakan serta mitigasi dampak untuk percepatan
pemulihan ekonomi dan restrukturisasi transformasi ekonomi;
d. dapat dianggarkan dalam setelah adanya kepastian penerimaan pendapatan
dimaksud, yang tidak mengikat, tidak berdasarkan perhitungan tertentu, dan tidak
mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban kepada
penerima maupun pemberi serta tidak menyebabkan biaya ekonomi tinggi serta
menunjang peningkatan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah sesuai dengan kete ntuan peraturan perundang -undangan,
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2019 dan butir I.C.1.c.1) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2020.

2.2. BELANJA DAERAH


Di tahun 2021, pandemi covid-19 yang masih berlangsung hingga triwulan 3, sangat
mempengaruhi kinerja pelaksanaan belanja Daerah. Beberapa program dan kegiatan
pada APBD Tahun 2021 yang bersumber dana dari transfer dilakukan realokasi untuk
kegiatan penanganan covid-19. Selain itu dengan adanya kebijakan PPKM, kegiatan-
kegiatan yang bersifat tatap muka, mobilitas ataupun berkumpul dalam jumlah banyak
tidak dapat dilaksanakan, yang hal ini berpengaruh terhadap kinerja penyerapan
anggaran belanja di semester 1 tahun 2021.
Berdasarkan laporan realisasi anggaran tahun 2021, penyerapan belanja hingga bulan
agustus 2021 baru mencapai 40,1% meliputi belanja operasi sebesar 46% dan belanja
modal sebesar 11% dan belanja tidak terduga sebesar 0%. Belanja operasi dalam hal
ini meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja
bantuan social. Melalui Perubahan APBD tahun 2021, Pemerintah melakukan
perubahan kebijakan belanja yang ditujukan untuk akselerasi pencapaian target
pembangunan pada RPJMD Tahun 2021-2026.
1) Permasalahan Utama Belanja Daerah
- Aspek geografis dan demografis
- Aspek kesejahteraan masyarakat
- Aspek daya saing
- Aspek pelayanan umum
-
2) Prioritas dan Plafon Anggaran Belanja
Rancangan belanja daerah pada APBD Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp.
2.021.839.797.370,- yang secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut:

NO URAIAN PROYEKSI TA 2022


5. BELANJA DAERAH
5.1. BELANJA OPERASI 1.859.895.056.751
5.1.01. Belanja Pegawai 895.672.056.240
5.1.02. Belanja Barang dan Jasa 857.691.979.512
5.1.03. Belanja Bunga
5.1.04. Belanja Subsidi
5.1.05. Belanja Hibah 100.483.360.999
5.1.06. Belanja Bantuan Sosial 6.047.660.000

5.2. BELANJA MODAL 144.569.740.619


5.2.01. Belanja Modal Tanah 39.779.670.522
5.2.02. Belanja Modal Peralatan dan Mesin 39.942.724.737
5.2.03. Belanja Modal Gedung dan Bangunan 30.143.243.260
5.2.04. Belanjja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 34.028.869.335
5.2.05. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 678.232.765

5.3. BELANJA TIDAK TERDUGA 17.375.000.000


5.3.01. Belanja Tidak Terduga 17.375.000.000

5.4. BELANJA TRANSFER


5.4.01. Belanja Bagi Hasil
5.4.02. Belanja Bantuan Keuangan kepada
Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa
2.021.839.797.370

a. Penyediaan alokasi belanja daerah Kota Cilegon dalam Rancangan Peraturan


Daerah Kota Cilegon tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2022
Rp.2.021.839.797.370;
b. Penyediaan alokasi belanja daerah tersebut meliputi semua pengeluaran dari
RKUD yang tidak perlu diterima kembali Kota Cilegon dan pengeluaran lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan diakui sebagai pengurang
ekuitas yang merupakan kewajiban daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran
c. Belanja Pegawai Rp.895.672.056.240,00 atau sebesar 44,29% dari total belanja
daerah Rp.2.021.839.797.370,00, dapat mempengaruhi jumlah perhi tungan
Kemampuan Keuangan Daerah (KKD) yang di atur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2017 tentang Pengelompokan Kemampuan
Keuangan Daerah Serta Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Dana Operasional,
dihitung berdasarkan besaran pendapatan umum daerah dikurangi dengan belanja
pegawai aparatur sipil negara merupakan data realisasi APBD 2 (dua) tahun
anggaran sebelumnya dari tahun anggaran yang direncanakan.
d. Penganggaran belanja jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan
kematian yang diperuntukkan bagi Wali Kota/Wakil Wali Kota, Pimpinan dan
Anggota DPRD serta PNSD, harus mempedomani Undang -Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang -Undang Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosi al, Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2017, Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018, sebagaimana
dimaksud butir I.C.2.a.1).d) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
64 Tahun 2020 dan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematia n Bagi Pegawai Aparatur Sipil
Negara sebagaimana dimaksud butir I.C.2.a.1).e) Lampiran Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020.
e. Selanjutnya, penyediaan anggaran untuk jaminan kecelakaan kerja dan kematian
bagi ASN belum dianggarkan Untuk itu, P emerintah Kota Cilegon harus
menganggarkan alokasi anggaran untuk jaminan kecelakaan kerja dan kematian
dimaksud dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017
dan butir I.C.2.a.1).e) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2020
f. Belanja Uang dan/atau Jasa untuk Diberikan kepada Pihak Ketiga/Pihak
Lain/Masyarakat dapat dianggarkan dan dalam pelaksanaannya tetap
memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, ke patutan dan kewajaran serta
penghematan penggunaan anggaran dan disesuaikan dengan kebutuhan nyata pada
masing-masing kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019.
Berkaitan dengan itu, penyediaan anggaran tersebut hanya untuk pemberian
hadiah pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau penghargaan atas suatu
prestasi, beasiswa kepada masyarakat, penanganan dampak sosial kemasyarakatan
akibat penggunaan tanah milik Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan
pembangunan proyek strategis nasional dan non proyek strategis nasional sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang -undangan dan/atau TKDD yang
penggunaannya sudah ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -
undangan sebagaimana dimaksud dalam butir I .C.2.b.2).n) Lampiran Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020.
g. belum memenuhi alokasi anggaran penguatan pembinaan dan pengawasan pada
Inspektorat Pemerintah Kota Cilegon sekurang-kurangnya 0,50% (nol koma lima
puluh persen) dari total belanja d aerah dan diatas Rp15.000.000.000,00 (lima
belas miliar rupiah), sebagaimana ditegaskan dalam butir I.E.58 Lampiran
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020;
h. Penganggaran Belanja Hibah dan Bantuan Sosial dapat dianggarkan dalam dengan
mempedomani Pasal 298 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang -Undang
Nomor 9 Tahun 2015, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah
Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nom or 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan.
i. Selanjutnya, dalam hal Pemerintah Kota Cilegon telah memprioritaskan
pemenuhan belanja untuk mendanai urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan sesuai
dengan kewenangan Pemerintah Kota Cilegon serta untuk mendanai program dan
kegiatan prioritas yang terkait langsung dengan pelayanan dasar masyarakat
dimaksud, penyediaan alokasi belanja hibah dan bantuan sosial dapat dianggarkan
sepanjang telah memenuhi persyaratan dalam rangka menunjang pencapaian
sasaran program dan kegiatan pemerintah daerah sesuai urgensi dan kepentingan
daerah dalam mendukung terselenggaranya fung si pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan dan juga bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan
terjadinya resiko sosial, sebagaimana maksud Pasal 298 ayat (4) Undang -Undang
Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, Pasal 62 dan Pasal 63 Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 serta butir I.C.2.a.5).a) dan butir I.C.2.a.5).b)
Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020.
j. Pelaksanaan dan pertanggungjawabannya harus dijami n efektifitas kebenaran
tujuan dari penyediaan anggaran dimaksud melalui serangkaian proses evaluasi
dan rekomendasi dari Kepala Perangkat Daerah berkenaan dan pertimbangan
TAPD, sehingga penyediaan anggaran tersebut tepat sasaran dan tepat jumlah.
Selanjutnya, alokasi anggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang sifatnya
menjadi urusan pemerintah daerah dianggarkan pada masing -masing SKPD,
sedangkan belanja hibah dan bantuan sosial yang sifatnya bukan menjadi urusan
pemerintah daerah dianggarkan pada SKPD Sekretariat Daerah.
k. Khusus untuk pagu anggaran belanja hibah dan bantuan sosial juga harus
mempedomani pagu anggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang tercantum
pada kelompok Belanja Operasi dalam Perubahan KUA dan Perubahan PPAS.
l. Selanjutnya, penyediaan anggaran yang tercantum pada Belanja Hibah Partai
Politik, harus mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik, sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Ta hun 2018 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan
Keuangan Kepada Partai Politik dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36
Tahun 2018 tentang Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran,
dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik,
sebagaimana maksud butir I.C.2.a.5).a).(5) Lampiran Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 64 Tahun 2020.
m. Belanja Modal dapat dianggarkan dalam rangka pengadaan aset tetap dan aset
lainnya yang memenuhi kriteria mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan, digunakan dalam kegiatan pemerintahan daerah, dan batas minimal
kapitalisasi aset sesuai kewenangan Pemerinta h Kota Cilegon, sebagaimana
maksud Pasal 282 Undang -Undang Nomor 23 Tahun 2014, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang -Undang Nomor 9 Tahun 2015 dan
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2019.
n. Penganggaran belanja modal dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan dan
kebutuhan daerah berdasarkan prinsip efisiensi, efektif, transparan dan terbuka,
bersaing, adil, dan akuntabel dengan mengutamakan produk dalam negeri.
Selanjutnya, penganggaran pengad aan barang milik daerah didasarkan pada
perencanaan kebutuhan barang milik daerah yang disusun dengan memperhatikan
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD serta ketersediaan barang milik
daerah yang ada. Perencanaan kebutuhan barang milik daerah merup akan salah
satu dasar bagi SKPD dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk kebutuhan
barang milik daerah yang baru (new initiative) dan angka dasar (baseline) serta
penyusunan RKA-SKPD. Perencanaan kebutuhan barang milik daerah dimaksud
berpedoman pada sta ndar barang, standar kebutuhan dan/atau standar harga,
penetapan standar kebutuhan oleh Wali Kota berdasarkan pedoman yang
ditetapkan Menteri Dalam Negeri sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (1), ayat
(3), ayat (4) dan ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014.
o. Pengadaan barang milik daerah dimaksud dalam pelaksanaannya juga harus sesuai
dengan standarisasi sarana dan prasarana kerja Pemerintah Daerah sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah, sebagaimana
maksud butir I.C.2.b.4) Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2020.
p. Selanjutnya, dalam pelaksanaannya juga harus memperhatikan sisa waktu dan
tahapan pelaksanaan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2022 dalam rangka
menghindari pelaksanaan kegiatan tersebut tidak dapat diselesaikan sampai
dengan akhir Tahun Anggaran 2022 dengan tetap memperhatikan aspek
kewenangan Pemerintah Kota Cilegon sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014, sebagaimana telah diubah beber apa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015.
q. Belanja tidak terduga merupakan pengeluaran anggaran atas beban APBD untuk
keadaan darurat termasuk keperluan mendesak serta pengembalian atas kelebihan
pembayaran atas penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya. Penggunaan belanja
tidak terduga tersebut antara lain dalam rangka penanganan pandemi COVID -19
dan menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian daerah,
sebagaimana maksud Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2020.
r. Penyediaan anggaran Belanja Tidak Terduga Rp. 17.375.000.000 atau 0,86% dari
total belanja daerah dalam Rancangan Peraturan Daerah Kota Cilegon tentang
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2022, dianggarkan dalam Rancangan
Peraturan Daerah Kota Cilegon tentang Perubahan APBD T ahun Anggaran 2022
yang dihitung secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun
Anggaran 2020 dan kemungkinan adanya kegiatan -kegiatan yang sifatnya tidak
dapat diprediksi sebelumnya, di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah,
serta amanat peraturan perundang-undangan, sebagaimana maksud Pasal 68 dan
Pasal 69 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 serta butir I.C.2.c Lampiran
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020.

2.3. PEMBIAYAAN DAERAH


Pembiayaan daerah meliputi penerimaan pembiayaa n dan pengeluaran pembiayaan,
yang mana selisih antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan digunakan untuk
menyeimbangkan surplus/defisit pendapatan terhadap belanja. Pembiayaan daerah
dibagi atas dua bagian yakni penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Sumber utama penerimaan pembiayaan adalah sisa lebih perhitungan anggaran (silpa)
tahun sebelumnya. Pada kurun waktu tahun 2016 -2019 silpa cenderung menurun,
namun di tahun 2020 meningkat. Namun peningkatan ini bukan dari hasil sisa
anggaran belanja, tetapi juga dipengaruhi oleh kinerja pendapatan yang sangat baik
yang di tahun 2020 yang mana realisasi pendapatan melampaui target yang telah
ditetapkan.
1) Permasalahan Utama Pembiayaan
Pada penerimaan pembiayaan, permasalahan utamanya adalah sisa lebih anggaran
tahun anggaran sebelumnya masih di atas 10% dari alokasi belanja tahun
sebelumnya. Hal ini menunjukan masih adanya target belanja kegiatan atau
pendapatan yang masih belum tercapai. Maka perlu dilakukan upaya mitigasi atau
pengendalian yang lebih untuk mendorong pencapaian kinerja belanja ataupun
pendapatan sesuai dengan target yang ditetapkan.
Dalam hal ini perlu disusun rencana strategis penyertaan modal daerah dengan
berdasarkan analisa investasi yang akurat. Dari sisi optimalisasi bagi hasil dari
penyertaan modal kepada BUMD, data ROI yang cenderung menurun
menunjukan adanya kinerja BUMD yang belum optimal. Hal ini menjadi
permasalahan lainnya yang perlu perhatian ke depan.
2) Kebijakan Umum Pembiayaan
Pendapatan dan Belanja Daerah, yang dilakuka n melalui kebijakan penerimaan
dan kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah. Kebijakan penerimaan
pembiayaan daerah secara umum diarahkan pada penyediaan dana dalam rangka
menutup defisit anggaran yang bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan APBD.
Sedangkan pengeluaran pembiayaan daerah diarahkan untuk investasi dalam
rangka penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah serta pemberian
pinjaman dana bergulir kepada masyarakat.

NO URAIAN PROYEKSI TA 2021


6. PEMBIAYAAN DAERAH
6.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 134.786.452.486
6.1.01. SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya 134.786.452.486
Penerimaan kembali Pemberian
Pinjaman Daerah
Penerimaan Pembiayaan Lainnya

6.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN 11.000.000.000


6.2.01 Pembentukan Dana Cadangan 5.000.000.000
6.2.02. Penyertaan Modal (Investasi) Pemda 6.000.000.000

PEMBIAYAAN NETTO 123.786.452.486


SILPA TAHUN BERKENAAN

Pembiayaan Daerah merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali


dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Selanjutnya, Pemerintah Kota Cilegon harus mel akukan perhitungan secara
cermat dan rasional proyeksi SiLPA Tahun Anggaran 2021 dengan
mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2022 dalam
rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran yang tidak dapat didanai
akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan sesuai maksud butir I.C.4.a.1)
Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2020
Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk mendukung Penanganan pandemi Corona Virus Disease
2019 dan dampaknya paling sedikit meliputi:
¸ dukungan program pemulihan ekonomi daerah terkait dengan percepatan penyediaan sarana
prasarana layanan publik dan ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi
kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan penyediaan layanan publik;
¸ perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat;
¸ dukungan pelaksanaan vaksinasi Corona Virus Disease 2019;
¸ dukungan kelurahan dalam penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 untuk pos komando
tingkat kelurahan;
¸ insentif tenaga kesehatan dalam rangka untuk penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019; dan
¸ belanja kesehatan lainnya sesuai kegiatan prioritas yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

SiLPA bersumber dari:


• pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan pendapatan transfer, pelampauan penerimaan
lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, pelampauan penerimaan Pembiayaan,
• penghematan belanja,
• kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan, dan/atau
• sisa dana akibat tidak tercapainya capaian target kinerja dan sisa dana
pengeluaran pembiayaan
• Kebijakan spesifik dalam rangka penyelenggaran urusan dan
kewenangan pemerintah daerah pada tahun 2022
• Kebijakan spesifik berdasarkan sumber pendanaan antara lain
Dana transfer (DAU, DAK, DBH) pada tahun 2022
• Dan Kebijakan lainnya
penganggaran retribusi penggantian biaya cetak
kartu tanda penduduk dan akta catatan sipil tidak
diperkenankan untuk dianggarkan dalam APBD
Tahun Anggaran 2022 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang menegaskan
bahwa pengurusan dan penerbitan dokumen
kependudukan tidak dipungut biaya
DISKUSI
DPRD KOTA CILEGON

Dr. Ichsanuddin Noorsy BSc., SH., MSi


Serpong, 03 November 2021

DEVELOPMENTALISM,
Ichsanuddin Noorsy Ichsanuddin Noorsy

KETERGANTUNGAN dan GLOBALISASI


UNO
NEGARA-NEGARA KEBIJAKAN
INDUSTRI MAKRO
WB
BIS
IMF SEKTOR USAHA / KEBIJAKAN
MNC’s MIKRO
WTO
NEGARA-NEGARA
BERKEMBANG G2G/B2G/B2B/B2P
Multilateral/Internasional

SUMBER DAYA PASAR (modal, barang, teknologi, dan Naker)


1. Rostow, WW., 1979. The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto. NY: Cambridge Univ Press
2. Bodenheimer, S, 1970. The Ideology of Developmentalism. Berkeley Journal Sociology 15
3. Cardozo, Fernando dan Enzo Faletto, 1979. Dependency and Development. Berkeley: UCLA Press
4. Wallerstein, Immanuel., 1974 The Modern World System. NY: Academic Press
5. Hudson, Michael, 2003. Super Imperialism. London: Pluto Press
6. Stiglitz , Joseph E., 2002. Globalisation and Its Discontent. NY: WW Norton and Company
7. Stiglitz , Joseph E., 2010. Free Fall. NY: WW Norton and Company; 2012. The Price of Inequality. NY: WW Norton and Company
9. Perkins, John, 2004. Confessions of an Economic Hitman. San Francisco: Berrett-Koehler Publishers, Inc
10. Klein, Naomi, 2007. The Shock Doctrine. NY: Penguin Books;.
11. Piketty, Thomas, 2014. The Capital 21st Century; 12. Gordon Robert J., 2016 Rise n Fall American Growth. NJ: Princeton Univ Press
Harga minyak Ë 14 Juli 2008, US$ 147/bl
19 Agts ‘15: US$ 42,34/bl; 15 Des ‘15: US$ 36,38/bl
10 Apr ‘17: 52,8/bl, 27 Sept ‘17: 52,13/bl; 5 Jul 2018:73,87/bl

CORPORATE CAPITALISM VERSUS STATE CAPITALISM


News Week , Jan 2010; Wall Street Journal, 26 Oct 2011
The Economist, 24 Mei 2014, Black Monday , 24 Augt 2015
ASEAN-U.S. Summit, 15 Feb 2016 Ë TPP is global corporate coup K
R
Bail out Ë US$ 350 bio Manufacture Industrial War/ I
Trade War S
I
Stimulus Ë US$ 350 bio WB
Currency War S
ADB
POLICY

ECO
FED

QE I Ë +/ - US$323 bio IDEO VS


ICT War WAR
NDB 2
QE IIË US$ 600 bio Cyber War
AIIB 0
2
QE IIIË US$ 438 bio ??? Economy War
Fed Fund Rate NWO VS BnRI 0
US$83 US$85 Tapering off
Sumber : IMF, Oct 2021

Sumber : Kemenkeu, Buku II APBN NK 2021


I II III IV 2019 I II III IV 2020 I II

Properti di Cilegon => Jumlah unit properti terjual kontraksi 16,9%. Harga per unit properti meningkat 35%.

PMA

PMDN
DERAJAT DESENTRALISASI FISKAL

Realisasi Total Pendapatan


46,13%

Realisasi
Total Belanja

Realisasi Total
Belanja Modal
Realisasi Total PAD

Sumber : BI, Agustus 2021


Pasal 18 : NKRI dibagi atas daerah-daerah

TRUE SUPPORTING SUPPORTING TRUE


ASPIRATION GOVERNANCE
SOCIAL TRUST
SOCIAL ORDER
SOCIAL OBEDIENCE

EKONS

TRUE TRUE
REPRESENTA PUBLIC
TIVE TRUE POLICY
CERTAIN
TY

TRUE
AUTHORITY
BAGI HASIL
CICILAN

Upah n BH
vKEPEMIMPINAN v D A T A / INFORMASI
Tinggi

Description Janitor Operator Manager Fighter Leader

Leader
XX XXX

Fighter XX XXX

Manager XXX

Operator XXX XX

Janitor
Rendah

XXX XX

Rendah Tinggi

Anda mungkin juga menyukai