Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATERI 5

PENILAIAN BERBASIS KELAS

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum

Dosen Pengampu: Prof.Dr.Anak Agung Gede Agung

Oleh :

1. Ni Komang Novi Susanti 2111031181 (10)


2. Ni Luh Puspa Cantika Dewi 2111031354 (24)
3. Ni Komang Ratna Anggreni 2111031456 (31)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN AJARAN
2021/2022
PENILAIAN BERBASIS KELAS

A. Pengertian
Evaluasi (penilaian) berasal dari bahasa Inggris evaluation, akar katanya value yang
berarti nilai atau harga. Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan pendidikan. Atau juga dapat diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu
objek. Dapat disimpulkan evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternative keputusan.
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan olch guru dalam rangka proses
pembelajaran yang merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil
peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang terdapat pada kurikulum.
Sedangkan menurut Gronlund dan Linn (1985), penilaian kelas merupakan proses sistematis
dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi untuk sejauh mana siswa
telah mencapai tujuan pembelajaran. Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2006)
menyatakan bahwa penilaian kelas merupakan bagian dari penilaian internal yang digunakan
untuk menilai tingkat pencapaian kompetensi siswa yang dilaksanakan pada saat
pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran.
Penilaian berbasis kelas dapat diartikan lain sebagai suatu proses pengumpulan,
pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar peserta didik untuk
menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan perserta didik terhadap tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen
dalam kurikulum berbasis kompetensi. PBK itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan
penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek),
kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pen). Fokus penilaian diarahkan pada
penguasaan kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai dengan Ievel pencapaian prestasi
siswa.
B. Jenis – Jenis Penilaian Berbasis Kelas

1. Penilaian Kinerja
Pada dokumen kurikulum tercantum banyak hasil belajar yang menggambarkan
proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Untuk menilai hasil belajar tersebut dibutuhkan
pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian kerja adalah penilaian
berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang
terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa.
Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih
mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Semakin sering guru mengamati
unjuk kerja siswa, semakin terpercaya hasil penilaian kemampuan siswa. Penilaian
dengan cara ini lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam
berpidato, pembacaan puisi, dan diskusi, pemecahan masalah dalam suatu kelompok,
partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil, menari, memainkan alat musik, dan
melakukan aktivitas berbagai cabang olahraga, menggunakan peralatan laboratorium,
dan mengoperasikan suatu alat. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam
berbagai konteks sebelum menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.
Contoh; untuk menilai kemampuan berbicara siswa, perlu dilakukan pengamatan
berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita,
dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan siswa akan
lebih utuh.

2. Penilaian Sikap
Penilaian sikap merupakan penilaian berbasis kelas terhadap suatu konsep
psikologi yang komplek. Penilaian sikap dapat dilakukan dalam berbagai mata
perlajaran yang berkaitan dengan berbagai obyek. Obyek penilaian sikap antara lain,
sikap terhadap mata pelajaran, sikap terhadap guru mata pelajaran, sikap terhadap
proses pembelajaran dan sikap terhadap materi pembelajaran. Untuk pengukuran
sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain observasi perilaku, pertanyaan
langsung, laporan pribadi, dan skala sikap.

3. Penilaian Tertulis
Tes tertulis adalah alat penilaian berbasis kelas yang penyajiannya dalam bentuk
tertulis. Tes ini dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah, isian singkat
dan uraian. Biasanya tes tertulis digunakan untuk menilai pengetahuan yang dimiliki
peserta didik. Penilaian tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan
dalam kondisi tertentu. Dari berbagai alat penilaian tertulis, alat penilaian jawaban
benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai
kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Alat pilihan
ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan
ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya
tetapi cenderung hanya menerka jawaban yang benar. Hal ini menimbulkan
kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan
soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya karena tidak
menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya. Esai adalah alat penilaian
yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan
gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan
kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini
antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.

4. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan
menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam
menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian terhadap suatu
tugas yang mengandung aspek investigasi harus selesai dalam waktu tertentu.
Investigasi dalam penugasan memuat beberapa tahapan, yaitu perencanaan,
pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data. Penilaian Proyek melalui
tugas dilakukan terhadap tugas yang dilakukan siswa secara individual atau secara
kelompok untuk periode tertentu. Tugas sering berkaitan dengan pengumpulan
data/bahan, analisis data, penyajian data atau bahan, dan pembuatan la2poran. Tugas
dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa dalam bidang
tertentu, mengetahui. Penilaian melalui Proyek melalui tugas dilakukan terhadap
tugas yang dilakukan siswa secara individual atau secara kelompok untuk periode
tertentu. Tugas sering berkaitan dengan pengumpulan data/bahan, analisis data,
penyajian data atau bahan, dan pembuatan laporan. Tugas dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa dalam bidang tertentu. Penilaian
proyek dapat dilakukan terhadap proses selama pengerjaan tugas atau terhadap hasil
tugas akhir. Dengan demikian, guru bisa menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan daftar cek (checklist) atau skala
penilaian (rating scale).
5. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian berbasis kelas terhadap penguasaan
keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk (proses) dan penilaian
kualitas hasil kerja peserta didik tertentu. Penilaian produk meliputi pula penilaian
terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung), barang barang terbuat dari kayu,
keramik, plastik, dan logam. Penilaian produk ini tidak hanya melihat hasil akhirnya
saja tetapi juga proses pembuatannya. Contoh, kemampuan siswa menggunakan
berbagai teknik menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue
dengan hasil baik, bercita rasa enak, dan berpenampilan menarik.

Pengembangan produk meliputi tiga tahap, yaitu :

- Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan siswa merencanakan, menggali,


dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
- Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan siswa menyeleksi dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik.
- Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan siswa membuat produk
sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.

Untuk produk penilaian biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. Cara
holistik yang berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada
tahap appraisal. Cara analitik terhadap aspek-aspek produk yang berbeda, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan. Contoh penilaian untuk produk teknologi pada tahap perencanaan
termasuk kriteria yang berkaitan dengan desain dan pemilihan bahan pada tahap
produksi termasuk kriteria yang berkaitan dengan aplikasi proses dan kemampuan
menggunakan alat dan pada tahap appraisal termasuk kriteria berkaitan dengan
pencapaian tujuan yang diinginkan.

6. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah menilai karya-karya peserta didik berkaitan dengan
mata pelajaran tertentu. Dalam penilaian portofolio ada lima manfaat dasar portofolio.
Thomas Armstrong menyebutnya “5 K penyusunan portofolio”, yaitu sebagai berikut:
a. Karya yang dihargai. Untuk mengakui dan menghargai hasil karya dan prestasi
siswa selama satu tahun ajaran
b. Kognisi. Untuk membantu siswa menilai sendiri hasil karyanya
c. Komunikasi. Untuk mengkomunikasikan kemajuan proses belajar siswa kepada
orang tua, pengasuh dan siswa sendiri
d. Kerjasama. Untuk menyediakan sarana bagi sekelompok siswa sehingga dapat
menghasilkan karya cipta dan mengevaluasinya secara kolektif.
e. Kompetensi. Untuk menetapkan kriteria yang membandingkan hasil karya siswa
dengan siswa lain, atau dengan titik acuan atau standar tertentu.
Dengan menggunakan penilaian portofolio, kompetensi peserta didik dapat
diketahui yaitu dengan melihat berbagai kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan
peserta didik.
7. Penilaian Diri Sendiri
Penilaian diri sendiri merupakan suatu metode penilaian yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengambil tanggung jawab terhadap belajar mereka
sendiri. Mereka diberi kesempatan untuk menilai pekerjaan dan kemampuan mereka
sesuai dengan pengalaman yang mereka rasakan. Reys, Suydam, linguist, & Smith
(1998) mengatakan bahwa siswa merupakan penilai yang baik (the best assessor)
terhadap perasaan dan pekerjaan mereka sendiri. Oleh karena itu, guru dapat memulai
proses penilaian diri dengan kesempatan siswa untuk melakukan validasi pemikiran
mereka sendiri atau jawaban-jawaban hasil pekerjaan mereka. Siswa perlu memeriksa
pekerjaan mereka dan memikirkan tentang apa yang terbaik untuk dilakukan dan area
mana mereka perlu dibantu. Untuk menuntun siswa dalam memahami proses
penilaian diri, guru perlu melengkapi mereka dengan lembaran self-assessment.
Penilaian diri dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri
siswa karena penilai yang tahu persis tentang diri siswa adalah siswa sendiri dan
siswa menjadi penilai yang terbaik atas hasil pekerjaannya sendiri. Selama ini
penilaian keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran pada umumnya dilakukan
oleh guru, sedangkan siswa menjadi obyek penilaian. Sehingga informasi yang
diperoleh belum menunjukkan gambaran yang sesungguhnya tentang siswa. Sebagai
contoh, seorang guru memberi nilai rendah pada siswanya yang suka mengganggu
temannya pada saat guru mengajar. Disini guru memberikan keputusan bukan
berdasarkan kemampuan siswa itu sendiri, tetapi hanya berdasarkan perilaku siswa
yang dilihat guru secara kasat mata saja, padahal guru belum mengetahui secara jelas
apa atau mengapa siswa tersebut menggangu temannya.
KESIMPULAN

Penilaian berbasis kelas adalah penilaian yang dilakukan olch guru dalam rangka proses
pembelajaran yang merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil
peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pencapaian belajar yang terdapat pada kurikulum. Adapun
jenis-jenis dari penilaian berbasis kelas ini adalah penilaian kinerja, penilaian sikap, penilaian
tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian portofolio, penilaian diri sendiri.
Penilaian kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas
siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian sikap merupakan penilaian berbasis kelas terhadap
suatu konsep psikologi yang komplek. Tes tertulis adalah alat penilaian berbasis kelas yang
penyajiannya dalam bentuk tertulis. Penilaian proyek merupakan penilaian untuk
mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai
kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu.
Penilaian produk adalah penilaian berbasis kelas terhadap penguasaan keterampilan peserta
didik dalam membuat suatu produk (proses) dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik
tertentu Penilaian portofolio adalah menilai karya-karya peserta didik berkaitan dengan mata
pelajaran tertentu. Penilaian diri sendiri merupakan suatu metode penilaian yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengambil tanggung jawab terhadap belajar mereka sendiri

Anda mungkin juga menyukai