Anda di halaman 1dari 4

UU CIPTAKER TENTANG PHK

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal
tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan
perusahaan/majikan. Artinya harus adanya hal/alasan tertentu yang mendasari
pengakhiran hubungan kerja ini

Ketentuan dalam aturan perburuhan Nasional pada prinsipnya mengenai PHK


menyatakan bahwa berbagai pihak dalam hal ini pengusaha, pekerja, serikat
pekerja, dan pemerintah harus mengupayakan agar tidak terjadi PHK (pasal 151
ayat (1) UU 13/2003 jo. pasal 37 ayat (1) PP 35/2021) 

Lebih lanjut PP 35/2021 pada Bab V, khusus mengatur pemutusan hubungan


kerja, dengan rincian:  

1. Pasal 36 mengenai berbagai alasan yang mendasari terjadinya PHK. Alasan PHK
mendasari ditentukannya penghitungan hak akibat PHK yang bisa didapatkan
oleh pekerja.
2. Pasal 37 sampai dengan Pasal 39 mengenai Tata Cara Pemutusan Hubungan
Kerja sejak tahap pemberitahuan PHK disampaikan hingga proses PHK di dalam
perusahaan dijalankan. Lebih lanjut bila PHK tidak mencapai kesepakatan tahap
berikutnya dilakukan melalui mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan
industrial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pasal 40 sampai dengan Pasal 59 mengenai Hak Akibat Pemutusan Hubungan
Kerja yakni berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang
penggantian hak, dan uang pisah. Penghitungannya berdasarkan alasan/dasar
dijatuhkannya PHK. 

  Analisis Undang-Undang Cipta Kerja Terhadap Perlindungan Tenaga Kerja Di


Indonesia
Pada bulan Maret tahun 2020, Pemerintah telah menerbitkan kebijakan penanggulangan
penyebaran virus corona COVID-19 dengan mengeluarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala
Besar. Aturan dimaksud membatasi aktivitas warga negara pada daerah tertentu yang terjangkit
infeksi Covid-19 secara menyeluruh demi mencegah semakin menyebarnya Covid-19.
Pembatasan tersebut, diantaranya dengan menutup operasional perusahaan, sehingga berpotensi
terhadap keberadaan usaha serta melakukan tindakan efisiensi kerjawan dengan cara diputusnya
hubungan kerja. Pada saat bersamaan Pemerintah dan legislatif menetapkan UU Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan mengubah sebagian UU Ketenagakerjaan sebelumnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaaimana bentuk perlindungan tenaga
kerja akibat disahkannya UU Cipta Kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif dengan tipe penelitian yuridis normatif dan metode analisis deskriptif
analitis. Hasil dari penelitian ini adalah belum tercapainya keadilan dalam mendapat memberikan
perlindungan yang lebih baik kepada segenap tenaga kerja Indonesia karena posisi tawar yang
tidak seimbang antara pengusaha dengan pekerja, sehingga perlu adanya aturan yang mampu
menyeimbangkan kedudukan antara kadua pihak.


PPH

Penghasilan adalah salah satu objek pajak. Berdasarkan Undang Undang Perpajakan No. 36
tahun 2008 Pasal 1, pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas subjek pajak atas
penghasilan yang  diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. 

Pajak Penghasilan atas Usaha Kecil Menengah (UKM) mengalami perubahan dalam Undang-Undang
Pajak nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak penghasilan (UU PPh terbaru). Dalam UU PPh terbaru tarif
pajak untuk Usaha Kecil Menengah yang berbentuk badan dengan peredaraan bruto sampai dengan 4.8
Milyar mendapat fasilitas pemotongan tarif 50% dari tarif normal. Hal ini berimplikasi pada penurunan
tarif bagi Usaha Kecil menengah sejak tahun 2009 dibandingkan dengan tarif berdasarkan Undang-
Undang PPh sebelumnya (UU PPh lama).

Secara umum fungsi utama pajak adalah fungsi distribusi, alokasi, dan stabilisasi (Musgrave, 1984).
Dengan berpegang pada prinsip yang dianut secara universal dalam kurun waktu 2007 sampai 2009
telah terjadi reformasi atas tiga Undang-Undang Pajak di Indonesia yaitu Undang-Undang tentang
Ketentuan Umum Perpajakan, Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai. Sesuai dengan
penjelasan pada Undang-Undang Pajak Penghasilan, maka perubahan Undang-Undang Pajak
Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 (UU PPh terbaru) dengan berpegang pada prinsip yang dianut secara
universal yaitu keadilan, kemudahan, dan efisiensi administrasi. Oleh karena itu, maka tujuan
penyempurnaan UU PPh terbaru antara lain untuk lebih meningkatkan keadilan pengenaan pajak,
kemudahan dan kesederhanaan administrasi pajak, memberikan kepastian hukum, serta menunjang
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan daya saing untuk menarik investasi baik PMA maupun
PMDN. Berdasarkan pada tujuan penyempurnaan atas perubahan UU PPh maka dalam penjelasan UU
PPh Nomor 36 tahun 2008 terkait dengan UKM antara lain disebutkan bahwa perubahan UU PPh
meliputi peningkatan daya saing dengan negara lain, prinsip keadilan dan netralitas dalam penerapan
tarif, pemberian dorongan bagi berkembangnya usaha-usaha kecil serta penyerderhanaan dan
perubahan struktur tarif untuk lebih memberikan beban pajak yang lebih proporsional bagi tiap-tiap
Wajib Pajak. Dengan demikian, prinsip keadilan dan netralitas dalam penerapan tarif PPh menjadi salah
satu faktor utama dalam menunjang pertumbuhan UKM.

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN KARYAWAN


Apakah perhitungan Pajak Penghasilan Karyawan dengan status pegawai tetap yang memiliki
NPWP, Apakah perhitungan Pajak Penghasilan Karyawan dengan status pegawai tetap yang
tidak memiliki NPWP dan Apakah perhitungan Pajak Penghasilan karyawan dengan status
pegawai harian yang memiliki NPWP
dasar dalam perhitungan PPh Pasal 21 UU No. 36 Tahun 2008 untuk status penghasilan
pegawai tetap dan status penghasilan pegawai tidak tetap, tarif PPh Pasal 21 Menurut UU No.
36 Tahun 2008 dan besarnya tarif yang diterapkan terhadap wajib pajak yang tidak memiliki
NPWP berdasarkan Pasal 21 ayat (5a) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.
 diketahui bahwa Pelaksanaan perhitungan pajak penghasilan karyawan untuk status pegawai
tetap yang memiliki NPWP dan pelaksanaan perhitungan pajak penghasilan untuk status pegawai
tetap yang tidak memiliki NPWP sudah sesuai dengan ketentuan PPh Pasal 21 UU Nomor 36
Tahun 2008. Sedangkan pelaksanaan perhitungan pajak penghasilan karyawan untuk status
pegawai harian yang memiliki NPWP tidak sesuai dengan ketentuan PPh Pasal 21 UU Nomor 36
Tahun 2008 karena Perusahaan tidak melakukan pemotongan Pajak Penghasilannya.

Anda mungkin juga menyukai