Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM”

DI SUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS :


MATA KULIAH : AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN II
DOSEN PENGAMPUH : Dr. Farid Haluti,S.Ag.,M.Pd

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK I

KETUA : ASRIANI (20031041)


ANGGOTA : - ADITYANWAR LAGANDJA (20031081)
- NI LUH APRILLIA VIRHINTINA (20031109)
- HALIFA JABAR (20031119)
- FITRIYANI TABONA (20031071)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK BANGGAI
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

luwuk, 10 november  2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...…i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………......ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………..1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………….........1
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH……………....….....2
2.2 PENGERTIAN MUHAMMADIYAH……………………………………………..4
2.3 SEBAB-SEBAB MUHAMMADIYAH DI DIRIKAN………………………….....6
2.4 MAKSUD DAN TUJUAN MUHAMMADIYAH ...................................................6
2.5 MUHAMMADIYAH SEBAGAI ORGANISASI ISLAM.......................................7
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………….…8
3.2 SARAN…………………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Muhammadiyah sebagai organisasi besar di negeri ini tentu banyak faktor yang
mempengaruhi tentang keberadaannya. Selanjutnya muhammadiyah sebagai organisasi
pembaharu pasti ada maksud dan tujuan yang melandasinya. Dengan maksud dan tujuan
tersebut muhammadiyah bergerak dengan besar kecilnya kegiatan sebagai contoh amal usaha
muhammadiyah. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang maksud,tujuan, sejarah
perumusan serta pengertian yang terkandung didalamnya. Rumusan maksud dan tujuan
muhammadiyah sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami beberapa kali perubahan
redaksional, perubahan susunan bahasa dan istilah. Sekalipun begitu tidak dengan sendirinya
berubah isi dan jiwanya, karena hakekatnya antara yang lama dan baru adalah sama-sama
untuk perubahan yang lebih baik.Maksud dan tujuan yang dimaksud adalah yang termaksud
dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga muhammadiyah. Pada dasarnya maksud
dan tujuan muhammadiyah adalah sebagai organisasi yang bergerak dalam berbagai bidang
amal usaha untuk perbaikan kualitaas hidup masyarakat bangsa dan negara.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Bagauimana berdirinya Muhammadiyah?

b. Apa itu muhammadiyah?

c. Siapa tokoh pendirinya?

d. Apakah maksud dan tujuan muhammadiyah?

e. Bagaimana Muhammadiyah sebagai Organisasi

Islam ?

1.3 TUJUAN

Untuk mengenal muhammadiyah secara lebih dalam dari berbagai sudut pandang. Sehingga
sebagai bagian dari keluarga muhammadiyah kita dapat melakukan hal yang ingin di capai
dari muhammadiyah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

Berdirinya muhammadiyah pada awal abad kedua puluh ini, tidak terlapas dari latar
belakang tertentu. Latar belakang tersebut kalau diklasifikasikan terbagi menjadi dua bagian,
yaitu latar belakang yang merupakan faktor subyektif dan latar belakang yang merupakan
faktor obyektif. Yang terakhir ini masih di bagi menjadi faktor intern ( indonesia ) dan faktor
ekstern ( luar negeri )

a.Faktor subyektif

Yang termasuk faktor subyektif ini adalah faktor pribadi pendiri muhammadiyah yaitu
KH.A.Dahlan. Kelahiran muhammadiyah tidak dapat dilepaskan dari pribadi KH.A.Dahlan
pemahaman KH.A.Dahlan terhadap agama islam yang mendalam dan yang luas, merupakan
pendorong pendiriaan muhammadiyah, apa lagi kenyataanya beliau melihat, bahwa praktek
pelajaran agama islam di indonesia masih banyak yang belum seseuai dengan apa yang telah
di pahaminya. Menurut KH.A.Dahlan usaha – usaha untuk membawa umat ialsm agar
menjalankan syariat islam sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh nabi Muhammad
SAW harus dilakukan secar bersama – sama oleh sekelompok orang sesuai yang dianjurkan
surat Ali Immron 104

Pemikiran KH A.Dahlan yang cemerlang tersebut tidak terlepas dari kehidupan


pribadinya yang diuraikan secara singkat sebagai berikut :

K.H.A Dahlan dilahirkan pada tahun1868 dikampung Kauman Yogyakarta.Kampung ini


dikenal sebagai tempat bermukimnya orang-orang alim yang taat menjalankan agama Islam .
Pada masa kecil K.H.A.Dahlan diisinya dengan belajar agama pada orang tuanya atau guru-
guru lain,hingga pada umurnya yang ke 15,ayahnya H.Abu Bakar mengirimnya ke Mekkah
untuk menunaikan ibadah haji dan melanjutkan pengajiannya. Setelah sekitar 4 tahun di
Mekkah ia kembali ke Tanah Air, dan melihat kenyataan bahwa praktek pelaksaan Islam
banyak yang tidak sesuai dengan apa yang telah dipelajarinya.Hakekat kenyataan seperti
itu ,walaupun selain baru pulang dari luar negeri,tidak serta mencelanya, malah tetap mengaji
dan berdiskusinai mengenai hal itu kepada guru-guru yang lebih tua.

Akhirnya beliau bertemu dengan Syeh Syurkati seorang tokoh Jamiatul Khoir dan
menyarankan kepada K.H.A.Dahlan kembali ke Mekkah untuk mendalami lagi agama Islam
yang telah dipelajarinya itu.Pada waktu beliau kembali lagi ke Mekkah ,disana telah banyak
terjadi perubahan dan sedang berkembang aliran pembaharuan yang dipelopori oleh
Muhammad Ibnu Abdul Wahab. K.H.A. Dahlan lalu mempelajari buku-buku tokoh-tokoh
pembaharu tersebut dan berkesimpulan , bahwa penyebaran ajaran Islam harus dilaksanakan
dengan perjuangan. Kembali ke Tanah Air K.H.A. Dahlan mengajak teman-temannya untuk
melaksanakan ide-idenya yang lalu,yaitu memperjuangkan agar ajaran Islam dilaksanakan
oleh umat Islam secara murni lalu lahirlah Muhammadyah.

Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, atau 18 November 1990 Miladiyah, oleh K.H.A.
Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai ‘’ Gerakan Islam” dengan nama
Muhammadiyah yang disusun dengan majelis-majelis (bagian-bagian)nya, mengikuti
peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam
permusyarawatan atau muktamar. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban
mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya,Nabi Muhammad
SAW ,untuk mendapat karunia dan ridho-Nya di dunia dan akherat, dan untuk mencapai
masyarakat yang sentosa dan bahagia, diserai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-
limpah ,sehingga merupakan “suatu Negara yang indah,bersih,suci dan makmur dibawah
perlindungan Tuhan yang Maha Pengampun”.

Maka dengan melalui Muhammadyah ,mudah-mudahan umat Islam dapatlah diantarkan ke


pintu gerbang Sorga “Jannatun Naim” dengan keridhoan Allah yang maha Rahman dan
maha Rahim.

b. factor obyektif

latar belakang ini merupakan keadaan dan kenyataan social budaya maupun social
kebudayaan sosial keagamaan pada masa itu baik yang ada di Indonesia maupun di luar
negeri.

1.Factor obyektif internal

Pada awal abad ke dua puluh keadaan umat islam di Indonesia adalah sangat lemah.
Kemiskinan maupun kebodohan ada pada umat islam. Dalam bidang keaggamaan praktek–
praktek bid’ah, khurafat,syirik dan takhayul merajalela.keadaan ini memamg di ciptakan oleh
kolonialis belanda yang ingin berkuasa terus di Indonesia.Taktik yang digunakan adalah
memperkecil kesempatan pendidikan bagi bangsa Indonesia dan bagi yang berkesempatan
mendapatkan pendidikan ala barat yang menjauhkan mereka dari pengertian dan pemahaman
dari agama Islam. Di samping itu pemerintah kolonial Belanda yang berlatar belakang agama
Nasrani selalu berusaha dan menghalangi agar umat Islam tidak memahami agama Islam
secara murni dan benar ,karena pemahaman Islam yang benar akan menimbulkan kesadaran
akan kemerdekaan.Di pihak lain missi agama Nasrani makin berkembang dengan mendirikan
sekolah,rumah sakit dan tempat-tempat pelayanan sosial lainnya. Apabila hal ini tidak
diimbangi maka makin lama umat Islam makin tertinggal. Kondisi Obyektif masyarakat
Indonesia diatas mendorong K.H.A. Dahlan untuk mendirikan Muhammadyah.
2.Factor obyektif eksternal

Keadaan dunia islam yang jatuh/runtuh sejak abad ke 15 mulai bangkit lagi pada abad ke 19
dan awal abad 20 dengan munculnya pembaharuan-pembaharuan pemikiran islam seperti
Muhammad ibn Abdul Wahab, Jamaludin Al Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridlo dan
lain-lain.Pemikiran-pemikiran meraka menyadarkan kembali umat islam untuk mendalami
dan memahami agama islam dari sumbernya yang asli.Pemahaman yang demikian akhirnya
menimbulkan kesadaran bahwa umat Islam harus bangkit dan ajaran Islam harus
diperjuangkan keberadaannya. Pemahaman dari tokoh-tokoh pembaharu itu meresap pada
diri KH.A.Dahlan terutama ketika ia pergi ke Mekkah untuk yang ke dua kalinya.
Sekembalinya ke Indonesia hubungan dengan pemikiran– pemikiran tersebut masih
diteruskan dan akhirnya melaksanakan organisasi Muhammadyah.

2.2. PENGERTIAN MUHAMMADIYAH

Arti muhammadiyah dapat ditinjau dari segi bahasa dan segi istilah

1. Segi Bahasa

Muhammdiyah berarti “ umat muhammad “ atau “pegikut Muhammad “, yaitu semua orang
yang beragama Islam dan meyakini bahwa nabi Muhammad SAW adalah hamba dan pesuruh
Allah yang terakhir. Dengan kata lain, siapa saja yang mengaku Islam yang dibawa nabi
Muhammad SAW sesungguhnya mereka adalah orang muhammadiyah.

2. Segi istilah

Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang didirikan oleh K.H.Ahmad Dahlan pada tanggal
8 dzulhijah 1330 atau 18 November 1912 di Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama oleh
pendirinya karena dengan nama itu berharap bisa meniru segala jejak perjuangan dan
pengabdian nabi Muhammad saw.

3.Menurut Anggaran Dasar Muhammadyah

Muhammadyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar beraqidah
Islam dan bersumber pada Al-Quran dan sunnah, yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal
8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan 18 November 1912 Miladiyah oleh K.H.A. Dahlan .

4.Menurut kepribadian Muhammadyah

a.Apakah Muhammadyah itu

Muhammadyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “GerakanIslam” maksud


geraknya ialah “Da’wah Islam amar ma’ruf nahi munkar “ yang ditujukan kepada dua bidang
perseorangan dan masyarakat”.
Da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bilang pertama terbagi kepada dua golongan :

1) Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada
ajaran-ajaran Islam yang murni.

2) Kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.

Adapun da’wah Islam Islam dan amar ma’ruf nahi munkar bilang kedua, ialah kepada
masyarakat,bersifat kebaikan ,bimbingan dan peringatan.

Kesemuanya itu dilaksanakan bersama-sama dengan musyawarah atas dasar taqwa


dan mengharap keridhoan Allah semata-mata. Dengan melaksanakan da’wah Islam dan amar
ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadyah
menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ”Terwujudnya masyarakat utama,adil, dan
makmur yang diridhoi Allah SWT”.

b.Dasar dan amal usaha Muhammadyah

Muhammadyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang
tersimpul dalam Muqodimah Anggaran Dasar, yaitu:

1) Hidup manusia harus berdasar tauhid ,ibadah dan taat kepada Allah.

2) Hidup manusia bermasyarakat

3) Mematuhi ajaran – ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-
satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akherat.

4) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban
sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.

5) Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW

6) Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

c. Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadyah

Menili’ dasar prinsip tersebut diatas maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara
perjuangan Muhammadyah untuk mencapai tujuan tunggal nya, harus berpedoman
“Berpegang teguh atas ajaran Allah dan Rasul-Nya bergerak membangun di segenap bidang
dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridhoi Allah”.
2.3 SEBAB - SEBAB MUHAMMADIYAH DIDIRIKAN

Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara


lain:

1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga
menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam
tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam
tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;

2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya
ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;

3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir


kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;

4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta
berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;

5. dan Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama
Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin
menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat

2.4. MAKSUD DAN TUJUAN MUHAMMADIYAH

Segala hal yang dikerjakan oleh muhammadiyah didahului dengan adanya maksud
dan tujuan tertentu. Dan dengan maksud dan tujuan itu pula akan mengarahkan gerak
perjuangan , menentukan besar kecillnya kegiatan serta macam macam amal usaha
muhammadiyah. Pada waktu pertama berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan tujuan
sebagi berikut:

1. Menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi-putra,


di dalam residensi Yogyakarta.

2. Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya

Sejak pertama kali didirikan oleh Ahmad Dahlan sampai Muktamar Muhammadiyah ke-44 di
Jakarta tahun 2000. Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah telah mengalami tujuh kali
perubahan redaksional, susunan bahasan dan istilah yang dipergunakan. Saat ini
Muhammadiyah menggunakan rumusan yang dihasilkan saat Muktamar ke-34 di Yogyakarta,
yaitu : “Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.”
2.5 MUHAMMADIYAH SEBAGAI ORGANISASI ISLAM

Muhammadiyah sebagai Organisasi Islam Muhammadiyah (pada saat berdiri ditulis


Moehammadijah) adalah nama gerakan Islam yang lahir di Kauman Yogyakarta tanggal 18
November 1912. Pada saat waktu berdirinya dan mengajukan pengesahan kepada pemerintah
Hindia Belanda menggunakan tanggal dan tahun Miladiyah. Adapun pertepatan waktu
dengan tanggal Hijriyah ialah tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah. Pendiri Muhammadiyah
adalah seorang Kyai yang dikenal alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji
Ahmad Dahlan, yang sebelumnya atau nama kecilnya bernama Muhammad Darwisy.
Muhammadiyah didirikan dalam bentuk organisasi atau perkumpulan atau perhimpunan
resmi, yang sering disebut dengan “Persyarikatan”, yang waktu itu memakai istilah
“Persjarikatan Moehammadijah”. (Nasir, 1994, hlm. 15). Muhammadiyah merupakan
gerakan Islam berdasar pada Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan
bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Muhammadiyah didirikan oleh KH. A. Dahlan pada
8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau tanggal 18 November 1912 Masehi di Kota Yogyakarta.
Muhammadiyah, demikian gerakan ini diberi nama oleh pendirinya dengan maksud untuk
bertafa’ul (bepengharapan baik), dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangannya
dalam rangka menegakkan dan menjungjung tinggi agama Islam yang semata-mata demi
terwujudnya ‘Ihzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup
umat Islam sebagai realita.
BAB III
Penutup

3.1 KESIMPULAN

Lahirnya Muhammadiyah dilatar belakangi beberapa faktor yaitu: campuraduknya


kehidupan agama Islam di Indonesia, ketidakefisienan lembaga-lembaga pendidikan agama
Islam, aktivitas misi-misi Katholik dan Protestan, dan sikap acuh tak acuh dan tak jarang
sikap merendahkan dari golongan intelegensia terhadap Islam. KH. Ahmad Dahlan sebagai
seorang ulama yang tegas berupaya membenahi masyarakat Indonesia yang berlandaskan
cita-cita agama Islam. Usaha-usahanya ditujukan hidup beragama. Muhammadiyah
memfokuskan usahanya kepada memperbaiki hidup beragama dengan nilsi amal pendidikan
dan sosial. Kyai Haji Ahmad Dahlan mampu menawarkan bentuk pendidikan baru sebagai
aslah dari pendidikan pesantren dan sekolah Belanda. Pendidikan Muhammadiyah juga bisa
menghasilkan generasi muda yang lebih mumpuni dibanding dengan alumni sekolah Belanda
dan pesantren.
Dan juga Gerakan islam muhammadiyah sangat dibutuhkan pada saat ini untuk mengajak
masyrakat yang belum masuk islam dan yang sudah masuk islam dalam menjalani ibadah
yang tidak tercampurnya antara budaya dan agama, dengan demikian dapat terciptanya
masyarakat islam yang sebenar benarnya yang berlandaskan al-quran dan al-hadist.

3.2 SARAN
   Sebagai salah satu gerakan islam yang mengajak masyrakat kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar, muhammadiyah harus lebih srategis dalam mengajak
masyarakat di karenakan pada zaman ini terdapat golongan-golongan yang dapat merusak
akidah islam yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hamdan. (2009). Paradigma pendidikan muhammadiyah, paradigma baru pendidikan


muhammadiyah (Cet. I). Jogyakarta: Ruzz Media. Hasan, M. Ali & Mukti, A. (2003). Kapita
selekta pendidikan islam (Cet. 1). Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Nashir, H, dkk. (1994).
Materi induk perkaderan muhammadiyah. Yogyakarta: Badan Pendidikan Kader PP
Muhammadiyah. Syakirman, M. N. (2001). Pemikiran pembaharuan muhammadiyah:
refleksi konseptual aspek teologi, syariah dan akhlak. Padang: Baitul Hikmah Press.

Anda mungkin juga menyukai